Anda di halaman 1dari 44

Konsep Dasar IPA

SUHU & KALOR


Dosen Pengampu : Ibu Dewi Nilam Tyas, S.Pd., M.Pd.
Kelompok 9
PGSD ROMBEL H

1. AMEL PUTRI SABRINA (1401422373 / 03)


2. HENDRIEK FARHAN SAPUTRA (1401422383 / 12)
3. ZAHROTUN SITI NUR KHOLIMAH (1401422385 / 14)
4. SARNITA (1401422392 / 21)
SUHU
Suhu merupakan ukuran atau derajat panas atau dinginnya suatu benda
atau sistem. Suhu didefinisikan sebagai suatu besaran fisika yang dimiliki
bersama antara dua benda atau lebih yang berada dalam kesetimbangan
termal.
Suatu benda yang dalam keadaan panas dikatakan memiliki suhu yang tinggi,
dan sebaliknya, suatu benda yang dalam keadaan dingin dikatakan memiliki
suhu yang rendah. Perubahan suhu benda, baik menjadi lebih panas atau
menjadi lebih dingin biasanya diikuti dengan perubahan bentuk atau
wujudnya. Misalnya, perubahan wujud air menjadi es batu atau uap air
karena pengaruh panas atau dingin.
Untuk mengetahui dengan pasti suhu suatu
benda, kita memerlukan alat pengukur yang
disebut termometer. Pembuatan termometer
pertama kali dipelopori oleh Galileo Galilei
(1564-1642) pada tahun 1595.

Termometer yang saat ini sering digunakan


terbuat dari bahan cair seperti raksa dan
alkohol. Prinsip yang dipakai pada termometer
adalah pemuaian zat cair ketika terjadi
peningkatan suhu benda. Jika suhu naik, maka
zat cair memuai, sehingga permukaan zat cair
naik. Jika suhu turun, maka zat cair menyusut,
sehingga permukaannya turun.
Macam-Macam Termometer

Termometer Termometer Termometer Termometer Six-


Bellani (Maksimum
Laboratorium Ruang Klinis dan Minimum)
Skala pada
Suhu
Terdapat empat macam skala
termometer yang biasa
digunakan, yaitu :
Celcius (C) = 0°C - 100°C

Reamur (R) = 0°R - 80°R

Fahrenheit (F) = 32°F - 212°F

Kelvin (K) = 273 K - 373 K


Untuk mengonversi (mengubah) suhu dari satu skala ke skala lain,
dapat menggunakan rumus atau formula di bawah ini.
Contoh Soal
1) Suhu ruangan pabrik sari roti adalah 63℃, berapakah suhu ruangan pabrik jika
di konversi ke skala Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin ?
Jawab :
R = (4/5).C = 0,8.63 = 50,4°R
F = (9/5).C + 32 = 1,8.63+32 = 145,4°F
K = C + 273 = 63 + 273 = 336 K

2) Suhu oven kue sandy adalah 45°R, berapakah suhu oven kue sandy jika di
konversi ke skala Celcius, Fahrenheit, dan Kelvin ?
Jawab :
C = (5/4).R = 1,25.45 = 56,25°C
F = (9/4).R + 32 = 2,25.45 + 32 = 153,5°F
K = (5/4).R + 273 = 1,25.45 + 273 = 329,25 K
Pemuaian
PEMUAIAN ADALAH SEBUAH PERISTIWA
MEMUAINYA SEBUAH ZAT KARENA PENINGKATAN
SUHU YANG TERJADI. BENDA BISA BERUBAH
BENTUKNYA MENJADI BERTAMBAH PANJANG,
LEBAR, LUAS, ATAUPUN BERUBAH VOLUMENYA.
SEDANGKAN PENYUSUTAN MERUPAKAN
PERISTIWA MENYUSUTNYA SUATU ZAT KARENA
PENURUNAN SUHU.
Macam-macam Pemuaian

ZAT PADAT

ZAT CAIR

GAS
Pemuaian zat padat
Adalah jenis
pemuaian yang
terjadi pada suatu MUAI PANJANG
benda padat.
Pemuaian terjadi MUAI LUAS
pada seluruh
bagian benda
padat tersebut.
MUAI VOLUME
MUAI PANJANG

Pemuaian panjang adalah


bertambahnya ukuran panjang
suatu benda karena menerima
kalor. Pada pemuaian ini, nilai
lebar dan tebal sangat kecil
dibandingkan dengan nilai
panjang benda tersebut.
Akibatnya, lebar dan tebal
dianggap tidak ada.
RUMUS MUAI PANJANG

Keterangan
CONTOH SOAL

1. Sebuah baja memiliki panjang 1200 cm. Berapakah panjang akhir baja
itu, jika terjadi perubahan suhu sebesar 50°C? (αbaja= 12 × 10-6 °C-1)
Penyelesaian
Diketahui


L = L0 + ∆L

L0 = 1200cm = 1.2m
∆L = L0 αbaja ∆T

∆T = 50°C L = 1.2 + 1.2 12 × 10-6 50



αbaja= 12 × 10-6 °C-1 L = 1.2 + 720 10-6


L = 1.20072 m

Jadi panjang akhir baja tersebut adalah 1.20072 m


MUAI LUAS

Selain panjang, luas suatu benda


juga dapat mengalami pemuaian,
Pemuaian luas adalah pertambahan
ukuran luas suatu benda karena
menerima kalor. Pemuaian luas
terjadi pada benda yang
mempunyai ukuran panjang dan
lebar, sedangkan tebalnya sangat
kecil dan dianggap tidak ada.
RUMUS MUAI LUAS

Keterangan:

ΔA = Perubahan Luas
A0 =Luas awal
β = 2α = Konstanta pemuaian luas
ΔT = Perubahan Temperatur
CONTOH SOAL
Sebuah lempengan besi yang luasnya Mula-mula 20 CM² pada suhu 30 °C,
kemudian lempengan besi dipanaskan hingga mencapai 110 °C. Jika koefisien Muai
panjang besi adalah 0,000012 /°C. Berapakah luasnya sekarang?

Penyelesaian:
Diketahui:


A = Ao (1+2a(T-To}}
*a=0.000012/°C


=20(1+2.0.000012 (110-30)
*Ao = 20 cm²


-2011 +0,000024.80)

* To=30°C
= 20 (1 +0,0092)

* T=110°C
= 20. 1.0092

Ditanyakan: = 20,0384 CM²



*A...? Jadi, luas lempengan besi sekarang adalah 20,0384 CM²


MUAI VOLUME

Pemuaian volume adalah pertambahan


ukuran volume suatu benda karena
menerima kalor. Pemuaian volume
terjadi benda yang mempunyai ukuran
panjang, lebar, dan tebal.
Volume merupakan bentuk lain dari
panjang tiga dimensi, sehingga untuk
menentukan koefisien muai volume,
sama dengan tiga kali koefisien muai
panjang.

RUMUS MUAI VOLUME

Keterangan:
CONTOH SOAL
Sebuah bola yang memiliki volume 60 m3 dipanaskan hingga mencapai temperatur
110oC. Jika pada kondisi awal, kondisi tersebut memiliki temperatur 10oC,
tentukanlah volume akhir bola tersebut setelah terjadi pemuaian (diketahui α = 17
× 10-6/0C)

Diketahui Penyelesaian

V0 = 60 m3 V = V0 + ∆V


∆V = V0 α ∆T
∆T = 110-10 = 100 0C


V = 60 + 60 3 17 × 10-6 100
α = 17 × 10-6/0C

V = 60 + 0.306

V = 60.306 m3

Jadi volume akhir bola tersebut menjadi 60.306 m3


PEMUAIAN ZAT CAIR

Semakin tinggi suhu yang diberikan


pada fluida, semakin besar volume
ekspansinya. Pemuaian fluida
berbeda untuk setiap jenis fluida,
akibatnya walaupun awalnya volume
fluida sama tetapi setelah
dipanaskan volumenya menjadi
berbeda.
Rumus pemuaian zat cair
Keterangan :
Besarnya muai
volume m = massa zat cair (kg)
ρ₀ = massa jenis mula-mula
V= V₀ (1 + γ Δt )
(kg/m3)

V₀= volume mula-mula ( m3atau
Pertambahan liter)
V = volume akhir (m3 atau liter)
volume :
γ = koefisien muai volume (/oC)
ΔV= γ V₀ Δt ( (dibaca gamma)

Massa jenis zat cair


ANOMALI AIR

Jadi ada suhu dimana air memiliki


volume paling kecil, jika pada suhu
tersebut air dipanaskan, Sebaliknya,
volumenya akan bertambah besar,
jika pada suhu tersebut air
didinginkan. Peristiwa ini disebut
dengan anomali air.

PEMUAIAN GAS

ISOTERMIK

ISOBARIK

ISOKORIK
Isobarik
Pemuaian volume pada tekanan tetap

Keterangan:
Gambar (a): gas di dalam ruang tertutup
dengan tutup yang bebas bergerak.
Gambar (b): gas di dalam ruang tertutup
tersebut dipanasi dan ternyata volume
gas memuai sebanding dengan suhu
mutlak gas.
Persamaannya:
Isokorik
Pemuaian tekanan gas pada volume tetap
Gas dalam ruang tertutup rapat yang sedang
dipanasi. Jika pemanasan terus dilakukan
maka dapat terjadi ledakan. Hal tersebut dapat
terjadi karena selama proses pemanasan,
tekanan gas di dalam ruang tertutup tersebut
memuai.
Jadi, pada volume tetap tekanan gas sebanding
dengan suhu mutlak gas. Pernyataan itu
disebut juga dengan hukum Gay-Lussac
Persamaannya:
Isotermik
Pemuaian volume gas pada suhu tetap
Gambar (a): Gas di dalam ruang
tertutup dengan tutup yang dapat
digerakkan dengan bebas.
Gambar (b): Pada saat tutup tabung
digerakkan secara perlahan-lahan,
agar suhu gas di dalam tabung tetap
maka pada saat volume gas diperkecil
ternyata tekanan gas dalam tabung
bertambah besar dan bila volume gas
diperbesar ternyata tekanan gas
dalam tabung mengecil.
Isotermik
Pemuaian volume gas pada suhu tetap
Jadi, pada suhu tetap, tekanan gas berbanding terbalik dengan volume gas.
Pernyataan itu disebut hukum Boyle. Salah satu penerapan hukum Boyle
yaitu pada pompa sepeda. Dari hukum Boyle tersebut, diperoleh:

Jika pada proses pemuaian gas terjadi dengan tekanan berubah, volum
berubah dan suhu berubah maka dapat diselesaikan dengan persamaan
hukum Boyle - Gay Lussac, dimana:
KALOR
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang bisa berpindah dari benda dengan suhu
yang lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah jika keduanya dipertemukan
atau bersentuhan.
Kalor bersifat cenderung menyamakan suhu kedua benda jika saling bertemu atau
bersentuhan. Jika suhu suatu benda itu tinggi maka kalor yang dikandungnya pun
sangat besar. Sebaliknya, jika suhu suatu benda rendah maka kalornya pun sedikit.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya kalor yang ada pada benda atau zat
menyesuaikan dengan 3 faktor, yakni massa zat, jenis zat (kalor jenis), dan
perubahan suhu.
Kalor bisa menaikan atau menurunkan
suhu, jadi semakin besar kenaikan suhu,
kalor yang diterima pun semakin banyak.
Sebaliknya, kenaikan suhu yang kecil akan
membuat kalor yang diterima juga sedikit.
Itu artinya, hubungan kalor (Q) akan
berbanding lurus atau sebanding dengan
kenaikan suhu (∆ T), jika massa (m) dan
kalor jenis zat (c) suatu benda itu tetap.
Keterangan
Rumus Kalor c = kalor jenis zat (J/kg⁰C)
Q = banyaknya kalor yang
dilepas atau diterima oleh
1. Rumus Perpindahan Kalor Q = m.c.ΔT suatu benda (Joule)
m = massa benda yang
2. Rumus Kalor Jenis c = Q / m.ΔT menerima atau melepas
kalor (kg)
3. Rumus Kapasitas Kalor C = Q / ΔT ΔT = perubahan suhu
C = m.c C = kapasitas kalor (J/K)
4. Rumus Menentukan Kapasitas Kalor Itu Sendiri
(⁰C)
5. Rumus Kalor Lebur dan Uap Kalor lebur (Q = m x L) L = Kalor lebur zat
Kalor uap (Q = m x U) (Joule/kilogram)
U = Kalor uap zat
(Joule/kilogram)
JENIS-JENIS KALOR
1. Kalor Pembentukan (∆Hf)
Kalor pembentukan kata adalah kalor yang menghasilkan atau
dibutuhkan untuk membuat 1 mol senyawa dalam unsur- unsurnya.
2. Kalor Penguraian (∆Hd)
Kalor penguraian adalah bentuk kalor yang dihasilkan atau
dibutuhkan untuk mengurai 1 mol senyawa menjadi unsur- unsur yang
lain.
3. Kalor Pembakaran (∆Hc)
Kalor pembakaran adalah kalor yang didapat atau diperlukan untuk
membakar 1 mol zat, yakni unsur atau senyawanya.
4. Kalor Netralisasi (∆Hn)
Kalor netralisasi adalah jenis kalor yang didapatkan atau dibutuhkan
untuk membentuk 1 mol H20 dari reaksi antara asam dan basa.
5. Kalor Pelarutan (∆Hs)
Kalor pelarutan adalah jenis kalor yang didapatkan atau dibutuhkan
untuk melarutkan 1 mol zat yang awalnya padat menjadi larutan.
ASAS BLACK
Asas Black dikemukakan oleh Joseph Black, di mana asas ini
merupakan suatu prinsip dalam termodinamika yang berbunyi:
“pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas oleh zat
yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor yang
diterima oleh zat yang suhunya lebih rendah.”
Pada asas Black berlaku:
Jika dua buah benda dengan suhu yang berbeda dicampurkan,
maka benda yang lebih panas akan memberi kalor pada benda
yang lebih dingin hingga suhu keduanya sama.
Jumlah kalor yang diserap oleh benda dingin sama dengan jumlah
kalor yang dilepas oleh benda panas.
Benda yang didinginkan akan melepas kalor yang sama besar
dengan kalor yang diserap bila benda tersebut dipanaskan.
Asas Black

Secara matematis, asas Black dapat dituliskan sebagai:


Qlepas=Qterima
m1c1(T1 - Ta) = m2c2(Ta - T2)
Keterangan:
m1 = massa benda 1 yang suhunya lebih tinggi
m2 = massa benda 2 yang suhunya lebih rendah
c1 = kalor jenis benda 1
c2 = kalor jenis benda 2
Ta = temperatur akhir pencampuran kedua benda
T1 = temperatur benda 1
T2 = temperatur benda 2
PERUBAHAN KALOR
1. Kalor Bisa Mengubah Suhu Zat
Masing- masing benda pada dasarnya memiliki suhu yang lebih rendah dari
nol mutlak, jadi zat benda tersebut pasti memiliki kalor. Jika zat benda
tersebut dipanaskan, maka akan menerima tambahan kalor sehingga
suhunya menjadi meningkat atau bertambah. Sebaliknya, jika zat benda
tersebut didinginkan maka akan melepaskan kalor yang menyebabkan
suhunya menjadi turun.

2. Kalor Bisa Mengubah Wujud Zat


Pada beberapa jenis zat benda jika diberikan kalor dalam satuan tertentu,
maka zat benda tersebut akan mengalami perubahan. Misalnya es yang
dipanaskan atau diberi kalor maka akan terjadi perubahan wujud dari yang
semula padat menjadi cair. Jika proses pemanasan terus dilakukan maka
zat air tersebut akan berubah lagi menjadi wujud zat gas. Hal ini terjadi
ketika zat yang akan berubah bentuk dari titik zat cait menjadi titik lebur
benda.
Pengaruh kalor terhadap

wujud benda

Skema perubahan wujud benda


Perpindahan kalor

Konduksi

Konveksi

Radiasi
Macam-macam Perpindahan Kalor
1. Konduksi
Perpindahan kalor secara konduksi terjadi dengan melewati zat perantara
seperti logam tanpa disertai perpindahan partikel- partikel secara permanen di
dalam zat itu sendiri.
Laju Kalor = Q/t = kA (T2 – T1)/x
2. Konveksi
Konveksi adalah salah satu perpindahan kalor yang melewati suatu zat
disertai dengan perpindahan bagian-bagian zat- zat itu sendiri.
3. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan kalor yang tidak menggunakan zat perantara
sama sekali. Perpindahan kalor secara radiasi tidak selalu mengharuskan
kedua benda untuk bertemu atau saling bersentuhan karena kalor tersebut
dapat berpindah tanpa zat perantara. Itu artinya kalor akan dipancarkan ke
semua arah oleh sumber panas dan kemudian mengalir ke semua arah yang
bisa dituju.
Laju Kalor = Q/t = σeAT4
Konduksi
Konduksi, atau disebut juga hantaran, merupakan salah satu cara perpindahan kalor

melalui suatu perantara zat tanpa disertai perpindahan bagian-bagian dari zat itu.
Misalnya,

ketika kita memanaskan logam pada salah satu ujungnya, maka lambat laun ujung
lainnya

akan menjadi panas karena adanya perpindahan kalor melalui logam tersebut.
Contohnya,

apabila seseorang memasak dengan menggunakan panci, maka api dari kompor
akan

memanaskan bagian dasar panci terlebih dahulu sebelum kemudian seluruh


permukaan

badan panci menjadi panas

Konveksi
Konveksi merupakan salah satu cara perpindahan kalor melalui suatu zat disertai oleh
perpindahan zat tersebut. Perpindahan kalor secara konveksi hanya terjadi pada zat cair
dan

gas (fluida). Perpindahan kalor secara konveksi dinamakan juga aliran panas, karena
bagian bagian zat itu terus mengalir selama pemanasan. Misalnya, perpindahan kalor
melalui air

yang dipanaskan. Ketika air dipanaskan, maka bagian air yang panas akan berkurang
massa

jenisnya, sehingga akan naik ke permukaan. Tempat air panas tersebut akan digantikan
oleh

air dingin yang juga akan mengalami hal serupa dengan air panas sebelumnya. Proses
seperti

ini terus berulang hingga akhirnya seluruh bagian air menjadi panas.

Radiasi
Radiasi atau pancaran merupakan cara perpindahan
kalor tanpa perpindahan zat

perantara. Misalnya pancaran sinar matahari. Panas dari


matahari dapat sampai ke bumi,

walaupun jarak antara bumi dan matahari sangat jauh


dan diantara bumi dan matahari

terdapat ruang hampa.

VIDEO PRAKTIKUM
Terima kasih!
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai