Anda di halaman 1dari 20

SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas MKU Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu : Asep Ginanjar, S. Pd., M. Pd.

Disusun oleh :

Nama : Amel Putri Sabrina


NIM : 1401422373
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2023
Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya
sehingga saya bisa menyelesaikan makalah berjudul “Sejarah Perjuangan Bangsa
Indonesia” untuk penugasan Mata Kuliah Umum Pendidikan Pancasila.

Penyusunan makalah ini tidak dapat terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Maka dari itu, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya khususnya kepada
Bapak Asep Ginanjar, S. Pd., M. Pd. yang telah memberikan penugasan ini kepada
saya.

Saya menyadari masih banyak kekurangan dari makalah ini, sehingga saya
berterima kasih apabila adanya saran dan masukan yang diberikan pada saya supaya
bisa membuat karya yang lebih baik lagi kedepannya.

Semarang, 6 Maret 2023

Amel Putri Sabrina

2
DAFTAR ISI

SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA ............................................ 1


Kata Pengantar ........................................................................................................ 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ......................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
C. Tujuan ....................................................................................................... 4
BAB II ..................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6
1. Perjuangan Bangsa Indonesia sebelum Kemerdekaan ................................. 6
2. Perjuangan Bangsa Indonesia setelah Kemerdekaan ................................... 9
3. Proses Perumusan Pancasila ...................................................................... 13
4. Nilai-nilai yang terkandung dalam Peristiwa Sejarah Indonesia ............... 17
BAB III ................................................................................................................. 19
PENUTUP ............................................................................................................. 19
Simpulan ........................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia dan ideologi bangsa, yang
bertujuan sebagai alat pemersatu bangsa, pandangan hidup, dan lambang persatuan
serta kesatuan seluruh rakyat Indonesia. Pancasila satu-satunya ideologi yang
dianut oleh masyarakat Indonesia berhasil menyatukan berbagai suku masyarakat
yang ada di Indonesia. Sehingga Indonesia bisa menjadi bangsa yang satu walaupun
berisi masyarakat dari beragam suku dan budaya.
Pancasila tidak serta merta ada seperti sekarang ini. Untuk sampai ke tahap ini,
Indonesia harus melewati berbagai peristiwa dan pertumpahan darah yang telah
menggugurkan para pahlawan bangsa. Namun, perjuangan para pahlawan bangsa
tidaklah sia-sia. Karena Indonesia sudah berhasil melepaskan diri dari para
penjajah, serta kini menjadi bangsa yang satu dan kuat. Indonesia yang mulanya
masih bergerak sendiri-sendiri sesuai suku ataupun kelompok masyarakat, akhirnya
bersatu dan hal itu lah yang membuat Indonesia bisa merdeka.
Setelah memproklamasikan kemerdekaan, rakyat Indonesia tidak bisa
dikatakan sudah selesai berjuang. Para pahlawan bangsa, masih terus berjuang agar
kemerdekaan Indonesia diakui oleh negara-negara lain. Mereka tidak hanya
berjuang di medan pertempuran, tetapi juga bertarung di meja diplomasi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk dan proses perjuangan bangsa Indonesia sebelum
kemerdekaan?
2. Bagaimana bentuk dan proses perjuangan bangsa Indonesia setelah
kemerdekaan?
3. Bagaimana proses perumusan Pancasila menjadi dasar negara?
4. Apa saja nilai-nilai yang terkandung dari adanya peristiwa sejarah
Indonesia?

C. Tujuan
1. Memahami bentuk dan proses perjuangan bangsa Indonesia sebelum
kemerdekaan.
2. Memahami bentuk dan proses perjuangan bangsa Indonesia sesudah
kemerdekaan.
3. Mengetahui proses perumusan Pancasila.
4. Mengetahui dan memahami nilai yang terkandung dari adanya peristiwa
sejarah Indonesia.

4
5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Perjuangan Bangsa Indonesia sebelum Kemerdekaan


Sebelum merdeka, Indonesia menjadi negara yang dijajah oleh bangsa asing.
Pada mulanya, bangsa asing tersebut tidak langsung menjajah tetapi mereka
merupakan para penjelajah penjuru dunia. Namun karena Indonesia merupakan
negara tropis yang kaya akan Sumber Daya Alam dan Sumber daya manusia, para
bangsa asing menjadi serakah dan ingin menguasainya.
a) Masa Penjajahan Portugis

Portugis datang pertama kali ke Indonesia tahun 1509, tepatnya di


Malaka. Portugis dipimpin Alfonso de Albuquerque dapat menguasai
Malaka pada 1511. Setelah berhasil mendapatkan Malaka, Portugis
memperluas daerah jajahan dari Madura hingga Ternate.
Pada saat Malaka jatuh ke Portugis, kegiatan perdagangan
masyarakat, khususnya masyarakat muslim jadi terganggu. Oleh karena itu,
Kerajaan Demak mengirimkan pasukan untuk melawan bangsa Portugis
lebih dari sekali. Perlawanan itu dipimpin oleh Pati Unus dan Fatahillah.
Namun, perlawanan yang dilakukan Pati Unus belum berhasil mengusir
para penjajah. Hingga tahun 1527, pasukan yang berisi gabungan Demak,
Banten, dan Cirebon akhirnya berhasil merebut Sunda Kelapa yang saat itu
dikuasai Portugis. Setelahnya Sunda Kelapa berubah nama menjadi
Jayakarta.
Setelah menaklukkan Malaka, Portugis mengincar Maluku yang
terkenal kaya akan rempah-rempah. Pada tahun 1512, pasukan Portugis
yang dipimpin oleh Kapten Antonio de Abreu dikirim ke Maluku. Awalnya
Portugis membangun hubungan kerja dengan Ternate sebelum kemudian
mengkhianati mereka dan memprovokasi perlawanan. Alasan perlawanan
Maluku terhadap Portugis adalah kebijakan monopoli perdagangan rempah-
rempah.
Selain perjuangan rakyat Demak dan Maluku, berbagai daerah di
Indonesia juga melakukan perlawanan terhadap Portugis di antaranya :
perlawanan Aceh, perlawanan rakyat Hitu tahun 1520-1522, perlawanan
Sultan Khairun, dan perlawanan Sultan Baabullah,

b) Masa Penjajahan Spanyol

6
Kesuksesan Portugal mendorong negara-negara Eropa lainnya untuk
mengikuti jejaknya. Jika Portugis lebih fokus ke Ternate, berbeda dengan
Spanyol yang lebih tertarik beraliansi dengan Tidore. Terjadi persaingan
antara Portugis dan Spanyol di wilayah Maluku. Spanyol kemudian
membangun benteng di Tidore. Pembangunan benteng ini semakin
memperburuk persaingan antara Portugis dan Ternate dengan Spanyol dan
Tidore. Hingga tahun 1527 terjadinya pertempuran antara Ternate yang
dibantu Portugis dengan Tidore yang beraliansi dengan Spanyol. Benteng
yang dibangun Spanyol berhasil direbut oleh Ternate yang dibantu Portugis.
Portugis dan Spanyol memahami kerugian yang disebabkan oleh
persaingan tersebut. Untuk mengatasi masalah itu, mereka sepakat untuk
membuat perjanjian tahun 1534. Perjanjian tersebut berisi :
1. Maluku menjadi wilayah pengaruh dan aktivitas Portugis
2. Spanyol harus meninggalkan Maluku dan fokus ke Filipina

Kesepakatan ini semakin memperkuat posisi Portugis di Maluku.


Sementara Portugis memonopoli perdagangan, mereka juga ingin
mendirikan kekuasaan di Maluku. Oleh karena itu rakyat Ternate
memutuskan untuk melakukan perlawanan terhadap Portugis.

c) Masa Penjajahan Belanda

Masuknya bangsa Belanda ke Indonesia merupakan akhir dari masa


penjajahan bangsa Portugis. Cornelius de Houtman memimpin Belanda
masuk ke Indonesia melalui Banten pada 1596. Pada tahun 1602 Belanda
mendirikan Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) di Banten karena
ingin menguasai pasar rempah-rempah Indonesia. Ketika pasar Banten
menghadapi persaingan dari pedagang Inggris dan Cina, kantor pusat VOC
pindah ke Sulawesi Selatan.
Di Sulawesi Selatan, VOC mendapat perlawanan dari Sultan
Hasanuddin. Setelah berpindah-pindah, VOC akhirnya tiba di Yogyakarta.
Di Yogyakarta, VOC menyepakati Perjanjian Giyanti, di mana Belanda
mengakui Sultan Mangkubumi sebagai Hamengkubuwono 1. Perjanjian
Giyanti juga membagi Kerajaan Mataram menjadi Kesultanan Yogyakarta
dan Kasunan Surakarta. Pada tanggal 1 Januari 1800, VOC dibubarkan
setelah Prancis mengalahkan Belanda.
Kolonialisme Belanda tidak berhenti bahkan setelah pembubaran
VOC. Pada tahun 1808, politikus Belanda Herman Willem Daendels
diangkat menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Di bawah

7
kepemimpinannya, ia membagi pulau Jawa menjadi sembilan wilayah dan
mendirikan sistem perbudakan dan kerja paksa yang disebut kerja rodi. Di
era Daendels, rakyat Indonesia dipaksa membangun jalan tol dari Anyer
hingga Panarukan. Namun, pemerintahan Daendels singkat dan digantikan
oleh Johannes van den Bosch. Johannes Van den Bosch menggunakan
sistem Cultuur-Stelsel (sistem tanam paksa). Dengan sistem tanam paksa,
setiap desa harus mencadangkan sebagian tanahnya untuk ditanami barang-
barang ekspor seperti tebu, kopi, nila, dan sebagainya. Hasil tanam paksa
ini kemudian dijual kepada pemerintah kolonial dengan harga yang telah
ditentukan yang biasanya sangat murah.
Adanya penjajahan dari Belanda ini, tidak serta merta diterima oleh
rakyat Indonesia. Terdapat perlawanan-perlawanan yang dilakukan rakyat
Indonesia untuk mengusir Belanda, yaitu seperti Perang Padri di Sumatra
Barat, Perang Pattimura di Maluku, Perang Diponegoro di Yogyakarta,
Perang Jagaraga Bali, Perang Banjar, Perang Aceh, dan Perlawanan Rakyat
Batak.
Namun, berbagai pertempuran ini belum berhasil mengusir Belanda
dikarenakan :
1. Perlawanannya sangat tergantung dengan pemimpin
2. Rakyat antar kelompok/daerah yang mudah diadu domba
3. Bersifat kedaerahan atau belum terorganisasi
4. Bersifat sporadis atau masih menyebar, belum adanya persatuan
antara seluruh masyarakat Indonesia

d) Masa Penjajahan Jepang

Setelah dijajah oleh Belanda dalam waktu yang cukup lama,


kemudian datanglah Jepang ke Indonesia. Jepang menggantikan penjajahan
Belanda dengan adanya perjanjian Kalijati pada tanggal 8 Maret 1942, di
mana Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang.
Masa pendudukan Jepang dimulai pada tahun 1942 dan berakhir
pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada masa pendudukan Indonesia, Jepang
membentuk beberapa organisasi. Organisasi yang dibentuk Jepang antara
lain Putera, Heiho (tentara Indonesia dari Jepang), PETA (Pembela Tanah
Air), dan Jawa Hokokai (pengganti Putera).
Pada awal pendudukannya, Jepang diterima dengan baik oleh
masyarakat Indonesia. Jepang mengambil langkah-langkah yang
membangkitkan simpati rakyat dan pimpinan Indonesia. Salah satunya
adalah pendidikan dan pelatihan militer bagi pemuda Indonesia. Namun,
pada akhirnya aksi-aksi tersebut mulai berubah dan merugikan rakyat

8
Indonesia. Jepang mulai memeras tenaga seluruh rakyat Indonesia untuk
bekerja demi kepentingan Jepang yang salah satunya yaitu romusha (kerja
paksa).
Kekejaman yang dilakukan Jepang ini menyebabkan
pemberontakan di berbagai daerah. Pada tahun 1944, keadaan Jepang
semakin memburuk setelah beberapa kali mengalami kekalahan di tangan
pasukan Amerika. Saat itu, pemerintah Jepang akhirnya menjanjikan
Indonesia merdeka. Mereka juga mendirikan Badan Penyelidik Usaha-
usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Maret 1945.
Anggota BPUPKI ini terdiri dari orang Indonesia dan Jepang.
Setelah dua kali melakukan sidang, BPUPKI bubar dan dibentuk
penggantinya yaitu Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang
diketuai Ir. Soekarno dan wakil ketua Drs. Mohammad Hatta.
Pada tanggal 14 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat
terlaksana, para pemimpin dan rakyat Indonesia tetap mempersiapkan
kemerdekaannya sendiri.
Hingga akhirnya pada 17 Agustus 1945, cita-cita kemerdekaan
Indonesia terwujud. Di hari itu, bendera merah putih dikibarkan dan Ir.
Soekarno membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.

2. Perjuangan Bangsa Indonesia setelah Kemerdekaan


Setelah diproklamasikan kemerdekaan oleh Ir. Soekarno, Indonesia tidak bisa
dikatakan sudah selesai berjuang melawan penjajah. Karena Belanda dan bangsa
penjajah yang lain ingin kembali merebut Indonesia.
Berikut ini adalah beberapa peristiwa pertempuran setelah kemerdekaan :
a) Pertempuran Lima Hari di Semarang (15–19 Oktober 1945)

Latar belakang pertempuran 5 hari Semarang adalah larinya pasukan


Jepang dan dr. Karyadi ditembak mati oleh tentara Jepang saat sedang
dalam perjalanan untuk memeriksa salah satu mata air Semarang.
Pemeriksanaan tersebut berdasarkan berita bahwa Jepang menebarkan
racun di mata air tersebut. Akibatnya, rakyat Semarang semakin marah dan
melakukan serangan balasan kepada tentara Jepang.
Supaya pertikaian tidak berlarut-larut, maka digelar perundingan
untuk mengupayakan gencatan senjata. Hingga pada tanggal 20 Oktober
1945, pihak Sekutu melucuti seluruh persenjataaan para tentara Jepang.
Peristiwa Pertempuran Lima Hari ini kemudian dikenang dengan
pembangunan Tugu Muda di Simpang Lima, Kota Semarang.

9
b) Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya

Pertempuran Surabaya adalah peristiwa sejarah antara pasukan


Inggris dan tentara Indonesia. Peristiwa besar ini terjadi pada tanggal 10
November 1945 di kota Surabaya. Pertempuran ini adalah salah satu
pertempuran paling sengit dan terbesar dalam sejarah Revolusi Nasional
Indonesia, yang menjadi simbol nasional perlawanan Indonesia terhadap
penjajahan.
Pertempuran ini berlangsung hampir sebulan sebelum seluruh kota
jatuh ke tangan Inggris. Peristiwa berdarah ini membuat Inggris seperti
merasakan perang di Pasifik, medan perang Surabaya membuat mereka
mendapat julukan “Neraka” karena kerugian yang ditimbulkan pada Inggris
tidak sedikit, sekitar 1600 tentara tewas di Surabaya dan puluhan peralatan
militer rusak.
Peristiwa yang sangat heroik di kota Surabaya berhasil
menggetarkan bangsa Indonesia, sebab mereka menunjukkan semangat
juang, pantang menyerah dan berjuang sampai titik darah penghabisan
untuk mempertahankan kedaulatan dan kehormatan bangsa. Banyaknya
tentara yang tewas dan orang-orang yang menjadi korban saat itu serta
semangat membara yang membuat Inggris serasa di neraka kemudian
membuat kota Surabaya dikenang sebagai kota pahlawan, dan setiap
tahunnya pada tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan.

c) Pertempuran Ambarawa (26 Oktober-15 Desember 1945)


Pertempuran Ambarawa merupakan bentuk perlawanan rakyat
terhadap Sekutu yang terjadi di Ambarawa, sebelah selatan Semarang, Jawa
Tengah. Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh mendaratnya pasukan Sekutu
dari Divisi India ke-23 di Semarang pada tanggal 20 oktober 1945.
Pemerintah Indonesia memperkenankan mereka untuk mengurus tawanan
perang yang berada di penjara Ambarawa dan Magelang.
Kedatangan pasukan Sekutu (Inggris) diikuti oleh pasukan NICA.
Mereka mempersenjatai bekas tawanan perang Eropa, sehingga terjadi
peristiwa di Magelang pada tanggal 26 Oktober 1945 yang berujung pada
baku tembak antara pasukan TKR dengan Sekutu. Peristiwa itu berakhir
dengan kedatangan Presiden Soekarno dan Brigjen Bethell di Magelang
pada 2 November 1945. Mereka mengadakan perundingan gencatan senjata
dan mencapai kesepakatan dalam 12 Pasal.

d) Bandung Lautan Api (24 Maret 1946)

10
Bandung Lautan Api merupakan peristiwa terbakarnya kota
Bandung sebelah selatan akibat politik bumi hangus yang diterapkan TKR.
Kejadian itu terjadi tanggal 23 Maret 1946 setelah ada ultimatum perintah
pengosongan Bandung oleh Sekutu. Seperti di kota lainnya, di Bandung
juga terjadi pelucutan senjata terhadap Jepang. Di pihak lain, tentara Serikat
menghendaki agar persenjataan yang telah dikuasai rakyat Indonesia
diserahkan kepada mereka. Para pejuang akhirnya meninggalkan Bandung,
tetapi terlebih dahulu membumihanguskan kota Bandung. Peristiwa tragis
ini kemudian dikenal sebagai peristiwa Bandung Lautan Api.

e) Puputan Margarana (20 November 1946)


Perang Puputan-Margarana di Bali disebabkan oleh hasil Perjanjian
Linggarjati antara Belanda dan Indonesia. Perjanjian Linggajati menyatakan
bahwa Belanda secara de facto hanya akan mengakui Sumatera, Jawa, dan
Madura sebagai Republik Indonesia.
Setelah disepakatinya Perjanjian Linggajati, pasukan Belanda harus
meninggalkan daerah de facto sebelum 1 Januari 1946. Artinya, perjanjian
Linggajati tidak memasukkan Bali sebagai bagian dari Republik Indonesia,
yang mengecewakan masyarakat Bali dan kemudian menyulut api
perlawanan.
Selain akibat Perjanjian Linggarjati, Perang Puputan-Margarana
juga dipicu oleh I Gusti Ngurah Rai yang saat itu menjabat sebagai kepala
Divisi Sunda Kecil menolak Belanda untuk mendirikan Negara Indonesia
Timur (NIT). Kedatangan serdadu Belanda di Bali dengan tujuan
mempersatukan Bali dengan sisa Negara Indonesia Timur (NIT) juga
menjadi alasan munculnya perlawanan.

f) Pertempuran Medan Area (10 Desember 1945-10 Desember 1946)


Pada tanggal 9 Oktober 1945, pasukan Serikat yang diboncengi oleh
NICA mendarat di Medan. Para Pemuda Indonesia dan Barisan Pemuda
segera membentuk TKR di Medan. Pertempuran pertama pecah tanggal 13
Oktober 1945 ketika lencana merah putih diinjak-injak oleh tamu di sebuah
hotel. Para pemuda kemudian menyerbu hotel tersebut sehingga
mengakibatkan 96 korban luka-luka. Para korban ternyata sebagian orang-
orang NICA. Bentrokan antar Serikat dan rakyat menjalar ke seluruh kota
Medan. Peristiwa heroik ini kemudian dikenal sebagai pertempuran “Medan
Area”.

g) Serangan Umum 1 Maret 1949

11
Serangan Umum 1 Maret 1949 merupakan peristiwa lanjutan dari
Agresi Militer Belanda II yang bertujuan untuk merebut wilayah Republik
Indonesia dengan daerah Yogyakarta sebagai target utamanya. Karena saat
itu ibu kota Indonesia berada di Yogyakarta. Peristiwa penyerangan tersebut
melibatkan sejumlah tokoh-tokoh pahlawan Tanah Air. Mereka tidak ingin
wilayah Republik Indonesia kembali dikuasai Belanda.
Selain itu, para tokoh Indonesia juga melakukan perjuangan dengan cara
diplomasi atau perundingan. Terdapat beberapa perundingan yang dilakukan pasca-
kemerdekaan Indonesia, yaitu :
a) Perundingan Linggarjati
Perundingan Linggarjati berlangsung pada tanggal 11 sampai 15 November
1946, hingga mencapai kesepakatan umum. Isi Perjanjian Linggarjati
adalah sebagai berikut:
1. Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan
wilayahnya meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura.
2. Belanda harus meninggalkan wilayah de facto paling lambat 1 Januari
1949.
3. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama untuk membentuk
Negara Indonesia Serikat, sebagai Republik Indonesia Serikat (RIS),
salah satu negaranya adalah Republik Indonesia (RI).
4. RIS dan Belanda akan membentuk Aliansi Indonesia-Belanda dengan
Ratu Belanda sebagai Presiden.

b) Perundingan Renville
Perjanjian Renville adalah perjanjian antara Indonesia dengan
Belanda yang terjadi pada tanggal 8 Desember 1947 sampai 17 Januari 1948
di atas geladak kapal perang Amerika Serikat sebagai tempat netral
USS Renville, yang berlabuh di Jakarta. Adapun hasil Perjanjian
Renville sebagai berikut : Belanda mengakuti wilayah Indonesia atas Jawa
Tengah, Yogyakarta, dan sebagian kecil Jawa Barat, Jawa Timur, dan
Sumatera. Tentara Republik Indonesia (TRI) harus ditarik mundur dari
daerah-daerah yang diduduki Belanda.
Perjanjian Renville membuat wilayah Indonesia semakin
menyempit. Hal inilah yang kemudian menyebabkan Perdana Menteri Amir
Syarifuddin mundur dari jabatannya karena dianggap gagal dalam
mempertahankan wilayah Republik Indonesia.

c) Konferensi Meja Bundar

12
Konferensi Meja Bundar (KMB) dilaksanakan di Gedung Parlemen
di Den Haag, Belanda pada tanggal 23 Agustus 1949 - 2 November 1949.
Tujuan dari Konferensi Meja Bundar adalah untuk menyelesaikan sengketa
antara Indonesia-Belanda, sekaligus memperoleh pengakuan kedaulatan
Indonesia yang merdeka dan berdaulat.

3. Proses Perumusan Pancasila


• Terbentuknya BPUPKI

Tanggal 7 September 1944, perdana mentri Jepang Koiso


mengumumkan keseluruh dunia tentang pemberian kemerdekaan
kepada rakyat indonesia dalam waktu dekat. Keberadaan tentara Jepang
terus terdesak oleh tentara Sekutu. Tentara Sekutu sudah menyerang
wilayah pendudukan Jepang seperti Papua Nugini, Kepulauan Marshal,
Salamon, Ambon, Manado, Makassar dan Surabaya. Lalu pada tanggal
1 Maret 1945 Saiko Syikikan Kumakici Herada (Panglima tertinggi
bala tentara Dai Nippon di Indonesia) mengumumkan pembentukan
Dokuritsu Junbi Cosakain atau BPUPKI (Badan Penyidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia) untuk menarik simpati rakyat
Indonesia.

• Sidang BPUPKI dan Usulan Rumusan Pancasila


Tujuan dibentuknya BPUPKI adalah untuk mempersiapkan bangsa
Indonesia dalam menyongsong kemerdekaan dan membentuk
pemerintahan sendiri. Anggota BPUPKI dilantik tanggal 28 Mei 1945.
Sidang pertama BPUPKI diadakan 28 Mei – 1 Juni 1945. Tanggal 29
Mei 1945, sidang perumusan dasar Indonesia Merdeka dimulai oleh
anggota BPUPKI. Anggota BPUPKI mengemukakan usulan mengenai
dasar negara Indonesia.
Terdapat 3 tokoh yang menyampaikan usulan rumusan dasar negara
dalam pidato di sidang BPUPKI, yaitu Muhammad Yamin, Supomo
dan Sukarno. Ketiga orang sama-sama mengusulkan lima dasar negara.
- Dasar Negara yang diusulkan oleh Supomo :
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan Rakyat
- Dasar negara yang diusulkan oleh Muh Yamin :

13
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat
- Dasar negara yang diusulkan oleh Soekarno :
1. Kebangsaan Indonesia atau Nasionalisme
2. Peri Kemanusiaan (Internasionalisme)
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
Lima dasar yang dikemukakan Soekarno memiliki julukan
Pancasila. Panca berarti lima, sementara sila berarti asas atau dasar.
Setelah Muh Yamin, Supomo dan Soekarno menyampaikan
pidatonya kemudian ketua BPUPKI menghentikan sidang. Dilanjutkan
dengan pembentukan Panitia Kecil yang bertugas untuk merumuskan
dasar negara.

• Proses Perumusan Pancasila setelah Pidato Ir. Soekarno


Tugas panitia kecil adalah merumuskan kembali pidato Soekarno
yang diberi nama Pancasila sebagai dasar negara.
1) Perbedaan pandangan Antara Golongan Islam dan Paham
Kebangsaan
Dalam anggota Panitia Kecil, terdapat dua golongan
penting yang memiliki perbedaan pandangan dalam
merumuskan Pancasila sebagai dasar negara. Satu golongan
menghendaki agar Islam menjadi dasar negara. Sedangkan
golongan lain menghendaki paham kebangsaan sebagai inti
dasar negara.
Panitia kecil menunjuk sembilan orang perumus yang
selanjutnya disebut dengan Panitia Sembilan. Anggota Panitia
Sembilan yaitu: Ki Bagus Hadikusuma, Kyai Haji Wakhid
Hasyim, Muhammad Yamin, Ahmad Subarjo, Mr AA. Maramis,

14
Abdul Kahar Muzakir, Abikusno Cokrosuyoso, Moh. Hatta, H.
Agus Salim, dan Ir. Soekarno.
2) Lahirnya Piagam Jakarta
Dalam sidang BPUPKI kedua tanggal 10 Juli 1945,
Soekarno melaporkan bahwa sidang Panitia Sembilan (tanggal
22 Juni 1945) telah berhasil merumuskan Pancasila yang
merupakan persetujuan antara Pihak Islam dan Pihak
Kebangsaan.
Rumusan Pancasila dari Panitia Sembilan itu dikenal sebagai
Piagam Jakarta. Rumusan dasar negara dalam Piagam Jakarta
berbunyi :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at islam
bagi para pemeluk-pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
Soekarno mengatakan bahwa Rumusan dasar negara sila 1
merupakan jalan tengah yang diambil akibat perbedaann
pendapat antara golongan islam dan kebangsaan
Namun, banyak tokoh yang keberatan terhadap Piagam
Jakarta ini, Contohnya, keberatan yang disampaikan oleh
Latuharhary yang didukung oleh Wongsonegoro dan Husein
Joyodiningrat. Keberatan yang sama juga diajukan oleh Ki
Bagus Hadikusumo dalam sidang ketua BPUPKI tanggal 14 Juli
1945.

• Pengesahan Pancasila
Dengan ditutupnya sidang BPUPKI yang kedua maka tugas
BPUPKI dianggap selesai kemudian dibubarkan. Untuk melanjutkan
tugas BPUPKI maka dibentuklah PPKI.
Hasil sidang pertama PPKI (18 Agustus 1945), yakni:
- Mengesahkan UUD 1945
a. Menetapkan Piagam Jakarta dengan beberapa perubahan
menjadi pembukaan UUD Negara Republik Indonesia.
b. Menetapkan Rancangan Hukum Dasar dengan beberapa
perubahan dengan UUD Negara Republik Indonesia, yang
dikenal dengan UUD 1945

15
UUD 1945 sebagai konstitusi negara dan menjadi acuan
dalam peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia. Sebelumnya,
rancangan UUD 1945 sudah dibuat oleh BPUPKI. Selain itu juga
dilakukan revisi dari Piagam Jakarta. Revisi dilakukan untuk
kalimat "Ketuhanan dengan Kewajiban menjalankan Syariat Islam
bagi Pemeluk-pemeluknya" menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
- Pembentukan Komite Nasional
Komite Nasional dibentuk untuk membantu presiden dan wakil
presiden, karena belum ada DPR dan MPR.
- Memilih Ir Sekarno dan Drs Mohammad Hatta sebagai
Presiden dan Wakil Presiden

• Rumusan Pancasila dalam Pembukaan UUD NKRI 1945

• Perkembangan Pancasila
Semenjak ditetapkan sebagai dasar negara (oleh PPKI 18 Agustus
1945), Pancasila telah mengalami perkembangan sesuai dengan pasang
naiknya sejarah bangsa Indonesia.
Tahapan perkembangan Pancasila sebagai dasar negara dalam tiga
tahap yaitu :
(1) tahap 1945-1968 sebagai tahap politis,

16
(2) tahap 1969-1994 sebagai tahap pembangunan ekonomi, dan
(3) tahap 1995-2020 sebagai tahap repositioning Pancasila.
Penahapan ini memang tampak berbeda, umumnya para pakar
hukum ketatanegaraan melakukan penahapan perkembangan Pancasila
Dasar Negara yaitu :
1. 1945-1949 masa Undang-Undang Dasar 1945 yang pertama
2. 1949-1950 masa konstitusi RIS
3. 1950-1959 masa UUDS 1950
4. 1959-1965 masa orde lama
5. 1966-1998 masa orde baru dan
6. 1998-sekarang masa reformasi.

4. Nilai-nilai yang terkandung dalam Peristiwa Sejarah Indonesia


Peristiwa-peristiwa yang mewarnai sejarah perjuangan bangsa Indonesia
dalam memperjuangkan kemerdekaan tentunya memiliki nilai-nilai yang bisa
diambil bagi para generasi penerus bangsa. Di antaranya :
▪ Nilai Cinta Tanah Air (Nasionalisme)
Perjuangan para tokoh nasional tentunya dilakukan berdasar
pada rasa cinta tanah air yang tinggi. Di mana rakyat Indonesia tidak
terima apabila tanah air yang dicintainya dijajah oleh bangsa asing.
Bahkan penjajahan itu membuat rakyat menderita dan sengsara.
Sehingga, perlawanan untuk membela tanah air itu sangat penting.
Nilai cinta tanah air juga bisa dilihat dari adanya Sumpah
Pemuda yang diikuti oleh seluruh pemuda dari berbagai suku dan
daerah yang ada di Indonesia. Mereka menyatakan diri menjadi satu
kesatuan masyarakat yaitu bangsa Indonesia.
▪ Nilai Moral Rela Berkorban
Perjuangan para pahlawan tentunya bukan hal yang mudah.
Mereka rela mengorbankan diri, waktu, tenaga, juga hartanya untuk
membela Indonesia. Hal itu patut kita contoh, walaupun cara
mengimplementasikannya berbeda dikarenakan adanya perubahan
zaman.
▪ Nilai Moral Rasa Senasib Sepenanggungan
Nilai moral ini merupakan wujud dari rasa simpati dan
empati yang dimiliki oleh para tokoh perjuangan pada saat itu. Hal
itu bisa dilihat dari adanya persatuan masyarakat Indonesia. yang
membuat bangsa ini menjadi lebih kuat. Dari setiap daerah yang
dijajah, akhirnya mereka bersatu menjadi Indonesia dan bisa

17
mengalahkan para penjajah. Berbeda ketika sebelumnya tiap daerah
melakukan perlawanan secara perkelompok/daerah, hal itu belum
berhasil membuat para penjajah dikalahkan.
Contoh peristiwa lain yang mengandung nilai rasa senasib
sepenanggungan adalah ketika Indonesia menjadi pelopor dalam
kegiatan Konferensi Asia Afrika (KAA) dan Gerakan Non Blok
(GNB). Hal ini dilatar belakangi karena Indonesia juga pernah
menjadi negara yang dijajah oleh bangsa lain. Maka dari itu,
Indonesia tergerak untuk ikut membantu perjuangan kemerdekaan
yang dialami oleh negara-negara lain.
▪ Nilai Tidak Mudah Menyerah
Nilai ini merupakan wujud dari sikap para pejuang ketika
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Walaupun sempat
mengalami kegagalan dalam melawan penjajah, para pahlawan tidak
mudah menyerah. Mereka terus berusaha hingga merdeka bisa
didapatkan, meskipun nyawa menjadi taruhannya.
Penerapan yang bisa dilakukan generasi muda yaitu, tidak
mudah menyerah dalam belajar meskipun mengalami kegagalan.
Kita harus terus berusaha dan mencoba, serta tidak mudah
menyerah.

▪ Nilai Bekerja Keras


Nilai ini menunjukkan sifat parat pejuang, di mana mereka
terus bekerja keras dalam mencapai tujuan yaitu merdeka. Sebelum
tujuan itu terwujud, mereka tidak akan berhenti ataupun menyerah.
Hal itu tentunya sangat menginspirasi bagi para pemuda
Indonesia pada masa ini. Para generasi muda haruslah memahami
dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya, kita harus bekerja keras dalam belajar untuk
mewujudkan cita-cita kita.

18
BAB III

PENUTUP

Simpulan
Sebelum merdeka, Indonesia menjadi negara yang dijajah oleh
bangsa asing. Pada mulanya, bangsa asing tersebut tidak langsung menjajah
tetapi mereka merupakan para penjelajah dunia. Namun karena Indonesia
merupakan negara tropis yang kaya akan SDA dan SDM, para bangsa asing
menjadi serakah dan ingin menguasainya. Sebelum kemerdekaan,
perjuangan yang dilakukan rakyat Indonesia adalah dengan cara
pertempuran, seperti : perlawanan Demak, perlawanan Maluku, Perang
Padri, Perang Aceh, Perang Diponegoro, Perang Puputan, dan sebagainya.
Lalu pada tanggal 17 Agustus Ir. Soekarno memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia. Hal itu tidak serta merta membuat perjuangan
rakyat Indonesia telah selesai. Rakyat Indonesia masih melakukan
perlawanan terhadap para penjajah, contohnya pertemputran 5 hari
Semarang, Bandung Lautan Api, dan Pertempuran Surabaya.
Selain dengan peperangan, tokoh Indonesia juga melakukan
perjuangan secara diplomasi. Contohnya seperti : Perjanjian Renville,
Perjanjian Linggarjati, dan sebagainya.
Tentunya sebagai negara yang merdeka, Indonesia haruslah
memiliki dasar negara. Maka hal itu dibentuklah BPUPKI dan PPKI yng
bertugas menyusun dasar negara dan hal-hal lain terkait undang-undang.
Hingga akhirnya terbentuklah dasar negara yang kita ketahui yaitu Pancasila
yang terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945.
Dari peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sejarah perjuangan
Indonesia, terdapat nilai-nilai yang bisa diambil dan dicontoh khususnya
bagi para pemuda masa kini. Diantaranya, nilai rasa cinta tanah air, rela
berkorban, pantang menyerah, dan rasa senasib sepenanggungan.

19
DAFTAR PUSTAKA
Alfari, S. (2022, August 17). Perlawanan Indonesia terhadap Belanda sampai
Awal Abad-20. Retrieved from ruang guru:
https://www.ruangguru.com/blog/strategi-perlawanan-bangsa-indonesia-
terhadap-penjajahan-belanda
Awei, C. (2016). Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia. Sejarah Kebangsaan, 2-7.
DPR. (2016). Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Retrieved from Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
Ningsih, W. L. (2022, February 4). Perlawanan Rakyat Indonesia terhadap
Portugis. Retrieved from Kompas.com:
https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/04/170000979/di-mana-saja-
perlawanan-rakyat-indonesia-terhadap-portugis-
?page=all#:~:text=Perlawanan%20terhadap%20Portugis%20dilakukan%2
0oleh,akhirnya%20membawa%20hasil%20yang%20menggembirakan.
Prinada, Y. (2021, Desember 1). Sejarah Pertempuran Lima Hari Semarang.
Retrieved from tirto.id: https://tirto.id/sejarah-pertempuran-5-hari-di-
semarang-kronologi-terjadi-tanggal-ga6i
Wanti, D. D. (2017). Proses Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara RI.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.

20

Anda mungkin juga menyukai