Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

IPS

Oleh

NAMA : MERIANI EMILIA TANESIB

KELAS : IX A

SMP NEGERI NEONBAT

KEFAMENANU

2017
1. Factor-faktor penyebab perang dunia I
a. Adanya pertentangan antara negara-negara eropa seperti antara Jerman dengan
Perancis, Jerman dengan Inggris dan Jerman dengan Rusia. Penyebab pertentangan
antara Jerman dengan Perancis karena Perancis ingin melakukan politik kevanche,
Perancis balas dendam terhadap Jerman atas kekalahannya pada perang tahun 1870-
1871. Sedangkan pertentangan antara Jerman dengan Inggris karena Inggris merasa
tersaingi oleh Jerman dalam bidang Industri, daerah jajahan dan pembangunan
Angkatan Laut yang dilakukan oleh Jerman. Untuk penyebab pertentangan Jerman
dan Rusia karena Jerman dianggap menghalangi Politik Air Hangat Rusia yang akan
menerobos ke laut tengah.
b. Adanya politik persekutuan/System of Alliances politik persekutuan tersebut
terbentuk karena masing-masing negara di Eropa merasa terancam oleh negara
tertentu sehingga membentuk persekutuan yang memputai kesepakatan apabila salah
satu anggota persekutuan diserang, maka anggota yang lain harus membantuinya.
Politik persekutuan yang terbentuk adalah TRIPLE ALLIANTIE tahun 1882 dengan
anggotanya Jerman Austria dan Italia, sedangkan persekutuan yang lain adalah
TRIPLE ENTENE tahun 1907 yang beranggotakan Inggris, Rusia dan Perancis.
Sedangkan penyebab secara umum berikutnya adalah
c. Perlombaan senjata yang timbul akibat adanya alliansi masing-masing negara saling
curiga mencurigai dan saling mempersenjatai diri.
2. Kronologi perang dunia 1
Berikut merupakan kronologi perang dunia I mulai dari pembunuhan Franz
Ferdinandsampai Perjanjian Versailles pada 1918 :
 Pembunuhan putra mahkota Austria (Franz Ferdinand) oleh Gavrilo Principe.
 28 Juli 1914, Austria-Hongaria menyatakan perang terhadap Serbia, kemudian
menyerang Beograd. Sementara itu, Rusia segera membantu Serbia sambil melakukan
mobilisasi militer ke kawasan Austria-Hongaria dan Jerman
 Prancis membantu Rusia dalam menghadapi serangan Austria-Hongaria. 30 Juli 1914,
Rusia melakukan ultimatum terhadap Austria-Hongaria agar menarik pasukannya
yang dikirim ke Serbia
 1 Agustus 1914, Jerman menyatakan perang terhadap Rusia. 3 Agustus 1914, Jerman
menyatakan perang terhadap Prancis.
 Jerman menyerbu Belgia, karena Belgia merupakan jalan terdekat menuju Prancis. 4
Agustus 1914, Inggris menyatakan perang terhadap jerman.
 5 Agustus 1914, 5 negara besar Eropa, yaitu Jerman dan Austria-Hongaria bertempur
melawan Inggris, Prancis, dan Rusia.
 Agustus 1914, Jerman berhasil memukul mundur invansi Rusia di Tannanberg, Prusia
Timur.
 September 1914, Prancis menghentikan pasukan Jerman di Marne.
 Oktober 1914, Turki bergabung dengan negara sentral melawan Rusia. Secara diam-
diam, Sekutu membantu Rusia dengan mengirim armada lautnya ke Dardanella dan
pasukannya ke semenanjung Gallipoli. Setelah pertempuran Gallipoli, Sekutu
menyerangTurki dan menduduki wilayah kekuasaannya di Timur Tengah.
 Pasukan Afrika Selatan, Inggris, dan Prancis berhasil menduduki jajahan-jajahan
Jerman di Afrika, sedangkan Jepang dan Australia merebut jajahan Jerman di
kawasan Asia-Pasifik.
 1915, Turki dan Bulgaria bergabung dengan Jerman. Mei 1915, Italia berbalik
bergabung dengan Sekutu dan terlibat dalam pertempuran di Alpen dengan pasukan
Austria.
 Pada akhir 1915, Serbia dan Montenegro dikuasai Jerman. Kemacetan militer terjadi
di front barat. Hal tersebut terjadi setelah serangan Jerman di Verdun (Februari 1916)
dan serangan balasan Sekutu di Somme (Juli 1916). Inggris tetap meneruskan blokade
laut terhadap Eropa. Sementara itu, kapal selam Jerman menyerang kapal dagang
sekutu.
 Maret 1917, tiga kapal dagang Amerika Serikat ditenggelamkan. Telegram
Zimmerman mendorong Amerika Serikat melibatkan diri dalam perang pada 6 April
1917.
 Maret 1917, Tsar di Rusia berhasil digulingkan. November 1917, golongan Bolshevik
merebut kekuasaan, dan Maret 1918 menandatangani perjanjian perdamaian dengan
Jerman di Litovsk.
 Pada 1918, terjadi serangan Jerman besar-besaran dan berhasil memukul mundur
Sekutu ke Marne, tapi itu merupakan serangan terakhir bagi Jerman.
 September 1918, Garis Hindenburg ditembus dan Jerman terdesak. Negara Sentral
mengusulkan perdamaian, disusul dengan gencatan senjata pada 11 November 1918.
 Perjanjian Versailles pada 28 Juni 1919 ditandatangani di Paris dengan membebankan
rampasan perang pada Jerman. Perang Dunia I berakhir dengan kemenangan di pihak
Sekutu.
3. Pengaruh perang dunia pertama terhadap kehidupan politik di Indonesia
Dampak/akibat yang ditimbulkan adalah adanya perubahan teritorial dan munculnya
paham-paham baru. Perubahan teritorial terjadi karena tenggelamnya empat negara besar
seperti Jerman, Turki, Rusia dan Austria, dan munculnya negara-negara baru seperti
Polandia, Hongaria, Cekoslowakia, Yugoslavia dsb, serta adanya perubahan penguasaan
terhadap daerah jajahan yang disebabkan semua jajahan Jerman diambil alih oleh Inggris,
Perancis Jepang dan Australia.Paham-paham politik baru yang muncul akibat PD I adalah
Diktatorisme karena demokrasi dianggap tidak mampu menyelesaikan kekacauan politik
maupun ekonomi. Diktatorisme yang muncul adalah Nazi di Jerman Fascisme di Italia,
Nasionalisme di di Turki dan Diktatorisme Proktariat di Rusia.
4. Pengaruh perang dunia pertama terhadap kehidupan ekonomi di Indonesia
1. Timbulnya krisis ekonomi dunia yang dikenal dengan krisis Malaise
2. Munculnya sistem ekonomi baru misalnya korporasi dan etatisme
Adapun penyebab dari krisis ekonomi tersebut adalah sebagai berikut:
 Kemiskinan akibat tenaga manusia tercurah untuk keperluan perang, dan faktor-
faktor produksi rusak.Over produksi, akibat perdagangan internasional terhenti
oleh proteksi yang dilakukan oleh negara-negara totaliter seperti Jerman, Italia dan
Rusia.
 Terhambatnya pemberian kredit. Banyak nasabah yang menarik dopositnya karena
terjadi inflasi yang sangat tinggi serta banyak perbankan yang menarik kembali
pinjamannya.
 Terjadinya kekacauan pembayaran. Terjadi perbedaan besar dalam nilai mata uang
Jerman, Austria, dan Perancis terhadap dollar Amerika. Pada puncak krisis nilai
mata uang mencapai 1$=4000.000.000 Mark Jerman.
5. Faktor –faktor Penyebab dan menyusun kronologi Perang Dunia II
Sebab Umum Perang Dunia II antara lain :
 ahirnya negara-negara fasis, seperti Jerman, Jepang, dan Italia yang sangat berambisi
untuk melakukan politik imperialisme melalui ekspansi wilayah.
 Adanya politik Revenge Jerman (Politik balas dendam) dengan tidak mengakui lagi
perjanjian Versailles.
 Adanya perlombaan senjata negara-negara maju.
 Kegagalan LBB dalam usaha menciptakan perdamaian dunia.
 Adanya plitik mencari kawan (Politik Aliansi), seperti :
a. Blok AS (Poros) : Jerman, Jepang, Italia, Hongaria, Rumania, Bulgaria, dan
Finlandia.
b. Blok Sekutu : Inggris, Perancis, Amerika Serikat, Belanda, Belgia, Denmark,
Norwegia, Austria, Cina, dan Kanada.
 Adanya politik ekspansi, Jerman dengan semboyannya Jerman Raya (Lebensraum),
Italia dengan semboyan Italia Raya (Italia Irredenta), dan Jepang dengan semangat
Hakko I Chiu.
Beberapa sebab umum perang dunia II memang banyak terjadi akan tetapi sebab khusus
perang dunia II sendiri hanya terdiri dari 2 masalah.
Sebab Khusus Perang Dunia II antara lain :
 Penyerbuan Jerman terhadap Polandia pada tanggal 1 September 1939 di Eropa.
 Penyerbuan Jepang terhadap pangkalan armada laut milik Amerika Serikat di Pearl
Harbour, Hawai pada tanggal 7 Desember 1941 (Asia Pasifik).
Sebab khusus perang dunia II memang awal mula pemicu utama meletusnya peperangan
ini.
6. Proses pembentukan PBB dan Organisasi Internasional sejak PD II.
PBB saat ini telah menduduki posisi penting dalam percaturan politik antar negara.
Melalui badan-badan khusus yang berada di bawah naungannya, PBB tidak hanya
bergerak dalam upaya menciptakan perdamaian, akan tetapi juga bidang-bidang lain,
seperti sosial, ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.
Perang Dunia II yang mendatangkan akibat buruk di berbagai bidang. Hal ini kembali
menimbulkan kesadaran akan perlunya dipelihara perdamaian dunia. Kegagalan LBB
dalam menjaga perdamaian dunia menjadi pengalaman yang berharga dalam membentuk
kembali badan perdamaian dunia.
Pada tanggal 14 Agustus 1941 Presiden Amerika Serikat Franklin Delano Roosevelt,
mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Inggris Winston Churchill, di geladak
Kapal Augusta di Teluk New Founland (Laut Atlantik). Pertemuan antara dua tokoh
Sekutu tersebut menghasilkan suatu piagam yang disebut Piagam Atlantik (Atlantic
Charter).
Pokok-pokok pikiran dalam Piagam Atlantik adalah sebagai berikut :

1. Larangan menganeksasi suatu wilayah. Aneksasi suatu wilayah hanya akan


menimbulkan tindakan balas dendam.
2. Untuk menciptakan dunia yang lebih baik, maka diperlukan kebebasan menentukan
nasib sendiri, bebas dari ketakutan dan kemiskinan, kebebasan dalam pelayaran,
kebebasan dalam perdagangan, dan sebagainya.
3. Pertikaian internasional hendaknya diselesaikan dengan jalan diplomasi dan bukannya
dengan jalan perang.
4. Perlunya suatu sistem keamanan dunia dengan mengadakan pembatasan persenjataan.

Penandatanganan Piagam Atlantik merupakan awal menuju ke arah cita-cita


terwujudnya perdamaian. Akan tetapi masih banyak negara yang belum menyetujui isi
Piagam Atlantik, termasuk Uni Soviet. Oleh karena itu perlu diadakan pertemuan yang
kemudian dilakukan yaitu Konferensi Washington (1 Januari 1942), Konferensi Moskow
(30 Oktober 1943), Konferensi Dumbarton Oaks (21 September 7 Oktober 1944),
Konferensi Yalta (4 11 Februari 1945), dan Konferensi San Fransisco (25 April 26 Juni
1945).

Konferensi Dumberton Oaks (21 September sampai dengan 7 Oktober 1944)


mempunyai arti penting. Konferensi yang dihadiri oleh empat negara, yaitu Amerika
Serikat, Inggris, Uni Soviet, dan Cina ini menghasilkan sebuah usul yang terkenal dengan
nama Dumbarton Oaks Proposals.

Dalam Proposal tersebut dinyatakan bahwa organisasi internasional yang akan


dibentuk diberi nama United Nations. Konferensi San Fransisco (25 April-26 Juni 1945)
merupakan realisasi dari kesepakatan dalam Konferensi Yalta.

Dalam Konferensi ini dibicarakan usulan yang dihasilkan dalam Konferensi


Dumbarton Oaks. Setelah melalui debat panjang selama dua bulan, Piagam PBB akhirnya
berhasil dirumuskan. Piagam ini merupakan usulan Konferensi Dumbarton Oaks dan
hasil Konferensi Yalta yang telah mengalami perubahan. Piagam PBB disetujui oleh 50
negara peserta Konferensi dan ditandatangani pada tanggal 26 Juni 1945.

Tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

a. Memelihara perdamaian dan keamanan internasional.


b. Mengembangkan hubungan persaudaraan antarbangsa berdasarkan rasa saling hormat
menghormati.
c. Bekerja sama secara internasional untuk memecahkan masalah ekonomi, sosial,
pendidikan, serta memperjuangkan hak azasi manusia.
d. Menjadi pusat kegiatan bangsa-bangsa di dunia untuk mewujudkan tujuan seperti
tersebut di atas.
7. Kronologis proses pendudukan militer jepang di Indonesia

Mulai 10 Januari 1942 tentara Jepang menyerbu pulau-pulau strategis. Dalam waktu
singkat, Jepang dapat mengalahkan Belanda di Indonesia dan kota-kota penting dapat
dikuasai Jepang, seperti Tarakan, Balikpapan, Bali, Rembang, Meraj, Palembang, dan
Pontianak.
Pada tanggal 1 Maret, Jepang telah memasuki Pulau Jawa. Serdadu Belanda yang masih
tersisa mampu bertahan seminggu, namun kemudian menyerah tanpa syarat di Kalijati
pada 8 Maret 1942. Sejak itu Indonesia jatuh ke tangan Jepang, kecuali Papua. Hal ini
dikarenakan pertahanan Australia dan Sekutu di wilayah itu sulit ditembus oleh tentara
Jepang.

8. Pengaruh Kebijakan Pemerintah Jepang terhadap Pergerakan Kebangsaan


Indonesia
Setelah berhasil menguasai Indonesia, Jepang berusaha untuk mengambil hati rakyat
Indonesia. Kebijakan yang dilakukan untuk menarik hati rakyat yaitu dengan
membebaskan pemimpin-pemimpin Indonesia yang diasingkan oleh Belanda. Selain itu,
Jepang juga mengijinkan bangsa Indonesia untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan
menggunakan Bahasa Indonesia. Selanjutnya, Jepang membentuk gerakan 3A (Jepang
Cahaya Asia, Pelindung Asia, dan Pemimpin Asia) yang bertujuan untuk menghimpun
potensi bangsa guna kemakmuran bersama. Gerakan 3A diketuai oleh Mr. Syamsudin.
Jepang menyadari bahwa jika ingin memobilisasi rakyat, maka mereka harus
memanfaatkan tokoh-tokoh terkemuka gerakan nasionalis. Jepang kemudian berusaha
memengaruhi rakyat Indonesia melalui tokoh-tokoh nasional, seperti Ir. Soekarno dan
Moh. Hatta.
Dalam kondisi pendudukan Jepang seperti itu, tokoh-tokoh nasionalis mulai
mengambil sikap dalam kerangka perjuangannya. Moh. Hatta dan Syahrir memutuskan
memakai strategi yang bersifat saling melengkapi dan saling membantu dalam situasi
baru kekuasaan Jepang tersebut. Sikap yang diambil Moh. Hatta adalah menjalin kerja
sama dengan Jepang dan berusaha mengurangi kekerasan pemerintahan demi kepentingan
bangsa Indonesia (bersifat kooperatif). Sementara itu, Syahrir membentuk suatu gerakan
"bawah tanah" yang bersifat ilegal karena Syahrir tidak menghendaki adanya kerja sama
dengan Jepang (bersikap nonkooperatif).
Untuk mengambil hati rakyat Indonesia dan para pemimpin pergerakan kemerdekaan
Indonesia, maka pemerintah Jepang mengambil kebijakan-kebijakan dengan membentuk
organisasi-organisasi berikut ini.

1. Pusat Tenaga Rakyat (Putera)


Setelah gerakan 3A dianggap tidak membawa hasil bagi pemerintah Jepang,
maka organisasi tersebut dibubarkan. Sebagai gantinya, pada tanggal 16 April 1943,
Jepang membentuk organisasi baru yang bernama Pusat Tenaga Rakyat (Putera). Para
pemimpin Putera terdiri atas Ir. Soekarno, Drs. M. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan
K.H. Mas Mansyur. Mereka kemudian dikenal dengan sebutan Empat Serangkai.
Tujuan didirikannya Putera oleh Jepang adalah untuk mempersatukan rakyat
Jawa dalam menghadapi serangan Sekutu. Namun, oleh para pemimpin Indonesia,
Putera justru digunakan untuk memelihara perjuangan bagi terwujudnya Indonesia
merdeka. Para pemimpin Putera sering melakukan rapat-rapat raksasa untuk
senantiasa melatih semangat rakyat Indonesia.
Kehadiran Putera mendapat sambutan dari berbagai organisasi massa yang ada
pada saat itu. Berbagai organisasi menyatakan bergabung. Akhirnya, bermunculan
organisasi-organisasi, seperti Gemblengan Pemuda Asia Raya (Gempar). Tujuan
Gempar adalah memelopori perjuangan bangsa dengan melakukan kerja sama dengan
Putera. Hal ini dilakukan agar dalam aktivitas perjuangannya tidak mendapat
rintangan dari Jepang. Tujuan yang sesungguhnya dari organisasi Gempar adalah
menggembleng para pemuda agar memiliki semangat nasionalisme (Gembleng
Pemuda Rakyat).
Karena merasa bahwa organisasi-organisasi yang telah dibentuknya dipakai
untuk kepentingan perjuangan kemerdekaan, maka pada tahun 1944 Jepang
membubarkan organisasi-organisasi tersebut. Jepang kemudian membentuk
organisasi-organisasi yang benar-benar bermanfaat bagi Jepang seperti Jawa Hokokai,
Seinendan, Keibodan, PETA, Fujinkai, dan Heiho. Organisasi-organisasi ini
dimanfaatkan Jepang untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan militernya guna
menghadapi Sekutu dalam Perang Asia Timur Raya.
2. Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Rakyat Jawa)
Setelah Putera dibubarkan, pada bulan Maret 1944 pemerintah Jepang membentuk
Jawa Hokokai yang berkewajiban mengerahkan dana dan daya untuk kepentingan
Jepang. Pimpinan Jawa Hokokai berada langsung di bawah pengawasan pejabat
Jepang. Namun seperti halnya Putera, Jawa Hokokai juga dimanfaatkan oleh para
pemimpin nasionalis untuk membangkitkan persatuan dan kesatuan rakyat.
3. Chuo Sangi In (Badan Pertimbangan)
Chuo Sangi In didirikan pada tanggal 5 September 1943 atas saran dari Perdana
Menteri Jepang, Jenderal Hideki Tojo. Keanggotaannya terdiri atas 23 orang Jepang
dan 20 orang Indonesia. Badan ini diketuai oleh Ir. Soekarno dan kedua wakilnya,
yaitu R.M.A.A. Kusumo Utoyo dan dr. Buntaran Martoatmodjo. Mereka bertugas
memberi masukan dan pertimbangan kepada pemerintah pendudukan Jepang dalam
mengambil suatu keputusan maupun mengenai soal-soal politik dan tindakan yang
akan diambil oleh pemerintah Jepang. Badan ini dibentuk karena Jepang mulai
kewalahan menghadapi musuh-musuh di medan perang.
4. Pendidikan, Kebudayaan, dan Penggunaan Bahasa Indonesia
Jepang merombak sistem pendidikan yang berlaku pada masa penjajahan Belanda.
Sekolah-sekolah Belanda dibubarkan dan diganti menurut model Jepang. Pendidikan
umum dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu Sekolah Rakyat/Sekolah Dasar 6 tahun,
Sekolah Menengah Pertama 3 tahun, dan Sekolah Menengah Tinggi 3 tahun.
Pelaksanaan pendidikan model Jepang masih tetap digunakan bangsa Indonesia
hingga saat ini. Selain sekolah umum, Jepang juga membuka sekolah guru dengan
masa studi 2 tahun, 4 tahun, dan 6 tahun.
Dalam hal penggunaan bahasa, Jepang mengizinkan bahasa Indonesia dipakai dalam
kehidupan sehari-hari. Bahkan bahasa Indonesia dijadikan bahasa pengantar dalam
pendidikan dan dianggap sebagai mata pelajaran utama. Bahasa Belanda tidak boleh
dipakai dalam pergaulan maupun pendidikan.
Dalam bidang budaya, Jepang banyak melakukan sensor keras terhadap karya-karya
seni yang muncul di masyarakat. Bahkan pada tanggal 1 April 1943 Jepang
membentuk Keimin Bunka Sidosha dengan tujuan agar karya-karya seni yang
bermunculan di masyarakat tidak menyimpang dari tujuan Jepang. Meskipun
demikian, tetap saja banyak bermunculan karya seni yang berisi membangkitkan jiwa
dan semangat nasionalisme Indonesia. Misalnya, sajak Chairil Anwar "Siap Sedia",
drama Usmar Ismail "Api" dan "Citra", karya Si Hakim "Dewa Rini", "Taufan di atas
Asia", dan lain-lain.
9. Perlawanan Rakyat Di Berbagai Daerah Pasa Masa Pendudukan Jepang
a. Kooperatif
Perjuangan dengan strategi kooperatif merupakan bentuk perjuangan dengan cara
bersedia bekerja sama atau tidak menentang secara frontal pemerintah bala tentara
Jepang. Tetapi melalui organisasi yang bekerjasama dengan pemerintah sambil
menyusun taktik dan strategi perjuangan. Gerakan gerakan yang bersifat kooperatif
terhadap pendudukan bala tentara Jepang adalah :
1) Gerakan Tiga A
Gerakan yang dipimpin oleh Mr. Sjamsudin ini dibentuk oleh Jepang untuk
melakukan propaganda kepada rakyat Indonesia dengan menggunakan
semboyan :
- Nipon Cahaya Asia
- Nipon Pelindung Asia
- Nipon Pemimpin Asia
2) PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat)
Gerakan bentukan Jepang ini dipimpin oleh 4 serangkai, yaitu :
- Ir. Soekarno
- Drs. Moh. Hatta
- Ki Hajar Dewantara
- K.H. Mas Mansyur
3) Jawa Hokokai
Putera yang dibentuk Jepang untuk menghimpun tenaga rakyat dalam membantu
Jepang menghadapi Sekutu, ternyata digunakan oleh para pemimpinnya untuk
menentang kekejaman Jepang dan menentang penindasan.
Pada bulan Maret 1944 Putera dibubarkan dan digantikan dengan Himpunan
Kebaktian Jawa (Jawa Hokokai).
4) GEMPAR (Gemblengan pemuda Asia raya)
Organisasi ini dibentuk Jepang dengan tujuan menggembleng para pemuda supaya
memiliki rasa nasionalisme dan bekerjasama dengan Putera.
b. Gerakan Bawah Tanah
Gerakan ini dimotori oleh para pemuda. Gerakan bawah tanah merupakan perjuangan
yang dilakukan secara rahasia / tersembunyi / illegal ini muncul sebagai akibat dari
pelarangan dan pembubaran partai partai politik oleh Jepang. Aktivitasnya adalah
menyusun kekuatan dan mempropagandakan pentingnya kemerdekaan serta
memantau perkembangan Perang Asia Timur Raya. Gerakan ini juga sering disebut
sebagai GERINDOM (Gerakan Indonesia Merdeka) yang bertujuan untuk
menyadarkan para pemuda untuk tetap semangat dalam memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia.
1) Kelompok Sutan Sjahrir
Kelompok ini sangat mendukung demokrasi parlementer model Eropa Barat.
2) Kelompok Amir Syarifudin
Kelompok ini juga anti fasis dengan menolak sama sekali kerja sama
dengan Jepang. Tahun 1943 Ia ditangkap dan dijatuhi hukuman mati. Tetapi
atas bantuan Ir. Soekarno hukumannya diubah menjadi hukuman seumur
hidup. Setelah Jepang menyerah ia bebas dari hukuman
3) Golongan Persatuan mahasiswa
Kelompok ini beranggotakan ; Jusuf Kunto, Supeno, Subandrio. Mereka
sangat anti kepada Jepang dan bekerjasama dengan kelompok Sjahrir.
4) Kelompok Sukarni
Yang masuk dalam kelompok ini adalah Sukarni, Adam Malik, Pandu
Wiguna, Chaerul Saleh. Kelompok ini kemudian sangat besar peranannya dalam
proklamasi
5) Kelompok Kaigun
Kelompok ini adalah kelompok yang sangat dekat hubungannya dengan tokoh
tokoh Angkatan laut Jepang yang bersimpati terhadap perjuangan bangsa
Indonesia seperti laksamana Maeda. Dalam kelompok ini ada Mr. Ahmad
Soebardjo, AA Maramis, Buntaran Martoadmojo. Kelompok ini bekerja dengan
sangat hati hati menghindari kecurigaan Jepang
6) Pemuda Menteng
Kelompok ini adalah kelompok yang bermarkas di Gedung Menteng 31
Jakarta, diantaranya ada ; Tan Malaka, Wikana.
c. Perlawanan Bersenjata
1) Perlawanan Militer
Perlawanan terhadap Jepang ini dipimpin/dimotori oleh organisasi militer bentukan
Jepang, yaitu PETA (Pembela tanah Air). Perlawanan Peta terhadap Jepang terjadi di :
1. Blitar, dipimpin oleh Sudancho Supriyadi
2. Cilacap, dipimpin oleh Budancho (komandan regu) Khusaeri
Dua perlawanan oleh Peta ini akhirnya mengalami kegagalan, karena belum
dipersiapkan secara matang.
2) Perlawanan Rakyat
Mengapa perlawanan rakyat Indonesia di berbagai daerah pada masa pendudukan
Jepang mayoritas dipelopori oleh para ulama ?
Selain karena kekejaman dan penindasannya kepada bangsa Indonesia, pada masa
pendudukan bala tentara Jepang mewajibkan kepada bangsa Indonesia untuk
mengikuti tradisi bangsa Jepang untuk melakukan Seikeire. Yaitu suatu tradisi untuk
menghormati kearah matahari terbit. Berdasarkan ajaran agama Shinto di Jepang,
rakyat Jepang sangat meyakini bahwa Kaisar Jepang adalah keturunan Dewa Matahari
(Dewa Tertinggi dalam kepercayaan bangsa Jepang) Amaterasu Omikami. Untuk itu
setiap matahari terbit (sekitar pukul 06.00 pagi hari) dalam upacara kecil, para
anggota pasukan Jepang melakukan seikeire dengan cara membungkukkan badan
kearah matahari terbit.
Tradisi inilah yang oleh para ulama dan umat Islam dianggap sebagai penghinaan
dan menyekutukan Tuhan. Sehingga timbulnya perlawanan-perlawanan rakyat
terhadap Jepang diawali dari kaum ulama dan umat Islam. Tercatat dalam sejarah
beberapa perlawanan bersenjata seperti :
1. Perlawanan rakyat Aceh (Cot Plieng) yang dipimpin oleh Ulama Besar Aceh
Tengku Abdul Jalil
2. Perlawanan rakyat Sukamanah, Singaparna (Tasikmalaya) yang di pimpin oleh
pimpinan pondok pesantren Sukamanah, Kyai Haji Zaenal Mustofa.

Anda mungkin juga menyukai