Perang Dunia II, atau Perang Dunia Kedua (biasa disingkat PDII) adalah konflik militer
global yang terjadi pada 1 September 1939 sampai 2 September 1945 yang melibatkan
sebagian besar negara di dunia, termasuk semua kekuatan-kekuatan besar yang dibagi
menjadi dua aliansi militer yang berlawanan: Sekutu dan Poros. Perang ini merupakan perang
terbesar sepanjang sejarah dengan lebih dari 100 juta personil. Dalam keadaan "perang total,"
pihak yang terlibat mengerahkan seluruh bidang ekonomi, industri, dan kemampuan ilmiah
untuk melayani usaha perang, menghapus perbedaan antara sipil dan sumber-sumber militer.
Lebih dari tujuh puluh juta orang, mayoritas warga sipil, tewas. Hal ini menjadikan Perang
Dunia II sebagai konflik paling mematikan dalam sejarah manusia.
Umumnya dapat dikatakan bahwa peperangan dimulai saat Jerman menginvasi Polandia pada
tanggal 1 September 1939, dan berakhir pada tanggal 14 Agustus 1945 pada saat Jepang
menyerah kepada tentara Amerika Serikat. Secara resmi PD II berakhir ketika Jepang
menandatangani dokumen Japanese Instrument of Surrender di atas kapal USS Missouri pada
tanggal 2 September 1945, 6 tahun setelah perang dimulai.
adalah data pertempuran-pertempuran dan peristiwa penting di setiap benua.
Asia dan Pasifik
Konflik perang mulai di Asia beberapa tahun sesudah pertikaian di Eropa. Jepang telah
menginvasi Cina pada tahun 1931, jauh sebelum Perang Dunia II dimulai di Eropa. Pada 1
Maret, Jepang menunjuk Henry Pu Yi menjadi kaisar di Manchukuo, negara boneka bentukan
Jepang di Manchuria. Pada 1937, perang dimulai ketika Jepang mengambil alih Manchuria.
Roosevelt menandatangani sebuah perintah eksekutif yang tidak diterbitkan (rahasia) pada
Mei 1940 yang mengijinkan personel militer AS untuk mundur dari tugas sehingga mereka
dapat berpartisipasi dalam operasi terselubung di Cina sebagai "American Volunteer Group"
(AVG) (juga dikenal sebagai Harimau Terbang Chennault). Selama tujuh bulan, kelompok
Harimau Terbang berhasil menghancurkan sekitar 600 pesawat Jepang, menenggelamkan
sejumlah kapal Jepang, dan menghentikan invasi Jepang terhadap Burma. Dengan adanya
tindakan Amerika Serikat dan negara lainnya yang memotong ekspor ke Jepang, maka Jepang
merencanakan serangan terhadap Pearl Harbor pada 7 Desember 1941 tanpa peringatan
deklarasi perang; sehingga mengakibatkan kerusakan parah pada Armada Pasifik Amerika.
Hari berikutnya, pasukan Jepang tiba di Hong Kong, yang kemudian menyebabkan
menyerahnya pasukan Inggris pada Hari Natal di bulan itu.
1940: Jajahan Perancis Vichy
Pada 1940, Jepang menduduki Indocina Perancis (kini Vietnam) sesuai persetujuan dengan
Pemerintahan Vichy meskipun secara lokal terdapat kekuatan Pembebasan Perancis (Forces
Franaises Libres/FFL), dan bergabung dengan kekuatan Poros Jerman serta Italia. Aksi ini
menguatkan konflik Jepang dengan Amerika Serikat dan Britania Raya yang bereaksi dengan
memboikot kiriman minyak terhadap Jepang.
1941: Serangan Jepang Ke Pearl Harbor, A.S.
Sejarah Pearl Harbor
Bermula secara luas, teluk kecil yang dangkal atau Teluk Wai Momi, berarti "Perairan
Mutiara", atau Pu'uloa, oleh penduduk Hawaii, Pearl Harbor dianggap sebagai rumah dewi
paus Ka'ahupahau dan saudaranya Kahi'uka.
Pelabuhan ini penuh dengan produksi tiram sampai akhir 1800-an. Di awal hari menyusul
datangnya Kapten James Cook, Pearl Harbor tak diingat sebagai pelabuhan yang cocok untuk
perairan dangkal.
Amerika Serikat dan Kerajaan Hawaii menandatangani Perjanjian Timbal Balik 1875 sebagai
Tambahan dengan Konvensi pada 6 Desember 1884 dan disahkan pada 1887. Pada 20 Januari
1887, Kongres Amerika Serikat mengizinkan Angkatan Laut menyewa Pearl Harbor sebagai
pangkalan Angkatan Laut (Amerika Serikat mengambil alih pada 9 November di tahun itu).
Sebagai akibatnya, Hawaii mendapat hak eksklusif mengizinkan gula Hawaii memasuki
Amerika Serikat dengan bebas bea. Perang Spanyol-Amerika Serikat tahun 1898 dan
keperluan Amerika Serikat untuk tetap hadir di Pasifik menghasilkan keputusan
menganeksasi Hawaii.
Setelah aneksasi, Pearl Harbor dilengkapi lagi untuk menyediakan lebih banyak kapal
Angkatan Laut. Pada 1908 Galangan Kapal Laut Pearl Harbor didirikan. Barak Schofield,
dibangun pada 1909 untuk menampung unit artileri, kavaleri dan infantri, menjadi kedudukan
Angkatan Darat terbesar di masa itu.
Pada 1917 Pulau Ford di tengah Pearl Harbor dibeli untuk penggunaan bersama Angkatan
Laut dan Angkatan Darat untuk pengembangan penerbangan militer. Ketika kehadiran Jepang
bertambah di Pasifik, Amerika Serikat menambah kapalnya di sini.
Dengan meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Jepang pada 1940, Amerika
Serikat mulai mencoba operasi latihan di pangkalan itu. Serangan ke Pearl Harbor oleh
Jepang pada 7 Desember 1941 membawa Amerika Serikat ke dalam Perang Dunia II.
Di pagi 7 Desember 1941, pesawat dan kapal selam Angkatan Laut Kekaisaran Jepang
mengadakan serangan mengejutkan pada Amerika Serikat di bawah perintah Laksamana
Madya Chuichi Nagumo. Serangan mengejutkan ini juga dikenal sebagai Pemboman Pearl
Harbor dan Peperangan Pearl Harbor tapi, kebanyakan secara umum, Serangan ke Pearl
Harbor atau secara singkat Pearl Harbor. Serangan ini membawa Amerika Serikat ke kancah
Perang Dunia II. Pada pukul 06:00 waktu setempat tanggal 8 Desember, 6 pengangkut Jepang
meluncurkan gelombang pertama dari 181 pesawat terdiri dari pembom torpedo, pesawat
pembom penyelusup, pembom dan pesawat tempur horizontal. Jepang menyerang kapal dan
instalasi militer Amerika pukul 07:53 waktu setempat. Mereka menyerang LT militer di saat
yang sama mereka menyerang armada berlabuh di Pearl Harbor. Seluruhnya, 21 kapal armada
Pasifik tenggelam atau rusak, kerugian pesawat terbang ialah 188 musnah dan 159 rusak,
Orang-orang Amerika yang tewas berjumlah 2.403. Jumlah itu termasuk 68 orang sipil, dan
ada 1.178 anggota militan dan orang-orang sipil terluka.
Bersamaan dengan serangan terhadap Pearl Harbor, Jepang juga menyerang pangkalan udara
AS di Filipina. Setelah serangan ini, Jepang menginvasi Filipina dan koloni-koloni Inggris di
Hong Kong, Malaya, Borneo dan Birma dengan maksud selanjutnya menguasai ladang
minyak Hindia Belanda. Seluruh wilayah ini dan daerah yang lebih luas lagi, jatuh ke tangan
Jepang dalam waktu beberapa bulan saja. Markas Britania Raya di Singapura juga dikuasai,
yang dianggap oleh Churchill sebagai salah satu kekalahan dan sejarah yang paling
memalukan bagi Britania.
1942: Invasi Hindia-Belanda
Penyerbuan ke Hindia Belanda diawali dengan serangan Jepang ke Labuan, Brunei,
Singapura, Semenanjung Malaya, Palembang, Tarakan dan Balikpapan yang merupakan
daerah-daerah sumber minyak. Jepang sengaja mengambil taktik tersebut sebagai taktik
gurita yang bertujuan mengisolasi kekuatan Hindia Belanda dan Sekutunya yang tergabung
dalam front ABDA (America (Amerika Serikat), British (Inggris), Dutch (Belanda),
Australia) yang berkedudukan di Bandung. Serangan-serangan itu mengakibatkan
kehancuran pada armada laut ABDA khususnya Australia dan Belanda.
Di daerah pendudukan Jepang, kabar kekalahan tersebut ditutup rapat agar Jepang tidak
kehilangan muka. Almarhum Des Alwi dalam catatannya mengatakan, ayah angkatnya, Sutan
Syahrir, yang mengoperasikan radio gelap mengetahui kabar kekalahan Jepang di Midway.
Des Alwi, yang bekerja untuk stasiun radio Jepang yang kini menjadi kantor RRI pusat di
Jakarta, turut memantau perkembangan. Para nasionalis Indonesia tahu kekalahan total
Jepang tinggal menunggu waktu.
Kunci kemenangan
Panglima Armada Pasifik AS Laksamana Cecil Haney, Senin (4/6), bersama para perwira AL
AS terbang sejauh 1.300 mil (sekitar 2.100 kilometer) dari Oahu, Hawaii, ke kepulauan
Midway untuk menghadiri 70 Tahun Pertempuran Laut yang mengubah jalannya Perang
Pasifik. Akibat pertempuran itu pula, Jepang kehilangan banyak kekuatan hingga akhirnya
menyerah tahun 1945.
Setelah kemenangan di Midway, kami mengambil alih inisiatif menyerang. Selama tiga
tahun berikutnya, Jepang hanya bisa bertahan, ujar Laksamana Muda Michael Rogers,
Panglima Perang Dunia Maya Armada AL AS, dalam pertemuan dengan media. Pertemuan
itu diadakan di bekas kantor Nimitz di Pearl Harbor, akhir pekan lalu, untuk memperingati
keberhasilan intelijen AL AS membongkar kode rahasia Jepang yang menjadi kunci
kemenangan.
Gambaran umum menilai kemenangan AS merupakan kombinasi para pilot pengebom tukik
(dive bomber), kesalahan strategi Jepang, dan Dewi Fortuna memihak pihak Amerika.
Rogers menerangkan, pada Mei 1942, Stasiun Hypo (Unit Intelijen Tempur di Pearl Harbor)
dan sejumlah ahli bekerja sama untuk memahami rencana perang pihak Jepang. Laksamana
Madya (Purn) Mac Showers (92), staf Stasiun Hypo yang masih hidup, mengaku informasi
intelijen adalah kunci kemenangan AS terhadap Jepang.
Laksamana Nimitz beberapa hari setelah pertempuran menjelaskan, tanpa ketajaman
intelijen militer AS, bisa dipastikan koran di benua Amerika akan memuat kabar Jepang
kembali menang dan menduduki Kepulauan Midway, ujar Mac Showers, seperti dikutip
Associated Press.
Secara jumlah, kapal Jepang 4 kali lebih banyak dari kapal AS. Pilot Jepang adalah veteran
perang di Tiongkok, Asia Tenggara, dan serangan Pearl Harbor. Bahkan, pesawat tempur
Mitsubishi Zero (pihak Sekutu menyebutnya Navy O) jauh lebih lincah dibandingkan
pesawat tempur AS.
Meski unggul dalam jumlah, teknis, dan pengalaman, pihak Jepang sama sekali tidak tahumenahu strategi dan pergerakan musuhnya. Para pimpinan Kaigun memperkirakan Armada
AS berada di sekitar Kepulauan Solomon, timur Pulau Papua. Menjelang 4 Juni 1942, pihak
Jepang tidak mengetahui AL AS sedang sibuk mempersiapkan diri di pangkalan Hawaii
untuk bergerak ke Midway, yang akan diserbu Jepang.
45.000 Kode
Sebelumnya, Nimitz mendapat laporan intelijen soal kode rahasia Jepang yang berhasil
dipecahkan AL AS. Jepang ketika itu menggunakan kode rahasia memakai 45.000 digit angka
yang mewakili kata dan ungkapan. Ahli kriptografi membongkar kode rahasia tersebut
dengan bantuan komputer.
Kami harus membongkar satu demi satu kode yang muncul. Setelah itu, dilakukan
kombinasi temuan kode untuk mengetahui artinya. Semua dilakukan dengan saksama dan
sangat melelahkan, Mac Showers menerangkan.
Sebelum serangan Pearl Harbor 7 Desember 1941, pihak AS sudah sempat mengetahui arti
sebagian kecil pesan rahasia Jepang. Seiring perjalanan waktu, mereka makin memahami
kode rahasia Jepang, terutama pada bulan Mei 1942. Pihak AS mengetahui Armada Jepang
sedang bergerak ke sebuah sasaran di Pasifik dengan kode AF. Nimitz dan para perwiranya
menduga lokasi itu adalah kepulauan karang, yang di dalamnya termasuk Kepulauan
Midway.
Nimitz mengirim sejumlah pesawat intai di sejumlah atol yang diduga menjadi sasaran
Jepang. Penentunya terjadi ketika Markas AS di Oahu, Hawaii, mendapat permintaan dari
Midway untuk memperbaiki fasilitas penyulingan air. Tidak lama kemudian pesan rahasia
Jepang yang disadap di Australia dan unit Rochefort di Hawaii menangkap pesan AF
kekurangan pasokan air segar. Nimitz pun yakin AF adalah Midway!
Namun, dalam bulan Juli penyerangan darat terhadap Port Moresby dijalankan melalui Track
Kokoda yang kasar. Di sini pasukan Jepang bertemu dengan pasukan cadangan Australia,
banyak dari mereka masih muda dan tak terlatih, menjalankan aksi perang dengan keras
kepala menjaga garis belakang sampai tibanya pasukan reguler Australia dari aksi di Afrika
Utara, Yunani dan Timur Tengah.
Para pemimpin Sekutu telah setuju mengalahkan Nazi Jerman adalah prioritas utama
masuknya Amerika ke dalam perang. Namun pasukan AS dan Australia mulai menyerang
wilayah yang telah jatuh, mulai dari Pulau Guadalcanal, melawan tentara Jepang yang getir
dan bertahan kukuh. Pada 7 Agustus 1942 pulau tersebut diserang oleh Amerika Serikat. Pada
akhir Agustus dan awal September, selagi perang berkecamuk di Guadalcanal, sebuah
serangan amfibi Jepang di timur New Guinea dihadapi oleh pasukan Australia dalam Teluk
Milne, dan pasukan darat Jepang menderita kekalahan meyakinkan yang pertama. Di
Guadalcanal, pertahanan Jepang runtuh pada Februari 1943.
194345: Serangan Sekutu di Asia dan Pasifik
Pasukan Australia and AS melancarkan kampanye yang panjang untuk merebut kembali
bagian yang diduduki oleh Pasukan Jepang di Kepulauan Solomon, New Guinea dan Hindia
Belanda, dan mengalami beberapa perlawanan paling sengit selama perang. Seluruh
Kepulauan Solomon direbut kembali pada tahun 1943, New Britain dan New Ireland pada
tahun 1944. Pada saat Filipina sedang direbut kembali pada akhir tahun 1944, Pertempuran
Teluk Leyte berkecamuk, yang disebut sebagai perang laut terbesar sepanjang sejarah.
Serangan besar terakhir di area Pasifik barat daya adalah kampanye Borneo pertengahan
tahun 1945, yang ditujukan untuk mengucilkan sisa-sisa pasukan Jepang di Asia Tenggara,
dan menyelamatkan tawanan perang Sekutu.
Kapal selam dan pesawat-pesawat Sekutu juga menyerang kapal dagang Jepang, yang
menyebabkan industri di Jepang kekurangan bahan baku. Bahan baku industri sendiri
merupakan salah satu alasan Jepang memulai perang di Asia. Keadaan ini semakin efektif
setelah Marinir AS merebut pulau-pulau yang lebih dekat ke kepulauan Jepang.
Tentara Nasionalis Cina (Kuomintang) dibawah pimpinan Chiang Kai-shek dan Tentara
Komunis Cina dibawah Mao Zedong, keduanya sama-sama menentang pendudukan Jepang
terhadap Cina, tetapi tidak pernah benar-benar bersekutu untuk melawan Jepang. Konflik
kedua kekuatan ini telah lama terjadi jauh sebelum Perang Dunia II dimulai, yang terus
berlanjut, sampai batasan tertentu selama perang, walaupun lebih tidak kelihatan.
Pasukan Jepang telah merebut sebagian dari Burma, memutuskan Jalan Burma yang
digunakan oleh Sekutu untuk memasok Tentara Nasionalis Cina. Hal ini menyebabkan
Sekutu harus menyusun suatu logistik udara berkelanjutan yang besar, yang lebih dikenal
sebagai "flying the Hump". Divisi-divisi Cina yang dipimpin dan dilatih oleh AS, satu divisi
Inggris, dan beberapa ribu tentara AS, membersihkan Burma utara dari pasukan Jepang
sehingga Jalan Ledo dapat dibangun untuk menggantikan Jalan Burma. Lebih ke selatan,
induk dari tentara Jepang di kawasan perang ini berperang sampai terhenti di perbatasan
Burma-India oleh Tentara ke-14 Inggris yang dikenal sebagai "Forgotten Army", yang
dipimpin oleh Mayor Jendral Wingate yang kemudian melancarkan serangan balik dan
berhasil dengan taktik gerilyanya yang terkenal dan bahkan dijadikan acuan bagi Tentara dan
Pejuang Indonesia pada tahun 19451949. Setelah merebut kembali seluruh Burma, serangan
direncanakan ke semenanjung Malaya ketika perang berakhir.
1945: Iwo Jima, Okinawa, bom atom, penyerahan Jepang
Perebutan pulau-pulau seperti Iwo Jima dan Okinawa oleh pasukan AS menyebabkan
Kepulauan Jepang berada dalam jangkauan serangan laut dan udara Sekutu. Di antara kotakota lain, Tokyo dibom bakar oleh Sekutu, dimana dalam penyerangan awal sendiri ada
90.000 orang tewas akibat kebakaran hebat di seluruh kota. Jumlah korban yang tinggi ini
disebabkan oleh kondisi penduduk yang padat di sekitar sentra produksi dan konstruksi kayu
serta kertas pada rumah penduduk yang banyak terdapat di masa itu.
Serangan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki adalah serangan nuklir selama Perang Dunia
II terhadap kekaisaran Jepang oleh Amerika Serikat atas perintah Presiden Amerika Serikat
Harry S. Truman. Setelah enam bulan pengeboman 67 kota di Jepang lainnya, senjata nuklir
"Little Boy" dijatuhkan di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945, diikuti dengan pada
tanggal 9 Agustus 1945, dijatuhkan bom nuklir "Fat Man" di atas Nagasaki. Kedua tanggal
tersebut adalah satu-satunya serangan nuklir yang pernah terjadi.
Bom atom ini membunuh sebanyak 140.000 orang di Hiroshima dan 80.000 di Nagasaki pada
akhir tahun 1945. Sejak itu, ribuan telah tewas akibat luka atau sakit yang berhubungan
dengan radiasi yang dikeluarkan oleh bom. Pada kedua kota, mayoritas yang tewas adalah
penduduk.
Pada tanggal 8 Agustus 1945, Uni Soviet mendeklarasikan perang terhadap Jepang, seperti
yang telah disetujui pada Konferensi Yalta, dan melancarkan serangan besar terhadap
Manchuria yang diduduki Jepang (Operasi Badai Agustus). Tanggal 9 Agustus 1945,pesawat
bomber jenis Boeing B-29 Superfortress "Bock's Car" yang dipiloti oleh Mayor Charles
Sweeney melepaskan satu bom atom Fat Man di Nagasaki.
Enam hari setelah dijatuhkannya bom atom di Nagasaki, (Jerman sudah menandatangani
menyerah pada tanggal 7 Mei 1945, mengakhiri teater Eropa.) Pengeboman ini membuat
Jepang sesudah perang mengadopsi Three Non-Nuclear Principles, melarang negara itu
memiliki senjata nuklir.
Pada tanggal 6 agustus 1945,amerika mengirimkan 2 buah pesawat jenis boeing b-29
superfoster yang membawa bom atom "Little Boy" dari markas amerika di filipina.pesawat
ini bernama engola gay.bom dengan berat 55 ton ini dibawa ke hiroshima untuk
dijatuhkan.tepat pukul 9.00 pagi,pesawat ini menjatuhkan bom atom dengan daya ledak 50
km/segi.dibandingkan dengan bom atom litle boy, bom fat man jauh lebih besar daya ledak
dan beratnya.bom ini dijatukan di nagasaki pada 9 agustus 1945.daya ledak hingga 100
km/segi,dan beratnya 105 ton.
Kombinasi antara penggunaan bom atom dan keterlibatan baru Uni Soviet dalam perang
merupakan faktor besar penyebab menyerahnya Jepang, walaupun sebenarnya Uni Soviet
belum mengeluarkan deklarasi perang sampai tanggal 8 Agustus 1945, setelah bom atom
pertama dilepaskan. Jepang menyerah tanpa syarat pada tanggal 14 Agustus 1945,
menandatangani surat penyerahan pada tanggal 2 September 1945 di atas kapal USS Missouri
di teluk Tokyo.
Afrika dan Timur Tengah
1940: Mesir dan Somaliland
Pertempuran di Afrika Utara bermula pada 1940, ketika sejumlah kecil pasukan Inggris di
Mesir memukul balik serangan pasukan Italia dari Libya yang bertujuan untuk merebut Mesir
terutama Terusan Suez yang vital. Tentara Inggris, India, dan Australia melancarkan serangan
balik dengan sandi Operasi Kompas (Operation Compass), yang terhenti pada 1941 ketika
sebagian besar pasukan Persemakmuran (Commonwealth) dipindahkan ke Yunani untuk
mempertahankannya dari serangan Jerman. Tetapi pasukan Jerman yang belakangan dikenal
sebagai Korps Afrika di bawah pimpinan Erwin Rommel mendarat di Libya, melanjutkan
serangan terhadap Mesir.
1941: Suriah, Lebanon, Korps Afrika merebut Tobruk
Pada Juni 1941 Angkatan Darat Australia dan pasukan Sekutu menginvasi Suriah dan
Lebanon, merebut Damaskus pada 17 Juni. Di Irak, terjadi penggulingan kekuasaan atas
pemerintah yang pro-Inggris oleh kelompok Rashid Ali yang pro-Nazi. Pemberontakan
didukung oleh Mufti Besar Yerusalem, Haji Amin al-Husseini. Oleh karena merasa garis
belakangnya terancam, Inggris mendatangkan bala bantuan dari India dan menduduki Irak.
Pemerintahan pro-Inggris kembali berkuasa, sementara Rashid Ali dan Mufti Besar
Yerusalem melarikan diri ke Iran. Namun kemudian Inggris dan Uni Soviet menduduki Iran
serta menggulingkan shah Iran yang pro-Jerman. Kedua tokoh Arab yang pro-Nazi di atas
kemudian melarikan diri ke Eropa melalui Turki, di mana mereka kemudian bekerja sama
dengan Hitler untuk menyingkirkan orang Inggris dan orang Yahudi. Korps Afrika dibawah
Rommel melangkah maju dengan cepat ke arah timur, merebut kota pelabuhan Tobruk.
Pasukan Australia dan Inggris di kota tersebut berhasil bertahan hingga serangan Axis
berhasil merebut kota tersebut dan memaksa Divisi Ke-8 (Eighth Army) mundur ke garis di
El Alamein.
1942: Pertempuran El Alamein Pertama dan Kedua
Keterangan gambar :Crusader tank Britania melewati Panzer IV Jerman yang terbakar di
tengah gurun
Pertempuran El Alamein Pertama terjadi di antara 1 Juli dan 27 Juli 1942. Pasukan Jerman
sudah maju ke yang titik pertahanan terakhir sebelum Alexandria dan Terusan Suez. Namun
mereka telah kehabisan suplai, dan pertahanan Inggris dan Persemakmuran menghentikan
arah mereka.
Pertempuran El Alamein Kedua terjadi di antara 23 Oktober dan 3 November 1942 sesudah
Bernard Montgomery menggantikan Claude Auchinleck sebagai komandan Eighth Army.
Rommel, panglima cemerlang Korps Afrika Tentara Jerman, yang dikenal sebagai "Rubah
Gurun", absen pada pertempuran luar biasa ini, karena sedang berada dalam tahap
penyembuhan dari sakit kuning di Eropa. Montgomery tahu Rommel absen. Pasukan
Persemakmuran melancarkan serangan, dan meskipun mereka kehilangan lebih banyak tank
daripada Jerman ketika memulai pertempuran, Montgomery memenangkan pertempuran ini.
Sekutu mempunyai keuntungan dengan dekatnya mereka ke suplai mereka selama
pertempuran. Lagipula, Rommel hanya mendapat sedikit atau bahkan tak ada pertolongan
kali ini dari Luftwaffe, yang sekarang lebih ditugaskan dengan membela angkasa udara Eropa
Barat dan melawan Uni Soviet daripada menyediakan bantuan di Afrika Utara untuk
Rommel. Setelah kekalahan Jerman di El Alamein, Rommel membuat penarikan strategis
yang cemerlang ke Tunisia. Banyak sejarawan berpendapat bahwa berhasilnya Rommel pada
penarikan strategis Korps Afrika dari Mesir lebih mengesankan daripada kemenangannya
yang lebih awal, termasuk Tobruk, karena dia berhasil membuat seluruh pasukannya kembali
utuh, melawan keunggulan udara Sekutu dan pasukan Persemakmuran yang sekarang
diperkuat oleh pasukan AS.
1942: Operasi Obor (Torch Operation), Afrika Utara Perancis
Untuk melengkapi kemenangan ini, pada 8 November 1942 dilancarkanlah Operasi Obor
(Operation Torch) dibawah pimpinan Jendral Dwight Eisenhower. Tujuan utama operasi ini
adalah merebut kontrol terhadap Maroko dan Aljazair melalui pendaratan simultan di
Casablanca, Oran, dan Aljazair, yang dilanjutkan beberapa hari kemudian dengan pendaratan
di Bne, gerbang menuju Tunisia.
Pasukan lokal di bawah Perancis Vichy sempat melakukan perlawanan terbatas, sebelum
akhirnya bersedia bernegosiasi dan mengakhiri perlawanan mereka.
Keterangan Gambar :Pasukan Sekutu mendarat, dalam serangan bernama sandi Operasi Obor.
Perang Dunia II di Eropa. Merah adalah Sekutu atau penguasaannya, Biru adalah Axis atau
penguasaannya, dan Hijau adalah Uni Soviet sebelum bergabung dengan Sekutu tahun 1941.
Salah satu foto bewarna Perang Dunia II yang selamat dari 40 juta foto hitam putih lainnya.
Tampak di tengah-tengah Adolf Hitler.
Finlandia yang tidak ingin dijajah. Bantuan senjata mengalir dari negara Barat terutama dari
tetangganya Swedia yang memilih netral dalam peperangan itu. Pasukan Finlandia
memanfaatkan musim dingin yang beku namun dapat bergerak lincah meskipun kekuatannya
sedikit (kurang lebih 300.000 pasukan). Akhirnya Soviet mengerahkan serangan besar
besaran dengan 3.000.000 tentara menyerbu Finlandia dan berhasil merebut kota-kota dan
beberapa wilayah Finlandia. Sehingga memaksa Carl Gustav untuk mengadakan perjanjian
perdamaian.
Ketika Hitler menyerang Rusia (Uni Soviet), Hitler juga memanfaatkan pejuang-pejuang
Finlandia untuk melakukan serangan ke kota St. Petersburg.
Invasi Eropa Barat, Republik-republik Baltik, Yunani, Balkan
Italia menyerbu Yunani pada 28 Oktober 1940 melalui Albania, tetapi dapat ditahan oleh
pasukan Yunani yang bahkan menyerang balik ke Albania. Hitler kemudian mengirim tentara
untuk membantu Mussolini berperang melawan Yunani. Pertempuran juga meluas hingga
wilayah yang dikenal sebagai wilayah bekas Yugoslavia. Pasukan NAZI mendapat dukungan
dari sebagian Kroasia dan Bosnia, yang merupakan konflik laten di daerah itu sepeninggal
Kerajaan Ottoman. Namun Pasukan Nazi mendapat perlawanan hebat dari kaum Nasionalis
yang didominasi oleh Serbia dan beberapa etnis lainnya yang dipimpin oleh Josip Broz Tito.
Pertempuran dengan kaum Nazi merupakan salah satu bibit pertempuran antar etnis di
wilayah bekas Yugoslavia pada dekade 1990-an.
Invasi Uni Soviet
1941 :Operasi Barbarossa
Operasi Barbarossa (Jerman: Unternehmen Barbarossa) adalah sebutan invasi tentara Nazi
Jerman di Uni Soviet pada Perang Dunia II. Invasi ini dimulai pada tanggal 22 Juni 1941
Lebih dari 4,5 juta tentara dari kekuatan Axis Uni Soviet menyerbu sepanjang 2.900 km
(1.800 mil). [Perencanaan untuk Operasi Barbarossa dimulai pada tanggal 18 Desember
1940; rahasia persiapan dan operasi militer itu sendiri berlangsung hampir satu tahun, dari
musim semi tahun 1940 sampai musim dingin 1941.
Barbarossa adalah nama seorang Kaisar Jerman pada Abad Pertengahan.
Mula-mula pasukan Adolf Hitler menang dengan taktik Blitzkrieg nya, tetapi musim dingin
tiba dan ini adalah sekutu terbaik Rusia. Pasukan Jerman mampu menghancurkan pasukanpasukan Uni Soviet namun gagal memperhitungkan kemampuan Uni Soviet untuk secara
terus-menerus memperbarui dan mempersenjatai pasaukan baru. Yakin bahwa Jepang tidak
akan menyerang di Timur, Stalin juga menarik pasukan Uni Soviet dari Siberia untuk
mempertahankan Moskwa dan melakukan serangan balik. Pasukan Jerman dapat menekan
sampai beberapa kilometer dari Moskwa, namun serangan balik Uni Soviet di tengah musim
dingin akhirnya berhasil mematahkan Operasi Barbarossa. Hitler mengharapkan pukulan
cepat dan tidak mempersiapkan perang yang berkelanjutan di tengah musim dingin Rusia.
Tujuan
Tujuan operasional Barbarossa adalah penaklukan cepat Eropa bagian barat Uni Soviet dari
jalur yang menghubungkan kota-kota Arkhangelsk dan Astrakhan, yang sering disebut jalur
AA. Pada akhir bulan Januari 1942, Tentara Merah telah ditolak Wehrmacht , sebuah pukulan
terkuat. Adolf Hitler tidak mencapai kemenangan yang diharapkan, tetapi situasi Uni Soviet
tetap mengerikan. Taktis, Jerman telah memenangkan beberapa kemenangan gemilang dan
menduduki beberapa wilayah ekonomi paling penting di negeri, terutama di Ukraina.
Meskipun keberhasilan ini, Jerman didesak mundur dari Moskow dan tak pernah me-mount
sebuah serangan secara simultan di sepanjang seluruh Soviet-Jerman strategis depan lagi.
Operasi Barbarossa merupakan kegagalan Hitler dan menyebabkan tuntutan untuk melakukan
operasi lebih lanjut di Uni Soviet, yang semuanya pada akhirnya gagal, seperti melanjutkan
Pengepungan Leningrad, Operasi Nordlicht, dan Pertempuran Stalingrad, pertempuran antara
lain di wilayah yang diduduki Soviet . Operasi Barbarossa masih merupakan operasi militer
terbesar, dalam hal kekuatan pasukan dan korban, dalam sejarah manusia. Kegagalan
tersebut merupakan titik balik dalam keberuntungan Reich Ketiga. Paling penting, Operasi
Barbarossa membuka Blok Timur, di mana pasukan lebih berkomitmen daripada di medan
pertempuran dalam sejarah dunia. Operasi Barbarossa dan daerah-daerah yang jatuh di
bawahnya menjadi tempat beberapa pertempuran terbesar, mematikan, kekejaman, korban
tertinggi, dan kondisi yang paling mengerikan bagi Soviet dan Jerman - yang semuanya
memengaruhi Perang Dunia II dan sejarah abad ke-20.
Teori Nazi tentang Uni Soviet
Pada awal 1925, Hitler membuat rencana akan menyerang Uni Soviet, dan menyatakan
bahwa rakyat Jerman membutuhkan "ruang untuk hidup", yaitu sumber daya alam dan bahwa
ini harus dicari di timur. Kebijakan rasial Nazi Jerman (ideologi Nazi) menyatakan bahwa
Uni Soviet dihuni oleh etnis Slavia dan dikuasai oleh paham Yahudi Bolshevisme.
Perjuanganku (catatan Hitler) menyatakan bahwa takdi Jerman adalah kembali ke "Timur"
seperti pada "enam ratus tahun yang lalu " dan "akhir dominasi Yahudi di Rusia juga akan
menjadi akhir bagi Rusia sebagai suatu Negara.Setelah itu, Hitler berbicara tentang
pertempuran yang tak terhindarkan melawan "cita-cita pan-Slav", dimana kemenangan akan
membawa kepada " penguasaan dunia yang permanen ", walaupun ia mengatakan bahwa
mereka akan "berjalan bersama Rusia, jika dapat membantu kami Dengan demikian,
kebijakan Nazi adalah untuk membunuh, mendeportasi atau memperbudak Rusia dan
populasi Slavia lainnya dan terisi kembali dengan bangsa Jermanik.
Nazi-Soviet 1939-1940
Soviet dan invasi Jerman, aneksasi, dan lingkungan yang berpengaruh di Eropa Tengah dan
Timur 1939-1940
Pakta Molotov-Ribbentrop telah ditandatangani lama sebelum Invasi Polandia Jerman dan
Soviet pada tahun 1939. Sebuah pakta non-agresi tetapi protokol rahasia diuraikan bahwa
kesepakatan antara Reich Ketiga dan Uni Soviet tentang pembagian perbatasan negara Pakta
ini mengejutkan dunia karena pihak 'saling permusuhan dan menentang Ideologi mereka.
Sebagai hasil dari perjanjian itu, Nazi Jerman dan Uni Soviet memiliki hubungan diplomatik
cukup kuat dan hubungan ekonomi yang penting. Memasukkan negara-negara Jerman-Soviet
dalam Perjanjian Komersial (1940) (pakta perdagangan tahun 1940)), di mana militer Jerman
Soviet menerima dan peralatan industri sebagai ganti bahan baku, seperti minyak, untuk
membantu Jerman menghindari blokade Inggris.
Tapi kedua belah pihak sangat curiga terhadap satu sama lain. Setelah Jerman memasuki
Pakta Tripartit dengan Jepang dan Italia, mulai perundingan tentang potensi Soviet masuk ke
dalam pakta. Setelah dua hari perundingan ,12-14 November, di Berlin, Jerman, diusulkan
untuk Soviet masuk Axis. Uni Soviet menawarkan perjanjian tandingan pada tanggal 25
November 1940, dan Jerman tidak menjawabnya. Ketika kedua belah pihak mulai
berbenturan di Eropa Timur, timbul konflik dalam membahas beberapa isu terbuka, Januari
1941, walaupun mereka menandatangani perjanjian perbatasan dan persetujuan komersial.
Rencana invasi Jerman
Reputasi Stalin dalam kontribusi kepada Nazi tentang pembenaran serangan mereka dan
pertempuran mereka sukses. Pada akhir 1930-an, Stalin telah membunuh atau memenjarakan
jutaan warga selama Great Purge, termasuk perwira militer yang kompeten dan
berpengalaman, meninggalkan Tentara Merah menjadi lemah dan kehilangan pemimpin. Nazi
sering menekan Soviet secara brutal saat menargetkan propaganda terhadap Slavia.
Propaganda Jerman mengklaim [Tentara Merah sedang bersiap-siap untuk menyerang
mereka, dan invasi mereka sendiri sebagai pra-efek perang.
Di musim panas 1940, saat Jerman krisis bahan baku dan potensi benturan dengan Uni Soviet
atas wilayah di Balkan muncul, invasi Uni Soviet tampak solusi satu-satunya. [34] Meskipun
tidak ada rencana lagi, pada bulan Juni, Hitler mengatakan kepada salah seorang jendral
bahwa kemenangan di Eropa Barat "akhirnya membebaskan diri untuk mendapat tugas
penting: melawan Bolshevisme", walaupun Hilter mengatakan bahwa pendudukan Rusia
Barat akan menciptakan "lebih mengeluarkan daripada mendapat bantuan untuk situasi
ekonomi Jerman." Hitler mengantisipasi manfaat tambahan:
Ketika Uni Soviet dikalahkan, maka kekurangan buruh dalam industri Jerman bisa dibantu
oleh demobilisasi tentara.
Ukraina akan menjadi sumber pertanian.
Setelah Uni Soviet sebagai sumber pekerja, dapat meningkatkan posisi geostrategis Jerman.
Kekalahan dari Uni Soviet akan semakin mengisolasi Sekutu, terutama Inggris.
Perekonomian Jerman membutuhkan lebih banyak minyak dan mengendalikan tambang
minyak akan tercapai; seperti perkataan Albert Speer, Menteri Jerman Produksi Peralatan
Perang dan Perang, dalam wawancara, "kebutuhan minyak jelas motif utama" dalam
keputusan untuk menyerbu
Pada tanggal 5 Desember, Hitler menerima rencana militer untuk invasi, dan disetujui,
dengan mulai dijadwalkan pada Mei 1941. Pada tanggal 18 Desember 1940, Hitler
menandatangani Directive Perang Nomor 21 kepada Komando Tinggi Jerman untuk operasi
dengan nama sandi "Operasi Barbarossa" yang menyatakan : "Wehrmacht Jerman harus siap
untuk menghancurkan Rusia dalam kampanye yang cepat." [39] Operasi ini diberi nama
Kaisar Frederick Barbarossa dari Kekaisaran Romawi Suci, seorang pemimpin dari Perang
Salib Ketiga pada abad ke-12. Invasi ditetapkan mulai 15 Mei 1941. Pada bulan Desember,
Stanlin mengingatkan para jenderal Uni Soviet tentang perhatian Hitler bahwa mereka harus
selalu siap untuk menahan serangan Jerman, dan Hitler berpikir bahwa Tentara Merah akan
memerlukan empat tahun untuk persiapan diri. Oleh karena itu, "kita harus siap lebih awal"
dan "kami akan mencoba untuk menunda perang selama dua tahun lagi."
Pada musim gugur 1940, pejabat tinggi Jerman merancang sebuah memorandum mengenai
bahaya invasi Soviet. Mereka mengatakan Ukraina, Belarussia dan Baltik Serikat akan
berakhir sebagai beban ekonomi saja bagi Jerman. [41] Pejabat Jerman lainnya berpendapat
bahwa Soviet dalam bentuk birokrasi tidak berbahaya, pendudukan tidak akan menghasilkan
keuntungan bagi Jerman.
Hitler mengabaikan penentang ekonomi Jerman, meskipun Jenderal Georg Thomas telah
menyiapkan laporan konsekuensi negatif ekonomi dari invasi Soviet
Rudolf Hess dan kawan-kawan di Heinrich Himmler "Pembangunan dan Perencanaan di
Timur" Eksebisi Maret 1941
Di mulai pada bulan Maret 1941, Cetak biru Goering menyatakan usulan secara rinci tentang
ekonomi Uni Soviet setelah invasi. Seluruh penduduk Kota dibuat kelaparan sampai mati,
sehingga menciptakan sebuah surplus pertanian untuk memberi makan Jerman dan
memungkinkan penggantian penduduk kota dengan orang kaya Jerman. Selama Percobaan
Nuremberg pada tahun 1946, Sir Hartley Shawcross mengatakan bahwa pada Maret 1941
divisi administratif sebelumnya dibuat di Timur Rusia, telah direncanakan:
Ural (Ural pusat dan selatan serta wilayah terdekat, direncanakan reorganisasi wilayah dari
timur Eropa Rusia)
Siberia Barat ( Siberia barat dan Novosibirsk)
Nordland (daerah Soviet Arktik: Rusia pantai utara Eropa dan barat laut Siberia pantai utara))
Di musim panas 1941, Jerman Nazi-ideologis Alfred Rosenberg menyarankan bahwa
menaklukkan wilayah Uni Soviet harus diberikan berikut kantor pemerintahannya':
Pemerintahan Ostland (negara-negara Baltik dan Belarusia)
Pemerintahan Ukraina (Ukraina dan wilayah sekitarnya)
Pemerintahan Kaukasus (Rusia Selatan dan Kaukasus)
Pemerintahan Moskow (Moskow metropolitan dan sisanya dari Eropa Rusia)
Turkistan (wilayah Asia Tengah)
Kebijakan Nazi bertujuan untuk menghancurkan Uni Soviet sebagai entitas politik sesuai
dengan geopolitik untuk kepentingan masa depan generasi " Arya ".
Operasi Barbarossa adalah untuk menggabungkan serangan ke arah utara Leningrad, sebuah
simbolis merebut Moskow, dan strategi ekonomi merebut ladang minyak di selatan di luar
Ukraina. Hitler dan para jendralnya yang tidak setuju pada aspek-aspek ini harus memperoleh
prioritas dan Jerman harus memfokuskan energi; menentukan prioritas diperlukan kompromi.
Hitler menganggap dirinya politikus dan militer jenius. Ketika merencanakan Barbarossa
selama tahun 1940 dan 1941, dalam banyak diskusi dengan para jenderalnya, Hitler
mengulangi perintah: "Leningrad pertama, kedua Basin Donetsk, Moskow ketiga." Hitler
tidak sabar untuk melanjutkan invasi ke timur. Ia yakin Inggris akan menuntut perdamaian,
setelah Jerman menang di Uni Soviet. Jenderal Franz Halder mencatat dalam buku hariannya
itu, bahwa dengan menghancurkan Uni Soviet, Jerman akan menghancurkan harapan
kemenangan Inggris.
Hitler terlalu percaya diri dari keberhasilan yang pesat di Eropa Barat dan kebodohan Tentara
Merah dalam Perang Musim Dingin melawan Finlandia pada 1939-40. Dia mengharapkan
kemenangan dalam waktu beberapa bulan, namun tidak mempersiapkan diri untuk sebuah
perang yang berlangsung dalam musim dingin.
Pertempuran Stalingrad
Pertempuran Stalingrad, yang terjadi pada 21 Agustus 1942 hingga 2 Februari 1943,
merupakan pertempuran sengit antara Jerman dan sekutunya melawan Uni Soviet,
memperebutkan kota Stalingrad (yang sekarang bernama Volgograd), dalam Perang Dunia II.
Pertempuran ini dianggap sebagai titik balik Perang Dunia II, dan sebagai pertempuran paling
berdarah sepanjang sejarah, dimana 1,5 juta orang lebih terbunuh dari kedua pihak. Kedua
pihak bertempur dengan brutal dan tidak memperdulikan korban warga sipil. Pertempuran ini
terdiri dari beberapa fase, yaitu pengepungan Jerman terhadap Stalingrad, pertempuran dalam
kota, serangan balik Soviet, serta pengepungan serta penghancuran kekuatan-kekuatan Poros
di sekitar Stalingrad, yang ditulangpunggungi Tentara Keenam Jerman[
Latar Belakang
Pada bulan Juni 1942, Tentara Jerman (Wehrmacht) melancarkan kampanye musim panas
kedua mereka terhadap Uni Soviet, yang disebut Operation Blau (Operasi Biru). Sebelumnya
dalam operasi Barbarossa Wehrmacht dihalau di pintu gerbang Moskow pada musim dingin
1941-1942. Operasi Biru diarahkan ke Rusia selatan dengan tujuan merebut ladang minyak di
Baku, Azerbaijan, dan membuka jalan untuk menguasai ladang-ladang minyak di Timur
Tengah. Pasukan penyerbu Jerman dibagi dua kekuatan, Grup Tentara A menyerbu Kaukasus
dan Grup Tentara B menuju sungai Volga dan kota Stalingrad.
Pentingnya Stalingrad
Pada mulanya, Tentara Merah Soviet memilih untuk bergerak mundur guna membuat jalur
logistik pasukan Jerman keteteran dengan memanfaatkan luasnya wilayah Uni Soviet. Akan
tetapi kemudian Stalin memerintahkan pasukannya untuk bertahan di Stalingrad, yang secara
harfiah berarti "kota Stalin". Selain karena menyandang nama Stalin, kota Stalingrad juga
penting karena merupakan kota industri terbesar di tepi sungai Volga (jalur transportasi
penting ke Laut Kaspia). Jatuhnya Stalingrad ke tangan Jerman akan memudahkan gerak
maju pasukan Jerman menuju Kaukasus, yang memiliki cadangan minyak besar, yang amat
dibutuhkan oleh Jerman.
Jalannya pertempuran
Menurut perkiraan, sekitar empat puluh ribu tentara dari kedua belah pihak terbunuh dalam
setiap harinya. Fuhrer Adolf Hitler memerintahkan pasukannya agar dalam kondisi apapun,
kota Stalingrad harus direbut. Akibatnya pasukan Jerman bertempur mati-matian untuk
merebut kota tersebut. Namun, rakyat dan tentara di kota Stalingrad juga melakukan
perlawanan yang sangat kuat sehingga pasukan Nazi dapat dihadang.
Sementara pasukannya terjebak dalam perang mati-matian di Stalingrad, Komando Tertinggi
Jerman tidak menyadari bahwa Stalin telah mengumpulkan bala bantuan untuk
menghancurkan pasukan Jerman dalam suatu kampanye musin dingin. Serangan balasan Uni
Soviet dilancarkan pada bulan November 1942 ketika salju mulai turun. Serangan tersebut
dengan cepat menggulung pasukan Italia, Rumania, dan Hungaria yang melindungi garis
belakang Angkatan Darat ke-6 Jerman. Akibatnya, pasukan Jerman yang beroperasi di
Stalingrad terkepung.
Seharusnya, waktu Jerman melakukan penyerangan adalah 4 Mei 1943, tetapi Hitler ingin
menunggu tank Panther dan Elefant siap dioperasikan. Setelah itu sempat terjadi beberapa
kali pengunduran waktu penyerangan. Tanggal 12 Juni merupakan tanggal yang direncanakan
selanjutnya akan tetapi kekalahan dari front Afrika di Tunisia memaksa Hitler untuk
mengundurkan waktu penyerangan selama hampir tiga minggu hingga bulan Juli 1943. Pada
malam tanggal 3 Juli 1943, sehari sebelum penyerangan, pasukan Jerman menyusup untuk
membersihkan dan menyiapkan jalan melalui beberapa ladang ranjau, dengan cara menusuk
ranjau dengan bayonet, mengangkatnya dan mengamankan dengan tangan. Menurut
testimoni dari insinyur Grodeutschland, 10 orang prajurit dari pasukan pekerja ke-2 telah
mengamankan sebanyak 2.700 ranjau pada malam itu, yang dikerjakan rata-rata satu ranjau
per-menit setiap orangnya.
Pada tanggal 4 Juli 1943, pukul 14.45 waktu setempat, ratusan pesawat Stuka Jerman yang
tergabung dalam lima grup Armada Udara Ke 4 menyerang area sekitar Butovo yang terletak
500 yard di dalam garis pertahanan Soviet sepanjang 2 mil. Serangan ini berlangsung selama
10 menit dan dilanjutkan dengan gempuran meriam dan roket artileri untuk membuka posisi
pasukan Uni Soviet. Armada Panzerkorps Ke-III bergerak menyerang posisi Soviet di sekitar
Savidovka, Alekseyevka dan Luchanino. Dan pada waktu yang bersamaan di Butovo,
Resimen Pertahanan Senapan Soviet Ke 199 diserang oleh Resimen Panzergrenadier Ke 3.
Dataran tinggi sekitar Butovo mampu dikuasai oleh Divisi Panzer Ke 11. Di arah barat
Butovo, Divisi Panzer Ke 3 menghadapi perlawanan sengit dari pihak Soviet sehingga tidak
mampu untuk mengamankan sasarannya hingga larut malam.
Sementara itu, armada Panzerkorps Ke-II melancarkan serangan pendahuluan untuk
mengamankan pos pengamatan yang akan digunakan untuk pertempuran selanjutnya. Disini
mereka mendapatkan perlawanan yang kuat hingga dipersenjatai dengan penyembur api
untuk mengamankan bunker dan pos penjagaan. Pada pukul 22.30, Marsekal Zhukov
memerintahkan Tentara Merah untuk membalas dengan melancarkan bombardiran artileri
bertubi-tubi ke posisi Jerman, yang mampu memperlambat gerak dari Jerman.
Esok harinya, secara mengejutkan serangan balasan yang dilakukan Angkatan Udara Soviet
berhasil membombardir sejumlah pangkalan Luftwaffe Jerman dan menimbulkan korban
yang tidak sedikit pula dari serangan mendadak tersebut.
Di medan perang Utara, pergerakan Pasukan Jerman Ke 9 mengalami hambatan yang jauh
lebih berat. Ratusan ribu ranjau yang ditanam Tentara Merah berhasil menciptakan kesulitan
besar bagi pasukan Marsekal Walther Model. Kemajuan yg diperoleh terlalu sedikit, perlu
ahli dan teknisi ranjau serta kendaraan anti-ranjau untuk mengatasi rintangan itu. Sialnya,
Model tidak memiliki teknisi dan armada yang cukup. Apalagi, jumlah tank yang dimiliki
Model lebih sedikit dibanding armada tank yang dikerahkan untuk menggempur kawasan
selatan Kursk. Selain itu, moril dan mental pasukan Model juga tidak setangguh pasukan von
Manstein. Akibatnya, daya gempur pasukan Model cepat melemah.
Setelah bertempur selama satu minggu, pasukan Jerman hanya mampu bergerak maju sejauh
10 kilometer. Tapi, serangan balik Tentara Merah yang dilancarkan dari kawasan Orel justru
berhasil memukul mundur pasukan Jerman, bahkan mengakibatkan Pasukan Jerman Ke 9
ditarik mundur. Pertempuran antara tentara Soviet dan Jerman diwarnai dengan duel tank dari
jarak dekat, sehingga kerugian yang dialami oleh kedua belah pihak sama besarnya. Jerman
sendiri kehilangan 300 Panzer III dan IV, setengah lusin tank Tiger dan 50 tank lainnya rusak
parah. Namun, bedanya kendati jumlah total kerugian yang dialami Soviet lebih besar,
dengan cepat Tentara Merah sanggup mengganti armada tanknya, sedangkan Jerman tidak.
Soal keunggulan tempur, tank Soviet seperti T-34 kadang-kadang lebih unggul daripada tanktank Jerman. Keunggulannya terletak pada kecepatan, lapisan baja dan desain bodi tank, serta
mobilitas yang sangat baik. Namun kali ini, T-34 dibuat tidak berkutik menghadapi tank
Tiger, yang dengan meriam 88 milimeternya mampu menghajar T-34 dari berbagai sudut dan
jarak berapapun. Maka, untuk menghancurkan tank Tiger, awak T-34 memakai taktik
menyerang hand-to-hand, yaitu dengan mendekat bersama-sama lalu menembakinya dari
jarak dekat. Itu dilakukan mengingat meriam 76 milimeter T-34 tidak mampu menghajar
Tiger dari jarak yang jauh, serta pelindung Tiger yang tebal tidak mampu ditembus oleh
meriam T-34 waktu itu.
Jerman pun akhirnya berhasil dipukul mundur atau dengan kata lain mengkhianati doktrin
tempur Jerman yang pantang mundur. Manstein dan Model memilih mundur mengingat
mereka masih dibutuhkan untuk mempertahankan tanah Jerman sendiri.
Kendati pasukan Jerman berhasil dipukul mundur dari Kursk, kekuatan keduanya sebenarnya
masih sebanding. Tapi mengingat Jerman tidak lagi memiliki tentara baru yang lebih segar
sedangkan Tentara Merah dan persenjataannya justru makin melimpah, inisiatif pertempuran
langsung berpindah tangan ke Soviet. Akibat serbuan yang gagal itu, kekuatan Jerman terus
merosot. Selama bertempur untuk menguasai Kursk, setiap divisi yang dikerahkan Jerman
kehilangan antara 2.000 hingga 3.500 tentara terlatih. Sedangkan jumlah total tank dan panser
yang hancur mencapai 500-an buah.
Penutup
Operasi Zitadelle merupakan pertaruhan Jerman di front timur yang sangat menelan biaya
dan memiliki kemungkinan sukses yang kecil. Setelah operasi ini Jerman terbukti tidak
mampu untuk mengembalikan dan membalas kekalahan mereka. Total korban di pihak
Jerman mencapai 200.000 orang meninggal dan terluka. Sedangkan di pihak Soviet tercatat
182.000 orang meninggal dan 424.000 orang terluka. Kedua belah pihak sama-sama
kehilangan lebih dari 50% kekuatan tank mereka, dimana Jerman kehilangan 500 tank dan
200 pesawat tempur, sedangkan Soviet kehilangan 1,500 tank serta 1,000 pesawat tempur.
Invasi Normandia (D-Day), invasi di Perancis oleh pasukan Amerika Serikat dan Inggris,
1944
Invasi Normandia, yang nama kodenya adalah Operasi Overlord, adalah sebuah operasi
pendaratan yang dilakukan oleh pasukan Sekutu saat Perang Dunia II pada tanggal 6 Juni
1944. Hingga kini Invasi Normandia merupakan invasi laut terbesar dalam sejarah, dengan
hampir tiga juta tentara menyeberangi Selat Inggris dari Inggris ke Perancis yang diduduki
oleh tentara Nazi Jerman.
Mayoritas satuan tempur pada serangan ini adalah pasukan Amerika Serikat, Britania Raya,
dan Kanada. Pasukan Kemerdekaan Perancis dan pasukan Polandia ikut bertempur setelah
fase pendaratan. Selain itu, pasukan dari Belgia, Cekoslowakia, Yunani, Belanda, dan
Norwegia juga turut serta.
Invasi Normandia dibuka dengan pendaratan parasut dan glider pada dini hari, serangan
udara dan artileri laut, dan pendaratan amfibi pagi hari, pada 6 Juni, D-Day. Pertempuran
untuk menguasai Normandia berlanjut selama lebih dari dua bulan, dengan kampanye untuk
menembus garis pertahanan Jerman dan menyebar dari pantai yang sudah dikuasai Sekutu.
Invasi ini berakhir dengan dibebaskannya Paris, dan jatuhnya kantong Falaise pada akhir
Agustus 1944.
Persiapan sekutu
.Setelah invasi Jerman terhadap Uni Soviet (Operasi Barbarossa), Sovietlah yang melakukan
mayoritas pertempuran menghadapi Jerman di Eropa. Presiden Franklin D. Roosevelt dan
Perdana Menteri Winston Churchill pada tahun 1942 menyatakan bahwa Amerika Serikat dan
Britania Raya siap membuka "front kedua" di Eropa untuk membantu Uni Soviet menghadapi
Jerman, pernyataan ini dinyatakan lagi pada musim semi tahun 1943.
Britania Raya, di bawah Winston Churchill, ingin menghindari serangan langsung seperti
pada Perang Dunia I yang pasti akan menyebabkan banyak korban. Mereka juga lebih
menyukai menggunakan taktik terselubung dengan membantu para pemberontak yang
diduduki Jerman, lalu melakukan serangan dari Mediterania, ke Wina, lalu memasuki Jerman
dari selatan. Cara seperti ini juga dianggap dapat membatasi masuknnya Soviet ke Eropa.
Namun Amerika Serikat menganggap bahwa cara paling optimal adalah serangan langsung
dari markas Sekutu yang paling dekat dan besar. Mereka sangat menginginkan metode ini,
dan menyatakan bahwa hanya cara inilah yang akan mereka dukung dalam jangka panjang.
Dua proposal awal direncanakan: Operasi Sledgehammer, yang merupakan invasi untuk
tahun 1942, dan Operasi Roundup, yaitu invasi lebih besar pada tahun 1943. Proposal yang
kedua diterima, lalu diganti namanya menjadi Operasi Overlord dan ditunda sampai 1944.
Sekitar 6.900 kendaraan laut, termasuk 4.100 kendaraan pendarat, digunakan untuk invasi ini,
dipimpin oleh Admiral Bertram Ramsay. Kemudian 12.000 pesawat terbang, termasuk 1.000
pesawat pembawa penerjun payung, berada di bawah Marsekal Udara Trafford LeighMallory. 10.000 ton bom akan dijatuhkan ke pertahanan Jerman, dan pesawat-pesawat ini
akan melakukan 14.000 misi serangan.
Peralatan khusus
Untuk melancarkan jalannya invasi ini, Sekutu mengembangkan banyak peralatan khusus.
Mayor-Jenderal Percy Hobart ditugaskan untuk mengetuai pengembangan kendaraan lapis
baja khusus. Kendaraan-kendaraan ini, yang dijuluki Hobarts Funnies, antara lain tank yang
bisa berenang Sherman Duplex Drive, tank pembersih ranjau, tank pembuat jembatan, tank
pembuat jalanan, dan tank khusus untuk menghancurkan gedung beton. Pengetesan
kendaraan-kendaraan ini dilakukan di Kirkham Priory di Yorkshire, Inggris.
Selain kendaraan lapis baja, dibuat juga dua pelabuhan buatan Mulberry Harbour agar bisa
mendatangkan persediaan secara cepat, ditambah dengan tidak adanya pelabuhan laut dalam
di lokasi pendaratan. Untuk mengirimkan bahan bakar dari Inggris, Sekutu menjalankan
Operasi PLUTO (Pipe Line Under The Ocean), yaitu jalur pipa bawah laut.
Persiapan Jerman
Pada tahun 1942 dan 1943, Jerman menganggap bahwa kemungkinan serangan Sekutu dari
barat sangat kecil. Persiapan menghadapi invasi hanya berupa pembangunan fortifikasi yang
melindungi pelabuhan-pelabuhan utama oleh Organisasi Todt.
Pada akhir 1943, berkumpulnya kekuatan Sekutu di Inggris menyebabkan Komandan Bagian
Barat Jerman, Marsekal Medan Gerd von Rundstedt, untuk meminta tambahan pasukan.
Pasukan yang dimiliki sebelumnya hanya merupakan formasi statik saja, tanpa alat-alat
transportasi dan peralatan dukungan. Selain itu pasukan itu terdiri dari tentara yang tidak
sempurna secara fisik (misalnya orang-orang yang kehilangan jarinya oleh dinginnya Front
Timur), atau merupakan wajib militer Polandia dan negara non-Jerman lainnya.
Selain tambahan pasukan, von Rundstedt mendapatkan anak buah baru, Marsekal Medan
Erwin Rommel. Rommel awalnya hanya ditugaskan untuk memeriksa Tembok Atlantik,
namun kemudian meminta untuk diberi tugas memimpin pasukan pertahanan Perancis utara,
Belgia, dan Belanda. Permintaan ini dipenuhi dan pasukan yang dipimpinnya digabungkan
dalam Grup B Angkatan Darat pada Februari 1944.
Pendaratan udara
Pendaratan udara dilakukan untuk merebut posisi-posisi kunci, dengan tujuan memblokir
serangan balik Jerman, mengamankan bagian samping pendaratan laut, dan melancarkan
pergerakan pasukan laut dari pantai. Divisi Lintas Udara Amerika Serikat ke-82 dan 101
ditugaskan untuk mengamankan samping barat, dan Divisi Lintas Udara ke-6 Britania Raya
ditugaskan ke samping timur.
Di bagian timur, 27 dari 32 tank Sherman DD tidak sampai ke pantai. Di bagian Barat, tank
DD berhasil mendarat namun banyak yang hancur oleh artileri Jerman. Data resmi
mengatakan bahwa "10 menit setelah mendarat, kompi [pemimpin] menjadi tidak berfungsi,
tanpa komandan, dan hampir sama sekali tidak bisa bertempur. Setiap perwira dan sersan
telah tewas atau terluka [...] Ini berubah menjadi perjuangan untuk bertahan dan
penyelamatan". Korban pada Pantai Omaha sampai 2.400 orang pada jam-jam pertama.
Beberapa komandan sempat ingin mundur dari pantai itu, tetapi beberapa satuan kecil
membentuk tim-tim ad hoc yang akhirnya berhasil menguasai pantai dan maju masuk ke
daratan.
Pointe du Hoc
Point du Hoc merupakan tempat penempatan meriam yang berada pada tebing beton tinggi.
Di sini, Batalyon Ranger ke-2, yang dipimpin oleh James Earl Rudder, ditugaskan untuk
memanjat tebing-tebing setinggi 30 meter tersebut dengan menggunakan tali, lalu
menghancurkan meriam-meriam di atas, yang diperkirakan menembak ke Pantai Omaha dan
Utah. Tetapi setelah tiba di atas tebing ternyata meriam-meriam tersebut sudah dipindahkan.
Para Ranger kemudian maju masuk ke daratan lalu akhirnya menemukan dan menghancurkan
meriam-meriam tersebut.
Pantai Utah
Pendaratan di Pantai Utah merupakan pendaratan dengan korban paling sedikit. Divisi
Infanteri ke-4 yang mendarat di pantai ini ternyata mendarat di tempat yang salah karena arus
yang mendorong kendaraan pendarat mereka ke arah tenggara, ke daerah yang tidak dijaga
dengan baik. Divisi ini kemudian maju ke daratan dengan mudah, ditambah dengan bantuan
dari Resimen Infanteri Parasut ke-502 dan 506. Dengan korban yang sangat sedikit, mereka
juga dapat bergerak dengan cepat, dengan tingkat kesuksesan yang sangat tinggi.
Setelah pendaratan
Setelah pantai dikuasai, dua pelabuhan buatan Mulberry Harbour diderek melalui Selat
Inggris dan selesai dirakit pada D+3 (9 Juni). Satu dibuat di Arromanches oleh pasukan
Britania Raya, dan satu lagi di Pantai Omaha oleh Amerika Serikat. Pada tanggal 19 Juni
sebuah badai menunda kegiatan pengiriman persediaan dan menghancurkan pelabuhan
buatan di Pantai Omaha. Ketika itu, Britania Raya sudah mendaratkan 314.547 orang, 54.000
kendaraan, dan 102.000 ton persediaan. Sementara Amerika Serikat telah mendaratkan
314.504 orang, 41.000 kendaraan, dan 116.000 ton persediaan.
Cherbourg
Di bagian barat invasi, pasukan Amerika Serikat ditugaskan untuk menguasai Semenanjung
Cotentin, khususnya Cherbourg, yang memiliki pelabuhan laut dalam. Wilayah di belakang
pantai Utah dan Omaha dicirikan oleh bocage, yaitu parit kuno dan pagar tanaman yang
tebalnya sampai tiga meter, tersebar setiap 100 sampai 200 meter, membuatnya sangat
menyulitkan untuk tank, peluru, dan penglihatan, dan menjadi tempat bertahan yang ideal.
Infanteri Amerika Serikat maju menuju Cherbourg dengan lambat, dan dengan banyak
korban. Bagian ujung semenanjung baru didatangi pada 18 Juni. Setelah melawan pasukan
Sekutu dengan gigih, komandan Cherbourg, Letnan Jenderal von Schlieben, akhirnya
menyerah setelah sebelumnya sempat menghancurkan pelabuhan Cherbourg, yang membuat
pelabuhan itu baru bisa dipakai pada pertengahan Agustus.
Caen
Caen dianggap sebagai objektif yang penting oleh Montgomery, maka Caen menjadi target
beberapa serangan. Serangan pertama adalah Operasi Perch, yang mencoba menyerang
Jerman lewat samping di Villers-Bocage. Tapi serangan ini dihentikan oleh Jerman pada
bersama istrinya akan bunuh diri bersama. Ia juga berpesan agar kekayaannya yang ada dapat
diwariskan kepada sanak keluarganya untuk menunjang kehidupan mereka secara sederhana.
REICHSTAG Pada detik-detik kehancuran Third Reich, secara perlahan tentara Amerika
mulai masuk. Bahkan Tentara Merah sampai hanya beberapa blok dari bunker Hitler. Foto ini
diambil Februari 1945 ketika tentara AS baru saja menguasai Julich. Dalam hal ini, hams
diakui Hitler walau kekuasaannya tidak terbatas, namun ia tidak korup untuk memperkaya
din. Hal ini berbeda sekali dengan sejumlah pengikutnya yang suka memperkaya diri, seperti
Goering. Ia menganggap hartanya adalah milik partai atau negara.
Sekalipun saya dalam tahun-tahun perjuangan duluyakin tidak dapat memikul tanggung
jawab perkawinan, kini menjelang akhir hidup, saya memutuskan menikahiwanita yang telah
cukup lama menjadi teman yang sesungguhnya, yang telah datang ke kota ini, dan dengan
kemauannya sendiri ingin berbagi dengan nasib saya. Ia akan mati bersama saya atas
keinginannya sendiri selaku istri. Hal ini merupakan kompensasi bagi kami berdua atas
segala apa yang hilang dari kami selama saya bertugas melayani rakyat saya Adalah
keinginan kami berdua agar tubuh kami segera dibakar di tempat saya paling banyak
melaksanakan pekeriaan sehari-hari selama 12 tahun pengabdian kepada rakyat saya .
Pernikahan Hitler dengan Eva Braun dilaksanakan 29 April di ruang peta dalam bunker,
dipimpin seorang pejabat catatan sipil dari balaikota Berlin yang dipanggil khusus ke bunker.
Upacara berlangsung singkat, tanpa tanya jawab soal keturunan Arya atau mengenai penyakit
keturunan yang mungkin mereka warisi, yang biasanya ditanyakan dalam setiap acara
pernikahan Nazi. Dalam upacara ini, Eva Braun mengenakan gaun sutra hitam, sedangkan
Hitler memakai seragamnya. Sesudah menandatangani surat nikah, Hitler dan istrinya
bergandengan menuju ruang lain untuk menjamu sejumlah tamunya dengan sampanye dan
sandwich.
Menjelang sore, masuk laporan ke bunker Hitler mengenai nasib tragis diktator fasis Italia,
Mussolini, bersama kekasih gelapnya Clara Petacci. Mereka tertangkap dan ditembak mati
kaum partisan Jenazah mereka dipertontonkan kepada publik di kota Milan, dengan cara
menggantung secara terbalik. Hitler tentu saja tidak mau jenazahnya diperhinakan dan
dijadikan mainan, khususnya oleh orang Yahudi. Karena itulah is menghendaki agar
tubuhnya segera dimusnahkan begitu telah mengakhiri hidupnya.
Hitler dengan tegas menolak permohonan agar dia meloloskan diri meninggalkan Berlin.
Satu-satunya jalan yang tersisa adalah lewat udara. Pilot
pribadinya, Hans Bauer menyatakan siap menerbangkannya, dan bila perlu dengan pesawat
pembom Junker terbaru yang mampu menempuh jarak
jauh hingga Timur Tengah.
Tentara Merah ketika menguasai Reichstag.
Wanita pilot Jerman yang paling ulung dan pengagum Hitler, Hanna Reitsch juga telah
menyiapkan sebuah pesawat ringan Fieseler Storch di dekat Gerbang Brandenburg Berlin. Di
dalam bunker Hitler, Hanna memohon Hitler terbang dengannya ke selatan. Namun Fuehrer
menolak. Ia malah memerintahkan Hanna menerbangkan Panglima Luftwaffe yang baru,
Marsekal Robert Ritter von Greim yang kakinya terluka parah akibat tembakan dari darat
dalam penerbangannya ke Berlin bersama Hanna. Kepada Greim, Hitler memerintahkan
untuk menangkap Goering dan Himmler.
Tak lupa Fuehrer memberibekal kepada Hanna dan Greim masing-masing kapsul racun
sianida, siapa tahu mereka memerlukannya. Tatkala hari mulai gelap, Hanna dan Greim
menerbangkan pesawat kecilnya yang terombang-ambing di atas Berlin. Mereka hanya
melihat pusat kota memerah dilalap api serta asap kebakaran di mana-mana.
Bunuh diri
Hari Senin 30 April, pasukan Rusia tinggal satu blok dari gedung kekanseliran dan bunker
Hitler. Kondisi semakin gawat. Pertempuran memperebutkan gedung Reichstag berlangsung
sengit. Beberapa kali pasukan infanteri Soviet berusaha menyerbu, tetapi setiap kali pula
terpukul mundur. Ketika mereka akhirnya berhasil memasuki gedung simbol kekuasaan Nazi
itu, untuk merebutnya pun harus melalui pertempuran berdarah-darah dari ruang satu ke
ruang lain, dari tingkat satu ke tingkat lainnya. Tank dan meriam dikerahkan mendukung
serbuan tersebut.
Pasukan SS dengan kefanatikan bertempurnya terus sehingga baru tersapu habis menjelang
tengah malam.
Beberapa menit sebelum hari berganti menjadi 1 Mei, hari sangat penting bagi Soviet Rusia,
bendera kemenangan berhasil dikibarkan di atas gedung Reichstag. Namun karena perebutan
Reichstag harus dipropagandakan ke dunia sebagai puncak kemenangan Soviet terhadap
Nazi, pagi-pagi tatkala matahari mulai menyinari Berlin, dilakukanlah adegan ulang
pengibaran bendera kemenangan di atap gedung tersebut, khusus untuk difoto.
Duduk di sebelah kiri Hitler adalah Joseph Goebbels yang awalnya dicurigai oleh Hitler.
Namun seperti kebanyakan intelijen lainnya dan orang-orang kuat di kepemimpinan Nazi, ia
jatuh pada masa Fuhrer.
Siang 30 April, tatkala pertempuran di Reichstag tengah berkobar hebat, Hitler antap siang
hanya ditemani kedua sekertarisnya, Traudl Junge dan Gerda Christian, serta juru masaknya
yang mungkin tidak mengetahui bahwa masakan itu adalah santapan terakhir Fuehrer, sang
pemimpin. eva Braun yang resmi dinikahi Hitler sehari sebelumnya, tidak beranjak keluar
dari kamar. Rupanya ia tidak punya selera makan menjelang saat-saat terakhirnya.
Sementara Erich Kempka, sopir Hitler mendapat perintah mengumpulkan 200 liter bensin
dalam jerigen untuk disiapkan di kebun bunker. Di bunker itu Dr Goebbels dan istrinya juga
bersiap untuk kematian mereka bersama keenam anaknya. Untuk itu Magda Goebbels telah
menyiapkan coklat dicampur finodin, yang akan membuat anak-anaknya tertidur lelap
sehingga mereka tidak akan merasa ketika sianida dimasukkan ke mulut mereka.
Seusai santap siang, Hitler masuk ke kamarnya dan kemudian keluar bersama istrinya yang
mengenakan gaun kesayangan Hitler berwama hitam dengan hiasan mawar di kiri kanan
bagian leher. Mereka berdua melakukan acara perpisahan, dengan menjabat tangan mereka
yang berkumpul di depan kamamya. Hitler mengucapkan kata-kata yang tidak jelas,
sedangkan Eva Braun tampak tabah. Ketika memeluk Traudl Junge, ia berkata, Kamu hams
berusaha keluar dari sini, mungkin kamu akan berhasil. Sampaikan cintaku kepada Bavaria.
Setelah itu Eva Braun berbalik, mengikuti suaminya kembali masuk ke kamar pribadi
mereka. Suasana menjadi senyap, semua menunggu dengan tegang dan kuyu.
Tak lama kemudian, sekitar pukul 15.30 sebuah letusan pistol terdengar dari kamar Hitler.
Ketika itu Traudl tengah membuatkan roti untuk makan siang keenam anak Goebbels. Setelah
ditunggu sesaat, tidak terdengar suara apa pun lagi. Ajudan Hitler, Mayor Otto Guns che lalu
membuka pintu dan masuk ke kamar. Para pejabat Nazi dan petinggi militer lalu mengikuti
masuk. Mereka mendapati tubuh Hitler tergeletak di sofa dengan darah membasahi kepalanya
yang terkulai pada sandaran tangan sofa, menghadap ke arah lantai. Darahnya menetes ke
karpet.
Rupanya ia menembakkan pistol ke dalam mulutnya langsung setelah menelan sianida. Di
sebelahnya, jenazah Eva Braun terbujur dalam sikap meringkuk dengan kaki di bawah
badannya. Ia memilih menenggak racun sianida daripada menembak dirinya sendiri. Waktu
itu adalah hanya 10 hari sesudah Hitler memperingati hari ulang tahunnya ke-56 dan baru 12
tahun tigabulan sejak ia menjadi kanselir dan mendirikan Reich Ketiga yang dicanangkannya
akan berumur 1.000 tahun!
lainnya rusak berat. Kota-kota di negeri itu mengalami kehancuran, misalnya Hamburg
kehilangan 53 persen bangunan, Koln (Cologne) 70 persen, Dortmund 66 persen, Munich
(Munchen) 33 persen, Dresden 60 persen dan Berlin 37 persen.
Sekitar 16 juta orang Jerman menjadi pengungsi dari wilayah timur dan sekitar 4,5 juta orang
lainnya terlantar di Jerman. Yaitu para eks-tawanan perang berbagai bangsa dan buruh paksa
asing. Sarana dan prasarana banyak yang hancur, dan mereka yang selamat dari peperangan
harus berjuang mati-matian untuk mempertahankan hidup.
Di bawah kepemimpinan Hitler dengan Reich Ketiga, rakyat Jerman boleh dikata nyaris akan
sampai titik bunuh diri secara nasional.
Keterangan Gambar : Berkibarnya bendera Soviet diatas gedung pemerintahan Nazi,
Reinchstag, merupakan tanda berakhirnya Perang Dunia II di Eropa.
Keputusannya
Jerman dibagi jadi Jerman Barat dan Jerman Timur
Jerman harus membayar pampasan perang
Angkatan perang Jerman dikurangi
Partai NAZI dihapus
Penjahat perang akan dihukum
Perjanjian San Francisco (8 September 1951)
Keputusannya:
Jepang diperintah oleh tentara pendudukan AS
Jepang membayar pampasan perang
Daerah yang dikuasai Jepang dikembalikan ke pemiliknya
Penjahat perang akan dihukum
Negara Populasi tahun 1939 Kematian Militer
Kematian Penduduk Sipil
orang Yahudi Total Kematian
Kematian/ % dari Populasi
Albania
1,100,000
28,000
200
28,200 2.56%
Australia
7,000,000
40,400 100
40,500 0.58%
Austria7,000,000
45,000 65,000 110,000
1.57%
Belgia 8,400,000
12,100 52,000 24,000 88,100 1.05%
Brazil 41,500,000
1,000 1,000
2,000 0.00%
Bulgaria
6,300,000
22,000
22,000 0.35%
Burma 17,500,000
60,000
60,000 0.34%
Kanada
11,300,000
Kematian
45,300
45,300 0.4%
Cina 530,000,000 3,000,000
7,000,000
10,000,000
1.89%
Cekoslowakia 15,300,000
25,000 63,000 277,000
365,000
2.39%
Denmark
3,800,000
1,300 1,800 100
3,200 0.08%
Estonia
1,100,000
40,000 1,000 41,000 3.73%
Ethiopia
14,100,000
5,000 200,000
205,000
1.45%
Finlandia
3,700,000
95,000 2,000
97,000 2.62%
Perancis
41,700,000
212,000
267,000
83,000 562,000
1.35%
Perancis Indochina 24,600,000
1,000,000
1,000,000
4.07%
Jerman 69,300,000
5,500,000
1,840,000
160,000
7,500,000
10.82%
Yunani 7,200,000
20,000 209,000
71,000 300,000
4.17%
Hungaria
9,200,000
300,000
Islandia
120,000
200
200
0.17%
India 386,000,000 87,000 1,500,000
1,587,000
0.41%
Indonesia
70,500,000
4,000,000
4,000,000
5.67%
Iran 14,000,000
200
200
Irak
0.00%
3,700,000
80,000 200,000
580,000
1,000
1,000 0.03%
Irlandia
4,250,000
100
100
0.00%
Italia 43,800,000
306,400
145,100
8,000 459,500
Jepang 72,000,000
2,000,000
600,000
2,600,000
3.61%
Korea 23,400,000
60,000
60,000 0.26%
Latvia 2,000,000
147,000
80,000 227,000
11.35%
Lithuania
2,500,000
212,000
141,000
353,000
14.12%
Luksemburg 300,000
1,000 1,000 2,000 0.67%
Malaya
5,500,000
100,000
100,000
1.82%
Malta 300,000
1,500
1,500 0.5%
Meksiko
19,800,000
Mongolia
700,000
300
0.04%
Belanda
8,700,000
Newfoundland300,000
1,100 0.37%
Selandia Baru 1,600,000
11,900 0.74%
Norwegia
2,900,000
1.05%
300
7,900 92,000 106,000
1,000 100
205,900
11,900
3,000 5,800 700
9,500 0.33%
2.37%
6.3%
Filipina
16,400,000
57,000 90,000
147,000
0.9%
Pulau Pasifik 1,900,000
57,000
57,000 3.0%
Polandia
34,800,000
400,000
2,200,000
3,000,000
5,600,000
16.09%
Portugis Timor
500,000
55,000
55,000 11.0%
Rumania
19,900,000
316,000
56,000 469,000
841,000
4.23%
Singapura
700,000
50,000
50,000 7.14%
Afrika Selatan 10,300,000
11,900
11,900 0.12%
Uni Soviet
168,500,000
13.77%
Spanyol
25,500,000
4,500 0.02%
Thailand
15,300,000
10,700,000
11,500,000
1,000,000
23,200,000
4,500
5,600
5,600 0.04%
Kerajaan Inggris
47,800,000
382,600
67,800
450,400
0.94%
Amerika Serikat
132,000,000 407,300
11,200
418,500
0.32%
Yugoslavia
15,400,000
446,000
514,000
67,000 1,027,000
6.67%
Total 1,971,470,000 24,456,700
32,326,700
5,754,000
62,537,400
3.17%
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Perkiraan_jumlah_korban_Perang_Dunia_II"
umlah korban meninggal dalam Perang Dunia II. Indonesia merupakan negara dengan jumlah
korban kelima terbanyak, yang hampir semuanya adalah dari rakyat sipil
Sekutu, saat itu belum datang. Kondisi ini kemudian dimanfaatkan bangsa Indonesia untuk
memproklamasikan kemerdekaan.
a. Latar Belakang dan Proses Pendudukan Jepang (1942 - 1945)
Masa pendudukan Jepang merupakan periode yang penting dalam sejarah bangsa Indonesia.
Pendudukan Jepang di Indonesia ditujukan untuk mewujudkan Persemakmuran Bersama Asia
Timur Raya. Untuk mewujudkan cita-cita itu, Jepang menyerbu pangkalan Angkatan Laut di
Pearl Harbour, Hawai. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 7 Desember 1941. Gerakan invasi
militer Jepang cepat merambah ke kawasan Asia Tenggara. Pada bulan Januari-Februari
1942, Jepang menduduki Filipina, Tarakan (Kalimantan Timur), Balikpapan, Pontianak, dan
Samarinda. Pada bulan Februari 1942 Jepang berhasil menguasai Palembang. Untuk
menghadapi Jepang, Sekutu membentuk Komando gabungan. Komando itu bernama
ABDACOM (American British Dutch Australian Command). ABDACOM dipimpin oleh
Jenderal Sir Archibald Wavell dan berpusat di Bandung. Pada tanggal 1 Maret 1942 Jepang
berhasil mendarat di Jawa yaitu Teluk Banten, di Eretan (Jawa Barat), dan di Kragan (Jawa
Timur). Pada tanggal 5 Maret 1942 kota Batavia jatuh ke tangan Jepang. Akhirnya pada
tanggal 8 Maret 1942 Belanda secara resmi menyerah kepada Jepang.
Upacara penyerahan kekuasaan dilakukan pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati, Subang,
Jawa Barat. Dalam upacara tersebut Sekutu diwakili oleh Gubernur Jenderal Tjarda van
Starkenborgh dan Jenderal Ter Poorten, sedang Jepang diwakili oleh Jenderal Hitoshi
Imamura. Dengan penyerahan itu secara otomatis Indonesia mulai dijajah oleh Jepang.
Kebijakan Jepang terhadap rakyat Indonesia pada prinsipnya diprioritaskan pada dua hal,
yaitu:
1. menghapus pengaruh-pengaruh Barat di kalangan rakyat Indonesia, dan
2. memobilisasi rakyat Indonesia demi kemenangan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya.
Politik imperialisme Jepang di Indonesia berorientasi pada eksploitasi sumber daya alam dan
manusia. Jepang melakukan eksploitasi sampai tingkat pedesaan. Dengan berbagai cara,
Jepang menguras kekayaan alam dan tenaga rakyat melalui janji-janji maupun kekerasan.
b. Pemerintahan pada Zaman Pendudukan Jepang
Masa pendudukan Jepang berbeda dengan masa penjajahan Belanda. Pada penjajahan
Belanda pemerintahan dipegang oleh pemerintahan sipil. Sedangkan masa Jepang dipimpin
oleh militer. Dalam menjalankan pemerintahannya, Indonesia dibagi dalam tiga
wilayah kekuasaan militer.
1. Wilayah I, meliputi Pulau Jawa dan Madura diperintah oleh Tentara keenambelas dengan
pusatnya di Batavia (Jakarta).
2. Wilayah II meliputi daerah Pulau Sumatra, diperintah oleh tentara keduapuluh lima dengan
pusatnya di Bukittinggi.
3. Wilayah III meliputi Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Timor, Maluku
diperintah oleh Armada Selatan Kedua dan berkedudukan di Makassar (Ujungpandang).
Berikut ini berbagai kebijakan pemerintah pendudukan Jepang di Indonesia.
1. Bidang Politik
Pada masa awal pendudukan, Jepang menyebarkan propaganda yang menarik. Sikap Jepang
pada awalnya menunjukkan kelunakan, misalnya:
a. mengizinkan bendera Merah Putih dikibarkan di samping bendera Jepang,
b. melarang penggunaan bahasa Belanda,
c. mengizinkan penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, dan
d. mengizinkan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Kebijakan Jepang yang lunak ternyata tidak berjalan lama. Jenderal Imamura mengubah
semua kebijakannya. Kegiatan politik dilarang dan semua organisasi politik yang ada
dibubarkan. Sebagai gantinya Jepang membentuk organisasi-organisasi baru. Tentunya untuk
kepentingan Jepang itu sendiri. Organisasi-organisasi yang didirikan Jepang antara lain
Gerakan Tiga A, Putera, dan Jawa Hokokai.
a. Gerakan Tiga A
Gerakan Tiga A dibentuk pada bulan Maret 1942 dan diketuai oleh Mr. Syamsuddin. Gerakan
Tiga A terdiri dari Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia.
Tujuan gerakan ini adalah untuk menghimpun potensi bangsa guna kemakmuran bersama.
Ternyata Gerakan Tiga A tidak berumur lama karena dirasa kurang efektif oleh Jepang
sehingga dibubarkan, sebagai gantinya dibentuk Putera (Pusat Tenaga Rakyat).
b . Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
Pada tanggal 1 Maret 1943 Jepang membentuk Putera. Gerakan ini dipimpin oleh tokoh
empat serangkai yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas
Mansyur.
Bagi para pemimpin Indonesia, Putera bertujuan untuk membangun dan menghidupkan
segala apa yang dirobohkan oleh imperialis Belanda. Sedangkan bagi Jepang, Putera
bertujuan untuk memusatkan segala potensi masyarakat Indonesia dalam rangka membantu
usaha perangnya. Putera lebih bermanfaat bagi bangsa Indonesia daripada bagi Jepang.
Putera lebih mengarahkan perhatian rakyat kepada kemerdekaan daripada kepada usaha
perang pihak Jepang. Oleh karena itu kemudian Jepang membentuk Jawa Hokokai
(Himpunan Kebaktian Jawa).
c . Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa)
Pada bulan Maret 1944 pemerintah Jepang membentuk Jawa Hokokai. Jawa Hokokai
dinyatakan sebagai organisasi resmi pemerintah sehingga pucuk kepemimpinan langsung
dipegang oleh Gunseikan. Himpunan ini mempunyai tiga dasar yaitu mengorbankan diri,
mempertebal persaudaraan, dan melaksanakan sesuatu dengan bukti. Jawa Hokokai
mempunyai tugas antara lain mengerahkan rakyat
untuk mengumpulkan padi, besi tua, pajak, dan menanam jarak sebagai bahan baku pelumas
untuk Jepang. Pada tanggal 5 September 1943 membentuk Cuo Sangi In (Badan
Pertimbangan) atas anjuran Perdana Menteri Hideki Tojo. Ketua Cuo Sangi In dipegang oleh
Ir. Soekarno. Tugas badan ini adalah mengajukan usul kepada pemerintah serta menjawab
pertanyaan pemerintah mengenai tindakan yang perlu dilakukan oleh pemerintah militer.
2. Bidang Ekonomi
Pada awal pendudukan Jepang, ekonomi Indonesia mengalami kelumpuhan obyek-obyek
vital seperti pertambangan dan industri dibumihanguskan oleh Sekutu. Untuk menormalisasi
keadaan, Jepang banyak melakukan kegiatan produksi. Semua kegiatan ekonomi diarahkan
untuk memenuhi kebutuhan perang. Misalnya dengan membangun pabrik senjata dan
mewajibkan rakyat menanam pohon jarak. Oleh karena itu Jepang menerapkan sistem
autarki. Sistem autarki adalah tiap-tiap daerah diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya
sendiri. Untuk membangun fasilitas perang, Jepang memerlukan banyak tenaga kasar. Tenaga
kasar yang digunakan untuk kerja paksa dinamakan romusha. Kehidupan romusha sangat
mengenaskan. Mereka hidup menderita, miskin, kelaparan, dan tidak jarang terjadi kematian.
Selain dengan romusha, Jepang juga mengeksploitasi sumber daya alam terutama batu bara
dan minyak bumi.
3. Bidang Sosial
Pada masa Jepang banyak rakyat Indonesia yang dipaksa menjadi romusha. Mereka dipaksa
bekerja keras tanpa diberi upah dan makanan. Akibatnya banyak romusha yang meninggal
dan terjangkit wabah penyakit. Karena kemelaratan yang dialami para romusha tersebut,
muncul golongan baru yang disebut golongan kere atau gembel.
Jepang juga mengatur sistem stratifikasi sosial dalam masyarakat. Stratifikasi sosial pada
masa pendudukan Jepang terdiri dari:
a. Golongan teratas yaitu golongan Jepang.
b. Golongan kedua yaitu golongan pribumi.
c. Golongan ketiga yaitu golongan Timur Asing.
4 . Bidang Militer
Dalam rangka memperkuat kedudukan dalam Perang Pasifik, Jepang melakukan mobilisasi
para pemuda untuk dibina dalam latihan militer. Oleh karena itu Jepang membentuk
organisasiorganisasi semimiliter dan organisasi militer. Lihat tabel 2.4
Tabel 2.4 Organisasi-Organisasi Semimiliter dan Organisasi Militer Bentukan Jepang
Tabel 2.4 Organisasi-Organisasi Semimiliter dan Organisasi Militer Bentukan Jepang
5. Bidang Budaya
Pada masa pendudukan Jepang, bahasa Indonesia diizinkan digunakan dalam komunikasi.
Sebaliknya, bahasa Belanda tidak boleh digunakan. Papan nama dalam toko, rumah makan,
atau perusahaan yang berbahasa Belanda diganti dengan bahasa Indonesia atau bahasa
Jepang. Surat kabar dan film yang berbahasa Belanda dilarang beredar.
c. Strategi Pergerakan Masa Pendudukan Jepang
Dalam menghadapi penjajahan Jepang, para pejuang memiliki strategi yang tidak sama. Ada
dua macam golongan yaitu golongan kooperatif dan nonkooperatif. Golongan kooperatif
bersedia kerja sama dengan Jepang. Mereka duduk dalam organisasi bentukan Jepang.
Sedang golongan nonkooperatif adalah golongan yang tidak mau bekerja sama dengan
Jepang, mereka membentuk organisasi bawah tanah. Berikut ini kelompok bawah tanah pada
masa Jepang, lihat tabel 2.5
Tabel 2.5 Kelompok Bawah Tanah pada Masa Pendudukan Jepang
Tabel 2.5 Kelompok Bawah Tanah pada Masa Pendudukan Jepang
Perjuangan yang bersifat kooperatif dilakukan oleh para pemimpin bangsa. Mereka bersedia
bekerja sama dengan Jepang. Perjuangan yang kooperatif dilakukan dengan bergabung dalam
organisasi-organisasi bentukan Jepang misalnya dalam Putera, Jawa Hokokai, Gerakan Tiga
A, dan Cuo Sangi In. Di samping itu juga duduk dalam badan-badan pemerintahan Jepang.
d. Perlawanan terhadap Jepang
Pada masa pendudukan Jepang, kehidupan rakyat sangat menderita. Hal ini disebabkan
rakyat dipaksa menjadi romusha dan dibebani kewajiban menyerahkan hasil panennya.
Penderitaan yang dialami rakyat menyebabkan munculnya rasa benci terhadap Jepang.
Kebencian itu diperparah dengan kewajiban untuk melakukan Seikerei ke arah Tokyo yang
tidak dapat diterima. Akibatnya terjadi perlawanan rakyat Indonesia terhadap kekejaman
tentara Jepang. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 2.6 berikut.
Tabel 2.6 Perlawanan-Perlawanan yang Muncul terhadap Jepang
Tabel 2.6 Perlawanan-Perlawanan yang Muncul terhadap Jepang