Anda di halaman 1dari 36

MASA PERKEMBANGAN KESHOGUNAN DAN KERUNTUHAN

KESHOGUNAN

REVISI MAKALAH

Dosen Pengampu :
Dr. Sumardi, M.Hum.

Oleh :
Megi Aulia Gusnissa (160210302038)
Ade Denis Stiawan (160210302039)
Sri Indah Rahayu (160210302040)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, taufik, serta hidayah dan inayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Masa Perkembangan Keshogunan dan Keruntuhan Keshogunan”
dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Sejarah Asia Timur di
Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Jember. Kami berharap semoga
makalah ini dapat dipahami pembaca.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,


maka dari itu kami mengharap saran dan kritik membangun yang konstruktif dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jember, 07 Maret 2017

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jepang merupakan salah satu bangsa tertua yang ada di dunia. Ada satu hal
yang sangat dibanggakan oleh warga Jepang hingga saat ini, yaitu kenyataan
bahwa kerajaan Jepang adalah salah satu kerajaan yang berlangsung secara
kontinu dan paling lama diantara bangsa-bangsa yang ada di dunia.
(suryohadiprojo:1987;9) Salah satu masa yang pernah terjadi di Jepang ialah
masa keShogunan. Shogun pada masa itu ditunjuk sebagai panglima perang dan
biasanya jabatannya diberikan secara turun temurun berdasarkan keturunan
oleh para Shogun-Shogun sebelumnya. Shogun sudah ada sejak zaman Nara
dan kala itu jenderal (Sei I TaiShogun) Shogun diperintahkan untuk
menaklukkan wilayah timur Jepang. Selain jabatan jenderal (Sei I TaiShogun)
ada pula jabatan yang lebih rendah, yaitu Seiteki TaiShogun yang berarti
panglima penakluk orang-orang barbar dan SeiSei TaiShogun yaitu panglima
penaklukan wilayah Barat. Pada Zaman kamamura, gelar Sei I TaiShogun
diberikan ke panglima keShogunan (Bakufu) hingga sampai zaman edo. Pada
saat itu Shogun sudah dapat diartikan sebagai pejabat Toryo (kepala samurai)
yang didapatkan secara turun temurun. Shogun adalah jabatan di bawah Kaisar,
tetapi dalam praktiknya peran Shogun dalam pemerintahan malah lebih besar
daripada Kaisar itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaiamana sejarah awal mula keshogunan ?


2. Bagaimana pembagian zaman pada masa keshogunan beserta tokoh-
tokohnya ?
3. Bagaimana awal mula pembentukan keshogunan tokugawa sampai
kehancurannya di kelompok samurai ?
1.3 Tujuan

1. Mengetahui dan memahami sejarah awal mula dari keshogunan


2. Mengetahui dan memahami pembagian zaman pada masa keshogunan
beserta tokoh-tokohnya.
3. Mengetahui awal mula pembentukan keshogunan tokugawa sampai
kehancurannya di kelompok samurai.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah keshogunan

Shogun berasal dari kata Sei I TaiShogun yang berarti Panglima Tertinggi
Pasukan Ekpedisi melawan Orang Biadab. Sei I TaiShogun merupakan salah satu
jabatan Jendral yang di buat di luar sistem Taiho Ritsuyo. Dan jika di lihat dalam
kamus bahasa Jepang-indonesia, dapat diartikan sebagai Jenderal. Meski pada pada
Restorasi Meiji, istilah ini tidak di gunakan lagi, namun istilah ini di pakai dalam
dunia kemiliteran hingga sekarang yang berarti Jenderal.
Istilah Shogun sebenrnya sudah ada sejak zaman Nara. Kala itu, jendral
yang di kirim untuk menaklukkan wilayah bagian timur Jepang di sebut dengan Sei
I Shogun. Selain itu, ada juga jabatan yang lebih rendah yaitu Siteki TaiShogun
yang menaklukkan orang Barbar dan SeiSei Taishoun yang menaklukkan wilayah
barat. Menginjak zaman Kamakura, gelar Tei ITaiShogun di berrikan kepada
panglima keShogunan hingga zaman Edo. Saat itu, Shogun dapat juga di artikan
sebagai pejabat Toryo ( kepala klan Samurai ) yang di dapatkannya dari garis
keturunan.
Pada awalnya Shogun diangkat oleh Kaisar untuk membantu dalam bidang
kemiliteran dan keamanan. Akan tetapi bersamaan dengan hal tersebut Shogun
seringkali mengambih alih seluruh kebijakan Negara. Sehingga Negara luar Jepang
Shogun adalah Kaisar Jepang yang sebenarnya. Meski Shogun kebanyakan
mendapat perintah dari Kaisar, ada sebagian pejabat Shogun yang mengambil alih
secara angsung dengan menghiraukan perintah Kaisar. ( Swandana:2009;121-122)
2.2 Pembagian Zaman Masa Keshogunan dan Tokoh-tokohnya

Pada Masa keShogunan di Jepang ini mengenal 5 zaman besar pada


masa keShogunan, yakni zaman nara, zaman Heian, zaman kamakura, zaman
muromachi, dan zaman edo. Di mana zaman Nara berlangsung dari tahun 710-
794 Masehi dan dinamakan zaman Nara karena pada tahun 710 keluarga Tenno
mulai pemerintahan di istana yang disebut Heijo di Nara. Sedangkan nama
Heian diambil saat pemerintah memindahkan ibukota daia Nara ke Istana
Heian di Kyoto. Pada zaman Heian ini semangat “ke-Jepangan” timbul lebih
kuat di kalangan Masyarakat, dengan langkah mengurangi intensitas hubungan
dengan Cina. Langkah konkrit dari hal tersebut ialah dengan mulai mengurangi
tata bahasa Cina dalam bahasa Jepang dan memulai menggunakan huruf
Jepang Kuno sebagai pengantar bahasanya (Suryohadiprojo;182:13)

Zaman Nara dan zaman Heian ini biasa disebut juga dengan Zaman
Kodai yang berarti zaman klasik Jepang. Sedangkan zaman Kamakura dan
Zaman Muromachi biasa juga disebut dengan zaman Chuuse yang berarti
zaman feodal. (Haryanti;2013:22 dan 26). Peran Shogun pada masa itu begitu
besar di Jepang, meskipun secara status hanya sebagai Jenderal atau panglima
perang, tetapi pada masanya Shogun memiliki kuasa melebihi Kaisar itu
sendiri. Dalam teori pemerintahan, harusnya Kaisar yang memegang tampuk
kekuasaan tertinggi, tetapi dalam keseharian atau prakteknya Shogunlah yang
menguasai pemerintahan Kaisar dan berlangsung cukup lama yakni sekitar 250
tahunan. (Agung;2012:97) .Berikut disajikan pembagian zaman beserta tokoh-
tokoh keShogunan , diantaranya ialah :

2.1.1 2.2.1 Zaman Nara (710-794) dan zaman Heian (794-1192)

Istilah “Sei I” dalam Sei TaiShogun berarti penaklukan suku, emishi


yang tinggal di wilayah Asia Timur. Kaisar Jepang mengangkat Sei I
TaiShogun guna memimpin pasukan penyerang dari arah pesisir samudra
pasifik untuk mengusir suku Emishi tersebut.
Dalam tugasnya, Sei I TaiShogun dibantu oleh Seiteki TaiShogun ia
memimpin pasukan penyerang dari arah pesisir laut Jepang dan Seisie TaiShogun
yang memimpin pasukan penakluk wilayah Kyushu di bagian barat Jepang.
(haryanti:2013;22)

Pada zaman Hoki, istilah Sei I(penaklukan suku emishi) diganti


menjadi Seito (penaklukan wilayah timur). Awal penggunaan istilah Sei I
Shogun (jenderal penakluk suku emisi) sebenarnya sudah dipakai dalam
dokumen resmi sejak tahun 720 (yoro, tahun 4 bulan 9 hari 29) ketika Tajihi
Agatamori diangkat sebagai Sei I Shogun. Meski sudah tidak digunakan
lagi, istilah “penaklukan suku emishi” (Sei I) kembali digunakan sejak tahun
793. Disisi lain istilah Seito Shogun (jenderal penaklukan wilayah timur)
sejak tahun 788 seperti catatan sejarah yang ditulis I NO KOSAMI (730-
797) yang ikut serta dalam ekspedisi ke wilayah timur.

Berikut daftar nama Shogun sebelum dan pada zaman nara hingga
Heian:

a. Tajihi Agatamori

Pada zaman Nara, Tajihi agatamori dikenal sebagai


Shogun pertama. Pada tahun 720, agatamori diangkat sebagai
Jeisettsu Sei I Shogun oleh pemerintahan Hei Jokyo untuk
mengusir suku emishi. Agatamori akhirnya menjadi duta besar
untuk dinasti Tang di China. Selain itu Agatamori juga untuk
menjadi kepala pasukan untuk wilayah Sagani, Shimotsuke, dan
Kozuke. (Swandana:2009;123)

b. Otomo Yakamochi
Yakamochi mulai menduduki posisi Sei I Shogun pada tahun
784. Yakamochi lebih konsentrasi untuk wilayah Mutsu saja.
Yaamochi akhirnya mengakhiri masa tugasnya pada 787.
(Swandana:2009;123)
c. Ki no Kosami
Setelah gagal atas penyerangan yang dipimpin oleh Otomo
Yakamochi, Kosami mengambil alih kepemimpinan atas 52.000
pasukan dan menyerang musuh ditengah hutan belantara. Kaisar
Kanmu akhirnya menjadi geram atas ulah Kosami lantaran
kosami tidak kunjung mampu mengatasi masalah yang terjadi.
Sehingga menyebabkan Kaisar Kanmu mulai meragukan kinerja
Kosami dan berminnat untuk membunuhnya.
(Swandana:2009;123-124)

d. Otomo no Otomaro (790-794)


Pada tahun 790 Otomaro ditugaskan sebagai Seitto taishi
(duta besar penaklukan wilayah timur) oleh kannmo teno. 2
tahun kemudian nama jabatan tersebut diganti menjadi Sei aishi
atau juga disebut Sei I Shogun sebab itu ada data yang
menyebutkan bahwa Sei I TaiShogun kepada Otomaru inipun
dicatat pada tahun 793. (Swandana:2009;124)

e. Sakanoue no Tamuramaro (797-811)


Tamuramaro yang sebelumnya menjabat sebagai wakil duta
wilayah timur sekaligus wakil duta penaklukan suku emishi
dibawah komando otomaro, tamuramaro diangkat sebagai Sei I
TaiShogun pada tahun 717.
Awalnya pemimpin emishi yang bernama aterei, tidak
pernah menyerah pada pasukan Kaisar. Namun pasukan yang
dipimpin Tamuramaro merasa berhasil ditangkap dan dibawa ke
ibu kota dan selebihnya berhasil dengan mudah untuk
ditaklukkan. Hinngga akhirnya tamuramaro dicap sebagai Sei I
TaiShogun yang pertama pada zaman Heian berkat jasanya
menaklukkan suku emishi. (Swandana:2009;124-125)
f. Funya no Watamaro
Setelah penangkapan Aterai, pasukan sisa emishi
ditaklukkan oleh kotamaro. Di dalam penyerangan tersebut
posisi Sei I aiShogun dipegang oleh Watanaro pada tahun 811.
Perang dinatakan berakhir pada tahun yang sama dan wakil
Shogun yang bernama mononobe no taritsugu naik pangkat
sebagai Chinju Shogun. Istilah “Chinjuku” (kekuasaan Chinju
Shogun) berarti pangkalan militer yang terletak di provinsi
Mutsu. Setelah pertempuran dengan suku emishi usai, masa
kevakuman Sei I Shogun dipulihkan kembali pada tahun 814.
(Swandana:2009;125)

g. Minamoto no Yoshinaka (1154-1184)


Yoshinaka adalah sepupu dari Yoritomo. Namun, yoshinaka
tidak mendapat kepercayaan dari yoritomo. Semenjak ayahnya
kalah dalam pertarungan dengan minamoto no yoshiakira,
yoshinaka tergabung dalam klan sinjutshu di daerah shinano
pada tahun 1180, Pangeran Michihito mengumpulkan beberapa
petarung untuk menggulingkan klan Taira. Mendengar kabar
tersebut, yoshinaka mencoba untuk mengumpulkan seluruh
petarung shinano yang sebagian besar dikuasai oleh yoritomo.
Untuk menunjukkan loyalitas kepada pemerintahan Jepang,
Yoshinaka akhirnya mengirim anaknya, yoshitaka sebagai
jaminan. Setelah mendapat kepercayaan dari Kaisar Go
Sirikawa, Yoshinaka yang dibantu oleh pasukan Yoritomo
berhasil mengalahkan Taira no Koremori dalam petempuran
urikara tahun 1183. Setelah memenangkan pertempuran,
Yoshinakan jadi menggila dan akhirnya ingin menguasai
pemerintahan seutuhnya dan mulai menekan Kaisar untuk
menjadikannya sebagai Shogun. Dalam keadaan yang tertekan,
Kaisar Go Shirakawa yang sedang menjalankan pemerintahan
lewat kuil (inSei), akhirnya menyetujui permintaan Yoshinaka.
Tidak menyenangi kinerja Yoshinaka Kaisar mendekati
yoritomo untuuk menggulingkan dengan mengiming-imingi
jabatan Shogun. Melihat dampak buruk yang terus melanda
Jepang, yoritomo menerima tugas tersebut dan mengirimkan
yoshitsune dan noriori untuk menentukan pemerintahan
Yoshinaka. Dan akhirnya Yoshinaka terbunuh dalam insiden
awazzu no omi setelah beberapa bulan menjabat sebagai
Shogun. (Swandana:2009;125-126)

2.2.2 Zaman Tamakura (1192-1333)

Zaman Tamakura di awal berdirinya adanya ketidakpuasan


minamoto yoritomo yang tidak mampu menguasai Jepang
secara utuh, tindakannya mengalahkan yoshitaka, dinilai tidak
imbang atas jasanya atas imbalan yang diberikan oleh
pemerintah meski pada awalnnya yoritomo diberikan posisi
yang penting, yoritomo akhirnya mengundurkan diri dan
menginginkan posisi yang lebih pentng dan memonopoli
Jepang dengan sistem militer yang baru yang disebut zaman
Kamakura.

Berikut daftar pejabat Sei I Thaishsogun zaman Kamakura.

a) Minamoto no Yoritomo (1192-1199)

Minamoto no Yorotomo mulai di angkat menjadi pejabat


Shogun pada 21 Agustus 1192 setelah kaisae Go Toba dan mulai
menerapkan sistem pemerintahan militer yang mengakibatkan
dirinya sebagai penguasa tertinggi Jepang dan aksinya memonopoli
Jepang. Yoritomo tidak segan-segan menerapkan sistem pungutan
pajak yang sangat menekan rakyat kecil. Bahkan pemerintahan
keKaisaranpun mati kutu dan tidak mampu memberantas kehogunan
Kamakura. Yoritomo pada awalnya memulai karir militer sebagai
Toryo (kepala klan minamoto) di wilayah kanto. Kedudukan
yoritomo ssaat itu setara dengan Taira no Masakado yang sebagai
pemimpin pemberontakan Jepang setelah terlibat pertempura
melawan Yoshinaka tahun 1190, yoritomo diangkat sebagai jenderal
pengawal kasiar (Ukone no Taiso) yang merupakan posisi resmi
dalam pemerintahan. Akibat kekuasaananya yang terbatas, yoritomo
akhirnya mengundurkan diri dari jabatan jenderal pengawal Kaisar.
Meski yoritomo telah mengundurkan diri dari jabatannya, yoritomo
tetap mempertahankan hak istimewa sebagai mantan jenderal
tertinggi (saki no u Taisho)

Yoritomo mengakhiri masa jaatannya pada tahun 1199 akibt


kecelakaan saat berkuda. Pada insiden ini, masyarakat Jepang
berpendapat kuda yang ditunggangi yoritomo adalah hasil
reinkarnasi dari Yositsune yang telah dibantainya bersama anak
istrinya setelah membantu menggulingkan yoshinaka pada 1189.
(Swandana:2009;127)

b) Minamoto no Yori ie (1202-1203)

Minamono yori ie (1182-1204) adalah anak pertama


yoritomo dan masako. Yori ie adalah salah satu keturunan dari klan
yang sangat berpengaruh pada pemerintahan kamakura. Yoritomo
adalah pemimpin klan minamoto dan ibunya, Masako adalah annak
perempuan dari Hojo Tokimasa semasa hidupnya yori ie yang
diasuh oleh kakeknya tokimasa hingga setelah kematiann yoritomo,
yori ie akhirnya memikul tanggung jawab ayahnya dan
menggantikan sebagai pemimpin klann Minamoto dalam
kepemimpinan klannya yori ie telah banyak membantu pemerintah
Jepang meski begitu, yori ie tidak dianggap oleh pemerintahan
Shogun. Pada tahun 1202, Kaisar go toba baru mengakui yori ie
sebagai Shogun. Meski demikian , yori ie hanya menjadi Shogun
selama 1 tahun sampai tahun 1203 saja.

Dalam keterlibatannya mengurusi pemerintahannya, yori ie


banyak dibantu oleh keluarga Hojo yang saat itu menduduki posisi
sebagai bupati. Yori ie berbeda dengan yoritomo yang mampu
mengendalikan pemerintahan dengan sisntem militernya, yori ie
dibuat tidak berkutik sepeninggal Yoritomo, hingga akhirnya yori ie
dibunuh setelah mencoba memonopoli pemerintahan.

c) Minamoto no Sanetomo ( 1203-1219)

Setelah Minato no Toshi Ie meninggal, minamoto no


Sonetmo menggantikan posisi Shogun kepadanya pada tahun
1203.Sanetomo sendiri adalah adik dari Yori ie yang mrupakan anal
ke dua Yoritomo. Sanetomo di lahirkan pada tahun 1192 dan
meninggal saat upacara tahun baru pada tahun 1219 yang juga
mengahiri masa jaya keluarga Minamoto untuk menguasai Jepang.
Sanetomo meninggal saat berada di Kuil Tsurugaoka Hachiman,
Kamakura akibat panah yang di sasarkan kepadanya oleh
keponakannya sendiri, anak dari Yori Ie. (Swandana:2009;129-130)

d) Kujo Yoritsune (1226-1244)

Kujo yoritsune adalah keturunan keluarga fujiwara, putra


kanpaku (garis keturunan kerajaan)dan kujo Michiie. Kujo
Yoritsune diangkat menjadi Shogun pada tahun 1226. Tetapi pada
tahun 1244, yoritsune memilih untuk melanjutkan kehidupan di
dalam kuil setelah mendapatkan tekanan dari klan Hojo dan
menyerahkan segala urusannya kepada anaknya yakkni kujo
yoritsune.

e) Kujo Yoritsugu (1244-1252)

seperti ayahnya, Kujo Yoritsugu (1239-1256) ahirnya di


paksa untuk mengundurkan diri dari posisisnya sebagai Shogun
sebagai kla Hojo atas keinginananya menguasai Jepang. Yoritsugu
sendiri menduduki posisi Shogun ketika berumur 6 tahun, satu
tahunlebih muda dari ayahnya ketika menduduki posisi yang sama
pada tahun1244.

f) Pangeran Munetaka (1252-1266)

Merasa geram dengan klan Hojo, pemerintahan Jepang


ahirnya mengambil alih seluruh pemerintahan. Munetaka (1242-
1274), yang merupakan anak pertama dari Kaisar Go Saigo ahirnya
di pilih untuk di jadikan Shogun menggantikan Yoritsugu. Pada
tahun 1952 Munetaka yang kala itu baru berusia 10 tahun diangkat
menjadi Shogun. Akan tetapi karena usianya yang terbilang masih
muda, munetaka akhirnya memutuskan mengakhiri masa jabatannya
pada tahun 1266 dan memilih jalur kesusastraan dan tidak lagi
mampu menjalankan militer Jepang. Melihat kesempatan tersebut,
akhirnya klan Hojo melanjutkan monopolinya terhadap
pemerintahan. (Swandana:2009;131)

g) Pangeran koreyasu (1266-1289)

Sepeninggal Munetaka, Pangeran Koreyasu dipilih untuk


meenjadi Shogun yang baru. Tetapi pada masa kepemimpinannya ia
dianggap sama saja seperti Shogun-Shogun terdahulu, Pangeran
koreyasu dinilai gagal dalam memimpin militer saat menghadapi invasi
mongol. Hingga akhrnya ia dipaksa mengundurkan diri pada tahun 1289
ketika usianya saat itu baru 25tahun.

h) Pangeran Hisa Aki (1289-1308)

Tak banyak kisah yang diketahui ketika Pangeran Hisa aki


memerintah dalam keShogunan. Dalam catatan sejarah, Pangeran Hisa
aki termasuk lama menjabat sebagai Shogun. Meski Pangeran Hisa Aki
adalah anak Kaisar Go Fukakusa, ternyata Pangeran Hisa aki tidak
mampu mengembalikan fungsi pemerintahan kembali ke tangan
pemerintahan Kaisar.

i) Pangeran Morikuni (1308-1333)

Morikuni ialah keturunan dari Pangeran Hisa aki yang


diangkat menjadi Shogun pada tahun 1308 atau ketika usianya baru
7 tahun. Morikuni termasuk tokoh revolusi yang menjatuhkan
keShogunan kamakura senagai boneka militer klan Hojo, meskipun
ia tidak terlibat secara langsung dalam reposisi pemerintahan
tersebut. Pada tahu 133 setelah jatuhnya keShogunan kamamura,
morikuni mengasingkan diri dari pemerintahan dan menjadi seorang
pendeta Buddha. (Swandana:2009;132)

Setelah adanya reposisi keShogunan kamakura, masih ada beberapa pejabat Shogun
yang merupakan keturunan dari Kaisar Go Daigo, diantaranya:

a) Pangeran Morinaga (1333-1334)

Morinaga adalah keturunan Kaisar Go daigo dan Minamoto no


Chikako. Dalam catatan sejarah, Pangeran Morinaga bekerja sama
dengan Ashikaga Takauji untuk merebut kembali kamakura yang tersisa
dari tangan klan Hojo. Setelah berhasil mengalahkan klan Hojo, kedua
orang tersebut terlibat perselisihan untuk memperebutkan posisi Sei I
TaiShogun. Takauji lalu bekerja sama dengan Ano Yasuko (salah satu
selir kesayangan Kaisar Go Daigo). Yasuko akhirnya merayu Kaisar Go
daigo untuk mendukung rencananya mengasingkan Pangeran Morinaga
dan bujukan itu berhasil. Dan Pangeran Morinaga akhirnya meninggal
di tangan ashikaga tadayoshi.

b) Pangeran Narinaga (1334-1338)

Setelah mendengar kematian Pangeran Morinaga, Pangeran


Narinaga akirnya kembali dari ekspedisi penaklukan Oshu dan diangkat
oleh Kaisar sebagai Sei I TaiShogun. Tetapi ia hanya sebentar dalam
keShogunan, karena pada tahun 1338 ia terbunuh akibat perebutan
kekuasaan.

Reposisi keShogunan Kamakura

Setelah keShogunan kamakura berhasil dijatuhkan, kondisi pemerintahan


tetap tak kunjung membaik. Pertikaian pada saat itu malah memuncak akibat
adanya restorasi Kenmu yang sarat akan perebutan posisi. Klan Hojo masih
mempertahankan posisinya hingga akhirnya pemerintah jatuh kembali ke tangan
Shogun yang kemudian menjadi keShogunan Muromachi yang diawali munculnya
Ashikaga Takauji sebagai pemenang pertempuran melawan klan Hojo.

2.2.3 Zaman Muromachi (1334-1573)

Pada Zaman Muromachi, Jepang terbelah menjadi dua kerajaan


akibat rasa kekecewan Bushi setelah menenggelamkan zaman sebelumnya.
Dengan adanya dua kekuasaan ini , zaman Muromachi juga disebut sebagai
zaman Nanboku Cho yang berarti zaman Istana Selatan-Utara. Kedua
kerajaan ini dipimpin oleh keturunan raja yang sah, istana utara (Hokucho)
dipimpin oleh Komyo Tenno sebagai Kaisar, dan Istana Selatan (Nancho)
dngan Do Gaigo Tenno sebagai Kaisarnya.

Pembentukan kedua kerajaan ini dilatar belakangi oleh Ashikaga


Takauji yang diangkat sebagai Shogun. Ia membentuk kerajaan utara
dengan mengangkat Kaisar baru dan mengusir Go Daigo Tenno yang
sebelumnya menjadi Kaisar tunggal. Dengan demikian, pada zaman
Muromachi, Kaisar benar-benar tidak berfungsi. Secara terang-terangan,
Ashikaga Takauji menjadi pemimpin pasukan militer terkuat di Kamakura,
mulai memonopoli Jepang, terlebih setelah diangkat sebagai Shogun.

Berikut daftar Sei I TaiShogun zaman Muromachi:

a) Ashikaga Takauji (1338-1358)


Ia adalah seorang samurai Kamakura keturunan Kawachi Genji
yang mampu membuat Jepang terbelah menjadi dua kerajaan. Kaisar Go
Daigo memberi Takauji gelar pahlawan yang paling berjasa dan
mengangkatnya menjadi Chinjufu Shogun beserta hadiah tanah di 30 tempat
atas jasanya menumbangkan keShogunan kamakura.
Pada tahun 1338,setelah Takauji terlibat persekutuan dengan istana,
ia diangkat menjadi Sei I TaiShogun oleh mantan Kaisar Kogon dan Kaisar
Komyo. Pengangkatan ini dimaksutkan karena ketidakpuasan banyak
pemerintah karena sikap Kaisar Go Daigo yang dictator saat menjadi
pemimpin.
Setelah menjadi Sei I TaiShogun, Takauji mulai mengambil alih
fungsi kerajaan dan mendirikan istana utara dan mengangkat Kaisar Komyo
sebagai pemimpin. Merasa terancam, Kaisar Go Daigo yang telah melarikan
diri ke Gunung Hiei mendirikan istana selatan sebagai bentuk perlawanan
kepada Takauji. Selama menjabat sebagai Sei I TaiShogun, Takauji beserta
adiknya Tadayoshi memimpin keShogunan secara bersamaan dan
memonopoli fungsi kerajaan. Tadayoshi kemudian diangkat menjadi kepala
administrasi oleh takauji, tetapi pengangkatan tersebut membuat banyak
samurai tidak senang, hingga samurai yang dipimpin oleh Ko no Moronao
menyerang tadayoshi. Tak disangka ternyata Takauji mendukung langkah
yang dipimpin oleh Ko no Moranao dan memaksa Tadayoshi
mengundurkan diri dan beralih menjadi Biksu. Sampai akhirnya Tadayoshi
dendam dan membelot ke istana selatan untuk bersekutu melawan Takauji.
(Swandana:2009;136-138)
b) Pangeran Muneyoshi alias Pangeran Munenaga (1352)

Setelah pertempuran pada tahun 1351 yang menewaskan Tadayoshi,


Kaisar Go Daigo mengerahkan pasukannya kembali untuk menyerang
Takauji pada tahun 1352. Kaisar Go Daigo memerintahkan Pangeran
Muneyoshi, Nitta Yoshioki, Nitta Yoshimune, dan Hojo Tokiyuki
menyerang pasukan Takauji. Dengan mengangkat Pangeran Muneyoshi
sebagai Sei I TaiShogun dan pada 1354 istana selatan berhasil menduduki
Kyoto meskipun hanya bertahan selama setahun dan pada tahun 1355
kembali dikuasai istana utara. ((Swandana:2009;139)

c) Ashikaga Yoshiakira (1358-1367)


Dengan Kematian Ashikaga Takauji, Yoshikiara menggantikan
posisi ayahnya tersebut menjadi Sei I TaiShogun. Yoshiakira sebelumnya
pernah menjabat sebagai kepala pemerintahan yang berpusat di kamamura
menggantikan Tadayoshi.
d) Ashikaga Yoshimitsu (1367-1394)
Adalah anak dari Yoshiakira, ia menjabat sebagai Sei I TaiShogun
sebagai pengganti ayahnya pada tahun 1367. Yoshimitsu lebih dikenal
sebagai Shogun Ashikaga, setelah membangun istananya pada tahun 1378
di Muromachi ia juga dikenal sebagai Shogun Muromachi. Jasanya yang
terbesar ialah menyatukan istana selatan dan istana utara pada tahun 1392,
dan ia memutuskan pension pada tahun 1394.
e) Ashikaga Yoshimochi (1394-1423)
Ia menjadi Shogun menggantikan ayahnya, yoshimitsu pada tahun
1394. Ia diangkat menjadi Shogun ketika berusia 8 tahun, tetapi masih
dibantu oleh yoshimitsu, ayahnya dan ia mulai berjalan sendiri pada tahun
1408. Yoshimichi kemudia mengundurkan diri pada tahun 1423. Ia
meninggal pada tahun 1428.
f) Ashikaga Yoshikazu (1423-1425)
Yoshikazu adalah anak dari Yoshimochi, tak banyak data yang dapat
diperoleh selain ia lahir pada tahun 1407 dan diangkat menjadi Shogun pada
tahun 1423 hingga kematiannya pada tahun 1425.
g) Ashikaga Yoshinori (1429-1441)
Yoshinori adalahh saudara dari Yoshimochi yang berarti ia adalah
anak dari Yoshimitsu. Ia dilahirkan pada 1394 dan akhirnya menjadi
Shogun pada 1429. Pada tahun 1438 yoshinori berhasil mengalahkan
pemberontakan yang dilakukan oleh Ashikaga Mochiuji pada peristiwa
pemberontakan Eikyo. Ia terbunuh pada tahun 1441 pada peristiwa
pemberontakan Kakitsu. (Swandana:2009;140-141)
h) Ashikaga Yoshikatsu (1442-1443)
Yoshikatsu merupakan anak dari Yoshinori dan diangkat menjadi
Shogun pada tahun 1442, tetapi sebelum dapat membawa perubahan yang
signifikan ia akhirnya meninggal pada tahun 1443 pada usia 9 tahun karena
terserang penyakit.
i) Ashikaga Yoshimasa (1449-1473)
Ia juga merupakan putra Yoshimori yang lebih muda dari
Yoshikatsu. Ia terpilih menjadi Shogun pada tahun 1449 setelah lama tidak
ada pengganti dari Yoshikatsu. Ia memberikan sumbangsih yang besar pada
istana dalam bidang kebudayaan dan karya sastra, tetapi dalam bidang
lainnya tampaknya tidak ada pengaruh atau perubahan besar yang
dibuatnya. Yoshimasa akhirnya menyerahkan kekuasaan keShogunannya
pada pemerintah pada tahun 1473.
j) Ashikaga Yoshihisa (1474-1489)
Ia adalah putra Yoshimasa. Saat menjabat sebagai Shogun (1474),
Yoshihisa mengalami krisis di selatan provinsi Yamashiro. Yoshihisa
akhirnya meniggal pada tahun 1489 akibat terkena suatu penyakit.
k) Ashikaga Yoshiki (Yoshioki/Yoshitane) (1508-1521)
Yoshiki adalah anak dari Ashikaga Yoshimi. Ia sempat menjabat
menjadi Shogun pada tahun 1490-1493 sebelum akhirnya digantikan oleh
Ashikaga Yoshizumi setelah terlibat konflik dengan Osokawa Masamoto
(klan yang mendominasi pemerintahan Bakufu). Yoshiki akhirnya menjabat
kembali pada tahun 1508 sampai 1521.
l) Ashikaga Yoshizumi (1495-1508)
Yoshizumi adalah keturunan dari Ashikaga Masatomo, yang
merupakann cucu keturunan Ashikaga Yoshinori. Yoshizumi diangkat oleh
Hosokawa Masamoto untuk menjadi Sei I TaiShogun menggantikan
Ashikaga Yoshiki pada tahun 1495. Ia menjabat sampai tahun 1508 sebelum
digantikan kembali oleh Yashiki. Dan ia meninggal pada tahun 1511.
m) Ashikaga Yoshiharu (1521-1547)
Ia menjadi Shogun menggantikan Yoshiki pada tahunn 1521. Pada
masa kepemimpinan Yoshiharu ia hanya dijadikan boneka militer saja sama
seperti ayahnya, Yoshizumi. Setelah terlibat konflik dengan Hosokawa
Harumoto dan Miyoshi Nagayoshi, dia mengundurkan diri pada tahun 1547.
n) Ashikaga Yoshiteru (1547-1565)
Ia adalah putra tertua dari Yoshiharu dan diangkat sebagai Sei I
TaiShogun pada tahun 1547. Yoshiteru akhirnya terbunuh pada tahun 1565
karena berkonflik dengan tuan tanah setempat yang ingin menguasai
kekuasaan Shogun. Tuan tanah itu adalah Miyoshi Nagayoshi dan
Matsunaga Hisahide.
o) Ashikaga Yoshihide (1568)
Yoshihide adalah cucu dari Yoshizumi dan putra Yoshiharu dan
diangkat sebagai Shogun oleh Miyoshi Nagayoshi dan Matsunaga Hisahide
hanya selama februari-september 1568. Pengangkatan ini hanya karena
Nagayoshi dan Hisahide ingin menjadikan Yoshihide sebagai boneka
militernya dan ditujukan sebagai kambing hitam dalam menjalanan
pemerintahan militer mereka.
p) Ashikaga Yoshiaki (1568-1573)
Yoshiaki juga dikenal sebagai Oyumi Kubo yang juga keturunan Yoshiharu,
pada tahun 1568 diangkat menjadi Shogun oleh Oda Nobunaga dengan alas
an agar Nobunaga dapat menjalankan misinya agar dirina diangkat menjadi
Shogun di kemudian hari. Tetapi impian Nobunaga itu tak pernah tercapai
karena Yoshiaki bersama Takeda Shingen dan Matsunaga Hisahide
menjatuhkan kekuasaan Nobunaga sebagai tuan tanah di Kyoto.
Yoshiaki memutuskan pension pada tahun 1573, tetapi ia masih tetap
menjalankan kewajibannya menjadi Shogun hingga tahun 1588 setelah ia
memutuskan untuk menjadi biksu. (Swandana:2009;144)

2.3 Pembentukan Keshogunan Tokugawa Sampai Kehancurannya

Sebelum tahun 1868, Jepang merupakan negara yang penuh dengan pergolakan
dalam negeri, sering terjadi perang saudara atau perang antar samurai untuk
memperebutkan kekuasaan di Jepang. Pada awalnya kaum samurai dimulai oleh
keluarga Yamato, yang mucul sebagai klan terkuat di Jepang pada abad ke-7 M.
Kata samurai berarti “orang yang melayani” dan diberikan kepad amereka yang
lahir di keluarga terhormat dan ditugaskan untuk menjaga anggota keluarga
kekaisaran. (Handayani:2013;53)

Keluarga Yamato kesulitan dalam mempetahankan pemerintahan sentralisasi


negara dan mulai mendelegasikan tugas militer, administrasi dan penarikan pajak
kepada mantan-mantan pesaing yang berfungsi sebagai gubernur. Saat
pemerintahan Yamato lemah, gubernur-gubernur lokal semakin kuat. Para daimyo
semakin mandiri dan segera perlahan meningkatkan anggota pasukan samurai
mereka, dan menyiapkan klan masing-masing sebgai penguasa turun temurun. Pada
periode ini pasukan samurai yang mereka miliki berkembang menjadi kelompok
ksatria profesional yang juga menjadi profesi turun-temurun.

Pada awal abad ke-12 para daimyo provinsi lebih kuat dan kaya mulai bersaing
untuk meraih kekuasaan. Pada era ini, merupakan pertikaian antara klan Taira dan
klan Minamoto. Dalam peperangan pertama, klan Taira dibawah pimpinan
Kyomari mendapat kemenangan, Yoshitomo yang merupakan pemimpin klan dari
keluarga Minamoto meninggal dan hampir seluruh keluarga Minamoto yang
sekiranya dianggap membahayakan bagi pemerintahan Taira dibunuh. Hanya
beberapa yang diberi ampun yaituYoritomo dan Yoshitune. (Handayani:2013;53-
54)

Pada tahun 1180 Yoritomo telah mempunyai banyak pengikut dan memiliki
pasukan-pasukan terlatih. Yoritomo mendirikan maskar di Kamakura dekat Teluk
Tokyo, propinsi Sagame. Ia merupakan pemimpin yang sangat cakap, tidak gentar
menghadapi pertempuran, dan ahli dalam organisasi. Yoshitune yang memberikan
bantuan kepada Yoritomo adalah seorang jendral yang cakap. Keluarga militer dari
daerah pantai timur Jepang menggabbungkan diri kepada Yoritomo dan pada tahun
1180 di mulai pemberontakan melaawak klan Taira.

Pada tahun 1183 sepupu Yuritomo bernama Yoshinaka menyerang klan Taira
di bantu oleh pasukan Yoritomo dan berhasil mengalahkan klan Taira, dalam
pertempuran ini, klan Minamoto berhasil mendesak klan Taira untuk mundur ke
sebelah barat. Setelah mendapat kemenangan atas klan Taira, Yoshinaka
menekankan kaisar Go Shirakawa untuk mengangkatnya sebagai shogun. Dalam
keadaan tertekan akhirnya kaisar Go Shirakawa menyetujui permintaan Yoshinaka.
Kaisar Go Shirakawa tidak menyukai kinerja Yoshinaka sebagai shogun, akhirnya
kaisar Go Shirakawa mendakati Yoritomo untuk menggulingkan yoshinaka.
Yoritomo menerima tugas yang diberikan kaisar tersebut dan mulai menyerang
Yoshinaka dengan bantuan Yoshitsune. Yoshinaka terbunuh dalam pertempuran itu
setelah bebeapa bulan menjabat sebagai Shogun (Swandana dalam
Handayani;2009:47).

Klan Minamoto terus melakukan serangan ke daerah pusat pertahanan Taira di


sebelah barat. Puncak pertempuran itu terjadi di daerah selat Shimonoseki, yang
berakhir dengan kemenangan pihak Minamoto yang dipimpin oleh Yoshitsune.
Seluruh keluarga Tair adibunuh, kemenangan Yoshitsune menimbulkan iri pada
Yoritomo. Yoritomo dengan liciknya mencari alasan dengan menyesali perbuatan
Ypshitsune karena membunuh semua keluarga Taira, lalu Yoritomo mengeluarkan
perintah untuk menangkap dan menghukum mati Yohitsune.

Minamoto No Yoritomo mulai di angkat menjadi pejabat shogun pada tanggal


21 Agustus 1192 setelah kaisar Go Shirakawa turun dari jabatannya. Yoritomo
diangkat menjadi shogun oeh kaisar Go Toba dan mulai menerapkan sistem
pemerintahan militer yang menyebabkan dirinya menjadi penguasa tertinggi Jepang
(Swanda dalam Handayani;2009:47).

Sampai tahun 1400, jumlah anggota kelompok Samurai di Jepang mencapai


10% dari seluruh populasi masyarakat, karena pada masa ini tidak ada peperangan.
Keadaan aman tanpa perang berlangsung hingga tahun 1467 sebelum akhirnya
pemerintahan Shogun melemah dan para Daimyo mulai berusaha mengambil alih
kekuasaan tertinggi dan era perang di mulai lagi.Periode ini di kenal dengan sebutan
sengoku serangkaian pertempuran dan peperangan hebat terjadi di kalangan damiyo
untuk saling menguasai .

Meskipun zaman perang antar klan membawa kehacuran, kekuasaan tetap


sangat terstruktur dalam era feodal jepang. Namun fungsi kaisar hanya berupa
simbol, kekuasaan kaisar sebenarnya hanya terbatas menganugerahi gelar resmi,
terutama gelar shogun. Kaisar sangat bergantung pada para damiyo untuk
membiayai anggaran istana dan tidak turun langsung dalan urusan negara. Shogun
sebagai pemegang komando militer tinggi ini dapat disamakan dengan presiden
atau perdana menteri, membuat keputusan adminstrative sehari-hari yang
dibutuhkan dalam menjalankan negara.

Pada zaman Azuchi Momoyama (1568-1600) tampilan dua pengusa Jepang


yaitu Oda Nobunaga dan Toyotomi Hideyoshi. Dalam kepemimpinannya
Nobunaga dan Hideyoshi tidak dapat dipisahkan. Mereka adalah sosok yang
penting dalam pemerintahan yang sedang berlangsung. Toyotomi Hideyoshi sendiri
adalah anak seorang petani yang mengabdikan hidupnya kepada Oda Nobunaga.
Oda Nobunaga banyak menggulingkan daimyo yang berkuasa atas tanah di
sebagian besar wilayah Jepang. Oda Nobunaga berkeinginan untuk menyatukan
Jepang secara utuh tetapi pada tahun 1582 Oda Nobunaga meninggal dunia
sehingga kekuasaan di gantikan oleh Toyomi Hideyoshi.

Kepemimpinan Toyomi Hideyoshi Jepang mengalami kemajuan yang pesat.


Perdagangan dengan luar negeri pun gencar dilakukan, selain menerima kapal-
kapal bangsa lain, Toyotomi Hideyoshi sendiri memberikan izin kepada kapal-
kapal Jepang untuk berlayar melakukan perdagangan dengan negeri luar. Perluasan
kerja sama di bidang perdagangan tersebut membuat Hideyoshi memperbaiki
keadaan dalam negeri dengan cara membangun jalan, pembagian kota-kota, dan
membangun perbentengan (Swandana dalam Handayani;2009:48).

Setelah Hideyoshi berhasil menyatukan Jepang, muncul semangat politik


ekspansi kedaratan Asia. Tahun 1592 pasukan Jepang mendarat di Korea Selatan
dan meancarkan serangan merebut kota-kota penting seperti Seoul dan Pyong-yang
di Korea Utara. Tentara angkatan darat Jepang sangat kuat sehingga dapat
mengalahkan tentara gabungan dari Korea dan Tiongkok, tetapi angkatan laut
Jepang dapat dikalahkan oleh angkatan laut Korea yang dipimpin oeh Laksamana
Yi-Shun. Hideyoshi terpaksa menarik pasukan Jepang karena kekalahan angkatan
lautnya. Hanya beberapa tempat penting di pantai Korea Selatan yang dapat
diduduki.

Tahun 1597 Hideyoshi mengirimkan kembali pasukannya untuk menyerang


Korea. Pada pertempuran kedua ini angkatan laut Jepang mendapat kemenangan
besar, tetapi angkatan darat tidak dapat maju sampai ke Seoul agi yang tertahan oleh
pasukan Korea dan pasukan Tiongkok. Hideyoshi pun meninggal dalam
peperangan itu, seluruh pasukan Jepang terpaksa mengakui kekalah dan mundur.
Hideyoshi berharap setelah kematiannya, kekuasaan akan turun kepada anaknya
Toyotomi Hideyori. Ketika ayahnya (Toyotomi Hodeyoshi) meninggal, Hideyori
saat itu berusia lima tahun. Sebelum meninggal Hideyoshi telah mengangkat dewan
perwalian untuk anaknya yang diketahui oleh Tokugawa leyasu.

Seteah meninggalnya Hideyoshi terjadi pergolakan kembali di Jepang untuk


memperebutkan kekuasaan (Dasuki, tanpa tahun). Pada saat itu klan yang bertikai
adalah klan Tokugawa leyasu dengan klan Toyotomi Hideyori yang di komando
oleh Ishida Mitsunara. Pertempuran ini terjadi pada 21 Oktober 1600 di daerah
Sekigahara, distrik Fuwa, Provinsi Mino, Jepang (Bryant, 1995). Pertempuran ini
dimenangkan oleh pihak Tokugawa leyasu yang memuluskan jalan menuju
terbentuknya Keshogunan Tokugawa.

Kemenangan Tokugawa dapat diraihnya daam perang di sekigahara pada tahun


1600, yang membawanya sebagai orang yang berhasil memegang tampuk
kekuasaan Jepang. Tokugawa eyasu mendiirkan pemerintahan miiter yang dikenal
dengan nama Keshogunan Tokugawa, yang berangsung kurang lebih 250 tahun
atau dua setengah abad. Tahun 1603, Tokugawa leyasu diangkat oeh Kaisar Go
Yozei sebagai Shogun dan mendirikan pemerintahan di Edo (Tokyo Sekarang).
Dapat dikatakan pemerintahan Shogun Tokugawa merupakan pemerintahan yang
berhasil dalam sejarah Jepang (Mattulada dalam Handayani;1979:50)

Masa pemerintahan keluarga Tokugawa tersebut mnduduki Keshogunan hingga


15 generasi. Berikut ini adaah Shogun dari kluarga Tokugawa yang pernah
memerintah Jepang pada zaman Edo :

2.3.1 Tokugawa Leyasu lahir tahun 1542 dan meninggal tahun 1616, masa pemerintahan
dari tahun 1603-1605

Tokugawa Leyasu adalah seorang tokoh yang sangat berpengaruh atas


berakhirnya Kamakura Bafuku. Setelah memenangkan pertempuran dengan
Toyotomi Hideyoshi, leyasu diangkat menjadi Shogun pada tahun 1603. Politik
yang diterapkan oleh leyasu adalah Shi-No-Ko-Sho (Shi adalah kaum samurai, No
adalah kaum petani, Ko adalah kaum pengrajin, Sho adalah kaum pedagang).
Dalam pemerintahan atas tanah leyasu memerintahkan tiga garis keturunan
menduduki daerah kekuasaan Tokugawa antara lain Owari Tokugawa di Nagoya
Kii Tokugawa di Wakayama, dan Mito Tokugawa di Kanto. Leayasu hanya
menjabat sebagai Shogun selama 2 tahun yang kemudian diteruskan oleh putranya
yang ketiga (Tokugawa Hidetada), hanya saja leyasu masih membantu putranya
hinggal leyasu meninggal pada tahun 1616. (Swandana:2009;145-147)
2.3.2 Tokugawa Hidetada lahir tahun 1579 meninggal tahun 1632, masa pemerintahan
dari tahun 1605-1623

Putra ketiga dari Tokugawa leyasu, menggantikan posisi leyasu dua tahun
menjabat. Meski Hidetada menjabat sebagai shogun, pemimpin sesungguhnya
masih di tangan leyasu. Hidetada baru benar-benar menjadi shogun setelah leyasu
meninggal.

Pada masa kepemimpinannya sebagai shogun, Hidetada menidirikan Buke


Shohatto (hukum yang mengatur samurai, jaid samurai yang berada di daerah
maupun di pusat kehidupannya diatur oleh Shogun) dan Kuge Shohatto (hukum
yang mengatur siapa saja bpleh bertemu dengan Kaisar). Tahun 1623 Hidetada
pensiun dan segera digantikan oleh putranya, Tokugawa Lemitsu
(Handayani&Budiarto:60).

2.3.3 Tokugawa Lemitsu lahir tahun 1604 meninggal tahun 1651, masa pemerintahan
dari tahun 1623-1651.

Setelah Tokugawa Hidetada turun dari jabatannya pengganti sebgai


shogun adalah Tokugawa lemitsu, putra keduanya menggantikannya pada tahun
1623. Leyasu menghancurkan aliran Kristen yang dinilai tidak sesuai dengan
ideologi bangsa Jepang. Seluruh bangsa luar terutama Portugis dipaksa keluar dari
Jepang yang kemudian disusul pemakaian sistem Sakoku (politik isolasi) di tahun
1641 yang berfungsi sebagai penjara bagi masyarakat Jepang , khususnya pedagang
yang hendak pergi meninggalkan Jepang. Para pedagang dari Belanda dan Cina
yang sedang ramai menduduki pulau Deshima dan Nagasaki mulai dibatasi. Setelah
lemitsu beristirahat dari jabatannya lemitsu akhirnya digantikan oleh putranya
Tokuga Letsuna pada tahun 1651.

2.3.4 Tokugawa Letsuna ahir tahun 1641 meninggal tahun 1680, masa pemerintahan
dari tahun 1651-1680.

Setelah kematian Tokugawa lemitsu, Tokugawa letsuna yang merupakan


putra tertua lemitsu, mengambil alih jabatan sebagai shogun. Letsuna yang
menduduki posisi shogun masih berumur 12 tahun, harus dihadapkan dnegan krisis
yang sangat serius. Pada tahun 1651 ada kelompok ronin (samurai tidak bertuan)
melakukan penyerangan terhadap benteng lemitsu yang berpusat di Edo.
Penyerangan yang maksudkan agar seluruh hak eksklusif para daimyo dicabur
tetapi penyerangan dan permintaan para ronin ditugaskan untuk segera menyerah
dan melakukan seppuku (aksi bunuh diri dengan menusukkan sebilah tanto atau
pedang kecil kerah perut lalu merobeknya dari perut kiri ke kanan hingga isi dalam
perut keluar). Setelah Tokugawa letsuna pensiun pada tahun 1680 digantikan oleh
adiknya yaitu Tokugawa Tsunayoshi. ( Handayani:2013;60)

2.3.5 Tokugawa Tsunayoshi lahir tahun 1646 meninggal tahun 1709, masa
pemerintahan dari tahun 1680-1709.

Salah satu putra Tokugawa lemitsu adalah Tokugawa Tsunayoshi


menggantikan posisi kakaknya yang sudah turun dari jabatannya. Tsunayoshi
adalah saudara letsuna yang merupakan shogun pertama yang menggaskan
NeoKonfusianisme. Tokugawa Tsunayoshi mendapat sebutan Inoshogun atau
shogun anjing. Nama ini tidak lepas dari kecintaannya terhadap seluruh binatang,
namun Tsunayoshi lebih memilih anjing sebagai binatang kesayangan.

Bukti kesayangan terhadap binatang, Tsunoyoshi akhirnya mendirikan


Shorui Aweremi No Rei, sebuah lembaga yang melarang tentang pembunuhan
terhadap binatang. Setelah Tokugawa Tsunoyoshi pensiun lalu digantikan oleh
keponakannya yaitu Tokugawa Ienobu.

2.3.6 Tokugawa Ienobu lahir tahun 1662 meninggal tahun1712, masa pemerintahan dari
tahun 1709-1712.

Ajaran Neo-Konfusianisme yang di gagas oleh Tokugawa Tsunoyoshi


akhirnya dilanjutkan oleh Tokuga Ienobu. Ienobu adalah keponakan dari
Tsunayoshi dan merupakan cucu dari Tokugawa Iemitsu. Semasa Ienobu menjabat
sebagai shogun, ienobu dikenal sebagai penguasa pengontrol perdamaian dan
kemakmuran atau yang disebut dengan Shotoku No Chi. (swandana:2009;149)
2.3.7 Tokugawa letsugu lahir tahun 1709 meninggal tahun 1716, masa pemerintahan
dari tahun 1713-1716.

Setelah Tokugawa lenobu meninggal, tampuk pemerintahan keshogunan


diserahkan kepada putranya yang masih berusia tujuh tahun, yaitu Tokugawa
Letsugu. Semasa menjabat sebagai shogun pada tahun 1713, letsugu tidak mampu
meneruskan perjuangan ayahnya. Selain umurnya yang terbilang masih kecil, saatu
berusia tujuh tahun, letsugu harus mengakhiri hidupnya.

Kematian yang dialami letsugu terbilang sangat muda, membuat gariis


keturunan Tokugawa yang utama pun mengakhiri kejayaannya. Meskipun begitu,
kekuatan keuarga Tokugawa tidak kunjung musnah. Keluarga Tokugawa yang
berasal dari keturunan Kii terpilih sebagai penggantinya pad atahun yang sama atas
kematian letsugu (Handayani;2009:53).

2.3.8 Tokugawa Yoshimune lahir tahun 1684 meninggal tahun 1751, masa
pemerintahan dari tahun 1716-1745.

Tokugawa Yoshimune yang masih merupakan keturunan Tokugawa yaitu


dari garis keturunan Kii Tokugawa akhirnya dipilih menggantikan posisi Tokugawa
letsugu. Pemiihan Yoshimune tanpa alasan yang jelas. Selain masih merupakan
keturunan keluarga Tokugawa, Yoshimune juga keturunan langsung dari
Tokugawa yang leyasu. Yoshimune lebih tertarik dalam urusan keuangan Bakufu
yang merupakan salah satu tujuan utama dari keluarga Tokugawa dalam
penguasaannya terhadap tanah Jepang (Handayani;2009:54).

2.3.9 Tokugawa leshige lahir tahun 1711 meninggal tahun 1761, masa pemerintahan dari
tahun 1745-1760.

Tokugawa leshige juga merupakan keturunan dari Kii Tokugawa yang


menjabat sebagai shogun. Tokugawa leshige menggantikan Tokugawa Yoshimune
setelah kematiannya pada tahun 1745 (Handayani&Budiarto:63).
2.3.10 Tokugawa Leharu lahir tahun 1737 meninggal tahun 1786, masa
pemerintahandari tahun 1760-1786.

Dalam sejarah pemerintahan Shogun Tokugawa, garis keturunan dari Kii


Tokugawa telah memerintah tiga generasi berturut-turut, dari Tokugawa
Yoshimune, Tokugawa leshige, dan yang terakhir tokugawa leharu
(handayani&Budiarto:63).

2.3.11 Tokugawa lenari lahir tahun 1773 meninggal tahun 1841, masa pemerintahan
dari tahun 1787-1837.

Tokugawa lenari merupakan shogun pengganti Tokugawa leharu,


Tokugawa lenari adalah keturunan dari keluarga Hitotsubashi. Hitotshubasi
Tokugawa sebelumnya tidak pernah diberi kekuasaan oleh Tokugawa leyasu.

2.3.12 Tokugawa Leyoshi lahir tahun 1793 meninggal tahun 1853, masa pemerintahan
dari tahun 1837-1853.

Tokugawa leyoshi yang juga berasal dari garis keturunan Hitotsubashi


Tokugawa menggantikan posisi Tokugawa lenari yang telah mengundurkan diri
pada tahun 1837. Leyoshi meninggal pada tahun 1853 yang juga mengakhiri masa
jabatannya sebagai shogun, kemudian pengganti Tokugawa Leyoshi dilanjutkan
oleh Tokugawa lesada (Handayani;2009:64).

2.3.13 Tokugawa lesada lahir tahun 1824 meninggal 1858, masa pemerintahan dari
tahun 1853-1858.

Tokugawa lesada merupakan shogun generasi ketiga dari garis keturunan


Hitotsubashi lesada mulai menjabat sebagai shogun usia ke-29 pad atahun 1853.
Kematian lesada pada tahun 1858, semenjak kematiannya mas atugasnya pun
sebagai shogun berakhir.

2.3.14 Tokugawa lemochi lahir tahun 1846 meninggal tahun 1866, masa pemerintahan
dari tahun 1858-1866.
Tokugawa lemochi mulai menjabat sebagai shogun ketika berumur 12
tahun. Tokugawa lemochi turun dari jabatannya saebagia shogun pada tahun 1866
sekaligus tahun kematiannya. Kematian Tokugawa lemochi tersebut menjadikan
sebagai shogun dari garis keturunan Hitotsubashi Tokugawa yang terakhir.

2.3.15 Tokugawa Yoshinobu lahir tahun 1837 meninggal tahun 1913, masa
pemerintahan dari tahun 1866-1867.

Tokugawa Yoshinobu yang memiliki nama kelahiran Keiki, merupakan


garis keturunan dari Mito Tokugawa. Tokugawa Yushnobu adalah shogun terakhir
dari kerutunan Tokugawa yang erupakan pejabat shogun terakhir sebelum
memasuki zaman meiji yang menerapkan sistem penghapusan samurai.
Penghapusan sistem ini difungsikan sebagai penghapus kekuasaan Tokugawa
dalam monopoli Jepang (Swandana dalam Handayani;2009:65).

Pada masa pemerintahannya, Tokugawa yoshinobu tidak sanggup


mengendalikan konflik yang terjadi di tanah Jepang. Konflik-konflik tersebut
menghendaki pengendalian kekuasaan kepada kaisar. Akhirnya pada tanggal 8
November 1867, Tokugawa Yoshinobu menyerahkan kekuasaan negara ke tangan
kaisar Meiji. Berakhirnya kekuasaan Tokugawa yoshinobu, berakhir pula monopoli
yang telah diawali oleh Tokugawa leyasu dan mulailah babak baru yang disebut
dengan restorsai meiji (Jansen daam Handayani;2002:65).

Kebijakan pemerintahan shogun Tokugawa dalam memerintah Jepang

Setelah kematian Toyotomi Hideyoshi terjadi perebutan kekuasaan.


Antara Toyotomi Hideyori anak dari Toyotomi Hideyoshi yang dikomando oeh
Ishida Mitsunara meawan Tokugawa leyasu. Pertempuran sengit ini terjadi
didaerah Sekigahara. Dalam pertempuran itu, Tokugawa leyasu memenangkan
pertarungan besar di Sekigahara, akhirnya Tokugawa leyasu memegang kendali
kekuasaan di tanah Jepang. Peperangan Sekigahara sering disebut dengan
peperangan besar yang menentukan pemimpin Jepang.

Disaat Tokugawa leyasu diangkat menjadi shogun oleh kaisar Go Yozei


pada tahun 1603, leyasu memusatkan pemerintahan di edo dengan mengambil
kebijakan-kebijakan dalam pemerintahan Jepang. Kebijakan yang ditentukan oleh
Tokugawa leyasu dalam memerintah Jepang antara lain :

a) Mengawasi para daimyo.

Tidak lama setelah pertempuran di Sekigahara (1600) para daimyo diambil


sumpah setianya secara tertulis. Mereka dibagi menjadi tiga golongan, yaitu
Daimyo Shimpan, Daimyo Fudai, Daimyo Tozama. Golongan yang pertama itu
adalah Daimyo Shimpan, daimyo yang masih ada hubungan keluarag dengan
Tokugawa, seperti daimyo dari Han Kii dipimpin oleh Yorinobu dan Han Mito
dipimpin oleh Yorifusa. Dari ketiga cabang keluarga itu dipilih pengganti Shogun,
apabila dari shogun yang memerintah tidak ada keturunan laki-laki. Tiga cabang
keluarga Tokugawa tersebut mengawasi tiga tempat yang merupakan pintu masuk
ke pusat Bakufu daerah Owari (sekitar Nagoya), Kii di Selatan Osaka (sekitar
wakayana), dan daerah Mito disebelah timur laut Edo.

Para Daimyo Fudai, daimyo yang mendukung Tokugawa leyasu dalam


pertempuran Sekigahara. Daimyo tersebut menduduki propinsi-propinsi di Jepang
tengah dan timur, di daerah-daerah yang dilalui perhubungan lalu lintas penting
dengan kota-kota penting dan tempat-tempat startegis.

Sedangkan para Daimyo Tozama, daimyo luar yaitu mereka yang


dikalahkan oleh Tokugawa setelah Sekigahara. Daimyo tersebut ditempatkan di
daerah-daerah yang lebih jauh dari pusat Bakufu dan jika seorang daimyo diragukan
kesetiaannya, maka disekeliling daerahnya ditempatkan daimyo-daimyo yang setia
(Suryohadipojo daam Handayani;1987:67)
Para Daimyo itu diwajibkan tingga di Edo secara bergiliran dalam waktu
setahu. Saat pemerintahan shogun Tokugawa ketiga, Tokugawa lemitsu
memperbarui kebijakan untuk tinggal di edo, yang semula diharuskan tinggal dalam
waktu satu tahun diganti menjadi sebuah setengah tahun. Shogun Tokugawa
keempat, Tokugawa letsuma menetapkan jika mereka kembali ke daerah harus
meninggalkan anak-istrinya di Edo sebagai sandera. Ditetapkan juga, bahwa para
daimyo dilarang keras menghadap ke istana kaisar di Kyoto.

Kekayaan para daimyo dibatasi. Jika seorang daimyo terlalu kaya,


sehingga bisa berbahaya, maka ia diperintahkan membiayai pekerjaan-pekerjaan
umum. Juga pembuatan dan pemeliharaan puri-puri para daimyo dibatasi dengan
keras. Dalam pemerintahannya shogun dibantu oleh suatu badan penasehat yang
terdiri dari 4 atau 5 orang (Toshiyori). Pada masa perang Toshiyori merupakan staf
umum angkatan perang. Dibawah Toshiyori ada dewan pengawas (waka-doshiyori)
yang terutama mengawasi para vasal didaerah yang langsung ada dibawah
kekuasaan shogun (Handayani;2009:68).

b) Mengawasi Hubungan Dengan Kaisar

Hubungan antara kaisar dengan rakyat dipisahkan. Hanya daimyo saja


yang boleh bertemu dengan kaisar, itupun harus melalui perizinan Tokugawa.
Kaisar dan para bangsawan Kuge diberi penghasilan yang sesuai dengan kedudukan
mereka, tetapi tidak diberi tanah. Permaisuri Kaisar harus dari keluarag Fujiwara.

Pengangkatan pejabat di istana harus dengan persetujuan Bakufu.


Kedudukan Kaisar dan keluarganya dipertahankan sebagai lambang dari ideologi
persatuan dan lebih ditekankan penghormatan kepada Kaisar sebagai keturunan
Dewa Matahari, tetapi tidak boleh ikut campur dalam pemerintahan dan hanya
mempunyai fungsi sakral.

c) Penerapan Politik isolasi (Sakoku)


Pemerintahan Tokugawa melaksanakan polituk isolasi karena tidak ingin
agama kristen berkembang pesat di jepang dan menganggap bahwa agama kristen
tidak sesuai dengan ideologi bangsa Jepang. Agama Kristen tidak mengenal
pendewaan terdap kaisar sedangkan menurut agama Shinto kaisar merupakan
keturunan dewa yang wajib disempah dan didewakan dengan peringatan keras dan
pengusiran terhadap Jepang (Purwoko dalam Handayani;2011:70).

3. Runtuhnya Pemerintahan Tokugawa

Periode tahun-tahun terakhir zaman edo biasa menjelang runtuhnya


keshogunan tokugawa biasa dikenal dengan Bakumatsu. Periode ini dimulai sejak
peristiwa kedatangan kapal hitam sampai perang boshin, rentetan peristiwa itu
berlanngsung mulai tahun 1853 hingga 1869. Pada masa bakumatsu ini berakhirlah
kebijakan isolasi yang disebut sakoku dan masa transisi dari pemerintahan
Tokugawa ke Meiji. Pada awalnya sakoku yang dilakukan Tokugawa dapat
membawa Jepanng dalam keadaan damai, tetapi dibalik itu semua pemerintahan
tokugawa memerintah dengan tangan besi. Pada masa itu kaisar hanya dianggap
sebagai symbol Negara, shogun sebagai pemimpin pemerintahan, daimyo sebagai
gubernur dan samurai sebagai serdadu atau tentara.

Setelah berkuasa lebih dari dua setengah abad, pemerintahan Tokugawa


akhirnya runtuh pada tanggal 8 november 1867 dan menyerahkannya kepada kaisar
Meiji. Penyebab keruntuhan Pemerintah Tokugawa ialah:

1. Aspek Luar Negeri


Pada akhir abad 17 dan 18 bangsa barat mendesak untuk
mengadakan hubungan dagang antara Cina dan Jepang, karena di Cina
hanya ada 1 pelabuhan yang dikhususkan untuk bangsa asing. Pada akhir
abad 18 Rusia,Inggris dan amerika berhasil menguasai lautan pasifik.
Amerika disini memiliki kepentingan istimewa kepada jepanng, yakni
berharap dibukanya pelabuhan-pelabuhan untuk bangsa asing sebagai
tempat perdagangan. Pada tahun 1837, sebuah kapal amerika yang berlayar
dari macau menuju jepang disambut dengan tembakan-tembakan dan
pengusiran oleh pendukung Bakufu di teluk edo.
Jepang juga tidak memberikan toleransi kepada kapal-kapal yang
karam di perairan Jepang, malah terkadang Jepan bersifat kasar kepada
awak kapal tersebut dan tak jarang pula mereka dibawa ke Nagasaki untuk
disiksa sebelum dikembalikan ke negerinya. Beberapa kali utusan dari
Amerika serikat datang ke Jepang untuk melobi agar dibukakan pintu
perdagangan untuk bangsa asing, tetapi hal itu tetap sia-sia belaka.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebelum tahun 1868, Jepang merupakan Negara yang penuh dengan pergolakan
dalam negeri. Sering terjadi perang saudara atau perang antar klan samurai untuk
memperebutkan kekuasaan jepang.

Pada awalnya shogun diangkat oleh kaisar untuk membantu dalam bidang
kemiliteran dan keamanan. Akan tetapi bersamaan denan hal tersebut shogun
seringkali mengambil alih seluruh keijakan Negara. Sehingga Negara luar jepang
dshogun adalah kaisar jepang yang sebenarnya. Meski shogun kebanyakan
mendapat perintah dari Kaisar, ada sebagian pejabat shogun yang mengambil alih
secara langsung dengan menghiraukan perintah kaisar.

Shogun terakhir jepang mempunyai koordinasi sebagai berikut:


Kaisar : hanya sebagai symbol Negara saja.
Shogun : sebagai pemimpin pemerintahan jepang.
Daimyo : sebagai gubernur provinsi
Samurai : sebagai serdadu.

3.2 Saran
Menyadari kekurangan dari penyusun yang masih belum sempurna dalam
menyusun Makalah. Maka dari itu masukan dan kritik yang membangun selalu
diharapkan oleh penyusun. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca
DAFTAR PUSTAKA
Swandana,dozi.2009.”Dewa Perang Jepang”.Sidoarjo:Masmedia Buana Pustaka.
Agung,Leo.2012.”Sejarah Asia Timur 1”.Yogyakarta:Penerbit Ombak.
Suryohadiprojo,Sayidiman.1982.”Belajar dari Jepang: Manusia dan Masyarakat
Jepang dalam Perjoangan Hidup”.Jakarta:UI-Press.
Hiroshi,Watanabe.2012.”A History of Japanese Political Thought 1600-
1901”.Japan:International House of Japan.
Handayani,Pitri.2013.”All about Japan”.Yogyakarta:Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai