Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidyah-Nya pada kita semua. Shalawat dan salam senantiasa terlimpah
pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di yaumul
qiamah kelak, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan sebaik
mungkin.
PEMBAHASAN
Pada zaman Nobunaga dan Hideyoshi para daimyo baru dan pedagang pedagang
kaya mulai menciptakan kebudayaan yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-
hari dan terbuka, yang memberi kesempatan kepada mereka untuk
mempertontonkan kekuasaanya. Produksi emas dan perak naik, dan kesenian
mulai menggunakan kedua logam mulia ini secara besar-besaran dan menjadi
sangat mencolok. Dengan berkembangnya arsitektur istana, timbul gaya menghias
pintu-pintu geser dan dinding rumah-rumah dengan lukisan dekoratif yang
berwarna warni. Kuil dan tempat – tempat arca di Kyoto hingga saat ini masih
menyimpan sejumlah karya seperti ini yang dibuat oleh Kano Eitoku dan anak
angkatnya, Sanharu. Pada zaman yang sama, upacara minum teh berkembang dan
akhirnya menjadi bentuk kesenian dan cara hidup oleh Sen-no-Rikyo yang
terkenal itu. Orang-orang Eropa membawa berbagai macam barang dari luar
negeri yang belum dikenal dan memperkaya kehidupan bangsa Jepang. Kata-kata
yang berasal dari bahasa Portugis yang sekarang banyak terdapat dalam bahasa
Jepang, termasuk bersama dengan barang-barang tadi pada zaman ini. untuk
membantu kegiatannya, para misionaris menterjemahkan sejumlah buku dan
kamus yang dicetak dengan alat pencetak yang dibawa ke Jepang dari Korea
sebagai hasil sampingan dari perang dengan Negara itu. Dengan demikian
percetakan masuk ke Jepang dari dua arah yang berlainan secara hampir
serempak.
Yang lebih mahsyur adalah keputusan Hideyoshi untuk melakukan apa yang
disebut sebagai Pelucutan Pedang pada tahun 1588. Dengan mencabut hak
membawa senjata bagi para penduduk desa, keputusan petani, dan mengurangi
bahaya pemberontakan petani. Keputusan itu juga memisahkan samurai dari tanah
garapan, dia menjadi lebih tergantung pada daimyo atasannya. Para samurai yang
dengan gaya hidup sebelumnya adalah tergantung kepada hasil tanah garapan kini
harus memilih antara senjata dan cara mendapat penghasilan hidup selama ini.
Sebuah peraturan berikutnya, yang dikeluarkan pada tahun 1591, melarang
samurai tinggal di desa, walau dia tidak lagi bekerja untuk tuan tanahnya,
sedangkan petani dilarang meninggalkan tanahnya untuk pindah ke kota atau
untuk berdagang. Semua ini adalah konsep-konsep mendasar yang diwariskan
Hideyoshi kepada pimpinan Tokugawa yang menggantikannya. Tugas yang
tersisa dan harus mereka selesaikan adalah membangun tata administrasi yang
tidak terlalu bersifat pribadi seperti masa Hideyoshi juga dapat menertibkan
daimyo.
2.4 Kebudayaan dan peninggalan zaman Azuchi-Momoyama
ialah dinding pemisah antar kamar disebut fusuma, daun pintu dilukisi dengan
warna cerah dan cemerlang, sedangkan lukisan berwarna tebal dan cerah
dinamakan dami-e. Dami –e bertemakan perkelahian antara naga melawan
harimau yang disebut ryukō, dan lukisan singa yang terdapat dalam keramik
model Tang. Pelukis yang terkenal adalah Kanou Eitoku (1543-1590),dan
juga Kanou Sanraku (1559-1635).
Upacara dan seni minum teh (Sen no Rikyu)
Upacara minum teh berkembang di
kalangan pedagang besar di
Osaka.Senno rikyu adalah aliran
dalam upacara dan seni minum teh
yang dikembangkan oleh senno
ryu.Aliran minum teh ini cukup
terkenal osaka pada zaman Azuchi
Momoyama.
3.1 Kesimpulan