DAN TIONGKOK
Makalah ini disusun untuk memenuhi sakah satu tugas pada mata kuliah
Sejarah Asia Timur
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Kelas R5D
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat
serta Karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini,dan atas
pertolongannya pula saya dapat menyusun makalah ini dengan judul “Restorasi
Meiji Pengaruh terhadap Korea dan Tiongkok”
Dalam hal ini saya memohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan
maupun menyampaian dalam makalah ini, saya menyadari banyak sekali manfaat
dari belajar sejarah Asia Timur salah satunya untuk memberikan informasi berupa
tulisan dan lisan mengenai perkembangan peradaban di wilayah Asia timur
khususnya Jepang, demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan dan wawasan
Penyusun
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang restorasi Meiji dan pengaruhnya bagi korea dan tiongkok
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
Pemerintahan Korea
Pada 1192 hingga 1199 ada dua klan yaitu minomoto no yoritomo dan taira, pada periode
heian kyo ini merupakan awal dari keshogunan di Jepang Jepang mempunyai banyak pergantian
pemimpin dan kepemimpinan yang di sebut Daimyo dan Shogun, di setiap clan selalu ada keinginan
ekonomi, pendidikan dan pembangunan di setiap shogun, Perkembangan Jepang baru terjadi ketika
bangsa eropa masuk ke Jepang melalui pelabuhan, pada masa itu terjadi percepatan di bidang
pembangunan kastil.
Pada masa Oda Nobunaga 23-Juni1534-1582 terjadi upaya penyatuan jepang dari perang
feodal yang melibatkan tuan tanah dan berbagai daimyo saling berperang untuk memperoleh hasil
bumi seperti tanah yang subur,udara,kayu dan mineral dengan cara berperang untuk mempertahankan
kekuasaan dan dilanjutkan oleh toyotomi Hideyoshi Oda Nobunaga merupakan seorang anak
kelahiran putra dari seorang daimyo rendah,hakim sekaligus Bugyo bernama Nobuhide Oda dan
menikah dengan Tsuchida Gozen dan lahir di Owari pada 1534, sebagai anak ke dua dengan nama
kecilnya Kipposhi, sebelum akhirnya menjadi Oda Nobunaga pada usia 19 tahun karena peilakunya
yang aneh oda nobunaga remaja sering di beri julukan Si Bodoh dari Owari. Merupakan klan Oda dan
Klan Oda sendiri terbentuk sudah lama sejak tahun 1200 awalnya merupakan
pengikut klan Taira namun akibat dari perang (Dan-no-ura) dan klan taira kalah, klan Oda
mengikuti Klan yang menang yaitu klan Minamoto
Toyotomi Hideyoshi merupakan pemimpin Jepang (1573-1603) yang berhasil mendirikan
mengambil alih kekuasaan setelah peristiwa pembunuhan Oda Nobunaga oleh akechi Mitsuhide.
Tokugawa Ieyasu
Merupakan Shogun pada periode 1603-1605 yang merupakan shogun pertama dari
keluarga Tokugawa.
Pada masa toyotomi Hideyosi terjadi Invansi yang diakukan oleh pihak Jepang kepada dua
negara yaitu Tiongkok dan Korea,pada masa itu korea dipimpin oleh Joseon yang merupakan kejadian
militer jepang menyerbu ibukota Korea bushan dan china dipimpin oleh dynasti Ming
Pada masa takogawa mulai memasuki zaman ketenangan bagi jepang yang belum pernah
dialami oleh jepang selama ini, banyak sekali modernisasi di bidang pelayanan masyarakat seperti
kastil.
BAB II PEMBAHASAN
Perang Onin terjadi selama 10 tahun dari tahun 1467 sampai 1477 perang ini
terjadi di Kota kyoto yang merupakan perang saudara Jepang yang terjadi pada
klan Yamana dan Klan Hosawa terjadi di Kyoto, ibu kota Jepang pada saat itu
berikutnya, Hino Tomiko, istri Yoshimasa melahirkan seorang putra yang diberi
nama Yoshihisa. Perang dimulai akibat persaingan dua kelompok bersenjata, faksi
ingin calonnya diangkat sebagai shogun hingga kota Kyoto dijadikan medan
Pada 12 Desember 1465, secara tidak terduga lahir seorang anak laki-laki
dari Hino Tomiko dan Shogun Yoshimasa. Anak laki-laki tersebut kemudian
hak menjadi pewaris jabatan shogun (kepala klan Ashikaga). Hino Tomiko dan
shogun juga meluas ke daerah-daerah. Shugo daimyo terbelah dua menjadi faksi
Katsumoto dan faksi Sōzen, dan bentrokan di antara kedua faksi menjadi sulit
dihindarkan. Di antara klan Yamana dan klan Hosokawa sebenarnya terikat
Klan Hatakeyama adalah salah satu dari tiga klan kanrei yang membantu klan
Ashikaga (dua klan lainnya adalah klan Hosokawa dan klan Shiba). Di antara
kedua belah pihak sudah saling bunuh membunuh, tetapi Shogun Yoshimasa tidak
berbuat apa-apa.
mengundurkan diri dari jabatan kanrei. Shiba Yoshikado dari faksi Yamana
Tomiko.
dengan syarat para daimyo lainnya tidak campur tangan, perintah menyerang
Yoshimasa sendiri menolak untuk campur tangan dalam konflik internal keluarga
waktu itu belum terlibat karena sedang bertugas sebagai pelindung Shogun
Yoshimasa.
Kuil Kamigoryō dikelilingi hutan bambu. Di sebelah barat mengalir
hari. Pada tengah malam, Masanaga membakar kuil untuk memberi kesan dirinya
telah tewas bunuh diri. Setelah berhasil melarikan diri, ia dikabarkan bersembunyi
diusir dari sekitar istana kaisar dan Hana no Gosho. Keluarga kekaisaran dan
wilayah para sekutunya berasal dari sekitar Kinai sehingga menguntungkan posisi
Pasukan Timur. Keadaan berubah hingga sejumlah 80.000 prajurit klan Yamana
Kyoto. Pada bulan 8 tahun 1467, kekuatan Pasukan Barat pulih setelah mendapat
Provinsi Suo, pasukan Kōno Michiharu dari Shikoku, dan pasukan angkatan laut.
Korban tewas dalam jumlah besar diderita kedua belah pihak dalam pertempuran
diri dari Pasukan Timur, dan meminta perlindungan kepada Kitabatake Noritomo
asal Provinsi Ise. Pembelotan Yoshimi diperkirakan menjadi sebab Shogun
Timur setelah mengetahui dirinya ingin disingkirkan oleh Shogun Yoshimasa dan
kembali dengan Pasukan Timur setelah dibujuk oleh Katsumoto dan Shogun
menyatakan perang terhadap Pasukan Timur. Pasukan Barat waktu itu juga
meminta bantuan dari sisa-sisa kekuatan Istana Selatan yang disebut Go-Nanchō.
Pada 31 Desember 1467, istana kekaisaran memutuskan untuk memecat
para pejabat dari faksi Pasukan Barat. Mereka sebagian besar berasal dari klan
Sanjō yang berselisih dengan klan Hino (keluarga Tomiko, istri Shogun
Perang antara Pasukan Timur dan Pasukan Barat makin sulit karena
Timur melawan Pasukan Barat berakhir dalam keadaan tidak ada pihak yang
kalah atau menang. Jenderal Ashigaru Honekawa Dōken dari Pasukan Timur
mencoba mencari nama dengan mengacau di garis belakang dengan taktik perang
kelompok perampok dan penjahat, sehingga perang tidak juga bisa diakhiri.
Memasuki tahun 1469, pelayan senior klan Ōuchi yang dikenal ahli sastra
hingga ke Provinsi Iwami. Bersama Ōtomo Chikashige dan Shōni Masasuke dari
kekuasaan klan Ōuchi, tetapi usaha mereka gagal. Pada 1471, Asakura Takakage
Kyoto berulang kali dibakar dan dibiarkan terbengkalai sebagai padang ilalang.
Perang juga meluas ke provinsi yang menjadi wilayah kekuasaan daimyo yang
dari kedua belah pihak juga menjadi jemu berperang. Pada 14 April 1473,
Yamana Sōzen meninggal dunia, diikuti Katsumoto yang meninggal dunia pada 6
Juni tahun yang sama. Pada 7 Januari 1474, Shogun Yoshimasa pensiun setelah
putra Yamana Sōzen yang bernama Yamana Masatoyo berdamai dengan putra
Suo, Pasukan Barat secara praktis bubar dan pertempuran di Kyoto berakhir.
perang.
Selama perang berlangsung beratus-ratus ribu prajurit berkumpul ke ibu
yang awalnya memimpin perang sudah lebih tewas. Ōuchi Masahiro mau kembali
ke Provinsi Suo setelah mendapat jaminan dari Hino Tomiko untuk dapat terus
membuka kembali dirinya dengan dunia luar, yang diakibatkan oleh tertinggalnya
Jepang dalam bidang teknologi dan kekecewaan dari rakyat Jepang terhadap
slogan Tokugawa “Sanno Joi” (Hormati kaisar, usir orang bar-bar) adanya
perjanjian Amity perjanjian perdagangan dengan bangsa asing Amerika dengan Jepang dan
kemudian menandatangani perjanjian dengan Belanda,Inggris,Rusia, Prancis. Pada tahun 1858 Klan
Restorasi Meiji
Restorasi Meiji, dikenal juga dengan sebutan Revolusi Meiji atau
Pembaruan Meiji, adalah serangkaian kejadian yang berpuncak pada
pengembalian kekuasaan di Jepang kepada Kaisar pada tahun 1868. Restorasi ini
menyebabkan perubahan besar-besaran pada struktur politik dan sosial Jepang,
dan berlanjut hingga zaman Edo (sering juga disebut Akhir Keshogunan
Tokugawa dan awal zaman modern. Restorasi Meiji terjadi pada 1866 sampai
1869, tiga tahun yang mencakup akhir zaman Edo dan awal zaman Meiji.
Restorasi ini diakibatkan oleh Perjanjian Shimoda dan Perjanjian Towsen Harris
yang dilakukan oleh Komodor Matthew Perry dari Amerika Serikat.
Di akhir abad ke–19 (1880 an) terjadi perang antara Jepang dan Cina untuk
memperebutkan wilayah Korea. Seperti yang kita ketahui bahwa Jepang saat itu
sedang dalam proses atau dalam fase perkembangan Restorasi Meiji (sudah
menjadi negara yang memiliki hasrat untuk memiliki pengaruh di wilayah
sekitar). Dapat dikatakan bahwa Restorasi Meiji berdampak kepada peningkatan
harga diri yang membuat Jepang ‘keterlaluan’ dalam memaknai kebangsaan
mereka bahwa kemajuan, modernitas dan semangat kebangsaan itu harus
dibuktikan dengan melalui penaklukkan. Oleh karena itu, hal ini dapat
menjerumuskan Jepang ke dalam perang di wilayah Asia Timur maupun perang
dunia kedua di wilayah Pasifik. Korea sempat diperebutkan antara Cina dan
Jepang. Jepang memperoleh kemenangan melawan Cina.
Jepang bertahan lama menjajah Korea karena banyaknya pemimpin-
pemimpin atau para penguasa Korea yang berkompromi dengan pihak Jepang
(namun di sisi lain masih ada yang berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan
Korea dari penjajahan Jepang walaupun segelintir orang). Hal ini menunjukkan
bahwa Korea berjuang melawan bangsa sendiri ketika para penguasa lokal
berpihak dengan Jepang. Persepsi masyarakat Korea dari sejak penjajahan Jepang
hingga saat ini adalah masyarakat Korea masih menyimpan kebencian yang
sangat dalam terhadap Jepang (Korea saat ini memang menjalin hubungan
kerjasama untuk mendukung perekonomian dan perindustrian, namun bukan
menjalin hubungan kerjasama yang benar-benar bilateral).
Korea masih dapat menjalin hubungan kerjasama dengan Cina namun
tidak dengan Jepang. Namun, terdapat hal yang menarik disini, yakni Korea
berusaha melawan politik ingatan yang dilakukan Jepang dengan belajar sejarah
(Korea merupakan negara yang berhasil dalam mengelola sejarahnya). Seperti
tahun 70-an, yang mana Korea mengalami ketergantungan besar terhadap Jepang.
Namun tahun 80-an, sejak ada perbaikan pendidikan sejarah di Korea dimana
yang semula sejarah penjajahan Jepang dibahas secara singkat dan sederhana,
sejarah didekonstruksi atau ditata ulang supaya sejarah penjajahan Jepang lebih
terekspos dan menjadi lebih detail (termasuk Jugun Ianfu). Setelah tahun 70-an,
80-an, dan 90-an yang merupakan titik puncak dari perkembangan peradaban
Korea. Kemerdekaan Korea yang sesungguhnya dicapai setelah adanya Perang
Dunia II. Setelah Jepang dinyatakan kalah, pemimpin-pemimpin pihak sekutu
(Uni Soviet dan Amerika) bertemu dan berkumpul pada tahun 1947 dalam
''Konferensi Kairo'' untuk memutuskan jika Jepang telah kalah tahun 1945, lalu
akan dijadikan apa wilayah-wilayah bekas jajahan Jepang tersebut.
Uni Soviet dan Amerika dibantu Inggris akhirnya pemenang Perang Dunia
II ini sangat begitu berpengaruh berdasarkan ideologi masing-masing (ada yang
paham komunisme dan liberalisme) yang berencana agar wilayah bekas jajahan
Jepang harus dibersihkan dari pengaruh Jepang namun harus diganti dengan diisi
oleh pengaruh-pengaruh dari negara-negara sekutu berdasarkan ideologi masing-
masing. Perang dingin bermula dari sengketa dan bagaimana memperlakukan
negara-negara bekas jajahan Jepang. Kemudian dari pihak Uni Soviet dan
Amerika saling memberikan pengaruh masing-masing dan pada akhirnya
membelah Korea menjadi dua negara atau kawasan (Korea Utara dan Korea
Selatan).
Daftar Pustaka
"Sengoku period". Encyclopedia of Japan. Tokyo: Shogakukan. 2012. OCLC 56431036.
Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-08-25. Diakses tanggal 2012-08-15.
Akamatsu, Paul (1972). Meiji 1868: Revolution and Counter-Revolution in Japan. New
York: Harper & Row. hlm. 1247.
Beasley, William G. (1995). The Rise of Modern Japan: Political, Economic and Social
Change Since 1850. New York: St. Martin's Press.
Beasley, William G., . (1972). The Meiji Restoration. Stanford: Stanford University
Press.
Craig, Albert M. (1961). Chōshū in the Meiji Restoration. Cambridge: Harvard
University Press.
Hayashima, Daisuke (2006). Shuto no keizai to muromachi bakufu. Tokyo: Yoshikawa
Kōbunkan. ISBN 4-6420-2858-7.
Jansen, Marius B. (2000). The Making of Modern Japan. Cambridge: Harvard University
Press.
Jansen, Marius B. (1986). Japan in Transition: From Tokugawa to Meiji. Princeton:
Princeton University Press.
Kasahara, Kazuo (1991). Muromachi bakufu to ōnin no ran. Tokyo: Mokujisha. ISBN 4-
8393-7566-6.
Lee, Kenneth (January 1, 1997). Korea and East Asia: The Story of a Phoenix.
Greenwood Publishing Group. hlm. 108. ISBN 9780275958237. Diakses
tanggal March 26, 2015. "Thus the Korea–Japan War of 1592–1598 came to a
conclusion, with the Japanese totally defeated and in full-scale retreat. The
Korean victory did not come easily.
Murphey, Rhoads (1997). East Asia: A New History. New York: Addison Wesley
Longman.
Nagashima Fukutarō. Ōnin no ran
Ogawa, Makoto (1994). Yamana Shōzen to Hosokawa Katsumoto. Shin-
Jinbutsuoraisha. ISBN 4-4040-2106-2.
Sakakiyama, Jun (1960). Ōnin no tairan. Tokyo: Kawade Shobo Shinsha.
Sari, Yunika Nurdina. “Pengaruh Restorasi Meiji Terhadap Modrdernisasi Di Negara
Jepang Tahun 1868-1912.” Https://Medium.Com/ (2016): 1– 10.
https://medium.com/@arifwicaks anaa /pengertian-use-casea7e576e1b6bf.
Satow, Ernest Mason. A Diplomat in Japan. ISBN 4-925080-28-8.
Streich, Philip. "Civil Wars, Sengoku Era (1467–1570)." Japan at War: An Encyclopedia,
edited by Louis G. Perez, ABC-CLIO, 2013, pp. 53-55. Gale eBooks,
link.gale.com/apps/doc/CX2789100045/GVRL?u=psucic&sid=bookmark-
GVRL&xid=3f87bd69. Accessed 21 Mar. 2023.
Wall, Rachel F. (1971). Japan's Century: An Interpretation of Japanese History since the
Eighteen-fifties. London: The Historical Association.