Anda di halaman 1dari 29

RESTORASI MEIJI, PENGARUH TERHADAP KOREA

DAN TIONGKOK

Makalah ini disusun untuk memenuhi sakah satu tugas pada mata kuliah
Sejarah Asia Timur

Dosen Pengampu :

Yusuf Budi Prasetya Santosa M. Pd.

Disusun oleh :

Rian Eka Fadhlurrohman 202015500271

Kelas R5D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS INDRAPRASTA (PGRI) JAKARTA 2023

Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat
serta Karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini,dan atas
pertolongannya pula saya dapat menyusun makalah ini dengan judul “Restorasi
Meiji Pengaruh terhadap Korea dan Tiongkok”

Dalam hal ini saya memohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan
maupun menyampaian dalam makalah ini, saya menyadari banyak sekali manfaat
dari belajar sejarah Asia Timur salah satunya untuk memberikan informasi berupa
tulisan dan lisan mengenai perkembangan peradaban di wilayah Asia timur
khususnya Jepang, demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan dan wawasan

Penyusun

Depok, 7, Nobember 2023


DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang restorasi Meiji dan pengaruhnya bagi korea dan tiongkok
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Periode senggoku


2.2 Restorasi Meiji
2.3 Pengaruhnya pada tiongkok dan Korea
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Restorasi Meiji, Pengaruhnya Pada Tiongkok dan

Pemerintahan Korea

Pada 1192 hingga 1199 ada dua klan yaitu minomoto no yoritomo dan taira, pada periode

heian kyo ini merupakan awal dari keshogunan di Jepang Jepang mempunyai banyak pergantian

pemimpin dan kepemimpinan yang di sebut Daimyo dan Shogun, di setiap clan selalu ada keinginan

untuk memperluas wilayahnya sehingga menyebabkan perlambatan pertumbuhan di bidang

ekonomi, pendidikan dan pembangunan di setiap shogun, Perkembangan Jepang baru terjadi ketika

bangsa eropa masuk ke Jepang melalui pelabuhan, pada masa itu terjadi percepatan di bidang

pembangunan kastil.

Pada masa Oda Nobunaga 23-Juni1534-1582 terjadi upaya penyatuan jepang dari perang

feodal yang melibatkan tuan tanah dan berbagai daimyo saling berperang untuk memperoleh hasil

bumi seperti tanah yang subur,udara,kayu dan mineral dengan cara berperang untuk mempertahankan

kekuasaan dan dilanjutkan oleh toyotomi Hideyoshi Oda Nobunaga merupakan seorang anak

kelahiran putra dari seorang daimyo rendah,hakim sekaligus Bugyo bernama Nobuhide Oda dan

menikah dengan Tsuchida Gozen dan lahir di Owari pada 1534, sebagai anak ke dua dengan nama

kecilnya Kipposhi, sebelum akhirnya menjadi Oda Nobunaga pada usia 19 tahun karena peilakunya

yang aneh oda nobunaga remaja sering di beri julukan Si Bodoh dari Owari. Merupakan klan Oda dan

dari keluarga Oda.

Klan Oda sendiri terbentuk sudah lama sejak tahun 1200 awalnya merupakan
pengikut klan Taira namun akibat dari perang (Dan-no-ura) dan klan taira kalah, klan Oda
mengikuti Klan yang menang yaitu klan Minamoto
Toyotomi Hideyoshi merupakan pemimpin Jepang (1573-1603) yang berhasil mendirikan

pemerintahan pusat setelah berhasil menyatukan provinsi-provinsi di jepang, Toyotomi Hideyoshi

mengambil alih kekuasaan setelah peristiwa pembunuhan Oda Nobunaga oleh akechi Mitsuhide.

Tokugawa Ieyasu

Merupakan Shogun pada periode 1603-1605 yang merupakan shogun pertama dari

keluarga Tokugawa.

Pada masa toyotomi Hideyosi terjadi Invansi yang diakukan oleh pihak Jepang kepada dua

negara yaitu Tiongkok dan Korea,pada masa itu korea dipimpin oleh Joseon yang merupakan kejadian

militer jepang menyerbu ibukota Korea bushan dan china dipimpin oleh dynasti Ming

Pada masa takogawa mulai memasuki zaman ketenangan bagi jepang yang belum pernah

dialami oleh jepang selama ini, banyak sekali modernisasi di bidang pelayanan masyarakat seperti

modernisasi pemadam kebakaran, modernisasi birokrasi, modernisasi perkapalan dan kebebasan di

segala bidang yang dirasa sangat berpihak kepada rakyat kecil.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Awal dari Invansi Jepang ke Korea dan Tiongkok?

2. Bagaimana sistem yang digunakan pada masa shogun Takogawa?

3. Bagaimana Kemunduran Takogawa dan kemudian digantikan


dengan miji tenno?

4. Apa dampak modernisasi Jepang?

5. Pengaruh Restorasi Meiji terhadap korea dan Tiongkok

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Sejarah berdirinya Jepang dalam beragam perang.


2. Untuk mengetahui kemajuan yang dicapai di bidang pembangunan

kastil.

3. Untuk mengetahui Kemajuan dan keruntuhan Sistem Shogun.

4. Untuk mengetahui jalannya cerita restorasi meiji

5. Untuk mengetahui dampak restorasi meiji terhadap korea dan tiongkok

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Perang Onin

Tahun 1467 masa pemerintahan Shogun Ashikaga Yoshimasa,

Hosokawa, Yaman saling menentang dalam menentukan shogun berikutnya,

Perang Onin terjadi selama 10 tahun dari tahun 1467 sampai 1477 perang ini

terjadi di Kota kyoto yang merupakan perang saudara Jepang yang terjadi pada

klan Yamana dan Klan Hosawa terjadi di Kyoto, ibu kota Jepang pada saat itu

perang tersebut terjadi berkepanjangan dan melibatkan samurai lainnya yang

mengakibatkan kerusakan parah di Kyoto.

Shogun Yoshimasa yang belum dikaruniai putra pewaris menunjuk adik

kandung bernama Yoshimi untuk diangkat sebagai shogun. Namun tahun

berikutnya, Hino Tomiko, istri Yoshimasa melahirkan seorang putra yang diberi

nama Yoshihisa. Perang dimulai akibat persaingan dua kelompok bersenjata, faksi

Yamana pimpinan shugo daimyō Yamana Sōzen (Yamana Mochitoyo) yang

mendukung Yoshihisa, dan faksi Hosokawa pimpinan Kanrei Keshogunan

Muromachi Hosokawa Katsumoto yang mendukung Yoshimi. Kedua belah pihak

ingin calonnya diangkat sebagai shogun hingga kota Kyoto dijadikan medan

pertempuran. Peperangan meluas ke berbagai daerah (kecuali Kyushu dan


beberapa tempat lain). Kematian Yamana Sōzen dan Hosokawa Katsumoto pada

tahun 1473 tidak berhasil menghentikan perang.

Pemulihan kekuasaan klan Akamatsu ditentang oleh Yamana Sōzen yang

telah berjasa memadamkan Pemberontakan Kakitsu. Pada tahun 1458, Katsumoto

berencana menghabisi kekuatan militer Sōzen dengan mengangkat Akamatsu

Masanori yang juga menantunya menjadi daimyo Provinsi Kaga. Sebagai

akibatnya, pertentangan di antara Katsumoto dan Sōzen semakin menjadi.

Permusuhan di antara keduanya makin memanas dengan adanya perebutan jabatan

kepala klan Shiba antara Yoshikado dan Yoshitoshi.

Pada 12 Desember 1465, secara tidak terduga lahir seorang anak laki-laki

dari Hino Tomiko dan Shogun Yoshimasa. Anak laki-laki tersebut kemudian

diberi nama Ashikaga Yoshihisa. Tomiko berambisi menjadikan putra

kandungnya sebagai pewaris jabatan shogun, tapi jabatan sudah tersebut

dijanjikan untuk adik iparnya (Ashikaga Yoshimi). Demi mewujudkan

keinginannya, Tomiko mendekati Yamana Sōzen. Dibantu Sōzen, Tomiko secara

diam-diam berusaha mencegah pengangkatan Ashikaga Yoshimi sebagai shogun.

Di pihak yang berseberangan, Yoshimi bersekutu dengan Kanrei Hosokawa

Katsumoto. Sebagai akibatnya, persaingan sengit terjadi karena memperebutkan

hak menjadi pewaris jabatan shogun (kepala klan Ashikaga). Hino Tomiko dan

Yamana Sōzen yang menjagokan Ashikaga Yoshimasa harus berhadapan dengan

Ashikaga Yoshimi dan Hosokawa Katsumoto. Perselisihan penerus jabatan

shogun juga meluas ke daerah-daerah. Shugo daimyo terbelah dua menjadi faksi

Katsumoto dan faksi Sōzen, dan bentrokan di antara kedua faksi menjadi sulit
dihindarkan. Di antara klan Yamana dan klan Hosokawa sebenarnya terikat

hubungan keluarga. Katsumoto adalah menantu dari Sōzen setelah mengawini

anak angkat Sōzen sebagai istri sah pada tahun 1447.

Ketika itu, di klan Hatakeyama yang menjabat kanrei sedang terjadi

perselisihan sengit memperebutkan jabatan kepala keluarga. Hatakeyama

Yoshinari berselisih dengan sepupunya yang bernama Hatakeyama Masanaga.

Klan Hatakeyama adalah salah satu dari tiga klan kanrei yang membantu klan

Ashikaga (dua klan lainnya adalah klan Hosokawa dan klan Shiba). Di antara

kedua belah pihak sudah saling bunuh membunuh, tetapi Shogun Yoshimasa tidak

berbuat apa-apa.

Sekitar tahun 1455, berkat intrik yang dijalankan Masanaga bersama

Hosokawa Katsumoto, Shogun Yoshimasa mengusir Yoshinari sebagai pejabat

kepala keluarga Hatakeyama. Sebagai penggantinya, Masanaga diangkat menjadi

pemimpin klan Hatakeyama. Setelah terusir, Yoshinari meminta bantuan Yamana

Sōzen untuk merebut kembali kedudukannya.

Pada 6 Februari 1467, Sōzen berhasil membujuk Shogun Yoshimasa untuk

memberikan amnesti bagi Yoshinari. Keinginan Shogun Yoshimasa tidak dapat

ditolak Kanrei Hatakeyama Masanaga Katsumoto. Yoshinari diundang ke Hana

no Gosho (Istana Bunga) yang merupakan kediaman resmi shogun. Shogun

Yoshimasa membatalkan acara rutin tahun baru untuk menghadiri perjamuan di

rumah kediaman Sōzen yang dihadiri Yoshinari. Dalam perjamuan tersebut,

Shogun Yoshimasa mengakui Yoshinari sebagai pimpinan keluarga Hatakeyama,

dan Masanaga dimintanya untuk menyerahkan rumah kediaman resmi kanrei.


Keputusan Shogun Yoshimasa ditentang oleh Masanaga yang lalu

mengundurkan diri dari jabatan kanrei. Shiba Yoshikado dari faksi Yamana

ditunjuk sebagai pengganti Masanaga. Katsumoto berusaha memaksa Shogun

Yoshimasa untuk mengeluarkan perintah membunuh Yoshinari. Usaha tersebut

gagal setelah Sōzen mengetahui rencana Katsumoto atas pemberitahuan dari

Tomiko.

Sōzen sejumlah prajurit dari daimyo yang mendukungnya melakukan

pengepungan terhadap istana kaisar dan Hana no Gosho. Ia menuntut Shogun

Yoshimasa untuk mengeluarkan perintah untuk membunuh Masanaga dan

Katsumoto. Shogun Yoshimasa mengizinkan Katsumoto untuk diusir. Namun,

dengan syarat para daimyo lainnya tidak campur tangan, perintah menyerang

Masanaga diberikannya kepada Hatakeyama Yoshinari. Hatakeyama Masanaga

yang diperlakukan sebagai pemberontak, meminta bantuan pasukan dari

Katsumoto, tetapi permintaan tersebut tidak dikabulkan.

Pada 22 Februari 1467, setelah membakar sendiri rumah kediamannya,

Masanaga memimpin pasukan menuju Kuil Kamigoryō di Kyoto. Shogun

Yoshimasa sendiri menolak untuk campur tangan dalam konflik internal keluarga

Hatakeyama. Namun Sōzen diperitahkannya untuk mengungsikan Kaisar Tituler

Go-Hanazono dan Kaisar Go-Tsuchimikado ke markas keshogunan di

Muromachi-tei, dan Yoshinari dibantu dengan tambahan pasukan. Katsumoto

waktu itu belum terlibat karena sedang bertugas sebagai pelindung Shogun

Yoshimasa.
Kuil Kamigoryō dikelilingi hutan bambu. Di sebelah barat mengalir

sebuah sungai kecil, sementara di sebelah selatan terdapat parit Shōkoku-ji.

Yoshinari datang menyerang Masanaga dengan bantuan Shiba Yoshikado,

Yamana Masatoyo, dan Asakura Takakage. Pertempuran berlanjut hingga malam

hari. Pada tengah malam, Masanaga membakar kuil untuk memberi kesan dirinya

telah tewas bunuh diri. Setelah berhasil melarikan diri, ia dikabarkan bersembunyi

di rumah kediaman Katsumoto.

2.2.1 Situasi Peperangan

Pertempuran awalnya dimenangi Pasukan Timur. Pasukan Barat berhasil

diusir dari sekitar istana kaisar dan Hana no Gosho. Keluarga kekaisaran dan

Shogun Yoshimasa berhasil diamankan. Shogun Yoshimasa mendukung Pasukan

Timur dan menjadikannya sebagai pasukan kekaisaran. Klan Hosokawa dan

wilayah para sekutunya berasal dari sekitar Kinai sehingga menguntungkan posisi

Pasukan Timur. Keadaan berubah hingga sejumlah 80.000 prajurit klan Yamana

yang sebelumnya menduduki Provinsi Tamba milik klan Hosokawa diturunkan ke

Kyoto. Pada bulan 8 tahun 1467, kekuatan Pasukan Barat pulih setelah mendapat

bantuan pasukan dari 7 provinsi, di antaranya pasukan Ōuchi Masahiro dari

Provinsi Suo, pasukan Kōno Michiharu dari Shikoku, dan pasukan angkatan laut.

Korban tewas dalam jumlah besar diderita kedua belah pihak dalam pertempuran

di Shōkoku-ji, tetapi tidak ada pihak yang kalah atau menang.

Pada 27 September 1467, Ashikaga Yoshimi secara tiba-tiba melarikan

diri dari Pasukan Timur, dan meminta perlindungan kepada Kitabatake Noritomo
asal Provinsi Ise. Pembelotan Yoshimi diperkirakan menjadi sebab Shogun

Yoshimasa memanggil kembali Ise Sadachika yang sebelumnya diusir akibat

perubahan politik zaman Bunshō. Yoshimi diperkirakan membelot dari Pasukan

Timur setelah mengetahui dirinya ingin disingkirkan oleh Shogun Yoshimasa dan

Katsumoto, agar Yoshihisa dapat diangkat sebagai shogun. Setelah kelahiran

Yoshihisa, Yoshimi sebenarnya sudah kehilangan tempat dalam Keshogunan

Muromachi. Perang Ōnin menjadi berkepanjangan akibat Shogun Yoshimasa

melanggar janji untuk memberikan jabatan shogun kepada Yoshimi, sementara

Katsumoto yang melindungi shogun juga sekaligus mendukung Yoshimi. Di

pihak yang berseberangan, Hino Tomiko dan Yamana Sōzen mendukung

Yoshihisa untuk diangkat sebagai shogun.

Setelah beberapa lama berada di Provinsi Ise, Yoshimi mau bergabung

kembali dengan Pasukan Timur setelah dibujuk oleh Katsumoto dan Shogun

Yoshimasa. Namun Yoshimi kembali membelot dan bersembunyi di Gunung

Hiei. Katsumoto yang telah beralih menjadi pendukung Yoshihisa berhasil

mengucilkan Yoshimi dari segala kedudukannya di istana. Pada 19 Desember

1467, Pasukan Barat mengirim utusan ke Gunung Hiei untuk menjemput

Yoshimi, dan mengangkatnya menjadi "shogun baru" dan secara terbuka

menyatakan perang terhadap Pasukan Timur. Pasukan Barat waktu itu juga

meminta bantuan dari sisa-sisa kekuatan Istana Selatan yang disebut Go-Nanchō.
Pada 31 Desember 1467, istana kekaisaran memutuskan untuk memecat

para pejabat dari faksi Pasukan Barat. Mereka sebagian besar berasal dari klan

Sanjō yang berselisih dengan klan Hino (keluarga Tomiko, istri Shogun

Yoshimasa) dan mendukung Yoshimi.

Perang antara Pasukan Timur dan Pasukan Barat makin sulit karena

kelompok-kelompok militer dari kedua belah pihak, demi keuntungan sendiri,

berulang kali membelot ke pihak musuh. Sebagian di antaranya kemudian

kembali membelot ke pasukan asal. Dalam keadaan tersebut, hanya sedikit

kelompok yang benar-benar berusaha memenangkan perang. Perang Pasukan

Timur melawan Pasukan Barat berakhir dalam keadaan tidak ada pihak yang

kalah atau menang. Jenderal Ashigaru Honekawa Dōken dari Pasukan Timur

mencoba mencari nama dengan mengacau di garis belakang dengan taktik perang

gerilya. Namun sebagian besar pasukannya adalah pelaku kriminal, termasuk

kelompok perampok dan penjahat, sehingga perang tidak juga bisa diakhiri.

Memasuki tahun 1469, pelayan senior klan Ōuchi yang dikenal ahli sastra

sekaligus strategi militer bernama Masuda Kanetaka menarik mundur pasukannya

hingga ke Provinsi Iwami. Bersama Ōtomo Chikashige dan Shōni Masasuke dari

Kyushu, Kanetaka mengajak Ōuchi Noriyuki untuk menyerang ke wilayah

kekuasaan klan Ōuchi, tetapi usaha mereka gagal. Pada 1471, Asakura Takakage

yang merupakan kekuatan utama Pasukan Barat membelot ke Pasukan Timur

setelah dijadikan daimyo Provinsi Echizen oleh Shogun Yoshimasa.


Akibat perang berkepanjangan dan tindakan anarki kelompok perampok,

Kyoto berulang kali dibakar dan dibiarkan terbengkalai sebagai padang ilalang.

Perang juga meluas ke provinsi yang menjadi wilayah kekuasaan daimyo yang

mengirimkan pasukannya ke Kyoto. Sebagai akibatnya, mereka tidak dapat

memusatkan perhatian kepada perang di Kyoto. Para daimyo mulanya saling

berperang untuk menjadi kekuatan militer terbesar keshogunan, tetapi akhirnya

kehilangan alasan untuk berperang setelah keshogunan mengalami kemunduran.

2.1.2 Akhir Peperangan

Setelah para daimyo kehilangan alasan untuk berperang, prajurit-prajurit

dari kedua belah pihak juga menjadi jemu berperang. Pada 14 April 1473,

Yamana Sōzen meninggal dunia, diikuti Katsumoto yang meninggal dunia pada 6

Juni tahun yang sama. Pada 7 Januari 1474, Shogun Yoshimasa pensiun setelah

mengangkat putranya, Ashikaga Yoshihisa sebagai shogun. Pada 19 April 1474,

putra Yamana Sōzen yang bernama Yamana Masatoyo berdamai dengan putra

Hosokawa Katsumoto yang bernama Hosokawa Masamoto.

Sementara itu, Pasukan Timur yang berintikan pasukan Hatakeyama

Masanaga dan pasukan Akamatsu Masanori masih terus berperang melawan

Pasukan Barat yang berintikan pasukan Hatakeyama Yoshinari dan pasukan

Ōuchi Masahiro. Namun setelah Ōuchi Masahiro mengundurkan diri ke Provinsi

Suo, Pasukan Barat secara praktis bubar dan pertempuran di Kyoto berakhir.

Sembilan hari kemudian, keshogunan mengadakan pesta merayakan berakhirnya

perang.
Selama perang berlangsung beratus-ratus ribu prajurit berkumpul ke ibu

kota. Perang berlangsung berkepanjangan selama 11 tahun walaupun para jenderal

yang awalnya memimpin perang sudah lebih tewas. Ōuchi Masahiro mau kembali

ke Provinsi Suo setelah mendapat jaminan dari Hino Tomiko untuk dapat terus

menguasai wilayah kekuasaannya.

2.2 Perang Imjin

Perang imjin yang terjadi di Korea dikarenakan Toyotomi


Hideyoshi merencanakan penaklukan dinasti Ming, china karena
melintasi semenanjung korea. Perang Imjin terjadi selama 7 tahun
yaitu dari tahun (1592-1598) kondisi jepang sendiri pada waktu itu
sudah melewati periode senggoku dimana terjadi peperangan antar
Daimyo untuk merebut tanah milik kekuasaan Klan tertentu.
Perang Imjin atau Invansi Jepang ke korea terbagi menjadi
dua tahap tahap pertama pada tahun 1592-1595 pada periode pertama
Jepag mengerahkan 200.000 pasukan dibawah pimpinan Toyotomi
Hideyoshi b periode kedua pada tahun 1595-1598 Faktor penyebab
Invansi Jepang Ke Korea dan Tiongkok Invasi ini diluncurkan oleh
Toyotomi Hideyoshi dengan tujuan menaklukkan Semenanjung
Korea dan Tiongkok, yang masing-masing dikuasai oleh Joseon dan
oleh Ming. Jepang dengan cepat berhasil menduduki sebagian besar
Semenanjung Korea, tetapi kontribusi bala bantuan oleh Ming, serta
gangguan pada armada penyedia kebutuhan Jepang di sepanjang
pantai barat dan selatan oleh Angkatan Laut Joseon memaksa
penarikan kembali pasukan Jepang dari Pyongyang dan provinsi utara
ke selatan, di Busan dan daerah selatan di dekatnya. Setelah itu,
perang gerilya melawan Jepang dengan milisi sipil Joseon dan
kesulitan pasokan kebutuhan menghambat kedua belah pihak, baik
Jepang maupun pasukan gabungan Ming dan Joseon yang tidak dapat
melakukan serangan yang berhasil baik atau mendapatkan wilayah
tambahan, mengakibatkan kebuntuan militer. Fase pertama invasi
berlangsung dari tahun 1592 hingga tahun 1596, dan diikuti oleh
negosiasi damai yang pada akhirnya gagal antara Jepang dan Ming
antara tahun 1596 dan tahun 1597.
Pada tahun 1597, Jepang memperbarui serangannya dengan
menyerbu Korea untuk kedua kalinya. Pola invasi kedua
mencerminkan sebagian besar dari pola invasi pertama. Jepang
memiliki keberhasilan awal di darat, merebut beberapa kota dan
benteng, namun berujung dihentikan dan dipaksa untuk mundur ke
wilayah pesisir selatan semenanjung. Tetapi, pasukan Ming dan
Joseon yang terus menyerang tidak dapat mengusir Jepang dari
benteng mereka yang tersisa dan posisi-posisi yang telah bersarang di
daerah pantai selatan, di mana kedua belah pihak kembali terkunci
dalam kebuntuan militer selama sepuluh bulan.
Dengan kematian Hideyoshi pada tahun 1598, serangan
terbatas di darat dan mengalami gangguan pasokan logistik angkatan
laut Joseon, pasukan Jepang di Korea diperintahkan untuk mundur
kembali ke Jepang oleh Dewan Lima Tetua yang baru memerintah.
Negosiasi damai akhirnya tercapai antara kedua pihak dan berlanjut
selama beberapa tahun, yang pada akhirnya menghasilkan
normalisasi hubungan.
2.3 Pengepungan Kastil Inabayama
Toyotomi Hideyoshi, Oda Nobunaga dan Takogawa leyasu merupakan
orang yang sangat berjasa dalam penyatuan Jepang pada saat itu Toyotomi Hideyoshi
dan Takogawa leyasu masih dibawah pimpinan Oda Nobunaga,Oda nobunaga sendiri
berasal dari Klan Owari dimana ia sering di Juluki Si bodoh dari Owari, karena pada
saat ayahnya meninggal pada usia 19 tahun ia melempar kemenyan dan bersikap kasar
pada pengikut ayahnya yang sedang berduka pada satu Klan degan Oda nobunaga,
sedangkan Toyotomi hideyoshi merupakan orang dari kalangan kelas bawah petani di
Owari yang berkeinginan memiliki dan menjadi penguasa kastil dengan cara menjadi
pengikut Klan Oda.
oleh nobunaga menjadikan penjaga sendal yang dipercaya oda nobunaga
dengan niat baik dan tulus.mengikuti setiap perintah dari oda nobunaga, pada suatu
tahun tepatnya 1567 Oda nobunaga memerintahkan Toyotomi hideyoshi atau
tokichiro untuk membuat kastil dalam satu malam untuk mengepung kastil Inabayama
markas besar klan Saito padahal hubungan oda nobunaga dengan Saito dasan atau
pemimpin Klan saito masih memiliki hubungan menantu oda nobunaga diantara aliran
sungai Nagara dan aliran sungai Sai sebagai tempat berkumpul pasukan Oda
Nobunaga, walaupun pengepungan ini berlangsung sangat singkat sekitar 14 hari Oda
menang melawan Klan dosan dan membunuh saito dosan.
Pada awalnya, Oda Nobunaga melakukan ekspedisi militer ke
wilayah Mino pada tahun 1561 dan 1563, dimana pada setiap
ekspedisi pasukan Oda Nobunaga selalu kalah jumlah dan terpukul
mundur hingga harus kembali ke wilayah asalnya. Kemudian pada
tahun 1564, Nobunaga berhasil melangkah lebih jauh dan mampu
melakukan penyerangan pada Kastil Inabayama, markas besar klan
Saito, tetapi berharsil dipukul mundur lagi oleh pasukan pertahanan
Saito yang dipimpin oleh Ando Morinari dan Takenaka Hanbei yang
berperan sebagai ahli strategi Klan Saito. Takenaka Hanbei
merupakan ahli strategi tersohor yang memiliki julukan sebagai
Zhuge Liang dari Zaman Sengoku.
Mulai dari tahun 1564, Oda Nobunaga mulai mengutus
pembawa sandalnya yang setia, Kinoshita Tokichiro atau yang nanti
akan dikenal sebagai Hideyoshi Toyotomi, untuk meyakinkan para
Daimyo lokal untuk membelot ke klan yang berkembang di bawah
klan Oda. Tokichiro bahkan mendekati Takenaka Hanbei yang pada
saat itu telah melakukan identifikasi diri untuk membelot ke aliansi
tersebut. Meskipun Hanbei tengah frustrasi oleh kepemimpinan Saito
Tatsuoki yang dianggap tercela dan tidak memiliki integritas, dia
tetap ingin setia pada tawaran dan menolak tawaran Tokichiro.
Namun demikian, Hanbeo mengakui bahwa klan Saito tidak akan
bertahan lebih lama lagi di bawah kepemimpinan Tatsuoki, dan
menerima ajakan Tokichiro untuk tinggal di kediamannya dengan
ketidakseimbangan keringanan hukuman jika kepemimpinan Saito
jatuh ke tangan Oda.
Pada tahun 1566, untuk mengantisipasi ekspedisi militer yang
akan datang, Tokichiro mengusulkan untuk membangun sebuah kastil
dekta Kastil Inabayama untuk dijadikan titik berkumpul bagi pasukan
Oda. Oda Nobunaga setuju dengan ide tersebut dan memerintahkan
Tokichiro untuk mulai membangun kastil tersebut. Menurut legenda,
Tokichiro berhasil membangun kastil tersebut hanya dalam waktu 1
(satu) malam. Pembangunan Kastil yang terjadi dalam waktu singkat
ini bertujuan untuk memberikan pasukan Oda sebuah lokasi yang
menguntungkan dan juga mengejutkan serta mengesankan tentara
musuh. Setelah pembangunan kastil tersebut, Nobunaga kemudian
mengangkat Tokichiro sebagai pelayan kastil dan mengubah
namanya menjadi Hideyoshi.
Setelah pembangunan kastil selesai, pada tahun 1567, Oda
Nobunaga membawa pasukan utamanya untuk mulai melakukan
pengepungan di Kastil Inabayama. Di saat yang sama Tokichiro
mengirimkan beberapa orang untuk mulai mengumpulkan intelijen,
terutama dari para petani lokal yang bersedia membantu. Tokichiro
kemudian bertemu dengan penduduk lokal, Horio Yoshiharu, yang
bersedia menunjukkan jalan yang tidak diketahui oleh banyak orang
yang menuju ke lereng utara di bawah kastil yang begitu curam
sehingga biasanya tidak dijaga oleh para tentara Saito.
Pada malam hari sejumlah tentara kecil kiriman Tokichiro
yang dipimpin oleh Kuroda Kanbei mulai menyerang dan
memperkuat masuk ke dalam kastil Inabayama. Pleton tersebut
kemudian membakar gudang penyimpanan dan gudang mesiu dari
kastil Inabayama, sebelum akhirnya membuka pintu depan kastil
sehingga pasukan Nobunaga dapat masuk dan merebut kastil
Inabayama yang juga menjadi akhir dari Klan Saito. Setelah
kemenangannya, Nobunaga kemudian melakukan reparasi kastil dan
mengubah nama kastil tersebut menjadi kastil Gifu. Kota kastil
Inoguchi juga dinamai Gifu, sebuah nama yang terinspirasi dari nama
gunung tempat Wu Wang meluncurkan kampanyenya untuk
menyatukan Tiongkok.
2.5 Perang Sengoku
Perang pada masa Sengoku diawali oleh perang Onin (1467-
1477) yaitu perang antar klan Hosokawa dan dimana perang antar
daimyo yang terjadi di berbagai wilayah di Jepang
Bidang Agama
yang berasal kebangsaan Spanyol pada tahun (1506-1552)
berhasil mendarat di Kagoshima agama Katolik secara bertahap
berkembang di Jepang menurut data para Jesuit sudah membabtis
200.000 orang termasuk agama Katolik pada akhir abad ke 16 agama
Katolik datang pada masa sengoku dan periode awal Edo kedatangan
ya bahkan sampai dilindungi oleh Oda Nobunaga. Pada abad ke 16
Jepang masuk ke periode pengasingan dan penindasan Kekristenan
yang dikarenakan faktor Internal dan Eksternal
Kedatangan kapal-kapal dagang dari luar mengispirasi orang
Jepang Fransiskus termasuk generasi pertama Serikat Yesus yang
pada saat berdirinya hanya beranggotakan beberapa orang. Semula ia
hanya menjadi sekretaris jenderal serikat, namun atas permintaan
Paus Yo- hanes III, ia dikirim ke tanah misi. Daerah kerjanya yang
pertama ialah Goa, India. la tiba di sini tahun 1542 Penyebaran
agama yang dilakukannya berhasil sehingga oleh orang Katolik India
ia dipandang sebagai salah satu dari dua rasul India. Rasul India
lainnya ialah Thomas murid Yesus. Kemampuannya menyebar agama
sangat didukung oleh kemampuannya berbicara dan meyakinkan
orang
Terdorong keinginan menyebarkan agama di Jepang, pada
tahun 1549, ia mendarat di Pelabuhan Kagoshima. Hanya sebagian
kecil orang Jepang yang dapat dikristenkannya, tetapi mereka
menjadi pemeluk yang setia. Ketika terjadi penindasan agama,
kebanyakan orang Kristen Jepang ini menjadi martir.

Tempat Singgah bangsa Eropa


Pada Dahulu pada tahun 1543 Jepang merupakan tempat
singgah bagi kapal-kapal berasal dari Eropa belanda,
Portugis,Spanyol, kemudian jepang membuat pulau reklamasi khusus
untuk para pedagang dari luar atau dejima yang sekarang di sebut
nagasaki.
Jepang merupakan negara yang tertutup pada puncaknya
periode Tokugawa lemitsu Jepang menggunakan propaganda sakoku
yaitu menutup diri dari bangsa Asing terutama Barat,jepang juga
melarang keras kapal-kapal Asing yang singgah di pelabuhan para
kapal asing yang menuntut Jepang untuk di bukakan kembali jalur
pelayaran dan memperbolehkan kapal-kapal Amerika serikat dan
lainnya masuk untuk berdagang di Jepang
Tidak berhenti di sepucuk perjanjian dari presiden Amerika,
Perry secara khusus memberikan surat juga kepada Jepang yang
isinya apabila Jepang tidak menyetujui permintaan Amerika, maka
pada musim semi berikutnya Amerika akan datang dan akan
membawa kekuatan yang lebih besar dan kuat. Akhirnya surat
tersebut diterima oleh Bakufu dan ia meminta untuk diberikan
pertimbangan untuk menanggapi balasan surat tersebut kepada
daimyo. Namun hasil dari tanggapan para daimyo malah membuat
perselisihan paham antar mereka, ada yang mengizinkan Amerika
untuk berhubungan dengan Jepang, dan ada yang menuntut supaya
diusir dari Jepang atau menolaknya. Sebenarnya ada alasan khusus
mengapa Amerika menginginkan Jepang untuk bisa berhubungan
dengannya, karena pada saat Amerika meluaskan wilayahnya yang
mencangkup California dan Meksiko. Saat berhasil mendapatkan
California Amerika mendapatkan pantai yang luas wilayahnya hingga
perairan Pasifik. Lalu pada saat itu Shanghai menjadi tempat
terpenting dalam perluasan perdagangan Amerika dan Amerika
berencana untuk membuka jalur pelayaran baru dari San Francisco di
California ke Shanghai. Ada laporan juga yang masuk dari Belanda
bahwa Jepang memiliki pulau-pulau kecil yang ada endapan batu bara
yang menurut Amerika itu sangat menguntungkan baginya dan
membuat Amerika bersikeras memaksa Jepang.
Tidak lama berselang Rusia kembali ke Jepang dengan
membawa 4 pasukan Angkatan laut yang dipimpin oleh Laksamana
Putyatin yang singgah di Nagasaki, mereka memiliki tujuan yang
sama dengan Amerika tentang hubungan perdagangan. Rusia
memaksa Jepang agar membuka pelabuhannya sebagai tempat
persinggahan dan perdagangan. Namun tetap saja Bakufu tidak
memberikan jawaban mengenai permintaan Rusia. Pasukan Amerika
kembali datang ke Jepang pada Februari 1854, dengan dipimpin Perry
dan delapan kapal beserta pasukannya ia menaggih jawaban dari
Jepang. Sebelum itu setengah tahun setelah Perry datang untuk
pertama kalinya para kaum Edo khususnya bagi penentu kebijakan
telah berdiskusi dengan para kamu Feodal di Jepang. Akhirnya dalam
keadaan yang tidak jelas itu membuat Abe Masahiro, salah satu
anggota dewan senior Tokugawa (rôjû), memutuskan untuk
menerima sebagian besar apa yang diinginkan oleh Amerika, apabila
upaya yang lain tidak bisa dilakukan. Karena Amerika akan
mempersiapkan kekuatan yang akan menghancurkan Jepang.
Kebijakan yang sangat tidak populis, namun tidak bisa dihindari.
Semuanya menganggap bahwa ini adalah sebuah keputusan yang
besar dan sangat bersejarah bagi 2,5 abad dalam kepemimpinan
Bakufu Tokugawa. Peristiwa ini juga membuka pintu diskusi dan
kritik terhadap seluruh kebijakan bakufu walaupun berdampak pula
dengan turunnya prestise dan wewenang Tokugawa. Namun tetap
saja pendapat Abe mendapatkan penolakan dari daimyo karena terlalu
ambigu dan mereka tidak mau Jepang dimasukin negara Asing lagi
setelah Portugis.
Namun para penguasa feodal setuju dengan Abe dimana
Jepang harus mulai membuka hubungan perdagangan dengan bangsa
Asing lalu keuntungannya digunakan untuk memperkuat
pertahanannya. Sementara ada yang menolak bahwa tidak boleh
membuat kesepakatan apapun da menolak bangsa Amerika. Kondisi
yang lebih tersebut akhirnya membuat Abe turun tangan dan
membuat perjanjian dengan Amerika dan membuat Perundingan di
Yokohama, dibawah meriam kapal Amerika, namun Perry
menunjukan sikap yang tidak bisa menerima pendapatan dari Jepang.
Modernisasi Alusista
Jepang merupakan negara yang menggunakan katana (Pedang
panjang dengan 1 sisi tajam sebagai senjata andalan jepang dalam
berbagai perang, Jepang juga menggunakan panah untuk melakukan
perang, pada abad ke 16 Jepang mulai meniru senapan angin dari
bangsa eropa, dan kemudian digunakan oleh para samurai dalam
keadaan terdesak.Jepang juga membuat kapal dagang bersenjata
berizin segel merah untuk jepang yang digunakan untuk berkeliling di
wilayah asia, masa pertukaran budaya dengan kekuatan Eropa dan
perdagangan ekstensif dengan benua Asia. Setelah lebih dari dua
abad pengasingan diri di bawah Keshogunan Tokugawa, teknologi
angkatan laut Jepang menjadi ketinggalan zaman dibandingkan
dengan angkatan laut Barat. Negara ini terpaksa meninggalkan
pembatasan maritimnya oleh intervensi Amerika dengan Ekspedisi
Perry pada tahun 1854. Peristiwa ini dan lainnya menyebabkan
Restorasi Meiji, periode modernisasi dan industrialisasi yang panik
disertai dengan naiknya kembali pemerintahan Kaisar dan
kolonialisme dengan Kekaisaran Jepang. Jepang menjadi negara
industri Asia pertama pada tahun 1868, pada tahun 1920 Angkatan
Laut Kekaisaran Jepang adalah angkatan laut terbesar ketiga di dunia
dan bisa dibilang yang paling modern di ambang Perang Dunia II.
Angkatan Laut Kekaisaran Jepang memiliki sejarah
keberhasilan, terkadang melawan musuh yang jauh lebih kuat seperti
pada Perang Tiongkok-Jepang 1894–1895, Perang Rusia-Jepang
1904–1905, dan pertempuran laut awal selama Perang Dunia II. Pada
tahun 1945, menjelang akhir konflik, angkatan laut hampir
sepenuhnya dihancurkan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat.
Angkatan laut Jepang saat ini adalah cabang dari Pasukan Bela Diri
Jepang (JSDF) yang disebut Angkatan Laut Bela Diri Jepang
(JMSDF). Pada tahun 2015, JMSDF diberi peringkat oleh Credit
Suisse sebagai militer paling kuat ke-4 di dunia. Namun, masih
ditolak peran ofensif oleh Konstitusi negara pasca-perang dan opini
publik.
Bidang budaya
Zaman Sengoku merupakan jembatan antara abad
pertengahan dan abad awal-modern Jepang. Zaman ini membawa
sebuah gagasan mengenai Jepang sebagai sebuah 'negara' dan bukan
sebagai 'alam'. Serupa dengan periodisasi sejarah Eropa, Jepang
melewati era permusuhan dan perebutan kekuasaan sebelum akhirnya
mampu untuk mengembangkan dirinya menjadi sebuah negara.
Terbentuknya Jepang sebagai suatu negara kemudian mengubah
keseimbangan kekuatan militer di wilayah Asia Timur, dimana
akhirnya mereka melakukan invasi militer ke wilayah dataran Korea
(Perang Imjin).
Pada periode Azuchi Momoyama
Terjadi pada tahun 1573-1603 Jepang masuk pada
periode yang sangat damai, dengan kemajuan di berbagai bidang
terutama bidang persenjataan,Mulai di pakainya persenjataan modern,
dan berkembangnya budaya, seni pertunjukan, dan arsitektur, dan
ekonomi di topang oleh pertumbuhan pertanian dan perdagangan.
Pertempuran-pertempuran di jepang
Perang onin
Perang Imjin 1
Perang Imjin 2
Perang sengoku
Pengepungan kastil Inabayama
Perang Sekigahara
Berakhirnya Klan Oda Nobunaga
Oda Nobunaga Meninggal dunia pada saat
pemberontakan Internal atau Insiden Hannoji yang di pimpin oleh
Akechi mitsuhide
Pada 21 Juni 1582 di Honnō-ji, sebuah kuil di Kyoto, tempat
Nobunaga bermalam dalam perjalanannya ke wilayah barat untuk
bergabung dengan ekspedisi militer penaklukan klan Mori.
Kini usaha shogun dalam mempersatukan Jepang telah
berhasil, dan Jepang membuka Tokugawa leyasu mendirikan
Keshogunan terbaru sekaligus yang terakhir pada masa sejarah
Jepang sebagai pengganti Klan Oda dan Toyotomi serta mengakhiri
peperangan antar klan di Jepang tokugawa sendiri memiliki lambang
3 daun Hollyhock yang berada di dalam lingkaran yang bermakna
bahwa tokugawa memiliki keturunan dari Klan Kamo klan mitologi
keturunan dari burung gagak berkaki tiga Klan tokugawa terbagi
menjadi 2 faksi yaitu faksi Nariaki yang menentang modernisasi klan
tokugawa dan klan echizen yang mengusukan modernisasi klan
tokugawa
Keruntuhan Shogun Takogawa
Setelah berkuasa di Jepang cukup lama selama 264 tahun jepang akhirnya

membuka kembali dirinya dengan dunia luar, yang diakibatkan oleh tertinggalnya

Jepang dalam bidang teknologi dan kekecewaan dari rakyat Jepang terhadap

slogan Tokugawa “Sanno Joi” (Hormati kaisar, usir orang bar-bar) adanya
perjanjian Amity perjanjian perdagangan dengan bangsa asing Amerika dengan Jepang dan

menghasilkan pembukaan beberapa pelabuhan di Kanagawa,Nagasaki, Niigata,Hyogo , Jepang

kemudian menandatangani perjanjian dengan Belanda,Inggris,Rusia, Prancis. Pada tahun 1858 Klan

nariaki mengusulkan pengganti tokugawa lemitsu, tokugawa yoshinibu sebagai

penggantinya klan echizen menganggap bahwa langkah tersebut terlalu berbahaya

dan dapat mengancam stabilitas keshogunan.

Setelah dirasa tidak mampu menangani kondisi viii negara, akhirnya


pemerintahan Shogun Tokugawa mengembalikan pemerintahan kepada Kaisar
Mutsuhito. Selama pemerintahan Kaisar Mutsuhito, Kaisar Mutsuhito melakukan
perubahan dalam bidang politik, bidang militer, bidang ekonomi, bidang
pendidikan, bidang sosial budaya, dan bidang keagamaan. Dampak dari
pemerintahan Kaisar Mutsuhito tersebut adalah Jepang menjadi negara modern
setara dengan bangsa Barat. Jepang menjadi sebuah negara yang maju dan modern
sehingga memaksa Jepang untuk menjadi negara imperialis. runtuhnya
pemerintahan Shogun Tokugawa dan naiknya Kaisar Mutsuhito, runtuhnya
Tokugawa karena masuknya bangsa Barat yang memaksa untuk membuka Jepang
terhadap bangsa asing, setelah dirasa pemimpin Tokugawa tidak dapat
mengendalikan Jepang maka pemerintahanpun diserahkan pada Kaisar Mutsuhito,
awal pemerintahan Kaisar Mutsuhito dan kebijakan-kebijakannya, awal
pemerintahan Kaisar Mutsuhito adalah menghapus jabatan Shogun, menghapus
kelas Samurai, dan mengambil tanah dan rakyat dari Daimyo, Kaisar Mutsuhito
memiliki kebijakan dalam mengubah bidang politik, militer, ekonomi, pendidikan,
sosial budaya, dan keagamaan; dan dampak dari pemerintahan Kaisar Mutsuhito
bagi masyarakat Jepang adalah Jepang menjadi sebuah negara Imperialis.
Pemerintahan Kaisar Mutsuhito selama 44 tahun telah memperlihatkan
pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa.

Restorasi Meiji
Restorasi Meiji, dikenal juga dengan sebutan Revolusi Meiji atau
Pembaruan Meiji, adalah serangkaian kejadian yang berpuncak pada
pengembalian kekuasaan di Jepang kepada Kaisar pada tahun 1868. Restorasi ini
menyebabkan perubahan besar-besaran pada struktur politik dan sosial Jepang,
dan berlanjut hingga zaman Edo (sering juga disebut Akhir Keshogunan
Tokugawa dan awal zaman modern. Restorasi Meiji terjadi pada 1866 sampai
1869, tiga tahun yang mencakup akhir zaman Edo dan awal zaman Meiji.
Restorasi ini diakibatkan oleh Perjanjian Shimoda dan Perjanjian Towsen Harris
yang dilakukan oleh Komodor Matthew Perry dari Amerika Serikat.

Pembentukan aliansi antara pemimpin Domain Satsuma dan Kido


Takayoshi pemimpin Domain Choshu merupakan titik awal restorasi Meiji.
Keduanya mendukung Kaisar Kōmei (ayah Kaisar Meiji). Aliansi ini dicetuskan
oleh Sakamoto Ryoma, dengan tujuan melawan Keshogunan Tokugawa dan
mengembalikan kekuasaan kepada Kaisar. Pada 3 Februari 1867, Kaisar Meiji
naik tahta setelah wafatnya Kaisar Kōmei pada 30 Januari 1867. Semasa Restorasi
Meiji, feodalisme Jepang secara perlahan-lahan digantikan oleh ekonomi pasar
dan menjadikan Jepang sebagai negara yang dipengaruhi negara-negara Barat
hingga kini.

Keshogunan Tokugawa secara resmi berakhir pada 9 November 1867


ketika Shogun Tokugawa ke-15, Tokugawa Yoshinobu "menyerahkan kekuasaan
prerogatifnya kepada Kaisar". Sepuluh hari kemudian Yoshinobu mengundurkan
diri dari jabatannya sebagai kepala negara. Peristiwa ini merupakan titik awal
"restorasi" kekuasaan kaisar (Taisei Hōkan), meskipun Yoshinobu masih tetap
memiliki kekuasaan yang signifikan. Tidak lama kemudian pada Januari 1868,
pecah Perang Boshin (Perang Tahun Naga) yang diawali dengan Pertempuran
Toba-Fushimi. Dalam pertempuran itu, tentara Domain Choshu dan tentara
Domain Satsuma mengalahkan tentara mantan keshogunan. Kekalahan tersebut
memungkinkan Kaisar Meiji mencopot semua kekuasaan yang dimiliki
Yoshinobu, dan restorasi secara resmi dapat dimulai.
Sejumlah petinggi keshogunan mengajak tentaranya melarikan diri ke
Hokkaido, dan mencoba mendirikan negara merdeka bernama Republik Ezo.
Namun tentara yang setia kepada kekaisaran mengakhiri upaya mereka dalam
Pertempuran Hakodate di Hokkaido, Mei 1869. Kekalahan tentara mantan
keshogunan yang dipimpin oleh Enomoto Takeaki dan Hijikata Toshizō menandai
tamatnya Keshogunan Tokugawa dan pemulihan sepenuhnya kekuasaan di tangan
Kaisar.

Pengaruh restorasi Meiji terhadap Korea dan Tiongkok

Di akhir abad ke–19 (1880 an) terjadi perang antara Jepang dan Cina untuk
memperebutkan wilayah Korea. Seperti yang kita ketahui bahwa Jepang saat itu
sedang dalam proses atau dalam fase perkembangan Restorasi Meiji (sudah
menjadi negara yang memiliki hasrat untuk memiliki pengaruh di wilayah
sekitar). Dapat dikatakan bahwa Restorasi Meiji berdampak kepada peningkatan
harga diri yang membuat Jepang ‘keterlaluan’ dalam memaknai kebangsaan
mereka bahwa kemajuan, modernitas dan semangat kebangsaan itu harus
dibuktikan dengan melalui penaklukkan. Oleh karena itu, hal ini dapat
menjerumuskan Jepang ke dalam perang di wilayah Asia Timur maupun perang
dunia kedua di wilayah Pasifik. Korea sempat diperebutkan antara Cina dan
Jepang. Jepang memperoleh kemenangan melawan Cina.
Jepang bertahan lama menjajah Korea karena banyaknya pemimpin-
pemimpin atau para penguasa Korea yang berkompromi dengan pihak Jepang
(namun di sisi lain masih ada yang berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan
Korea dari penjajahan Jepang walaupun segelintir orang). Hal ini menunjukkan
bahwa Korea berjuang melawan bangsa sendiri ketika para penguasa lokal
berpihak dengan Jepang. Persepsi masyarakat Korea dari sejak penjajahan Jepang
hingga saat ini adalah masyarakat Korea masih menyimpan kebencian yang
sangat dalam terhadap Jepang (Korea saat ini memang menjalin hubungan
kerjasama untuk mendukung perekonomian dan perindustrian, namun bukan
menjalin hubungan kerjasama yang benar-benar bilateral).
Korea masih dapat menjalin hubungan kerjasama dengan Cina namun
tidak dengan Jepang. Namun, terdapat hal yang menarik disini, yakni Korea
berusaha melawan politik ingatan yang dilakukan Jepang dengan belajar sejarah
(Korea merupakan negara yang berhasil dalam mengelola sejarahnya). Seperti
tahun 70-an, yang mana Korea mengalami ketergantungan besar terhadap Jepang.
Namun tahun 80-an, sejak ada perbaikan pendidikan sejarah di Korea dimana
yang semula sejarah penjajahan Jepang dibahas secara singkat dan sederhana,
sejarah didekonstruksi atau ditata ulang supaya sejarah penjajahan Jepang lebih
terekspos dan menjadi lebih detail (termasuk Jugun Ianfu). Setelah tahun 70-an,
80-an, dan 90-an yang merupakan titik puncak dari perkembangan peradaban
Korea. Kemerdekaan Korea yang sesungguhnya dicapai setelah adanya Perang
Dunia II. Setelah Jepang dinyatakan kalah, pemimpin-pemimpin pihak sekutu
(Uni Soviet dan Amerika) bertemu dan berkumpul pada tahun 1947 dalam
''Konferensi Kairo'' untuk memutuskan jika Jepang telah kalah tahun 1945, lalu
akan dijadikan apa wilayah-wilayah bekas jajahan Jepang tersebut.
Uni Soviet dan Amerika dibantu Inggris akhirnya pemenang Perang Dunia
II ini sangat begitu berpengaruh berdasarkan ideologi masing-masing (ada yang
paham komunisme dan liberalisme) yang berencana agar wilayah bekas jajahan
Jepang harus dibersihkan dari pengaruh Jepang namun harus diganti dengan diisi
oleh pengaruh-pengaruh dari negara-negara sekutu berdasarkan ideologi masing-
masing. Perang dingin bermula dari sengketa dan bagaimana memperlakukan
negara-negara bekas jajahan Jepang. Kemudian dari pihak Uni Soviet dan
Amerika saling memberikan pengaruh masing-masing dan pada akhirnya
membelah Korea menjadi dua negara atau kawasan (Korea Utara dan Korea
Selatan).

BAB III PENUTUP

Daftar Pustaka
"Sengoku period". Encyclopedia of Japan. Tokyo: Shogakukan. 2012. OCLC 56431036.
Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-08-25. Diakses tanggal 2012-08-15.
Akamatsu, Paul (1972). Meiji 1868: Revolution and Counter-Revolution in Japan. New
York: Harper & Row. hlm. 1247.
Beasley, William G. (1995). The Rise of Modern Japan: Political, Economic and Social
Change Since 1850. New York: St. Martin's Press.
Beasley, William G., . (1972). The Meiji Restoration. Stanford: Stanford University
Press.
Craig, Albert M. (1961). Chōshū in the Meiji Restoration. Cambridge: Harvard
University Press.
Hayashima, Daisuke (2006). Shuto no keizai to muromachi bakufu. Tokyo: Yoshikawa
Kōbunkan. ISBN 4-6420-2858-7.
Jansen, Marius B. (2000). The Making of Modern Japan. Cambridge: Harvard University
Press.
Jansen, Marius B. (1986). Japan in Transition: From Tokugawa to Meiji. Princeton:
Princeton University Press.
Kasahara, Kazuo (1991). Muromachi bakufu to ōnin no ran. Tokyo: Mokujisha. ISBN 4-
8393-7566-6.
Lee, Kenneth (January 1, 1997). Korea and East Asia: The Story of a Phoenix.
Greenwood Publishing Group. hlm. 108. ISBN 9780275958237. Diakses
tanggal March 26, 2015. "Thus the Korea–Japan War of 1592–1598 came to a
conclusion, with the Japanese totally defeated and in full-scale retreat. The
Korean victory did not come easily.
Murphey, Rhoads (1997). East Asia: A New History. New York: Addison Wesley
Longman.
Nagashima Fukutarō. Ōnin no ran
Ogawa, Makoto (1994). Yamana Shōzen to Hosokawa Katsumoto. Shin-
Jinbutsuoraisha. ISBN 4-4040-2106-2.
Sakakiyama, Jun (1960). Ōnin no tairan. Tokyo: Kawade Shobo Shinsha.
Sari, Yunika Nurdina. “Pengaruh Restorasi Meiji Terhadap Modrdernisasi Di Negara
Jepang Tahun 1868-1912.” Https://Medium.Com/ (2016): 1– 10.
https://medium.com/@arifwicaks anaa /pengertian-use-casea7e576e1b6bf.
Satow, Ernest Mason. A Diplomat in Japan. ISBN 4-925080-28-8.
Streich, Philip. "Civil Wars, Sengoku Era (1467–1570)." Japan at War: An Encyclopedia,
edited by Louis G. Perez, ABC-CLIO, 2013, pp. 53-55. Gale eBooks,
link.gale.com/apps/doc/CX2789100045/GVRL?u=psucic&sid=bookmark-
GVRL&xid=3f87bd69. Accessed 21 Mar. 2023.
Wall, Rachel F. (1971). Japan's Century: An Interpretation of Japanese History since the
Eighteen-fifties. London: The Historical Association.

Anda mungkin juga menyukai