Anda di halaman 1dari 19

i

RESTORASI MEIJI DAN PEMBARUAN JEPANG


( Makalah Sebagai Tugas Ujian Akhir Semester)

Dosen Pengampu: Drs. Syaiful M, M.Si.


Nur Indah Lestari, S.Pd., M.Pd.

Oleh:

Rizky Wahyudi

1913033021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT., yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW., yang kita nanti-nantikan syafaatnya di akhirat
nanti.

Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT., atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penyusun mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Sejarah
Asia Timur dengan judul “Restorasi Meiji dan Pembaruan Jepang”.

Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penyusun mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penyusun mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
Bapak Drs. Syaiful M, M.Si., dan Ibu Nur Indah Lestari, S.Pd. M.Pd., yang telah
membimbing kami dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini
dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bandar Lampung, Juni 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Terjadinya Restorasi Meiji........................................3
2.2 Dampak atau Pengaruh Restorasi Meiji.............................................6
2.3 Pengaruh Restorasi Meiji Pada Pembaruan Jepang.............................7

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.......................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Restorasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2000) adalah
pengembalian atau pemulihan kepada keadaan semula. Dalam sejarah Jepang,
maksud dari restorasi adalah pengembalian kembali kekuasaan Kaisar dari
kekuasaan Tokugawa. Pada masa ini disebut dengan era Meiji atau yang dikenal
dengan Restorasi Meiji. Sebelum era Meiji disebut dengan era Shogun Tokugawa
karena yang menjalankan pemerintahan Jepang adalah keluarga Tokugawa
dengan cara diktator dan turun temurun selama 264 tahun (1603-1867).

Pada tahun 1543 Jepang pertama kali berkomunikasi dengan orang Barat. Pada
tahun 1549 datanglah seorang penyebar agama Kristen ke negara Jepang bernama
Franciscus Xaverius. Ia sampai di kota Kagoshima, Kyushu. Ia menyebarkan
agama Kristen tanpa hambatan dan bahkan didukung oleh penguasa yang ada di
Jepang, baik penguasa pusat maupun penguasa di daerah. Karena itu agama
Kristen meluas dengan cepatKeberhasilan pemerintahan keluarga Tokugawa
dalam menjalankan pemerintahan membuat Jepang mengalami peningkatan dalam
berbagai bidang. Diantaranya di bidang produksi. Karena hal ini, membuat negara
Jepang harus mencari daerah lain untuk memasarkan karya dan hasil produksinya.

Kondisi seperti ini juga membuat tumbuhnya kota-kota besar di Jepang sebagai
pusat perekonomian dan perdagangan. Di karenakan pasar dalam negeri tidak
memadai, Jepang kemudian membuka hubungan dengan negara lain. Orang
Jepang banyak yang pergi ke luar negeri untuk memasarkan karya dan hasil
produksinya seperti negara Philiphina, Macao, Siam dan negeri lainnya di Selatan
Jepang. Semakin hari ajaran Kristen yang bertolak belakang dengan sistem feodal
yang dianut rakyat Jepang pun semakin banyak. Hal ini sangat merisaukan para
pimpinan penguasa Jepang. Hingga akhirnya Tokugawa Ieyasu yang saat itu
berkuasa mengeluarkan peraturan yang melarang agama Kristen masuk ke negara

1
Jepang. Hingga akhirnya timbul pemberontakan di daerah Shimabara yang
dikenal sebagai pemberontakan Shimabara No Ran. Hal ini menyebabkan
Tokugawa menutup Jepang dari pengaruh-pengaruh luar. Ini dikenal dengan
sebutan negara tertutup (Sakoku) Pada tahun 1853 Komodor Matthew C. Perry
dari Amerika Serikat memasuki Teluk Tokyo dan membawa surat resmi dari
Presiden Amerika Serikat yang menyatakan ingin mengadakan hubungan dengan
Jepang. Pemerintah feodal Jepang meminta waktu satu tahun untuk
mempertimbangkan hal tersebut. Tahun berikutnya Perry kembali meminta
jawaban, pemerintah Jepang tidak dapat berbuat apa-apa karena ancaman
kekuatan meriam dan akhirnya menyerah. Akhirnya Tokugawa menyadari tidak
dapat lagi mempertahankan kekuasaannya dan setuju untuk mengembalikan
kekuasaan pada Kaisar. Ini merupakan awal Restorasi Meiji. Restorasi ini
menandai pembaruan pada negara Jepang diberbagai bidang.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Bagaimanakah latar belakang atau awal mula dari Restorasi Meiji?
2. Apa saja dampak atau pengaruh yang timbul akibat adanya Restorasi
Meiji?
3. Bagaimana Pengaruh dari Restorasi Meiji pada Pembaruan Jepang
1.3 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui latar belakang atau awal mula dari Restorasi Meiji.
2. Untuk mengetahui dampak atau pengaruh yang timbul akibat adanya
Restorasi Meiji.
3. Untuk mengetahui Pengaruh dari Restorasi Meiji Pada Pembaruan Jepang.

2
BAB II
PEMBAHASA
N

2.1 Latar Belakang Restorasi Meiji

Zaman feodal yang juga sering disebut sebagai zaman Tokugawa merupakan
masa-masa kejayaan Keshogunan Tokugawa dalam memimpin bangsa Jepang.
Pada zaman ini seluruh tonggak kehidupan dan pemerintahan sudah diatur
sedemikian rupa dalam menjalankan struktur pemerintahan Jepang serta hal ini
juga dimaksudkan untuk menghindari aksi-aksi yang dapat menjatuhkan
kekuasaan Shogun pada saat itu. Pada zaman feodal ini, kaisar hanya berfungsi
sebagai pemimpin tertinggi agama dan sebagai simbol persatuan bangsa. Untuk
menjaga eksistensi zaman kekuasaan para tuan tanah tersebut, segala sesuatunya
telah dibuat aturannya dalam menjalankan kehidupan masyarakat pada masa itu.
Ada beberapa aturan sosial yang dibuat di tengah masyarakat Jepang yang harus
dijalankan oleh seluruh lapisan masyarakat pada saat itu. Pada masa ini Shogun
Tokugawa bertolak kepada ajaran Konfusius yang berintikan pendidikan moral.
Ajaran Shinto dan Konfusius digunakan sebagai landasan hidup bangsa Jepang
pada saat itu serta turut pula memperkenalkan pedoman hidup samurai dan etika
bushido. Pada masa ini diketahui lahir banyak para bushi di daerah-daerah untuk
menjaga dan mengawasi tanah para tuan tanah. Dengan ajaran tersebut membuat
para bushi belajar untuk mengenali jati diri serta fungsi mereka sebagai bushi
dalam nilai-nilai bushido.

Kemudian masa Shogun Tokugawa mengalami kejatuhan. Jatuhnya Shogun


Tokugawa (1868), dengan semboyan “datsu anyuuou” anak-anak muda Jepang
belajar pembaruan Barat untuk membangun bangsanya yang telah kental akan
tradisi. Sejarah Jepang diawali dengan kelompok bangsa China daratan yang
bermigrasi ke dalam bentangan kepulauan pojok timur pasifik ini. Pada abad 9
kekaisaran bentukan kaum imigran ini mampu menaklukan suku pribumi ainu
yang telah terlebih dahulu menempati wilayah mereka. Pemerintahan yang stabil
pasca penaklukkan, telah membentuk mental-mental kaisar menjadi lemah,
mereka lebih mementingkan kesenangan-kesenangan sesaat dari pada memikirkan
bagaimana mengurus pemerintahan yang baik. Daerah-daerah baru hasil ekspansi

3
kekaisaran dikelola secara otonomi oleh para Seiitaishogun yang diangkat oleh
kaisar. Pembentukan shogun pertama dilakukan oleh Kaisar Kammu, yang
dibentuk guna memerintah daerah utara Honshu. Lemahnya pengaruh kaisar
dalam pemerintahan, telah mengakibatkan para shogun yang berkuasa di daerah-
daerah dapat berbuat semaunya sendiri. Memang dengan kemampuan militer
mereka yang mumpuni dan jiwa samurainya, mereka mampu mengendalikan
kawasan vasal masing-masing. Praktis pada era shogunan kaisar hanya mampu
„berdaulat‟ di kawasan Heian (Kyoto) dan sekitarnya. Terasa ironis memang, tapi
kenyataan pahit ini memang harus diterima oleh para kaisar dalam belantika
sejarah Jepang masa keshogunan (Simorangkir, 2017).

Kemudian muncullah Restorasi Meiji, yang merupakan peristiwa pengembalian


kembali kekuasaan kaisar setelah lebih dari 264 tahun (1603-1867) dikuasai oleh
keluarga militer Tokugawa. Peristiwa ini terjadi tidak lama setelah dibukanya
kembali negara Jepang dari politik isolasi, yaitu kebijakan untuk menutup negara
dari pengaruh-pengaruh dunia luar dan tidak melakukan interaksi dengan negara-
negara lain. Politik isolasi ini terjadi setelah masuknya bangsa Eropa dan
berkembangnya ajaran agama Kristen di negara Jepang (Ayu & Yusy, 2012).

Ajaran agama Kristen sangat bertolak belakang dengan ajaran shinto yang dianut
orang masyarakat dan pemerintahan Jepang. Dalam ajaran shinto dikatakan bahwa
raja adalah anak dari dewa Amaterasu Omikami dan wajib untuk dipatuhi. Hal ini
tidak diakui oleh agama Kristen hingga akhirnya banyak masyarakat yang
memberontak dan melawan pemerintahan. Hingga pada akhirnya pemerintah
mengeluarkan peraturan untuk melarang agama kristen di negara Jepang. Hal ini
membuat masyarakat marah dan pada akhirnya terjadi pemberontakan besar-
besaran yang disebut pemberontakan Shimabara No Ran. Pemberontakan ini
merupakan pemberontakan terbesar yang pernah terjadi selama pemerintahan
Tokugawa (Ayu & Yusy, 2012).

Melihat peristiwa yang terjadi pemerintah berhasil menumpas pemberontakan ini


dan akhirnya mengeluarkan perintah untuk menutup negara Jepang dari negara-
negara luar, bahkan masyarakat Jepang yang pada saat itu berada di luar negeri
pun dilarang untuk kembali ke negara Jepang. Hal ini disebabkan pemerintahan

4
Tokugawa khawatir warga Jepang yang berada di luar negeri tersebut telah
mempelajari ajaran agama kristen dan jika mereka diizinkan untuk masuk ke
negara Jepang mereka akan menyebarluaskan ajarannya. Masyarakat Jepang yang
telah memeluk agama kristen dipaksa untuk kembali kepada ajaran shinto, dan
jika menolak akan dibunuh (Fuad, 2003).

Hal ini berakhir ketika Amerika Serikat mengirimkan Commodore Matthew C


Perry datang ke negara Jepang untuk memaksa Jepang membuka pelabuhannya
bagi kapal-kapal Amerika Serikat. Bukan hanya Amerika Serikat yang memaksa
Jepang untuk membuka pelabuhan, namun juga Inggris, Perancis, dan Rusia.
Dengan ancaman yang diberikan Amerika Serikat dan tekanan dari negara lain,
akhirnya negara Jepang setuju untuk membuka pelabuhannya pada tahun 1854,
yang menjadi berakhirnya Politik Isolasi yang diterapkan pemerintahan
Tokugawa. Keadaan negara yang memang telah memburuk selama masa
Tokugawa dan ditambah banyaknya pemberontakan yang terjadi untuk menentang
masuknya bangsa luar masuk ke Jepang memaksa pemerintahan Bakufu untuk
menyerahkan kembali kekuasaan yang telah dipegang selama 264 tahun kembali
kepada Kaisar pada tanggal 8 November 1867 (Sari, 2013).

Pemulihan kekuasaan Kaisar Jepang untuk memerintah negaranya pada tahun


1868 melambangkan akhir periode Tokugawa yang feodal dan awal dari apa yang
dikenal sebagai Restorasi Meiji (Brown, 2005). Pemerintahan Meiji berawal dari
aliansi dua domain yang paling bertanggung jawab atas penggulingan kekuasaan
Keshogunan Tokugawa, yaitu Satsuma dan Choshu, yang juga didukung oleh
domain Toza dan Hizen. Setelah berkuasa, Pemerintahan Meiji ingin memastikan
adanya tatanan baru yang berkeadilan bagi rakyat Jepang. Pada tanggal 6 April
1868 Kaisar mengeluarkan Charter Oath, yang berjanji akan membentuk majelis
untuk mengurusi semua masalah melalui diskusi publik, serta menghapus perilaku
feodalisme di masa lalu (Takano, 2010).

5
2.2 Dampak atau Pengaruh Restorasi Meiji

Restorasi Meiji memberikan dampak besar bagi kemajuan bangsa Jepang seperti,
pembentukan sistem pemerintahan baru yang lebih menguntungkan rakyat-rakyat
kecil, kekuatan militer Jepang semakin berkembang, dan bangsa Jepang yang
semakin modern. Salah satu dampaknya adalah sistem pemerintahan yang
berganti dari yang sebelumnya dipegang oleh Shogun dengan sistem
pemerintahan yang disebut dengan Bakufu menjadi sistem pemerintahan kepada
Tenno (kaisar). Setelah adanya Restorasi Meiji yang membuat masyarakat Jepang
membuka diri terhadap dunia luar dapat terlihat dari peta kekuatan militer dan
perindustriannya. Sepanjang tahun 1860-an, Jepang benar-benar mengalami
perubahan yang luar biasa cepatnya dalam kehidupan sosial, politik, ekonomi,
pendidikan dan teknologi. Dalam hal ini, Jepang dapat menyaingi dan juga dapat
disejajarkan dengan negara-negara yang termasuk dengan kekuatan besar dunia.
Jepang secara cepat berusaha memperdalam pengetahuan teknologi Barat untuk
keperluan pembaruan pembangunan infrastruktur antara lain memperkenalkan
untuk pertama kali jalan kereta api antara Yokohama dan Tokyo yang juga
menandai tahap-tahap permulaan terjadinya transformasi untuk menjadi negara
modern dengan ambisi mengimbangi kemampanan teknologi dan militer Barat
(Kartika, 2019).

Perekonomian yang begitu berkembang dengan melakukan berbagai usaha


ekonomi membuat Jepang mendapatkan keuntungan yang besar. Keberhasilan
dalam mengekspor produk-produk non-industri ke luar memberikan keuntungan
besar yang digunakan untuk meningkatkan industri di Jepang, khususnya
pembuatan kapal. Industri baja dan kimia juga turut maju karena berbagai
keperluan perang. Jepang banyak membuka peluang-peluang perekonomian lain
di berbagai bidang usaha. Sehingga, dampak dari adanya Restorasi Meiji
membuat Jepang menjadi negara dengan perekonomian yang berkembang dengan
sangat pesat pada masa itu (Rahardi, Sri, dan Sumarjono, 2018).

Kemudian dampak lainnya yakni seiring berkembangnya zaman, masyarakat


Jepang sudah mulai menerima berbagai kebudayaan dan gaya hidup dari Barat,

6
oleh sebab itu kebudayaan-kebudayaan dan adat istiadat yang dianggap sudah
kuno mulai ditinggalkan. Samurai merupakan salah satu kebudayaan yang lambat
laun ditinggalkan oleh masyarakat Jepang (Wicaksana, I Made, & Ni Luh, 2017).
Hal lain yakni terlihat dari cara berpakaian. Orang Jepang masa itu sudah banyak
meniru cara berpakaian orang-orang Barat yang dinilai lebih praktis. Pakaian
tradisional Jepang mulai ditinggalkan dan diganti dengan pakaian gaya Barat.
Sikap dan cara berpikir mereka juga sudah dipengaruhi oleh cara berpikir orang-
orang Barat (Nurhayati, 1987).

2.3 Pengaruh Restorasi Meiji Pada Pembaruan Jepang

Pengaruh peristiwa Restorasi Meiji terhadap pembaruan di Negara Jepang tahun


1868-1912. Restorasi Meiji adalah peristiwa pengembalian kembali kekuasaan
Kaisar setelah lebih dari 264 tahun (1603-1867) dikuasai oleh keluarga militer
Tokugawa. Peristiwa ini terjadi tidak lama setelah dibukanya kembali Negara
Jepang dari Politik Isolasi, yaitu kebijakan untuk menutup Negara dari pengaruh-
pengaruh dunia luar dan tidak melakukan interaksi dengan Negara-negara lain.
Politik Isolasi ini terjadi setelah masuknya bangsa Eropa dan berkembangnya
ajaran agama Kristen di Negara Jepang. Ajaran agama Kristen sangat bertolak
belakang dengan ajaran Shinto yang dianut orang masyarakat dan pemerintahan
Jepang. Dalam ajaran Shinto dikatakan bahwa Raja adalah anak dari dewa
Amaterasu Omikami dan wajib untuk dipatuhi (Sari, 2013). Hal ini tidak diakui
oleh agama Kristen hingga akhirnya banyak masyarakat yang memberontak dan
melawan pemerintahan. Hingga pada akhirnya pemerintah mengeluarkan
peraturan untuk melarang agama Kristen di Negara Jepang. Hal ini membuat
masyarakat marah dan pada akhirnya terjadi pemberontakan besar-besaran yang
disebut pemberontakan Shimabara No Ran. Pemberontakan ini merupakan
pemberontakan terbesar yang pernah terjadi selama pemerintahan Tokugawa.
Melihat peristiwa yang terjadi pemerintah berhasil menumpas pemberontakan ini
dan akhirnya mengeluarkan perintah untuk menutup Negara Jepang dari Negara-
negara luar, bahkan masyarakat Jepang yang pada saat itu berada di luar negeri
pun dilarang untuk kembali ke Negara Jepang (Rahardi, Sri, dan Sumarjono,
2018).

7
Hal ini disebabkan pemerintahan Tokugawa khawatir warga Jepang yang berada di
luar negeri tersebut telah mempelajari ajaran agama Kristen dan jika mereka
diijinkan untuk masuk ke Negara Jepang mereka akan menyebarluaskan ajarannya.
Masyarakat Jepang yang telah memeluk agama Kristen dipaksa untuk kembali
kepada ajaran Shinto. Dan jika menolak akan dibunuh. Hal ini berakhir ketika
Amerika Serikat mengirimkan Commodore Matthew C Perry datang ke Negara
Jepang untuk memaksa Jepang membuka pelabuhannya bagi kapal-kapal Amerika
Serikat. Bukan hanya Amerika Serikat yang memaksa Jepang untuk membuka
pelabuhan, namun juga Inggris, Perancis dan Rusia. Dengan ancaman yang di
berikan Amerika Serikat dan tekanan dari Negara lain, akhirnya Negara Jepang
setuju untuk membuka pelabuhannya pada tahun 1854. Dan berakhirlah Politik
Isolasi yang diterapkan pemerintahan Tokugawa (Takano, 2010). Keadaan Negara
yang memang telah memburuk selama masa Tokugawa dan ditambah banyaknya
pemberontakan yang terjadi untuk menentang masuknya bangsa luar masuk ke
Jepang memaksa pemerintahan Bakufu untuk meyerahkan kembali kekuasaan yang
telah dipegang selama 264 tahun kembali kepada Kaisar pada tanggal 8 November
1867. Restorasi bukan hanya mengenai pengembalian kekuasaan kepada Kaisar,
tapi sebagai titik tolak perkembangan Negara Jepang menuju Negara yang maju
dan modern dalam berbagai bidang, antara lain:
1. Dalam Bidang Pemerintahan
Setelah terjadinya Restorasi Meiji, sistem pemerintahan Negara Jepang bergeser
dari Negara Feodal menjadi Negara Monarki. Pimpinan Negara pun telah
dikembalikan kepada Kaisar. Jepang pun berusaha untuk menyusun UUD dan
sistem ketatanegaraan. Sejak tahun 1882, beberapa orang Jepang memulai survey
UUD Negara Barat dan akhirnya memilih konstitusi Negara German sebagai
contoh UUD Jepang yang baru. Pada tanggal 25 Februari 1889 diumumkan dan
diberlakukanpada tahun 1890. UUD Jepang yang baru bersifat Monarkis dan
Kaisar memegang kekuasaan tertinggi (Kaisar dianggap sebagai dewa tertinggi).
Meskipun belum sempurna, namun UUD 1889 adalah UUD modern kedua di
Asia setelah UUD Ottoman Empire (Turki) pada tahun 1876 (Simorangkir, 2017).
Jepang akhirnya berkembang menjadi Negara yang maju dan diperhitungkan
hingga akhirnya ikut terseret dalam Perang Dunia II dan akhirnya mengalami

8
kekalahan. Kekalahan ini membawa dampak luka yang sangat besar bagi rakyat.
Ada yang menganggap ikutnya Jepang dalam perang ini karena Konstitusi Jepang
yang kurang baik yang tidak bisa membatasi kekuasaan eksekutif hingga akhirnya
terjadi perubahan UUD dan konstitusi di Negara Jepang. Pada tanggal 3
November 1946 diumumkan konstitusi baru dan berlaku pada tanggal 3 Mei 1947.
UUD ini dikenal dengan UUD 1947. UUD ini sangat berbeda dengan UUD 1889.
Dalam UUD 1947 diberlakukan pembatasan kekuasaan Kaisar, Kaisar sebagai
simbol rakyat, membatalkan kekuatan militer dan penolakan perang serta
kedaulatan rakyat. Jika UUD 1889 mengikuti konstitusi German maka UUD 1947
lebih banyak mencontoh Negara Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan Amerika
Serikat menguasai Jepang setelah Perang Dunia II sebagai pemenang pihak yang
menang pada Perang Dunia II. Namun,ada pihak yang menganggap bahwa UUD
1947 yang berlaku hingga saat ini bukan milik warga Jepang, tapi paksaan dari
luar (Amerika Serikat). Namun dikarenakan UUD Jepang termasuk UUD Rigid,
maka prosedur perubahan UUD jauh lebih susah daripada UUD biasa. Sampai
saat ini, perubahan UUD adalah salah satu isu krusial yang membagi kanan dan
kiri aliran politik (Wahyuni, Leo, dan Sri, 2018).
2. Dalam Bidang Pendidikan
Selama pemerintahan Tokugawa pendidikan di sekolah hanya melanjutkan
pendidikan dan keterampilan yang didapatkan seorang anak didalam
keluarganya. Sekolah hanya sebagai pelengkap. Setelah Restorasi Meiji, bidang
pendidikan merupakan yang mendapatkan perhatian khusus. Pendidikan mulai
melakukan pembaruan dan banyak meniru sistem Barat. Jepang banyak
mengirimkan pelajar-pelajar untuk melakukan pendidikan di Negara-negara
Eropa salah satunya adalah Fukuza Yukichi yang akhirnya menjadi bapak
pendidikan Jepang. Pada tahun 1886 pemerintahkan wajib beajar di sekolah
dasar selama tiga atau empat tahun. Kemudian perauran itu diubah pada tahun
1900 pendidikan wajib diberika Cuma-Cuma dan pada tahun 1908 menjadi
enam tahun. Setelah Perang Dunia II masa wajib belajar menjadi Sembilan
tahun hingga kini, mencakup sekolah dasar dan sekolah lanjutan pertama (Wati
& Nasution, 2019).

9
3. Dalam Bidang Militer
selama masa feodal dan Tokugawa, militer dipegang dan dikendalikan oleh
Golongan Samurai secara turun temurun. Namun setelah masa Restorsi Meiji,
Jepang membangun militer dengan bantuan Negaranegara Barat. Jepang
bekerjasama dengan Negara Inggris dalam mengembangkan Angkatan Laut.
Pemerintah juga segera mangambil alih fasilitas pembuatan senjata dan
penggunaannya untuk industri perang. Pada tahun 1873 pemerintah
memberlakukan wajib militer untuk menggantikan pola lama yang didasarkan
pada kelas bagi dinas militer. Wajib militer ini diberlakukan untuk semua laki-
laki berumur 20 tahun keatas. Disamping itu Jepang juga mengirimkan seorang
utusan bernama Yamagata Aritomo ke Perancis dan Prusia (Jerman) untuk
mempelajari organisasi militer modern model Barat (Kartika,Ayu, 2019).
Sekembalinya ke Jepang Yamagata Aritomo membentuk tentara yang terdiri
atas para Samurai dan rakyat umum. Pada tahun 1878 Yamagata
mengorganisasikan Staf Angkatan perang Jepang menurut model Perusia
(Jerman) dan pada tahun 1883 sebuah akademi Militer dibangun, sehingga para
perwira muda Jepang tidak perlu dikirim untuk belajar ke luar negeri. Rencana
pembangunan Angkatan Laut dimulai dengan pembuatan badan-badan kapal
oleh Jepang sendiri. Pembinaan pertahanan nasional Jepang didasarkan atas dua
unsur, angkatan Pertahanan diri dan system keamanan kolektif dengan Amerika
Serikat (Roosiani, 2017).
4. Dalam Bidang Ekonomi
Sebagian besar masyarakat selama masa feodal Jepang hidup dengan
mengandalkan usaha keluarga yang dijalankan secara turun temurun. Karena itu
kehidupan ekonomi tidak berkembang dengan baik. Namun setelah Restorasi
Meiji, ekonomi Jepang mengalami perkembangan yang pesat. Seiring dengan
kedatangan bangsa Barat dan perkembangan ilmu pengetahuan Jepang menjadi
salah satu negara yang maju. Sebelum Restorasi Meiji, Jepang adalah negara
dengan masyarakat agrikultur dan hanya meneruskan usaha keluarga secara
turun temurun. Namun pasca Restorasi Meiji, Jepang menjadi sangat unggul
dalam bidang manufaktur. Sarana untuk memajukan kehidupan ekonomi pun
mulai dikembangkan. Jepang membangun jalan raya dan jalur kereta api.

10
Jepang juga mendirikan bank-bank untuk mempermudah transaksi ekonomi.
Pemerintah juga membangun berbagai industri, setelah industri tersebut dapat
berjalan dengan baik kemudian secara bertahap akan dijual kepada pihak swasta
dengan harga yang murah. Meskipun kesulitan karena kurangnya modal dan
kurangnya pengalaman, Jepang hanya melakukan peminzaman modal kepada
Inggris(Khairani,2016). Jepang tidak ingin modal asing menguasai
perekonomian di Negara mereka.
5. Dalam Bidang Budaya
Walaupun zaman Meiji merupakan titik balik dalam perkembangan politik,
ekonomi dan pendidikan Jepang, namun dalam bidang kebudayaan hampir
tidak memperlihatkan perubahan-perubahan besar. Pakaian Kimono, upacara
minum teh, seni merangkai bunga dan pembuatan taman pemandangan alam,
yang berpangkal pada kebiasaan dan adat istiadat Jepang yang telah berlaku
sejak ratusan tahun yang lalu merupakan sendi-sendi kebudayaan Jepang.
Orang Jepang amat memperhatikan perkembangan seni, baik sebagai penonton
maupun pelaku. Sejak perang telah terjalin pertukaran seni internasioal dengan
giat. Banyak lukisan Jepang dan karya-karya seni lain nya dipamerkan diluar
negeri. Beberapa kebudayaan Jepang yang tetap dilestarikan hingga saat ini a
(Surajaya, 2001). :
a. Festival Hinamatsuri
Hinamatsiru adalah festival yang dirayakan oleh para gadis dan anak
perempuan. Mereka akan menggunakan kimono terbaik yang mereka miliki
dan bersilaturahmi ke rumah teman dan tetangga. Pada festival ini biasanya
dipajang sejumlah boneka atau Hina Ningyo di setiap rumah, sehingga
festival ini juga disebut Festival Boneka. Pada awalnya, Hinamatsuri
dirayakan setiap hari ke-3 bulan 3 menurut Kalender Lunisolar/Kalender
Suryacandra (kalender yang menggunakan fase bulan sebagai acuan utama,
namun juga menambahkan pergantian musim dalam perhitungan tahunnya),
setelah terjadinya Restorasi Meiji, dan Jepang mulai menggunakan
Kalender Masehi, perayaan Hinamatsuri berubah menjadi tanggal 3 maret.
b. Teater
Tiga bentuk penting drama klasik Jepang adalah Noh, Bunraku (drama

11
Jepang) dan Kabuki. Namun diantaka ketiga drama ini yang paling popular
adalah Kabuki. Kabuki adalah bentuk drama Jepang yang berasal dari Noh
(lebih banyak menggunakan nyanyian dan tarian) dan Bunraku serta
mencakup seni-seni teater lainnya. Drama ini berkembang pada penghujung
abad ke-17. Awalnya kabuki dipertunjukkan oleh rombongan wanita.
Namun setelah Restorasi Kabuki ini hanya dimainkan oleh para pria saja
dengan menggunakan riasan yang mencolok, cerita kabuki yang awalnya
bersifat Feodal pun mulai ditinggalkan dan berubah menjadi cerita yang
lebih moderen. Seni drama ini juga memperoleh reputasi Internasional dan
sejak tahun 1955 telah diadakan sebelas perjalanan pertunjukan ke luar
negeri.
c. Pakaian
Pakaian Barat mulai menyebar setelah Restorasi Meiji. Pakaian Barat mulai
dipakai oleh para pegawai pemerintahan dan pada acara-acara resmi, namun
baru beberapa lama kemudian pakaian tersebut menjadi popular di kalangan
rakyat biasa. Selama masa-masa sulit, masa perang antara tahun 1930 dan
1945, pakaian Barat yang lebih sederhana menggantikan kimono yang
dinilai tidak praktis. Pada masa pendudukan Amerika Serikat pasca perang,
periode dimana terjadi Westernisasi besar-besaran, banyak orang beralih
dari pakaian masa perang ke pakaian Barat. Mulai sekitar tahun 1960,
pakaian Barat menjadi pilihan yang lebih disukai oleh mayoritas masyarakat
Jepang, kimono umumnya hanya disimpan untuk acara-acara special dan
telah dimodifikasi dalam bentuk yang lebih sederhana (Asnan, Gusti, 2018).
d. Agama
Kebebasan agama dijamin bagi setipa orang berdasarkan konstitusi 1946.
Pada permulaan abad ke 19 suatu gerakan Shinto patriotic mulai
menanamkan pengaruhnya. Setelah Restorasi Meiji dalam tahun 1868 dan
khususnya selama perang dunia ke II, Shinto dianggap sebagai agama
Negara dan amat ditunjang oleh para penguasa. Namun berdasarkan 9
konstitusi, agama Shinto tidak lagi menerima bantuan resmi atau hak-hak
istimewa, walaupun masih memainkan peranan penting seremonial dan
simbolis dalam banyak aspek kehidupan Jepang.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Restorasi Meiji merupakan peristiwa pengembalian kembali kekuasaan kaisar


setelah lebih dari 264 tahun (1603-1867) dikuasai oleh keluarga militer
Tokugawa. Peristiwa ini terjadi tidak lama setelah dibukanya kembali negara
Jepang dari politik isolasi, yaitu kebijakan untuk menutup negara dari pengaruh-
pengaruh dunia luar dan tidak melakukan interaksi dengan negara-negara lain.
Politik isolasi ini terjadi setelah masuknya bangsa Eropa dan berkembangnya
ajaran agama Kristen di negara Jepang. Awal pemerintahan Meiji dipimpin oleh
Kaisar Matsuhito. Kaisar Matsuhito mulai memerintah pada tanggal 25 Januari
1868. Zaman pemerintahan Meiji yaitu 25 Januari 1868 sampai 30 Juli 1912.
Setelah Meiji naik tahta, ibu kota negara yang semula di Kyoto dipindahkan ke
Edo. Pada saat kota Edo menjadi Ibu kota yaitu tanggal 26 November 1868 kota
itu kemudian diubah namanya menjadi Tokyo.

Restorasi Meiji memberikan dampak besar bagi kemajuan bangsa Jepang seperti,
pembentukan sistem pemerintahan baru yang lebih menguntungkan rakyat-rakyat
kecil, kekuatan militer Jepang semakin berkembang, pendidikan di Jepang yang
semakin berkembang, Jepang menjadi sangat unggul dalam bidang manufaktur.
Sarana untuk memajukan kehidupan ekonomi pun mulai dikembangkan. Jepang
membangun jalan raya dan jalur kereta api, zaman Meiji merupakan titik balik
dalam perkembangan politik, ekonomi dan pendidikan Jepang, namun dalam
bidang kebudayaan hampir tidak memperlihatkan perubahan-perubahan besar.
Sampai hari ini masih banyak kebudayaan Jepang yang tetap dilestarikan seperti:
Festival Hinamatsuri, Teater, Pakaian Kimono.

13
DAFTAR PUSTAKA

Asnan, Gusti. 2018. Nanshin-Ron, dan Keberadaan, serta Aktivitas Orang Jepang
di Indonesia Sebelum 1942. Seminar Jepang dan Indonesia dalam
Perspektif Humaniora. Jurusan Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Andalas. Padang.

Aso, Makoto & Ikuo Amano. 1972. Education and Japan’s Modernization.
Tokyo: Ministry of Foreign Affair.

Ayu, R., & Yusy Widarahesty. 2012. Perkembangan Peran dan Fungsi Zaibatsu
(Kongsi Dagang) Dalam Bidang Politik dan Pemerintahan Jepang
Sebelum PD II Sampai Pasca PD II. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri
Pranata Sosial, Vol 1 No 4. 259-272.

B, Rahardi, Sri Handayani, & Sumarjono. 2018. Zaibatsu's Role In Development


Of Japan In The Meiji's Emperor Period Of Year 1868-1912. Jurnal
Historica, Vol. 2 No. 1.

Brown, Alexander D. 2005. Meiji Japan: A Unique Technological Experience?.


Student Economic Review, vol. 19. 71-83.

Fuad, M. 2003. Proses dan Faktor-faktor Penyebab Jiyu Minken Undoo Pada
Zaman Meiji 1874-1889. Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu
Budaya, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Kartika, Ayu. 2019. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Kebangkitan


Militer Jepang. Skripsi. Program Studi Ilmu Hubungan Internasional,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta.

Khairani, Siti. 2016. Keberadaan Sistem Pendidikan Jepang Pada Era Meiji.
Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Nurhayati. 1987. Langkah-Langkah Awal Pembaruan Jepang. Jakarta: PT. Dian


Rakyat.

14
Permana, Muhammad Yogi, Budi Rukhyana, dan Yelni Rahmawati. 2019.
Perkembangan Kabuki Menjadi Choukabuki Sebagai Kolaborasi Budaya
Dengan Pengaruh Pembaruan. Idea: Jurnal Studi Jepang, Vol. 1 No. 1.

Roosiani, Indun. 2017. Eksploitasi Perempuan Jaman Meiji. Prosiding Seminar


Hasil Penelitian Semester Genap 2016/2017, 5(2). Lembaga Penelitian,
Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan, Universitas Darma Persada.
Jakarta.

Rustam, Ferry. 2003. Reformasi Pendidikan Pada Masa Jepang Meiji: Studi
Tentang Peran Politik Kekuasaan Dalam Penerapan Pendidikan. Makara,
Vol. 7 No. 2.

Sari, Yunika Nurdina. 2013. Pengaruh Restorasi Meiji Terhadap Moderniasai di


Negara Jepang Tahun 1868-1912. Educational History, Universitas Riau.
Riau.

Simorangkir, M.C.S. 2017. Feminisme Pada Masa Meiji di Jepang. Skripsi.


Universitas Sumatera Utara. Medan.

Surajaya, I. K. 2001. Pengantar Sejarah II. Depok: Universitas Indonesia.

Takano, Y. 2010. Foreign Influence and the Transformation of Early Modern


Japan. Emory Endeavors in World History, Vol 3. 82-93.

Utomo, Fajar Pambudi. 2019. Wujud Kebudayaan Jepang Pada Masa Restorasi
Meiji Yang Tergambar Pada Film Rurouni Kenshin Karya Keishi Otomo.
Skripsi. Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro. Semarang.

Wahyuni, Sri, Leo Agung S, & Sri Wahyuni. 2018. Perkembangan Pendidikan di
Negara Jepang Pasca Perang Dunia II dan Relevansinya Terhadap
Pembelajaran Sejarah di Sekolah Menengah Atas Program Studi
Pendidikan Sejarah FKIP UNS. Jurnal Candi, Vol. 18 No. 2.

Wati, Mustika & Nasution. 2019. Slogan “Fukoku Kyohei” (Negara Kaya, Militer
Kuat) dan Keterlibatan Jepang Dalam Perang Pasifik 1942-1945. Avatara:
E-Journal Pendidikan Sejarah, Vol. 7, No. 1.

15
Wicaksana, Benediktus I Made Indra, I Made Sendra, & Ni Luh Putu Ari Sulatri.
2017. Dampak Restorasi Meiji Bagi Bangsa Jepang Dalam Manga
Rurouni Kenshin Karya Nobuhiro Watsuki. Jurnal Humanis, Fakultas
Ilmu Budaya Unud, Vol 18. No. 2.

16

Anda mungkin juga menyukai