Anda di halaman 1dari 11

Analisis Latar Belakang Historis: " Jepang di Masa Restorasi Meiji"

Yuspita Dewi 222171145


Siti Indasah 222171155
Muhammad Reza 222171161
Aditya Rahman 222171168

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Siliwangi, Tasikmalaya


222171145@student.unsil.ac.id
222171155@student.unsil.ac.id
222171161@student.unsil.ac.id
222171168@student.unsil.ac.id

Abstrak

1
Jepang mempunyai banyak sejarah dan budaya yang menarik. Inilah salah satu alasan
mengapa penulis menyukai sejarah Jepang. Tema yang dipilih pada tugas akhir ini adalah Latar
Belakang Historis: “Jepang pada Masa Restorasi Meiji. Dalam tugas akhir ini, penulis menjelaskan
kehidupan sosial masyarakat Jepang dari berbagai aspek yaitu pemerintahan, ekonomi, militer, dan
pendidikan. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan sejarah dengan menggunakan
prosedur atau teknik yang sistematis, sesuai dengan kaidah ilmu sejarah, menggunakan langkah-
langkah heuristik, kritik sumber, penafsiran dan pencatatan sejarah. Restorasi Meiji merupakan
reformasi negara Jepang yang hanya berlangsung selama 3 tahun. Restorasi Meiji menandai jatuhnya
Keshogunan Tokugawa dan awal kebangkitan negara Jepang. Beberapa perubahan terjadi pada
masyarakat Jepang, seperti pendidikan dan sistem militer. Namun, hal ini tidak terjadi dalam
kehidupan wanita pada zaman Meiji. Kesimpulan dari tugas akhir ini adalah terjadinya perubahan
sistem pemerintahan dari feodalisme menjadi sistem pemerintahan monarki pasca Restorasi Meiji,
dimana kepemimpinan negara diserahkan kembali kepada kaisar. Kedua, meskipun saat itu Jepang
sedang menghadapi kesulitan keuangan karena kurangnya pengalaman dan modal, Jepang tetap
bertekad bahwa negaranya tidak akan dikuasai oleh modal asing. Namun pemerintah Jepang hanya
meminjam modal dari Inggris untuk mendorong pembangunan ekonomi Jepang. Pendidikan mulai
mendapat perhatian khusus pada masa Meiji. Ketiga, tentara Jepang dikendalikan oleh samurai selama
beberapa generasi selama masa feodal Keshogunan Tokugawa. Namun setelah Restorasi Meiji,
Jepang melakukan inovasi sistem pertahanannya. Keempat, pemerintah mengeluarkan kebijakan
wajib belajar delapan tahun. Sistem pendidikan Jepang diserap dari sistem pendidikan Jerman.
Pemerintah Jepang telah mengirim warganya ke luar negeri untuk belajar di negara ini. Maka, pada
tahun 1862, Jepang mengirimkan rombongan 15 mahasiswanya ke Belanda. Pelajar ini menekankan
studi ilmu-ilmu sosial, ilmu kedokteran, dan ilmu-ilmu modern lainnya.
Kata Kunci : Sejarah Jepang, Restorasi Meiji, Kehidupan Masyarakat Jepang

Abstract
Japan has a lot of interesting history and culture. This is one of the reasons why the author
likes Japanese history. The theme chosen for this final assignment is Historical Background: "Japan
during the Meiji Restoration Period. In this final assignment, the author explains the social life of
Japanese society from various aspects, namely government, economy, military and education. The
research method used is a historical approach using systematic procedures or techniques, in
accordance with the rules of historical science, using heuristic steps, source criticism, interpretation
and historical recording. The Meiji Restoration was a Japanese state reform that only lasted for 3
years. The Meiji Restoration marked the fall of the Tokugawa Shogunate and the beginning of the rise
of the Japanese state. Several changes occurred in Japanese society, such as education and the
military system. However, this did not happen in the lives of women during the Meiji era. The
conclusion of this final assignment is a change in the government system from feudalism to a
monarchical government system after the Meiji Restoration, where the leadership of the country was
handed back to the emperor. Second, even though at that time Japan was facing financial difficulties
due to lack of experience and capital, Japan still believed that its country would not be dominated by
foreign capital. However, the Japanese government only borrowed capital from England to
encourage Japan's economic development. Education began to receive special attention during the
Meiji period. Third, the Japanese army was controlled by samurai for generations during the feudal
era of the Tokugawa Shogunate. However, after the Meiji Restoration, Japan innovated its defense
system. Fourth, the government issued an eight-year compulsory education policy. The Japanese
education system was absorbed from the German education system. The Japanese government has
sent its citizens abroad to study in this country. So, in 1862, Japan sent a group of 15 students to the
Netherlands. These students emphasize the study of social sciences, medicine, and other modern
sciences.
Keywords: Japanese History, Meiji Restoration, Japanese Community Life

PENDAHULUAN

2
Restorasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pengembalian atau
pemulihan kepada keadaan semula. Dalam sejarah Jepang, tujuan Restorasi adalah untuk
mendapatkan kembali kekuasaan kaisar setelah dinasti Tokugawa. Periode ini dikenal dengan
periode Meiji atau Restorasi Meiji (KBBI, 2000). Disebut Restorasi Meiji karena Kaisar
yang memerintah Jepang pada masa Renaisans menggunakan gelar Meiji. Sebelum zaman
Meiji disebut zaman Keshogunan Tokugawa karena merupakan masa pemerintahan
pemerintah Jepang. Keluarga Tokugawa bersifat diktator dan turun temurun selama 264
tahun (1603-1867). Selain itu, sebagian orang menyebutnya dengan zaman Edo, karena pusat
pemerintahan berada di kota Edo (sekarang disebut Tokyo). Dalam bahasa Indonesia Shogun
dapat diartikan sebagai pemimpin militer. Oleh karena itu, shogun Tokugawa adalah
pemimpin militer keluarga Tokugawa.

Restorasi Meiji muncul dalam konteks rasa frustasi masyarakat Jepang terhadap
pemerintahan Keshogunan, dimana sebelum tahun 1867 Tenno (kaisar) tidak memiliki
pemerintahan sendiri, ia hanya sekedar simbol atau dewa di istana asal Kyoto. Sedangkan
pemerintahan diserahkan kepada seorang Shogun yang memutuskan segalanya dan
merupakan otoritas tertinggi di Jepang. Pada masa ini, setiap wilayah diperintah oleh seorang
Daimnyo (Bangsawan) dengan tentara atau samurainya sendiri. Saat itu, Kaisar hanyalah
simbol kerajaan yang terletak di kota Kyoto. Jika Kaisar membuat kebijakan tertentu,
kebijakan tersebut harus disetujui oleh Tokugawa, dan Tokugawa akan melaksanakan
kebijakan atau perintah Kaisar. Pada tahun 1543, Jepang melakukan kontak dengan Barat
untuk pertama kalinya. Orang Barat pertama yang mengunjungi Jepang adalah orang Portugis
yang mendarat di pulau Tanegashima, sebelah selatan Kyushu. Mereka membawa senjata
yang sangat menarik perhatian masyarakat Jepang yang saat itu sedang mengalami perang
saudara. Perang antar klan yang ingin mengambil alih posisi Jenderal. Oleh karena itu,
senjata-senjata yang dibawa Portugis dengan cepat menyebar ke kalangan penduduk bahkan
menjadi faktor penentu dalam setiap peperangan. Dengan kedatangan Portugis, Jepang mulai
membuka hubungan dagang dengan negara asing.

Pada tahun 1549, seorang misionaris Kristen bernama Franciscus Xavier tiba di
Jepang. Dia pergi ke Kota Kagoshima, Kyushu. Beliau menyebarkan agama Kristen tanpa
hambatan bahkan didukung oleh pemerintah Jepang, baik pusat maupun daerah. Karena
alasan inilah agama Kristen menyebar dengan cepat. Keberhasilan pemerintahan keluarga
Tokugawa dalam memimpin pemerintahan membuat keadaan negara menjadi damai dan
tenteram. Jepang telah mengalami kemajuan di berbagai bidang. Diantaranya adalah sektor

3
manufaktur. Oleh karena itu, Jepang harus mencari daerah lain untuk memasarkan karya dan
produknya. Kondisi demikian pula yang menyebabkan berkembangnya kota-kota besar
Jepang menjadi pusat ekonomi dan komersial. Pasar dalam negeri kurang, sehingga Jepang
segera memperluas hubungan dengan negara lain. Banyak orang Jepang yang pergi ke luar
negeri untuk memasarkan karya dan produknya, seperti ke Filipina, Makau, Siam, dan
negara-negara lain di Jepang bagian selatan.

Dengan semakin banyaknya orang Jepang yang pergi ke luar negeri dan perdagangan
meningkat, ajaran Kristen yang bertentangan dengan sistem feodal yang dianut masyarakat
Jepang menjadi semakin populer. Hal ini membuat para pemimpin pemerintahan Jepang
sangat khawatir. Hingga Tokugawa Leyasu yang saat itu berkuasa mengeluarkan peraturan
yang melarang agama Kristen masuk ke Jepang. Peraturan ini telah menimbulkan banyak
konflik dan ketidakpuasan di antara masyarakat jepang diantara umat Kristen. Akhirnya
setelah itu terjadi pemberontakan di wilayah Shimabara yang dikenal dengan Pemberontakan
Shimabara No Ran. Pemberontakan tersebut membuat marah shogun Tokugawa dan ia
memperketat peraturannya, sehingga orang Jepang tidak diperbolehkan pergi ke luar negeri
dan sebaliknya, orang Jepang yang berada di luar negeri tidak diperbolehkan kembali.

Setelah masa terjadi pemberontakan, Jepang menutup negaranya terhadap pengaruh


luar. Inilah yang disebut negara tertutup (Sakoku). Selama periode lockdown ini, Jepang
mengalami pertumbuhan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan. Perdagangan meluas ke
seluruh negeri, perak secara resmi digunakan sebagai alat pembayaran yang diterima secara
nasional, dan produksi pertanian melimpah. Pada masa ini, fondasi Keshogunan semakin
dikonsolidasikan. Tenno diakui sebagai keturunan dewa matahari, namun tidak
diperbolehkan ikut aktif dalam urusan pemerintahan dan hanya mempunyai fungsi sakral
sebagai lambang negara. Tenno juga tidak diperbolehkan menerima tamu tanpa melalui
saluran yang ditetapkan oleh Bakufu.

Pada masanya, perdagangan pada masa ini berkembang pesat, kelompok tani sebagai
produsen membantu kelompok lain. Namun kehidupan para petani sendiri sangat
memprihatinkan. Mereka terpaksa membayar pajak atas hasil pertanian dan tanah yang
mereka miliki. Oleh karena itu, banyak petani yang akhirnya meninggalkan lahan
pertaniannya dan menjadi buruh tani di lahan pertanian orang lain. Para petani juga
membentuk kelompok untuk melindungi hak-hak mereka dengan kekerasan dan
memberontak melawan pemerintah. Hal ini menimbulkan kekacauan di negara tersebut.

4
Selain itu, seringnya bencana alam dan ancaman kelaparan selama periode Tokugawa
meningkatkan antusiasme masyarakat untuk menggulingkan kekuasaan Shogun. Ketika
kerusuhan dalam negeri dimulai, negara-negara Barat terus mendesak Jepang untuk
membuka diri. Selain itu, banyak kelompok yang terdiri dari masyarakat jepang ingin
mengembalikan kekuasaan kepada kaisar.

Pada tahun 1853, Komodor Matthew C. Perry dari Amerika Serikat memasuki Teluk
Tokyo dan membawa surat resmi dari Presiden Amerika Serikat yang menyatakan
keinginannya untuk menjalin hubungan dengan Jepang. Pemerintah feodal Jepang meminta
waktu satu tahun untuk mempertimbangkan masalah ini. Tahun berikutnya, Perry kembali
menuntut jawaban, namun pemerintah Jepang tidak bisa berbuat apa-apa terhadap ancaman
tembakan meriam dan akhirnya menyerah. Akhirnya, Tokugawa menyadari bahwa dia tidak
dapat lagi mempertahankan kekuasaan dan setuju untuk mengembalikan kekuasaan kepada
kaisar. Inilah awal mula Restorasi Meiji. Pemulihan ini menandai perubahan negara Jepang di
berbagai bidang.

Faktanya, Amerika Serikat sudah lama mengincar Jepang. Pada tahun 1846,
Komodor Biddle mencoba membuka perdagangan tetapi gagal. Pada tahun 1953, Komodor
Perry memasuki Teluk Yedo (Yokohama) dengan empat kapal perang dan mengancam
bahwa Jepang akan membuka pelabuhannya bagi orang asing. Jenderal yang saat itu
berkuasa Lyesada: 1853-1858 meminta waktu. Perry akhirnya pergi dan kembali lagi akhir
tahun itu dan pada Tahun 1954 dia datang membawa 7 kapal perang, sehingga shogun
terakhir harus menyerah dan terpaksa menandatangani Perjanjian Shimoda yang didalamnya
memuat tekad untuk membuka pelabuhan Shimoda dan Hokodate bagi pihak asing. Pada
akhirnya, pemerintahan keshogunan tidak mampu mempertahankan kekuasaannya dalam
menghadapi kemajuan zaman yang terus berubah. Kemudian terjadilah Restorasi Meiji,
khususnya adopsi ide-ide Barat melalui kebijakan pemerintah Jepang yang melakukan
modernisasi negara dengan meniru secara masif apa yang dilakukan negara-negara Barat
dalam membangun negaranya.

METODE PENELITIAN

Terkait jenis penelitian ini makan akan digolongkan ke dalam metode penelitian
sejarah. Menurut (Garraghan, 1957) dalam (Herlina, 2020) Metode sejarah diartikan sebagai
“seperangkat prinsip dan aturan yang sistematis yang dimaksudkan untuk membantu dalam
pengumpulan sumber-sumber sejarah, menilainya secara kritis, dan menyajikan suatu sintesis

5
(umumnya dalam bentuk tertulis) hasil yang dicapai”. Metode ini melibatkan empat langkah
yakni, heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Terjadinya Restorasi Meiji

Restorasi Meiji terjadi setelah Jepang berada di dalam kekuasaan militer Keshogunan
Tokugawa sejak lebih dari 264 tahun (1603 – 1867). Peristiwa ini terjadi setelah Jepang
mencabut Politik Isolasi, yaitu kebijakan negara untuk menutup diri dari pengaruh-pengaruh
luar serta tidak melakukan interaksi dan diplomasi dengan negara-negara lain. Politik isolasi
diterapkan di Jepang setelah Bangsa Eropa masuk dan menyebarkan ajaran Kristen di Negara
Jepang. Ajaran Kristen sangat bertolak belakang dengan Ajaran Shinto yang dianut oleh
mayoritas masyarakat dan pemerintahan Jepang. Shinto mengajarkan bahwa raja adalah anak
dari Dewa Amaterasi Owikami dan masyarakat wajib untuk mematuhi beliau. Di sisi lain,
Ajaran Kristen tidak mengakui pemahaman tersebut hingga akhirnya tercipta pemberontakan
yang digerakkan oleh masyarakat untuk melawan pemerintahan (Yunika, Ridwan and
Tugiman, no date). Adapun dari beberapa samurai yang menanggapi bahwa mereka ingin
mengusir orang asing yang masuk serta pengaruh-pengaruhnya. Banyak hal yang mereka
pelajari dari orang asing tersebut dan memposisikan diri mereka lebih baik untuk
memblokade masuk segala pengaruh-pengaruh orang asing tersebut. Sebagai upaya
menanggapi masuknya ajaran Kristen di Jepang, pemerintah Jepang mengeluarkan peraturan
untuk melarang agama Kristen di Jepang. Hal tersebut membuat masyarakat Jepang marah
dan pada akhirnya terjadi gerakan pemberontakan dalam skala besar yang disebut
Pemberontakan Shimabara No Ran. Pemberontakan ini adalah gerakan perlawanan terbesar
yang terjadi selama dalam periode pemerintahan Tokugawa. Berkaca pada peristiwa tersebut
kemudian pemerintah Jepang mengeluarkan perintah untuk memblokir akses keluar/masuk
negara Jepang bagi negara-negara lain, bahkan masyarakat berkewarganegaraan Jepang yang
berada di luar negeri pun dilarang kembali ke negaranya. Hal tersebut dikarenakan
pemerintahan Tokugawa khawatir masyarakat Jepang mempelajari ajaran Kristen dan
berpotensi untuk menyebarkan ajaran Kristen di negaranya. Masyarakat yang telah memeluk
Ajaran Kristen dipaksa untuk kembali ke Ajaran Shinto atau mereka akan dibunuh jika
mereka menolak.

B. Terjadinya Restorasi Meiji

6
Sebelum terjadi Restorasi Meiji, perekonomian Jepang saat itu hanya mengandalkan
sektor pertanian dan hanya terdapat sedikit industri. Dalam periode 1636 – 1836, sektor
perekonomian Jepang sangat tertutup dari kontak perdagangan internasional (hanya Tiongkok
dan Belanda yang diperbolehkan untuk berdagang). Teknologi militer yang terbelakang dari
teknologi barat juga ikut memperburuk kondisi Jepang sehingga Jepang sangat rentan
mengalami kolonialisme. Keadaan mulai berubah ketika Amerika Serikat mengutus
Commodore Matthew C Perry datang ke negara Jepang untuk membuka akses masuk
pelabuhannya secara paksa bagi kapal-kapal Amerika Serikat. Pemaksaan pembukaan akses
masuk ke pelabuhan Jepang tidak hanya dilakukan oleh Amerika Serikat, namun dilakukan
juga oleh Inggris, Rusia dan Perancis. Dengan ancaman dan penekanan yang diberikan oleh
negara lain termasuk Amerika Serikat, akhirnya jepang memutuskan untuk membuka akses
masuk menuju pelabuhan Jepang pada tahun 1854 sehingga berakhirlah politik Isolasi hasil
penerapan dari pemerintahan Tokugawa.

Imbas dari persetujuan menanggapi paksaan pembukaan pelabuhan Jepang untuk


kapal-kapal asing menyebabkan rakyat kecewa, marah dan menganggap keshogunan
Tokugawa telah melemah serta memaksa shogun untuk mengakhiri jabatannya. Puncak
kelemahan shogun berada pada 8 November 1867, Shogun meletakan jabatannya dan
menyerahkan kembali jabatan kepada kaisar. Kekosongan kekuasaan kemudian diisi oleh
Kaisar Matsuhito yang kemudian dikenal dengan gelar Kaisar Meiji tenno. Kaisar Meiji
Tenno resmi mengisi posisi tertinggi pemerintahan Jepang sejak 25 Februari 1868 hingga 30
Juli 1912. Ketika diangkat menjadi kaisar, Meiji Tenno mengangkat sumpah setia (Charter
Oath) yang di dalamnya terkandung empat asas yakni:

 Asas Musyawarah
 Asas Persatuan
 Asas Keadilan
 Asas Pendidikan

Restorasi yang bermakna pemulihan menggunakan keempat asas tersebut sebagai


pondasi untuk pembangunan dan pembaharuan. Bidang yang ditingkatkan dalam Restorasi
Meiji ini antara lain; bidang pemerintahan, bidang perekonomian, bidang militer, dan bidang
pendidikan.

a) Bidang Pemerintahan

7
Terdapat pergeseran sistem pemerintahan dari sistem pemerintahan feudal ke sistem
pemerintahan monarki setelah terjadinya Restorasi Meiji dimana pimpinan negara
dikembalikan kepada kaisar. Langkah-langkah pemerintahan Jepang berikutnya untuk
menyusun sistem kenegaraan diantaranya:

 Menyusun UUD Jepang yang baru melalui survei UUD yang ada pada negara barat,
salah satunya pada UUD Negara Jerman. UUD tersebut diumumkan untuk
diberlakukan pada 25 Februari 1890 yang kemudian dikenal dengan UUD 1889
(Yunika, Ridwan and Tugiman, no date). Konstitusi ini yang membuat Jepang
menjadi berkembang pesat dan diperhitungkan hingga keikutsertaannya dalam Perang
Dunia II hingga mengalami kekalahan.
 Jepang merasa kekalahan mereka di Perang Dunia II disebabkan karena konstitusi
Jepang yang kurang baik yang tidak dapat membatasi pengaruh eksekutif. Maka dari
itu pada 3 November 1946, Jepang mengumumkan konstitusi baru dan akan
diberlakukan pada 3 Mei 1947 yang kemudian dikenal dengan UUD 1947. Dalam
UUD 1947 terkandung pembatasan kekuatan Kaisar, Kaisar hanya sebagai simbol
rakyat, membatalkan kekuatan militer, penolakan perang dan kedaulatan rakyat.

b). Bidang Perekonomian

Sebelum terjadi Restorasi Meiji, ekonomi masyarakat Jepang pada saat itu sangat
mengandalkan sektor agrikultur dan secara turun-temurun melanjutkan usaha yang
diwariskan oleh keluarga pendahulunya. Namun setelah Jepang mengalami Restorasi Meiji,
perekonomian Jepang tumbuh secara pesat terutama di sektor manufaktur (Yunika, Ridwan
and Tugiman, no date). Kedatangan bangsa barat dan pengaruhnya membawa perkembangan
ilmu pengetahuan baru sehingga mereka juga ikut berperan menjadikan Jepang menjadi salah
satu negara maju. Langkah-langkah guna meningkatkan perekonomian juga terus dilakukan
oleh pemerintahan Jepang, salah satunya pembangunan infrastruktur. Pemerintahan Jepang
membangun jalur rel kereta api serta jalur penghubung lainnya. Jepang juga membangun dan
mengembangkan perindustrian yang kemudian akan dijual dengan harga yang lebih murah
kepada pihak swasta. Meskipun Jepang pada saat itu mengalami masalah pendanaan karena
kurangnya pengalaman dan modal, Jepang bertekad agar negara mereka tidak akan dikuasai
modal dari negara asing. Meskipun begitu, pemerintahan Jepang hanya melakukan
peminjaman modal kepada Inggris guna mendorong pembangunan ekonomi di negara
Jepang.

8
c). Bidang Militer

Latar belakang terjadinya pembaruan dan pengembangan bidang militer pada


Restorasi Meiji diantaranya:

 Peristiwa Kagosima dan Shimonoseki telah membuktikan bahwa sistem pertahanan


Jepang telah using. Mereka sadar bahwa angkatan militer Jepang bukanlah tandingan
militer bangsa barat.
 Kaisar didesak agar tetap menjadi pemegang tertinggi atas kekuasaan militer dan
pertahanan negara.
 Jepang menginginkan militer yang setia, disiplin dan berani.
 Protokol defensif apabila adanya desakan dari negara lain terhadap negara Jepang.

Militer Jepang dikuasai oleh samurai secara turun-temurun pada masa feodal
Keshogunan Tokugawa. Namun setelah Restorasi Meiji, Jepang memperbaharui
pertahanannya meliputi:

1. Membangun dan memperbaharui membangun militer bersama negara-negara barat.


Salah satunya Jepang bekerja sama dengan Inggris dalam hal membangun kekuatan
angkatan laut.
2. Membangun fasilitas guna pembuatan senjata dan logistik perang.
3. Pemberlakuan wajib militer pada kaum laki-laki yang telah memasuki usia 20 tahun
pada 1873. Wajib militer diberlakukan guna menggantikan pola lama yang didasarkan
pada kelas bagi dinas militer.

d). Bidang Pendidikan

Restorasi Meiji turut memodernisasi bidang pendidikan. Bafuku menyadiri bahwa


Jepang membutuhkan SDM di berbagai bidang guna mendorong modernisasi Jepang. Pada
1862, Jepang mengirimkan rombongan berisikan 15 orang pelajar untuk dikirimkan ke
Belanda. Para pelajar tersebut ditekankan untuk mempelajari ilmu-ilmu sosial, ilmu
kedokteran serta ilmu pengetahuan modern lainnya. Pada tahun-tahun berikutnya terutama
1864 dan 1865, Jepang secara berturut-turut mengirimkan 7 pelajar menuju Rusia, 10 pelajar
menuju Perancis dan 14 pelajar menuju Inggris (Sininta dan Santiar, 2020:hal 95). Ketika
terjadi Restorasi atau modernisasi Jepang besar-besaran, tenaga pendidik yang sebelumnya
telah dikirim ke Eropa kemudian pulang kembali ke Jepang dan menjadi tulang punggung

9
modernisasi karena pengetahuan mereka sangat dibutuhkan guna membangun pembaharuan
di Jepang.

Selain mengirimkan pelajar ke Eropa, terdapat langkah lain dalam rangka


memperbaharui pendidikan di Jepang diantaranya penetapan wajib belajar pada sekolah dasar
selama tiga sampai empat tahun pada tahun 1886 (Yunika, Ridwan and Tugiman, no date).
Pada 1900 peraturan tersebut diubah dimana pemerintah wajib memberikan pendidikan
secara cuma-Cuma hingga akhirnya pada 1908 peraturan mengenai pendidikan tersebut
diubah menjadi 6 tahun wajib belajar. Masa wajib belajar ditambah hingga 9 tahun setelah
Perang Dunia II hingga kini yang mencakup sekolah dasar dan sekolah lanjut tingkat
pertama.

KESIMPULAN

Latar belakang Restorasi Meiji sebagai peristiwa monumental yang mengubah wajah
Jepang pada abad ke-19. Restorasi ini tidak hanya mencerminkan akhir dari era feodal, tetapi
juga mewakili awal dari transformasi yang luar biasa dalam sejarah Jepang.

Secara ekonomi, Restorasi Meiji memicu modernisasi yang signifikan. Pemerintah


Meiji meluncurkan serangkaian kebijakan ekonomi progresif yang mendukung
industrialisasi, perdagangan, dan investasi asing. Pendidikan juga menjadi fokus utama
Restorasi Meiji. Reformasi pendidikan yang diperkenalkan oleh pemerintah bertujuan
membangun sistem pendidikan nasional yang merata dan berbasis pada nilai-nilai modern.
Dari segi politik, Restorasi Meiji mengakhiri sistem feodal yang telah berlangsung selama
berabad-abad. Pemerintah sentral menggantikan kekuasaan feodal dengan otoritas yang lebih
terpusat, memperkenalkan konsep kenegaraan modern.

Selain itu, Restorasi Meiji juga membawa perubahan mendasar dalam struktur sosial Jepang.
Kehidupan masyarakat yang sebelumnya terikat oleh hierarki kelas feodal mengalami
transformasi. Munculnya kelas menengah baru dan perubahan dalam nilai-nilai budaya
menciptakan landasan bagi masyarakat yang lebih dinamis dan inklusif.

Secara keseluruhan, Restorasi Meiji tidak hanya menciptakan dasar bagi modernisasi
Jepang, tetapi juga menandai awal dari perjalanan panjang negara ini menuju menjadi
kekuatan global yang dihormati. Pengaruh Restorasi Meiji dapat dilihat dalam berbagai aspek
kehidupan Jepang saat ini, menegaskan bahwa peristiwa tersebut adalah tonggak bersejarah
yang membentuk identitas dan kemajuan negara tersebut hingga saat ini.

10
Daftar Pustaka

Agung, Leo. 2006. Sejarah Asia Timur 1. Surakarta: Ombak


Agung, Leo. 2006. Sejarah Asia Timur 2. Surakarta: Ombak
Agung, Leo. (2012). Sejarah Asia Timur 1. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Herlina, N. (2020), Metode sejarah. In Satya Historika (Vol. 110, Issue 9).http://digi-
lib.isi.ac.id/6127/2/Pages from Metode Sejarah Revisi Akhir 2020.pdf
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 2000. Jakarta: Depdikbud
Sakamoto, Taro. 1982. Jepang Dulu dan Sekarang. Yogyakarta: Gadjah Mada.
University Press (Yayasan Obor Indonesia.)
Sininta, A.G. and Santiar, L. (2020) ‘Strategi Penerjemahan Humor Pada Novel Harry
Potter and the Philosopher’s Stone Terjemahan Bahasa Jepang’, Jurnal Kajian Jepang, 4(1),
pp. 1–29.
Situmorang, Hamzong. 2009. Ilmu Kejepangan. Medan:Usu Press
Vongel, Ezra F. 1982. Jepang Jempol Pelajaran untuk Amerika Serikat. Jakarta: Sinar
Harapan
Yeti, Nurhayati. 1987. Langkah-langkah Awal Modernisasi Jepang cetakan 1.Jakarta:
Dian Rakyat.
Yunika, N.S., Ridwan, M. and Tugiman (no date) ‘PENGARUH RESTORASI MEIJI
TERHADAP MODERNISASI DI NEGARA JEPANG TAHUN 1868-1912’, pp. 1–10

11

Anda mungkin juga menyukai