Anda di halaman 1dari 6

SISTEM PEMERINTAHAN JEPANG

Sistem pemerintahan menganut sistem pemerintahan parlementer berjenis monarki


konstitusional yang didirikan di bawah sistem pemerintahan monarki di mana raja, ratu, atau
kaisar diakui sebagai kepala negara dan biasa menganut konsep trias politika. Kepala negara
di pimpin oleh Kaisar dan kepala pemerintahan di pimpin perdana menteri. Lembaga –
lembaga pemerintahan terdiri dari Kaisar, lembaga eksekutif, legislatif, dan judisiil.
Monarki Jepang adalah monarki warisan tertua yang masih berlanjut di dunia. Wangsa
kekaisaran tersebut mengakui 125 penguasa monarki yang bermula dengan Kaisar Jimmu
(secara tradisional bermula pada 11 Februari 660 SM) dan berlanjut sampai kaisar saat ini,
Naruhito. Kaisar Jepang (Kanji: 天皇; Romaji: Tennō) adalah pemimpin keluarga kekaisaran
dan kepala seremonial negara dari sistem monarki konstitusional Jepang. Berdasarkan
konstitusi tahun 1947, kaisar adalah "lambang Negara dan kesatuan bangsa." Menurut
sejarah, kaisar juga merupakan pemegang kewenangan tertinggi agama Shinto karena dia dan
keluarganya dipandang sebagai keturunan dari dewi matahari Amaterasu, dan
kepentingannya juga menangani urusan keagamaan, termasuk ritual Shinto dan ritual seluruh
bangsa.
1. Pemerintahan Era Restorasi Meiji
Pada zaman Edo, pemerintahan dipegang oleh Shogun era Tokugawa. Kaisar hanya
menjadi figurehead. Terjadi pemberontakan yang mewakili keluarga kaisar dan
keshogunan Tokugawa. Perang Boshin ini mendesak keshogunan Tokugawa mundur
dan akhirnya kalah. Masuklah ke zaman Meiji ditandai dengan Restorasi Meiji yang
menghasilkan juga Konstitusi Meiji yang mengizinkan adanya sebuah monarki
konstitusional. Monarki Konstitusional bercampur dengan Monarki Absolut
berdasarkan model dari Prussian. Konstitusi Meiji ini menempatkan Kaisar Jepang
sebagai penguasa aktif dan mempunyai kekuasaan politik yang besar, tetapi membagi
hal ini dengan anggota parlemen yang dilantik. Berlakunya Restorasi Meiji ini
mengembalikan kekuasaan politik langsung kepada kaisar untuk pertama kalinya
setelah lebih dari seribu tahun, Jepang mengalami periode reformasi politik dan sosial
serta proses westernisasi yang bertujuan untuk mengangkat derajat Jepang hingga
sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia Barat. Sistem Aristokrasi baru muncul
dengan sebutan Kazoku. Namun, terjadinya ambiguitas dan kontradiksi dari sistem
politik ini, memicu terjadinya krisis politik atau Taishou Political Crisis. Lalu, setelah
Perang Dunia ke-2, pada Konstitusi Jepang 1947, campuran monarki absolut dan
konstitusi monarki diganti dengan konstitusi monarki dengan gaya demokarsi liberal
ala Barat.
Konstitusi Meiji sendiri adalah konstitusi yang di keluarkan pada 11 Februari 1889
dan terus mengalami pengembangan antara 29 November 1890 sampai 2 Mei 1947.
Pada kedudukan Amerika di Jepang, Konstitusi Meiji seluruhnya direvisi dan diganti
secara efektif pada 3 November 1946, hal itu menjadi Konstitusi Pasca-Perang.
Konstitusi ini menyediakan perihal Sistem Parlemen Pemerintahan dan Jaminan Hak
Asasi. Konstitusi ini terdiri dari sekitar 5.000 kata. Ia mempunyai sebuah pembukaan
serta 103 pasal-pasal, yang dikelompokkan ke dalam sebelas bab.
2. Keluarga Kaisar
ISTRI KAISAR
Kōgō ( 皇 后 ) adalah gelar bagi permaisuri atau istri utama kaisar pria. Sebelum
Restorasi Meiji, kaisar pria diperkenankan melakukan praktik poligami. Anak-anak
kaisar dengan permaisuri biasanya selalu didahulukan sebagai pewaris takhta.
Keberadaan putra-putri dari istri selir juga diakui dan mereka dapat pula menjadi
calon pewaris takhta bila permaisuri tidak memiliki keturunan. Sampai pada masa
pertengahan Heian, kaisar pria hanya memiliki satu permaisuri. Pada masa setelahnya,
kaisar kerap memiliki dua permaisuri, dengan permaisuri yang satu bergelar kōgō,
sedangkan yang lain bergelar chūgū ( 中 宮 ). Pada masa Restorasi Meiji, mulai
diperkenalkan larangan poligami di Jepang, menjadikan Kaisar Meiji sebagai kaisar
terakhir yang memiliki istri selir.
Jōkōgō ( 上皇 后 ) adalah gelar bagi purna permaisuri. Gelar ini disandang oleh istri
dari kaisar yang sudah turun takhta, seperti Michiko.
Kōtaigō (皇太后) adalah gelar bagi ibu suri. Permaisuri yang sudah menjanda akan
menerima gelar ini.
Tai-kōtaigō (太皇太后) adalah gelar bagi ibu suri tua atau ibu suri senior.
PUTRA MAHKOTA
1. Kōtaishi (皇太子) adalah gelar bagi putra kaisar yang menjadi putra mahkota. Istrinya
bergelar kōtaishihi (皇太子妃).
2. Kōshi (皇嗣) adalah gelar bagi saudara kaisar yang menjadi putra mahkota. Istrinya
bergelar kōshihi (皇嗣妃).
Dalam hukum pewarisan jepang setelah Restorasi Meiji, perempuan tidak
diperkenankan naik takhta, sehingga tidak ada gelar untuk putri mahkota.
PANGERAN
Pangeran adalah laki-laki yang silsilahnya tersambung dengan kaisar dari garis ayah.
1. Shinnō ( 親 王 ) adalah gelar bagi pangeran yang merupakan anak, cucu, dan cicit
kaisar. Gelar ini juga digunakan untuk kepala dari empat keluarga (keluarga Fushimi,
Arisugawa, Katsura, dan Kan'in) yang merupakan cabang dari keluarga utama
kekaisaran. Istri dari shinnō bergelar shinnōhi (親王妃).
2. Ō ( 王 ) adalah gelar untuk pangeran yang merupakan kerabat jauh kaisar. Gelar ini
secara resmi juga digunakan untuk merujuk pada raja non-Jepang. Istri dari non-
Jepang.
PUTRI
Putri adalah perempuan yang silsilahnya tersambung dengan kaisar dari garis ayah.
1. Naishinnō ( 内親王 ) adalah gelar untuk putri yang merupakan anak, cucu, dan cicit
kaisar.
2. Joō/Nyoō (女王) adalah gelar bagi putri yang merupakan kerabat jauh kaisar. Gelar
ini secara resmi juga digunakan untuk merujuk pada ratu non-Jepang.
Seorang putri akan kehilangan gelarnya jika menikah menurut Undang-undang
Rumah Tangga Istana tahun 1947, kecuali bila dia menikah dengan pangeran.
Perkembangan Ekonomi, Industri, dan Teknologi Jepang
1. Perkembangan Ekonomi di Zaman Meiji
Revolusi Industri di Jepang terjadi selama era Meiji. Revolusi industri dimulai sekitar
tahun 1870 ketika para pemimpin era Meiji memutuskan untuk menyusul Barat.
Pemerintah membangun rel kereta api, memperbaiki jalan, dan meresmikan program
reformasi tanah guna mempersiapkan negara untuk pembangunan lebih lanjut. Pada
tahun 1871, sekelompok politisi Jepang yang dikenal sebagai Misi Iwakura
berkeliling Eropa dan AS untuk mempelajari cara-cara barat. Hasilnya adalah
kebijakan industrialisasi yang dipimpin oleh negara yang disengaja untuk
memungkinkan Jepang dengan cepat mengejar ketinggalan. The Bank of Japan yang
didirikan pada tahun 1877, digunakan pajak dengan model dana baja dan pabrik-
pabrik tekstil.
Kereta api pertama dibuka antara Tokyo dan Yokohama pada tahun 1872 dan jalur
kereta api berkembang pesat di seluruh Jepang hingga abad ke-20.
2. Perkembangan Ekonomi di Zaman Taisho
 Pada tahun 1914, meletuslah Perang Dunia I, perang ini berlangsung di Eropa.
Pada saat berlangsungnya perang dunia, Jepang menggantikan negara-negara
Eropa untuk megekspor barang-barang komoditi industrinya ke Asia.
 Pada tahun 1918 terjadi penjarahan terhadap toko-toko beras.
 Kelas atas yang berkuasa sebelum perang secara garis besar terdiri dari
golongan kapitalis kaya, para pemilik tanah yang luas, serta politikus-politikus
dan pejabat-pejabat tinggi.
 Di balik perubahan-perubahan politik serta keterlibatan Jepang dalam Perang
Dunia I sampai Jepang berada di pihak yang menang dalam perang tersebut,
berdampak pada pertumbuhan dalam bidang perekonomian yang signifikan.
3. Perkembangan Ekonomi di Zaman Showa
 Kondisi sebelum perang dunia II : Jumlah penduduk Jepang pada awal masa
Showa berjumlah sekitar 62 juta jiwa. Kondisi perekonomian dalam negeri
mengalami goncangan seiring dengan krisis ekonomi yang melanda seluruh
dunia pada 1933.
 Kondisi setelah perang dunia II : Pada era 1950-an ekonomi Jepang
mengalami kemajuan yang pesat. Lebih dari 10 tahun setelah itu rata-rata
tingkat pertumbuhan mencapai kurang lebih 10%.

4. Perkembangan Ekonomi di Zaman Heisei-Reiwa


 1989 Gelembung Ekonomi
Harga properti (real estate dan saham) meningkat terlampau tajam (over-
valued) menyebabkan pecahnya gelembung ekonomi di Jepang.
 1990-2000 The Lost Decade
Pecahnya gelembung ekonomi menyebabkan lonjakan kredit macet
perbankan, nilai saham merosot hingga 50% di Tokyo Stock Exchange.
Diperparah dengan adanya krisis ekonomi kawasan Asia 1997-1998.
 2008 Kebangkrutan Lehman Brothers
Lehman Brothers merupakan perusahaan sekuritas asal Amerika.
Kebangkrutannya berpengaruh atas apresiasi Yen Jepang terhadap Dollar
Amerika.
 2011 Gempa Tohoku
Bencana alam gempa tohoku serta tsunami yang mengakibatkan bocornya
PLTN Nuklir Fukushima turut serta menghambat pemulihan ekonomi Jepang.
Kerugian dari bencana alam tersebut ditaksir hingga 23,5 Triliun Yen.
 2013 Abenomics
PM Jepang Shinzo Abe mengeluarkan kebijakan Three-Arrows Policy atau
lebih dikenal Abenomics yang terbukti mampu merangsang pertumbuhan GDP
nominal hingga 37 Triliun Yen dan menurunkan tingkat pengangguran
menjadi 3,1% dari 4,3%.
 2020-Sekarang Pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 mengakibatkan ekonomi Jepang mengalami kontraksi
sebesar 4,8%. Namun, pada Oktober-Desember 2020 tumbuh sebesar 12,7%
dibanding kuartal yang sama di tahun sebelumnya. Hal tersebut berkat
kenaikan ekspor dan stimulus yang sudah mencapai 3 Triliun USD sejak
Pandemi Covid-19.
INDUSTRI DI JEPANG
Sejarah perkembangan industri di Jepang sendiri dibagi menjadi dua periode.
Pertama periode modern yaitu awal dari restorasi Meiji (1868) sampai akhir
Perang Dunia ke II, di mana kapitalisme didirikan di Jepang. Kedua periode
kontemporer, yaitu dari akhir perang hingga saat ini yang mengalami
perkembangan ekonomi yang sangat cepat. Awal industri di Jepang dimulai
pada akhir 1880-an. Diawali dengan industri ringan, seperti industri tekstil
yang berkembang pesat antara tahun 1887 dan 1896. Selanjutnya antara tahun
1897-1906 mulai berkembang industri berat.
Macam-macam industry di Jepang :
a. Industry Logam
b. Industry Elektronik
c. Industry Kimia
d. Industry Otomotif
e. Industry Tekstil
f. Industri Bahan Pangan

TEKNOLOGI DI JEPANG

I. Zaman Meiji
Pada perkembangannya, Restorasi Meiji berhasil membawa
modernisasi dan westernisasi serta pengaruh yang besar dalam
berbagai sektor kehidupan di Jepang. Jepang yang pada saat itu
merupakan negara kuno dan miskin dengan sakoku-nya (isolasi)
menjelma menjadi salah satu kekuatan yang disegani di Asia Timur.
Banyak kemajuan yang dicapai di berbagai bidang industri,
pemerintahan, pendidikan, maupun militer akibat Restorasi Meiji.
Kemajuan-kemajuan tersebut dicapai hanya dalam kurun waktu kurang
dari 50 tahun. Perubahan ekonomi dan sosial berjalan sesuai dengan
transformasi politik selama periode Restorasi Meiji. Meskipun sektor
ekonomi masih bergantung pada pertanian, industrialisasi menjadi
tujuan utama pemerintah Jepang dalam mengarahkan pengembangan
industri strategis, transportasi, dan komunikasi.
II. Zaman Taisho
Pada zaman ini, dibawah kepemimpinan kaisar Taisho, Jepang terus
berkembang sebagai negara maju dan modern. Kelanjutan modernisasi
dari zaman Meiji pada saat itu semakin pesat dan drastis. Peningkatan
di setiap bidang telah menunjukkan keperkasaan Jepang di Asia dan
lebih dari pada itu, Jepang telah disejajarkan dengan negara-negara
Eropa seperti Inggris, Jerman, Belanda, Spanyol, Portugis dan negara
maju lainnya. Karena terbukanya kembali Jepang, otomatis
kebudayaan dan ilmu barat masuk ke Jepang membuat negara Jepang
mengalami perkembangan teknologi seperti pakaian Barat mulai
berkembang, seragam sekolah Jepang diganti mengenakan seragam
angkatan darat Inggris. Sedangkan kimono juga mendapatkan
pengaruh budaya Barat yaitu munculnya motif abstrak. Munculnya
motif abstrak karena pengaruh dari seni abstrak yang populer di Barat
pada awal abad 20. Karena saat itu Jepang sedang membangun industri
tekstil membuat pakaian di Jepang juga berkembang.
III. Zaman Showa
a. Siaran TV sudah ada pada Tahun 1953
b. 3 harta suci Tahun 1960 an -> TV hitam putih, kulkas, mesin
cuci
c. 3C Tahun 1970 an-> TV berwarna, mobil, AC
d. Pembukaan jaringan transportasi shinkansen tokaido (Tahun
1964)
e. Pembukaan jaringan transportasi shinkansen san’yo (Tahun
1975)
f. Pembukaan jaringan transportasi shinkansen Tohoku-Joetsu
(Tahun 1982)
g. Terowongan seikan (1980)
h. Jembatan besar seto (1980)
i. Teknologi komputerisasi
j. Pada tahun 1950 sampai 1960, pemerintah Jepang secara
intensif melakukan perlindungan terhadap industi pertaniannya.
Petani mulai menggunakan pupuk, benih dan mesin yang baru
untuk meningkatkan hasil produksi pertanian di Jepang.

Anda mungkin juga menyukai