Anda di halaman 1dari 16

NAMA : CICI MEISYARLY

NPM : 04131800057
PRODI : ILMU PEMERINTAHAN
SEMESTER : 6/B
MATA KULIAH : KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN
DOSEN PENGAMPUH : DENY NOFRIANSYAH, M.SI

A. SEJARAH KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN JEPANG

Sejarah pemerintahan Jepang dimulai dari zaman Nara(794), zaman Heian (1192)
sampai dengan zaman Meiji (1868-sekarang). Bentuk sistem pemerintahan di Jepang pada
dasarnya tidak jauh berbeda dengan bentuk pemerintahan yang ada dinegara lainnya, yaitu
antara lain adanya penguasa, administrasi pemerintahan sebagai penggerakpemerintahan,
militer selaku badan pengaman negara, dan penarikan pajak sebagaipemasukan pendapatan
negara, Pemeritahan di Jepang dalam sejarahnya menglamiberbagai perubahan disetiap fase-
fase atau zamannya. Didalam peristiwa tersebut maka kita akan mengenal
berbagaisebutan/gelar diantara gelar-gelar itu, antara lain: Kaisar (Tenno) adalah penguasa
administrasi pemerintahan tertinggi. Shogun (Jenderal) adalah pemegang tampuk kekuasaan
dari kalangan militer. Daimyo (tuan tanah) adalah penguasa yang ada terletak dibawah
kekuasaan Shogun (enderal.

Pada zaman Nara pada abad ke-8 ditandai oleh negara Jepang yang kuat. Pada tahun
710, Kaisar Gemmei mengeluarkan perintah kekaisaran yang, memindahkan ibu kota ke Heijé-
ky6 yang sekarang bernama Nara, Heljo-ky6 dibangun dengan mencontoh ibu kota Dinasti
Tang di Chang'an (sekarang disebut Xi'an-Cina). Sepanjangzaman Nara, perkembangan politi
sangat terbatas. Anggota keluarga kekaisaran berebut kekuasaan dengan biksu dan bangsawan,
termasuk dengan klan Fujiwara, Hubungan luar negeri berlangsung dengan Silla dan hubungan
formal dengan Dinasti Tang, Pada 784, ibu kota dipindahkan ke Nagaoka-ky6 untuk
menjauhkan istana dari pengaruh para biksu, sebelum akhirnya dipindahkan ke Heian-ky6
(Kyoto). Penulisan sejarah Jepang berpuncak padaawalabad ke-8 dengan selesainya
penyusunan kronik Kojiki (712) dan Nihon Shoki (720). Dalam kedua buku sejarah tersebut
dikisahkan sejarah Jepang mulai dariawal sejak zaman mitologi Jepang.Di dalamnya ditulis
tentang pendirian Jepang pada tahun 660 SM oleh Kaisar Jimmu yang keturunan langsung dari
Amaterasu, Menurutkedua kronik tersebut Kaisar Jimmu merupakan leluhur dari garis
keturunan kaisar yang sekarang, Kaisar Jimmu seringdianggap sebagai kaisar mitos arena kaisar
pertama berdasarkan bukti-bukti sejarahadalah Kaisar Ojin yang tahun-tahun masa
pemerintahannya tidak diketahui dengan jelas. Sejak zaman Nara, kekuasaan politik tidak selalu
berada ditangan kaisar, melainkan di tangan bangsawan istana, shogun, militer, dan sekarang di
tangan perdana menteri.

Pada tahun 710 terdapatkeluarga Yamato Chotei di daerah Nara (Negara Jepang),
Keluarga tersebut muncul sebagai penguasa terkuatdi Jepang, Kira-kira abad 5 sudah
menguasaihampir seluruh Jepang, Pada abad 6 mendirikan pemerintahan yang disebut Yamato
Chotei, rajanya disebut dengan Teno (kaisar), Pada perkembangan berikutnya, para kelompok
militer Taira dan Genji diundang ke Kyoto untuk mengamankan perang ang terjadi dalam
keributan keluarga Fujiwara, tetapi kemudian keluarga Genji dan Taira pun saling berperang,
Dalam peperangan tersebut dimenangkan oleh Keluarga Taira yang dipimpin oleh Taira no
kyoumori, Namun selanjutnya Minamoto no yoritomo berhasil mengalahkan keluarga Taira
tahun 1185 pada perang Dannoura. Hal ini mengakibatkan kekuasaan berpindah ketangan
Minamoto. Minamoto noyoritomo meminta persetujuan kepada kaisar supaya di angkat
menjadi Shogun (enderal) oleh karena itu lah maka sistem keshogunan di kenal di Jepang
hingga dizaman Edo (1868). Stabilitas negara Jepang yang dirintis Minamoto no Yoritomo
pada tahun 1185 tidak bertahan lama. Penguasa-penguasa militer datang dan pergisilih berganti,
dan pada tahun 1467 pemerintahan milter runtuh yang menyebabkan Jepang terjun dalam
kekacauan, Maka dimulailah Zaman Perang Antar-Klan, abad berdarah ketika para panglima
perang lokal saling bertarung untuk melindungi daerah kekuasaan,

Dari penggalan sejarah diatas dapat diketahui bahwa di Jepang para petinggi/penguasa
yang merasa memiliki kekuasaan terkuat (dalam hal ini para Daimyo dan Shogun) akan selalu
metakukan perluasan ke wilayah lainnya dengan cara saling berperang satu sama lain, baik itu
perng antar Daimyo maupun antar Klan(marga) atau disebut dengan perangsaudara,sehingga
tampuk kekuasaan selalu silih berganti darimasa-kemasa.

Di pemerintahan Jepang Tenno atau biasa disebut kaisar tidak memilki peranyang
cukupbesar dalam sejarah pemerintahan jepang darizama-kezaman, hanya pada awal
terubentuknya negara Jepang dan dizaman awal-awal saja kaisar memilliki peran yang cukup
besar sebagai pemimpin, namun dimasa atau zaman berikutnya kaisar hanya berperan sebagai
kepala negara secara de jure atau sebagai simbolsajaartinya kaisar tidak memiliki kewenangan
mengatur Negara hingga sekarang. Namun kekuasaan tertinggi sering kali berada di tangan
Shogun atau jenderal milter.

Dahulu Hingga Sekarang

Disetip zaman peran seorang kaisar mengalami berbagai perubahan, pada awalnya
Kaisar bertugas sebagaipemimpin dministrasi negara pemerintahan tertinggiyang mengatur dan
membuat kestabilan negara nmun tetap atas persetujuan pihak militer. Hal ini terlihat
padazaman ‘Asuka pada saat sepucuk suratyang disampaikan duta Kekaisaran Jepangke
Kekaisaran Cina pada tahun 607 ditulis kata-kata, "Kaisar negerimatahari terbit (Jepang)
mengirimkan suratkepada kaisar di negeri matahari terbenam (Cina). Surat tersebut
menyebabkan kemarahan kaisar

Cina Dimulai dengan Perintah Reformasi Taika tahun 645, Jepang semakin sgiat
mengadopsipraktik-praktik budaya Cina, melakukan reorganisasi pemerintahan, serta
menyusun undang-undang pidana (Ritsuryé) dengan mengikuti struktur administrasi Cina pada
waktu itu. Juga pada saat kaisar Gemmei memindahkan ibu kota Jepang ke Heijé-kyd
yangsekarangbernama Nara. Dan terakhir sebagai pendiri Jepang oleh Kaisar Jimmu pada
660SM. Namun sekarang Kaisar hanya dijadikan Simbolkekuasaan negara saa, hal ini dapat dat
dari sistem pemerintahan Jepang dalam UUD /Konstitusti terbaru Jepang yaitu Konstitusi 1947.
Konstitusi 1947 terseb utmengandung tiga (3) prinsip pokok, yaitu : (periksa, Kishomoto
Koichi, 1988: 42-44).
1. Kedaulatan rakvar dan Peranan Kaisar sebagai simbol (popular
souvereignity and the simbolic role ofthe emperor.

2. Suka perdamaian (pacifism),

3. Menghormati hak asasimanusia (respectfor fundamental human rights).


Didalam UU diatas elas bahwaperanan kaisar sebagai simbol semata

Melihat Salah Satu Kepemimpinan Shogun (Jenderal) Jepang.

Pada kesempatan kali ini kami ingin membahas lahirnya seorang pemimpin menjadi
shogun dizaman Azuchimomoyama pada tahun 1185 - 1600. Pada akhir feodalisme
pertengahan ini muncul shogun yang berasaldarigolongan. bawah, yaitu Oda Nobunaga,
Toyotomi Hideyoshi, dan Tokugawa leyashu.

Pengertian zaman Azuchimomoyama adalah zaman masa-masa yang recok karena


semua tuan tanah berusaha ingin merebut kekuasaan keshogunan. Dimana seluruh negeri terjadi
keributan-keributan karena orang-orangdarikelas bawah memberontak ingin menjatuhkan yang
atas Zaman ini disebut juga sengoku jidai, perang di seluruh negeri, Masaini berlangsung
daritahun 1573 sampai pada tahun 1603.

Pada zaman Azuchimomoyama ini Oda Nobunaga adalah atasan Toyotomi Hideyoshi,
Alasan Toyotomi Hideyoshi mau mengabdikepada Oda Nobunaga adalah karena Oda
Nobunaga memiliki visi yaitu menyatukan seluruh wilayah Jepang dalam masa-masa yang
recok, Saatitu Oda Nobunaga sudah menjadi Shogun Gjenderal), sementara Toyotomi
Hideyoshi belum. Ketika itu, ‘Toyotomi Hideyoshimasih menjadi pembantu Oda Nobunaga,
Dengan segala kepatuhan To yotomi Hideyoshi bekerja dengan rajin dan jujur maka tahap demi
tahap Toyotomi Hideyoshi diangkat menjadi Shogun (jenderal),setelah ‘wafatnya Oda
Nobunaga. Oda Nobunaga sedikit lagi dapatmenyatukan visi menyatukan seluruh wilayah
Jepang. Sehingga yang meneruskan visi ini adalah Toyotomi Hideyoshi,

Oda Nobunaga wafat dibunuh oleh anak buahnyasendiriyang bernama Akechi


Mitshuhide, Maka yang membalas dendam kematian Oda Nobunaga adalah Toyotomi
Hideyoshi, Akechi Mithsuhide dapat ditaklukan Toyotomi Hideyoshi dengan cara gencatan
senjata, Senjata diperoleh daribangsa Portugal yang masuk dari Tanega shima sebelum
wafatnya Oda Nobunaga, Dengan memiiliki senjata, Toyotomi Hideyoshi juga
dapatmenyerangdaimyo- daimyo (tuan-tuan tanah) kecil lainnya dan berhasil menyelesaikan
penyatuan seluruh wilayah Jepang, Dalam 3 tahun setelah kematian Oda Nobunaga,
ToyotomilHideyoshi menguasai setengah wilayah Jepang yang merupakan daerah terpadat dan
juga terkaya, termasuk wilayah seluas 38,600 kilometer persegi yangbelum pernah terjamah
pengaruh Oda Nobunaga, Puncakkarir To yotomi Hideyo shi adalah sebagai Daijodaijin (wakil
Kaisar) yang diangkat oleh Kaisar Go Yozei ‘Toyotomi Hideyoshilahir tahun 1536di Nakamura
(negara Jepang). Asal-usul Toyotomi Hideyoshi darikecil memiliki awal yang sederhana,
Darikecil bertekad ingin menjadi seorangpemimpin di Jepang, Selain miskin, tidak
berpendidikan, bukan berasal dar silsilah keluarga masyhur yaitu anak dari petani penggarap
miskin, dan badan yang pendek. Tetapi Toyotomi Hideyoshi tidak membiarkan segala
kekurangan itu menentukan nasib nya, melainkan memiliki semangat hidup yang jarang terliat
di dunia ini, Ambisi nya dapat tercapai menjadi seorang wakil Kaisar. Toyotomi Hideyoshi
adalah orangpertama yang mendapat gelar wakil kaisar tanpa adanya ikatan hubungan darah
dengan kaum bangsawan atau kekeluargaan.

Keruntuhan Toyotomi Hideyoshi muncul karena kesombongan nya, ingin memperluas


wilayah kekuasaan ke Korea dan China sehingga menimbulkan Perang Tujuh Tahun, Namun
Toyotomi Hideyoshi gagal dalam mewujudkannya, Sehingga Toyotomi Hideyoshi wafat dalam
pertempuran melawan Korea pada tahun 1958,

Dari kisah diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sikap jujur, uletdan rajin sertatidak
pantang menyerah membuat Toyotomi Hideyoshi menjadi Shogunterbaik diantara Sho gun
lainnya, Karena la mampu menyatukan Jepang dengan men guasaisetengah wilayah Jepang
melalui kekuasaannya.

Bagaimanakah Kepemimpinan di Jepang yang Ada Sekarang Ini,

Dalam hal ini kami akan memaparkan salah satu tradisi/keyakinan masyarakat Jepang
yang sampai saat ni masih hidup di tengah para pejabat di negriJepang, yaitu Budaya Harakiri

Dalam sejarah bangsa Jepang, harakiritumbuh di masyarakat tradisional


kalangan samurai, prajurit pengawal setia kekaisarandan telah ada sejak berabad-abad silam.
Harakiri, ang juga dikenal dengan seppuku (disembowelment-mengeluarkan isi perut)
merupakan ritual bunuh diri sebagai bagian daribushido, kode kehormatan prajurit
samuraiuntuk membayar rasamalu atas kekalahan, menghindari kemungkinan penyiksaan
ketika jatuh ke tangan musuh. tradisi yangmasih dijaga kuat oleh masyarakat Jepang

Harakiri juga kadang dilakukan sebagai bentukdari hukuman mati bagi samurai yang
telah melakukan pelanggaran serius seperti pembunuhan yang tidak beralasan, pemerkosaan,
perampokan, korupsi, pengkhianatan dan kejahatan lain yang tak termaafkan. Dalam
perkembangannya,harakiri tetap hidup sebagai spirit, falsafah dan kode etik kepemimpinan
dalam pemerintahan Jepang modern. Harakiri politi sudah menjadi hal yang lumrah, karena
semangatbushido meletakkan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi Semangat inilah
yang menjadikan Jepang dikenal sebagai bangsa beretos kerja tinggi, memiliki dedikasi dan
loyalitas yang jarangdimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Berpijak darispirit inlah Jepang
mampumengukuhkan divi sebagai salah satu negara maju di dunia, baik dalam ekonomi,
teknologi, industri maupun olahraga, Khususnya sepakbola “Harakiri politi’ yangsering
ditunjukkan para pemimpin Jepang adalah kebernian mundur dari jabatan apabila seseorang
merasa gagal dalam tugas kenegaraan, Dua contoh teranyar dari harakiri politik adalah
mundurnya Perdana Menteri Jepang Naoto Kan pada 26 Agustus 2011 akibat krisis Nuklir
pasca gempa besar (tsunami) yang melanda neger! itu dan ketidakpuasan publik dengan
penanganan pemerintah terhadap krisis itu Kemudian disusul dengan Mundurnya Menteri
Industri Yashio Hachiro pada 12 September 2011 hanya gara-garasalah ucap dengan menyebut
kata “Kota Kematian’ pasca gempa besar it. Padahal, setahun sebelumnya, pada 2 Juni 2010,
PM Jepang Yukio Hatoyama juga melakukan hal yang sama. Hatoyama yang hanya
menjabatselama 9 bulan mengundurkan diri setelah popularitasnya menurun drastis akibat
keputusannya mempertahankan pangkalan militer AS di Okinawa Mundur dari jabatan
merupakan tradisi bangsa Jepang dalam menjaga etika kepemimpinan khas samurai, Harakiri
politik, Bunuh diri kekuasaan adalah bagi pemimpin politik dan kekuasaan Jepangadalah
symbol kehormatan prajurit samurai yang telah terdidik untuk tidak menerima kekalahan,
kesalahan dan kegagalan. Menang, benar dan sukses atau mati Demi kepentingan dan
kehormatan partai (atau negara), nyawa (kepentingan pribadi) reladikorbankan. Begitu kuatnya
masyarakatepang dalam menjaga tradisi samurai, bahkanbelum lama terjadi, seorang Presiden
Perusahaan Kereta Api Hokkaido di Jepang, Naotoshi Nakajima, memilih untuk mengakhiri
hidupnya dengan harakiri (bunuh diri). la merasa bersalahatas terjadinya kecelakaan kereta api
di Hokkaido, pada bulan Met 2011 lalu, Padahalkecelakaan tersebut mengakibatkan 35
orangluka-luka, meski tidak ada korban jiwa. “Harakiri politi’ bunuh diri politi’ untuk
menyelamatkan kepentingan yang lebih besar dan menjagakehormatan sebagaiciri khas watak
ksatria sebenarnya bukan hanya tradisibangsa Jepang. Beberapa negaradidunia xyang dikenal
memiliki semangat nasio nalisme tinggi juga tak lepas dari sejarah yangsama.
B. SUPRASTRUKTUR POLITIK
            Pada umumnya struktur ketatanegaraan meliputi dua suasana tata kehidupan politik,
yaitu suasana kehidupan politik pemerintah (Suprastruktur politik/the government political
sphere) dan suasana Lembaga kemasyarakatan yang memiliki hubungan dengan Lembaga
kenegaraan (Infrastruktur politik). Suasana tata kehidupan politik tersebut terjadi di negara-
negara yang menganut sistem politik tidak absolut otoriter, yaitu pada negara-negara yang
menganut paham demokrasi.
            Jepang sebagai salah satu negara demokrasi juga mempunyai struktur ketatanegaraan
sebagaimana yang disebutkan diawal, struktur kenegaraan tersebut meliputi supra struktur
politik dan infra struktur politik. Hal ini dapat dilihat dalam Konstitusi Jepang yaitu Konstitusi
1947.
            Supra struktur politik meliputi lembaga-lembaga kenegaraan atau Lembaga-lembaga
Negara atau alat –alat Pelengkap Negara. Dengan demikian, supra struktur politik Negara
Jepang menurut Konstitusi 1947, meliputi :
A.  Lembaga Legislatif (legislature), yaitu National Diet (Parlemen Nasional)
B.  Lembaga Eksekutif (Executive), yaitu Cabinet (Dewan Menteri), yang dipimpin oleh
seorang Perdana Menteri.
C.  Lembaga Yudikatif (Judiciary), yaitu Supreme Court (Mahkamah  Agung).
C. INFRASTRUKTUR POLITIK

Infrastruktur politik meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan


lembaga-lembaga kemasyarakatan, yang dalam aktivitasnya mempengaruhi (baik secara
langsung maupun tidak langsung) lembaga-lembaga kenegaraan dalam menjalankan fungsi
serta kekuasaannya masing-masing.
Infrastruktur ini terdiri dari lima 5 komponen/unsur, yaitu :
1. Partai politik (political party)
2. Golongan kepentingan (interest group), terdiri dari : Interest group asosiasi,Interest group
institusional,Interest group non asosiasi,Interest group yang anomik
3. Golongan penekan (pressure group)
4. Alat komunikasi politik (media political communication)
5.  Tokoh politik (political figure)
D. SISTEM PEMERINTAHAN JEPANG
Membicarakan sistem pemerintahan suatu negara berarti membicarakan hubungan antar
sub-sistem pemerintahan, yang meliputi semua lembaga-lembaga negara atau alat-alat
perlengkapan negara yang ada  pada suatu negara itu, untuk mencapai tujuan suatu negara
misalnya hubungan antara lembaga-lembaga eksekutif, legislatif dan yudisikatif. Sedangkan
sistem pemerintahan dalam arti sempit, hanya membicarakan hubungan antar lembaga eksekutif
dan lembaga legislatif dalam suatu negara.
Dengan demikian membicarakan sistem pemerintahan Jepang (dalam arti luas) berarti
membicarakan hubungan antar organ-organ negara atau lembaga-lembaga negara yang ada di
Jepang (dalam supra struktur politik), yaitu antar :
1. Lembaga Eksekutif (Executive), yaitu Cabinet (Dewan Menteri) yang dimpin oleh Perdana
Menteri.
2  Lembaga Legislatif (Legislature), yaitu National Diet (Parlement Nasional).
3. Lembaga Yudikatif (Judiciary), yaitu Supreme Court (Mahkamah Agung).
Jepang menganut sistem pemerintahan parlementer, oleh karena itu kekuasaan lembaga
–lembaga negara tersebut tidak terpisah, melainkan terdapat hubungan timbal balik yang sangat
erat. Hal ini berbeda dengan sistem pemerintahan presidensial yang didalam pemerintahannya
terdapat pemisahan kekuasaan secara tegas (separation of power) antara lembaga negara yang
ada.
Sistem pemerintahan Jepang menurut konstitusi 1947 dapat digambarkan dalam bagan
sebagai berikut :
Penjelasan :
A.        Kekuasaan Eksekutif yang dipegang oleh kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri secara
kolektif bertanggung jawab kepada Parlemen di Legislatif dan Perdana Menteri di Eksekutif
dapat membubarkan Parlemen di Legislatif,akan tetapi hanya dapat membubarkan Majelis
Rendah/House of Councellors nya saja.
B.        Parlemen di Legislatif mengangkat atau menunjuk Perdana Menteri yang berada di Eksekutif
dan calon tersebut harus orang sipil dan harus dari anggota Parlemen/Diet
C.        Kabinet di Eksekutif menunjuk Ketua Mahkamah Agung di Yudikatif termasuk juga
Mahkamah Agung yang terdiri dari Hakim Agung dan 14 hakim lainnya juga dipilih dan
diangkat oleh Kabinet. Hukum-hukum pengadilan dibawah Mahkamah Agung dipilih dan
diangkat oleh Kabinet dari daftar yang diusulkan Mahkamah Agung.
D.        Mahkamah Agung di Yudikatif mengawasi Kabinet di Eksekutif dalam melaksanakan
Konstitusi 1947.
E.         Mahkamah Agung mengawasi jalannya/pelaksanaan tugas-tugas Parlemen misalnya dalam
pembuatan Undang-Undang. Mahkamah Agung memiliki kekuasaan untuk menentukan aturan
prosedur dan praktek, masalah-masalah yang berhubungan dengan hakim, disiplin pengadilan,
dan adm. Hubungan Yudisial.
F.         Hubungan Impeachment, yaitu Parlemen di Legislatif dapat memanggil Mahkamah Agung
untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, atau dapat menuduh Mahkamah Agung tidak
melaksanakan tugasnya dengan baik.

Peran Tenno/Kaisar ( Berada di luar bagan )


Didalam Konstitusi 1947 Kedudukan kaisar Jepang adalah hanya sebagai simbol negara
dan pemersatu rakyat dalam menjalankan peran yang murni bersifat seremonial tanpa
kedaulatan yang sesungguhnya. Jadi walaupun Kasiar adalah kepala negara namun fungsinya
sebagai seremonial belaka. Sehingga Kaisar Jepang hanya bertindak sebagai kepala negara yang
mengurusi segala urusan yang berhubungan dengan diplomatik. 
Peran People/Rakyat ( Berada di dalam bagan )
Peran rakyat di era Konstitusi Meiji tahun 1889,  hanya memilih anggota Shūgi-in
(Majelis Rendah) dan sedangkan anggota Kizoku-in (Majelis Tinggi) diangkat dari keluarga
kekaisaran, bangsawan, dan orang-orang yang ditunjuk oleh kaisar. Sedangkan  konstitusi 1947
sekarang menetapkan rakyat untuk memilih  Majelis Rendah Jepang dan Majelis Tinggi Jepang.
Kedua majelis dipilih secara langsung melalui sistem pemilihan paralel.  Serta secara nasional
bisa melakukan review terhadap hakim MA.
E. SISTEM PARLEMEN JEPANG
Konstitusi (Undang-Undang Dasar) Jepang yang mulai berlaku pada tahun 1947,
menetapkan kemandirian tiga badan pemerintahan - badan legislatif (Diet atau Parlemen),
badan eksekutif (kabinet), dan badan yudikatif (pengadilan).
Diet, yaitu parlemen nasional Jepang, adalah badan tertinggi dari kekuasaan negara, memiliki
fungsi antara lain sebagai berikut :
1.Satu-satunya aparatur negara yang menciptakan undang-undang di Jepang
2.Menyetujuianggarannegara
3.Meratifikasi perjanjian negara
Diet terdiri dari Majelis Rendah dengan 480 kursi dan Majelis Tinggi dengan 242 kursi
di pemilu. Kedua majelis dipilih secara langsung melalui sistem pemilihan paralel. Semua
rakyat Jepang dapat memberikan suaranya dalam pemilihan setelah mencapai usia 20 tahun.
Keanggotaan parlemen terbuka kepada warga Jepang yang berusia sekurangnya 25 tahun
(untuk Majelis Rendah) dan 30 tahun (untuk Majelis Tinggi). Anggota Majelis Tinggi dipilih
dalam pemilu setiap enam tahun sekali, separuh diantaranya dipilih setiap tiga tahun sekali.
Sedangkan Majelis Rendah dipilih setiap empat tahun sekali. Majelis Rendah dapat dibubarkan
oleh Perdana Menteri atau melalui mosi tidak percaya, sedangkan sebaliknya  Majelis Tinggi
tidak dapat dibubarkan. Meskipun demikian, Majelis Rendah merupakan majelis yang lebih
kuat dibandingkan dengan Majelis Tinggi, hal ini dikarenakan anggota Majelis Rendah
memiliki kekuasaan untuk dapat membatalkan veto yang telah ditetapkan Majelis Tinggi
dengan mayoritas sebesar 2/3. Dengan kata lain, apabila sebuah rancangan Undang-Undang
dilewatkan oleh Mejalis Rendah tetapi telah diveto oleh Majelis Tinggi, Majelis Rendah dapat
melewati atau membatalkan keputusan yang dibuat Majelis Tinggi dengan sebuah veto yang
menghasilkan persetujuan sebesar 2/3. Jadi dalam kasus persetetujuan, dana dan pemilihan
perdana menteri, Majelis Tinggi hanya dapat menunda pelaksanaan saja.
Jepang menganut sistem pemerintahan parlementer seperti Inggris dan Kanada. Rakyat
Jepang tidak memilih perdana menteri secara langsung. Para anggota Diet memilih perdana
menteri dari anggota parlemen mereka sendiri. Perdana menteri membentuk dan memimpin
kabinet menteri negara. Perdana Menterilah yang memiliki peranan menjalankan roda
pemerintahan di Jepang. Sementara Kaisar hanya memainkan peranan dalam upacara-upacara
istiadat dan tidak memiliki kekuasaan apapun yang berkaitan dengan pemerintahan negara. 
F. SISTEM KEPARTAIAN JEPANG
Jepang sebagai suatu negara yang menganut sistem politik demokrasi, tidak dapat
meniadakan hidup dan berkembangnya partai politik, dengan kata lain adanya partai politik
merupakan salah satu ciri bahwa Jepang merupakan negara demokrasi. Sampai saat ini, Jepang
menganut sistem politik multi partai (banyak partai), yaitu ada enam partai besar antara lain :
1. Liberal Democratic Partay (jiyu Minshuto or Jiminto), yang banyak didukung oleh birokrat,
pengusaha, dan petani.
2.  The Japan Socialist Party (nippon S Hakaito), yang didukung oleh buruh(sayap kiri).
3.  The Komneito (Clean Goverment Party), yang didukung para penganut agama Budha.
4.  The Democatic Socialist Party (Minshato), yang didukung oleh buruh (sayap kanan).
5.   The Japan Communist Party (Nihon Kyosanto), yang didukung oleh komunis.
6.   The United Social Democratic Party (Shakai Minshu Rengo of Shminren), merupakan
partai termuda dan terkecil di Jepang, merupakan sempalan JSP (sosialis sayap kanan).
G. SISTEM PEMILU JEPANG
Terdapat 2 Sistem pemilihan umum di Jepang, yang dibagi atas :
1. Sistem pemilihan yang bersifat nasional. Anggota parlemen majelis tinggi maupun majelis
rendah dipilih secara nasional oleh seluruh rakyat Jepang dimana setiap calon anggota
dicalonkan oleh partai baik melalui single-seat contituencies maupun proportional
representation.
2. Sistem pemilihan daerah, yang memilih kepala pemerintahan daerah dan DPRD, masing –
masing diatur oleh tiap prefektur ( propinsi ) dan desa.
Pemilihan berlangsung di bawah pengawasan pusat komite administrasi pemilihan dan undang-
undang pemilu Jepang.

Anda mungkin juga menyukai