Anda di halaman 1dari 15

Geografis

KONDISI GEOGRAFIS Kabupaten Sukoharjo merupakan kabupaten terkecil kedua di Propinsi Jawa Tengah, Secara geografis, terletak diantara Bagian ujung timur 110. 57O BT, Bagian Ujung Sebelah Barat 110 42O BT, Bagian Ujung Sebelah Utara7 32O LS,Bagian Ujung Sebelah Utara 7 49O 32.00O LS. Dengan luas 46,666 Km2, atau 1,43% luas wilayah Propinsi Jawa Tengah. Kabupaten Sukoharjo memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut : Utara Selatan Timur Barat : Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar Kabupaten Gunung Kidul (DIY) dan Kabupaten : Wonogiri : Kabupaten Karanganyar : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten

Secara topografi terdiri atas daerah dataran rendah dan perbukitan. Daerah dataran rendah merupakan kawasan di bagian Utara, daerah perbukitan merupakan kawasan di bagian Selatan dan Timur. Sesuai dengan letak geografis, dipengaruhi iklim daerah tropis yang dipengaruhi oleh angin muson dengan 2 musim, yaitu musim kemarau pada bulan April September dan musim penghujan antara bulan Oktober Maret. Curah hujan tahunan rata-rata sebesar 2.790 mm, suhu udara berkisar antara 230C sampai dengan 340C, dengan kelembaban udara tahunan rata-rata 77%. Kabupaten Sukoharjo dalam suatu sistem hidrologi, merupakan kawasan yang berada pada aliran sungai Bengawan Solo, mengalir beberapa sungai yang tergolong besar seperti yaitu Sungai Bengawan Solo, Sungai Proyek Waduk Gajah Mungkur. Sebagai Daerah aliran, dengan sendirinya merupakan daerah limpasan debit air dari sungai yang melintas dan sering mengakibatkan terjadinya banjir pada musim penghujan. Pola tata guna lahan terdiri dari Perumahan, Tegalan, Kebun campuran, Sawah, Perusahaan, Jasa, Industri dan Penggunaan lainnya dengan sebaran sawah sebesar 45,26 %, dan lahan bukan sawah 54,74%, dari lahan sawah tersebut terdiri dari 70,17% irigasi teknis, irigasi setengah teknis 8,98%, irigasi sederhana 9,17% dan sawah tadah hujan 11,67 %.

Sejarah Sukoharjo

SEJARAH BERDIRINYA KABUPATEN SUKOHARJO

Pada masa pendudukan Jepang, wilayah Karesidenan Surakarta pernah merupakan Daerah Istimewa yang dikenal dengan Solo Ko (Kasunanan) dan Mangkunegaran Ko (Mangkunegaran). Wilayah Mangkunegaran meliputi daerah Kabupaten Karanganyar, Wonogiri, dan sebagian kota Solo. Sedangkan wilayah Kasunanan meliputi daerah Kabupaten Sragen, Klaten, Boyolali, dan Kabupaten Kutha Surakarta. Sukoharjo pada waktu itu hanya merupakan suatu daerah tepi dengan pimpinan pemerintahan tertinggi adalah Wedono, tak ubahnya dengan Bekonang, dan Kartasura. Kawedanan Sukoharjo, Bekonang, dan Kartasura ini menjadi satu masuk wilayah Kabupaten Kutha Surakarta, di bawah pemerintah Kasunanan. Pada tanggal 27 Mei 1946 Kabupaten Karanganyar secara defakto menyatakan diri lepas dari pemerintahan Mangkunegaran. Hal ini kemudian diikuti oleh Kabupaten Boyolali dan Sragen yang juga menyatakan diri lepas dari pemerintahan Kasunanan. Kabupaten Kutha Surakarta kemudian diputuskan pindah ke Sukoharjo. Bersamaan dengan munculnya gerakan anti Swapraja dan berbagai dukungan untuk membentuk pemerintah Kota Surakarta, akhirnya dengan suatu kebulatan tekad dari Wong Solo, mereka menyatakan berdirinya Pemerintah kota Surakarta yang lepas dari Kasunanan pada tanggal 16 Juni 1946. Tanggal ini kemudian menjadi hari lahir Pemerintah Daerah Kotamadya Surakarta. Kemudian disusul keluarnya Penetapan Pemerintah Nomor: 16/SD tanggal 15 Juli 1946lingkungan Karesidenan Surakarta dibentuk suatu daerah baru dengan kota Surakarta yang dikepalai oleh seorang Walikota. yang isinya antara lain menyebutkan bahwa di dalam Dengan keluarnya Penetapan Pemerintah Nomor: 16/SD tanggal 15 Juli 1946, maka secara formal Pemerintah Kasunanan dan Mangkunegaran dipandang sudah tidak ada lagi, dan wilayah-wilayahnya untuk sementara menjadi wilayah Karesidenan Surakarta. Ini berarti wilayah Karesidenan Surakarta terdiri dari bekas wilayah-wilayah Mangkunegaran yaitu Kabupaten Karanganyar dan Wonogiri, serta bekas wilayah Kasunanan yaitu Kabupaten Klaten, Sragen, Boyolali, dan Sukoharjo (Kawedanan Sukoharjo, Bekonang, Kartasura), ditambah Kotamadya Surakarta. Keadaan ini mengilhami para pemimpin pada waktu itu untuk membentuk kabupaten baru di luar kota Surakarta agar ketiga kawedanan (Sukoharjo, Bekonang, Kartasura) dapat dibina dalam satu naungan pemerintah kabupaten. Kemudian secara spontan KNI Daerah Surakarta menunjuk KRMT Soewarno Honggopati Tjitrohoepojo untuk menjadi Bupati. Atas dasar tersebut di atas serta pertimbangan analisa, logis dan kronologis yang dikaitkan dengan landasan yuridis meskipun landasan yuridis itu tidak bersifat mengatur

secara khusus, maka pada hari Senin Pon tanggal 15 Juli 1946, saat ditetapkannya Penetapan Pemerintah Nomor: 16/SD tersebut ditetapkan menjadi Hari Lahir Kabupaten Sukoharjo. Penetapan ini kemudian dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Sukoharjo No. 17 tahun 1986 tentang Hari Lahir Kabupaten Sukoharjo, yang disahkan dengan SK Gubernur KDH Tingkat I Jawa Tengah tanggal 15 Desember 1986 No. 188.3/480/1986 dan diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Dati II Sukoharjo No. 3 Tahun 1987 Seri D No.2 tanggal 9 Januari 1987. Dasar hukum Hari Lahir Sukoharjo adalah : 1. Penetapan Pemerintah Nomor: 16/SD. 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950, tentang Pembentukan DaerahDaerahKabupaten diwilayah Provinsi Jawa Tengah. 3. Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Sukoharjo No. 17 tahun 1986 tentang Hari Lahir Kabupaten Sukoharjo, yang disahkan dengan SK Gubernur KDH Tingkat I Jawa Tengah tanggal 15 Desember 1986 No. 188.3/480/1986 dan diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Dati II Sukoharjo No. 3 Tahun 1987 Seri D No.2 tanggal 9 Januari 1987.

WISATA DAN BUDAYA DI SUKOHARJO


TENGKLENG KAMBING

Tengkleng merupakan makanan khas Sukoharjo dengan bahan kaki dan kepala kambing muda yang diolah khusus sehingga mempunyai cita rasa yang spesial. Makanan tengkleng dibuat berdasarkan pesanan, pembuatnya banyak dijumpai di Desa Cemani Kecamatan Grogol.
GEMPOL PLERET

Gempol pleret merupakan minuman khas yang berbahan dasar tepung beras yang dibuat bulat-bulat, disajikan dengan menambah gula aren atau kelapa dan jika dicampuri es akan menambah segarnya minuman. Gempol pleret banyak dijumpai di Desa Wirun Kecamatan Mojolaban. KRASIKAN DAN JENANG DODOL

Komunitas industri krasikan banyak dijumpai di Desa Tangkisan, Kecamatan Tawangsari. Jenang Dodol juga makanan yang berbahan dasar ketan dan terasa manis. Produksinya juga masih menggunakan tehnik tradisional, dan sebagian besar merupakan industri rumah tangga masyarakat setempat.
NASI LIWET

Nasi Liwet terbuat dari terbuat dari beras yang ditanak setelah dibumbui dengan racikan bumbu khusus kemudian diliwet. Penyajian ditambah dengan santa kelapa, telur dan daging ayam yang dimasak ingkung. Sentra pedagang nasi liwet banyak dijumpai di Desa Duwet dan Manuran, Kecamatan Baki. PANDAWA WATER WORLD

Berlokasi di Solo Baru, Grogol Sukoharjo itu, bukan lah kolam renang biasa, melainkan kolam renang dengan aneka permainan lebih bersifat petualangan. Pengunjung objek wisata ini bukan saja turis domestik, tetapi juga mancanegara. Pengunjung memasuki objek wisata ini langsung menatap dunia pewayangan dalam ukuran raksasa. Patung Pandawa lima yang dibangun untuk memperindah pemandangan dibuat dalam ukuran besar. Patung Kresna setinggi 37 meter nampak gagah menghiasi gua buatan yang di bawahnya dikitari genangan air kolam. Banyak wahana petualangan air yang menarik seperti bungy jumping, black hole, bungy river, wave pool, raf slide, racer slide, kiddy pool, dan wahana yang lainya.

MAKAM KI AGENG PURWOTO SIDIK

Semasa hidupnya Ki Ageng Purwoto Sidik merupakan guru dari Joko Tingkir yang menjadi raja di Kerajaan Pajang. Lokasi makam di Dusun Sarena, Jatingarang, Kecamatan Weru Sukoharjo. Makam ini terdapat Sendang Baru Biru dan ada sendang lain di petilasan, yakni Margojati, Bendo, Gubak warak, Ndanumulyo, Siluwih, dan Sepanjang. MAKAM KI AGENG SUTAWIJAYA

Makam ini terletak di puncak bukit setinggi kurang lebih 60 meter di pegunungan Kendeng Kidul atau Desa Majasto Kecamatan Tawang Sari. Makam Ki Ageng Sutowijoyo atau dikenal dengan nama Bumi Arum majasto, konon pemakaman dikubur sangat dangkal, tetapi tidak menimbulkan bau. Ki Ageng Sutowijoyo (joko Bodho) adalah putra ke 107 Raja Majapahit Prabu Brawijaya V dan merupakan santri kesayangan Sunan Kalijaga. PETILASAN KRATON PAJANG

Joko Tingkir merupakan penguasa dan Raja Kraton Pajang, serta tempat inilah petilasan Kraton Kerajaan Pajang, di kampung Pajang Kecamatan Kartasura disampingnya terdapat aliran sungaiyang menembus Sungai Bengawan solo. Beberapa peninggalan Kraton Pajang dapat dilihat di lokasi itu.

KRATON KARTASURA

Banyak peninggalan atau petilasan yang membuktikan keberandaan Kraton Kartasura sebelum pindah ke Surakarta, antara lain Alun-alun, Kolam Segaran (sekarang menjadi lapangan), Gedong Obat yang dulu gudang mesiu, tembok belubang akibat geger pecinan, sumur amduspkp yang digunakan untuk memandikan pusaka-pusaka kerajaan, Makam BRAy Sedah Mirah, tembok benteng dari batu bata setebal dua hingga tiga meter, dan mesjid yang diabngun Sunan Paku Buwono II. PESANGGRAHAN LANGENHARJO

Pesanggrahan Langenharjo terletak di tepi sebelah utara Sungai Bengawan Solo tepatnya di Kampung Langenharjo. Pasanggrahan ini dibangun oleh Paku Buwono (PB) IX setelah menjalani topo ngeli di Sungai Bengawan Solo tahun 1870, dan kini dilanjutkan oleh keluarga Kraton Kasunanan Surakarta untuk tempat rekreasi. Dibeberapa tempat terdapat ruangan khusus bertapa. Ada yang hanya untuk raja dan Keturunannya yang boleh masuk dan ada pula tempat bersemedi yang diperbolehkan bagi masyarakat umum dengan maksud mendapatkan ketenangan jiwa. DAM COLO

Dam yang terletak di Kecamatan Nguter tersebut sebebanrnya adalah sebuah pintu air dari aliran air Waduk Gajah Mungkur Wonogiri untuk keperluan irigasi atau pengairan di wilayah Sukoharjo. Kemegahan besarnya pintu air dan suasana air yang mengalir merupakan daya tarik tersendiri dari Dam Colo menjadi favorit para pemancing.

WADUK MULUR

Waduk yang terletak di Desa Mulur, Kecamatan Bendosari biasa digunakan untuk olahraga air atau event lomba dayung, sky air dan motor air. Disamping itu Waduk Mulur terdapat lapangan bumi perkemahan untuk kegiatan kepramukaan. Waduk Mulur juga merupakan salah satu atau tempat favorit untuk wisata bagi para pemancing. SENDHANG KI TRUNO LELE

Sebelum masuk kawasan wisata Batu Seribu terdapat Sendang Ki Truno Lele yang mana di dalam sendang terdapat ikan lele yang dikeramatkan oleh penduduk sekitar.Suasana di sendang sangat teduh dengan adanya beberapa pohon yang rindang. Dibelakang sendang terdapat pancuran dengan air alam yang jernih penyegarkan, dan untuk bersantai terdapat Bangsal Petilasan Ki truno Lele. Bangsal yang terbuat dari bambu di sebelah atas terdapat batu besar yang dahulu pada zaman penjajahan Belanda dipakai oleh Pangeran Sambernyawa atau Raden Mas Said untuk menyusun strategi perang. Sejauh 20 meter dari arela itu juga terdapat Sendang Ayu.
GUNUNG SEPIKUL

Wisata ini terletak 20 kilomter sebelah seletan Kota Sukoharjo tepatnya di Desa Gentan, Kecamatan Bulu. Bagi para pencinta petualangan alam suatu pengalaman yang menantang untuk menyusuri atau pendakian Gunung Sepikul. Pada musim panen yang turun dari gunung. Gunung itu dipercaya sebagai batu yang ditinggalkan Bandung Bondowoso waktu membangun Candi Prambanan.
UMBUL PECINAN BATU SERIBU

Objek wisata Batu Seribu terletak di Desa Gentan Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo atau dibagian selatan pusat pemerintahan merupakan wisata alam yang indah menyegarkan. Suasana alam yang teduh penuh pepohonan menjadi daya tarik objek wisata ini, terdapat tiga kolam renang dengan air yang jernih dari mata air alami yakni Umbul Pacinan. Air yang keluar alami dari sela-sela batu dan pepohonan. Wisatawan sambil menikmati suasana alam, juga menikmati makanan khas desa setempat, pencel lontong. Selain itu, kawasan tersebut juga tersedian taman arena bermain anak-anak, panggung gembira, jelajah alam, out bond, dan bumi perkemahan. Diperbukitan di atasnya ada sebuah gardu pandang untuk melihat keindahan daerah itu dari ketinggian. Pada lokasi tersebut setiap tahun diadakan event Padusan dalam rangka menyambut datangnya bulan Ramadhan dan syawalan yang mampu menyedot ribuan pengunjung.
DESA WISATA WIRUN

Desa Wisata Wirun menjadi salah satu desa wisata yang paling dikenal di Sukoharjo karena banyaknya potensi wisata yang dimiliki kawasan itu. Desa yang berada di Kecamatan Mojolaban itu pun memiliki akses yang mudah untuk dituju dari Kota Solo dan Karanganyar. Berjarak satu kilometer dari Kota Solo, Desa Wirun menjadi lokasi yang banyak dikunjungi wisatawan lokal hingga mancanegara. Salah satu potensi terbesar yang membuat Wirun dikenal secara global adalah pembuatan kerajinan gamelan oleh para warga desa. Selain gamelan, pembuatan kerajinan yang digeluti sebagai mata pencaharian warga setempat adalah kerajinan kain jumputan yang telah diekspor ke luar negeri, kerajinan wayang kertas, kerajinan keris, kerajinan genteng, kerajinan batik kayu, dan budidaya tanaman bonsai.

Suguhan kesenian lokal seperti kethoprak, jathilan, dan karawitan menjadi daya tarik tersendiri untuk menyambut para turis asing yang berwisata ke Dewa Wirun. Di itu, para wisatawan yang didominasi warga negara Belanda biasanya datang untuk menetap selama satu hingga dua hari untuk belajar tentang pembuatan kerajinan seperti gamelan dan wayang di rumah-rumah penduduk. Karena lokasinya yang relatif cukup jauh dari kawasan kota Solo, rumah penduduk setempat pun banyak yang disewakan bagi warga asing dan wisatawan lokal pada masa-masa ramai kunjungan wisatawan. Penjualan gamelan menjadi potensi yang diunggulkan karena pemasarannya yang mencapai luar negeri. BATIK

Batik Kelengan yang banyak diproduksi di Kecamatan Mojolaban Sukoharjo menjadi salah satu kain khas yang dimiliki kota Makmur. Batik dengan warna dasar hitam ini dikreasikan dengan berbagai macam motif dan warna yang membuat kreasi konveksi ini kaya akan koleksi. Koleksi batik ini pun dijual dalam bentuk kain potongan yang dijual dengan harga Rp40 ribu hingga Rp125 ribu per potong yang disesuaikan dengan kain bahan dasar batik. Penjualan batik ini tidak terbatas pada kabupaten Sukoharjo saja. Beberapa penjual memasok dan memasarkan dagangannya di Pasar Klewer Solo yang menjadi sentra penjualan batik di kota itu. Selain perajin batik Kelengan, Sukoharjo juga memiliki pengusaha batik soga yang menggunakan pewarna alami dalam pewarnaan kain. Produksi dan penjualan batik di Sukoharjo mengalami peningkatan signifikan sejak 2007 lalu dengan adanya kebijakan untuk mejawibkan para pegawai negeri sipil maupun swasta untuk mengenakan batik sebagai seragam kantor. Kreasi dan inovasi pun terus dikembangkan oleh para perajin seiring berkembangnya zaman dan batik menjadi salah satu sektor industri yang menjanjikan.
MEBEL KAYU

Tidak hanya memproduksi mebel berbahan rotan, industri mebel kayu di Sukoharjo terhitung cukup maju dengan berkembangnya beberapa perajin. Industri ini pun sempat berjaya pada awal tahun 2000 dan menembus pasar internasional dengan pengiriman ekspor ke Amerika Serikat dan Eropa. Kini, para perajin mulai mengembangkan wilayah cakupan ekspor ke Kanada dan Afrika Selatan dengan mengembangkan kreasi perabot rumah tangga yang tidak

hanya terpatok pada warna dasar coklat pada kayu saja.Kreasi berupa penggunaan cat warnawarna terang menjadi daya tarik baru dalam industri mebel kayu ini. Perabot rumah tangga seperti kursi, meja, dan lemari menjadi jenis hasil mebel yang dominan dibuat oleh para perajin yang sebagian besar bermukim di Kecamatan Sukoharjo.
KALIGRAFI

Kerajinan kaligrafi berbahan dasar kulit kambing menjadi komoditas ekspor yang menjanjikan dari Sukoharjo. Bersentra di kawasan Telukan, Grogol, perajin membuat bahan kulit kambing menjadi hiasan cantik. Hiasan ini banyak diminati di negara-negara Timur Tengah seperti Turki dan Iran dengan pengiriman mencapai 100 ribu buah kerajinan kaligrafi. Kerajinan ini dipasarkan dengan rentang harga Rp8 ribu hingga Rp60 ribu per buah yang disesuaikan dengan besar kecilnya ukuran kaligrafi dan tingkat kesulitan pembuatannya.

ALKOHOL / ETHANOL

Produksi alkohol atau ethanol di Sukoharjo menjadi salah satu industri terbesar di Indonesia. Berpusat di Kecamatan Mojolaban, industri ini mencapai penjualan skala besar di seluruh Indonesia. Para konsumen yang menjadi pembeli rutin produk alkohol yang dibuat di kawasan itu adalah perusahaan-perusahaan besar yang tersebar di skala nasional. Sebagian besar perajin alkohol tersebut adalah perajin skala rumahan yang dapat memproduksi sekitar 20.000 hingga 25.000 liter alkohol setiap bulan.

MEBEL ROTAN

Kawasan Trangsan di Kecamatan Gatak menjadi sentra industri mebel rotan di Sukoharjo. Perabot rumah tangga seperti meja, kursi, dan lemari menjadi koleksi yang wajib dibeli jika menyambangi kawasan Trangsan yang berada di barat Sukoharjo itu. Koleksi yang beragam dan kreatif dari para perajin akan memanjakan para konsumen yang ingin melengkapi kebutuhan perabot rumah tangga. Meskipun sebagian besar perajin mebel rotan di sentra Trangsan adalah perajin berskala rumahan, setiap bulannya para perajin dapat memproduksi 100 hingga 1.000 buah kerajinan rotan seperti perabot kursi dan meja. Penjualan mebel rotan ini telah mencapai penjualan berskala nasional.

JAMU

Kabupaten Sukoharjo khususnya Kecamatan Nguter merupakan sentra penjualan jamu tradisional yang cukup dikenal di Indonesia. Hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya pedagang kios jamu tradisional yang terletak di Pasar Nguter Sukoharjo. Dari 250 pedagang yang ada, 33 diantaranya khusus berjualan jamu tradisional . Pembelinya tidak hanya datang dari Sukoharjo dan sekitarnya, tetapi banyak juga yang berasal dari luar Jawa. Pelanggan cukup memesan melalui surat atau telepon, kemudian barang pesanan segera dikirim melalui pos atau perusahaan ekspedisi. Jenis serbuk jamu yang dihasilkan hampir sama antara satu pengusaha dengan pengusaha lainnya. Yang membedakan adalah komposisi, variasi, dan mereknya. Rata-rata seorang pengusaha menjual 10 30 jenis jamu, walaupun ada juga yang

menjual 75 jenis jamu. Pengusaha jamu tersebut tidak menanam tanaman bahan jamu sendiri, tetapi mendapatkannya dari pemasok bahan baku dalam bentuk kering.
PULUNG LANGSE

Pulung Langse adalah upacara ritual tahunan untuk mengganti kain kelambu penutup makam Ki Ageng Balak. Upacara ini diselenggarakan pada setiap hari Minggu terakhir di bulan Suro. Sebelum dipasang pada makam, kain yang akan dipasang diarak keliling kampung sedangkan kain bekas penutup makam yang telah dilepas dicuci di sungai Ranjing beramai-ramai, kemudian dipotong-potong menjadi potongan berukuran kecil yang lalu diperebutkan oleh peziarah dan masyarakat lokal karena mereka percaya dengan memiliki potongan kain tersebut, mereka akan mendapatkan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa dan dapat mengatasi permasalahan hidupnya. Ada beberapa acara yang menyertai uapacara ritual Pulung Langse seperti pertunjukan wayang kulit semalam suntuk, kegiatan keagamaan dan beberapa hiburan.

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KEKAYAAN LOKAL KABUPATEN SUKOHARJO

NAMA NIM FAKULTAS PRODI

: ARGAWI KANDITO : 12868 : PERTANIAN : ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

Anda mungkin juga menyukai