BAB II
PROFIL KOTA PUSAKA
2.1.3. Probolinggo Pada Masa Kerajaan Supit Urang (Abad XVI - XVII)
Kerajaan Supit Urang sering disebut Sengguruh. Sesudah runtuhnya kerajaan
Majapahit pada 1527, di Sengguruh untuk beberapa lama masih berlaku kekuasaan
keturunan patih Majapahit, yang (menurut Tome Pires sebagai Gusti Pate) pada hari-
hari terakhir kerajaan itu masih berkuasa. Kerajaan-kerajaan di Jawa Timur, menurut
penulis Portugis itu pada sekitar tahun 1515 diperintah oleh anak laki-laki Gusti Pate
dari Sengguruh. Sengguruh tunduk pada kekuasaan maharaja Hindu. Pusat
pemerintahannya terletak di bagian hulu sungai Brantas, di Malang Selatan. Menurut
cerita tutur Jawa, di Sengguruh inilah terjadi pertempuran terakhir melawan tentara
Islam oleh para pengikut atau keluarga patih Majapahit terakhir yang belum masuk
Islam. Mengenai soal ini terdapat kesesuaian antara Serat Kandha, babad Sangkala,
5
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
dan cerita tutur Jawa. Menurut Rouffaer, kerajaan itu merupakan kelanjutan dari
kerajaan Singasari. Wilayahnya meliputi: Pasuruan, Malang dan Probolinggo.
Beberapa ahli ada yang menduga bahwa pusat kerajaan ini di daerah
pegunungan Tengger. Sebuah kenyataan adalah bahwa hari-hari masa lalu di
Probolinggo dalam keterangan sering muncul istilah kerajaan Supit Urang, di mana
Probolinggo termasuk wilayahnya pada jaman dahulu. Kebanyakan orang yakin
bahwa pusat kerajaan ini terletak di Tengger.
6
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
7
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
8
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
9
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
desentralisasi dan otonomi di tanah air kita. Dalam pelaksanaannya pada tahun
1905, dibentuk daerah otonomi kota. Disebut Gemeente raad, sebagai
perwujudan dari Desentrasatie–wetgeving.
Pada tahun 1918 di seluruh tanah Jawa terdapat 19 Gemeente. Penetapan
menjadi kota Gemeente (otonomi khusus) untuk Probolinggo terutama ditinjau
letaknya yang strategis, dikelilingi oleh beberapa buah pabrik gula, perkebunan–
perkebunan tembakau dan lain–lain. Selain itu Kota Probolinggo merupakan
kota pelabuhan yang cukup mampu untuk menampung dan mengekspor hasil–
hasil dari perkebunan–perkebunan tersebut.
Berdasarkan Ind. Staatsbl. 1918 No 322, pada tanggal 1 Juli 1918
dibentuklah Gemeente Probolinggo dengan Dewan Perwakilannya yang terdiri
dari delapan orang anggota bangsa Eropa, empat orang anggota bangsa
Indonesia dan seorang anggota bangsa Asia.
Sejak tahun 1918 selama 10 tahun Gemeente Probolinggo hingga lima
kali berturut–turut dipegang oleh seorang asisten residen, selaku ketua DPR
karena tugas seorang asisten residen sebagai pegawai Binnenlands Bestuur
sudah cukup berat, terpaksa hanya sebagian dari perhatiannya dapat dicurahkan
untuk kepentingan daerah kota. Pada bulan Desember tahun 1928, diangkatlah
seorang Burgemeester (walikota) sebagai kepala daerah dengan tenaga penuh.
Letak geografis probolinggo di pantai Utara Jawa dinilai cukup strategis
dan memiliki potensi sebagai bufferstaat dengan daerah hinterland-nya yang
subur (wilayah kabupaten probolinggo, lumajang, jember dan sekitarnya)
semakin memperkuat pertimbangan pemerintah kolonial untuk menjadikan
probolinggo sebagai pusat ekonomi dan production and collecting center, bagi
hasil perkebunan Gula, Tembakau, Kopi, karet dll.
Oleh karena itu, pemerintah kolonial belanda pada waktu itu sengaja
merancang dan menata bentuk dan berkembangya kota probolinggo agar sesuai
dengan kepentingan mereka. Dengan memunculkan jalan poros utama kota dari
sebalah utara hingga selatan, yakni Jalan Suroyo sebagai Heerenstraat, menuju
Alun-alun sebagai wilayah pusat pemerintahan, berhubungan dengan Tangsi
militer/ Benteng dan berakhir di pelabuhan Tanjung Tembaga.
Posisi jalan poros suroyo/ Heerenstraat tersebut letaknya berpotongan
tegak lurus dengan jalan raya pos/ Groteposweg (Jl. Sukarno-Hatta dan
10
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
11
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
Peta 2.2
Peta 2.3
12
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
Peta 2.4
d) Tahap IV (1880-an - 1945)
Pada masa ini struktur pusat kota tidak mengalami perubahan yang signifikan.
hanya ada penambahan blok permukiman di sisi timur yang dimaksudkan
sebagai batas peredam dan keamanan bagi masyarakat kolonial, serta
tersambungnya rel kereta api yang diteruskan dari Pasuruan menuju ke
probolinggo, selang beberapa tahun kemudian jalur tersebut berkembang ke
daerah selatan Probolinggo seperti Lumajang, Situbondo dan Jember. (Peta 2.5)
13
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
Peta 2.5
2.2. Signifikansi
2.2.1. Pernyataan Arti Penting
Kota Pusaka Probolinggo memiliki arti penting dalam perjalanan sejarah
bangsa Indonesia sampai sekarang, baik itu dari masa klasik, masa kolonial dan masa
kemerdekaan bangsa indonesia. Kota Pusaka Probolinggo merupakan satu-satunya
kota yang memiliki bentuk/ morfologi kota “Indis/ Indische Stad” (asimilasi budaya
barat dan budaya timur) yang masih dapat kita lihat eksistingnya sampai sekarang,
berikut juga beserta bangunan-bangunan Indis/ Indische dan seni budaya hybrid yang
ada didalamnya, yaitu Pendalungan yang merupakan budaya akulturasi etnis-etnis
masyarakat yang ada di Kota Probolinggo.
14
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
15
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
kota probolinggo menjadi kota perekonomian yang penting dan strategis bagi
pemerintah kolonial.
16
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
17
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
Probolinggo dan Klenteng Ho Tong Bio di Banyuwangi saja yang altar utamanya
di persembahkan kepada Tan Hu Tjinjin/ Chenfu zhenren (dewa lokal, yang tidak
dikenal di daerah lain).
Dilihat dari ciri arsitekturnya Klenteng pada umumnya selalu terdiri dari
beberapa bagian, diantaranya adalah halaman depan yang cukup luas, untuk
melaksanakan berbagai macam ritual keagamaan dan menampung berbagai
kegiatan atau perayaan lainnya. Pada atap bangunan klenteng berbentuk pelana
bertumpuk dua, dengan nok yang melengkung keatas, dan dihiasi dengan patung-
patung binatang.
Dengan dominasi warna merah menyala dan kuning atau keemasan, pada
pintu terdapat tulisan huruf cina yang berbunyi Longquan Miao. Dalam klenteng
ini terdapat beberapa patung dewa, antara lain pada altar utama dipersembahkan
pada Chenfu Shenren dan dua orang pengikutnya, altar samping kiri terdapat Fude
zhengzen dan Jialan, altar samping kanan dipersembahkan untuk Guanyin dan
Guangze zunwang.
Di samping ruang utama terdapat bangunan yang menyimpan peralatan
upacara yang sangat indah. Sampai sekarang Klenteng yang berumur lebih dari
satu setengah abad ini tetap berdiri dengan tegar, meskipun dalam perjalanan
waktu pernah terjadi beberapa tambahan dan perbaikan pada bangunannya.
Di daerah Probolinggo orang China sejak awal punya peran penting Pada
masa pemerintahan Daendels (1808-1811), tepatnya pada th. 1810, Probolinggo
dijual sebagai tanah pertikelir kepada Kapiten Han Tik Ko yang akhirnya menjadi
bupati probolinggo ke 5.
Daerah orang Cina di probolinggo terbagi menjadi 2 kawasan, pertama
adalah daerah pertokoan yang terletak disepanjang jalan Raya (dulu adalah jalan
raya pos, yang menghubungkan Probolinggo dengan Pasuruan disebelah Barat dan
kota-kota ujung Timur Jatim, sebelah Timur). Kedua adalah daerah tempat tinggal
di Chineeschevoorstraat (sekarang Jl. Dr. Sutomo) dan Jl. W.R. Supratman.
Klenteng Liong Tjwan Bio terletak tepat diujung bagian Utara dari permukiman
cina kawasan Pecinan. Tata letaknya dibuat secara sadar, yang mungkin jarang kita
jumpai di kota-kota lain di Jawa.
18
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
19
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
c. Masjid Tiban
Diceritakan bahwa pembuatan masjid ini terjadi dalam waktu sekejap,
seperti halnya cerita dalam pembuatan Candi Prambanan. Dari cerita itulah
kemudian masjid ini diberi nama Masjid Tiban. Pada Masjid Tiban ini memiliki
beberapa keunikan seperti adanya sebuah batu yang terdapat di halaman belakang
yang konon dipercaya pernah menjadi tempat pertapaan Syekh Maulana. Keunikan
20
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
lainnya adalah terdapat sumur tua yang airnya dipercaya mengandung khasiat
untuk penyembuhan segala macam penyakit dan mencari jodoh dengan cara
diminum atau di pakai untuk mandi. Lokasi Masjid Tiban ini sangat strategis
karena berada di pinggir jalan utama kota, sehingga memudahkan bagi masyarakat
lokal maupun luar daerah untuk singgah melaksanakan ibadah.
21
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
22
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
b. Menara Air
Keberadaan instalasi air minum di kota probolinggo, tidak lepas dari
keberadaan menara air/ watertoren, sebelum dapat dipergunakannya air minum
yang ada pada sekarang ini, pemerintah pada waktu itu telah berusaha untuk
memberikan jaminan air yang bersih untuk keperluan diminum dan sebagainya,
dengan jalan membuka sumur bor (attetische put), tetapi kapasitas air yang dapat
diperoleh tidaklah cukup besar, hingga hanya sebagian besar penduduk kota
Probolinggo yang dapat menerima pembagian air ini. Pada waktu itu kebutuhan
yang sangat akan air semacam ini, memang belum begitu dirasakan, mengingat
bahwa kebutuhan air bersih masih dapat diperoleh dari sumur–sumur biasa.
Tempat sumur bor tersebut sampai sekarang masih ada, yakni di halaman
kantor polisi kota Probolinggo. Sebagaimana kita ketahui kompleks rumah–rumah
23
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
24
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
Dengan penempatan tambahan mesin pompa air yang baru ini untuk
sementara waktu kebutuhan yang sangat akan air minum bagi daerah kota dapat
dipenuhi, akan tetapi dengan meningkatnya pula permohonan tambahan instalasi
air berkapasitas besar, seperti komplek perumahan, perusahaan tambahan stadsnet
dan sebagainya, sehingga di dalam tempo yang singkat pula terasa bahwa di dalam
beberapa bagian dari daerah kota kekurangan pasokan air minum tersebut hingga
diputuskan selama ini air yang dapat ditampung dari sumber Ronggojalu, di
menara air tidak mencukupi, maka permintaan tambahan instalasi baru di rumah–
rumah dan di bagian – bagian yang tidak vital terpaksa sementara waktu tidak
dapat dijalani.
25
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
asli eksteriornya sama sekali tidak boleh diubah. Namun tata ruang dalamnya dapat
diubah sebagian dengan tidak mengurangi niali-nilai perlindungan dan
pelestariannya. Hal tersebut sesuai dengan fungsi bangunan sebagai bagunan
umum yang selalu dituntut menjadi sebuah ciri khas Kota Probolinggo, namun
tetap dapat mengakomodir perkembangan kebtuhan-kebutuhan fungsi di masa-
masa mendatang.
Dalam upaya alih fungsi dan rehabilitasi bangunan yang ditetapkan melalui
surat keputusan Walikota Probolinggo, tertanggal 26 Agustus 2009 diantaranya,
keputusan wali kota Probolinggo nomor 188.45/261/KEP/425.012/2009 tentang
Tim pembentukan museum Probolinggo tahun 2009; Kedua adalah keputusan wali
kota Probolinggo nomor 188.45/262/KEP/425.012/2009 tentang tim pelaksana
museum Probolinggo tahun 2009 dan keputusan wali kota Probolinggo nomor
188.45/263/KEP/425.012/2009 tentang Penetapan Nama dan Logo Museum
Probolinggo tahun 2009, bangunan dapat dikembalikan seperti bentuk aslinya.
Bangunan peninggalan colonial yang bergaya Indisch ini, akhirnya menjadi
museum dan menjadi ikon wisata sejarah di Kota Probolinggo.
29
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
g. Museum dr. Moh. Saleh (eks. Rumah tinggal dr. Moh. Saleh)
Bangunan rumah tinggal ini terletak di Jl.Dr.saleh probolinggo. bangunan
pada tahun 1957 ,bangunan yang telah berusia 56 tahun tersebut kondisinya masih
terlihat sangat baik. bangunan ini cukup memiliki nilai histoori yang tinggi bagi
kota probolinggo. sebagai bangunan dengan usia 56 tahun,bangunan ini masih
terjaga keaslian bentuk dan keterawatanya. sistem perawatan yang cukup baik
30
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
menjadikan orisinalitas fisik bangunan tetap terjaga sejak awal didirikan , seperti
gevel,pintu dan jendela,tidak mengalami perubahan dari bentuk aslinya. nilai
estetika pada bangunan ini terjaga dengan sangat baik. kebersihan,serta perawatan
fisik bangunan menjadikanya sebagai bangunan menjadikanya sebagai bangunan
yang ecara estetis sangat baik bangunan ini termasuk dalam klasifikasi utama, yaitu
bangunan gedung dan lingkunganya yang secara fisik bentuk asli esteriornya sama
sekali tidak di ubah. perubahan pada bangunan ini di khawatirkan akan merubah
originalitas gaya dari bangunan ini sendiri.
31
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
32
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
33
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
bukaan bangunan. Nilai estetika pada bangunan ini telah terjaga dengan sangat
baik. Kebersihan, serta perawatan pada fisik bangunan menjadikannya sebagai
bangunan yang estetis.
m. Kompleks Polres
Bangunan yang terletak di Jl. Dr. Saleh Probolinggo ini, didirikan kurang
lebih pada tahun 1940-an. Hingga saat ini, bangunan Rumah Dinas ini telah berusia
kurang lebih 67 tahun. Walaupun cukup tua, namun kondisi fisik bangunan masih
terawat dengan sangat baik. Selain maintenance bangunan, nilai orisinalitas juga
masih dipertahankan pada bangunan ini. Hal tersebut dilakukan dengan tidak
melakukan perubahan-perubahan besar yang dapat merubah bentuk dari bangunan
asli. Dengan tetap mempertahankan orisinalitas bangunan, maka terdapat kesan
estetis tersendiri pada bangunan.
n. Rumah Tahanan
Perkembangan morfologi kota probolinggo yang sangat dan terencana
memberian pemahaman kapada kita pada periodesasi masa dan sejarah, hal
tersebut dapat kta rekam dengan adanya struktur-struktur penting dalam typikal
pusat kota jawa, seperti hanya alun-alun, masjid jami’ dan rumah bupati. Penjara
sebagai sebuah struktur penting di kota probolinggo yang dibangun pada masa
mendekati pasca kolonial pada masa menjelang akhir abad 18 (1880-1940) menjadi
penanda akan berkembangnya tata kota probolinggo dari masa ke masa. Bangunan
yang terletak pada 10m sebelah timur alun-alun kota probolinggo, dengan
ukuran bangunan 80 x 50 m2, dengan struktur beton bata sejak awal sudah
difungsikan sebagai rumah bagi para tahan kolonial, maupun tahanan pelaku
kriminal yang ada di probolinggo. Penjara atau rumah tahanan, menandakan bahwa
struktur pemerintahan okupasi belanda pada masa itu sudah berjalan dan pejara
menjadi salah satu unsur tata kelola pemerintahan dengan penguuasa pribumi, atau
gemeente probolinggo.
36
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
37
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
38
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
t. Alun-Alun
Alun-alun Kota Probolinggo diperkirakan telah ada sebelum tahun 1743
(prakolonial). Sebagaimana kota-kota tradisional Jawa, alun-alun merupakan inti
dari kota. Pada struktur awalnya alun-alun probolinggo memiliki kesamaan dengan
alun-alun yang ada di Yogyakarta. Berbentuk ruang luar segi empat, pada bagian
tengahnya terdapat dua buah pohon beringin besar yang rindang dengan posisi
sejajar , dan disekelilingnya ditumbuhi jajaran pohon beringin, berjumlah puluhan
pohon. Yang mencuatkan sebuah harmonisasi dengan bangunan yang ada
disekitarnya.
Alun-alun ini merupakan sebuah struktur yang kuno, dulunya berbentuk
segi empat yang terbagi manjadi dua bagian yang sama, ditengah belahannya
adalah jalan. Permukaan tanahnya ditutupi oleh pasir yang halus, dan sebagian
tumbuh rerumputan pendek. Tepat ditengah alun-alun terdapat dua buah pohon
beringin besar yang biasa disebut dalam bahasa jawa sebagai “Waringin Kurung”.
Pohon yang disebut oleh kebanyakan orang jawa sebagai sebuah perlambang
kearifan dan kedewasaan manusia yang melebur dalam kesatuan harmonis antara
manusia dengan semesta.
39
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
Sebagai titik pusat kota jawa alun-alun ini selain memiliki fungsi sebagai
simbol kekuasaan pribumi, pendopo juga merupakan media komunikasi antara
penguasa jawa dengan rakyatnya. Kini alun-alun kota probolinggo masih tetap
difungsikan sama, namun demikian bentuk dan struktur ruangnya sudah
mengalami perubahan yang signifikan dari bentuk awalnya, seiring dengan
berkembangnya pembangunan.
40
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
Pabrik gula wonoaseh yang berdiri pada tahun 1882, berada disebelah
selatan Kota Probolinggo, dulu disebut dalam distrik wonoaseh, selain memiliki
banguna fisik pabrik, rumah administrator, persil pekerja dan yang paling menonjol
adalah struktur taman bergaya eropa/ Indische Tropische Park. Struktur taman
eropa dipelataran administrator pabrik gula wonoaseh merupakan salah satu
struktur bangunan yang khusus dibangun dengan menawarkan citarasa gaya eropa
bagi orang belanda pada waktu itu.
Indische Tropische Park pabrik gula wonoseh merupakan typical taman
dengan konsep terbuka, dengan varian tamanan tropis/ floral tropis. Konsep taman
ini terdiri dari material batu bata, semen, besi dan sedikit material kayu, yang
diaplikasikan pada tembok pembatas taman, chandelier/ lampu taman, kursi taman
dan fountain/ air mancur.
dengan probolinggo. Penggantian nama tersebut juga membuat aura dari Kali
Banger semakin meredup di mata masyarakat sekitar bantaran. Kondisi itu semakin
diperparah dengan tidak berfungsinya Kali Banger sebagai jalur perahu-perahu
Niaga lagi.
Situs sungai/kali “Banger” saat ini panjangnya ± 6,4 km. Hulu sungai
terdapat di DAM Air Desa Pakistaji, sedangkan muara sungai terdapat di Desa
Mangunharja, dukuh Tajungan sebelah timur DOK pelabuhan menuju ke laut
lepas. Situs Sungai Banger tidak berfungsi untuk mengairi sawah, karena tidak ada
cakupan baku sawah, sehingga berfungsi sebagai Drainase (saluran pematusan /
pembuagan air non irigasi). Bila diurutkan dari arah selatan Sungai Banger / Kali
Banger bersumber dari dua tempat, sebelah barat dari sumber air Andi, sedangkan
di sebelah timur dari sumber air bedungan Kedunggaleng, melewati bendugan
Kedungmiri, bendungan Sukun, bendungan Randu, bendungan Gladakserang. Di
kelurahan Jrebeng, dan Kanigaran sungai pecah menjadi dua (2), di sebelah barat
namanya tetap sungai Banger, sedangkan di sebelah timur bernama sungai Pancor.
Kami perkirakan kondisi fisik sungai pada saat sekarang dengan kondisi sungai
400 tahun lalu, sangat berbeda jauh, baik dalam sisi dimensi, debit air dan
kedalamannya.
a. Pecinan
Sejak memasuki gapura megah di Jl. KH. Wahid Hasyim yang didesain
dengan gaya khas Negeri Tirai Bambu, anda seakan di kelilingi oleh puluhan
klenteng. Hampir di setiap sisi, setiap sudut, setiap ruas jalan, ada saja sebuah
klenteng yang berdiri di antara toko-toko, restoran-restoran dan bangunan lain di
kawasan Pecinan Sekarang ini. Klenteng besar dan kecil dalam warna-warna merah
seperti berlomba memamerkan keanggunannya. Wangi dupa semerbak menerpa
setiap kali anda melewati sebuah klenteng. Menyusuri wilayah Pecinan Semarang
memang merupakan eksotisme yang tiada duanya. Salah satu klenteng yang patut
anda kunjungi, baik untuk bersembahyang atau sekedar berfoto-foto di halamannya
adalah Klenteng Tay Kak Sie di Gg. Lombok. Pengobatan tradisional Cina tak
hanya ditawarkan di kawasan Pecinan saja. di bilangan Kota Lama, tepatnya di
jajaran kios sepanjang kanal yang dihubungkan Jembatan Berok. Di sini, sebuah
ruangan petak berukuran mungil menjadi tempat praktek Sin She Ang King Lim.
Sambil memainkan alat-alat musik Cina seperti mu fu, a fu atau gitar bulan, Sin
She Ang dengan sabar menanti pengunjung. Ilmu turun temurun yang dipelajari
Sin She Ang dari pamannya pada tahun 1950-an, terbukti mampu menyembuhkan
beragam penyakit, dari batuk hingga tumor ganas bahkan juga racun ular
berbahaya.
b. Kampung Arab
Etnis Arab pertama kali datang ke Probolinggo sekitar awal tahun 1800 dan
berasal dari berbagai macam Fam antara lain: Fam Bahanan, Bin Kuddah, Al katin,
Assegaf, Al Idrus, Bin Silim, Ba Saeb, Bin Agil, Ba Maazru, Buftem, Al Jaidi,
43
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
c. Kampung Melayu
Pada catatan belanda yang tertulis dalam “Rappoert van het landscap
Probolinggo” ketika probolinggo ditetapkan menjadi ibukota karesidenan atau
afdeling pada tahun 1855, jumlah penduduk etnis melayu yang tercatat hanya
44
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
d. Kampung Madura
Sejatinya keberadaan orang madura di probolinggo dapat kita sebutkan
sudah sebelum abada ke 18. Namun mereka tidak menjadi residen/ menetap di
probolinggo. Ketika probolinggo menjadi kota afdeling pembangunan kota
semakin bagus, sawah-sawah baru dibuka serta pengairan nya sangat baik. Untuk
itu banyak di datangkan tenaga dari Madura, terutama dari Sampang (W.H. van
Ijsseldijk, ’Verslag over de gesteldheid van Java’s oostthoek (1799)’ dalam J.K.J.
de Jonge, De Opkomst van het Nederlandsch Gezag in OostIndië. Verzameling van
45
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
onuitgegeven Stukken uit het OudKolonial Archief. vol xii (’sGravenhage: Nijhoff,
1884). Namun demikian penduduk madura yang menjadi residen/ penduduk tetap
probolinggo jumlahna hanya ada beberapa ratus orang saja. Pada mulanya mereka
ini bertempat tinggal di daerah Utara dekat pelabuhan. Kampung Madura biasanya
dihuni oleh para nelayan di daerah Mayangan, yang artinya orang-orang perahu.
Daerah pelabuhan di dominasi dengan kegiatan pelabuhan serta gudang-gudang
penyimpanan gula, kopi dan tembakau untuk kepentingan orang-orang Eropa.
Kawasan ini memiliki tipikal hunian yang sederhana menyerupai rumah blok
dengan bahan dasar anyaman bambu dengan tata bangunan yang sedikit kurang
tertata dengan baik. Hal lain sebagian orang perahu madura memiliki intesnsitas
pekerjaan yang lebih banyak berada dilaut sehingga beberapa dari mereka juga ada
yang bertempat tinggal diatas perahu.
e. Pribumi
Pada jaman kolonial Belanda, masyarakat di Jawa dibagi menjadi 3 bagian
berdasarkan Ras. Kelompok pertama adalah orang Eropa (yang didominasi oleh
orang Belanda). Kelompok kedua adalah Pribumi. Dan ketiga adalah kelompok
Timur Asing (Vreemde Oosterlingen), yang terdiri dari oang-orang China, Arab
dan India yang lahir atau tinggal di Hindia Belanda selama 10 tahun. Untuk
mempertegas pemisahan ini pada th. 1835, diadakan undang-undang yang disebut
sebagai ‘wijkenstelsel’ di P. Jawa. Peraturannya berbunyi: Orang Timur Asing
(Vreemde Oosterlingen) yang menjadi penduduk Hindia Belanda, sedapat mungkin
46
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
f. Pendalungan
Tapal Kuda atau “sepatu kuda” adalah nama alternatif sebuah
kawasan di provinsi Jawa Timur, tepatnya di bagian timur provinsi
tersebut. Dinamakan Tapal Kuda, karena bentuk kawasan tersebut dalam peta
47
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
mirip dengan bentuk tapal kuda. Kawasan Tapal Kuda meliputi Pasuruan (bagian
timur), Probolinggo, Lumajang, Jember, Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi.
Dalam bahasa Inggris daerah ini disebut sebagai The Eastern
Salient dan dalam bahasa Belanda sebagai De Oosthoek yang dua-duanya
berarti "pojok timur".1 Masyarakat Tapal Kuda menduduki urutan kedua
dalam klasifikasi kasta masyarakat Jawa (http://www.topix.com). Disebut Tapal
Kuda karena masyarakat satu ini mendiami wilayah Tapal Kuda (U Shape)
di daerah ujung timur Provinsi Jawa Timur. Adapun istilah
Pendalungan mengacu pada bahasa keseharian masyarakat tapal kuda adalah
bahasa ngoko/kasar yang struktur gramatikanya belum mapan ditandai interferensi
leksikal dan gramatikal.
Dalam konteks sosio-politik, kelima daerah di Tapal Kuda yakni,
Probolinggo Bondowoso, Situbondo, Lumajang, dan Jember sering dianggap
sebagai wilayah yang rawan konflik. Sejumlah peristiwa yang menjadikan
pembenar justifikasi tersebut antara lain: (a) Peristiwa Jenggawah, konflik antara
petani dengan pihak PTPN X di Jember, (b) Aksi pembakaran sejumlah
gereja di Situbondo 1995, (c) Kasus perebutan tanah antara penduduk
dengan militer di Sukorejo Jember, (c) Aksi pembantaian karena isu “Ninja”
di Banyuwangi dan Jember pada 1998, dan (d) Aksi masyarakat Tapal
Kuda ketika Gus Dur (Abdurrahman Wahid) dilengserkan dari kursi
kepresidenan 2002.2
Penghuni atau penduduk tapal kuda mayoritas adalah etnis Madura. Meski
ada minoritas etnis Jawa, namun pengaruh Madura yang sangat kuat
menyebabkan karakter budaya di wilayah ini lebih condong beraroma Madura.
Pada masa kerajaan Mataram baik Mataram Lama maupun Baru, wilayah tapal
kuda tidak pernah menjadi bagian kerajaan Mataram. Wilayah ini disebut
juga sebagai bumi Blambangan. Sifat keberanian yang kadang berlebihan
merupakan karakter masyarakat tapal kuda. Konon, menurut Pramudya Ananta
Toer di Probolinggo, Majapahit pernah direpotkan oleh pemberontakan Minak
Djinggo. Selain Majapahit,VOC juga mendapat kesulitan (perlawanan yang
signifikan) di sini.
Kawasan Tapal Kuda terdapat tiga pegunungan besar: Pegunungan Bromo-
Tengger-Semeru, Pegunungan Iyang (dengan puncak tertingginya Gunung
48
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
49
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
50
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
51
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
menggunakan Kuda asli, tetapi menggunakan semacam bentuk tiruan kuda dari
bahan rotan dan kayu.
Bentuk penyajian Jaran Bodhag adalah arak-arakan dan diiringi musik
kenong telo’ dengan tambahan sronen. Tampilan Jaran Bodhag terdiri dari dua
orang pembawa Jaran Bodhag, serta dua orang Janis/penari pengiring/pembawa
Jaran Bodhag. Pakaian Jaran Bodhag sangat gemerlapan, menarik, unik, yang
didesain sendiri oleh pemiliknya dengan segala kemampuan estetiknya dengan
maksud untuk menarik perhatian penonton. Jaran Bodhag biasanya ditampilkan
ketika masyarakat melaksanakan khitanan/santan dan perayaan-perayaan
tradisional lain di masyarakat sebagai salah satu acara hiburan.
52
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
tak ayal ada saja beberapa orang yang secara sukarela memberikan hadiah/ bonus
berupa uang tips yang biasa kita sebut dengan saweran/ nyawer (jawa. ngoko).
Lengger diiringi dengan alat-alat tradisional berupa gamelan jawa pelog
dengan nuannsa khas jawa maupun madura. Keunikan yang dimiliki oleh kesenian
lengger di kota probolinggo adalah keunikan pada gaya gerak dan gendingan/
irama musik yang sangat kental berbudaya Madura, khususnya gendingan
pamekasan maupun bangkalan, seperti gending sigrak, cokek.
Pada masa kini bentuk penyajian kesenian lengger ini, meliputi pembuka/
pambuka, inti penyajian, penutup dan unsur-unsur pendukung meliputi: Iringan,
tata rias, tata busana/kostum, tata lampu (lighting), tata suara (sound), properti,
dan tempat pertunjukan. Ragam geraknya antara lain, gerak Majeg; melambangkan
kemantapan dalam melakukan gerak, Egolan; melambangkan keerotisan wanita,
Lembehan Untal Tali Kipatan; melambangkan kewaspadaan agar terlindung dari
segala sesuatu yang kurang baik, Penthangan; melambangkan penyatuan tujuan
dari segala penjuru, arah gerak/ langkah, dan Seblak Sampur; melambangkan
gambaran dalam menghalau zat-zat yang negatif.
c. Ojung
Tradisi Ojung adalah tradisi saling pukul badan dengan menggunakan
senjata rotan yang dimainkan oleh dua orang. Kedua peserta Ojung akan saling
bergantian memukul tubuh lawannya. Jika peserta satu memukul, maka lawannya
akan berusaha menangkis dan menghindar.
53
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
Tradisi ini memang mirip dengan olahraga Pedang Hanggar, dimana warga
diajak beradu teknik dan kemampuan saling memukul dengan menggunakan
sebilah rotan. Terdapat aturan permainan dalam tradisi ini, yakni setiap pemain
memiliki jatah memukul dan menangkis masing-masing 3 kali. Bagi siapa yang
banyak mengenai lawannya ketika memukul maka dialah yang menang.
Tradisi ini memiliki tujuan untuk menghindari datangnya bencana alam
atau tolak bala’ dan selalu diselenggarakan pada setiap tahun. Keunikan lainnya
dari tradisi ini adalah sebelum acara dimulai, warga selalu melakukan ritual
terlebih dahulu berupa permohonan do’a kepada yang Maha Kuasa, agar kegiatan
tersebut dapat berjalan dengan lancar dan tanpa ganjalan yang tidak diinginkan.
d. Tuk Petuk
Dalam bahasa jawa, tuk petuk adalah cukul yang berarti tumbuh. Tuk petuk
adalah tradisi ruwatan atau rokat yang diperuntukkan bagi keluarga yang memiliki
anak laki-laki tunggal (tanganteng) atau anak perempuan tunggal (ontang anting)
dan juga mempuanyai dua anak laki-laki semua atau perempuan semua. Tradisi ini
tetap berjalan sampai saat ini, hal itu dikarenakan masyarakat percaya bila tidak
diadakan ruwatan maka akan menghambat rejeki anak tersebut atau bila
mempunyai anak dua laki-laki atau perempuan semua maka salah satunya diantara
mereka akan meninggal. Salah satu pemain tuk-petuk yang masih tersisa di Kota
Probolinggo adalah Pak Misnari atau yang lebih akrab disapa dengan Pak Ari.
Dalam pelaksanaanya, menjelang prosesi ritual tuk petuk, Pak Misnari melakukan
54
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
puasa selama 7 hari, Ritual ini berlangsung selama 10 jam, dilaksanakan pada jam
18.30 WIB sampai dengan 05.30 WIB. Pada saat melakukan ritual ini berlangsung
selama 10 jam, Pak Misnari didampingi oleh 2 orang yaitu menantunya untuk
membantu menggunakan peralatan dalam ritual tuk petuk. Ada 3 alat yang
digunakan dalam ruwatan ini yaitu gendang besar (terbang) yang dinamai se macan
oleh leluhur Pak Misnari, gendang kecil dan tuk petuk (rebana kecil).
e. Terbang Jidor
Seni terbang jidor/ gendingan diperkirakaan sudah ada sejak masa pra
kolonial pada akhir abad ke 18. Jenis kesenian ini tidak memiliki kesamaan
dengan seni hadrah, meskipun alat yang dipakai serupa. Terbang yang dipakai
pada seni hadrah dilengkapi dengan bunyi-bunyian gemerincing, sedangkan pada
seni terbang gendingan tidak terdapat, bahkan bentuknya lebih besar.
Proses latihan-latihan terbang jidor/ gendingan selain diselenggarakan di
rumah-rumah, diselenggarakan pula di langgar-langgar tanpa adanya kidung-
kidungan. Selain untuk memeriahkan arisan-arisan keluarga, terbang jidor juga
banyak ditampilkan untuk memeriahkan pesta-pesta pernikahan, khitanan dan
sebagainya. Penyelenggaraan terbang jidor/ gendingan ini secara auditif, karena
para penabuhnya tidak terlihat oleh para penonton dengan menggunakan tenda
sebagai penutupnya. Alat-
55
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
f. Wayang Kulit
Kota Probolinggo memiliki berbagai ragam kesenian yang juga sudah
ada sejak lama, diantaranya kesenian Wayang Topeng, Wayang Orang dan
kesenian Wayang Kulit/ Wayang Purwa. Di kota probolinggo dulunnya wayang
kulit menjadi kegemaran bagi golongan masyarakat tertentu.
Wayang kulit di Kota Probolinggo memiliki kesamaan dengan wayang kulit
yang ada di pulau jawa , berikut secara umum mengambil cerita dari naskah
Mahabharata dan Ramayana, namun memungkinkan ki dalang terbatasi hanya
pada pakem (standard), tetapi juga memainkan lakon carangan/ gubahan.
56
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
g. Wayang Potehi
Potehi berasal dari kata pou 布 (kain), te 袋 (kantong) dan hi 戯 (wayang).
Wayang Potehi adalah wayang boneka yang terbuat dari kain. Sang dalang akan
memasukkan tangan mereka ke dalam kain tersebut dan memainkannya layaknya
57
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
wayang jenis lain. Kesenian ini sudah berumur sekitar 3.000 tahun dan berasal dari
Tiongkok.
Menurut legenda, seni wayang ini ditemukan oleh pesakitan di sebuah penjara.
Lima orang dijatuhi hukuman mati. Empat orang langsung bersedih, tapi orang
kelima punya ide cemerlang. Ketimbang bersedih menunggu ajal, lebih baik
menghibur diri. Maka, lima orang ini mengambil perkakas yang ada di sel seperti
panci dan piring dan mulai menabuhnya sebagai pengiring permainan wayang
mereka. Bunyi sedap yang keluar dari tetabuhan darurat ini terdengar juga oleh
kaisar, yang akhirnya memberi pengampunan.
Menurut sejarah, diperkirakan jenis kesenian ini sudah ada pada masa Dinasti
Jin 晉朝 (265-420 Masehi) dan berkembang pada Dinasti Song 宋朝 (960-1279).
Wayang Potehi masuk ke Indonesia (dulu Nusantara) melalui orang-orang
Tionghoa yang masuk ke Nusantara pada sekitar abad 16 sampai 19. Data yang
sahih berupa catatan awal tentang wayang Potehi di Indonesia, berasal dari seorang
Inggris bernama Edmund Scott. Dia pergi ke Banten 2 kali, antara 1602 dan 1625.
Ia menyebutkan, pertunjukan sejenis opera, yang diselenggarakan bila jung-jung
akan berangkat ke atau bila kembali ke Tiongkok. Ia mengamati dengan teliti,
bahwa pertunjukan ini berhubungan dengan penyembahan dan bahwa biarawan-
biarawan mempersembahkan kurban, dan bersujud di tanah sebelum persiapan.
Scott menuliskan bahwa "mereka sangat menyukai sandiwara dan nyanyian, tapi
suara mereka adalah yang paling jelek yang akan didengar orang. Sandiwara atau
selingan itu mereka selenggarakan sebagai kebaktian kepada dewa-dewa mereka:
pada permulaannya, mereka lazim membakar kurban, para pendetanya berkali-kali
berlutut, satu demi satu. Sandiwara ini biasa diadakan, apabila mereka melihat jung
atau kapal berangkat dari Banten ke Tiongkok. Sandiwara ini kadang-kadang mulai
pada tengah hari dan baru berakhir keesokan paginya, biasanya di jalan terbuka, di
panggung yang didirikan untuk maksud itu.
Penjelajah-penjelajah 1-2 abad kemudian menggambarkan bahwa teater ini yang
asli dari Tiongkok, sudah mapan di masyarakat-masyarakat perantau di kota utama
pada masa itu. Sayangnya, hanya sedikit keterangan bahasa yang dipakai dalam
pertunjukan itu. Juga tidak terdapat teater boneka sarung dari Fujian Selatan, yang
dikenal dengan nama po-te-hi, yang kini masih ada di Jawa Timur dan Jawa
Tengah. Pada abad ke-18, seorang Jerman yang bernama Ernst Christoph
58
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
2.3.3.3. Upacara
a. Petik Laut
Petik Laut ini diadakan dengan tujuan utama untuk menyukuri nikmat
rezeki para nelayan selama setahun yang lalu serta memohon berkah, keselamatan
dan hasil yang bermanfaat pada masa yang akan datang. Agar lebih memeriahkan
acara maka diadakan pula rangkaian acara untuk mendukung Petik Laut 2008 ini
antara lain, Khataman dan Istighotsah, Lomba Perahu Hias serta Hiburan.
59
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
Keseluruhan acara dikemas sedemikian rupa juga dalam rangka menggali potensi
wisata adat di Kota Probolinggo.
60
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
c. Miwiti
Pengertian : miwiti adalah upacara/selamatan yang dilakukan ketika akan
memanen padi. Adapun waktu pelaksaannya adalah sekitar pukul 17.00 WIB
ketika besuknya padi akan dipanen.
Bahan/alat upacara: merang; kemenyan; ancak yang berisi 12 takir masing-
masing takir berisi antara lain telor ayam mentah, rokok klobot, bahan nginang,
bubur beras merah, bubur beras putih, ampyang (serbuk dari jagung, otok, dan
kacang ijo yang dikepel), nasi 2 kepel, jajan pasar 7 macam, kaca kecil dan sisir,
bunga, gipang jagung, susur, dan kadang-kadang ada perwakilan bumbu dapur;
pisang gedang rojo atau ayu; tupat lepet; nasi dan ayam panggang. Bagi yang
punya pusaka/keris yang ada hubungannya dengan tanaman juga dibawa.
Tatacara Pelaksanaan Upacara : pelaksanaan upacara/selamatan tempatnya
di tula’an (tempat pintu masuk air di sawahnya), merang dibakar kemudian
kemenyaan ditaburkan di atas api sambil membaca do’a-do’a/mantra-mantra,
kemudian mengani/mengambil padi beserta tangkainya sebanyak 4 genggam.
Selesainya acara selamatan sebagian/separuh nasi, ayam panggang, pisang,
tupat lepet serta 4 genggam padi beserta tangkainya juga dibawa pulang. Sesampai
di rumah 4 tipat lepet beserta 4 genggam padi beserta tangkai dipasang dipojok
bagian atas lumbung padi. Sedangkan sebagian/separuhnya ditinggal di tula’an.
Biasanya langsung jadi rebutan orang yang cari rumput, orang yang lewat, atau
sengaja menunggu untuk mendapatkan.
Besuk paginya sebelum berangkat memanen padi sapu lidi/korek ditanam
terbalik di rumahnya, dengan harapan agar dijauhkan dari malapetaka terutama
turunnya air hujan.
d. Buka Sumber/Buka Sumur
Pengertian: upacara mbuka sumur adalah selamatan untuk memulai
menggali sumur dengan sarana tempe untuk menentukan lokasi sumur atau sumber
air.Bahan/alat upacara: tampah, merang, kemenyan, bunga dalam mangkok, dan
ancak. Tatacara Pelaksanaan Upacara: tempat upacaranya yaitu di lahan yang akan
didirikan rumah, kemudian mengambil posisi di pintu utama/pintu gerbang areal
61
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
62
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
Selain itu ada yang menghitung waktu yang berdasar hari dan weton suami-istri.
Jadi tergantung dari tokoh adat yang memberikannya.
f. Upacara Bulanan
Selamatan Bulan Suro
Bahan/alat upacara: beras putih, kelapa/santan, gula, garam, dadar telor, semur
daging tahu tempe, bergedel kentang, dan lain-lain.
Tatacara Pelaksanaan Upacara : membuat bubur beras (jenang suro) dan
variasinya, menaruh/membagi bubur dalam mangkok atau lainnya, sebagian
ditata di meja, membakar kemenyan, membagikan ketetangga atau sanak
saudara (famili/kerabat). Selain itu yang mempunyai gaman yang bertuah ada
upacara siraman atau memandikan senjata.
Selamatan Bulan Sapar
Bahan/alat upacara: tepung beras, gula merah, santan kelapa, bubur tepung,
jenang mutiara/jenang dari tepung kanji.
Tatacara Pelaksanaan Upacara: membuat jenang sapar beserta variasinya,
menaruh/membagi dalam mangkok atau wadah lainnya, membakar kemenyan,
membagikan ketetangga dan sanak saudara (famili/kerabat)
Selamatan Bulan Maulud
Bahan/alat upacara: cobek yang berisi nasi beserta lauknya, tedok/talam yang
berisi nasi beserta lauknya, buah-buahan beserta bendera, sandingan
(kemaron/wadah yang gedang ayu, buah kelapa, beras, bahan nginang, bunga),
kitab berjanji, pemandu do’a/srakal, kemenyan.
Tatacara Pelaksanaan Upacara: mengundang peserta kenduri muludan (tetangga
terdekat), menyiapkan /mengeluarkan perlengkapan upacara, membakar
kemenyan membaca srakal, membaca do’a srakal, membagi makanan, pulang
atau kadang terus mengikuti kenduri ditetangga yang lain.
Selamatan Bulan Rosul
Bahan/alat upacara: nasi beserta lauknya, rasul (nasi beserta lauknya yang
ditaruh di baki atau wadah yang lain), sandingan (gedang ayu, beras, buah
kelapa, bahan nginang, bunga), kemenyan.
Tatacara Pelaksanaan Upacara: menata perlengkapan selamatan, membakar
kemenyan, membagi ketetangga.
Selamatan Bulan Poso (Megengan)
63
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
h. Ronjengan
64
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
i. Yu’kulan
Dalam tradisi arab di kota probolinggo, merupakan istilah berkumpulnya orang-
orang dalam keluarga untuk makan bersama dan bercengkrama. Selain itu tradisi
ini juga adakalanya diadakan untuk memperingati hajat, atau sekedar menjamu
tamu dengan menyuguhkan kuliner khas arab, sperti roti maryam, sambosa,
65
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
martabak, gulai kambing. Selain itu mengiringi cengkrama setelah makan gahwa/
kopi arap kerap kali disuguhkan dengan unuk, menggunakan gelas khas kecil dan
diminum tatkala masih hangat.
Besar kecilnya suguhan yang dihaturkan tergantung pada momentum apa yang
sedang dilaksanakan, bisa hanya secara informal/ bertamu, maupun kegiatan
khusus lainnya. Inti dari tradisi Yu’kulani ini adalah kehangatan dan kekerabatan
yang ingin dijalin, baik sesame keluarga maupun dengan masyarakat lainnya diluar
dari etnis arab tersebut.
j. Barongsai
Barongsai adalah tarian tradisional Cina dengan mengunakan sarung yang
menyerupai singa. Barongsai memiliki sejarah ribuan tahun. Catatan pertama
tentang tarian ini bisa ditelusuri pada masa Dinasti Chin sekitar abad ke tiga
sebelum masehi.Kesenian Barongsai mulai populer di zaman dinasti Selatan-Utara
(Nan Bei) tahun 420-589 Masehi. Kala itu pasukan dari raja Song Wen Di
kewalahan menghadapi serangan pasukan gajah raja Fan Yang dari negeri Lin Yi.
Seorang panglima perang bernama Zhong Que membuat tiruan boneka singa untuk
mengusir pasukan raja Fan itu. Ternyata upaya itu sukses hingga akhirnya tarian
barongsai melegenda.
k. Campursari
Istilah campursari dalam dunia dunia senimusik mengacu pada
percampuran jenis music, baik instrument music yang berlatar belakang alat music
tradisi jawa dengan alatmusik asing/ modern, yang menhasilkan irama khas
66
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
langgam jawa. Genre music campursari yaaang kita kenal muncul pada decade
80an, dan pada perkembangannya begitu pesat yang berakibat pula genre music
lain ikut melebur memberikan pengaruh, seperti keroncong maupun dangdut.
Kota probolinggo memiliki beberapa kolompok kesenian campursari, yang
cukup aktif dalam berkarya dan berekspresi didepan khalayak. Pada kesempatan-
kesempatan khusus yangdiadakan baik, oleh perorangan, kelompok masyarakat,
swasta, maupun kegiatan yang digelar oleh pemerintah daerah, campursari ikut
tampil dalam rangka memberikan apresiasi karya yang cukup memukau.
Tidak hanya melibatkan generasi tua sebagai kelompok masyarakat yang
nota bene menyukai jenis music langgam jawa ini, kini kelompok- kelompok
kesenian campursari di kota probolinggo juga menampilkan generasi muda untuk
ikut berkarya di dalamnya. Regenerasi dan upaya menyuguhkan tampilan kesenian
campursari agar lebih fresh karena generasi muda merupakan harapan penerus
yang nantinya akan memperpanjang eksistensi kesenian ini di kota probolinggo(.)
l. Ludruk
Ludruk adalah kesenian tradisional dari Jawa Timur yang didalamnya
terdapat cerita dan dialog yang dipentaskan pada suatu pergelaran diatas pentas/
panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita
perjuangan dan lain sebagainya yang diselingi dengan lawakan dan diiringi dengan
gamelan sebagai musik.
67
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
m. Lifecycle :
Tenongan
Upacara melamar/lamaran dari pihak laki-laki ke pihak perempuan
dengan membawa kue yang ditempatkan di tenong (rantang besar & bersusun).
Dengan tujuan memberitahu kepada masyarakat bahwasannya pihak perempuan
tersebut telah dipinang.
Temu Manten
Rangkaian upacara temu manten di Kota probolinggo didahului dengan
upacara penyerahan sanggan dari pihak pengantin pria ke pihak mempelai
wanita. Ini adalah prosesi di mana wakil ibu dari dari mempelai pengantin pria
menyerahkan tebusan pisang sanggan kepada ibu mempelai wanita. Pisang
sanggan adalah syarat utama sebelum upacara panggih dimulai. Sanggan terdiri
atas satu tangkep pisang raja dan sirih ayu atau kinang, kembang telon, benang
lawe dan tunas kelapa.
68
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
Tingkeban
Upacara Tingkeban adalah salah satu tradisi masyarakat Jawa, upacara
ini disebut juga mitoni berasal dari kata pitu yang arti nya tujuh, upacara ini
dilaksanakan pada usia kehamilan tujuh bulan dan pada kehamilan pertama
kali.Upacara ini bermakna bahwa pendidikan bukan saja setelah dewasa akan
tetapi semenjak benih tertanam di dalam rahim ibu. Dalam upacara ini sang ibu
yang sedang hamil di mandikan dengan air kembang setaman dan di sertai doa
yang bertujuan untuk memohon kepada Tuhan YME agar selalu diberikan
rahmat dan berkah sehingga bayi yang akan dilahirkan selamat dan sehat.
Selapanan
Dalam tradisi Jawa selapanan dimaksudkan sebagai suatu upacara
syukur atas kelahiran bayi yang tepat berusia 35 hari. Misalnya, bayi lahir pada
Minggu Kliwon maka pesta selapanan tepat pada hari Minggu Kliwon. Seperti
kita ketahui bahwa di Jawa orang masih menghitung hari menurut hitungan 7
69
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
hari dalam 1 minggu dalam Kalender Masehi yang mengikuti hitungan matahari
(sapta wara: Minggu/Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu) dan
hitungan 5 hari dalam 1 pasaran dalam Kalender Jawa yang mengikuti hitungan
bulan (pancawara : Pahing, Pon, Wage,Kliwon, Legi). Jadi, selapan = 7 x 5 =
35 hari.
Di probolinggo upacara selapanan menjadi tradisi untuk bayi yang genap
berusia 35 hari atau biasanya disebut selapan. Acara selapanan bayi
dimaksudkan untuk menyatakan rasa syukur kepada Tuhan Sang Pencipta atas
berkat keselamatan yang diberikan kepada bayi dan ibunya. Sejak acara
sepasaran sampai selapanan, sanak saudara, tetangga dan teman-teman datang
silih berganti memberikan ucapan selamat dan sesuatu hadiah atas kelahiran si
bayi. Sekarang rasa syukur, terima kasih dan kegembiraan itu diungkapkan
dengan cara berbagi dengan sanak saudara, tetangga, dan teman dalam upacara
selapanan bayi.
Selapanan perlu diperingati sebagai rasa syukur bahwa si jabang bayi
sehat walafiat. “Acaranya sendiri sederhana sekal. Mengingat yang
bersangkutan masih kecil sekali sementara kesehatan si ibu pun belum pulih
benar. Sementara jenis makanannya relatif sangat sederhana dibanding acara-
acara peringatan sejenis lainnya semisal turun tanah, tingkeban dan brojolan.
Yakni nasi putih yang diletakkan di tampah dan dilengkapi dengan gudangan
atau urap dengan bumbu kelapa putih tak pedas. Nasi urapan ini kemudian
dibagikan dalam kemasan berupa pincuk dan takir yang terbuat dari daun
pisang. Acara selapanan ini biasanya diisi pula dengan acara menggunduli
rambut si bayi. “Soalnya, rambut bayi yang baru berumur selapan itu, kan,
masih bawaan dari dalam rahim. Nah, menggunduli rambut si bayi dimaksudkan
agar rambut tadi berganti dengan rambut baru yang betul-betul bersih. Dalam
arti tidak ‘tercemar’ air ketuban dan sebagainya.
70
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
2.3.3.4. Pakaian
a. Batik
Sebagai salah satu ikon Kota Probolinggo, buah Mangga dan Anggur
menjadi identitas bagi para pengrajin batik di kota yang terkenal sebagai
Bayuangga (Bayu, Angin, Anggur dan Mangga).Sejarah tentang Batik Manggur
dimulai pada tahun 1883, yang ditandai dengan pameran khusus Batik Probolinggo
di Amsterdam Belanda dengan total 150 motif.
Batik Khas Kota Probolinggo dengan motif yang terkesan alami, diambil
dari motif-motif yang bernuansa alam seperti motif Anggur, Mangga, Bayu, dan
Angin, atau perpaduan dari unsur keempatnya, sehingga memberikan nuansa alami
dan khas bagi para penggemar kain atau pakain batik.
Batik Khas Kota Probolinggo mempunyai nuansa keunikan seperti motif
Anggur dan Mangga, karena Anggur dan Mangga ini merupakan salah satu ciri
khas Kota Probolinggo.Pembuatan corak atau motif Batik Khas Kota Probolinggo
harus menguasai tekhnik pembuatan batik secara manual atau batik tulis dengan
nuansa alami seperti unsur Bayu, Angin, Anggur dan Mangga (Bayuangga),
sehingga batik mempunyai corak khas dan berbeda dengan batik-batik yang lain.
Adapun jenis – jenis motif batik khas Kota Probolinggo sebagai berikut :
Motif Manggur (Mangga dan Anggur)
Batik Khas Kota Probolinggo mempunyai nuansa keunikan seperti motif
Anggur dan Mangga, karena Anggur dan Mangga ini merupakan salah satu ciri
khas Kota Probolinggo,
“Batik Khas Kota Probolinggo yang asli dibuat secara tradisional atau
jenis batik tulis yang bermoif alamiah, cara pembuatannya yaitu dengan cara
71
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
menggambar batik, terus memakai malam, setelah itu diwarnai sesuai dengan
motif. Kalau mangga biasanya berwarna hijau, kalau Anggur pakai warna ungu
dan memakai water glass, dicuci rebus, kemudian dicuci memakai air hangat
dan dikeringkan.
72
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
Motif Angin
Batik khas Probolinggo juga bermotif angin karena Probolinggo
terkenal dengan julukan BAYUANGGA yang berarti (BAYU: angin, ANGGA :
anggur dan mangga). Maka dari itu batik ini bisa di sebut sebagai batik khas
Probolinggo juga.
Untuk motif angin, biasa disebut juga motif angin gendeng. Angin
gendeng merupakan fenomena rutin dalam waktu tertentu di Probolinggo.
Musim angin kencang di kota pesisir ini biasanya ditandai saat masuk musim
penghujan.
b. Rerere
Tari rerere pada mulanya adalah nama gending yang biasa digunakan saat
diadakan pertunjukan tayub/ andongan dalam pelaksanaan ritual sandur. Nuansa
irama dan lagu yang ringan didengar serta mudah untuk diisi dengan gerak tari,
sehingga gerak yang tercipta pada awalnya mengikuti pola tabuhan gendang yang
dibunyikan, sehingga pada akhirnya terbentuk tarian ini bernama rerere, yang
73
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
c. Udeng Probolinggo
Udeng/tutup/ ikat kepala pada awal masa colonial masih kerap dipakai
orang kebanyakan di probolinggo, dan menjadi cirri tersendiri baik, dalam ukuran
strata sosial maupun pekerjaan seseorang. Dari dokumentasi foto sejarah yang
terekam, pada masa akhir abad ke 18 udeng yang dipakai kental terlihat pada
pengaruh jawa, dengan variasi ikat udeng yang bermacam. Namun demikian udeng
bentuk kuncir belakang menjulur kebawah dan ujung depan udeng berada ditengah
lipatan kain. Untuk jenis kain udeng probolinggo kebanyakan motif baik berbentuk
bunga semak berdaun kecil menyerupai semanggi.
74
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
d. Kemanten Pendalungan
Kemanten pendalungan, merupakan salah satu produk budaya
pendalungan/ campuran di Kota Probolinggo, produk budaya ini hanya bisa kita
temui di Kota Probolinggo, karena merupakan hasil kreasi budaya dari salah
satu perias manten di probolinggo yang mencoba untuk mengejawantahkan
budaya hybrid ini menjadi wajah budaya lokal, melalui sebuah prosesi
pernikahan.
Kemanten pendalungan memiliki kekhas-an yang begitu nampak pada
prosesi serta ugo rampe pernikahan yang sangat kental nuansa probolinggonya,
karena mengangkat seluruh entitas etnis yang ada, diantaranya Jawa, Madura,
Cina, Arab dan Melayu.
Mulai dari busana pengantin perempuan dan laki-laki yang meng-
ekspose baju gamis/ jubah panjang pengaruh budaya arab probolinggo, kerah
baju “shanghai” dengan warna kain merah menyala khas tionghoa/ cina,
“Ronce” melati, sanggul pengantin wanita model Karang Melok, yang
merepresentasikan adat jawa tersemat begitu selaras pada busana pengantinnya.
Hal lain yang ada dalam prosesi pendalungan adalah kirap/ arak-arak
pengantin yang tak lain juga menampilkan kesenian tari Rerere dibagian depan
rombongan, dilanjutkan dengan iring-iringan tari Jaran Bodhaq dan pasangan
pengantin, diakhiri dengan iringan Terbang Jidor ataupun Hadrah.
Iring-iringan pengantin ini biasanya dilaksanakan dari tempat pengantin
perempuan menuju tempat resepsi pernikahan, melewati jalan kampong dimana
sang mempelai tinggal, maupun mengililingi kampong sebagai siar kepada
semua orang jikalau ada sebuah pernikahan.
75
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
2.3.3.5. Permainan
a. Kecik
Permainan ini sama dengan permainan bekel bedanya hanya medianya saja,
bila permainan ini medianya adalah suru dan 5 buah kecik, biji asam atau biji
sawo. Cara bermainnya lemparkan kecik tersebut kemudian ambil satu persatu
menggunakan suru. Permainan ini bertujuan untuk melatih ketelitian dan
keseimbangan anak.
b. Dakon
Permainan ini dimainkan secara berpasangan dan bisa dilakukan di dalam
ruangan. Untuk memainkannya dibutuhkan sebuah alat yang terdapat 7 buah
lubang kecil saling berpasangan serta 2 buah lubang besar di setiap ujungnya
biasanya alat ini sudah tersedia disebut dakon dan juga beberapa kecik atau biji
sawo. Cara bermainnya setiap lubang kecil diisi 7 buah kecik atau biji sawo lalu
keduanya saling suit untuk menentukan siapa yang jalan duluan setelah itu
mengambil salah satu lubang yang terisi kecik kemudian isi lubang-lubang dakon
bila kecik terakhir masuk dalam lubang yang terisi kecik maka ambil isi keciknya
lalu isi lagi lubang-lubang dakon tetapi bila kecik terakhir masuk kedalam lubang
yang kosong maka dia harus berhenti dan dgantikan oleh lawan mainnya.
Permainan ini melatih ketelitian anak-anak yang memainkannya.
c. Bendan
76
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
Permainan ini dimainkan diluar ruangan atau sebuah daerah terbuka dengan
menggambarkan pola kotak-kotak di tanah mirip seperti gambar 3 kotak disusun ke
atas lalu 2 kotak ke samping di atasnya 1 kotak lagi kemudian 2 kotak kesamping
terakhir ditutup gambar ½ lingkaran di atasnya. Untuk memainkan dibutuhkan 3
orang anak atau lebih, masing-masing orang membutuhkan kreweng atau pecahan
genteng sebagai gacoan. Cara bermain salah seorang anak melemparkan gacoannya
ke kotak pertama setelah itu dia melompat dengan satu kaki ke kotak-kotak yang
telah digambar tetapi kotak yang ada gacoannya tidak boleh dilewati sesampainya
di 2 kotak kesamping kedua kaki boleh diturunkan bila sampai dikotak terkahir
berbalik arah ke tempat semula lalu mengambil gacoannya. Dalam permainan ini
sang anak tidak boleh menginjak garis begitu gacoannya, bila hal itu terjadi maka
sang anak dinyatakan selesai dan dgantikan oleh teman sepermainannya.
Permainan ini untuk ketangkasan dan keseimbangan anak.
d. Gobak Sodor
Permainan ini dimainkan oleh anak laki-laki di luar ruangan atau sebuah
daerah terbuka dengan cara menggambar sebuah kotak yang cukup besar di tanah,
di dalamnya dibagi dengan beberapa garis vertical dan satu garis horizontal
ditengahnya. Banyaknya garis vertical ditentukan oleh jumlah pemain dalam satu
kelompok, misalnya dalam satu kelompok terdiri dari 3 orang maka garis vertikal
yang harus dibuat 2 buah tetapi bila 4 orang maka garis vertikalnya dibuat 3 buah
begitu seterusnya. Biasanya dimainkan 2 kelompok masing-masing kelompok
terdiri dari 3 orang atau lebih. Satu kelompok menjaga penjaga dan yang satu
kelompoknya lagi menjadi penyerang. Kelompok penjaga menjaga masing-masing
garis baik itu vertical maupun horizontal dan kelompok penyerang berusaha
melewati garis yang telah dijaga tanpa tersentuh oleh penjaganya bila seluruh
kelompok sampai berhasil melewati garis terakhir dinyatakan sebagai
pemenangnya tetapi sebaliknya bila salah satu pemainnya tersentuh dinyatakan
kalah dan kelompok penyerang berganti posisi menjadi kelompok penjaga begitu
juga sebaliknya kelompok penjaga menjadi kelompok penyerang. Permainan ini
bertujuan melatih kecermatan, kelincahan dan juga ketangkasan anak-anak yang
memainkannya.
77
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
e. Enggrang
Permainan ini dimainkan secara individu baik itu laki-laki atau perempuan.
Untuk memainkannya dibutuhkan 2 buah bamboo yang panjangnya ± 2 meter salah
satu ujung dilubangi kira-kira 30-40 cm lalu dimasukkan bamboo yang berukuran
lebih kecil sebagai pijakan kaki. Cara bermainnya sang anak menaiki 2 buah
bamboo yang telah dibuat tersebut kemudian berjalan menggunakan bambu
tersebut. Permainan ini bertujuan melatih keseimbangan sang anak.
f. Cucuan
Permainan yang dilakukan 2 kelompok yang anggotanya sama, membuat
garis tengah yang mempunyai wilayah yang sama. Hampir sama dengan permainan
bentengan akan tetapi kalau cucuan menggunakan suara cuuu.
g. Pathel Lele
78
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
Permainan ini dimainkan oleh 3 atau lebih orang anak laki-laki di sebuah
area terbuka. Untuk memainkannya dibutuhkan 2 buah kayu satu kayu berukuran
panjang ± 1 meter dan satu kayunya lagiberukuran pendek ± 25 cm, kayu panjang
berfungsi sebagai pemukul sedangkan kayu pendek sebagai yang dipukul. Cara
bermainnya susun beberapa batu bata atau gali sebuah lubang untuk tempat
meletakkan kayu pendek kemudian salah satu pemain memukul kayu pendek
tersebut sedangkan yang lain bersiap menangkap hasil pukulan tersebut, jika salah
seorang berhasil menangkapnya maka dia menjadi pemukulnya tetapi bila tidak
ada yang berhasil menangkapnya maka akan dihitung jaraknya dari awal kayu
tersebut dipukul sampai kayu tersebut jatuh, siapa yang berhasil membuat jarak
paling jauh dia dinyatakan pemenangnya. Permainan ini bertujuan melatih
ketangkasan dan ketelitian anak.
h. Bekel
Permainan ini bisa dimainkan 3 atau lebih orang anak dan bisa dilakukan di
dalam ruangan. Permainan ini membutuhkan bola dan 5 buah biji bekel sebagai
medianya. Cara bermainnya dengan memantulkan bola sambil melemparkan biji-
bijian bekel yang ada ditangan kemudian mengambilnya satu persatu setelah
terambil semua lemparkan lagi biji bekelnya tetapi mengambilnya 2 buah begitu
seterusnya naik secara berkelanjutan, bila tidak berhasil dinyatakan kalah dan
diganti pemain lainnya. Permainan ini melatih ketrampilan tangan sang anak.
i. Bitingan
Permainan ini dimainkan oleh 3 orang atau lebih orang anak dan bisa
dilakukan di dalam ruangan. Untuk memainkannya dibutuhkan 5 buah lidi. Cara
bermainnya lidi tersebut dilemparkan kemudian satu persatu lidi dijentikkan tanpa
mengenai lidi yang lain, bila menyentuh maka dinyatakan kalah dan digantikan
dengan teman sepermainannya. Permainan ini bertujuan untuk melatih ketelitian
anak.
j. Kempyeng
Permainan ini dimainkan oleh 3 orang atau lebih orang anak dan bisa
dilakukan di dalam ruangan. Untuk memainkannya dibutuhkan 5 buah kempyeng
79
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
atau tutup botol bekas yang terbuat dari kaleng. Cara bermainnya lemparkan 5
buah kempyeng lalu salah satu kempyeng diambil oleh lawan mainnya dan sang
lawan juga memilih antara kempyeng mana yang harus beradu kemudian jentikkan
jari agar kedua kempyeng saling beradu, setelah berhasil dilanjutkan dengan
menyusun 5 buah kempyeng ditelapak tangan lalu lemparkan ke punggung tangan
kemudian dilempar lagi dan ditangkap denga jari, jumlah kempyeng yang
tertangkap akan menjadi sebuah poin dan siapa yang berhasil mencapai terlebih
dahulu jumlah poin yang telah disepakati sebelumnya maka dia akan menjadi
pemenangnya (biasanya antara 25-100 poin). Permainan ini bertujuan melatih
ketangkasan dan ketelitian anak.
k. Jamuran
Permainan ini dimainkan oleh 10 atau lebih orang di sebuah area terbuka.
Cara bermainnya mereka saling bergandengan membentuk sebuah lingkaran
sambil menyanyikan lagu “Jamuran-jamuran ndoge gethok, jamur opo ndoge
gethok jamur gajih gedhe-gedhe, siro mbadek opo” kemudian dijawab “Jamur
kancing” maka semua memegang kancing.
2.3.3.6. Cerita/Dongeng/Legenda
a. Legenda kali Banger
Berbicara mengenai eksistensi kali banger, tak lepas dari legenda yang
berkembang di masyarakat sejak dahulu, bahwa kali banger yang berarti berbau
busuk tersebut merupakan tempat dimana Damarwulan dalam sebuah perselisihan
dengan penguasa blambangan benama Menak Jinggo. Perselisihan tersebut
berakhir dengan terpenggalnya kepala Menak Jinggo, sehingga darahnya yang
mengalir di sebuah sungai itu membuat air sungainya menjadi berbau Banger. Pada
80
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
akhirnya sungai yang airnya berbau busuk atau istilah bahasa jawa adalah Banger/
anyir atau busuk serta merta menjadi tetenger sebuah daerah timur utara pesisir
jawa timur yang dulunya dikenal sebagai daerah “Banger” dan selanjutnya berganti
nama menjadi “Probolinggo”.
Namun sejatinya Banger, nama sebelum menjadi Probolinggo, maupun
kraksaan, baik secara kewilayahaan maupun awal mula terbentuknya struktur
pemerintahan, sangat erat sekali dengan sejarah kerajaan-kerajaan seperti
Singasari, Majapahit, Blambangan, Supit Urang, Surapati, dan khususnya peran
penting dari kerajaan Mataram.
Tertulis pula pada pupuh 314/4 kitab kakawin Nagara Kertagama yang
ditulis oleh empu prapanca, dikisahkan bahwa pada tahun 1365 M Raja Majapahit
Prabu Sri Nata Hayam Wuruk melakukan perjalanan menyusuri wilayah
kekuasaannya, tepatnya ke daerah Ujung Timur, daerah Lumajang berikut juga
ketika melintasi wilayah probolinggo, dalam lawatannya tersebut beliau singgah di
beberapa desa, seperti Hambulu Traya, Lumbang, Binor, Pajarakan, Sagara,
Gending, Borang, Baremi, Banger dan juga daerah Buluh, Gedhe, Arya,
Keboncandi, Sajabung, dan Pabayeman, dalam Buku Negara Kerta Gama, pupuh
XXXIV/4 tahun 1365 M), nama Banger tertulis dalam bahasa aslinya sebagai
berikut :
Arddälawas/nŗpati tansah añanti mäsa,
Solahnireŋ sakuwukuww atikaŋ linoyan,
Ryyankätmirän hawan i lohgaway iŋ sumandiŋ,
Boraŋ, baŋêr, baŗmi tüt / hnu ńüny ańulwan2
81
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
nama “Banger” sebagai kebanggaan daerah yang mempunyai sungai kecil, dengan
letaknya yang sangat strategis mengalir di tengah kota sebagai sentral perniagaan
perekonomian ketika itu menjadi daerah yang cukup diperhitungkan. Terbukti
dalam catatan sejarah dari laporan-laporan VOC penguasa daerah timur selama itu
selalu menyebutnya laporan dari “Bupati Banger“. Pada jaman Bupati Djajalelana I
yang terprediksi memerintah tahun 1679 s/d 1697, nama “ Banger “ diabadikan
untuk nama putera pertamanya yaitu “Mas Bagus Banger”.
Selain itu pada saat itu pula sering terdengar nama “Kanjeng Banger”, yang
konon berselisih dengan Panembahan Meru dari Tengger. Bukankah itu bisa
diprediksikan nama ayah dari “Mas Bagus Banger”, dan bukankah itu nama
Djajalelana I sebagai “Bupati Banger” itu sendiri. Dalam Babad Surapati bisa
diketemukan sebagai berikut :
The first of these expedition was sent out on 25 pebruary, while
Surapati was still on his way east. It consist of 9,000 men under
Prince Puger and other leaders. The regents of the east coast were
told to join the action, and Djangrana I of Surabaja ( Tjakraningrat’s
son in – law ) and Djajalelana of Banger (Prabalingga) marched
against Surapati, Surapati seemed trapped.4
Selain itu, dalam sebuah cacatan VOC, diketemukan, istilah Banger sebagai
berikut : Paresidenan iku kaperang dadi Apdeling telu : 1. Probolinggo
Banger, 2. Kareksan, dan 3. Lumajang…….hing Probolingga hutawa Banger
nagara kalebu rame
Dalam laporan Gubernur Jendral yang lain, di tuliskan : Akibat dari masih
berkeliarannya kedua saudara dari Malang, yaitu : Suro Negara, dan Jayanegara
dengan saudara misan mereka Noto Kusuma sekarang jumlah pengikut mereka
telah berkurang dengan 5 sampai 6 orang, dan bahwa baru-baru ini dari daerah
Lumajang, Banger dan Surabaya ditemukan sejumlah perempuan.
Dalam Suratnya tgl. 20 Oktober 1767 tentang laporan Gubernur Jendral PA.
Vander Para kepada Panglima tertinggi penguasa Jenderal dari kumpeni Hindia
Belanda , tentang penggunaan kata Banger dapat dilihat sebagai berikut :
Sebuah ekspidisi lagi ke Blambangan, terdiri dari beberapa prajurit Eropa,
dan 1000 orang dari Madura melalui laut, dan 200 orang Madura, serta 500 orang
82
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
dari Banger di Jawa melalui darat dari daerah Lumajang untuk dengan berjalan
melalui pantai selatan… dst … kita bisa melihat “ Banger “ merupakan sebuah
tempat kecil namun letaknya sangat baik dan menghasilkan 8 koyang beras bagi
Kumpeni,6 pikul lilin, dan pajak Tol sebanyak 300 ringgit Belanda setahunnya.
“Banger”, sebuah Kabupaten juga terkena kewajiban menyetorkan Contingenten
lam sebanyak 8 koyang beras, 6 pikul lilin dan 2 pikul kain yang sudah diolah dari
coir atau kajer Pasuruhan dan Banger sangat menderita akibat ulah kaum
pemberontak dari Blambangan.
Berdasarkan data sejarah di atas, maka nama Banger telah benar-benar
melegenda di hati semua masyarakat Kabupaten Probolinggo hingga sekarang.
Kemudian berubahnya sejak masa pemerintahan bupati Jayanegara keturunandari
kasepuhan Surabaya, nama “Banger” dirubah menjadi “Probolinggo”, asal kata
dari “Probo” artinya “Sinar”, sedangkan “Linggo” artinya “Badan” atau Tugu”
sebagai tanda peringatan. Dalam pada itu masih sejaman dengan perubahan nama
Banger menjadi Probolinggo, kita ketemukan adanya nama desa Wirolinggo,
(dalam peta) di selatan desa Pangger (Randupangger), dan Maniklinggo nama
Blambangan lama. Mungkinkah perubahan nama Banger menjadi Probolinggo,
terilhami oleh nama-nama itu, masih perlu penelitian lebih lanjut.
Situs sungai/kali “Banger” saat ini panjangnya ± 6,4 km. Hulu sungai
terdapat di DAM Air Desa Pakistaji, sedangkan muara sungai terdapat di Desa
Mangunharja, dukuh Tajungan sebelah timur DOK pelabuhan menuju ke laut
lepas. Situs Sungai Banger tidak berfungsi untuk mengairi sawah, karena tidak ada
cakupan baku sawah, sehingga berfungsi sebagai Drainase (saluran pematusan /
pembuagan air non irigasi). Bila diurutkan dari arah selatan Sungai Banger / Kali
Banger bersumber dari dua tempat, sebelah barat dari sumber air Andi, sedangkan
di sebelah timur dari sumber air bedungan Kedunggaleng, melewati bendugan
Kedungmiri, bendungan Sukun, bendungan Randu, bendungan Gladakserang. Di
kelurahan Jrebeng, dan Kanigaran sungai pecah menjadi dua (2), di sebelah barat
namanya tetap sungai Banger, sedangkan di sebelah timur bernama sungai Pancor.
Kami perkirakan kondisi fisik sungai pada saat sekarang dengan kondisi sungai
400 tahun lalu, sangat berbeda jauh, baik dalam sisi dimensi, debit air dan
kedalamannya.
83
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
b. Legenda Klenteng
Menelisik berjalannya sejarah di probolinggo, orang cina sudah ada lebih
dulu di Probolinggo dibandingkan dengan kehadiran orang Belanda. Tipikal
permukiman orang China di Probolinggo punya hubungan dekat dengan sungai
Banger dan hal ini diperkirakan dulunya orang China memasuki Probolinggo lewat
sungai ini.
Kebiasaan orang China bila sudah menetap disuatu tempat, selalu
mendirikan sebuah Klenteng, karena Klenteng bagi orang China tidak bisa dilihat
hanya sebagai tempat ibadah saja, tapi bisa disebut sebagai pusat pemukiman orang
cina/ Pecinan.
Klenteng Liong Tjwan Bio/ Longquan Miao/ Rumah Ibadah Tridharma
Sumber Naga didirikan pada tahun 1856 oleh Kapiten Probolinggo Oen Tik
Gwan/ Wen Baochang, Han Sam Goan dan Oen Tjwan Gwan (para kapten/ opsir
probolinggo). Pembangunan klenteng ini dimulai dengan mendatangkan seorang
ahli fengshui untuk memilih tempat yang tepat dan atas kesepakatan ahli fengshui
dengan pemuka masyarakat cina probolinggo itu, dipilihlah lokasi ditepi kali
Banger.
Klenteng Liong Tjwan Bio didedikasikan pada Tan Hu Tjindjin (Chenfu
zhenren)/ Kongco Banyuwangi. Di wilayah pulau Jawa hanya Klenteng
Probolinggo dan Klenteng Ho Tong Bio di Banyuwangi saja yang altar utamanya
di persembahkan kepada Tan Hu Tjinjin/ Chenfu zhenren (dewa lokal, yang tidak
dikenal di daerah lain).
Dilihat dari ciri arsitekturnya Klenteng pada umumnya selalu terdiri dari
beberapa bagian, diantaranya adalah halaman depan yang cukup luas, untuk
melaksanakan berbagai macam ritual keagamaan dan menampung berbagai
kegiatan atau perayaan lainnya. Pada atap bangunan klenteng berbentuk pelana
bertumpuk dua, dengan nok yang melengkung keatas, dan dihiasi dengan patung-
patung binatang.
Dengan dominasi warna merah menyala dan kuning atau keemasan, pada
pintu terdapat tulisan huruf cina yang berbunyi Longquan Miao. Dalam klenteng
ini terdapat beberapa patung dewa, antara lain pada altar utama dipersembahkan
pada Chenfu Shenren dan dua orang pengikutnya, altar samping kiri terdapat
84
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
Fude zhengzen dan Jialan, altar samping kanan dipersembahkan untuk Guanyin
dan Guangze zunwang.
Di samping ruang utama terdapat bangunan yang menyimpan peralatan
upacara yang sangat indah. Sampai sekarang Klenteng yang berumur lebih dari
satu setengah abad ini tetap berdiri dengan tegar, meskipun dalam perjalanan
waktu pernah terjadi beberapa tambahan dan perbaikan pada bangunannya.
Di daerah Probolinggo orang China sejak awal punya peran penting Pada
masa pemerintahan Daendels (1808-1811), tepatnya pada th. 1810, Probolinggo
dijual sebagai tanah pertikelir kepada Kapiten Han Tik Ko yang akhirnya menjadi
bupati probolinggo ke 5.
Daerah orang Cina di probolinggo terbagi menjadi 2 kawasan, pertama
adalah daerah pertokoan yang terletak disepanjang jalan Raya (dulu adalah jalan
raya pos, yang menghubungkan Probolinggo dengan Pasuruan disebelah Barat dan
kota-kota ujung Timur Jatim, sebelah Timur). Kedua adalah daerah tempat tinggal
di Chineeschevoorstraat (sekarang Jl. Dr. Sutomo) dan Jl. W.R. Supratman.
Klenteng Liong Tjwan Bio terletak tepat diujung bagian Utara dari
permukiman cina kawasan Pecinan. Tata letaknya dibuat secara sadar, yang
mungkin jarang kita jumpai di kota-kota lain di Jawa.
2.3.3.7. Makanan
a. Ketan Kratok
85
DOKUMEN RAKP KOTA PROBOLINGGO 2015
b. Pokak
Pengetian: pokak adalah minuman olahan yang ramuannya dari alam. Selain untuk
minuman penyegar pokak ini juga untuk obat. Bahan: air murni 10 liter, serai 2
ons, kayu manis 0,5 gr, pandan wangi 2 genggam, jahe 3 ons, jeruk purut 7 lembar,
daun salam secukupnya, gula jawa 8 ons, gula pasir 12 sendok penuh, untuk variasi
: bunga cengkih, nangka, cin cau, kelapa muda, dan lain-lain (menyesuaikan). Alat:
kompor, penggodogan, pengaduk, penyaring, botol, lebel
Cara Mengolah: bersihkan bahan / alat dari segala kotoran, lakukan irisan ,
potongan , dan ikatan sepenuhnya, panaskan air (jangan sampai mendidih),
masukan serai,kayu manis, dan jahe, panaskan air sampai mendidih (10 menit),
masukan gula jawa, panaskan adonan sampai gula hancur, masukkan gula pasir dan
panaskan (5 menit), masukkan pandan wangi , jeruk purut , dan daun salam,
panaskan adonan secukupnya (10 menit) dinginkan dan hidangkan, tambahkan
bahan variasi, seperti :
a. Cincau, kolang-kaling, kelapa muda untuk yg rasa segar
b. Merica, cengkeh, kayu manis, madu untuk yg rasa mantap
86