Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERKEMBANGAN IMPERIALISME JEPANG

DISUSUN OLEH :

1. ZAKIA DWIE SERINA


2. SATIYA ARISKA
3. SINTA MARSELA
4. SERA MAGFIRAH
5. TEGAR PUTRA ASMARA

NAMA GURU : YUSLINA WATI S.Pd

SMA NEGERI 2 KUALA


TAHUN 2024
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konflik perang mulai di Asia beberapa tahun sesudah pertikaian di Eropa.
Jepang telah menginvasi Cina pada tahun 1931, jauh sebelum Perang Dunia II dimulai
di Eropa. Pada 1 Maret, Jepang menunjuk Henry Pu Yi menjadi kaisar di Manchukuo,
negara boneka bentukan Jepang di Manchuria. Pada 1937, perang telah dimulai ketika
Jepang mengambil alih Manchuria.
Roosevelt menandatangani sebuah perintah eksekutif yang tidak diterbitkan
(rahasia) pada Mei 1940 mengijinkan personel militer AS untuk mundur dari tugas,
sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam operasi terselubung di Cina sebagai
"American Volunteer Group" (AVG), juga dikenal sebagai Harimau Terbang
Chennault. Selama periode tujuh bulan, kelompok Harimau Terbang berhasil
menghancurkan sekitar 600 pesawat Jepang, menenggelamkan sejumlah kapal Jepang,
dan menghentikan invasi Jepang terhadap Burma. Dengan adanya tindakan Amerika
Serikat dan negara lainnya yang memotong ekspor ke Jepang, maka Jepang
merencanakan serangan terhadap Pearl Harbor pada 7 Desember 1941 tanpa peringatan
deklarasi perang; sehingga mengakibatkan kerusakan parah pada Armada Pasifik
Amerika. Hari berikutnya, pasukan Jepang tiba di Hong Kong, yang kemudian
menyebabkan menyerahnya pasukan Inggris pada Hari Natal di bulan itu.
Jepang menunjukkan sifat imprealismenya dengan cara menduduki semua
wilayah yang diami oleh orang jepang, atau wilayah yang sewajarnya termasuk ke
dalam gugusan kepulauan jepang. Mereka beranggapan bahwa kepulauan Ryukyu,
pulau Bonin, Karafuto, dan Hokaido adalah hak jepang, bahkan Korea seharusnya
diperlakukan sebagai Negara taklukan. (latourette, 1951:122:123) pulau-pulau itu sudah
dapat dikuasai pada tahun 1891. setelah berhasil menguasai pulau tersebut jepang
kemudian ingin menguasai Korea. Untuk merealisasikan keinginannya itu jepang
terlibat perang dengan cina (1894-1895) dan Rusia (1904-1905) yang sama-sama
mempunyai kepentingan dengan Korea dan Manchuria Jepang Juga terlibat dalam PD I
dan PD II.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Restorasi Meiji
Restorasi Meiji adalah suatu peristiwa pada abad ke-19 yang menunjukkan
berakhirnya kekuasaan shogun dan dimulainya kekuasaan kaisar di Jepang. Sejak
restorasi ini terjadi, Jepang yang semula menutup diri dari pengaruh asing, berubah
menjadi terbuka terhadap segala bentuk kehadiran asing. Bahkan Restorasi Meiji
menjadi titik balik, di mana Jepang segera tumbuh dan berkembang menjadi negara
yang maju dan kuat. Sejak saat itu pula, Jepang berhasil mengikuti jejak Inggris,
Perancis, Amerika Serikat, Jerman, dan Rusia, sebagai negara imperialis.
Penyebab Restorasi Meiji Jepang merupakan negara dengan bentuk
pemerintahan kekaisaran, sehingga secara teoretis pemegang kekuasaan tertinggi adalah
kaisar. Namun dalam praktiknya, sejak abad ke-12, yang memiliki peran dan kekuatan
besar dalam menjalankan pemerintahan adalah panglima militer atau shogun. Sementara
kaisar memiliki peran terbatas dalam aktivitas sosial politik, bahkan hanya menjadi
semacam simbol.
Selama shogun berkuasa, tidak jarang terjadi peperangan dan pemberontakan
yang berupaya memulihkan peran kaisar. Konflik semakin memanas saat Keshogunan
Tokugawa mulai berkuasa pada 1633. Pasalnya, dinasti ini menjalankan kebijakan baru
yang dikenal dengan nama "sakuku", di mana orang Jepang tidak boleh pergi ke luar
negeri, begitu pula sebaliknya. Upaya menutup diri juga dilakukan dengan melarang
peredaran buku-buku berbahasa asing. Alasan utama penerapan kebijakan sakuku
adalah, Tokugawa khawatir Jepang akan mendapatkan pengaruh buruk dan dikuasai
oleh pihak asing. Kebijakan ini terbukti mematikan ekonomi Jepang. Memasuki abad
ke-18, timbul kemerosotan ekonomi akibat bencana alam dan korupsi. Untuk menyiasati
kondisi itu, pemerintahan Tokugawa lantas menaikkan pajak kepada petani, yang
kemudian menyulut penolakan serta kerusuhan di berbagai daerah. Dari pihak asing,
muncul tekanan agar Jepang kembali membuka diri dan menormalkan hubungan
perdagangan dengan negara-negara Barat. Jepang baru bersedia membuka hubungan
ketika armada militer Amerika Serikat yang dipimpin oleh Komodor Matthew Perry
berlabuh di negaranya pada 1853. Namun, masuknya kembali bangsa-bangsa asing ke
Jepang membuat Tokugawa kehilangan wibawanya dan dianggap mengingkari janji
oleh rakyatnya. Dikombinasikan dengan faktor-faktor internal, yakni krisis ekonomi dan
pemerintahan Tokugawa yang goyah, tuntutan agar kekuasaan pemerintahan
dikembalikan ke tangan kaisar terus bergaung.

B. Imperialisme Jepang

Imperialisme adalah suatu paham yang menjadi dasar suatu negara untuk
menguasai negara lain dengan membentuk pemerintahan jajahan. Tujuannya adalah
untuk bisa menguasai segala aspek kehidupan masyarakat, baik politik, ekonomi, sosial,
budaya, serta militer. Paham ini pernah diterapkan oleh berbagai negara, salah satunya
Jepang, pada awal abad ke-20.
Pada abad ke-18 jauh sebelum Restorasi Meiji Jepang dianggap sebagai Negara
yang lemah, terbelakang dan selalu mengadopsi kebudayaan cina. Kebudayaan cina
yang diadopsi meliputi tulisan dan huruf Cina (kanji), ilmu konfusius, kalender, teknik
irigasi dan agama Budha sejak abad ke-5 mempunyai pengaruh mendalam pada
masyarakat Jepang. Kebudayaan Cina itu kemudian disesuaikan dengan kebutuhan
Jepang sendiri.
Jepang sebagai Negara lemah dan terbelakang, saat itu merupakan mangsa yang
baik bagi Negara-negara Imperialisme barat. Akan tetapi setelah restorasi dalam segala
bidang berhasil pada abad ke-19, ternyat amemberikan nilai positif bagi bangsa dan
Negara jepang. Bangsa jepang terangkat kepuncak keunggulannya menjadi Negara kuat
dan modern sejajar dengan Negara-negara barat.
Pada abad ke-19, jepang mengadakan restorasi hampir dalam segala bidang,
seperti dalam bidang politik, perekonomian, pendidikan, kemiliteran yang meniru dunia
barat. Pembaharuan dalamsegala bidang tersebut adalah sebagai berikut :
1. Di Bidang Pemerintahan
Dibidang pemerintahan , pertama-tama diletakkan dasar-dasar sentralisasi dan
univikasi. Modernisasi pemerintahan berdasarkan pada dua tuntutan utama yaitu
mengadakan konsentrasi kekuasaan dan pelaksanaan Charter Oatch. Badan-badan
penasehat raja yang terdiri atas Majelis agung (Sosai), Gijo (Dewan Penasehat kelas
satu) dan Sanyo (dewan penasehat kelas dua), disebut dalam suatu wadah yang disebut
Daijo-kwan yang meliputi dua bagian yakni dewan Negara dan dewan perwakilan
Feodal. Pada tanggal 26 November 1868 ibukota dipindahkan ke Yedo kemudian
bernama Tokyo.
Feodalisme dalam arti adanya kekuasaan dan hak-hak istimewa dari para daimyo
dihapuskan. Para daimyo menyerahkan daerah-daerah kekuasaannya kepada Tenno,
selanjutnya mereka diangkat menjadi gubernur sehingga dapat dipersatukan menjadi
satu kekuasaan yang tangguh.
Pada tahun 1883, Ito Hirobumi berhasil menusun Undang-Undang Dasar.
Undang-undang dasar tersebut disusun mencontoh Jerman pada masa Bismark dan
diumumkam berlakunya sejak tahun 1889. Kedudukan Tenno sebagai kepala Negara
dan kepala pemerintahan sangat kuat, semua undang-undang harus disetujui dan
diumumkan oleh Tenno. Tenno dapat memerintah parlemen bersidang dan
membubarkannya, kekuasaan Tenno adalah mutlak. Pemerintahan sesungguhnya ada
ditangan Oligharki. Para pemimpin yang turut serta dalam proses restorasi, mengangkat
kedudukan Tenno sebagai manusia-dewa. Dengan demikian mereka dapat bertindak
atas nama Tenno, sehingga kekuasaan mereka terhadap rakyat sangat besar. Kepada
rakyat ditanamkan semangat pengabdian dan kesetiaan mutlak kepada Tenno.
Pemupukan semangat diperkuat dengan dasar moralitas berlandaskan agam Shinto
sebagai aagama Negara.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemerintahan demokrasi tidak tidak
dikenal dalam system pemerintahan Jepang sebelum Perang Dunia II. Modernisasi
pemerintahan tidak diartikan sebagai demokrasi pemerintahan. Ito Hirobumi sebagai
bapak Undang-Undang Dasar di Jepang adalah organisator pemerintahan sipil, tetapi ia
bukan pelopor pemerintahan demokrasi.
2. Di Bidang Militer
Demi kepentingan pertahanan, diberlakuakan wajib militer melalui undang-undang
pada tahun 1872. Wajib militer secara resmi dilaksanakan sejak tahun 1873. Semua
lapisan masyarakat Jepang diwajibkan ikut tanpa memandang kelas. Warga yang
dikenakan wajib militer adalh warga yang berumur 21 tahun dengan waktu 7 sampai 3
tahun dengan tugas aktif, 2 tahun sebagai tugas cadangan dan 2 tahun lagi sebagaitugas
cadangan kedua. Pakaiannya meniru barat, perlengkapannya dibeli dari barat dan tentara
ini menjadi tentara nasional. Untuk membangun strategi yang baik maka diadakan
perombakan dalam tubuh militer, yaitu pembentukan angkatan darat menurut model
Jerman kemudian angkatan laut menurut model Inggris. Kemiliteran di Jepang dikuasai
oleh dua keluarga yakni angkatan darat dikuasai oleh Negara Chosun dan angkatan laut
dikuasai oleh keluarga Satsuna.
3. Di Bidang Perindustrian Modern
Pembaharuan di Jepang didorong juga oleh kesadaran bahwa pembangunan ekonomi
adalah penting. Oleh sebab itu perlu diletakkan dasar-dasar perindustrian modern.
Karena kekurangan modal maka berbagai perindustrian dikelola oleh Negara. Pada
tahun 1872 didirikan bank-bank nasional mencontoh Amerika Serikat. Pada tahun 1882
didirikan bank sentral, kemudian menyusul pendirian bank-bank industry, bank
tabungan, bank-bank pinjaman tani, sementara itu bank-bank asing juga malaksanakan
peranan penting.
Dipelopori oleh pemerintah, menjelang tahun 1890 tampak kemajuan besar di bidang
perindustrian, perdagangan dan pelayaran dari usaha swasta. Beberapa golongan swasta
muncul memegang monopoli dalam perusahaan bank, perindustrian dan perdagangan.
Mereka disebut golongan Zaibatsu, diantaranya yang terkenal adalah keluarga Mitsui
dan Mitsubishi.
4. Di Bidang Pendidikan
Pendidikan memegang peranan penting dalam proses pembaharuan di Jepang.
Pendidikan dan pengajaran dijadikan alat utama untuk menanamkan kesetiaan pada
Tenno. Pada tahun 1872 pemerintah mengeluarkan undang-undang dan peraturan –
peraturan lain sebagai berikut : (1) wajib belajar bagi anak-anakyang telah berumur 6
tahun; (2) bagi anak –anak yang berumur antara 6-14 tahun dibebaskan dari uang
sekolah selama 4 tahun; (3) pendidikan bersifat militeristis di asrama maupun sekolah;
(4) seluruh Negara dibagi dalam 8 daerah pendidikan/akademik yang terdiri dari 4
universitas dalam tiap provinsi, masing-masing dibagi dalam 32 distrik sekolah
menengah dan 210 sekolah dasar; (5) pengiriman pemuda-pemuda Jepang keluar
negeri; (6) sekolah-sekolah diperluas baik negeri maupun swasta.
Pada tahun 1890 dikelurkan Dekrit Tenno mengenai pengajaran yang lebih luas.
Pendidikan di sekolah dijadikan system penanaman dan pemantapan moralitas bangsa
berdasarkan kesetiaan mutlak kepada Tenno dan kepercayaan penuh kepada apa yang
disabdakan dan dikehendaki oleh Tenno. Ahli-ahli dari berbagai bidang ilmu
pengetahuan didatangkan dai Erop[a dan Amerika.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Imperialisme adalah suatu paham yang menjadi dasar suatu negara untuk
menguasai negara lain dengan membentuk pemerintahan jajahan. Tujuannya adalah
untuk bisa menguasai segala aspek kehidupan masyarakat, baik politik, ekonomi, sosial,
budaya, serta militer. Paham ini pernah diterapkan oleh berbagai negara, salah satunya
Jepang, pada awal abad ke-20.
Kemunculan Jepang menjadi negara imperialis tidak dapat dilepaskan dari
peristiwa Restorasi Meiji pada 1866-1869. Jepang merupakan negara kekaisaran yang
seharusnya kekuasaan tertinggi berada di tangan kaisar. Namun, sejak abad ke-12,
pemerintahan Jepang dijalankan oleh shogun atau panglima militer, sementara kaisar
hanya semacam simbol. Selama pemerintahan keshogunan berkuasa, banyak terjadi
ketidakpuasan dari rakyat yang kemudian menuntut pemulihan peran kaisar. Kondisi
ekonomi Jepang yang carut marut mengakibatkan munculnya berbagai kelompok anti-
shogun di Jepang. Dalam perkembangannya, kelompok anti-shogun mulai menjalin
hubungan dengan Inggris dan Amerika, supaya bersedia membantu mereka untuk
menggulingkan kekuasaan keshogunan.
Upaya pemulihan kekuasaan kaisar ini akhirnya dapat terwujud ketika Kaisar
Matsuhito atau dikenal sebagai Kaisar Meiji, naik takhta. Pada akhir abad ke-19, Kaisar
Meiji berhasil menggulingkan kekuasaan keshogunan dan berupaya memodernisasi
Jepang melalui peristiwa Restorasi Meiji. Setelah restorasi, Jepang, yang tadinya
menutup diri dari negara asing, menjadi terbuka terhadap kehadiran asing.
MAKALAH

JEPANG DI INDONESIA

DISUSUN OLEH :

1. SALWA NABILA
2. RAIHAN KARUNIA
3. SAMSUL RIZAL
4. SARWANDI
5. RYAN ACEGA

NAMA GURU : YUSLINA WATI S.Pd

SMA NEGERI 2 KUALA


TAHUN 2024
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kedatangan Jepang ke Indonesia terkait kemenangan tentara Jepang terhadap
Sekutu pada Perang Dunia II dalam peristiwa Perang Pasifik dan Perjanjian Kalijati.
Pada Januari 1942, Jepang mendarat masuk ke Indonesia melalui Ambon dan
menguasai seluruh Maluku. Meski pasukan Koninklijk Nederlandsch Indishc Leger
(KNIL) dan pasukan Australia berusaha menghalangi, tetapi tak mampu menahan
kekuatan Jepang. Daerah Tarakan di Kalimantan Timur dikuasai oleh Jepang bersamaan
dengan Balikpapan (12 Januari 1942).
Jepang menyerang Sumatera setelah berhasil masuk Pontianak. Bersamaan
dengan serangan ke Jawa (Februari 1942). Pada tanggal 1 Maret 1942, Jepang berhasil
mendarat di tiga tempat di Pulau Jawa, yaitu Teluk Banten, Eretan Wetan (Indramayu,
Jawa Barat), dan Kragan (Rembang, Jawa Tengah). Di tanggal yang sama, kemenangan
tentara Jepang dalam Perang Pasifik menunjukkan kemampuan Jepang dalam
mengontrol wilayah yang sangat luas, dari Burma (Myanmar) sampai Pulau Wake di
Samudera Pasifik. Setelah daerah-daerah di luar Jawa dikuasai, Jepang memusatkan
perhatian untuk menguasai Jawa sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda.
Untuk menghadapi gerak invasi tentara Jepang, blok sekutu yang terdiri atas
Belanda, Amerika Serikat, Australia dan Inggris membentuk Komando Gabungan
Tentara Serikat yang disebut ABDACOM (American British Dutch Australian
Command) yang bermarkas di Lembang. Letnan Jenderal Ter Poorten diangkat sebagai
Panglima ABDACOM. Namun, kekuatan ABDACOM tidak mampu menyelamatkan
Hindia Belanda dari kekalahan. Sementara itu, Gubernur Jenderal Carda (Tjarda) pada
Februari 1942 telah mengungsi ke Bandung. Dalam pertempuran di Laut Jawa,
Angkatan Laut Jepang berhasil menghancurkan pasukan gabungan Belanda-Inggris
yang dipimpin Laksamana Karel Doorman. Sisa-sisa pasukan dan kapal Belanda yang
berhasil lolos dan melarikan diri menuju Australia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. JEPANG DI INDONESIA

Kedatangan Jepang di Indonesia


Jepang kali pertama mendarat di Indonesia melalui Tarakan, Kalimantan Timur,
pada 11 Januari 1942. Jepang yang sedang terlibat dalam Perang Pasifik, datang ke
Tarakan untuk mendapatkan cadangan logistik dan bahan industri perang, seperti
minyak bumi dan alumunium. Kedatangan Jepang kemudian memukul mundur pasukan
Hindia Belanda yang kala itu juga pergi ke Tarakan untuk mengeruk sumber daya alam.
Setelah itu, Jepang juga menduduki wilayah-wilayah lain di Indonesia, yakni Pontianak
pada 29 Januari 1942, Samarinda pada 3 Februari 1942, dan Banjarmasin pada 10
Februari 1942. Pendudukan Jepang pun lantas meluas hingga ke Jawa.
Jepang berhasil menguasai Batavia dan seluruh Pulau Jawa sehingga kemudian
membuat Belanda menyerah tanpa syarat pada 8 Maret 1942. Belanda menyatakan
menyerah kepada Jepang dalam sebuah perundingan yang terjadi di rumah dinas
seorang perwira di kawasan Landasan Udara Kalijati, Subang. Perundingan yang
dikenal sebagai Perjanjian Kalijati itu menghasilkan kesepakatan dalam dokumen
kapitulasi atau penyerahan tanpa syarat Hindia Belanda kepada Jepang. Dengan
ditandatanganinya Perjanjian Kalijati, Belanda harus hengkang dan Indonesia resmi
menjadi jajahan Jepang.

Pendaratan pasukan Jepang di Jawa


Jenderal Imamura dan pasukannya mendarat di Jawa pada 1 Maret 1942 di tiga
tempat. Pendaratan di Banten dipimpin Jenderal Imamura. Pendaratan di Eretan Wetan-
Indramayu dipimpin Kolonel Tonishori. Pendaratan di Bojonegoro dikoordinasi Mayjen
Tsuchihashi. Tempat-tempat tersebut memang tidak diduga oleh Belanda sebagai
tempat pendaratan tentara Jepang. Jepang tidak menyerang Jakarta karena Belanda
mempersiapkan Jakarta seabgai kota terbuka. Pasukan Jepang dengan cepat menyerbu
pusat-pusat kekuatan tentara Belanda di Jawa. Pada 5 Maret 1942 Batavia jatuh ke
tangan Jepang. Tentara Jepang terus bergerak ke selatan dan menguasai kota Buitenzorg
(Bogor). Kota-kota lain di Jawa juga jatuh ke tangan Jepang.
Belanda serahkan Indonesia ke Jepang
Untuk menghadapi pasukan Jepang, Sekutu mempersiapkan tentara gabungan
ABDACOM. Satu kompi Kadet dari Akademi Militer Kerajaan dan Korps Pendidikan
Perwira Cadangan di Jawa Barat. Di Jawa Tengah disiapkan empat batalion infanteri. Di
Jawa Timur terdiri tiga batalion pasukan bantuan Indonesia dan satu batalion marinir.
Ditambah satuan-satuan dari Inggris dan Amerika. Tetapi tentara Jepang mendarat di
Jawa dengan jumlah besar, berhasil merebut tiap daerah tanpa perlawanan. Pada 8
Maret 1942, Jenderal Ter Poorten atas nama komandan pasukan Belanda di pihak
Sekutu, menandatangani penyerahan tanpa syarat ke Jepang yang diwakili Jenderal
Imamura di Kalijati, Subang. Peristiwa ini disebut Kapitulasi Kalijati, menandai
berakhirnya penjajahan Belanda di Indonesia. Sehingga Indonesia berada di bawah
pendudukan tentara Jepang. Gubernur Jenderal Tjarda ditawan. Belanda segera
mendirikan pemerintahan pelarian (exile government) di Australia di bawah pimpinan
HJ Van Mook.

B. KAPITALISME JEPANG

Kapitalisme, yang pada dasarnya adalah sistem ekonomi serta sebagai ideologi
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan memberikan konsep akan
pemenuhan kebutuhan oleh setiap individu yang beraneka ragam. Pemenuhan
kebutuhan individu ini menurut konsep kapitalisme dapat diaplikasikan melalui
keselarasan atau keseimbangan antara permintaan dengan penawaran yang ada.
Model-model kapitalisme ini ada sebagai bentuk dari beragamnya komponen –
komponen pembentuk sistem ekonomi lainnya (ideologi, prinsip, karakteristik dan sifat)
yang unik dan berbeda-beda pada setiap negara (Moran 2009). Jepang merupakan salah
satu negara kapitalis yang berhasil mengembangkan ideologi kapitalis secara konsisten
bahkan menjadi salah satu negara kapitalis berpengaruh di dunia berkat kapitalisme
yang berorientasi pada jati diri bangsanya atau lebih dikenal dengan Modern-State
Capitalism.
Seikerei adalah penghormatan setiap pagi pada Tenno Heika (Kaisar Jepang)
dengan cara membungkuk ke arah Tokyo. Media komunikasi seperti surat kabar,
majalah, kantor berita, radio, film, dan pertunjukan sandiwara dibatasi dan diawasi
ketat. Saluran-saluran itu hanya digunakan untuk propaganda yang menguntungkan
Jepang. Jepang kemudian membatasi pergerakan politik masyarakat. Masyarakat
diizinkan berorganisasi namun hanya untuk kepentingan perang Jepang. Beberapa
organisasi yang berfokus pada kemerdekaan, akhirnya dibubarkan Jepang. Contohnya
Putera dan MIAI.
Kapitalisme berkembang sebagai salah satu opsi jawaban atas bagaimana cara
manusia memenuhi kebutuhan hidupnya dari sudut pandang ekonomi. Tidak hanya itu,
kapitalisme juga dibangun dan dibentuk berdasarkan pemikiran bahwa manusia dapat
memenuhi kebutuhannya dengan bekerjasama dengan manusia lain (homo socius-
economicus). Perkembangan Kapitalisme di negara-negara berbagai belahan dunia
beraneka ragam karena setiap negara memiliki ciri dan karakteristik yang masing-
masing unik tersendiri. Begitu juga dengan Jepang, perkembangan sistem ekonomi-
sejarah dan kapitalisme Jepang ditentukan oleh situasi dunia. Sebuah bagian dari elit
penguasa Jepang, yang sampai dengan awal 1800-an adalah suatu aristokrasi feodal,
dapat melihat bahwa posisi dan kekuasaan mereka sendiri akan terancam oleh negeri-
negeri yang terindustrialisasi yang lebih kuat, kecuali kalau mereka juga membangun
industri.

C. TANGGAPAN TOKOH PERGERAKAN

Tanggapan tokoh pergerakan nasional terhadap kedatangan bangsa Jepang di


Indonesia pada saat itu beragam. Sebagian besar tokoh pergerakan nasional pada
awalnya menyambut kedatangan Jepang sebagai peluang untuk memerdekakan
Indonesia dari penjajahan Belanda. Mereka berharap bahwa Jepang akan memberikan
kemerdekaan kepada Indonesia sebagai bagian dari visi mereka untuk membebaskan
Asia dari kekuasaan Barat.
Namun, harapan tersebut tidak terwujud. Setelah Jepang mengambil alih
kekuasaan, mereka memperlakukan rakyat Indonesia dengan sangat keras dan
mengeksploitasi sumber daya alam negara ini untuk kepentingan perang mereka. Para
pemimpin nasionalis Indonesia yang pada awalnya menyambut kedatangan Jepang
mulai menentang pemerintahan Jepang dan melakukan perlawanan.
Beberapa tokoh pergerakan nasional seperti Soekarno dan Hatta kemudian
dipenjarakan oleh Jepang karena menentang kebijakan pemerintahannya. Di sisi lain,
beberapa tokoh pergerakan seperti Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir berusaha untuk
memanfaatkan kesempatan yang diberikan Jepang untuk memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia. Mereka berusaha untuk bekerja sama dengan pemerintah Jepang dan
membentuk organisasi-organisasi nasionalis baru seperti BPUPKI (Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) untuk memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia.
Secara keseluruhan, tanggapan tokoh pergerakan nasional terhadap kedatangan
bangsa Jepang ke Indonesia pada saat itu bervariasi tergantung pada pandangan dan
strategi politik masing-masing. Pada awalnya, kedatangan Jepang disambut baik oleh
para tokoh nasional kita, seperti Soekarno, Hatta, dan Ki Hajar Dewantara. Namun, ada
sebagian tokoh pergerakan seperti Sam Ratulangi, M.H. Thamrin. dan Sutarjo yang
bersikap hati-hati akan gerakan ekspansionisme Jepang karena adanya unsur fasisme di
dalamnya. Walaupun demikian, secara umum ada perasaan optimisme bahwa
kedatangan Jepang akan segera membawa kemerdekaan.
Berikut lima alasan yang melandasi perasaan optimisme tersebut.
1. Dengan menyerahnya Belanda kepada Jepang dianggap sebagai akhiri dari
penjajahan Betanda dan dimulainya era baru bagi bangsa-bangsa Asia yang
dipelopori Jepang untuk dapat berdiri atas kakinya sendiri. Keyakinan tersebut
bertambah kuat pada waktu Jepang memperkenalkan diri sebagai saudara tua dan
mengumandangkan propaganda Gerakan Tiga A.
2. Jepang berjanji jika menang dalam Perang Pasifik, bangsa-bangsa di Asia akan
mendapat kemerdekaan. Jepang juga berjanji menciptakan kemakmuran bersama
di antara bangsa-bangsa Asia.
3. Sejak awal kedatangannya, Jepang telah membicarakan tentang kemerdekaan yang
akan diberikan secara bertahap kepada bangsa-bangsa Asia. Hal tersebut membuat
para tokoh kita bersedia bekerja sama dengan pemerintah Jepang.
4. Jepang bersikap simpati terhadap aktivitas pergerakan nasional. Seperti dengan
mem-bebaskan secara bertahap para tokoh yang ditahan dan dibuang pemerintah
Hindia Belanda.
5. Jepang menjanjikan kemudahan bagi bangsa Indonesia, saperti melakukan ibadah,
mengibarkan bendera Merah Putih berdampingan dengan bendera Jepang,
menggunakan bahasa Indonesia, serta menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia
Raya bersama lagu kebangsaan Jepang Kimigayo.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ketika pertama datang ke Indonesia, Jepang disambut gembira oleh rakyat


Tanah Air. Jepang mengenalkan dirinya sebagai "saudara tua" dan "pembebas" Asia
dari kapitalisme dan imperialisme bangsa Eropa. Bendera Merah Putih dan lagu
Indonesia Raya yang tadinya dilarang oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda,
diizinkan oleh Jepang. Setiap pagi, lagu Indonesia Raya diputar di radio. Bendera
Merah Putih juga dikibarkan di samping bendera Jepang. Namun itu hanya berlangsung
sesaat. Tak berapa lama, Jepang malah melarang pemutaran Indonesia Raya dan
pengibaran merah putih.
Selama menduduki Indonesia, Jepang memberlakukan sistem pemerintah
militer. Seluruh kegiatan masyarakat hingga ke tingkat rukun tetangga dikendalikan dan
diawasi orang Jepang.
Industrialisasi-Modernisasi Jepang yang dimulai dari Restorasi Meiji membawa
dampak yang sangat besar dan menjadi pijakan yang kuat bagi perkembangan
kapitalisme Jepang.

Anda mungkin juga menyukai