DISUSUN OLEH :
A. Latar Belakang
Konflik perang mulai di Asia beberapa tahun sesudah pertikaian di Eropa.
Jepang telah menginvasi Cina pada tahun 1931, jauh sebelum Perang Dunia II dimulai
di Eropa. Pada 1 Maret, Jepang menunjuk Henry Pu Yi menjadi kaisar di Manchukuo,
negara boneka bentukan Jepang di Manchuria. Pada 1937, perang telah dimulai ketika
Jepang mengambil alih Manchuria.
Roosevelt menandatangani sebuah perintah eksekutif yang tidak diterbitkan
(rahasia) pada Mei 1940 mengijinkan personel militer AS untuk mundur dari tugas,
sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam operasi terselubung di Cina sebagai
"American Volunteer Group" (AVG), juga dikenal sebagai Harimau Terbang
Chennault. Selama periode tujuh bulan, kelompok Harimau Terbang berhasil
menghancurkan sekitar 600 pesawat Jepang, menenggelamkan sejumlah kapal Jepang,
dan menghentikan invasi Jepang terhadap Burma. Dengan adanya tindakan Amerika
Serikat dan negara lainnya yang memotong ekspor ke Jepang, maka Jepang
merencanakan serangan terhadap Pearl Harbor pada 7 Desember 1941 tanpa peringatan
deklarasi perang; sehingga mengakibatkan kerusakan parah pada Armada Pasifik
Amerika. Hari berikutnya, pasukan Jepang tiba di Hong Kong, yang kemudian
menyebabkan menyerahnya pasukan Inggris pada Hari Natal di bulan itu.
Jepang menunjukkan sifat imprealismenya dengan cara menduduki semua
wilayah yang diami oleh orang jepang, atau wilayah yang sewajarnya termasuk ke
dalam gugusan kepulauan jepang. Mereka beranggapan bahwa kepulauan Ryukyu,
pulau Bonin, Karafuto, dan Hokaido adalah hak jepang, bahkan Korea seharusnya
diperlakukan sebagai Negara taklukan. (latourette, 1951:122:123) pulau-pulau itu sudah
dapat dikuasai pada tahun 1891. setelah berhasil menguasai pulau tersebut jepang
kemudian ingin menguasai Korea. Untuk merealisasikan keinginannya itu jepang
terlibat perang dengan cina (1894-1895) dan Rusia (1904-1905) yang sama-sama
mempunyai kepentingan dengan Korea dan Manchuria Jepang Juga terlibat dalam PD I
dan PD II.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Restorasi Meiji
Restorasi Meiji adalah suatu peristiwa pada abad ke-19 yang menunjukkan
berakhirnya kekuasaan shogun dan dimulainya kekuasaan kaisar di Jepang. Sejak
restorasi ini terjadi, Jepang yang semula menutup diri dari pengaruh asing, berubah
menjadi terbuka terhadap segala bentuk kehadiran asing. Bahkan Restorasi Meiji
menjadi titik balik, di mana Jepang segera tumbuh dan berkembang menjadi negara
yang maju dan kuat. Sejak saat itu pula, Jepang berhasil mengikuti jejak Inggris,
Perancis, Amerika Serikat, Jerman, dan Rusia, sebagai negara imperialis.
Penyebab Restorasi Meiji Jepang merupakan negara dengan bentuk
pemerintahan kekaisaran, sehingga secara teoretis pemegang kekuasaan tertinggi adalah
kaisar. Namun dalam praktiknya, sejak abad ke-12, yang memiliki peran dan kekuatan
besar dalam menjalankan pemerintahan adalah panglima militer atau shogun. Sementara
kaisar memiliki peran terbatas dalam aktivitas sosial politik, bahkan hanya menjadi
semacam simbol.
Selama shogun berkuasa, tidak jarang terjadi peperangan dan pemberontakan
yang berupaya memulihkan peran kaisar. Konflik semakin memanas saat Keshogunan
Tokugawa mulai berkuasa pada 1633. Pasalnya, dinasti ini menjalankan kebijakan baru
yang dikenal dengan nama "sakuku", di mana orang Jepang tidak boleh pergi ke luar
negeri, begitu pula sebaliknya. Upaya menutup diri juga dilakukan dengan melarang
peredaran buku-buku berbahasa asing. Alasan utama penerapan kebijakan sakuku
adalah, Tokugawa khawatir Jepang akan mendapatkan pengaruh buruk dan dikuasai
oleh pihak asing. Kebijakan ini terbukti mematikan ekonomi Jepang. Memasuki abad
ke-18, timbul kemerosotan ekonomi akibat bencana alam dan korupsi. Untuk menyiasati
kondisi itu, pemerintahan Tokugawa lantas menaikkan pajak kepada petani, yang
kemudian menyulut penolakan serta kerusuhan di berbagai daerah. Dari pihak asing,
muncul tekanan agar Jepang kembali membuka diri dan menormalkan hubungan
perdagangan dengan negara-negara Barat. Jepang baru bersedia membuka hubungan
ketika armada militer Amerika Serikat yang dipimpin oleh Komodor Matthew Perry
berlabuh di negaranya pada 1853. Namun, masuknya kembali bangsa-bangsa asing ke
Jepang membuat Tokugawa kehilangan wibawanya dan dianggap mengingkari janji
oleh rakyatnya. Dikombinasikan dengan faktor-faktor internal, yakni krisis ekonomi dan
pemerintahan Tokugawa yang goyah, tuntutan agar kekuasaan pemerintahan
dikembalikan ke tangan kaisar terus bergaung.
B. Imperialisme Jepang
Imperialisme adalah suatu paham yang menjadi dasar suatu negara untuk
menguasai negara lain dengan membentuk pemerintahan jajahan. Tujuannya adalah
untuk bisa menguasai segala aspek kehidupan masyarakat, baik politik, ekonomi, sosial,
budaya, serta militer. Paham ini pernah diterapkan oleh berbagai negara, salah satunya
Jepang, pada awal abad ke-20.
Pada abad ke-18 jauh sebelum Restorasi Meiji Jepang dianggap sebagai Negara
yang lemah, terbelakang dan selalu mengadopsi kebudayaan cina. Kebudayaan cina
yang diadopsi meliputi tulisan dan huruf Cina (kanji), ilmu konfusius, kalender, teknik
irigasi dan agama Budha sejak abad ke-5 mempunyai pengaruh mendalam pada
masyarakat Jepang. Kebudayaan Cina itu kemudian disesuaikan dengan kebutuhan
Jepang sendiri.
Jepang sebagai Negara lemah dan terbelakang, saat itu merupakan mangsa yang
baik bagi Negara-negara Imperialisme barat. Akan tetapi setelah restorasi dalam segala
bidang berhasil pada abad ke-19, ternyat amemberikan nilai positif bagi bangsa dan
Negara jepang. Bangsa jepang terangkat kepuncak keunggulannya menjadi Negara kuat
dan modern sejajar dengan Negara-negara barat.
Pada abad ke-19, jepang mengadakan restorasi hampir dalam segala bidang,
seperti dalam bidang politik, perekonomian, pendidikan, kemiliteran yang meniru dunia
barat. Pembaharuan dalamsegala bidang tersebut adalah sebagai berikut :
1. Di Bidang Pemerintahan
Dibidang pemerintahan , pertama-tama diletakkan dasar-dasar sentralisasi dan
univikasi. Modernisasi pemerintahan berdasarkan pada dua tuntutan utama yaitu
mengadakan konsentrasi kekuasaan dan pelaksanaan Charter Oatch. Badan-badan
penasehat raja yang terdiri atas Majelis agung (Sosai), Gijo (Dewan Penasehat kelas
satu) dan Sanyo (dewan penasehat kelas dua), disebut dalam suatu wadah yang disebut
Daijo-kwan yang meliputi dua bagian yakni dewan Negara dan dewan perwakilan
Feodal. Pada tanggal 26 November 1868 ibukota dipindahkan ke Yedo kemudian
bernama Tokyo.
Feodalisme dalam arti adanya kekuasaan dan hak-hak istimewa dari para daimyo
dihapuskan. Para daimyo menyerahkan daerah-daerah kekuasaannya kepada Tenno,
selanjutnya mereka diangkat menjadi gubernur sehingga dapat dipersatukan menjadi
satu kekuasaan yang tangguh.
Pada tahun 1883, Ito Hirobumi berhasil menusun Undang-Undang Dasar.
Undang-undang dasar tersebut disusun mencontoh Jerman pada masa Bismark dan
diumumkam berlakunya sejak tahun 1889. Kedudukan Tenno sebagai kepala Negara
dan kepala pemerintahan sangat kuat, semua undang-undang harus disetujui dan
diumumkan oleh Tenno. Tenno dapat memerintah parlemen bersidang dan
membubarkannya, kekuasaan Tenno adalah mutlak. Pemerintahan sesungguhnya ada
ditangan Oligharki. Para pemimpin yang turut serta dalam proses restorasi, mengangkat
kedudukan Tenno sebagai manusia-dewa. Dengan demikian mereka dapat bertindak
atas nama Tenno, sehingga kekuasaan mereka terhadap rakyat sangat besar. Kepada
rakyat ditanamkan semangat pengabdian dan kesetiaan mutlak kepada Tenno.
Pemupukan semangat diperkuat dengan dasar moralitas berlandaskan agam Shinto
sebagai aagama Negara.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemerintahan demokrasi tidak tidak
dikenal dalam system pemerintahan Jepang sebelum Perang Dunia II. Modernisasi
pemerintahan tidak diartikan sebagai demokrasi pemerintahan. Ito Hirobumi sebagai
bapak Undang-Undang Dasar di Jepang adalah organisator pemerintahan sipil, tetapi ia
bukan pelopor pemerintahan demokrasi.
2. Di Bidang Militer
Demi kepentingan pertahanan, diberlakuakan wajib militer melalui undang-undang
pada tahun 1872. Wajib militer secara resmi dilaksanakan sejak tahun 1873. Semua
lapisan masyarakat Jepang diwajibkan ikut tanpa memandang kelas. Warga yang
dikenakan wajib militer adalh warga yang berumur 21 tahun dengan waktu 7 sampai 3
tahun dengan tugas aktif, 2 tahun sebagai tugas cadangan dan 2 tahun lagi sebagaitugas
cadangan kedua. Pakaiannya meniru barat, perlengkapannya dibeli dari barat dan tentara
ini menjadi tentara nasional. Untuk membangun strategi yang baik maka diadakan
perombakan dalam tubuh militer, yaitu pembentukan angkatan darat menurut model
Jerman kemudian angkatan laut menurut model Inggris. Kemiliteran di Jepang dikuasai
oleh dua keluarga yakni angkatan darat dikuasai oleh Negara Chosun dan angkatan laut
dikuasai oleh keluarga Satsuna.
3. Di Bidang Perindustrian Modern
Pembaharuan di Jepang didorong juga oleh kesadaran bahwa pembangunan ekonomi
adalah penting. Oleh sebab itu perlu diletakkan dasar-dasar perindustrian modern.
Karena kekurangan modal maka berbagai perindustrian dikelola oleh Negara. Pada
tahun 1872 didirikan bank-bank nasional mencontoh Amerika Serikat. Pada tahun 1882
didirikan bank sentral, kemudian menyusul pendirian bank-bank industry, bank
tabungan, bank-bank pinjaman tani, sementara itu bank-bank asing juga malaksanakan
peranan penting.
Dipelopori oleh pemerintah, menjelang tahun 1890 tampak kemajuan besar di bidang
perindustrian, perdagangan dan pelayaran dari usaha swasta. Beberapa golongan swasta
muncul memegang monopoli dalam perusahaan bank, perindustrian dan perdagangan.
Mereka disebut golongan Zaibatsu, diantaranya yang terkenal adalah keluarga Mitsui
dan Mitsubishi.
4. Di Bidang Pendidikan
Pendidikan memegang peranan penting dalam proses pembaharuan di Jepang.
Pendidikan dan pengajaran dijadikan alat utama untuk menanamkan kesetiaan pada
Tenno. Pada tahun 1872 pemerintah mengeluarkan undang-undang dan peraturan –
peraturan lain sebagai berikut : (1) wajib belajar bagi anak-anakyang telah berumur 6
tahun; (2) bagi anak –anak yang berumur antara 6-14 tahun dibebaskan dari uang
sekolah selama 4 tahun; (3) pendidikan bersifat militeristis di asrama maupun sekolah;
(4) seluruh Negara dibagi dalam 8 daerah pendidikan/akademik yang terdiri dari 4
universitas dalam tiap provinsi, masing-masing dibagi dalam 32 distrik sekolah
menengah dan 210 sekolah dasar; (5) pengiriman pemuda-pemuda Jepang keluar
negeri; (6) sekolah-sekolah diperluas baik negeri maupun swasta.
Pada tahun 1890 dikelurkan Dekrit Tenno mengenai pengajaran yang lebih luas.
Pendidikan di sekolah dijadikan system penanaman dan pemantapan moralitas bangsa
berdasarkan kesetiaan mutlak kepada Tenno dan kepercayaan penuh kepada apa yang
disabdakan dan dikehendaki oleh Tenno. Ahli-ahli dari berbagai bidang ilmu
pengetahuan didatangkan dai Erop[a dan Amerika.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Imperialisme adalah suatu paham yang menjadi dasar suatu negara untuk
menguasai negara lain dengan membentuk pemerintahan jajahan. Tujuannya adalah
untuk bisa menguasai segala aspek kehidupan masyarakat, baik politik, ekonomi, sosial,
budaya, serta militer. Paham ini pernah diterapkan oleh berbagai negara, salah satunya
Jepang, pada awal abad ke-20.
Kemunculan Jepang menjadi negara imperialis tidak dapat dilepaskan dari
peristiwa Restorasi Meiji pada 1866-1869. Jepang merupakan negara kekaisaran yang
seharusnya kekuasaan tertinggi berada di tangan kaisar. Namun, sejak abad ke-12,
pemerintahan Jepang dijalankan oleh shogun atau panglima militer, sementara kaisar
hanya semacam simbol. Selama pemerintahan keshogunan berkuasa, banyak terjadi
ketidakpuasan dari rakyat yang kemudian menuntut pemulihan peran kaisar. Kondisi
ekonomi Jepang yang carut marut mengakibatkan munculnya berbagai kelompok anti-
shogun di Jepang. Dalam perkembangannya, kelompok anti-shogun mulai menjalin
hubungan dengan Inggris dan Amerika, supaya bersedia membantu mereka untuk
menggulingkan kekuasaan keshogunan.
Upaya pemulihan kekuasaan kaisar ini akhirnya dapat terwujud ketika Kaisar
Matsuhito atau dikenal sebagai Kaisar Meiji, naik takhta. Pada akhir abad ke-19, Kaisar
Meiji berhasil menggulingkan kekuasaan keshogunan dan berupaya memodernisasi
Jepang melalui peristiwa Restorasi Meiji. Setelah restorasi, Jepang, yang tadinya
menutup diri dari negara asing, menjadi terbuka terhadap kehadiran asing.
MAKALAH
JEPANG DI INDONESIA
DISUSUN OLEH :
1. SALWA NABILA
2. RAIHAN KARUNIA
3. SAMSUL RIZAL
4. SARWANDI
5. RYAN ACEGA
A. Latar Belakang
Kedatangan Jepang ke Indonesia terkait kemenangan tentara Jepang terhadap
Sekutu pada Perang Dunia II dalam peristiwa Perang Pasifik dan Perjanjian Kalijati.
Pada Januari 1942, Jepang mendarat masuk ke Indonesia melalui Ambon dan
menguasai seluruh Maluku. Meski pasukan Koninklijk Nederlandsch Indishc Leger
(KNIL) dan pasukan Australia berusaha menghalangi, tetapi tak mampu menahan
kekuatan Jepang. Daerah Tarakan di Kalimantan Timur dikuasai oleh Jepang bersamaan
dengan Balikpapan (12 Januari 1942).
Jepang menyerang Sumatera setelah berhasil masuk Pontianak. Bersamaan
dengan serangan ke Jawa (Februari 1942). Pada tanggal 1 Maret 1942, Jepang berhasil
mendarat di tiga tempat di Pulau Jawa, yaitu Teluk Banten, Eretan Wetan (Indramayu,
Jawa Barat), dan Kragan (Rembang, Jawa Tengah). Di tanggal yang sama, kemenangan
tentara Jepang dalam Perang Pasifik menunjukkan kemampuan Jepang dalam
mengontrol wilayah yang sangat luas, dari Burma (Myanmar) sampai Pulau Wake di
Samudera Pasifik. Setelah daerah-daerah di luar Jawa dikuasai, Jepang memusatkan
perhatian untuk menguasai Jawa sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda.
Untuk menghadapi gerak invasi tentara Jepang, blok sekutu yang terdiri atas
Belanda, Amerika Serikat, Australia dan Inggris membentuk Komando Gabungan
Tentara Serikat yang disebut ABDACOM (American British Dutch Australian
Command) yang bermarkas di Lembang. Letnan Jenderal Ter Poorten diangkat sebagai
Panglima ABDACOM. Namun, kekuatan ABDACOM tidak mampu menyelamatkan
Hindia Belanda dari kekalahan. Sementara itu, Gubernur Jenderal Carda (Tjarda) pada
Februari 1942 telah mengungsi ke Bandung. Dalam pertempuran di Laut Jawa,
Angkatan Laut Jepang berhasil menghancurkan pasukan gabungan Belanda-Inggris
yang dipimpin Laksamana Karel Doorman. Sisa-sisa pasukan dan kapal Belanda yang
berhasil lolos dan melarikan diri menuju Australia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. JEPANG DI INDONESIA
B. KAPITALISME JEPANG
Kapitalisme, yang pada dasarnya adalah sistem ekonomi serta sebagai ideologi
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan memberikan konsep akan
pemenuhan kebutuhan oleh setiap individu yang beraneka ragam. Pemenuhan
kebutuhan individu ini menurut konsep kapitalisme dapat diaplikasikan melalui
keselarasan atau keseimbangan antara permintaan dengan penawaran yang ada.
Model-model kapitalisme ini ada sebagai bentuk dari beragamnya komponen –
komponen pembentuk sistem ekonomi lainnya (ideologi, prinsip, karakteristik dan sifat)
yang unik dan berbeda-beda pada setiap negara (Moran 2009). Jepang merupakan salah
satu negara kapitalis yang berhasil mengembangkan ideologi kapitalis secara konsisten
bahkan menjadi salah satu negara kapitalis berpengaruh di dunia berkat kapitalisme
yang berorientasi pada jati diri bangsanya atau lebih dikenal dengan Modern-State
Capitalism.
Seikerei adalah penghormatan setiap pagi pada Tenno Heika (Kaisar Jepang)
dengan cara membungkuk ke arah Tokyo. Media komunikasi seperti surat kabar,
majalah, kantor berita, radio, film, dan pertunjukan sandiwara dibatasi dan diawasi
ketat. Saluran-saluran itu hanya digunakan untuk propaganda yang menguntungkan
Jepang. Jepang kemudian membatasi pergerakan politik masyarakat. Masyarakat
diizinkan berorganisasi namun hanya untuk kepentingan perang Jepang. Beberapa
organisasi yang berfokus pada kemerdekaan, akhirnya dibubarkan Jepang. Contohnya
Putera dan MIAI.
Kapitalisme berkembang sebagai salah satu opsi jawaban atas bagaimana cara
manusia memenuhi kebutuhan hidupnya dari sudut pandang ekonomi. Tidak hanya itu,
kapitalisme juga dibangun dan dibentuk berdasarkan pemikiran bahwa manusia dapat
memenuhi kebutuhannya dengan bekerjasama dengan manusia lain (homo socius-
economicus). Perkembangan Kapitalisme di negara-negara berbagai belahan dunia
beraneka ragam karena setiap negara memiliki ciri dan karakteristik yang masing-
masing unik tersendiri. Begitu juga dengan Jepang, perkembangan sistem ekonomi-
sejarah dan kapitalisme Jepang ditentukan oleh situasi dunia. Sebuah bagian dari elit
penguasa Jepang, yang sampai dengan awal 1800-an adalah suatu aristokrasi feodal,
dapat melihat bahwa posisi dan kekuasaan mereka sendiri akan terancam oleh negeri-
negeri yang terindustrialisasi yang lebih kuat, kecuali kalau mereka juga membangun
industri.
A. Kesimpulan