Anda di halaman 1dari 12

REDESIGN PENGELOLAAN KELAUTAN, PERIKANAN

MENUJU KEMANDIRIAN PANGAN


DI KABUPATEN NAGAN RAYA

OLEH :

AZMAN, S.Hut
NIP. 19770209 200604 1 003
Pembina / IV.a

Sebagai Syarat Mengikuti Seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama


Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Nagan Raya

TAHUN 2023
DAFTAR ISI
COVER
A. PENDAHULUAN ……………………………………………………………… 1
B. PEMBAHASAN ........................................................................................................ 4
1. Penguatan Kelembagaan Panglima Laot …………………................................ 6
2. Pengolahan dan Proses Peningkatan Nilai Hasil Ikan ..……………………….. 6
3. Sarana dan Prasarana Pelabuhan Jetty ………………………………………… 6
4. Redesign Pengelolaan Balai Benih Ikan (BBI) Lhok Parom dan Babah Krueng 7
5. Konsolidasi Validasi Data Kolam Rakyat................................................................ 7
6. Pemanfaatan Daerah Aliran Sungai Untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat 8
7. Qanun Cadangan Pangan yang Belum Tersedia ...................................................... 8
C. PENUTUP ................................................................................................................ 9
D. DAFTAR PUTASKA .............................................................................................. 10
A. PENDAHULUAN
Kabupaten Nagan Raya memiliki potensi sumberdaya alam kelautan dan perikanan yang
berlimpah dan hendaknya dapat dimanfaatkan secara tepat, arif dan berkelanjutan, guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Masyarakat yang hidup di wilayah pesisir telah banyak
menggantungkan mata pencahariannya pada sektor kelautan dan perikanan, selain memang
berlokasi dekat dengan laut dan sumber air yang terus ada umumnya sektor kelautan dan perikanan
tidak dimiliki oleh orang perseorangan maupun kelompok seperti di tanah darat sehingga kekayaan
yang dimiliki oleh alam ini dapat dinikmati oleh siapa saja secara gratis. Kabupaten Nagan Raya
memiliki 4 Kecamatan yang mempunyai potensi kelautan di wilayah pesisir yang berbatasan
dengan lautan yakni Kecamatan Kuala Pesisir, Tadu Raya, Tripa Makmur dan Darul Makmur.
Sedangkan potensi perikanan budidaya lebih banyak terdapat di Kecamatan Beutong, Seunagan
Timur, Seunagan, Suka Makmue dan Kuala (Profil Kabupaten Nagan Raya, 2022).
Potensi yang didapat dari sumberdaya kelautan dan perikanan cukup besar, hal ini dapat
terlihat pada tahun 2022 tercatat angka capaian produksi total hasil perikanan dari perikanan
tangkap dan budidaya sebanyak 3.737,80 Ton. Dengan penggunaan dan penguasaan teknologi
penangkapan serta inovasi yang lebih ditingkatkan, optimis rasanya sektor kelautan dan
perikanan mampu memberikan sumbangsih besar untuk penurunan angka kemiskinan dan
pengangguran jika diterapkan dan diaplikasikan dengan benar di lapangan (Profil DKPP
Kabupaten Nagan Raya, 2022).
Pesisir laut Kabupaten Nagan Raya sendiri memiliki panjang garis pantai hampir sepanjang
74,4 kilometer dan menyediakan banyak spot-spot indah alam pariwisata serta sentra nelayan yang
berlokasi di beberapa tempat seperti Pantai Kuala Tripa (sentra nelayan dan pariwisata),
Pantai Babah Lueng (sentra nelayan dan Kawasan konservasi), Pantai Kuala Tadu (sentra
nelayan), Pantai Kuala Trang (sentra nelayan) dan Pantai Gampong Pulo (sentra nelayan
tradisional) (Profil DKP Kabupaten Nagan Raya, 2022).
Nelayan di Kabupaten Nagan Raya menggunakan armada penangkapan ikan yang terdiri
atas kapal motor sebanyak 113 unit, perahu motor tempel sebanyak 115 unit dan perahu tanpa
motor sebanyak 135 unit dengan jumlah nelayan sebanyak 1.052 orang. Nagan Raya juga memiliki
rawa terdalam didunia yaitu Kawasan Lindung Rawa Tripa seluas 1.605 Ha yang pengelolaannya
masih belum maksimal (Profil DKPP Kabupaten Nagan Raya, 2022).

1
Salah satu misi pembangunan nasional yang terkait dengan pembangunan kelautan dan
perikanan adalah Mewujudkan Indonesia menjadi Negara Maritim yang Mandiri, Maju, Kuat
dan Berbasis Kepentingan Nasional. Visi Kementerian Kelautan dan Perikanan
adalah “Mewujudkan Sektor Kelautan dan Perikanan Indonesia yang Mandiri, Maju, Kuat dan
Berbasis Kepentingan Nasional”. Mandiri dimaksudkan ke depan Indonesia dapat mengandalkan
kemampuan dan kekuatan sendiri dalam mengelola sumber daya kelautan dan perikanan, sehingga
sejajar dan sederajat dengan bangsa lain. Maju dimaksudkan dapat mengelola sumber daya
kelautan dan perikanan dengan kekuatan SDM kompeten dan iptek yang inovatif dan bernilai
tambah, untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang tinggi dan merata.
Disamping itu Kabupaten Nagan Raya memiliki Balai Benih Ikan (BBI) yang berada di 2
(dua) lokasi yakni Balai Benih Ikan (BBI) Babah Krueng terletak di Desa Babah Krueng,
Kecamatan Beutong dengan luas areal 1.5 ha yang berdiri pada tahun 1980 dan Balai Benih Ikan
(BBI) Lhok Parom berdiri pada tahun 1975 di Desa Lhok Parom Kecamatan Seunagan dengan
luas areal 2.5 ha. Pada tahun 2008 melalui Peraturan Bupati Nagan Raya Nomor 23 Tahun 2008,
BBI Babah Krueng dan Lhok Parom dibentuk menjadi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
BBI Lhok Parom.
Sektor perikanan khususnya budidaya saat ini memiliki luasan areal potensial mencapai
8.598 ha. Luasan tersebut baru dimanfaatkan sebesar 409 ha (4,72 %) dengan angka jumlah
produksi Perikanan Budidaya mencapai 1.095,30 Ton (2021). Umumnya ikan yang
dibudidayakan berjenis ikan Lele, Nila dan Mas. Adanya potensi yang ada sangat besar dan
persentase pemanfaatan yang masih kecil, sangat terbuka peluang berusaha di bidang budidaya
perikanan yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Potensi Kelautan dan Perikanan dapat mendukung Visi RPJM Nagan Raya yaitu :
“Mewujudkan Kabupaten Nagan Raya yang sejahtera, mandiri, maju dan berdaya saing melalui
pemberdayaan ekonomi masyarakat dan peningkatan kwalitas Sumber Daya Manusia yang
berlandaskan Syariat Islam” dengan Misi meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakatyang
berbasis kearifan lokal menuju masyarakat yang produktif sebagai upaya pemberantasan
kemiskinan dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai penompang kemandirian
pangan.
Kabupaten Nagan Raya memiliki sumber keragaman pangan yang cukup tinggi. Beberapa
komoditas penting pendukung sistem ketahanan pangan sumber karbohidrat banyak dibudidayakan

2
oleh petani di wilayah ini, antara lain: padi, jagung, ketela pohon, ubi rambat dan pisang. Sebaran
komoditas tanaman pangan tersebut terdapat di hampir seluruh kecamatan Lahan-lahan tidur dan
perkarangan rumah yang masih luas bisa dimanfaatkan untuk menanam tanaman palawija
sehingga bisa menambah penghasilan ekonomi masyarakat. Dalam rangka mendorong
tumbuhnya Gerakan Masyarakat Menanam Sayur-sayuran dipekarangan rumah diperlukan
pendekatan. Pendekatan sinergitas merupakan alternative yang potensial dalam pemanfaatan
pekarangan kepada ibu-ibu rumah tangga melalui Kelompok Wanita Tani, dimana pendekatan
sinergitas di dasarkan pola kebersamaan dan kemitraan yang diyakini tepat untuk mengarah pada
kemandirian pangan yang berkelanjutan.
Melihat Data potensi tersebut diatas, tentunya diperlukan daya dukung lingkungan yang
berbasis data sebagai langkah Analisis dalam Redesign Pengelolaan Kelautan, Perikanan menuju
kemandirian Pangan di Kabupaten Nagan Raya. Basis data yang akurat seperti jumlah dan
kepadatan penduduk, jumlah masyarakat nelayan, luas kolam produktif dan tidak produktif, luas
perkarangan yang bisa dimanfaatkan, luas hutan, luas sawah, dan kawasan yang bisa digunakan
untuk pemukiman nelayan. Ironisnya, potensi Sumber Daya Alam belum dimanfaatkan secara
optimal sebagai basis Data untuk menentukan sasaran strategi dalam pengelolaan kelautan dan
perikanan oleh berbagai perangkat daerah, sehingga perlu dilakukan upaya peningkatan koordinasi
dengan Stake holders menuju kemandirian pangan dalam menentukan setiap sasaran kegiatan.
Potensi pendanaan yang cukup baik dari pihak perusahaan swasta berupa dana Corporate
Social Responsibility (CSR) yang ada dan dapat digunakan untuk pengelolaan perikanan, dan
kelautan. Akan tetapi, saat ini pelaksanaan CSR belum memiliki fokus kegiatan untuk pengelolaan
perikanan. Hal ini terjadi dikarenakan belum optimalnya penggunaan dana CSR bagi
Pengelolaan Perikanan Budidaya Kolam dan Rumah Bibit Tanaman Pekarangan.
Pemerintah Kabupaten Nagan Raya melalui Dinas Kelautan, Perikanan dan Pangan
melaksanakan Tupoksinya berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 66 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kelautan Perikanan dan
Pangan telah berupaya untuk mengembangkan potensi sumber daya kelautan dan perikanan
melalui berbagai kebijakan, antara lain dengan melakukan penataan di sektor kelautan dan
perikanan budidaya guna mendorong pengembangan komoditas unggulan berbasis daerah atau
Kawasan. Tak ketinggalan Pemerintah juga hadir dengan memberikan bantuan sarana dan
prasarana pendukung lainnya untuk meningkatkan produktifitas dan peningkatan perekonomian
masyarakat di Kabupaten Nagan Raya. Dinas Kelautan, Perikanan dan Pangan memiliki peran
3
yang cukup strategis dalam rangka Pengelolaan Kelautan Perikanan Menuju Kemandirian Pangan
yang berkelanjutan di Kabupaten Nagan Raya. Hal ini karena Dinas Kelautan, Perikanan dan
Pangan memiliki tanggung jawab utama membantu Kepala Daerah untuk merumuskan arah,
tujuan, sasaran, strategis serta target yang akan dicapai. (Perbup No.66 Tahun 2016 Kabupaten
Nagan Raya)
Bertitik tolak kepada Uraian diatas, isu - isu strategis Daerah yang perlu dikelola dengan
baik yaitu:
1. Penguatan Kelembagaan Panglima Laot yang belum optimal
2. Pengolahan dan proses peningkatan nilai hasil ikan
3. Sarana dan Prasarana Pelabuhan Jetty belum tersedia
4. Pengelolaan Balai Benih Ikan (BBI) yang dapat memberikan konstribusi PAD
5. Konsolidasi Validitas Data Kolam Rakyat
6. Pemanfaatan Daerah Aliran Sungai Untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
7. Qanun Cadangan Pangan yang belum tersedia

B. PEMBAHASAN
Upaya Pengelolaan Kelautan dan Perikanan disebuah Kabupaten haruslah memiliki konsep
dan strategi yang jelas dan terukur. Strategi digunakan agar tidak ada kesalahan ketika penerapan
tersebut dilaksanakan. Pelaksanaan Kelautan Perikanan dan Pangan di Kabupaten Nagan Raya
harus dilakukan secara utuh dan terpadu dengan terlibatan para pihak. Dengan kondisi bentuk
Alam yang begitu luas dari dataran tinggi pergunungan sampai dengan pesisir pantai, tentunya
diperlukan langkah – langkah strategis dan sistematis agar pengelolaan kelautan dan perikanan
dapat berlangsung secara berkelanjutan. Ruang lingkup pengelolaan kelautan dan perikanan
dimulai dari hulu sampai dengan hilir.
Dalam menjawab isu – isu Strategis Daerah, Pemerintah Kabupaten Nagan Raya dalam
hal ini Dinas Kelautan Perikanan dan Pangan memiliki tupoksi yang jelas dalam bidang Kelautan
Perikanan dan Pangan yaitu Penyusunan kebijakan teknis dibidang Kelautan, Perikanan dan
Pangan; Penyiapan rancangan peraturan dan produk hukum dibidang Kelautan, Perikanan dan
Pangan; Pelaksanaan pembinaan teknis dibidang Kelautan, Perikanan dan Pangan; Pelaksanaan
pemantauan, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan Kelautan, Perikanan dan Pangan;
Pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan/atau lembaga terkait lainnya dibidang Kelautan,
Perikanan dan Pangan dan Pembinaan UPTD.
4
Rencana Kerja di Petakan untuk menjawab isu – isu Strategis Daerah. Singkronisasi dan
Harmonisasi antara Rencana Kerja di Daerah dengan Provinsi dan Nasional harus
dimaksimalkan agar Pengelolaan Kelautan dan Perikanan menuju kemandirian Pangan dapat
berjalan sesuai dengan Perencanaan yang telah dilakukan. Untuk itu diperlukan sebuah Team
Work yang profesional yang mampu melakukan Koordinasi dan Komunikasi dengan Provinsi
dan Nasional dalam rangka kepentingan Daerah. Konsep Pengelolaan Kelautan dan Perikanan
harus sejalan antara Pusat dan Daerah. Oleh karena itu Daerah harus mampu meyakinkan Pusat
dalam setiap Kegiatan yang diusulkan melalui Data Base yang akurat, DID, sasaran/output yang
akan dicapai. Leadership yang kuat mutlak diperlukan agar program/rencana kerja dapat
dilaksanakan dilapangan.
Keputusan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 116 Tahun 2021
Tentang Rencana Kerja Kementerian Kelautan Dan Perikanan Tahun 2022 dengan beberapa
sasaran indikator program, yaitu:
1. Pembangunan dan penguatan infrastruktur perikanan budidaya air tawar, dan air laut
antara lain meliputi tambak, kolam, saluran irigasi tambak,
2. Pengembangan komoditas perikanan budidaya yang memiliki nilai ekonomis penting di
semua tipologi ekosistem yaitu laut dan tawar untuk pemenuhan konsumsi domestic
3. Pengembangan pakan ikan mandiri yang terdiri dari pakan buatan dan pakan alami
4. Peningkatan kualitas, kapasitas, dan produktivitas industri pengolahan ikan dan udang
5. Pembinaan pelaku usaha perikanan dalam rangka pengadaan dan penyimpanan hasil
perikanan dan penguatan daya saing Unit Pengolahan Ikan (UPI);
6. Pembinaan dan pengelolaan pasar ikan, pengembangan kawasan pengolahan,
pembangunan fasilitas pemasaran perikanan peningkatan unit penanganan dan unit
pengolahan produk hasil kelautan dan perikanan;
7. Program Optimalisasi Pengelolaan Dan Pemasaran Produksi Perikanan Pemberdayaan
masyarakat supaya mampu memanfaatkan pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman
(B2SA) berbasis sumber daya lokal;
Untuk mencapai sasaran diatas diperlukan strategi Pengelolaan Kelautan dan Perikanan
menuju kemandirian Pangan di Kabupaten Nagan Raya terkait dengan isu – isu strategis Daerah,
yaitu:

5
1. Penguatan Kelembagaan Panglima Laot
Dalam UU 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh, Qanun Aceh Nomor 10 Tahun
2008 tentang Lembaga Adat (Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008
Nomor 10, Tambahan Lembaran daerah Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 20); serta
Keputusan Bupati Nagan Raya Nomor 523/156/Kpts/2019 tentang Penetapan Panglima Laot
dan Lembaga Persidangan Hukum Adat Laot Kabupaten Nagan Raya Masa Bakti
2019-2024 telah memberikan kewenangan kepada Panglima Laot untuk memimpin sebuah
Lembaga hukum adat laot.
Redesign Kelembagaan Panglima Laot dapat dilakukan melalui:
- Mendorong kelembagaan Panglima laot sebagai sentral dalam setiap pengambilan
keputusan kegiatan disektor laut dengan menekankan pada nilai-nilai kearifan local
- Pembinaan dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia Panglima Laot melalui
kegiatan Bimtek, study banding dan kegiatan lainnya
- Menghidupkan Gerakan cinta “Laut“ melalui kegiatan Festival Laut
- Menyediakan Balai Nelayan Kabupaten Nagan Raya.

2. Pengolahan dan Proses Peningkatan Nilai Hasil Ikan


Minimnya proses pengolahan hasil ikan, perlu kiranya dilakukan upaya dan solusi agar
produk-produk terutama ikan bisa menambah value ekonomi bagi masyarakat nelayan. Upaya ini
dapat dilakukan dengan cara:
- Pengembangan sentral produksi Rumah Tangga dari hasil budidaya perikanan seperti
Abon Ikan, Kerupuk ikan dan UMKM lainnya.
- Fasilitasi kerjasaama dengan pihak swasta/investor dalam rangka pengolahan Hasil Budidaya
Ikan.
- Kerja sama dengan Universitas Teuku Umar (UTU) dalam upaya menciptakan inovasi
proses pengolahan ikan
- Dibentuknya pusat pengemasan hasil perikanan

3. Sarana dan Prasarana Pelabuhan Jetty:


Salah satu factor belum maksimalnya hasil produksi tangkapan nelayan adalah sarana dan
prasarana pelabuhan jetty.

6
Para nelayan saat ini sangat mengharapkan untuk segera dibangunnya pelabuhan jetty. Aspirasi
para Nelayan ini disampaikan oleh Panglima Laot. Tentunya perlu dilakukan langkah-langkah
strategis untuk mewujudkan harapan Nelayan Kabupaten Nagan Raya, yaitu:
- Koordinasi dengan Pemerintah Aceh untuk segera dilanjutkan pembangunan Dermaga
di Kuala Tuha sepanjang 400 meter yang merupakan wilayah kewenangan Provinsi.
- Menyiapkan DED dan Dokumen dukung lainnya untuk pembangun pelabuhan jetty
di TPI Kuala Tadu
- Melalui Pimpinan Daerah, perlu segera dibangun komunikasi politik anggaran ke
Pusat melalui Lembaga Aspirasi Rakyat

4. Redesign Pengelolaan Balai Benih Ikan (BBI) Lhok Parom dan Babah Krueng:
Redesign Pengelolaan balai Benih Ikan (BBI) sangat penting dilakukan, hal ini mengingat
potensi bila dikelola dengan baik akan mampu memberikan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
yang sangat besar. Hal ini dapat berjalan bila pengelolaan Balai Benih Ikan (BBI) dilakukan
pembenahan secara menyeluruh, melalui strategi yaitu:
- Redesign manajemen pengelolaan Balai Benih Ikan dari pekerjaan produksi rutinitas
menjadi manajemen stok yang transparan dan akuntabel.
- Meningkatkan potensi BBI sebagai sumber PAD, melalui Perbup/ BLUD tentang
tata cara pengelolaan BBI dan distribusi
- Legalitas UPTD Mengacu pada Permendagri No. 12 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pembentukan Dan Klasifikasi Cabang Dinas Dan Unit Pelaksana Teknis Daerah
- Penambahan tenaga honerer sehingga lebih efektif dalam bekerja dan mudah
menerapkan sistem kerja per divisi
- Perbaikan kolam sehingga kegiatan produksi benih berjalan dengan lancar.
Potensi Balai Benih Ikan (BBI) Lhok Parom dan Babah Krueng bila
dikalkulasikan secara teknis dan ekonomi mampu menyumbangkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) sebesar Rp. 1,8 Milyar, hasil dari penjualan benih ikan yang mampu
diproduksi sebanyak 6.280.000 ekor/tahun.

5. Konsolidasi Validasi Data Kolam Rakyat


Sasaran dari Pembangunan sector perikanan adalah Pembudidaya Ikan Rakyat. Untuk
mendapatkan sasaran yang tepat diperlukan Data Pembudidaya dan Data Jumlah Kolam rakyat.
7
Dari data tersebut dapat dihitung dengan angka yang jelas berapa jumlah produksi, jumlah
konsumsi rumah tangga setiap tahunnya. Devisit/surplus akan dapat dijadikan sebagai arah
kebijakan Pemerintah Daerah. Saat ini belum tersedianya Data Statistik Perikanan Rakyat yang
valid. Perlu dilakukan langkah-langkah teknis yang tepat untuk tersedianya data lapangan yang
real dan akuntabel. Langkah-langkah tersebut yaitu:
- Penguatan tenaga Penyuluh Perikanan
- Alokasi Anggaran untuk pendataan kolam rakyat
- Pembagian Penyuluh Perikanan berdasarkan Wilayah Kerja
- Pemantauan dan monitoring secara berkala menggunakan teknologi drone

6. Pemanfaatan Daerah Aliran Sungai Untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat


Kabupaten Nagan Raya memiliki Sumber Daya Air yang melimpah. Daerah Aliran Sungai
dari Beutong Ateuh sampai dengan Kuala Pesisir. Potensi sumber daya air ini harus dimanfaatkan
untuk kesejahteraan mayarakat. Pemanfaatan sungai dapat dilakukan dalam kegiatan: Restocking
ikan di sepanjang sungai berbasis Hukum Adat. (Melalui Program Kegiatan “Nagan Sejuta Ikan”)

7. Qanun Cadangan Pangan yang Belum Tersedia


Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan pada pasal 29 menyatakan
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota menetapkan jenis dan jumlah cadangan
tertentu. Dalam qanun cadangan pangan Pemerintah Aceh disebutkan Pemerintah Aceh dapat
menempatkan Cadangan Pangan Pemerintah Aceh (CPPA) di Kabupaten/Kota paling sedikit
20% dari kebutuhan Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten (CPPK) dengan syarat
Kabupaten/Kota memiliki Qanun Cadangan Pangan. Saat ini Kabupaten Nagan Raya belum
memiliki Qanun cadangan Pangan sebagaimana yang telah diamanahkan oleh undang-undang.
Untuk itu perlu segera dilakukan langka-langkah cepat dan tepat dalam penyiapan Rancangan
Qanun Cadangan Pangan, yaitu:
- Menyiapkan telaah kepada Pimpinan atas urgensinya Qanun Cadangan Pangan
- Membentuk Tim Teknis Penyusunan Draft Qanun
- Koordinasi dengan bagian Hukum dalam bentuk konsultasi/sinkronisani
- Konsultasi dan Penyempurnaan Draft dalam bentuk kajian Akademik
- Focus Group Discusion (FGD)
- Penyampaian ke Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Nagan Raya
8
Upaya meningkatkan diversifikasi dan ketahanan pangan masyarakat menuju
kemandirian pangan, maka potensi pangan lokal tersebut perlu dikembangkan dan dipromosikan
pemanfaatannya. Pengolahan bahan pangan lokal menjadi berbagai makanan maupun produk
turunannya yang sesuai selera pasar akan membuka peluang ekonomi dan meningkatkan nilai
tambah, juga dengan memaksimalkan kegiatan dibidang pangan melalui program peningkatan
perekonomian masyarakat miskin/kurang mampu, dengan program pengembangan Perkarangan
Pangan Lestari (P2L) yaitu dengan memanfaatkan lahan-lahan pekarangan rumah untuk
menanam aneka sayuran yang bebas pestisida di Kelompok Wanita Tani sehingga masyarakat
bisa mengkonsumsi makanan yang Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA), disamping itu
juga untuk membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi bagi keluarganya.

C. PENUTUP
Kesimpulan :
Pengelolaan Kelautan Perikanan memerlukan pemahaman multi dimensi dan holistic,
yakni melihat pengelolaan kelautan perikanan dari berbagai dimensi dan memandang cara untuk
mengatasi persoalan yang terjadi dilapangan.
Kerangka pandang tentang Redesign Pengelolaan Kelautan dan Perikanan mempengaruhi
perumusan kebijakan, strategi, program yang di desain oleh Pemerintah Daerah untuk menjawab
tantangan dan hambatan serta mencari peluang agar sector ini mampu memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya untuk masyarakat.
Dinamika lapangan menuntut untuk segera dilakukan redesaign pengelolaan kelautan dan
perikanan. Sektor kelautan harus bergerak ke arah pemanfaatan dan pengelolaan produk yang
bernilai, kelembagaan laut harus mampu bersinergi dengan stakeholder lainnya, sarana dan
prasarana harus segera dibenahi sesuai dengan teknologi saat ini. Sentral produksi Balai Benih
Ikan (BBI) harus mampu menjadi “Jantung” untuk menyuplai bibit-bibit yang berkualitas ke
kolam-kolam rakyat. Data dukung kolam yang akuntabel sesuai dengan sensus dilapangan.
Ditambah dukungan pemanfaatan lahan pekarangan masyarakat untuk Program Pangan Lestrari.
Dengan memperkuat 3 (tiga) sector ini diharapkan Kabupaten Nagan Raya akan menuju
pada kemandirian pangan yang berkelanjutan.

9
Rekomendasi :
1. Penguatan kelembagaan dan Koordinasi
2. Peningkatan pengolahan produk unggulan hasil perikanan dan kelautan melalui Pengelolaan
Balai Benih Ikan (BBI) dan Konsolidasi Validitas Data Kolam Rakyat
3. Penyediaan sarana dan prasarana Pelabuhan Jetty
4. Pemanfaatan Daerah Aliran Sungai Untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
5. Penyediaan Qanun Cadangan Pangan

DAFTAR PUSTAKA
1. Profil Kabupaten Nagan Raya, Tahun 2022
2. Profil Dinas Perikanan, Kelautan dan Pangan, Tahun 2022
3. Peraturan Bupati Nagan Raya Nomor 23 Tahun 2008, BBI Babah Krueng dan Lhok Parom
dibentuk menjadi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) BBI Lhok Parom
4. Presiden Republik Indonesia, UU 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh, Tahun 2008
5. Qanun Aceh Nomor 10 Tahun 2008 tentang Lembaga Adat (Lembaran Daerah Nanggroe Aceh
Darussalam, Tahun 2008
6. Keputusan Bupati Nagan Raya Nomor 523/156/Kpts/2019 tentang Penetapan Panglima Laot
dan Lembaga Persidangan Hukum Adat Laot Kabupaten Nagan Raya Masa Bakti
2019-2024
7. Keputusan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 116 Tahun 2021
Tentang Rencana Kerja Kementerian Kelautan Dan Perikanan Tahun 2022
8. Permendagri No. 12 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembentukan Dan Klasifikasi Cabang Dinas
Dan Unit Pelaksana Teknis Daerah
9. Presiden Republik Indonesia Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, Tahun
2012

1
0

Anda mungkin juga menyukai