Anda di halaman 1dari 17

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PROGRAM

: PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA


PERIKANAN
KEGIATAN
: PERENCANAAN TEKNIS/DED,
PENGAWASAN, KAJIAN DAN MASTER PLAN
PEMBANGUNAN PERIKANAN DAN
KELAUTAN
PEKERJAAN : PAKET 1. JASA PERENCANAAN TEKNIS
(MASTER PLAN ) PEMBANGUNAN SARANA
PRASARANA PERIKANAN DAN KELAUTAN

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU


DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
TAHUN 2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Karena dengan rahmat
dan berkah-Nya, Kerangka Acuan Kerja (KAK) Program : Pengembangan Sarana
Prasarana Perikanan, Kegiatan : Perencanaan Teknis/DED, Pengawasan, Kajian
Dan Master Plan Pembangunan Perikanan Dan Kelautan, Pekerjaan

: Paket 1.

Jasa Perencanaan Teknis (Master Plan) Pembangunan Sarana Prasarana


Perikanan Dan Kelautan. TA. 2014 ini dapat disusun.
Kerangka

Acuan

Kerja

merupakan

pedoman

bagi

PPTK

untuk

melaksanakan tugas pada kegiatan dimaksud agar tidak melenceng dari ketentuan
yang telah dibuat.
Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat agar menjadi pedoman dan
dipergukan sebagaimana mestinya
Indramayu,
PENGGUNA ANGGARAN
DINAS PERIKANAN DAN
KELAUTAN
KABUPATEN INDRAMAYU,
Ir. H. ABDUR ROSYID HAKIM
Pembina Utama Muda
NIP. 196008091987031007

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
KABUPATEN INDRAMAYU

Drs. YUDI RUSTOMO, MSi


NIP. 196410121993011001

BAB I PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang

Januari 2014.

Pembangunan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa


dan memajukan kesejahteraan umum. Kemudian saat ini kebijakan pembangunan
dirumuskan dalam kebijakan pro job, pro poor, pro growth dan pro environment. Pro
job merupakan kebijakan pemerintah untuk membuka dan memberikan pelayanan
lapangan kerja kepada masyarakat.

Pro poor merupakan kebijakan pemerintah

untuk mengentaskan kemiskinan pada masyarakat. Pro growth merupakan


kebijakan pemerintah dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Pro environment merupakan kebijakan pemerintah bahwa dalam melakukan
berbagai pembangunan harus memperhatikan faktor kelestarian lingkungan.
Pembangunan nasional perikanan merupakan usaha peningkatan kualitas
manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan,
berlandaskan kemampuan nasional, dengan memanfaatkan sumberdaya yang
tersedia, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan
perkembangan global. Dalam Rencana Strategi Kementerian Kelautan dan
Perikanan (Renstra KKP-RI) 2010-2014, pada Bab Pendahuluan disebutkan bahwa
pembangunan kelautan dan perikanan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan

tiga pilar pembangunan, yaitu pro-poor

(pengentasan kemiskinan), pro-job

(penyerapan tenaga kerja), dan pro-growth (pertumbuhan). Untuk mendukung


kebijakan nasional tersebut, maka dilakukan 4 (empat) pendekatan sebagai arah
kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam kurun waktu tersebut
yaitu (1) Pro poor, yaitu pendekatan yang dilakukan melalui pemberdayaan
sosial ekonomi masyarakat pelaku usaha kelautan dan perikanan; (2) Pro job,
yaitu pendekatan melalui optimalisasi potensi perikanan budidaya yang belum
tergarap untuk menurunkan tingkat pengangguran nasional. Usaha membuka
lapangan kerja diiringi dengan dukungan pengembangan modal dan kepastian
berusaha, (3) Pro growth, yaitu yang dilakukan untuk mewujudkan pertumbuhan
sektor kelutan dan perikanan sebagai pilar ketahanan ekonomi nasional melalui
transformasi pelaku ekonomi kelautan dan perikanan, dari pelaku ekonomi
subsisten

menjadi

pelaku

usaha

modern,

melalui

berbagai

dukungan

pengembangan infrastruktur, industrialisasi dan modernisasi; dan (4) Pro


sustainability, yaitu pendekatan yang dilakukan melalui upaya pemulihan dan
pelestarian lingkungan perairan, pesisir, dan pulau-pulau kecil, serta mitigasi
dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Hasilnya, selama tahun 2005-2008
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah berhasil memberikan 3 (tiga)

outcome, yaitu : (1) pencapaian pro-poor, berupa peningkatan pendapatan


masyarakat pesisir melalui program pemberdayaan masyarakat kelautan dan
perikanan dan program pemberdayaan masyarakat di pulau-pulau kecil yang
telah menjangkau lebih dari 200 kab/kota, (2) pencapaian pro-job, berupa
peningkatan penyerapan tenaga kerja kumulatif yang mencapai 7,69 juta orang,
dan (3) pencapaian pro-growth, berupa pertumbuhan ekonomi sektor kelautan
dan perikanan sebesar 5,7% (Permen KP No. 06/MEN/2010).
Pembangunan sektor perikanan dan kelautan di Indramayu merupakan
salah satu upaya menunjang kebijakan pemerintah di atas.

Pembangunan

perikanan dan kelautan juga mempunyai peran penting dalam mendukung


kebijakan program pemerintah untuk mengatasi pengangguran karena bisa
menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang relatif banyak. Sektor perikanan dan
kelautan diupayakan dapat menanggulangi kemiskinan dengan meningkatkan
pendapatan masyarakat melalui hasil produksi yang memadai.

Sektor perikanan

dan kelautan juga menunjang pertumbuhan ekonomi nasional baik melalui distribusi
dan pemasaran produk di tingkat lokal maupun ekspor.
Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107o52
sampai 108o36 Bujur Timar (BT) dan 6o15 sampai 6o40 Lintang Selatan (LS).
Luas Kabupaten Indramayu

+ 209.942

Ha yang terbagi dalam wilayah

administrasi 31 kecamatan serta 302 desa.

Jumlah penduduk Indramayu

menurut perhitungan BPS pada tahun 2011 sebanyak 1.675.790 jiwa.


Kabupaten Indramayu

selain memiliki wilayah darat juga memiliki wilayah

perairan pantai, dengan garis pantai sepanjang 147 km.


Kabupaten Indramayu dengan panjang pantai 147 km pada tahun 2013
memiliki potensi usaha penangkapan ikan di laut yang cukup besar dalam
pengelolaan sumberdaya kelautan, namun demikian besarnya potensi ini masih
didominasi oleh nelayan kecil (armada di bawah 10 GT), dari 6.057 unit armada
yang ada, 2.846 unit adalah armada di bawah 5 GT, 2.090 unit armada 5-10 GT.
Sedangkan jumlah perahu sedang (11-30 GT) sebanyak 995 unit perahu dan
perahu besar (Bobot > 30 GT) sebanyak 126 unit perahu. Kegiatan perikanan
tangkap menghasilkan produksi sebanyak 128.548,00 ton dengan raman Rp.
1.829.994.727.050,-.

Berkaitan dengan kegiatan perikanan tangkap jumlah

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang ada di Indramayu sebanyak 14 buah.

Di samping itu kegiatan perikanan budidaya mencakup budidaya ikan di


tambak air payau seluas 22.514,07 Ha dikelola oleh 10.766 orang menghasilkan
produksi sebanyak 168.962,73 ton dengan nilai Rp. 2.829.645.766.487,-.
Budidaya ikan di kolam air tawar seluas 533,87 Ha dikelola oleh 11.870 orang
menghasilkan

produksi

sebanyak

73.763,19

ton

dengan

nilai

Rp.

868.282.241.440,-.
Kegiatan produksi garam rakyat seluas 1.193,00 Ha dikelola oleh
10.687 orang menghasilkan produksi sebanyak 36.100 ton dengan nilai Rp.
11.552.089.600,-. Kegiatan pengolahan hasil perikanan dikelola dan menyerap
tenaga kerja sebanyak 6.078 orang menghasilkan produksi sebanyak 37.750
ton dengan nilai Rp. 604.000.000.000,-. Sektor perikanan dan kelautan dapat
menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp. 9.484.949.492,Dari

gambaran

tersebut

Kabupaten

Indramayu

memiliki

keanekargaman hayati (biodiversity) yang tinggi. Kawasan pesisir dan perairan


pantai Indramayu memiliki pontensi perikanan tambak dan potensi perikanan
laut yang memberikan kontribusi sekitar 60 % dari kebutuhan ikan di Jawa
Barat.
Wilayah pesisir Indramayu mencakup pada 12 kecamatan dari 31
kecamatan di Indramayu dengan 32 desa pesisir. Data tahun 2013, masyarakat
pesisir pantai Indramayu yang menggantungkan hidupnya dari sumberdaya
perikanan, pesisir dan laut adalah 40.545 orang nelayan/juragan, 19.766 orang
petambak, 11.870 orang pembudidaya ikan di kolam, 6.078 orang pengolah ikan
tradisional, 10.687 penggarap garam

dan 1.217 bakul/pedagang ikan.

Lokasinya tersebar mulai dari Kecamatan Sukra di bagian barat Indramayu


hingga Kecamatan Karangampel di bagian timur Indramayu.
Berdasarkan hasil observasi awal diketahui bahwa efektivitas program
pengelolaan pesisir pantai di Kabupaten Indramayu masih belum sesuai dengan
yang diharapkan, terutama masih terdapat kondisi lingkungan pesisir pantai
yang terkena abrasi, interusi, cakupan mangrove sangat sedikit dan kawasan
penduduk yang kumuh. Melihat kondisi demikian maka perlu dilakukan kajian
terhadap pengelolaan pantai pesisir Indramayu terutama yang berkaitan dengan
abrasi.

Penanganan brasi pantai dapat dilakukan dengan pembangunan

dengan konsep hard rock construstion atau soft construction. Dalam hal ini

pembuatan master plan dan kajian akan dilakukan pada posisi pantai yang
terkena abrasi dan sangat dimungkinkan untuk dibangun dengan kedua konsep
di atas. Konsep master plan dan kajian juga akan dikombinasikan dengan
mengacu pada konsep yang menerapkan prinsip Blue Economy, sehingga
hasilnya semaksimal mungkin dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi
oleh masyarakat pesisir.

1.2. Maksud, Tujuan dan Sasaran


1.2.1 Maksud
Maksud dibuatnya Kerangka Acuan Kerja ini adalah untuk pedoman dan
arahan terhadap penyedia jasa konsultansi dalam pembuatan Dokumen Master
Plan dan Kajian Penanganan Abrasi Pantai di Pesisir Kabupaten Indramayu.

1.2.2 Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah memperoleh data abrasi pantai yang akan
dikelola penanganannya.
penyusunan

perencanaan

Data tersebut
pembangunan

akan digunakan untuk merancang


dalam

upaya

pengelolaan

dan

penanganan abrasi pantai di pesisir Indramayu. Data tersebut diolah secara cermat
sehingga master plan dan kajian

yang dihasilkan dapat mendukung segala

kegiatan dan rencana penanganan abrasi dimaksud secara terintegrasi, efektif dan
efisien.
1.2.3 Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah tersusunnya Dokumen Master Plan dan
Kajian Pantai di Pesisir Kabupaten Indramayu.

Penyusunan dokumen tersebut

haruslah mempertimbangkan dan dapat merepresentasikan kepentingan seluruh


pihak terkait agar dapat menjadi acuan dalam pembangunan dan pengembangan
kawasan pesisir di Kabupaten Indramayu.

1.2.

Nama dan Ruang Lingkup Kegiatan


Nama program adalah Pengembangan Sarana Prasarana Perikanan,

Kegiatan : Perencanaan Teknis/DED, Pengawasan, Kajian dan Master Plan


Pembangunan Perikanan Dan Kelautan, Pekerjaan : Paket 1. Jasa Perencanaan

Teknis (Master Plan) Pembangunan Sarana Prasarana Perikanan Dan Kelautan.


TA. 2014.
Ruang lingkup kegiatan penyusunan Dokumen Master Plan dan Kajian
Pantai di Pesisir Kabupaten Indramayu. adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi potensi sumberdaya alam (lahan dan lingkungan perairan pesisir
yang terkena abrasi).
2. Identifikasi

isu dan permasalahan dalam pengembangan pengelolaan pantai

pesisir Indramayu.
3. Identifikasi kondisi dan potensi infrastruktur pendukung kegiatan penanganan
abrasi pantai di pesisir Indramayu secara tepat dan terus-menerus.
4. Identifikasi kebijakan-kebijakan pemerintah, baik pusat, propinsi maupun
kebijakan Pemerintah Kabupaten Indramayu yang terkait dengan pengelolaan
pantai pesisir serta pemanfaatan ruang.

1.4 Dasar Hukum


Dasar hukum penyusunan dokumen Kajian Pantai di Pesisir Kabupaten
Indramayu TA. 2013 meliputi :
1.

Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950, tentang Pembentukan Daerah-daerah


Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat ;
2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999, tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ;
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003, tentang Keuangan Negara ;
4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004, tentang Perbendaharaan Negara;
5. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004, tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggungjawab Keuangan Negara ;
6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintah Daerah
sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Undang-Undang No. 12
Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah ;
7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah ;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005, tentang Dana Perimbangan;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah ;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006, tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah ;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah;
12. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang telah diubah dengan Perpres No. 70 Tahun 2012,

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan,
Pengendalian,
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 517);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 5 Tahun 2006 tentang
Pedoman Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Indramayu;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 4 Tahun 2007 tentang PokokPokok Pengelolaan Keuangan Daerah di Kabupaten Indramayu;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Dinas
Daerah Kabupaten Indramayu;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 8 Tahun 2013, tentang
Penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Indramayu
Tahun Anggaran 2014;
19. Peraturan Bupati No. 12 Tahun 2013 tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Indramayu Tahun Anggaran 2014;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, tentang Pedoman
Pelaksanaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;
21. Keputusan Bupati Indramayu Nomor : 910/Kep.135.B-6-PP/2013 tentang
Standar Biaya Belanja Pemerintah Kabupaten Indramayu Tahun Anggaran
2014;
22. Keputusan Bupati Indramayu, Nomor : 954/Kep.191/DPPKAD/2013, tentang
Penetapan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Selaku Pejabat Pengguna
Anggaran / Pengguna Barang Pemerintah Kabupaten Indramayu Tahun
Anggaran 2014;
BAB II METODOLOGI
2.1 Waktu dan Lokasi Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan Penyusunan Dokumen Master Plan dan Kajian
Penanganan Abrasi Pantai di Pesisir Kabupaten Indramayu TA. 2014 dilakukan
selama 5 bulan atau 150 hari kerja dari bulan Juni hingga Oktober 2014. Waktu
yang disediakan mencakup mulai dari kegiatan survey lapangan sampai dengan
penyerahan barang/jasa berupa Dokumen Master Plan dan Kajian Penanganan
Abrasi Pantai di Pesisir Kabupaten Indramayu TA. 2014.
Lokasi kegiatan adalah di kawasan pantai pesisir di Kecamatan
Kandanghaur, Patrol dan Sukra (mulai dari muara Sungai Cilet sampai muara
Sungai Sewo).

2.2 Pendekatan Penyusunan Master Plan dan Kajian


Penyusunan Dokumen Master Plan dan Kajian Penanganan Abrasi Pantai
di Pesisir Kabupaten Indramayu TA 2014 pada dasarnya merupakan penyusunan
model-model dan program-program pembangunan penanganan pantai yang
terkena abrasi. Disamping itu akan dikaji beberapa prediksi ke depan berdasarkan
pengalaman yang telah dilakukan di berbagai tempat untuk masing-masing model
tersebut.
Pendekatan studi penyusunan Dokumen Master Plan dan Kajian
Penanganan Abrasi Pantai di Pesisir Kabupaten Indramayu TA 2014 dilakukan
dengan beberapa tahapan, mencakup :
1)

Tahap persiapan berupa penyiapan anggaran, penyusunan KAK;

2)

Pengumpulan data dan informasi (primer dan sekunder), serta pengkajian


terhadap data dan informasi.

3)

Identifikasi dan Analisis potensi sumberdaya

4)

Skenario dan model pembagunan / penanganan abrasi pantai pesisir;

5)

Konsultasi Publik. Disamping itu terdapat proses partisipatif melalui kegiatan


Focus Group Discussion (FGD) atau Rembug Warga di lokasi kawasan
penanganan abrasi pantai.

6)

Perumusan

Rencana

model

pembagunan/penanganan

abrasi

pantai

didasarkan pada hasil konsultasi publik dan kajian empiris.


2.3 Pendekatan Kepentingan Pembangunan Perikanan dan Kelautan
Data yang digunakan pada kegiatan ini adalah data primer yang diperoleh
dari survey langsung di lapangan dan wawancara stakeholder yang terlibat,
ditambah data sekunder dari Dinas Instansi terkait di Kabupaten Indramayu. Data
yang diambil meliputi:
1)

Sumber sumber daya alam pantai pesisir terutama lokasi pantai yang terabrasi;

2)

Potensi dan kondisi eksisting usaha perikanan dan kelautan di kawasan pesisir
pada lokasi pekerjaan yang berhubungan dengan kawasan penanganan abrasi
pantai;

3)

Permasalahan dan kendala, dalam upaya pengelolaan/ penanganan abrasi


pantai pesisir;
BAB III RUANG LINGKUP PEKERJAAN DAN HASIL

Ruang lingkup pekerjaan adalah penyusunan Dokumen Master Plan dan


Kajian Penanganan Abrasi Pantai di Pesisir Kabupaten Indramayu TA 2014.
Penyusunan tahap ini hanya membuat Rencana pembangunan/penanganan abrasi
pantai pesisir Indramayu pada kecamatan Kandanghaur, Patrol dan Sukra.
Hasilnya berupa dokumen Master Plan, DED beserta kelengkapannya dan Kajian
alternatif berbagai model penanganan abrasi pantai.

Pemodelan dan bentuk

konstuksi alternatif yang dipaparkan akan disajikan dengan kajian empiris yang
diprediksi dapat mengatasi masalah abrasi pantai di ketiga kecamatan tersebut.
Disamping itu kajian manfaat dari penanganan abrasi pantai untuk kepentingan
usaha perikanan dan kelautan di Indramayu.
3.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini akan dijelaskan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 3.1

No.
1
a

Lingkup Pekerjaan : Paket 1. Jasa Perencanaan Teknis (Master Plan)


Pembangunan Sarana Prasarana Perikanan Dan Kelautan. TA. 2014

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Persiapan
Persiapan administrasi, personil dan
peralatan

Pengumpulan data sekunder

Survei Pendahuluan

2
a

Survei Primer
Survei Topografi

Keterangan
Persiapan administrasi, personil
dan peralatan.
- Data pasang surut dari buku
Dishidros TNI AL
- Data angin jam-jaman untuk
kawasan lokasi pekerjaan dari
BMG Pusat
- Data Usaha Perikanan dan
Kelautan di Lokasi Pekerjaan
- Studi terdahulu yang menyangkut
pemasalahan sedimentasi, erosi,
dan badai yang terjadi di lokasi
pekerjaan
- Data sosial ekonomi, lingkungan,
serta kebijakan pemerintah
Indramayu (setempat).
- Rencana tata ruang lokasi
- Data koordinat peruntukan titik
koordinat benchmark (BM) dari
Bakosurtanal
Survei untuk melihat kondisi
eksisting lokasi pekerjaan.
- Dilakukan pada pantai Kecamatan
Kandanghaur, Patrol, Sukra

(Muara S. Cilet s/d Muara S.


Sewo)
- Total pemasangan BM yaitu 9 titik
b

Survei Batimetri

Survei Hidro-Oseanografi

Dilakukan sepanjang area pantai


mulai dari Muara S. Cilet s/d Muara
S. Sewo
Survei pasang surut pada 1 (satu)
titik lokasi selama minimal 1 minggu

Tabel 3.1

Lanjutan (1) Lingkup Pekerjaan : Paket 1. Jasa Perencanaan Teknis


(Master Plan) Pembangunan Sarana Prasarana Perikanan Dan
Kelautan. TA. 2014

No.
3

Lingkup Pekerjaan
Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data sekunder

Pemodelan

c
d

Pengolahan data topografi


Pengolahan data batimeteri

Pengolahan data pasang surut

Perencanaan Teknis

Penyusunan Konsep Desain

Pengembangan desain

Desain rinci

5
a
b
c
d
e

Dokumen Akhir
Laporan Pendahuluan
Konsep Laporan Anatar/Interim
Laporan Akhir
Laporan Survei
Softcopy Laporan dalam bentuk CD

Album Gambar

Keterangan
- Analisis terhadap data angin
- Analisis terhadap data pasang
surut
- Pemodelan terhadap perubahan
garis pantai sampai 10 tahun ke
depan
- Perhitungan rate sedimentasi
dengan menggunakan rumus
sedimentasi dan menghitung
setiap beberapi kali pengerukan
harus dilakukan pada lokasi
muara PPI
Analisis data hasil survei topografi
Analisis data hasil survei batimetri
Analisis data hasil survei pasang
surut
Identifikasi permasalahan yang
terjadi di lokasi beserta alternatifalternatif komstruksi pengaman
pantai yang disesuaikan dengan
permasalahan
Pengembangan desain terhadap
alternatif konstruksi pengaman
pantai yang terpilih
Desain rinci terhadap struktur
pengaman pantai yang terpilih
7 eksemplar
7 eksemplar
7 eksemplar
5 eksemplar
3 set
- 5 set Album Gambar A1
- 5 set Album Gambar A3

Survei Pendahuluan
Survei Pendahuluan adalah peninjauan lapangan pada lokasi dan sekitarnya
sesuai tinjauan coastal cell. Coastal cell adalah suatu satuan pantai dimana proses
akresi/erosi pada lokasi satuan pantai tersebut indenpenden terhadap coastal cell
lainnya.

Maksud dari survei ini adalah untuk mengetahul kondisi dan

permasalahan yang ada di daerah pekerjaan, dalam rangka penyiapan pelaksanaan


survei lapangan.
Survei Topografi
Survei topografi dilakukan sepanjang pantai dengan lebar 100 m dari garis
pantai.

Survei dilakukan dengan total panjang 34.000 m (mulai dari Muara S.

Cilet s/d Muara S. Sewo).


Survei Batimetri
Survei batimetri atau seringkali disebut dengan pemeruman (sounding)
dimaksudkan untuk mengetahui keadaan topografi laut. Survei batimetri yang
meliputi kawasan sepanjang pantai dengan dengan lebar >100 m ke arah laut dari
garis pantai.

Survei batimetri yang dilakukan pada muara sungai kawasan PPI

dilakukan lebih luas dari pada di lokasi pantai dengan cakupan > 200 meter dari
garis pantai ke arah laut. Cara yang dipakai dalam pengukuran ini adalah dengan
menentukan posisi-posisi kedalaman laut pada jalur memanjang dan jalur melintang
untuk cross check. Penentuan posisi-posisi kedalaman dilakukan menggunakan
GPS MAP.
Survei Hidro-Oseanografi
Survey hidro-oseanografi yang dilakukan adalah survei pasang surut. Survei
pasang surut dilakukan selama minimal 7 hari sebanyak satu titik lokasi atau
disesuaikan dari hasil survei pendahuluan dan diskusi dengan pihak direksi.
Pengamatan pasang surut ini dilakukan pada saat yang bersamaan dengan survei
topografi dan batimetri.

Pembuatan Laporan
Sesuai dengan ruang lingkup pekerjaan, maka jenis laporan yang harus diserahkan
oleh Konsultan adalah :
a. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan ini harus disampaikan oleh Konsultan dan berisi antara lain :
Penjelasan secara garis besar kondisi lokasi proyek/kegiatan.
Permasalahan yang dihadapi.

Program kerja dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.


b. Laporan Antara
Laporan Antara ini harus disampaikan oleh Konsultan dan berisi antara lain :
Penjelasan secara garis besar kondisi lokasi proyek/kegiatan.
Permasalahan yang dihadapi.
Program kerja dan jadwal pelaksanaan pekerjaan
Hasil survey berisikan data primer dan data sekunder
Rancangan pembahasan dan analisis terhadap data hasil survey
c. Laporan Akhir
Laporan Akhir ini harus disampaikan oleh Konsultan dan berisi antara lain :
Penjelasan secara garis besar kondisi lokasi proyek/kegiatan.
Program kerja dan jadwal pelaksanaan pekerjaan
Hasil survey berisikan data primer dan data sekunder
Pembahasan dan analisis terhadap data hasil survey
Pemodelan bentuk alternatif konstruksi pengaman pantai
Pemilihan model bentuk konstruksi pengaman pantai dan prediksi ke depan
(manfaatnya untuk kepentingan usaha perikanan dan kelautan dengan
penerapan prinsip Blue Economy).
Permasalahan dan kendala yang kemungkinan dihadapi.
Saran dan rekomendasi

Dokumen Yang Harus Diserahkan


Dokumen/laporan yang harus diserahkan baik berupa dokumen hasil
pekerjaan dalam bentuk Software maupun print out adalah sebagai berikut :
No.
a
b
c
d
e
e

Lingkup Pekerjaan
Dokumen Akhir
Laporan Pendahuluan
Konsep Laporan Anatar/Interim
(Master Plan, DED dan Kajian)
Laporan Akhir (Master Plan, DED dan
Kajian)
Laporan Survei
Softcopy Laporan dalam bentuk CD
Album Gambar

Keterangan
7 eksemplar
7 eksemplar
7 eksemplar
5 eksemplar
3 set
- 5 set Album Gambar A1

- 5 set Album Gambar A3


Tenaga ahli yang dibutuhkan meliputi :
- Tem Leader
- Tenaga Sipil
- Ahli Ilmu Perikanan dan Kelautan
- Ahli Penataan Wilayah dan Lingkungan
- Drafter
- Cost Estimator

BAB IV BIAYA DAN SUMBER DANA


Biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini bersumber dari
APBD Kabupaten Indramayu Tahun Anggaran 2014 melalui DPA SKPD Dinas
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu Tahun Anggaran 2014 Nomor :
2.05.2.05.1.25.03 tanggal 31 Desember 2013 senilai Rp. 500.000.000,00 (Lima
Ratus Juta Rupiah).

Program : Pengembangan Sarana Prasarana Perikanan,

Kegiatan : Perencanaan Teknis/DED, Pengawasan, Kajian dan Master Plan


Pembangunan Perikanan Dan Kelautan, Pekerjaan : Paket 1. Jasa Perencanaan
Teknis (Master Plan) Pembangunan Sarana Prasarana Perikanan Dan Kelautan.
TA. 2014.

BAB V SISTEM PENGADAAN BARANG DAN JASA

Sistem pengadaan barang dan jasa Program : Pengembangan Sarana


Prasarana Perikanan, Kegiatan : Perencanaan Teknis/DED, Pengawasan, Kajian
dan Master Plan Pembangunan Perikanan Dan Kelautan,

Pekerjaan : Paket 1.

Jasa Perencanaan Teknis (Master Plan) Pembangunan Sarana Prasarana


Perikanan Dan Kelautan. TA. 2014 ini adalah dengan metode Seleksi Umum (Pihak
Ketiga Jasa Konsultansi), dengan pagu kontrak senilai Rp. 500.000.000,00 (Lima
Ratus Juta Rupiah).
BAB VI FAKTOR PERKIRAAN HAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Yang menjadi perkiraan faktor hambatan pelaksanaan pekerjaan adalah
hal-hal sebagai berikut :
-

Tingkat koordinasi yang tidak mudah;

Jumlah waktu yang tersedia relatif sangat terbatas;

Data yang terkumpul kurang maksimal.

BAB VI PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau Term Of Refence (TOR) ini
disusun, selanjutnya dapat dijadikan bahan acuan dan informasi dalam pelaksanaan
kegiatan guna suksesnya Program : Pengembangan Sarana Prasarana Perikanan,
Kegiatan : Perencanaan Teknis/DED, Pengawasan, Kajian dan Master Plan
Pembangunan Perikanan Dan Kelautan, Pekerjaan : Paket 1. Jasa Perencanaan
Teknis (Master Plan) Pembangunan Sarana Prasarana Perikanan Dan Kelautan.
TA. 2014 dari dana APBD Kabupaten Indramayu Tahun Anggaran 2013.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan kerjasama
semua pihak yang turut mendukung kegiatan ini.

Anda mungkin juga menyukai