Bab D
Tanggapan dan Saran Terhadap KAK
efisiensi, kualitas dan akselerasi tinggi. Sentra Rumput Laut Terpadu merupakan pusat bisnis
kelautan dan perikanan berbasis rumput laut secara terpadu mulai dari hulu sampai ke hilir
berbasis kawasan. Tujuan Sentra Rumput Laut Terpadu adalah membangun dan
mengintregasikan proses bisnis kelautan dan perikanan melalui optimalisasi pemanfaatan
sumberdaya kelautan dan perikanan di pulau-pulau kecil.
Pembangunan Sentra Rumput Laut Terpadu didahului dengan menetapkan lokasi
pembangunan Sentra Rumput Laut. Program Sentra Rumput Laut Terpadu diharapkan akan
meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas dalam pemanfaatan sumber daya kelautan dan
perikanan dengan pasar. Program ini mengarah pada optimalisasi usaha budidaya rumput laut,
serta pengolahan dan pemasaran hasil, sehingga pelaku utama dan pelaku usaha akan
mendapatkan keuntungan ekonomi (margin ekonomi) yang tinggi. Pada gilirannya akan
meningkatkan kesejahteraan pelaku utama dan pelaku usaha khususnya di pulau-pulau kecil.
Diharapkan dari program ini, adanya penataan ruang dan upaya peningkatan nilai tambah
ekonomi kegiatan pengembangan kawasan rumput laut terintegrasi dengan melakukan
perencanaan, pengembangan/peningkatan dan/atau perbaikan mulai dari proses produksi
(budidaya), pengolahan, hingga pemasaran, serta infrastruktur pendukungnya.
Penyusunan Masterplan Rumput Laut sangat berperan penting sebagai acuan pembangunan
ekonomi kawasan berbasis komoditas rumput laut terintegrasi dalam rangka memajukan dan
mensejahterakan masyarakat pulau-pulau kecil.
Tidak sedikit masyarakat, terutama yang berusia lanjut kehilangan pekerjaan karena tidak
dapat memasuki pasar tenaga kerja di sektor pariwisata, akan tetapi tidak berupaya untuk
melanjutkan budidaya rumput laut. Mereka beranggapan bahwa rumput laut sudah tidak dapat
dikembangkan lagi karena perairan telah “tercemar” oleh limbah yang berasal dari hotel dan
restoran. Karena kegiatan budidaya rumput laut secara total telah terhenti maka ketersediaan
bibit rumput laut pun tidak dapat dipertahankan. Ini menjadi masalah besar bagi keberlanjutan
budidaya rumput laut.
Usaha budidaya rumput laut menunjukkan perkembangan yang signifikan pada awal tahun
2020 setelah seluruh usaha pariwisata tutup sebagai dampak pembatasan masuknya
wisatawan sebagai akibat dari adanya pandemi covid-19. Namun perkembangan budidaya
rumput laut pada tahun ini terkendala masih terbatasnya sediaan bibit rumput laut dan di sisi
lain masih banyak masyarakat yang berharap dan menunggu pariwisata segera pulih. Pada
awal berkembangnya budidaya rumput laut yaitu bulan April sampai Agustus 2020, para
pembudidaya masih berfokus pada pengembangan bibit. Sumber bibit utama untuk
pengembangan budidaya rumput laut di masa pandemi ini berasal hasil pelaksanaan Demplot
yang diusahakan oleh pembudidaya di Desa Lembongan.
Berkenaan dengan permasalahan ini, Pemerintah Kabupaten Klungkung pada tahun 2023
berupaya mempercepat revitalisasi budidaya rumput laut di Nusa Penida. Percepatan
revitalisasi dan pengembangan budidaya rumput laut perlu dilakukan secara terpadu. Untuk
itu diperluan sebuah perencanaan yang komprehensif melalui Penyusunan Masterplan
Rumput Laut di Kecamatan Nusa Penida.
Batununggul, Kutampi Kaler, dan Suana. Berdasarkan Hasil Sensus Pertanian Tahun 2013,
rumah tangga perikanan budidaya rumput laut di Kecamatan Nusa Penida sebanyak 2.272
RTP (BPS Kabupaten Klungkung, 2013). Sedangkan Dinas Peternakan, Perikanan dan
Kelautan Kabupaten Klungkung tahun 2015 mencatat sebanyak 2.841 RTP budidaya rumput
laut di Kecamatan Nusa Penida. Menurut BPS Provinsi Bali (2017), produksi rumput laut di
Nusa Penida pada tahun 2016 mencapai 106.295,5 ton. Dalam periode 2006-2016, produksi
rumput laut hampir selalu berada di atas 100 ribu ton per tahun kecuali tahun 2014 terdapat
penurunan produksi hingga hanya mencapai 83.780,8 ton.
Pada awal tahun 2017 terjadi penurunan luas tanam rumput laut secara drastis dan
pertengahan tahun terhenti total, kecuali di Desa Suana masih terdapat sedikit pembudidaya
yang melanjutkan usahanya. Permasalahan utama yang dikemukakan oleh masyarakat yang
menyebabkan terhentinya usaha budidaya rumput laut antara lain rumput laut tidak
berkembang sebagaimana biasanya dan bahkan mengalami kematian massal. Secara
bersamaan harga jual rumput laut di tingkat pembudidaya turun di bawah harga keekonomian
sehingga mayoritas masyarakat tidak berupaya menanam kembali setelah rumput laut yang
ditanam mengalami kematian. Lambat laun jumlah rumput laut semakin menyusut dan bahkan
tidak mampu mempertahankan keberadaannya sebagai persediaan untuk bibit.
Berkenaan dengan permasalahan ini, Pemerintah Kabupaten Klungkung sudah sangat
tepat Menyusun Masterplan Rumput Laut dalam rangka revitalisasi dan pengembangan
rumput laut secara komprehensif di Kecamatan Nusa Penida. Budidaya rumput laut di wilayah
ini yang telah berlangsung lebih kurang 30 tahun telah memberi kesejahteraan yang signifikan
bagi masyarakat. Rumput laut juga telah menjadi ikonik Nusa Penida. Terhentinya budidaya
rumput laut ini menyebabkan sebagian besar masyarakat kehilangan mata pencahariannya
tanpa mampu beralih ke mata pencaharian lainnya.
D.2.2 Inovasi
Guna memperkaya aspek-aspek kajian pada pekerjaan Penyusunan Masterplan
Rumput Laut, berikut beberapa invovasi yang disampaikan Konsultan sebagai berikut:
1. Penyusunan Masterplan Rumput Laut merupakan bentuk perencanaan pembangunan
ekonomi kawasan berbasis komoditas rumput laut atau disebut juga sentra ekonomi
rumput laut secara terintegrasi melalui optimalisasi pemanfaatan sumber daya kelautan
dan perikanan secara berkelanjutan. Perencanaan ini menghasilkan rumusan kebijakan,
strategi dan program pengembangan kawasan sebagai sentra budidaya rumput laut
terpadu.
2. Permasalahan utama yang perlu ditangani untuk mewujudkan sebuah kawasan ekonomi
berbasis rumput laut melalui pengembangan kebijakan, strategi dan program meliputi:
a. penyediaan sarana dan prasarana secara terintegrasi untuk menopang usaha pelaku
utama menjadi usaha rumput laut yang berskala ekonomi.
b. pengembangan kemitraan untuk mendukung dan memperkuat pelaksanaan rantai
produksi usaha rumput laut antara pelaku utama dengan pelaku usaha dan/atau
pemangku kepentingan di sektor kelautan dan perikanan.
c. Pendampingan untuk memberikan pembinaan, asistensi, dan supervisi pelaksanaan
usaha rumput laut.
3. Program yang dibutuhkan dalam pembangunan Sentra Rumput Laut Terpadu meliputi:
a. Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana, ditujukan untuk penyediaan
hasil produksi, penanganan dan pengolahan hasil produksi, dan pemasaran hasil, yang
dilaksanakan dengan:
• penataan Kawasan Rumput Laut Terpadu sesuai dengan rencana tata ruang
dan/atau rencana zonasi.
• penyusunan rencana bisnis (bussiness plan).
b. penguatan kapasitas sumber daya manusia dan pengembangan kelembagaan,
dilakukan melalui:
• pelatihan dan pendampingan oleh penyuluh perikanan.
• penguatan kelembagaan di masyarakat menjadi korporasi.
Usulan Teknis D-4
Pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Non Konstruksi – Belanja Jasa Konsultansi Berorientasi Bidang –
Pengembangan Pertanian dan Perdesaan – Masterplan Rumput Laut