Anda di halaman 1dari 17

1

PENGARUH MODAL DAN LUAS LAHAN TERDAPAT PENDAPATAN PEMBUDIDAYA


RUMPUT LAUT GLACILARIA SP DI KELURAHAN SAMATARING KECAMATAN SINJAI
TIMUR KABUPATEN SINJAI

HARDIYANTI RIDWAN

Pendidikan IPS Kekhususan Pendidikan Ekonomi


Program Pascasarjana
Universitas Negeri Makassar
e-mail: hardiyantiridwan65@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah (i) untuk mengetahui pengaruh modal terhadap pendapatan
pembudidya rumput laut Glacilaria Sp di Kelurahan Samataring Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten
Sinjai; (ii) untuk mengetahui pengaruh luas lahan terhadap pendapatan pembudidaya rumput laut
Glacilaria Sp di Kelurahan Samataring Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai; (iii) untuk mengetahui
pengaruh modal dan luas lahan secara bersama-sama terhadap pendapatan pembudidaya rumput laut
Glacilaria Sp di Kelurahan Samataring Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode pengumpulan data observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik, analisis
regresi linear berganda dan uji hipotesis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (i) modal mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
pendapatan pembudidaya rumput laut Glacilaria Sp di Kelurahan Samataring Kecamatan Timur
Kabupaten Sinjai; (ii) luas lahan mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pendapatan
pembudidaya rumput laut Glacilaria Sp di Kelurahan Samataring Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten
Sinjai; (iii) modal dan luas lahan secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap pendapatan pembudidaya rumput laut Glacilaria Sp di Kelurahan Samataring Kecamatan Sinjai
Timur Kabupaten Sinjai yakni dimana pengaruh modal dan luas lahan terhadap pendapatan sangat kuat.

Kata Kunci : Modal, Luas Lahan dan Pendapatan


2

ABSTRACT

The objectives of a research are to discover (i) the influence of capital on the income of Glacilaria
Sp seaweed farmers at Samataring Village of Sinjai Timur Sub-district in Sinjai District; (ii) the influence
of land area on the income of Glacilaria Sp seaweed farmers at Samataring Village of Sinjai Timur Sub-
district in Sinjai District; (iii) the influence of capital and land area simultaneously on the income of
Glacilaria Sp seaweed farmers at Samataring Village of Sinjai Timur Sub-district in Sinjai District.
The research is quantitative research. Data were colleted through observation, interview, and
documentation method. The data of research were analyzed by using classical assumption test, multiple
linear regression analysis, and hypothesis test.
The results of the research reveral that (i) the capital has positive and significant influence on the
income of Glacilaria Sp seaweed farmers at Samataring Village of Sinjai Timur Sub-district in Sinjai
District; (ii) the land area has negative and insignificant on the income of Glacilaria Sp seaweed farmers
at Samataring Village of Sinjai Timur Sub-district in Sinjai District; (iii) the capital and land area
simultaneously have positive and significant influences on the income of Glacilaria Sp seaweed farmers at
Samataring Village of Sinjai Timur Sub-district in Sinjai District where the influences of capital and land
area toward the income are very strong.

Keyword: Capital, Land Area and Income


.
3

PENDAHULUAN usaha untuk dapat memenuhi kebutuhan dengan


pendapatan yang diperolehnya sangat terbatas.
Indonesia merupakan negara kepulauan Permasalahan yang dihadapi dalam menghadapi
terbesar di dunia dengan 17.504 pulau dan luas MEA 2015, utamanya adalah belum adanya
perairan laut 5,8 juta km² (terdiri dari luas laut perlindungan terhadap pelaku usaha UMK untuk
teritorial 0,3 juta km2, luas perairan kepulauan meningkatkan daya saing melalui strategi lintas
2,95 juta km² dan luas ZEE Indonesia 2,55 juta sektor (termasuk dalam mengakses sumber
km2). Secara geo-politik Indonesia memiliki pembiayaan), perlindungan terhadap pasar
peran yang sangat strategis karena berada di domestik, dan sertifikasi produk. Selain itu,
antara benua Asia dan Australia, serta diantara permasalahan yang dihadapi dalam hal
Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, yang pembiayaan (permodalan) adalah masih adanya
menempatkan Indonesia sebagai poros maritim keterbatasan dukungan permodalan dari pihak
dunia dalam konteks perdagangan global (the perbankan dan lembaga keuangan lainnya
global supply chain system) yang kepada para pembudidaya sehingga
menghubungkan kawasan Asia- Pasifik dengan mengakibatkan para pembudidaya terkendala
Australia (Permen-KP, 2015:7-8). oleh pemenuhan persyaratan prosedural
Sebagai negera maritim, Indonesia perbankan.
memiliki kekayaan alam yang sangat beragam, Rumput laut sebagai salah satu
terdiri dari sumber daya hayati (terutama komoditas ekspor merupakan sumber devisa
perikanan, rumput laut, dan mutiara) dan sumber bagi negara dan budidayanya merupakan sumber
daya non hayati seperti pertambangan, pendapatan petani yang dapat menyerap tenaga
perhubungan laut, industri maritim, dan kerja, serta mampu memanfaatkan lahan perairan
pariwisata bahari. Kekayaan alam tersebut pantai di kepulauan Indonesia yang sangat
menjadi salah satu modal dasar yang harus potensial. Sebagai negara kepulauan, maka
dikelola dengan optimal untuk mewujudkan pengembangan rumput laut di Indonesia dapat
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dilakukan secara luas oleh para petani. Usaha
Indonesia. budidaya rumput laut di Indonesia dirintis sejak
Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 1980-an dalam upaya merubah kebiasaan
(KKP) menetapkan salah satu visinya yaitu penduduk pesisir dari pengambilan sumber daya
“Mewujudkan Sektor Kelautan dan Perikanan alam seperti terumbu karang yang dapat merusak
Indonesia yang Berbasis Kepentingan Nasional. ekosistem laut perairan setempat.
Maksud dari berbasis kepentingan nasional Pengembangan budidaya rumput laut
adalah mengoptimalkan pemanfaatan merupakan salah satu alternatif pemberdayaan
sumberdaya kelautan dan perikanan secara masyarakat pesisir yang mempunyai keunggulan
berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat. dalam hal : (1) produk yang dihasilkan
Pernyataan ini sesuai dengan visi KKP yang mempunyai kegunaan yang beragam, (2)
tercantum dalam Undang-Undang No 17 Tahun tersedianya lahan untuk budidaya yang cukup
2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka luas serta (3) mudahnya teknologi budidaya yang
Panjang Nasional 2005-2025 yakni “ diperlukan(Ditjenkan, 2004).
Mewujudkan Sektor Kelautan dan Perikanan Produksi rumput laut Indonesia yang
Indonesia yang Mandiri, Maju, Kuat, dan tumbuh di daerah tropis merupakan produksi
Berbasis Kepentingan Nasional” (Permen KP, terbesar di dunia. Kontribusi Indonesia dalam
2015). bahan baku juga telah diakui internasional. Hal
Kesejahteraan masyarakat atau pelaku tersebut karena Indonesia memiliki wilayah
usaha perikanan budidaya, penangkapan, potensial penghasil budidaya dan produksi
pengolahan, dan pemasaran) merupakan salah rumput laut jenis Eucheuma sp. dan Gracillaria
satu pilar penting dalam peningkatan daya saing Sp. “Sejak tahun 2005, Indonesia telah menjadi
bangasa diera perdagangan bebas serta penghasil rumput laut terbesar dengan jumlah
penerapan MEA (Masyarakat Ekonomi produksi rumput laut basah setiap tahun yang
ASEAN). Namun kondisi kesejahteraan para terus meningkat” (Akbar, 2014: 2-3).
nelayan dan pelaku usaha budidaya dan pelaku
4

Luas areal budidaya rumput laut saat ini yang dimanfaatkan 597,40 Ha yang terdiri dari 3
tercatat 1,1 juta Ha atau 9 persen dari seluruh kecamatan dengan 8 Kelurahan/Desa. Adapun
luas kawasan potensial budidaya laut yang produksi budidaya rumput laut tambak
sebesar 12.123.383 Ha. Adapun tingkat Glacilaria Sp di Kabupaten Sinjai selama tahun
pemanfaatannya diperkirakan baru mencapai 2011-2015 yang berfluktuasi atau mengalami
25%. Jenis rumput laut yang dimiliki Indonesia produksi naik turun.
tercatat 555 jenis rumput laut. Budidaya rumput Pada tahun 2014 dengan jumlah
laut diharapkan terus meningkat tidak hanya pembudidaya 1.793 orang menghasilkan
untuk kepentingan konsumsi, tetapi juga untuk produksi rumput laut sebesar 16.964 ton dengan
kepentingan lain seperti kosmetik, dan lain-lain. pendapatan mencapai Rp. 33.928.000.000,00atau
Namun, beberapa kendala yang dihadapi dalam 34,61 persen sedangkan pada tahun 2015 dengan
pengembangan budidaya rumput laut adalah jumlah pembudidaya yang sama yaitu 1.793
terkait kualitas bibit rumput laut, penyakit, akses orang namun hanya menghasilkan produksi
pasar, serta tata niaga produk. rumput laut sebesar 11.520 ton dengan
Rumput laut Glacilaria Sp, yaitu jenis pendapatan mencapai Rp. 17.480.000.000,00
rumput laut ganggang merah yang banyak atau 23,50 persen. Dari jumlah ini terlihat,
dibudidayakan pada tambak atau empang dan bahwa hasil produksi dari tahun 2014 ketahun
merupakan sumber utama bagi agar, yang 2015 mengalami penurunan sekitar 5.444 ton
banyak di gunakan dalam industri makanan, dengan di ikuti penurunan jumlah pendapatan
bahan pembiakan bakteri, teknologi Rp. 16.448.000.000,00 atau 11,11 persen. Maka
elektroforesis dan sebagainya. dari itu, disimpulkan bahwa jumlah
Salah satu provinsi di Indonesia yang pembudidaya tidak berpengaruh terhadap jumlah
membudidayakan rumput laut adalah Sulawesi produksi rumput laut dan jumlah produksi yang
Selatan. Perairan Sulawesi Selatan yang cukup diperoleh ini tentunya akan berbeda untuk setiap
luas dengan panjang pantai kurang lebih 2500 pembudidaya. Kendati demikian,
km dapat dimanfaatkan bagi kepentingan membandingkan jumlah produksi yang
budidaya rumput laut. Untuk lebih meningkatkan dihasilkan dengan jumlah pembudidaya, maka
potensi tersebut pemerintah daerah Sulawesi sesungguhkan tingkat pencapaian produksi
Selatan menetapkan kawasan pengembangan masih sangat memungkinkan untuk lebih
rumput laut pada tujuh kabupaten berdasarkan ditngkatkan dengan lebih mengoptimalkan
SK Gubernur No. 904 X1 1996 tentang pusat faktor-faktor produksi yang lain seperti modal
pengembangan 5 produk rumput laut di Sulawesi dan luas lahan.
Selatan. Kawasan yang dimaksud adalah Di Kabupaten Sinjai, salah satu
Kabupaten Pangkep, Maros, Takalar, Jeneponto, kecamatan penghasilan rumput laut jenis tambak
Bulukumba, Sinjai, dan Selayar (Akbar, 2014:4- adalah Kecamatan Sinjai timur Kelurahan
5). Samataring. Rumput laut lambak yang
Kabupaten Sinjai merupakan salah satu dihasilkan di Kelurahan Samataring Kecamatan
kabupaten di Sulawesi Selatan yang Sinjai Timur Kabupaten Sinjai adalah jenis
membudidayakan rumput laut dan telah rumput laut tambak Glacilaria Sp.
diproyeksikan sebagai sentra pengembangan Pengembangan hasil produksi budidaya rumput
komoditi rumput laut melalui surat keputusan laut di Kelurahan Samataring diarahkan dapat
Direktur Jendral Pengolahan dan Pemasaran meningkatkan kesejahateraan pembudidaya
Hasil Perikanan Nomor: KEP.08/DJ-P2HP/2009 khusunya pendapatan, dengan tetap
(DKP,2009). Ditetapkannnya Kabupaten Sinjai memperhatikan aspek kelestarian sumber daya
sebagai sentra pengembangan rumput laut yang secara efektif, efesien, dan optimal dan
didukung oleh potensi lahan budidaya dan berkelanjutan. Dalam mengelola budidaya
masyarakat pesisir dalam membudidayakan rumput laut di Kelurahan Samataring,
rumput laut sebagai mata pencaharian pembudidaya rumput laut harus memperhatikan
utama.Luas wilayah budidaya rumput laut di faktor produksi. Faktor produksi yang dimaksud
Sinjai 716,50 Ha dengan rincian potensi disini adalah modal, luas lahan. Dimana,
budidaya rumput laut tambak 615,43 Ha, namun semakin tinggi modal yang digunakan maka
5

semakin tinggi pendapatan. Begitu pula luas diperoleh dalam penelitian ini. Adapun uraian
lahan, semakin luas lahan yang digunakan, maka dari tujuan penelitian ini adalah :
pendapatan juga meningkat. 1. Mengetahui pengaruh modal terhadap
Menurut salah satu pembudidaya rumput pendapatan pembudidya rumput laut
laut di Kelurahan Samataring saat melakukan Glacilaria Sp di Kelurahan Samataring
wawancara pra penelitian “Modal yang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai
dikeluarkan oleh pembudidaya dalam 1 Ha 2. Mengetahui pengaruh luas lahan terhadap
sekitar Rp. 1.000.000,00 sampai Rp. pendapatan pembudidya rumput laut
2.000.000,00 untuk pembelian bibit atau sekitar Glacilaria Spdi Kelurahan Samataring
20 karung bibit dan itu masih merupakan modal Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai.
sendiri.” Selain itu, lahan yang digunakan oleh 3. Mengetahui pengaruh secara simultan
pembudidaya untuk pembudidyaan rumput laut modal dan luas lahan terhadap pendapatan
semuanya bukan lahan milik pribadi, tetapi ada pembudidaya rumput laut Glacilaria Sp di
lahan sewa dari kantor perikanan dan orang lain. Kelurahan Samataring Kecamatan Sinjai
Luas lahan ini juga belum terlalu menjamin Timur Kabupaten Sinjai.
karena kemampuan memproduksi per satuan
luas lahan setiap pembudidaya berbeda, METODE PENELITIAN
terkadang terdapat pembudidaya yang memiliki
luas lahan yang sempit namun hasil produksinya Penelitian ini merupakan penelitian
tinggi, begitu pun sebaliknya terdapat kuantitatif yakni mengukur pengaruh modal dan
pembudidaya yang memiliki luas lahan yang luas lahan terhadap pendapatan pembudidaya
luas namun hasil produksinya rendah. Hal ini rumput laut Glacilaria Sp di Kelurahan
disebabkan karena setiap lahan memiliki Samataring Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten
karaktersitk yang berbeda, ada lahan yang subur Sinjai.
dan ada lahan yang tidak subur meski lahan Populasi dalam penelitian ini adalah
tersebut berdekatan. seluruh pembudidaya rumput laut Glacilaria Sp
Sesuai dengan kenyataan di atas, maka di Kelurahan Samataring Kecamatan Sinjai
didapatlah suatu masalah dalam pembudidayaan Timur Kabupaten Sinjai. Data terakhir
rumput laut di Kelurahan Samataring. Dimana menunjukkan jumlah pembudidaya rumput laut
meski modal yang dikeluarkan oleh Glacilaria Sp adalah 102 orang yang terbagi
pembudidaya sedikit atau banyak, pendapatan dalam 5 kelompok pembudidaya (Sumber: DKP
pembudidaya tetap begitu saja. Begitupun kabupaten Sinjai, angka 2015). Sedangkan
dengan luas lahan yang digarap atau dikelola, sampel dalam penelitian ini adalah seluruh
meski luas lahan bertambah, tetapi pendapatan populasi penelitian..
pembudidaya juga tetap begitu saja. Hal ini Metode pengumpulan data merupakan
disebabkan pasca panen pembudidaya harus merupakan sesuatu yang sangat penting dalam
membagi dua pendapatan yang diperoleh dengan penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
pemilik lahan. Dimana pendapatan yang dibagi adalah mendapatkan data. Adapun metode
dua adalah pendapatan yang diperoleh setelah pengumpulan data yang dipergunakan dalam
dikurangi dengan modal yang dikeluarkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: (a)
saat pembelian bibit.. Observasi, (b) Wawancara, dan (c)
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Dokumentasi. Dalam penelitian ini metode
maka penulis mencoba melakukan dokumentasi dipakai untuk mengetahui data luas
penelitiandengan judul “Pengaruh Modal dan yang digunakan dalam pembudidayaan rumput
Luas Lahan Terhadap Pendapatan laut Glacilaria Sp di Kelurahan Samataring
Pembudidaya Rumput Laut Glacilaria Sp Di Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai.
Kelurahan Samataring Kecamatan Sinjai Analisis data merupakan tahapan yang
Timur Kabupaten Sinjai.” kritis dalam proses penelitian yang bertujuan
Tujuan penelitian dapat memberikan menyediakan informasi untuk memecahkan
gambaran empiris mengenai hal-hal yang akan masalah. Adapun teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagi
6

berikut: Uji Asumsi Klasik ( uji normalitas, uji Kelurahan Samataring dari Ibu kota Kecamatan
autokorelasi, uji multikolinearitas, dan uji Sinjai Timur 0 Km, dan dari ibu kota Kabupaten
heterokedastisitas), Analisis Regresi Regresi Sinjai 3 Km serta jarak dari ibu kota Provinsi
Linear Berganda, dan Uji Hipotesis (uji Sulawesi Selatan 220 Km (Kantor Lurah
simultan, uji parsial, dan koefisien determinasi). Samataring, 2016).
Jumlah penduduk Kelurahan Samataring
sekitar 3.698 Jiwa dengan kepadatan 918 km2,
HASIL DAN PEMBAHASAN terdiri dari 1.180 KK dengan rincian laki-laki
1.780 jiwa dan perempuan 1.918 jiwa yang
A. Hasil tersebar di lima dusun yaitu Mangarombang,
Pangasa, Batulappa, Kaloling, dan Langguli.
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dimana 1680 jiwa penduduk Kelurahan
Samataring telah bekerja yang tersebar
Lokasi penelitian ini adalah Kelurahan diberbagai lapangan pekerjaan. Penduduk
Samataring Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Kelurahan Samataring kebanyakan berprofesi
Sinjai. Kelurahan Samataring merupakan salah sebagai petani (tani) yakni sebesar 40,6 persen.
satu daerah yang secara administratif berada Dimana petani (tani) dibagi menjadi dua yaitu
dalam Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten petani yang bergelut di sawah dan petani sebagai
Sinjai yang dibentuk pada tahun 1984. Adapun pembudidaya yang bergelut di empang, dan
wilayah yang berbatasan dengan kelurahan bahkan ada penduduk yang menjalankan
Samataring adalah: keduanya. Hal ini disebabkan karena Sebagian
 Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan besar Kelurahan Samataring berada pada dararan
Balangnipa rendah dengan iklim tropis yang dipengaruhi
 Sebelah selatan berbatasan dengan Desa oleh angin musim dan terdapat dua musim yaitu
Tongke-Tongke musim hujan dan musim kemarau selain itu
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan sangat dekat dari pantai. Kemudian disusul
Biringere sebagai karyawan (PNS, ABRI, dan Swasta)
 Sebelah timur berbatasan dengan Teluk sebesar 21,5 persen dan Nelayan 12,2 persen.
bone. Hal ini berdasarkan pada tabel berikut.

Tabel Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan


Samataing Kecamatan Sinjai Timur.

Jumlah Persentase
Mata Pencaharian
(Orang) (%)
Karyawan (PNS, 361 21,5
ABRI, Swasta)
Wiraswasta/Pedaga 97 5,8
ng
Tani 682 40,6
Peta Kelurahan Samataring Pertukangan 157 9,4
. Buruh Tani 46 2,7
Secara topografi bentangan Kelurahan Pensiunan 38 2,3
Samataring sangat dekat dengan pantai dimana Nelayan 205 12,2
berada pada 050 02’ 56”- 050 21’ 16” LS dan 1190 Jasa 22 1,3
56’ 30”- 1200 25’ 33” BT dengan ketinggia 0 Jumlah 1680 100,00
sampai 500 meter diatas permukaan laut. Luas Sumber: Kantor Kelurahan Samataring, 2016
wilayahnya sekitar 4,50 Km atau 450 Ha. Dari
450 Ha luas wilayah Kelurahan Samataring, Kelurahan Samataring pada sektor
131,70 digunakan untuk budidaya air payau perikanan menghasilkan beberapa jenis
termasuk budidaya rumput laut. Adapun jarak
7

komoditas hasil perikanan meliputi rumput laut +2 maka tidak terjadi autokorelasi dan jika DW
Glacilaria Sp, udang, bandeng, dan mujair. diatas +2 maka terjadi autokorelasi negatif.
Adapun hasil pengujian autokorelasi Durbin
2. Uji Asumsi Klasik Watson dengan menggunakan analisis SPSS 21
dapat dilihat pada tabel berikut.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji Tabel Hasil Uji Autokorelasi Durbin Watson
apakah dalam model regresi, variabel terikat dan
variabel bebas keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik Model Summary
adalah memiliki distribusi normal tau mendekati Model Durbin Watson
normal. Uji normalitas yang digunakan adalah 1 1,934
uji Kolmogorov-Smirnov Z dan uji normalitas
residual dengan melihat sebaran plot pada data Tabel diatas, menunjukkan bahwa model
yang telah diuji. Berdasarkan hasil perhitungan regresi dalam penelitian ini bebas dari
diperoleh hasil sebagai berikut. autokorelasi. Hal ini dapat dilihat nilai Durbin
Watson 1,934. Dimana nilai tersebut sesuai
Tabel Uji Normalitas dengan Kologmorov- dengan syarat suatu model regresi yang tidak
Smirnov Z terjadi autokorelasi yaitu berada diantara nilai
DW -2 sampai +2.

Variabel Asymp. Sig. (2- c. Uji Multikolinearitas


tailed)
Pendapatan 0.954 Uji multikolinearitas dilakukan dalam
Modal 0,963 penelitian ini untuk mengetahui adanya
Luas Lahan 0,999 hubungan linear yang pasti antara beberapa
variabel atau semua variabel independen yang
Tabel diatas, menunjukkan bahwa model menjelaskan tentang model regresi suatu
regresi antara variabel bebas dengan variabel penelitian. Model regresi yang baik adalah tidak
terikat berdistirbusi normal dengan jumlah terjadi korelasi diantara variabel independen.
sampel N= 5. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji Untuk mengetahui ada tidaknya
probabilitas pada SPSS 21 yang terlihat pada multikolinearitas pada suatu penelitian dapat
nilai Asymp. Sig (2-tailed) semua nilai variabel dililaht pada nilai Tolerance dan VIF (Variance
pendapatan, modal, dan luas lahan lebih besar Inflation Factor), yaitu: jika nilai Tolerance >
dari 0,05. Dimana variabel pendapatan nilainya 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan tidak
0,954 > 0,05, variabel modal nilainya 0,963 > terjadi multikolinearitas dalam penelitian.
0,05 dan variabel luas lahan nilainya 0,999 > Namun, jika nilai Tolerance <0,10 dan VIF > 10,
0,05. maka diartikan bahwa terjadi multikolineritas
atau gangguan pada penelitian tersebutAdapun
b. Uji Autokorelasi hasil pengujian multikolinearitas dengan
menggunakan SPSS 21 dapat dilihat pada tabel
Uji Autokorelasi bertujuan untuk berikut.
menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada Tabel Hasil Uji Multikolinearitas
periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode sebelumnya. Persamaan regresi yang Variabel Tolerance VIF
baik adalah tidak terjadi autokorelasi. Uji Modal 0,207 4,834
autokorelasi dalam penelitian ini menggunkan Luas Lahan 0,207 4,834
uji Durbin Watson, dengan ketentuan jika DW
dibawah -2 (DW <-2) maka terjadi autokorelasi Tabel diatas, menunjukkan bahwa
positif, namun jika DW berada diantara -2 dan model regresi dalam penelitian ini bebas
8

multikolinearitas. Hal ini dapat dilihat dari nilai Analisis regresi berganda digunakan
Tolerance semua variabel independent > 0,10 untuk mengukur seberapa besar pengaruh
dan nilai VIF < 10. Dimana nilai Tolerance variabel independen, dalam hal ini Modal (X1)
variabel modal dan luas lahan sebesar 0,207 dan dan Luas Lahan (X2) terhadap variabel
nilai VIF variabel modal dan luas lahan sebesar dependen atau pendapatan (Y). Dalam penelitian
4,834, sehingga dapat dikatakan tidak terjadi ini analisis regresi berganda di uji dengan
multikolinearitas dalam model regresinya menggunakan analisis SPSS for windows release
21. Untuk mengetahui besarnya pengaruh
antarvariabel adalah dengan melihat nilai R
d. Uji Heterokedastisitas Square. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut.
Uji heteroskedastisitas adalah suatu
keadaan dimana varians dan kesalahan Unstandardized
pengganggu tidak konstan untuk semua variabel Model Coefficients Sig.
bebas. Model regresi yang baik dalam suatu B
penelitian adalah model regresi yang tidak Konstanta -3189928291
terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk Modal 124,028 0,025
mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas Luas Lahan -34437979,97 0,688
pada suatu model regresi dilakukan uji Glesjer.
Uji Glesjer dilakukan dengan cara meregresikan Tabel diatas, menunjukkan bahwa
anatar variabel independen dengan nilai absolut Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah
residualnya. Apabila nilai signifikansi antara Y = -3.189.928.291 + 124,028 X1 + (-
variabel independen dengan absolut residual 34.437.979,79) X2.
lebih besar dari (>) 0,05, maka dinyatakan tidak
terjadi heterokastisitas. Namun, jika nilai Persamaan regresi tersebut mempunyai arti:
signifikansi antara variabel independen dengan 1) Konstanta = -3.189.928.291
absolute residual lebih kecil (<) dari 0,05 maka Jika nilai konstanta sebesar -
dinyatakan terjadi heterokadstisitas. Hasil uji 3.189.928.291 mengandung arti jika nilai modal
heterokedastisitas dengan uji Glesjer dapat (X1) dan Luas Lahan (X2) kedua-keduanya nol,
dilihat pada tabel berikut. maka nilai pendapatan pembudidaya rumput laut
Glacilaria Sp di Kelurahan Samataring (yang
Tabel Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Uji mencerminkan pengaruh semua variabel yang
Glesjer diabaikan) ditaksir mengalami penurunan
sebesar 3.189.928.291 rupiah. Hal ini berarti
Coefficientsa pembudidaya berutang dan pada umumnya
Modal t Sig petani yang dimaksud dalam usaha budidaya
rumput laut Glacilaria Sp dalam penelitian ini
Modal (X1) 0,000 1,000 adalah petani pekerja bukan pemilik
Luas lahan (X2) 0,000 1,000
2) Koefisien Modal (X1) = 124,028
Tabel diatas, menunjukkan bahwa hasil Jika modal mengalami penambahan
uji heterokedastisitas dengan menggunakan uji sebesar satu satuan (rupiah), sementara luas
Glesjer dapat diketahui nilai signifikansi untuk lahan dianggap tetap maka rata-rata pendapatan
variabel modal (X1) 1,000 begitu pun dengan pembudidaya rumput laut Glacilaria Sp di
luas lahan (X2) 1,000 yang artinya nilai Kelurahan Samataring meningkat sebesar
signifikansi > 0,05 maka dapat dinyatakan 124,028 satuan (rupiah).
bahwa tidak terjadi heterokedastisitas dalam
model regresi penelitian ini. 3) Koefisien Luas Lahan (X2) = -34.
437.979,79
3. Analisis Regresi Linear Berganda Jika luas lahan mengalami peningkatan
sebesar satu satuan (hektar), maka sementara
9

modal dianggap tetap maka rata-rata pendapatan Adapun hasil uji hipotesis secara parsial dapat
pembudidaya rumput laut Glacilaria Sp di dilihat pada tabel berikut.
Kelurahan Samataring mengalami penurunan
sebesar -34.437.979,79 satuan (rupiah). Tabel Hasil Uji Hipotesis dengan uji Parsial (Uji
t)
4. Uji Hipotesis

a. Uji Simultan
Uji hipotesis secara simultan atau
bersama-sama (uji F) antara variabel independen Coefficientsa
dalam hal ini modal (X1) dan Luas Lahan (X2)
dan Pendapatan (Y). Hasil analisis uji simultan Model thitung Sig
dalam penelitian ini telah diuji dengan Modal (X1) 6,205 0,025
menggunakan bantuan aplikasi SPSS 21, dan Luas lahan (X2) -0,464 0,688
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari
Tabel Hasi Uji Hipotesis dengan Uji Simultan hasil perhitungan secara parsial, dapat diketahui
(Uji F) bahwa hasil uji t untuk variabel modal (X1)
diperoleh hasil thitung sebesar 6,205 dengan
Anovaa signifikansi sebesar 0,025, hal ini menunjukkan
nilai taraf signifikansinya lebih kecil dari 0,05
Modal Fhitung Sig dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada
Regressions 81,199 0,012 pengaruh positif dan signifikan antara variabel
model (X1) dengan pendapatan (Y) pada
Tabel diatas, menunjukkan bahwa hasil pembudidaya rumput laut Glacilria Sp di
perhitungan uji simultan dapat diketahui bahwa Kelurahan Samataring Kecamatan Sinjai Timur
Fhitung 81,199 dengan nilai signifikansi 0,012 Kabupaten Sinjai. Sedangkan hasil uji t untuk
yang artinya nilai signifikansinya lebih kecil dari variabel Luas lahan diperoleh hasil thitung sebesar
0,05 dan dapat dinyatakan bahwa nilai Fhitung -0,464 dengan signifikansi sebesar 0,688, hal ini
yang diperoleh signifikan. Maka dari itu dapat menunjukkan nilai taraf signifikansinya lebih
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif besar dari 0,05 dengan demikian dapat
dan signifikan antara variabel modal (X1) dan disimpulkan bahwa variabel luas lahan
Luas Lahan (X2) secara simultan (bersama- mempunyai pengaruh yang negatif dan tidak
sama) terhadap pendapatan (Y) pembudidaya signifikan terhadap pendapatan pembudidaya
rumput laut Glacilaria Sp di Kelurahan rumput laut Glacilaria Sp di Kelurahan
Samataring Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Samataring Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten
Sinjai. Sinjai.

b. Uji Parsial c. Koefisien Determinasi

Uji pasial dilakukan untuk mengetahui Koefisien determinasi digunakan untuk


apakah masing-masing variabel independen menguji seberapa besar pengaruh variabel bebas
mempunyai pengaruh terhadap variabel yakni Modal (X1) dan Luas Lahan (X2) terhadap
dependen. Dimana dalam hal ini uji parsial variabel terikat yakni Pendapatan (Y)
digunakan untuk mengetahui seberapa besar pembudidaya rumput laut Glacilaria Sp di
pengaruh Modal (X1) terhadap pendapatan (Y) Kelurahan Samataring Kecamatan Sinjai Timur
dan seberapa besar pengaruh Luas Lahan (X2) Kabupaten Sinjai. Berdasarkan bantuan program
terhadap pendapatan (Y) pembudidaya rumput SPSS 21, diperoleh hasil sebagai berikut.
laut Glacilaria Sp di Kelurahan Samataring
Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai. Tabel Hasil Uji Koefisien Deteriminasi
10

Model Summaryb rumput laut secara berkelanjutan dalam


memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka dari
Model R Square Adjusted R Square pendapatan yang mereka peroleh dari usaha
1 0,988 0,976 budidaya rumput laut tersebut. Begitu pun
sebaliknya, jika terjadi pengurangan modal yang
dikeluarkan maka pembudidaya akan
Tabel diatas menunjukkan bahwa 15 dari mengalami kesulitan dalam mengelola usaha
hasil analisis SPSS 21 diperoleh hasil dari tabel budidaya rumput laut secara berkelanjutan yang
Summary, dimana diperoleh nilai koefisien akan secara otomatis juga menurunkan
determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,976. pendapatan mereka.
Hal ini berarti variabel modal dan luas lahan Modal yang digunakan dalam usaha
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap budidaya rumput laut dapat dibedakan menjadi
pendapatan pembudidaya rumput laut Glacilaria dua jenis modal yaitu modal yang bersifat tetap
Sp di Kelurahan Samataring Kecamatan Sinjai dan modal kerja. Modal yang bersifat tetap yaitu
Timur Kabupaten Sinjai sebesar 97,6 persen dan peralatan yang digunakan dalam usaha budidaya
sisanya sebesar 2,4 persen dipengaruhi oleh rumput laut, seperti sampan (perahu kecil) dan
faktor lain yang tidak disebutkan dalam lain-lain. Sedangkan modal kerja yaitu modal
penelitian ini. yang digunakan untuk membiayai proses
produksi mulai dari bahan baku sampai barang
B. Pembahasan jadi, misalnya modal finansial (membeli bibit,
pupuk, peptisida) dan biaya tenaga kerja. Namun
1. Pengaruh Modal (X1) Terhadap dalam penelitian ini saya khususkan pada modal
Pendapatan (Y) Pembudidaya Rumput kerja yaitu modal finansial.
Laut Glacilaria Sp di Kelurahan Sumber modal dalam mengembangkan
Samataring usaha budidaya perikanan pada umumnya dapat
diperoleh dari sumber modal internal dan sumber
Modal sangat berperan penting dalam modal ekternal, dimana sumber modal internal
mengembangkan suatu usaha yang dibangun. tersebut merupakan modal sendiri dan modal
Modal merupakan salah satu faktor produksi ekternal merupakan modal yang diperoleh dari
yang mempengaruhi pendapatan sub sektor pihak pemerintah atau pihak perbankan.
perikanan, dimana semakin tinggi modal yang Fakta dilapangan menunjukkan bahwa
dikeluarkan maka diharapkan dapat para responden atau para pembudidaya di
meningkatkan pendapatan pembudidaya rumput Kelurahan Samataring yang mengembangkan
laut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mubyarto usaha budidaya rumput luat Glacilaria Sp masih
dalam Iswahyudi (2015;47) bahwa modal menggunakan modal internal atau modal sendiri,
mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan sehingga para pembudidaya terkadang masih
berhasil tidaknya suatu pendapatan yang mengalami kesulitan dalam hal permodalan
didirikan. Hasil Penelitian ini juga sejalan atau karena belum adanya bantuan modal baik dari
memiliki persamaan dengan penelitian pihak pemerintah seperti bibit rumput laut
sebelumnya yang menyatakan bahwa maupun dari pihak perbankan. Kondisi
penambahan modal sejalan dengan pendapatan permodalan inilah yang menyebabkan
(Miftahuriza, 2011). pembudidaya rumput laut mengalami
Hasil penelitian ini dapat diketahui kekurangan modal karena selama ini dalam
bahwa variabel modal mempunyai pengaruh melakukan usaha budidaya rumput laut tersebut,
yang positif dan signifikan terhadap pendapatan pendapatan yang mereka peroleh peroleh hanya
pembudidaya rumput laut Glacilaria Sp dengan bisa untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-
asumsi bahwa pendapatan pembudidaya hari dan mereka susah untuk menabung. Hal ini
meningkat tanpa ada pengaruh dari variabel lain pun sesuai dengan pendapat dari salah satu
atau dengan kata lain variabel lain tetap. Dengan pembudidaya yang telah diwawancarai yang
adanya penambahan modal maka akan dengan menyatakan bahwa modal yang digunakan oleh
mudah pembudidaya mengelola usaha budidaya pembudidaya semuanya merupakan modal
11

sendiri, sehingga terkadang pembudidaya masyarakat. Mengingat pentingnya dalam


mengalami kesulitan untuk melakukan usaha mencapai pembangunan ekonomi disektor
pengembangan budidaya rumput laut khususnya perikanan, khususnya rumput laut Glacilaria Sp,
usaha budidaya rumput laut yang tergolong kecil dimana . rumput laut Glacilaria Sp merupakan
(Hafid, 15 Februari 2017). Maka dari itu, ada salah satu jenis rumput laut penghasil agar-agar
pembudiaya rumput laut dari tahun ketahun tidak yang banyak digunakan dalam industri makanan
pernah mengganti bibit rumput lautnya dan dan sebagai salah satu komoditas ekspor yang
hanya menggunakan kembali sisa rumput laut merupakan sumber devisa Negara sehingga jika
yang masih mudah yang belum sempat dipanen benar-benar dikembangkan dengan baik oleh
untuk tetap dipelihara, sehingga hasil produksi para pembudidaya maka akan secara otomatis
yang akan diperoleh pun tidak akan sesuai meningkatkan kesejahteraan pembudidaya
dengan lahan yang sering diganti bibit rumput khususnya pendapatan mereka. Apalagi
lautnya. Kabupaten Sinjai memiliki potensi yang besar
Hasil wawancara dengan salah satu dalam pengembangan sektor perikanan. Selain
pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan (Abd. dalam hal permodalan, pemerintah juga
Karim, 20 Februari 2017), menyatakan bahwa memberikan pelatihan-pelatihan tentang cara
modal yang dianjurkan untuk dikeluarkan budidaya rumput laut yang benar agar
pembudidaya dalam usaha budidaya rumput laut pembudidaya tetap memperhatikan aspek
dalam 1 Ha lahan dibutuhkan modal untuk kelestarian alam secara efektif,efisien, dan
membeli bibit Rp. 500.000,00, modal untuk berkelanjutan.
membeli pupuk urea Rp. 100.000, dan modal
untuk membeli peptisida 100.000,00. Jika dilihat 2. Pengaruh Luas Lahan (X2) terhadap
dari modal yang dianjurkan tersebut merupakan Pendapatan (Y) Pembudidaya Rumput
modal yang tergolong rendah, namun Laut Glacilaria Sp di Kelurahan
pembudidaya masih mengalami kesulitan dalam Samataring
pengembangan usaha budidaya rumput laut
tersebut. Lahan merupakan salah satu faktor
Dalam meningkatkan pendapatan produksi yang penting dari beberapa faktor
pembudidaya maka pemerintah seperti Dinas produksi yang lain yang mempengaruhi
Kelautan dan Perikanan perlu membagikan pendapatan. Lahan perikanan merupakan salah
bantuan bibit rumput laut kepada para satu penentu dari pengaruh hasil perikanan. Luas
pembudidaya, agar para pembudidaya lebih lahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
mudah dapat mengembangkan usaha budidaya seluruh lahan yang ditanami rumput laut oleh
rumput laut Glacilaria Sp, atau pemerintah pembudidaya, dan lahan yang mereka tanami
mengambil salah satu kebikjasanaan dengan rumput laut semuanya bukan lahan milik mereka
pemberian kredit perbankan. Hal ini disebabkan sendiri, tapi ada sebagai pekerja dan ada juga
oleh fungsi utama bank sebagai penghimpun dan yang menyewa dari pihak kantor perikanan dan
penyaluran dana masyarakat secara efektif dan orang lain.
efisien untuk mendukung pelaksanaan Dalam suatu usaha yang dibangun,
pembangunan dalam upaya pengembangan dana secara umum dikatakan semakin luas lahan(
pada sektor pembangunan ekonomi pedesaan ditanami/digarap), maka semakin besar jumlah
dalam meningkatkan pengembangan budidaya produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut
perikanan dan meningkatkan usahanya guna (Rahim, 2007:36). Namun, pernyataan tersebut
mencapai tujuan kemakmuran. Diharapakan tidak sejalan pada penelitian ini yaitu variabel
dengan semakin meningkatnya hasil produksi luas lahan tidak berpengaruh terhadap
dan tingkat pendapatan diharapkan dapat pendapatan pembudidaya rumput laut Glacilaria
membuka kesejahteraan keluarganya, baik Sp dengan asumsi bahwa pendapatan
keluarga pemilik modal itu sendiri maupun yang pembudidaya tidak menentu meski luas lahan
hanya sebagai buruh petani. Dan tentunya secara ditambah atau dikurangi, tanpa ada pengaruh
tidak langsung dapat membantu pemerintah dari variabel lain atau dengan kata lain variabel
didalam memberikan perkreditan pada lain tetap, sehingga dapat dikatakan ini
12

pernyataan tersebut tidak sejalan dengan langsung tidak berpengaruh signifikan terhadap
penelitian ini, dimana luas lahan yang ditanami pendapatan petani asparigus di Desa Pelaga
rumput laut ditambah, pendapatapan Kecamatan Petang Kabupaten Badung.
pembudidaya ada yang menurun atau bahankan Hasil wawancara dengan salah satu
tetap, begitupun sebaliknya. pembudidaya (Suardi, 17 Februari 2017),
Luas lahan dalam penelitian ini tidak menyatakan bahwa luas lahan tidak berpengaruh
berpengaruh terhadap pendapatan pembudidaya terhadap pendapatan yang mereka terima. Hal ini
rumput laut Glacilaria Sp disebabkan karena disebabkan karena lahan yang mereka tanami
setelah panen pembudidaya harus meyisihkan rumput laut sering terserang penyakit dan
lagi pendapatan yang diperoleh untuk membayar terkadang dalam enam bulan mereka baru
sewa lahan karena kebanyakan pembudidaya memanen rumput laut, karena dalam jangka
juga hanya sebagai pekerja saja dan lemanhya waktu tersebut harus dilakukan pemeliharaan
pengawasan dari para pembudidaya. Tidak yang panjang, mereka harus terlebih dahulu
berpengaruhnya luas lahan terhadap pendapatan menurunkan bibit ikan bandeng untuk memakan
pembudidaya juga disebabkan oleh keadaan penyakit (lumut) yang menyerang rumput laut
lahan yang mereka tanami rumput laut berbeda- dan terus memberikan peptisida, tetapi jika
beda, dimana ada pembudidaya yang hanya penyakit yang sudah menyerang tersebut tidak
memiliki lahan yang sempit, namun pendapatan dapat di tangani lagi oleh pembudidaya, maka
mereka bertambah karena lahan mereka subur mereka harus menunggu sampai musim hujan
dan memiliki pengetahuan yang mendalam tiba. Selain itu, seringnya masuk ikan laut seperti
mengenai teknik budidaya rumput laut yang ikan buronang ke empang pembudidaya
baik, begitu pun sebaliknya ada pembudidaya memakan rumput laut sehingga rumput laut
yang memiliki lahan luas, namun pendapatan mati.
mereka berkurang atau menurun. Selain itu, Pemanfaatan lahan dalam usaha
rumput laut sering terserang penyakit dan jika budidaya rumput laut, pembudidaya harus tetap
terjadi air pasang terkadang ikan laut masuk ke memperhatikan aspek kelesatrian alam secara
empang dan memakan rumput laut sehingga efektif dan berkelanjutan. Maka dari itu,
rumput laut mati. pememrintah perlu memberikan penyuluhan atau
Hasil penelitian ini memiliki kesamaan pelatihan kepada pembudidaya dalam
dengan pendapat Soekartawi (1993) yang mengembangkan usaha budidaya rumput laut
menyatakan bahwa bukan berarti semakin luas tersebut, khususnya teknik budidaya rumput laut
lahan pertanian maka semakin efisien lahan yang benar dan cara penggunaan lahan yang
tersebut. Bahkan lahan yang sangat luas dapat tepat.
terjadi inefisiensi yang disebabkan oleh: Dalam lahan yang pembudidaya tanami
a. Lemahnya pengawasan terhadap rumput laut Glacilaria Sp, pembudidaya juga
penggunaan faktor produksi seperti bibit, memelihara ikan bandeng, ikan mujair, dan
pupuk, obat - obatan dan tenaga kerja. udang. Namun ikan bandeng inilah yang akan
b. Terbatasnya persediaan tenaga kerja di memakan lumut (penyakit) yang sering
sekitar daerah itu yang pada akhirnya akan menyerang rumput laut.
mempengaruhi efisiensi usaha pertanian 3. Pengaruh Modal dan Luas Lahan
tersebut. terhadap Pendapatan Pembudidaya
c. Terbatasnya persediaan modal untuk Rumput laut Glacilaria Sp di Kelurahan
membiayai usaha pertanian tersebut. Samataring
Peneltian ini juga sejalan pada penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Andi Faizal Modal dan luas lahan sama-sama
Akbar (2014) yang mengatakan bahwa luas merupakan faktor terpenting dalam melakukan
lahan tidak berpengaruh terhadap produksi suatu usaha. Hasil penelitian ini menyatakan
petani rumput laut di Kabupaten Jeneponto. bahwa secara bersama-sama modal dan luas
Selain itu juga sesuai dengan penelitian yang lahan berpengaruh dan signifikan terhadap
dilakukan oleh Nyi Nyoman Tri Astari (2015) pendapatan pembudidaya Glacilaria Sp dengan
yang mengatakan bahwa luas lahan secara asumsi bahwa pendapatan pembudidaya
13

meningkat jika modal ditambah dan luas lahan pendapatan. Karena kedua faktor tersebut dapat
juga ditambah, begitupun sebaliknya jika modal menjadi bahan pertimbangan, maka dapat
dan luas lahan berkurang, maka pendapatan juga digunakan sebagai variabel yang dapat
berkurang. mempengaruhi pengembangan usaha budidaya
Saat penambahan modal maka rumput laut Glacilaria Sp.
pembudidaya rumput laut akan merasa gampang Pengaruh modal dan luas lahan secara
untuk mengolah lahan yang akan ditanami bibit bersama-sama mempunyai pengaruh yang besar
rumput laut, dan pembudidaya juga akan lebih terhadap pendapatan pembudidaya rumput laut.
gampang memberikan pupuk dan peptisida pada Dimana variabel Modal (X1) dan Luas Lahan
rumput laut yang terserang penyakit. (X2) mempunyai pengaruh sebesar 97,6 persen
Menurut Soekartawi (1991), faktor terhadap pendapatan pembudidaya rumput laut
modal untuk membeli bibit, pupuk, dan obat- Glaccilaria Sp, sedangkan sisanya 2,4 persen
obatan (peptisida) dan faktor luas lahan dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
merupakan faktor produksi terpenting diantara disebutkan dalam penelitian ini.
faktor roduksi yang lain seperti tingkat
pendidikan, pendapatan, tingkat keterampilan, KESIMPULAN DAN SARAN
dan lain-lain.
Penelitian ini sejalan pada penelitian a. Kesimpulan
sebelumnya yang dilakukan oleh Andi Faizal
Akbar (2014) yang menyatakan Modal kerja, Berdasarkan hasil analisis data dan
hari orang kerja, pengalaman kerja, dan luas pembahasan dalam penelitian kuantitatif yang
lahan secara bersama-sama berpengaruh dilakukan pada pembudidaya rumput laut
terhadap produksi petani rumput laut di Glacilaria Sp di Kelurahan Samataring
Kabupaten Jeneponto.” Selain itu, penelitian ini Kecamatan Sinjai timur Kabupaten Sinjai
juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan dengan melihat pengaruh Modal dan Luas lahan
oleh Ernida Mahmud, M. Syawal, dan Sitti terhadap pendapatan pembudidaya. Mengacu
Bulkis (2012) yang menyatakan bahwa modal, pada rumusan masalah, maka kesimpulan dalam
luas lahan, pengetahuan dan keterampilan, serta penelitian ini adalah sebagai berikut:
faktor umur dan jumlah tanggungan berpengaruh 1. Variabel Modal (X1) berpengaruh positif
terhadap strategi peningkatan kemandirian petani dan signifikan terhadap pendapatan
rumput laut di Kecamatan Tanete Riattang pembudidaya rumput laut Glacilaria Sp di
Timur Kabupaten Bone. Kelurahan Samataring Kecamatan Sinjai
Penelitian ini menunjukkan bahwa Timur Kabupaten Sinjai.
dalam melakukan suatu usaha budidaya rumput 2. Variabel LuasLahan (X2) tidak berpengaruh
luat, maka diperlukan modal dan luas lahan. Jika dan tidak signifikan terhadap pendapatan
seseorang hanya mempunyai modal namun tidak pembudidaya rumput laut Glacilaria Sp di
ada lahan yang dapat ditanami rumput laut maka Kelurahan Samataring Kecamatan Sinjai
orang tersebut tidak mampu melakukan suatu Timur Kabupaten Sinjai.
usaha budidaya. Begitu pun sebaliknya jika 3. Secara simultan, variabel Modal (X1) dan
seseorang memiliki lahan, namun tidak memiliki Luas Lahan (X2) berpengaruh positif dan
modal maka orang tersebut tidak dapat signifikan terhadap pendapatan
melakukan usaha budidaya rumput laut. Namun pembudidaya rumput laut Glacilaria Sp di
jika kedua faktor produksi ini sama-sama Kelurahan Samataring Kecamatan Sinjai
dimiliki oleh pembudidaya dalam melakukan Timur Kabupaten Sinjai. Besarnya
usaha budidaya rumput laut maka pembudidaya pengaruh Modal (X1) dan Luas Lahan (X2)
akan lebih gampang mengembangkan usahanya, terhadap pendapatan pembudidaya rumput
akan tetapi mereka harus tetap memperhatikan laut Glacilaria Sp sebesar 97,6 persen
kelestarian alam agar mereka dapat sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor
memanfaatkannya secara efektif, efisien dan lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.
berkelanjutan demi meningkatkan kesejahteraan
keluarga mereka khususnya peningkatan b. Saran
14

Setelah melakukan penelitian ini pada Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian
pembudidaya rumput laut Glacilaria Sp di (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta:
Kelurahan Samataring Kecamatan Sinjai Timur Rineka Cipta.
Kabupaten Sinjai, maka dapun beberapa saran
adalah sebagai berikut: Astari, Ni Nyoman Tri. 2015. Pengaruh Luas
1. Pembudidaya rumptu laut Glacilaria Sp Lahan, Tenaga Kerja, dan Pelatihan
hendaknya meningkatkan pengetahuan melalui Produksi sebagai Variabel
dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang Intervening terhadap pendapatan Petani
selalu diadakan oleh pihak perikanan agar Asparagus Di Desa Pelaga Kecamatan
produksi rumput laut mengalami Petang Kabupaten Badung. Tesis,
peningkatan yang akan berpengaruh pada Program Pasca Sarjana, Universitas
pendapatan. Udayana, Denpasar.
2. Pemerintah hendaknya memberikan
perhatian demi perkembangan usaha Daniel, Moehar. 2004. Pengantar Ekonomi
budidaya rumput laut Glacilaria Sp di pertanian. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Kelurahan Samataring Kecamatan Sinjai
Timur dengan cara memberikan bantuan DKP Sinjai. 2015. Statistik Dinas kelautan dan
modal berupa bibit rumput laut, dan Perikanan Sinjai, Sinjai.
memberikan pendampingan langsung
kepada pembudidaya rumput laut. Firdaus, Muhammad. 2012. Manajemen
3. Penelitian ini hendaknya dapat digunakan Agribisnis. PT. Bumi Aksara: Jakarta
sebagai bahan referensi untuk melakukan
penelitian lebih lanjut atau dengan Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis
melakukan pembandingan dengan variabel Multivariate dengan program SPSS.
lain yang akan digunakan dalam Semarang : Universitas Diponegoro.
peningkatan pendapatan pembudidaya
rumput laut Glacilaria Sp atau jenis rumput Hafied, Muhammad. 2009. Pengaruh Tenaga
laut yang lain. Kerja, Modal, dan Luas Lahan terhadap
Produksi Usaha Tani Padi Sawah (Studi
DAFTAR PUSTAKA Kasus di Kecamatan Rowosari
Kabupaten Kendal). Skripsi, Jurusan
Akbar, Andi Faizal. 2014. Analisis Tingkat Ekonomi Pambangunan Fakultas
Produksi Petani Rumput Laut di Ekonomi , Universitas Negeri Semarang.
Kabupaten Jeneponto. Skripsi, Jurusan
Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi
Bisnis Hasanuddin. Pertanian. CV. Andi Offset:
Yogyakarta.
Amarullah, 2007. Pengelolaan Sumberdaya
Perairan Teluk Tamiang Kabupaten Herawati, Evi. 2008. Analisis Pengaruh Faktor
Kotabaru untuk Pengembangan Produksi Modal, Bahan baku, Tenaga
Budidaya Rumput Laut Eucheuma Kerja dan mesin terhadap Produksi
Cottoni). Tesis Program Pascasarjana, Glycerine pada PT. Flora Sawita
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Chemindo Medan. Tesis, Sekolah
Pesisir dan Lautan IPB, Bogor. Pascasarjana Universitaass Sumatera
Utara Medan.
Anggadiredja, J.T., Zatnika, A., Purwoto, H., & Irawan, Arie Wibowo. 2012. Program
Istini, S. 2008. Rumput laut, Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Pembudidayaan, Pengolahan, dan Pesisir Melalui Pengembangan Bisnis
Pemasaran Komoditas Perikanan Budidaya Rumput Laut Glaciralia
Potensial. Penebar Swadaya. Jakarta.
15

Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian


Bogor. PERMEN KP. 2015. Peraturan Menteri
Kelautan Dan Perikanan Republik
Iswahyudi, Cakra, 2015. Analisis Tingkat Indonesia Nomor 25/Permen-Kp/2015
Pendapatan Petani Budidaya Rumput Tentang Rencana Strategis Kementerian
Laut Di Kabupaten Bantaeng. Skripsi, Kelautan dan Perikanan Tahun 2015-
Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ilmu 2019. Indonesia.
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Priono, Bambang. 2013. Budidaya Rumput Laut
Hasanuddin Makassar. Dalam Upaya Peningkatan
Industrialisasi Perikanan. Jurnal, Media
Kantor Kelurahan Samataring, 2017. Buku Akuakultur Vol. 8 No. 1, Pusat
Monografi Kelurahan Samataring Penelitian dan Pengembangan Perikanan
Keadaan pada Bulan Juni Tahun 2017. Budidaya.

Kuncoro, Mudrajat. 2009. Metode Riset untuk Rahim, Abdul dan Diah Retno Dwi Hastuti.
Bisnis & Ekonomi “Bagaimana Meneliti 2007. Ekonomika Pertanian (Pengantar,
&menulis Tesis” Edisi 3. Penerbit teori dan kasus). Jakarta : Penebar
Erlangga:Jakarta Swadaya

Kusnendar, Endhay & Nugroho Estu. 2015. Rosyidi, Suherman. 2003. Pengantar Teori
Agribisnis Rumput Laut. Penebar Ekonomi ”Pendekatan Teori Ekonomi
Swadaya: Jakarta. Mikro dan Makro.” PT. Raja Grafindo
Persada: Jakarta.
Mahmud, Ernita., M. Syawal & Sitti Bulkis.
2012. Strategi Peningkatan Kemandirian Soekartawi. 1991. Agribisnis, Teori dan
Petani Rumput Laut Di Kecamatan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.
Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone.
Jurnal, KPU Bone dan Sistem-Sistem _________. 1993. Prinsi-prinsip Dasar Ekonomi
Pertanian, PPS Universitas Hasanuddin Pertanian. Jakarta: Rajawali Pers.
Makassar.
Santoso, Rokhedi Priyo. 2012. Ekonomi Sumber
Miftakhuriza. 2011.Pengaruh Luas Lahan, Daya Manusia dan Ketenagakerjaan.
Modal, Tenaga Kerja Dan Teknologi UPP STIM YKPN: Yogyakarta.
Terhadap Produksi Usaha Tani Padi Di
Kecamatan Batang Kabupaten Batang. Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS pada
Skripsi, Jurusan Ekonomi Pembangunan, Statistik Parametrik. PT. Elek Media
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Kumputindo: Jakarta.
Semarang.
Sudarman. 1984. Teori Ekonomi Mikro Jilid II.
Naedak Agus, 2009. Kawasan Basis Sektor BPFE: Yogyakarta.
Perikanan dan Kelautan. Jurnal
Perencanaan & Pengembangan Wilayah, Sudrajat, Achmad. 2015. Budidaya 26
Vol.4, No.3, April 2009. Komoditas Laut Unggul. Penebar
Swadaya: Jakarta.
Noeroellah, Mochammad Arief. 2015. Analisis
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan.
terhadap Pengembangan Usaha Bandung: Alfabeta
Budidaya Rumput Laut Di Kabupaten
Situbondo. Tesis, Magister Ilmu Sukirno, Sadono. 2011. Mikro Ekonomi
Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Pengantar Teori Pengantar. PT.
Universitas Jember. Rajagrafindo Persada: Jakarta.
16
17

Anda mungkin juga menyukai