Anda di halaman 1dari 6

SEKTOR KELAUTAN PENGEMBANG EKONOMI MARITIM DI SULAWESI

TENGGARA
1. Latar Belakang
Indonesia memiliki banyak wilayah laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil yang luas
dan bermakna strategis sebagai pilar pembangunan ekonomi nasional. Selain memiliki nilai
ekonomis, sumber daya kelautan juga mempunyai nilai ekologis, di samping itu, kondisi
geografis Indonesia terletak pada geopolitis yang strategis, yakni antara lautan Pasifik dan
lautan Hindia yang merupakan kawasan paling dinamis dalam arus percaturan politik,
pertahanan, dan kemanan dunia. Kondisi geo-ekonomi dan geo-politik tersebut menjadikan
sektor kelautan sebagai sektor yang penting dalam pembangunan nasional yang dapat
mendorong Ekonomi Maritim Indonesia.
Ekonomi maritim merupakan salah satu jenis perekonomian yang seharusnya lebih
ditonjolkan lagi oleh pemerintah dalam upaya untuk meningkatkan petumbuhan ekonomi.
Sebagai negara maritim dengan 70% luas wilayah perairan dibandingkan daratan. Tentunya
potensi ekonomi maritim sangat potensial yang dapat dipakai dalam pendongkrak
perekonomian indonesia. Apalagi di tengah lesunya beberapa industri ekonomi yang lain.
Maka pemerintah harus berupaya lebih keras untuk semakin memperkenalkan ekonomi
maritim kepada masyarakat yang menggantungkan penghasilannya dari sektor kelautan
sehingga menyebabkan ekonomi indonesia tidak stabil dan menjadi penyebab ekonomi
menurun.
Sektor kelautan Sulawesi Tenggara sebagai pendorong ekonomi maritim yang
dapat dikembangkan, di antaranya potensi Perikanan & Laut, Hutan Magrove, Rumput Laut,
Terumbu Karang dan Parawisata Laut. Sektor kelautan Sulawesi Tenggara memiliki potensi
besar untuk dikembangkan. Keadaan topografinya, kedalaman laut, pasir putih, kualitas air
lautnya, biota laut seperti ikan dan terumbu karang, hutan magrove serta kondisi lingkungan
yang masih alami menjadi kekuatan dan daya tarik Sulawesi Teggara.1
2. Rumusan Masalah
Apa sajakah yang termaksud dalam sektor kelautan pengembang ekonomi maritime di
Sulawesi Tenggara?

1
Sumardjono.2015. Kejayaan Maritim Sulawesi Tenggara. From http://abgnet.blogspot.com/2007/12/negara-bahari.html

1
3. Kerangka Pikir

Sektor Kelautan
Sulawesi Tenggara

Pengembangan
Ekonomi Maritim

Perekonomian Indonesia
yang lebih baik

4. Pembahasan
Sebagai salah satu kepulauan di negara maritim, Sulawesi Tenggara merupakan salah
satu penyumbang potensi kemaritiman yang besar. Sektor kelautan pada perairan  laut  Sulawesi
Tenggara memiliki tingkat kesesuaian yang  tinggi untuk budidaya perikanan, mollusca (kerang-
kerangan, teripang, mutiara), budidaya rumput laut, Karamba dan Teripang Pasir. Adapun yang
menjadi unggulan Sulawesi Tenggara dalam sektor kelautannya adalah sebagai berikut.
Sektor Perikanan Sulawesi Tenggara
Perairan laut Sulawesi Tenggara memiliki potensi sumberdaya ikan sebesar 1.520.340
ton/tahun, yang telah dikelola sampai saat ini mencapai 15,41% atau  sebesar  234.239 ton.2 
Potensi sumberdaya ikan Provinsi Sulawesi Tenggara tersebut berada pada WPP 13 dan 14
meliputi wilayah perairan laut pengelolaan sumberdaya ikan di laut Flores dan selat Makassar,
namun daerah  penangkapan  ikan dapat mencakup Laut Banda, laut Arafuru, laut Seram dan
Teluk Bone.
Potensi lestari sumberdaya hayati untuk perikanan tangkap diperkirakan dapat mencapai
250.000 ton per tahun. Dari angka tersebut, jumlah tangkapan hingga saat ini baru  mencapai
66,58%, yang  meliputi jenis-jenis ikan yang  bernilai ekonomi tinggi seperti tongkol, tuna,
kerapu, napoleon, serta berbagai jenis udang, kepiting, dan cumi-cumi.

2
[DKP] Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Tenggara. 2018. Potensi Perikanan Tangkap Kota Kendari 2010 – 2017. Kendari.

2
Potensi perikanan Sulawesi Tenggara terbagi menjadi 2, yaitu ada Potensi Perikanan Tangkap
dan ada Perikanan Budidaya.
Potensi perikanan tangkap yang diperoleh terdiri dari berbagai jenis ikan bernilai
ekonomis tinggi yaitu udang, ikan tuna, ikan cakalang, ikan tongkol, ikan kakap, ikan tengiri,
cumi-cumi, ikan kerapu, ikan baronang, ikan hias. Potensi perikanan tangkap menurut jumlah
tangkapan yang diperbolehkan (JTB) ± 542.000 ton/tahun dengan pemanfaatan baru mencapai
210.380 ton/tahun (38,76%). Peluang investasi penangkapan ikan adalah penangkapan di laut
dalam atau lepas pantai antara lain:  alat tangkap purse seine dan rumput laut dalam (alat bantu)
Sedangkan perikanan budidaya mencakup pembesaran ikan air tawar, ikan air payau, ikan
air laut dan pembenihan. Pembesaran ikan air tawar: luas perairan umum yang dapat dikonversi
menjadi usaha budidaya di karamba ±20.885 Ha dan sudah dimanfaatkan 1.691,76 Ha Perairan
darat yang dapat dikonversi menjadi kolam ikan ± 20.855 Ha dengan tingkat pemanfaatan baru
sekitar 1.005,2 Ha (4,82%) dengan komoditas dominan ikan mas dan ikan nila. Pembesaran ikan
air payau : luas lahan air payau yang dapat dikonversi menjadi lahan pertambakan ikan ± 84.746
Ha dengan tingkat pemanfaatan 18.316, 72 Ha (36,39%) dengan pembudidaya 18.316,72 Ha.3
Komoditas dominan udang windu, udang vanname dan ikan bandeng. Pembesaran ikan
air laut: luas perairan laut yang dapat dikonversi menjadi layan budidaya ± 230.000 Ha dengan
pemanfaatan baru mencapai ± 55.840 Ha (24,25%) untuk komoditas ikan kakap, ikan kerapu,
tiram dan kerang dara, kerang mutiara, teripang dan rumput laut.
Sektor Kerang Mutiara Sulawesi Tenggara
Mutiara merupakan salah satu komoditas sektor perikanan budidaya yang bernilai
ekonomis tinggi dan memiliki prospek pengembangan usaha di masa mendatang, seperti terlihat
dari peningkatan permintaan perhiasan dari mutiara dan harganya yang terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Saat ini, harga mutiara budidaya Indonesia berkisar 4.000 yen
per momme (3,75 gram) atau sekitar Rp. 414.000.
Sulawesi Tenggara merupakan salah satu daerah penghasil mutiara jenis South Sea
Pearls, “Ratunya Mutiara” yang berasal dari kerang Pinctada maxima, baik dari hasil alam
maupun budidaya. Mutiara yang dihasilkan oleh Pinctada maxima mempunyai ukuran yang
besar dengan kilau khas.
3
Kusumoprojo, Wahyono.2016. Perkembangan Ekonomi Kelautan Indonesia. Teraju: Jakarta Selatan.

3
SSP dari P. maxima memiliki keunikan warna maupun kilaunya yang mempesona dan abadi
sepanjang masa, sehingga sangat digemari di pasar internasional, dan biasanya diperdagangkan
dalam bentuk loose dan jewelry (perhiasan).

Budidaya kerang mutiara di Sulawesi Tenggara menghasilkan butiran mutiara yang


diekspor ke luar negeri. Usaha ini selain menyerap tenaga kerja, juga merupakan usaha menggali
kekayaan laut yang belum sepenuhnya dikelola. Sayangnya usaha ini membutuhkan modal yang
besar, dan penelitian yang lebih mendalam untuk dapat menghasilkan anakan calon induk.4
Sebab selama ini, pengelola masih dibatasi dengan ketergantungan pada calon indukan yang
didapat dari alam.

Potensi Rumput Laut Sulawesi Tenggara


Rumput laut (seaweed) adalah komoditas unggulan perikanan budidaya yang produksinya
terbesar diantara komoditas unggulan lainnya. Hal ini dikarenakan rumput laut sangat mudah
untuk dibudidayakan, teknologi budidayanya telah dikuasai dan mudah untuk diaplikasikan,
biaya produksi yang relatif murah dan terjangkau. Bahkan saat ini, dapat dikatakan bahwa
rumput laut telah menjadi komoditas budidaya di semua provinsi di Indonesia, termasuk
Sulawesi Tenggara.
Burhanuddin menyatakan bahwa seluruh kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara
memiliki potensi dan pengembangan rumput laut dengan total produksi diperkirakan ± 146.856
Kg/Tahun dengan luas lahan produksi ± 12.238 Ha yang didominasi jenis Eucheuma Cottoni
yang  dapat mencapai 60 ribu hektar (20% dari total  potensi lahan perairan laut berjarak 3 km
dari garis pantai).5 Budidaya Rumput Laut terdapat di sepanjang pesisir selatan dan  barat  Pulau
Muna, Selat Tiworo, Kecamatan Poleang, Rumbia dan Kasipute, serta Teluk Lasolo. Produksi
rumput laut diasumsikan bahwa tingkat produksi rata-rata 3 ton/Ha/tanam dengan jumlah tanam
rata-rata 4 kali per tahun dan dapat ditingkatkan hinga 4 – 5 kali lipat mengingat luas perairan
laut yang dapat dikonversi menjadi lahan budidaya rumput laut ± 83.000 Ha. Jika potensi
tersebut dimanfaatkan hingga 60% saja atau seluas 49.800 Ha, maka produksi rumput laut
Sulaweasi Tenggara mencapai 759.600.000 Kg/tahun.
4
Lampe, Munsi.2015. Wawasan Sosial Budaya Bahari Sulawesi Tenggara. Puspa Swara: Jakarta.
5
Burhanuddin, Safri, et al. 2017. Sejarah Maritim Indonesia, Menelusuri Jiwa Bahari Bangsa Indonesia dalam Proses Integrasi Bangsa. Robbani

Press: Semarang.

4
Perluasan lahan Produktif hingga 60% dari potensi sangat memungkinkan mengingat perairan
laut sulawesi Tenggara sangat cocok untuk budidaya rumput laut, hal itu terbukti dari tingginya
kualitas rumput laut Sulawesi Tenggara dan dapat ditanam sepanjang tahun.
Potensi Karamba Sulawesi Tenggara
Budidaya sistem karamba merupakan  salah satu komoditi unggulan Provinsi Sulawesi
Tenggara pada sektor perikanan budidaya. Luas lahan budidaya karamba jaring apung di Kota
Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang dimanfaatkan oleh petani saat ini baru mencapai 95,7
hektare dari potensi yang mencapai 200 hektare. Pada budidaya karamba dikembangkan
beberapa jenis ikan ekonomis penting seperti kerapu, ikan putih/kuwe dan baronang. Selama ini,
produksi budidaya ikan karamba jaring apung dan karamba jaring tancap di Kendari dalam
setahun baru mencapai 3,5 sampai 5,0 ton. Sedangkan untuk produksi total provinsi Sultra
mencapai 9 ton pada tahun 2006, pada tahun 2007 mencapai 458 ton, dan meningkat menjadi
548.84 ton pada tahun 2012.
Potensi Teripang Pasir Sulawesi Tenggara
Budidaya teripang telah lama dilakukan oleh masyarakat kita khususnya yang bermukim
di daerah pesisir termasuk di daerah Sulawesi Tenggara. Seiring dengan dikuasainya teknologi
pembenihan dan pembesaran teripang, maka usaha budidaya teripang pun ikut mengalami
peningkatan. Dalam waktu enam bulan pemeliharaan dari benih ukuran 100 – 150 g (berat
basah), teripang pasir dapat mencapai berat 600 – 700 g (berat basah) saat panen. Bahkan
teripang pasir dapat mencapai ukuran 1500 g apabila dipelihara pada kedalaman 5 – 6 meter
selama enam bulan. Lokasi pembudidayaan teripang pasir di Sulawesi Tenggara meliputi
Kabupaten Kolaka dan Kabupaten Muna. Menurut Saru, berikut data produksi teripang di
beberapa daerah sebagai berikut:6
 Kab. Kolaka, 3,7 ton pada tahun 2003 menjadi 7,02 ton pada tahun 2007 (DKP Kab.
Kolaka, 2007), dan mencapai 14,6 ton pada tahun 2012 
 Kab. Muna, tahun 2012 mencapai 0.59 ton kering.
Masih kurangnya pemanfaatan potensi kelautan Sulawesi Tenggara (kurang dari 10%),
sangat memerlukan perhatian khusus dari segala pihak baik masyarakat, peneliti dan juga
6
Saru, Amran, et al. 2011.Wawasan Kemaritiman. Kharisma: Makassar.

5
pemerintah. Dengan partisipasi seluruh elemen tersebut serta promosi potensi wilayah maka
diharapkan akan dapat mengundang ketertarikan investor baru, menciptakan peningkatan
peluang dan kemampuan usaha yang telah berlangsung sebelumnya, serta berpeluang membuka
usaha baru di bidang budidaya perikanan. Sehingga akan menciptakan masyarakat terutama
petani budidaya perikanan yang sejahtera, yang selanjutnya akan berdampak pada pembangunan
dan kemajuan daerah di Sulawesi Tenggara.
Kesimpulan dan Saran
Potensi  sector kelautan bu Sulawesi Tenggara memiliki tingkat kesesuaian yang  tinggi
untuk budidaya ikan, kerang-kerangan, teripang, budidaya rumput laut, dan karamba yang sangat
baik untuk dimanfaatkan untuk membangun perekonomian bangsa dan Negara jika dimanfaatkan
secara bijak.
Pemerintah, Masyarakan dan rekan-rekan mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali
dan mengkaji lebih dalam mengenai Potensi Kemaritiman Sulawesi Tenggara yang dapat
dimanfaatkan seperlunya untuk membangun Sulawesi Tenggara.

DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin, Safri, et al. 2017. Sejarah Maritim Indonesia, Menelusuri Jiwa Bahari Bangsa
Indonesia dalam Proses Integrasi Bangsa. Robbani Press: Semarang.
[DKP] Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Tenggara. 2018. Potensi Perikanan Tangkap
Kota Kendari 2010 – 2017. Kendari.
Kusumoprojo, Wahyono.2016. Perkembangan Ekonomi Kelautan Indonesia. Teraju: Jakarta
Selatan.
Lampe, Munsi.2015. Wawasan Sosial Budaya Bahari Sulawesi Tenggara. Puspa Swara: Jakarta.
Saru, Amran, et al. 2011.Wawasan Kemaritiman. Kharisma: Makassar.
Sumardjono.2015. Kejayaan Maritim Sulawesi Tenggara. From
http://abgnet.blogspot.com/2007/12/negara-bahari.html

Anda mungkin juga menyukai