Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bangsa Indonesia seharusnya dapat menghargai dan mensyukuri suatu
anugerah yang sangat besar, yaitu hidup dalam suatu Negara Kepulauan yang
merupakan wilayah sepanjang 3.000 mil laut berupa hamparan laut luas dari
Merauke sampai Sabang. Dengan jumlah pulau lebih dari 17.500 meliputi
wilayah laut yurisdiksi nasional lebih kurang 5,8 juta km2, Indonesia adalah
Negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia terletak pada posisi yang sangat
strategis, yaitu pada persilangan dua benua dan dua samudera, serta memiliki
wilayah laut yang memiliki kekayaan laut yang besar, sekaligus sebagai urat
nadi perdagangan dunia. Posisi Indonesia yang sangat strategis tersebut
memberikan konsekuensi bagi bangsa Indonesia yaitu untuk menjalankan aturan
sebagaimana yang termaktub dalam United Nation Convention on the Law of
the Sea 1982. Sejarah menunjukkan bahwa pada masa lalu, Indonesia memiliki
pengaruh yang sangat dominan di wilayah Asia Tenggara, terutama melalui
kekuatan maritim besar di bawah Kerajaan Sriwijaya dan kemudian Majapahit.
Wilayah laut Indonesia yang merupakan dua pertiga wilayah Nusantara
mengakibatkan sejak masa lampau, Nusantara diwarnai dengan berbagai
pergumulan kehidupan di laut. Dalam catatan sejarah terekam bukti-bukti
bahwa nenek moyang bangsa Indonesia menguasai lautan Nusantara, bahkan
mampu mengarungi samudera luas hingga ke pesisir Madagaskar, Afrika
Selatan. Nenek moyang bangsa Indonesia telah memahami dan menghayati arti
dan kegunaan laut sebagai sarana untuk menjamin berbagai kepentingan
antarbangsa, seperti perdagangan dan komunikasi. Dengan latar belakang
demikian, cukup jelas terlihat bahwa aspek alamiah geografi Indonesia (bentuk
dan posisinya), sejarahnya, kekayaan alamnya dan demografinya sangat
menentukan kebijakan pembangunan nasional Indonesia.

1
B. RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini membahas mengenai sejarah kemaritiman Indonesia, yang


mengulas tentang kemaritiman bangsa Indonesia dan dinamikanya. Adapun
rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu;

1.       Bagimana Sejarah Kemaritiman pada masa kerajaan ?


2.       Bagaimana Sejarah Kemaritiman pada masa colonial ?
3.       Bagaimana Sejarah Kemaritman pra kemerdekaan ?
4.       Bagaimana Sejarah Kemaritiman era kemerdekaan ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. KEMARITIMAN PADA ZAMAN KERAJAAN

Sejak abad ke-9 Masehi, bangsa Indonesia telah berlayar mengarungi lautan
ke barat Samudera Hindia hingga Madagaskar dan ke timur hingga Pulau
Paskah.Ini menjadi bukti bahwa masyarakat Indonesia memiliki peradaban dan
budaya maritim yang maju sejak dulu kala.Seiring semakin ramainya aktivitas
melalui laut, lahirlah kerajaan-kerajaan bercorak maritim dan memiliki armada
laut besar.Perkembangan budaya maritim pun membentuk peradaban bangsa yang
maju di zamannya.Pada era Kerajaan Sriwijaya, Majapahit hingga Demak,
nusantara tampil sebagai kekuatan besar yang disegani negara di kawasan Asia
dan dunia.Sebagai kerajaan maritim yang kuat di Asia Tenggara, Sriwijaya (683-
1030 M) telah mendasarkan politik kerajaannya pada penguasaan alur pelayaran
dan jalur perdagangan serta menguasai wilayah-wilayah strategis yang digunakan
sebagai pangkalan kekuatan laut.Angkatan laut Kerajaan Sriwijaya ditempatkan di
berbagai pangkalan strategis dan mendapat tugas mengawasi, melindungi kapal-
kapal dagang yang berlabuh, memungut biaya cukai, serta mencegah terjadinya
pelanggaran laut di wilayah kedaulatan dan kekuasaannya.

Ketangguhan maritim juga ditunjukkan era Kerajaan Singosari di bawah


pemerintahan Kertanegara pada abad ke-13. Kekuatan armada laut yang tidak ada
tandingan, pada 1275 Kertanegara mengirimkan ekspedisi bahari ke Kerajaan
Melayu dan Campa untuk menjalin persahabatan agar bersama-sama dapat
menghambat gerak maju Kerajaan Mongol ke Asia Tenggara. Pada 1284, mereka
menaklukkan Bali dalam ekspedisi laut ke timur.

Puncak kejayaan maritim nusantara terjadi pada masa Kerajaan Majapahit


(1293-1478).Di bawah Raden Wijaya, Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada,

3
Majapahit berhasil menguasai dan mempersatukan nusantara. Pengaruhnya
bahkan sampai ke negara-negara asing, seperti Siam, Ayuthia, Lagor, Campa
(Kamboja), Anam, India, Filipina, China.

Kejatuhan Majapahit diikuti munculnya Kerajaan Demak. Kebesaran Kerajaan


Demak jarang diberitakan, tetapi bukti kekuatan maritim Kerajaan Demak mampu
mengirim armada laut yang dipimpin Pati Unus yang bergelar Pangeran Sabrang
Lor membawa 100 buah kapal dengan 10.000 prajurit menyerang Portugis di
Malaka.

Kilasan sejarah itu memberi gambaran, betapa kerajaan-kerajaan di nusantara


dulu mampu menyatukan wilayah nusantara dan disegani bangsa lain karena
kehebatan armada niaga, keandalan manajemen transportasi laut, dan armada
militer yang mumpuni. Sejarah telah mencatat dengan tinta emas, bahwaSriwijaya
dan Majapahit pernah menjadi center of excellence di bidang maritim,
kebudayaan, dan agama di seluruh wilayah Asia Tenggara.Kejayaan para
pendahulu negeri ini terbangun karena kemampuan mereka membaca potensi
yang dimilikihingga membentuk budaya negara maju. Ketajaman visi dan
kesadaran terhadap posisi strategis nusantara telah membawa bangsa ini besar dan
disegani negara lain.

Sayang, masa keemasan itu tinggal sejarah. Negeri ini tidak belajar dari apa
yang dilakukan para leluhur. Kejayaan bangsa tertutup potret kemiskinan yang
melanda rakyat negeri ini.Kecintaan kepada laut juga semakin dangkal.Rasa
keberpihakan negara terhadap dunia maritim pun lemah.Padahal, budaya maritim
adalah roh dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan jutaan
penduduk tersebar di ribuan pulau.

4
B.  MARITIM PADA MASA KOLONIAL

Sejarah Maritim Indonesia (Masa Kolonial Hindia Belanda)Perdagangan di


Asia sudah berawal di masa Portugis dan VOC, bahkan telah ada berabad-abad
sebelumnya, baik perdagangan melalui darat (jalan sutra) maupun melalui laut
Dalam masa modern awal itu terjadi interaksi dagang antara para penguasa dan
para penjajanya di Nusantara dan organisasi-organisasi dagang besar dari Eropa
seperti Estado da India dan East India Company EIC) dari Inggris serta VOC
dari Belanda. Banyak bangsa-bangsa yang memasuki Indonesia seperti Portugis,
Inggris dan Belanda motivasi bangsa Eropa ke wilayah Nusantara disebabkan oleh
faktor seperti Jatuhnya Konstatinopel ke tangan Turki Ottoman yang merupakan
pusat rempa-rempah dengan itu mereka mencari sumber rempah-rempah terbaru,
lali semangat 3G (Gold, Glory, Gospel), dan perkembangan teknologi dan sistem
angin seiring berjalannya waktu Belanda  berhasil berkuasa tunggal di Indonesia
dengan itu VOC pun berkuasa di nusantara.
Seiring berjalannya waktu karena terus merugi VOC tidak sanggup
membayar dividen dari saham yang dibeli rakyat.Oleh sebab itu, dari tahun ke
tahun perusahaan itu harus berutang kepada negara untuk membayar
kewajibannya.Namun tahun 1795 negara mengambil alih seluruh kekayaan VOC
sebagai pelunasan utang-utang tersebut.Tahun 1799 VOC dinyatakan failite  dan
bubar.Harta kekayaan VOC yang tidak bergerak seperti benteng-benteng atau
daerah-daerah produksi rempah di Nusantaar, diambil alih oleh negara. Itulah
asset kerajaan Belanda yang menjadi cikal bakal dari negara lolonial Hindia
Belanda yang berdiri sejak tahun 1817 . Wilayah yang dimiliki oleh Belanda
kurang strategis karena wilayah daratannya kecil dan wilayahnya daratnnya lebih
rendah daripada laut maka merekapun bekerja keras dan menjadi cikal bakal
semangat kerja dan tuntunan hidup bagi bangsa Belanda khususnya para Pelaut
Belanda itu sendiri untuk mengembangkan jiwa bahari karena lewat laut mereka
dapat mengembangkan perekonomian negeri mereka sebagai contoh dari
semangat kerja mereka yaitu Bangsa Belanda pandai membuat Kapal-kapal Laut

5
yang kokoh dan kuat dalam menjelajahi perairan laut maupun samudera tidak
ketinggalan para pelautnya yang sangat tangguh di lautan.
Membahas kegiatan kemaritiman pada masa Kolonial Hindia Belanda
menjadi sangat menarik, dikarenakan pada masa ini Belanda melakukan berbagai
kebijakan agar keutungan pihak Kolonial Hindia Belanda pada masa itu tetap,
bahkan bertambah.
Kegiatan Pelayaran
          Perkembangan armada dagang di Hindia Belanda jelas akan mempengaruhi
peningkatan aktivitas pelayaran antarpulau. Hal ini juga dipengaruhi oleh
kebijakan pemerintah colonial yang protektif terhadap pelayaran domestic. Hal ini
mengakibatkan armada Belanda mendominasi kegiatan pelayaran domestik, tahun
1879 kapal-kapal Nederland dan Hindia Belanda  merupakan 95% dari seluruh
armada pelayaran antarpulau di Hindia Belanda, dan hanya 28,5% untuk
pelayaran internasional. Dalam hal ini KPM merupakan tulang punggung
pelayaran antarpulau di Hindia Belanda, dan memasuki abad XX pelayaran
antarpulau meningkat rata-rata 7,6% angka ini lebih tinggi daripada yang dicapai
pada perempatan ketiga abad XIX yang hanya mencapai 5,5% menjelang perang
dunia I angka tersebut menjadi 2,4% dikarenakan dengan stagnasi dalam
perdagangan luar negeri sebagai akibat perang. Seperti diketahui penggunan kapal
uap dan motor di perairan Indonesia lebih awal jika dibandingkan dengan negara
kepulauan lain di Asia. Hingga tahun 1860-an komunikasi secara regular
antarpulau menggunakan kapal layar, penggunaan kapal uap untuk kepentingan
komersial baru sejak 1868, sedangkan Hindia Belanda sejak 1842. Penggunaan
kapal uap lebih meningkat pesat dalam pelayaran antarpulau daripada pelayaran
Internasioanl hal imi menunjukkan bahwa pentingnya pelayaran antarpulau Bagi
Hindia Belanda, bukan hanya kepentingan Ekonomi juga mengamankan koloni
dari merembesnya kekuatan asing serta dari perlawanan masyarakat setempat,
disamping itu juga untuk menggapai integrasi negara colonial dibawah
bendera Pax Neerlandica.

6
            Pemerintah Kolonial lebih berhasil melakukan proteksi terhadap pelayaran
antarpulau daripada pelayaran internasional di Hindia Belanda hal ini
berhubungan dengan tuntutan Inggris kepada Belanda untuk melakukan
liberalisasi pelayaran di koloninya, namun yang dilakukan Belanda liberalisasi
lebih mengacu kepada pelayaran internasional seperti pembukaan pelabuhan
internasional dan pelabuhan bebas serta penghapusan tarif differensial hal ini telah
memungkinkan berkembangnya pelayaran Internasional di perairan nusantara.

            Belanda pun menguasai daerah Pantai Barat Sumatera, akan tetapi wilayah
kekuasaan yang seharusnya dari kawasan Singkel hingga Indrapura, namun
realitanya Belanda hanya menguasai wilayah kota Padang dan wilayah yang
berada di selatannya. Disamping itu Sibolga, Natal, Air Bangis masih menjadi
kekuasaan Belanda. Bajak laut hamper ditemukan diseluruh perairan Indonesia.
Namun kawasan laut yang paling terkenal daerah operasi bajak laut adalah Selat
Malaka, Laut Cina Selatan dan kawasan laut Sulawesi. Kawasan ini (terutama
Selat Malaka) memang merupakan rute perdagangan dan pelayaran yang tersibuk
di Asia Tenggara, kegiatan bajak laut di Pantai barat Sumatera tidak begitu
banyak yang beroperasi didaerah ini, untuk menanggulangi aktivitas bajak laut,
Pemerintah Hindia Belanda mendirikan berbagai pos pengamanan di beberapa
kota pantai serta berkali-kali mengirim ekspedisi militer ke kawasan utara, pada
1860-an tidak ditemukan lagi laporan mengenai bajak laut 

            Wilayah pantai Barat Sumatera menjadi penting bagi Kolonial Hindia
Belanda, dikarena di wilayah ini lah Kolonial Hindia Belanda memfokuskan
kegiatan maritimnya dikawasan ini, sebab dikawasan pantai timur Sumatera atau
wilayah dekat Selat Malaka terdapat pusat perdagangan dunia yang berada
diwilayah Tumasik (Singapura) dan itu merupakan wilayah bagian dari Inggris
yang menjadi penguasa didaerah tersebut, dan wilayah pantai barat juga
merupakan tempat komoditi utama pada masa itu dan pemerintah Belanda pun
berfokus kepada aktivitas perkebunan di wilayah Sumatera tersebut.

7
            Aktivitas Pelayaran di wilayah Makassar  dipengaruhi karena Angin
Muson baratlaut yang biasa digunakan untuk pelayaran perdagangan,
dimanfaatkan oleh para pedagang wilayah barat seperti Malaka, Riau, Johor, dan
Batavia, untuk berlayar kearah timur ke Kota Makassar dan kepulauan Maluku.
Pelayaran ke kepulauan Maluku dari kota Makassar dapat dibagi menjadi dua
jalur, yaitu : pertama dengan menyusur ke Selatan kemudian belok kiri melayari
pesisir hingga Buton dan selanjutnya berlayar ke Maluku. Kedua menyusuri Selat
Makassar berlayar kea rah timur memasuki pelabuhan Manado dan terus ke pulau
Ternate; bila perlu berlayar ke selatan hingga mencapai pulau Seram atau Papua.
Angin Muson Utara dan Tenggara memungkinkan terciptanya jalur pelayaran
Utara-Selatan (Amoy dan Kanton-Makassar-Kepulauan Indonesia bagian Timur) .

            Wilayah Sulawesi menjadi istimewa dikarenakan menjadi pusat


perniagaan dikarenakan beberapa faktor pertama : letaknya strategis (berada
ditengah-tengah dunia perdagangan). Kedua munculnya intervensi bangsa Eropa
sehingga sehingga pedagang di pusat niaga mengalihkan kegiatan mereka ke
tempat lain, salah satunya ke Makassar. Ketiga pedagang dan pelaut setempat
melakukan pelayaran niaga ke daerah-daerah penghasil dan Bandar niaga lain.

            Kegiatan perdagangan Maritim pada masa ini terjadi monopoli cengkeh di
Ambon. Cengkeh dan Pala di Indonesia Timur sama kedudukannya dengan Lada
di Indonesia Barat yang tumbuh di Sumatera, Malaka, dan Jawa Barat dan
terjadilah monopoli Lada yang Suamatera bagian Utara dikuasai Aceh, dan
Sumatera bagian Selatan dikuasai Banten. Perdagangan daerah Makassar ditandai
dengan melemahnya monopoli dan berkembangnya perdagangan bebas dan
menjadikan Makassar sebagai Bandar niaga Internasional dan pelabuhan transit
terpenting di kepulauan Hindia Belanda dibagian timur dipertengahan abad 19.
Belanda dan Inggris bersaing ketat dalam penjualan komoditi Teh dan berniat
menguasai perdagangan Cina, akan tetapi Belanda lebih menguntungkan karena
wilayah koloninya banyak menghasilkan yang diperlukan Cina mereka pun
melakukan perjanjian tetapi Belanda ingkar janji dan Inggris mencari pelabuhan

8
yang aman untuk pelayaran ke Cina dan tahun 1819 Inggris pun mendapatkan
Singapura. Di wilayah Pantai Barat Sumatera pada sekitar abad ke-19 NHM
membuat tiga kegiatan utama yaitu Perbankan, Perdagangan, dan Perkebunan
hanyalah Perkebunan yang berhasil dikarena kegiatan Perbankan memghasilkan
kredit macet dan kegiatan Perdagangan yang tidak memberikan untung, hanyalah
Perkebunan dalam hal ini perkebunan Kopi yang menguntungkan lalu kopi-kopi
itu akhirnya di ekspor ke Belanda dan termasuk sebagai perdagangan maritim
Perkembangan Kerajaan-Kerajaan
            Tipe raja laut mewakili kekuatan Bahari yang sah yakni yang diakui dalam
dalam pergaulan antarbangsa. Dalam realitas abad XIX dan sebelumnya
keabsahan demikian lebih banyak ditentukan oleh kekuatan fisik, jadi dalam hal
kekuatan laut berarti pemilikan armada tempur dan pertahanan yang memadai.Di
wilayah laut Sulawesi diantara kekuatan laut yang muncul hanya kerajaan Sulu
dan Maguidanao yang berhasil menjadi kekuatan maritime terbesar.Tetapi sejak
pertengahan abad XIX Maguidanao terpecah belah dan mulai dikuasai Spanyol
sehingga akhirnya hanya Sulu yang dapat bertahan sebagai Raja laut pribumi
dikawasan ini.Raja-raja di pantai timur Kalimantan dan dibagian utara Sulawesi
tidak berhasil mengembangkan suatu armada yang besar.Begitu pula di
Kepulauan Sangihe-Talaud, walaupun penduduknya berkebudayaan maritim,
fragmentasi dalam satuan-satuan kecil tidak bisa menampilkan suatu kekuatan laut
yang berjangkauan regional. Sebagaimana telah diketengahkan di depan, dalam
hal ini Raja Laut harus bekerjasama dengan orang laut untuk membina kekuatan
bahari. Umumnya kerajaan-kerajaan ini mempunyai penduduk yang terbatas
sehingga tidak sanggup membentuk kekuatan laut yang besar.Kekurangan
penduduk di Sulu dan lembah sungai Pulangi di Mindanao Selatan dapat diatasi
dengan mengadakan ekspedisi lintas laut yang mendatangkan ratusan bahkan
ribuan budak sebagai sumber tenaga kerja. Dengan kata lain Raja laut,
bekerjasama dengan Bajak laut untuk menjamin adanya suplai tenaga kerja yang
tetap .

9
C. MARITIM PADA PRA KEMERDEKAAN

Dalam catatan sejarah kerajaan-kerajaan Nusantara, pada masa jauh sebelum


Indonesia merdeka, semangat maritim sudah menggelora di bumi Nusantara.
Bahkan beberapa kerajaan pada zaman itu seperti Kerajaan Sriwijaya dan
Kerajaan Majapahit telah mampu menguasai lautan dengan armada perang,
perdagangan yang besar serta pengaruhnya hingga negara-negara di kawasan Asia
Tenggara.

Sejarah mencatat bangsa Indonesia sudah dikenal dunia sebagai bangsa


maritim yang memiliki peradaban maju. Bahkan, bangsa ini pernah mengalami
masa keemasan sejak awal abad masehi.Menggunakan kapal bercadik, mereka
berlayar mengelilingi dunia dan menjadi bangsa yang disegani.

Berbakal alat navigasi seadanya, bangsa Indonesia mampu berlayar ke utara,


memotong lautan Hindia-Madagaskar, dan berlanjut ke timur hingga Pulau
Paskah.Seiring perjalanan waktu, ramainya alur pengangkutan komoditas
perdagangan melalui laut, mendorong munculnya kerajaan-kerajaan di Nusantara
yang memiliki armada laut besar.

Memasuki masa kerajaan Sriwijaya, Majapahit hingga Demak, Nusantara


adalah negara kuat yang disegani di kawasan Asia.Sebagai kerajaan maritim yang
kuat di Asia Tenggara, Sriwijaya (683-1030 M) telah mendasarkan politik
kerajaannya pada penguasaan alur pelayaran dan jalur perdagangan, serta
menguasai wilayah wilayah strategis yang digunakan sebagai pangkalan kekuatan
laut.

Puncak kejayaan maritim Nusantara terjadi pada masa Kerajaan Majapahit


(1293-1478).Di bawah Raden Wijaya, Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada,
Majapahit berhasil menguasai dan mempersatukan Nusantara. Pengaruhnya
bahkan sampai ke negara-negara asing, seperti Siam, Ayuthia, Lagor, Campa
(Kamboja), Anam, India, Filipina, China. Kilasan sejarah itu memberi gambaran,
betapa besarnya kerajaan-kerajaan di Nusantara. Mereka mampu menyatukan

10
wilayah Nusantara dan disegani bangsa lain. Paradigma masyarakatnya mampu
menciptakan visi maritim sebagai bagian utama dari kemajuan budaya, ekonomi,
politik dan sosial. Sejarah telah mencatat dengan tinta emas bahwa Sriwijaya dan
Majapahit pernah menjadi kiblat di bidang maritim, kebudayaan, dan agama di
seluruh wilayah Asia. Namun di masa kekuasaan Kolonial Belanda dan pengaruh
ilmu pengetahuan dari dataran Eropa yang berkuasa di Indonesia kurang lebih
selama 3,5 abad., sangat memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap
semangat maritim nusantara. Pengikisan semangat bermaritim akhirnya
menggiring bangsa ini hanya berkutat di sektor agraris demi kepentingan kaum
kolonialis.Kesuraman budaya maritim Indonesia semakin parah dan berlanjut
pada masa orde baru sampai sekarang.keberpihakan Pemerintah semakin jelas
condong ke wilayah pertanian.

D.  MARITIM PADA ERA KEMERDEKAAN

Indonesia merdeka dan berusaha memanfaatkan keuntungan geografis


yang dimilikinya. Posisi silang Indonesia yang diapit oleh samudera Pasifik dan
Hindia, serta diapit benua Asia dan Australia, membuat Indonesia memiliki
Semangat negara maritim ini dituangkan pendiri Republik Indonesia di dalam
Pancasila dan UUD 1945. Pemerintahan Soekarno pun berusaha membuat
Indonesia sebagai poros maritim.Banyak perusahaan pelayaran Indonesia pun
tumbuh.Salah satunya yakni Jakarta Lloyd yang didirikan oleh beberapa orang
TNI dari angkatanlautpada1950.

Pemerintah juga berusaha menutup "lubang" di laut antar pulau dengan


memperjuangkan konsep negara kepulauan dengan mengeluarkan deklarasi
Juanda. Berdasarkan hukum laut yang berlaku saat itu, batas teritorial diukur dari
garis pantai dan menyebabkan ada laut bebas di antara pulau-pulau Indonesia.
Indonesia terus mengupayakan konsep negara kepulauan diterima negara lain dan
menggunakan patokan pantai terluar sebagai titik ukur batas teritorial. Konsep ini
pun disetujui dalam PBB lewat UNCLOS (Konvensi Hukum Laut PBB) 1982
yang diratifikasi dalam UU 17 tahun 1985. Akhirnya luas laut Indonesia

11
bertambah hingga 2,5 kali. Industri maritim Indonesia pun semakin
menggeliat.Beberapa perusahaan pelayaran niaga bermunculan dan semakin
makmur. Selain menguasai perniagaan di laut Indonesia yang memiliki luas 5,8
juta km2, industri maritim Indonesia juga berhasil menembus pasar dunia. "Para
era saya masih berlayar tahun 80an, Indonesia bisa dibilang menguasai ASEAN,"
kata Bobby. Kapal berbendera Indonesia pun bisa ditemui  hampir di seluruh
pelabuhan negara Asia Tenggara.
 

12
BAB III
PENUTUP

A.   KESIMPULAN
Jadi, tidak bisa dibantahkan lagi bahwa sesungguhnya Indonesia terlahir sebagai
Negara maritim. Hal ini terbukti dari berbagai fakta sejarah yang ada, serta bukti
kejayaan nenek moyang kita pada masa kerajaan – kerajaan, ditambah dengan
peninggalan – peninggalan sejarah yang makin menguatkan fakta tersebut. Namun
keadaan maritim Indonesia saat ini justru mengalami kemunduran yang
signifikan, dikarenakan visi maritim tida lagi  jelas dan tidak mampunya
masyarakat Indonesia melihat potensi dari posisi strategis nusantara.

Oleh karena itu, sudah sepantasnya jita kembali kapada visi maritim yang dulu
seperti diterapkan nenek moyang kita, karena sejatinya Indonesia menyandang
predikat “Negara Maritim” atau negara kepulauan. Sehingga dengan
mengoptimalkan letak strategis dari Indonesia dan kekayaan sember daya bahari
yang  melimpah, maka bukan mustahil jika Indonesia akan menjadi bangsa yang
disegani dan diperhitunkan di dunia dalam bidang maritim layaknya dimasa
jayanya dulu., tidak dapat dibantahkan lagi bahwa Indonesia memang terlahir
sebagai Negara maritime.Sebelum Indonesia merdeka, nenek moyang telah
menunjukkan bahwa Indonesia pada zaman dahulu sudah berlayar jauh dengan
perahu sederhana dan ilmu yang mereka miliki melalui kebudayaannya. Hingga
munculnya kerajaan-kerajaan maritime yang semakin memperkuat konsep
“kemaritiman” Indonesia.

B. KRITIK DAN SARAN

Sebaiknya pemerintah bersama pemimpin – pemimpinya menciptakan


persepsi kelautan yang  tepat bagi bangsa Indonesia, yakni laut sebagai tali
kehidupan dan masa depan bangsa. Dengan persepsi demikian tersebut dapat
memacu kesadaran akan arti penting maritim dalam pembangunan nasional.

13
DAFTAR PUSTAKA

A. M Djuliati Suroyo, dkk, Sejarah Maritim Indonesia 1 (Semarang : Jeda, 2007)


hlm. 206.
https://wahyuwidodok.blogspot.co.id/

Bakrie, C. R. (2010, Juli 09). Indonesia Maritime Institute. Dipetik Desember 23,
2013, dari Negara Visi Maritim : http://indomaritimeinstitute.org
/2010/07/negara-visi-maritim.

Setiawan, E. (t.thn.). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Dipetik Desember


23, 2013, dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) web site:
http://kbbi.web.id/maritim.

http://dl-lintar.blogspot.co.id/2015/06/sejarah-maritim-indonesia-masa-
kolonial.html

http://blogzulkiflirahman.blogspot.co.id/2012/09/makalah-wsbm.html

https://www.academia.edu/8734640/SEJARAH_KEMARITIMAN_INDONESIA

http://maritimemagz.com/budaya-maritim-keluhuran-nusantara/

https://saripedia.wordpress.com/tag/era-pra-kolonial/

http://dl-lintar.blogspot.co.id/2015/06/sejarah-maritim-indonesia-masa-
kolonial.html

http://maritimemagz.com/masa-suram-peradaban-maritim-indonesia

14

Anda mungkin juga menyukai