WAWASAN KEMARITIMAN
Oleh:
C1B1 17 284
KENDARI
2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat,
anugerah, dan karunia yang melimpah, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini degan tepat waktu. Makalah ini disusun guna melengkapi tugas dalam mata
kuliah “Wawasan Kemaritiman”. Adapun judul penulisan makalah ini adalah
“Potensi Kemaritiman Di Indonesia”.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak memperoleh
pengarahan dari semua pihak, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan
baik. Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Semoga pembuatan
makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari materi Definisi, Etika
dan Hambatan Komunikasi.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kepada para pembaca kami mohon
dapat menyampaikan saran dan kritik untuk perbaikan selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Potensi Kemaritiman di Indonesia ......................................... 3
B. Kemaritiman Dari Segi Nilai Ekonomi ................................. 6
C. Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Pesisir ..... 10
D. Upaya Mengingkatkan Sosial Budaya Maritim di
Indonesia ................................................................................ 12
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................ 14
B. Saran ....................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Maritim merujuk kepada kata maritime yang berasal dari bahasa Inggris yang
berarti navigasi atau maritim. Pemahaman maritim yaitu segala aktifitas pelayaran
dan perniagaan yang berhubungan dengan kelautan atau biasa disebut dengan
pelayaran niaga. Berdasarkan terminologi maritim berarti ruang/wilayah permukaan
laut yang terdapat kegiatan seperti pelayaran, lalu lintas, jasa-jasa kelautan, dan lain
sebagainya.
Indonesia dikenal dengan negara maritim. Dan yang dimaksud dengan negara
maritim adalah Negara yang daerah teritorial lautnya lebih luas daripada daerah
teritorial daratnya. Dengan kata lain negara maritim adalah negara yang menyandang
predikat negara kepulauan. Kenapa Indonesia disebut sebagai negara maritime? Hal
ini dikarenakan negara Indonesia merupakan negara kepualauan dan 2/3 wilayah
Indonesia merupakan lautan dan 1/3 -nya merupakan daerah daratan.
1
daratan. Kondisi inilah yang membentuk budaya indonesia menjadi budaya yang
lebih merujuk pada budaya kemaritiman, yang masyarakat lebih banyak berprofesi
sebagai nelayan pada daerah pesisir.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana potensi Kemaritiman di Indonesia?
2. Bagaimana kemaritiman dilihat dari segi nilai ekonomi?
3. Bagaimana kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat pesisir?
4. Bagaimana upaya meningkatkan kualitas sosial budaya maritim di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui potensi kemaritiman di Indonesia.
2. Untuk mengetahui kemaritiman dilihat dari segi nilai ekonomi
3. Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi dan kebudayaan pesisir dan
budaya masyarakat pesisir.
4. Untuk mengetahui upaya meningkatkan kualitas sosial budaya maritim di
Indonesia.
D. Manfaat Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam hal ini, peran Pemerintah (government will) dibutuhkan untuk bisa
menjaga dan mempertahankan serta mengolah kekayaan dan potensi maritim di
3
Indonesia. Untuk mengolah sumber daya alam laut ini, diperlukan perbaikan
infrastruktur, peningkatan SDM, modernisasi teknologi dan pendanaan yang
berkesinambungan dalam APBN negara agar bisa memberi keuntungan ekonomi
bagi negara dan juga bagi masyarakat. Sebagaimana halnya teori lain yang
dikemukakan oleh Alfred Thayer Mahan mengenai persyaratan yang harus dipenuhi
untuk membangun kekuatan maritim, yaitu posisi dan kondisi geografi, luas wilayah,
jumlah dan karakter penduduk, serta yang paling penting adalah karakter
pemerintahannya.
Selain itu dengan adanya kepastian batas wilayah laut dapat terpelihara
kedaulatan suatu negara dan penegakkan hukum di wilayah perairan. Seperti yang
diketahui, Indonesia memiliki perbatasan maritim dengan 10 (sepuluh) negara yaitu
dengan:
4
(sebagian Laut Wilayah), Vietnam (Landas Kontinen), Filipina (ZEE), Papua Nugini
(ZEE, Landas Kontinen) dan Australia (ZEE, Landas Kontinen). Berbagai upaya
lainnya perlu dilaksanakan untuk menuju Indonesia sebagai poros maritim dunia,
antara lain penyempurnaan RUU Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung,
penyelarasan sistem pendidikan dan pelatihan kemaritiman, penguasaan kapasitas
industri pertahanan khususnya industri maritim, modernisasi armada perikanan,
penguatan armada pelayaran rakyat dan pelayaran nasional, pemantapan pengelolaan
pemanfaatan laut melalui penataan ruang wilayah laut, peningkatan litbang
kemaritiman, dan diversifikasi sumber energi terbarukan di laut.
Berkaca dari masa lalu, melihat bagaimana kejayaan masa lampau diperoleh
karena mengoptimalkan potensi laut sebagai sarana dalam suksesnya perekonomian
dan ketahanan politik suatu negara, maka menjadi suatu hal yang wajar bila sekarang
ini Indonesia harus lebih mengembangkan laut demi tercapianya tujuan nasional.
Indonesia menyandang predikat “Negara Maritim” atau negara kepulauan, predikat
ini mustahil ditinggalkan, lain halnya dengan predikat “Negara Agraris” yang suatu
saat bisa berganti dengan industri. Konsekwensi sifat maritim itu sendiri lebih
mengarah pada terwujudnya aktifitas pelayaran di wilayah Indonesia. Dalam kalimat
ini bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan dalam membangun perekonomian
akan senantiasa dilandasi oleh aktivitas pelayaran. Kilasan sejarah itu tentunya
memberi gambaran, betapa kerajaan-kerajaan di Nusantara dulu mampu menyatukan
wilayah nusantara dan disegani bangsa lain karena, paradigma masyarakatnya yang
mampu menciptakan visi Maritim sebagai bagian utama dari kemajuan budaya,
ekonomi, politik dan sosial.
5
yang terbit untuk pertama kalinya pada tahun 1890 dan telah mengalami cetakan
ulang beberapa kali. Berdasarkan tinjauan sejarah dari berbagai kerajaan di
Nusantara pada masa lalu, Indonesia sebenarnya adalah negara yang berwatak
maritim. Namun demikian, watak kemaritiman tersebut saat ini sudah tidak lagi
eksis, beberapa kalangan berkesimpulan agar dapat menjadi bangsa yang kuat dan
disegani dimata internasional maka Indonesia harus kembali berwawasan maritim
dan bukannya berorientasi daratan (land minded).
Ekonomi tercatat sebagai salah satu fungsi vital maritim yaitu sebagai deposit
sumber daya alam. Baik yang ada di permukaan laut itu sendiri maupun di dasar
samudera, karena berisi kandungan sumber daya alam yang memberikan jaminan
terhadap kelangsungan hidup bangsa Indonesia dari abad ke abad. Bila deposit ini
tidak terpelihara dan terjamin pelaksanaan fungsinya, maka kelangsungan hidup
rakyat dan eksistensi Negara Kepulauan Republik Indonesia bisa terancam.
Posisi geografis yang sangat strategis ini masa depan menjadi lebih penting.
Dilihat dari segi ekonomi global, karena ekonomi dunia/global telah bergeser dari
Eropa/Amerika menuju ke Asia dan pusat-pusat perekonomian dunia yang ada di
Jepang, Korea, Taiwan, Cina, India, Rusia, yang kesemuanya itu dicapai oleh
pedagang-pedagang dari Eropa maupun Amerika lewat laut tidak bisa tidak harus
melewati tanah air kita, dan begitu juga sebaliknya. Kalau Indonesia bisa
membangun negara maritim yang besar dan kuat, apalagi makmur, maka peluang-
peluang yang besar ini bisa dimanfaatkan paling tidak menjadi polisi dunia bagi
kapal-kapal yang lewat disini.
Indonesia yang disebut sebagai negara maritim, tentu saja memiliki banyak
potensi baik itu sebagai penunjang maupun penyedia fasilitas yang sangat membantu
perekonomian. Potensi sumberdaya maritim yang cukup besar ini tersebar di seluruh
wilayah Indonesia. Potensi nilai ekonomi kelautan dari bidang-bidang maritim utama
sangat besar. Dari perikanan, termasuk perikanan tangkap, budidaya, dan pengolahan
sebesar US$ 47 milyar per tahun. Sedangkan dari pariwisata bahari mencapai US$
29 milyar per tahun.
6
Dari energi terbarukan sebesar US$ 80 milyar per tahun yang terdiri dari
energi arus laut, pasang surut, gelombang, biofuel alga, panas laut. Sementara
biofarmasetika laut sebesar US$ 330 milyar per tahun.
Sedangkan dari sektor transportasi laut ada potensi US$ 90 milyar per tahun.
Sementara minyak bumi dan gas off shore senilai US$68 milyar, sebanyak 70% dari
produksi minyak dan gas bumi berasal dari pesisir dengan 40 dari 60 cekungan
potensial mengandung migas terdapat di lepas pantai, 14 di pesisir, dan hanya enam
di daratan. Adapun beberapa potensi tersebut adalah sebagai berikut:
Posisi Indonesia berada pada daerah tropis tepatnya dalam posisi silang
antara dua buah benua yaitu benua Asia dan benua Australia. Selain itu juga
diapit oleh dua buah samudera yaitu samudera Pasifik dan samudera Hindia. Hal
ini berkaitan dengan hal transportasi. Dimana letak Indonesia berada di silang
jalur perdagangan dunia, maka sudah hampir pasti seluruh kapal dari berbagai
dunia akan melewati Indonesia. Dengan draft revisi UU no. 17 tahun 2008
mengenai pelayaran, maka industri pelayaran Indonesia akan lebih menjanjikan
untuk berkembang. Dengan peraturan yang mengharuskan seluruh kapal yang
melalui perairan Indonesia harus berbendera Indonesia tentu saja memberikan
efek domino yang luar biasa bagi bangsa ini. Industri perkapalan Indonesia tentu
akan berkembang dengan pesat. Karena mau tidak mau semua kapal harus
dibuat di Indonesia, diklasifikasi oleh Biro Klasifikasi Indonesia, bahkan seluruh
awaknya harus menggunakan orang Indonesia. Perubahan peraturan ini tentu
akan menghidupkan kembali industri pelayaran yang sempat mati suri.
7
Wilayah pesisir dan lautan Indonesia sebagai salah satu sumber daya
alamnya yang telah dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia sebagai salah satu
sumber bahan makanan utama. Kekayaan hidrokarbon dan mineral lainnya yang
terdapat di wilayah ini juga telah dimanfaatkan untuk menunjang pembangunan
ekonomi nasional. Selain menyediakan berbagai sumberdaya tersebut, wilayah
pesisir dan lautan Indonesia memiliki berbagai fungsi lain seperti transportasi
dan pelabuhan wawasan industri, agribisnis, dan agriindustri, rekreasi dan
pariwisata, serta kawasan pemukiman.
f. Bidang Energi
8
bloknya mencapai 15.235 kilometer persegi memiliki kekayaan minyak senilai
4.200 trilyun rupiah. Jumlahnya mencapai 3 kali lipat dari jumlah hutang
Indonesia. Inilah kekayaan materi yang dapat dihasilkan bangsa ini dari kawasan
lautnya yang mencapai 5,8 juta km persegi. Ini masih berupa kekayaan dalam
bentuk migas saja.
Hambatan yang terbesar saat ini adalah mind set bangsa. Mind set bangsa kita
termasuk para penentu kebijakan masih menggunakan stigma Indonesia sebagai
negara agraris dan menafikkan peranan laut, kalaupun ada masih bersifat sporadis.
9
Padang Lamun mempunyai fungsi :
1) Pelindung pantai dari hempasan ombak dan arus kuat yang berasal dari
laut
2) Sebagai habitat tempat mencari makan
e. Bahan Tambang dan Mineral
Bahan tambang dan mineral yang terdapat di laut Indonesia yaitu bahan
bangunan, serta pasir.
f. Jasa-jasa Lingkungan
Jasa-jasa lingkungan yang dimaksud meliputi fungsi kawasan pesisir dan
lautan sebagai tempat rekreasi dan pariwisata.
Nelayan adalah suatu fenomena sosial yang sampai saat ini masih merupakan
tema yang sangat menarik untuk didiskusikan.Membicarakan nelayan hampir pasti
isu yang selalu muncul adalah masyarakat yang marjinal, miskin dan menjadi
sasaran eksploitasi penguasa baik secara ekonomi maupun politik. Kemiskinan yang
selalu menjadi “trade mark” bagi nelayan dalam beberapa hal dapat dibenarkan
dengan beberapa fakta seperti kondisi pemukiman yang kumuh, tingkat pendapatan
dan pendidikan yang rendah, rentannya mereka terhadap perubahan-perubahan
sosial, politik, dan ekonomi yang melanda, dan ketidakberdayaan mereka terhadap
intervensi pemodal, dan penguasa yang datang.
10
Hasil penelitian Mubyarto dkk (1984) menunjukkan bahwa masyarakat
nelayan di daerah Jepara sebagian berasal dari golongan sedang, miskin, dan miskin
sekali. Data dari Kantor Statistik Propinsi Sumatera Utara juga menunjukkan bahwa
hampir 50% penduduk Desa Pantai Sumatera Utara berpendapatan 25 – 149 ribu
rupiah perbulan (BPS, 1989). Rata-rata pendapatan perkapita nelayan tersebut tidak
lebih 15 ribu/bulan.Padahal pendapatan perkapita penduduk Sumatera Utara rata-rata
37.267 rupiah/ bulan (BPS, 1989).Beberapa tulisan mengenai nelayan yang
menggambarkan tentang kemiskinan/ kondisi ekonomi nelayan seperti berikut
ini.Tulisan Mubyarto (1984) misalnya, menganalisis perekonomian masyarakat
nelayan miskin di Jepara.Menurut Mubyarto dkk, kemiskinan nelayan lebih banyak
disebabkan oleh adanya tekanan struktur yaitu nelayan terbagi atas kelompok kaya
dan kaya sekali di satu pihak, miskin dan miskin sekali di satu pihak.Penelitian ini
menunjukkan adanya dominasi/eksploitasi dari nelayan kaya terhadap nelayan
miskin. Hampir sama dengan penelitian di atas selanjutnya Mubyarto dan Sutrisno
(1988) juga melihat kemiskinan nelayan di Kepulauan Riau.
11
D. Meningkatkan Kualitas Sosial Budaya Maritim Di Indonesia
Untuk membangun sosial budaya maritim yang ideal, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan yaitu strategi dan upaya-upaya yang diarahkan untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapi diantaranya adalah:
12
yang positif untuk memperkaya dan memperkokoh khasanah budaya bangsa,
seperti: orientasi pada peningkatan kinerja, budaya kritis, akuntabilitas dan
penerapan iptek.
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
14
B. SARAN
15
DAFTAR OUSTAKA
https://educationareablog.wordpress.com/2017/05/25/wawasan-kemaritiman-
mengenal-potensi-dan-pertahanan-kemaritiman-di-indonesia/
http://kinays-aratuza.blogspot.co.id/2014/06/wawasan-kemaritiman.html
16