Disusun oleh :
Yusnaniningsi
NIM. G2C118115
UNIVERSITAS HALOULEO
TAHUN 2019
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan
hidayahnya kepada ilahi sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
baik. Adapun makalah yang kami buat ini yang berjudul ‘’ Zona Ekonomi Eksklusif”.
Penulisan makalah ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada:
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu kritik maupun saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
menyempurnakan tugas makalah ini. Semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin .
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Yusnaniningsi
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN1
BABII PEMBAHASAN
BABIII PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………........….…....16
B. Daftar Pustaka……………………………………………….........……....17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laut merupakan wilayah yang sangat penting bagi keutuhan dan pemersatu bagi
sebuah negara karena laut merupakan sarana bagi kesatuan bangsa, sarana pertahanan dan
keamanan, sebagai sarana diplomasi, serta yang paling utamanya adalah sebagai sarana
sebagian besar negara Indonesia ini terdiri dari perairan dan sisanya adalah daratan
.Indonesia memiliki laut yang luas yaitu lebih kurang 5,6 juta km 2 dengan garis pantai
sepanjang 81.000 km, dengan berbagai potensi sumberdaya, terutama perikanan laut yang
cukup besar. Total luas kawasan Negara Republik Indonesia mencapai 7,7 juta km2. Dari
luas wilayah itu sekitar 3,2 juta km2 merupakan luas perairan yang terdiri dari 2,8 juta
km2 perairan pedalaman dan 0,3 juta km2 berupa laut teritorial. Itu belum termasuk 2,7
juta km2 kawasan Zona Ekonomi Eksklusif (Exclusive Economic Zone) (M., John, dkk.,
2007).
Laut atau perairan yang menjadi wilayah suatu negara yaitu perairan pedalaman,
kedaulatan. Sedangkan laut yang bukan merupakan wilayah suatu negara adalah Zona
Tambahan, Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), Landas Kontinen, laut bebas dan dasar laut
1
(kepulauan) mempunyai hak, kewajiban dan kewenangan yang berbeda-beda, demikian
pula kapal ataupun wahana laut lainnya mempunyai hak dan kewajiban yang berbeda-
beda pula ketika bernavigasi di zona maritim ini. Sebagai zona maritim baru pengaturan
dalam ZEE dapat dikatakan cukup banyak yaitu dalam Bab V LOSC pasal 55 sampai 75.
Banyak ahli berpendapat bahwa pengaturan ZEE yang ada di Konvensi merupakan bagian
dari international customary law dan praktek negara-negara. Pengaturan utama dalam
zona maritim ini antara lain hak negara pantai untuk memanfaatkan sumber daya alam,
perlindungan lingkungan laut, riset ilmiah kelautan dan lain-lain. Dalam praktek negara-
negara di ZEE masih banyak permasalahan yang muncul antara lain hubungan batas ZEE
dengan landas kontinen, hubungan aktivitas di ZEE dengan landas kontinen, termasuk
juga apakah rezim ZEE dan landas kontinen yang 200 mil laut adalah sama (Buntoro,
2013).
Laut teritorial atau perairan teritorial (Territorial sea) adalah wilayah kedaulatan
suatu negara pantai selain wilayah daratan dan perairan pedalamannya; sedangkan bagi
suatu negara kepulauan seperti Indonesia, Jepang, dan Filipina, laut teritorial meliputi pula
suatu jalur laut yang berbatasan dengannya perairan kepulauannya dinamakan perairan
internal termasuk dalam laut teritorial pengertian kedaulatan ini meliputi ruang udara di
atas laut teritorial serta dasar laut dan tanah di bawahnya dan, kedaulatan atas laut teritorial
Hukum Laut (United Nations Convention on the Law of the Sea), lebar sabuk perairan
pesisir ini dapat diperpanjang paling banyak dua belas mil laut (22,224 km) dari garis
dasar (baseline-sea).
2
B. Identifikasi Masalah
Indonesia memiliki wilayah perairan laut yang sangat luas dan kurang terjaga
sehingga mudah mendatangkan ancaman sengketa batas wilayah dengan negara tetangga.
Untuk landas kontinen negara Indonesia berhak atas segala kekayaan alam yang terdapat
di laut sampai dengan kedalaman 200 meter. Batas laut teritorial sejauh 12 mil dari garis
dasar lurus dan perbatasan zona ekonomi ekslusif (ZEE) sejauh 200 mil dari garis dasar
laut.
sebagian diantaranya kapal barang dan penangkap ikan, tidak menutup kemungkinan
terjadinya kecelakaan laut. Selain itu Indonesia masih banyak mengalami sengketa
perbatasan dengan Negara tetangga. Untuk itu diperlukan peraturan yang baku mengenai
hukum laut Indonesia khususnya dilaut territorial yang sering dilalui oleh kapal asing dan
telah banyak menyebabkan lepasnya wilayah laut territorial dari pangkuan Negara
Indonesia, selain itu kurangnya pengawasan terhadap laut territorial diwilayah Indonesia
terutama potensi perikanan yang banyak dicuri nelayan asing.Oleh karena itu diperlukan
pemahaman mengenai laut territorial sehingga pengelolaan dan pengawasan terhadap laut
3
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka rumusan masalah
3. Apakah yang menjadi Hak dan Kewajiban Negara di Zona Ekonomi Eksklusif?
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dan manfaat yang ingin dicapai
3. Untuk mengetahui apa yang menjadi Hak dan Kewajiban Negara-negara Zona
Ekonomi Eksklusif.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Indonesia memiliki luas wilayah sebesar 5.455.675 km2 dan 3.544.744 km2 di
antaranya atau 2/3 wilayahnya adalah lautan. Karena mempunyai wilayah yang
luas, Indonesia berbatasan dengan banyak negara, walaupun mayoritas negaranya adalah
teritorial ini, Indonesia dan seluruh warganya bebas melakukan kegiatan selama tidak
melanggar hukum yang berlaku. Sedangkan untuk negara asing, mereka perlu membuat
laporan kepada dinas terkait jika ingin melewati, berkegiatan, dan memasuki wilayah
Batas Laut
Batas Darat
Batas Udara
Batas Laut
Dalam menentukan perbatasan laut biasanya memakai metode penarikan garis dari bagian
pantai yang paling rendah ketika surut hingga beberapa mil ke depan. Dalam batas laut ini
5
Batas Laut Teritorial
Adalah batas laut yang ditarik dari sebuah garis dasar dengan jarak 12 mil (19,3 km) ke
luar ke arah laut lepas. Garis dasar yang dimaksud adalah garis yang ditarik pada pantai
waktu air laut surut. Laut yang terletak di sebelah dalam garis dasar merupakan laut
pedalaman. Di dalam batas laut teritorial ini, Indonesia mempunyai hak kedaulatan
sepenuhnya. Negara lain dapat berlayar di wilayah ini atas izin pemerintah
Merupakan dasar laut yang jika dilihat dari segi geologi maupun geomorfologinya
merupakan kelanjutan dari kontinen atau benua. Landas kontinen memiliki kedalaman
kurang dari 200 m. Oleh karena itu, wilayah laut dangkal dengan kedalaman 200 m
merupakan bagian dari wilayah negara yang berada di kawasan laut tersebut. Batas landas
6
kontinen diukur mulai dari garis dasar pantai ke arah luar dengan jarak paling jauh adalah
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) adalah wilayah laut sejauh 200 mil dari pulau terluar
saat air surut. Luas ZEE Indonesia adalah 2.936.345 km2. ZEE diumumkan pemerintah
Jika dilihat dari bentuknya maka pembagian batas lautan akan terlihat seperti di bawah
ini.
Berlakunya konsep Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) merupakan pranata hukum laut
internasional yang masih baru. Di dalam Konferensi Hukum Laut yang diprakarasai oleh
PBB yang diselenggarakan mulai Tahun 1973 sampai dengan 1982 Zona Eksklusif ini
dibahas secara mendalam dan intensif sebagai salah satu agenda acara konferensi dan
disepakati serta dituangkan di dalam Bab V Pasal 55-75 Konvensi Hukum Laut
Internasional 1982 (Irman dan Nugraha, 2014). Ketentuan hukum internasional dan
7
Konvensi Hukum Laut PBB tahun 1982 (Law of the Sea Convention/LOSC) membagi
wilayah negara dalam dua bagian yaitu laut/perairan wilayah suatu Negara dan laut yang
Zona ekonomi eksklusif bagi negara berkembang seperti Indonesia adalah vital
karena di dalamnya terdapat kekayaan sumber daya alam hayati dan nonhayati, sehingga
mempuyai peranan sangat penting bagi pembangunan ekonomi bangsa dan Negara. Zona
ekonomi eksklusif adalah daerah di luar dan berdamping dengan laut territorial yang
tunduk pada rejim hukum khusus di mana terdapat hak-hak dan jurisdiksi Negara pantai,
hak dan kebebasan Negara lain yang diatur oleh Konvensi sedangkan dalam undang-
undang No 5 Tahun 1983 Tentang Zona Ekonomi Eksklusif disebutkan bahwa Zona
Ekonomi Eksklusif Indonesia adalah jalur di luar dan berbatasan dengan laut wilayah
perairan Indonesia yang meliputi dasar laut, tanah di bawahnya dan air di atasnya dengan
batas terluar 200 (dua ratus) mil laut diukur dari garis pangkal laut wilayah
kewajiban di zona ekonomi eksklusif karena sudah terikat oleh Konvensi Hukum Laut
Zona ekonomi ekslusif adalah pengaturan baru yang ditetapkan oleh konvensi
hukum laut 1982. Sebelum perang dunia ke II dikenal beberapa perjanjian internasional
yang mengatur batas-batas perairan antara negara seperti perjanjian perbatasan Norwegia-
swedia tahun 1909 dan perjanjian perbatasan Inggris-Venezuela 1942 tentang perbatasan
8
di teluk paria antara Trinidad dan Amerika Selatan. Kemudian proklamasi Presiden
Truman tanggal 28 September 1945 membuka lembaran baru bagi negara-negara untuk
melakukan klaim atas laut territorial , landas kontinen, zona keamanan dan zona
mengadakan klaim 200 mil laut territorial, yaitu negara-negara Peru, Equador, Chili,
sumber-sumber kekayaan alam seluas 200 mil, dimana pada zona tersebut negara-negara
pantai mempunyai hak kedaulatan atas sumber-sumber yang dapat diperbaharui dari dasar
laut dan perairan di atasnya. Kelompok negara-negara ini ialah Colombia, Mexico,
Venezuela dan negara-negara Karibi lainya. Zona ekonomi ini disebut juga sebagai
tentang zona sumber-sumber kekayaan alam dan menghasilkan Deklarasi Santo Domingo,
yang kemudian diserahkan kepada Komite Dasar Laut PBB (United Nations Seabed
Committee).
kontinennya memanjang diluar 200 mil. Dalam kelompok ini termasuk India, Norwegia,
Argentina, Australia, Canada, Brazil dan New Zealand. Disini terlihat keinginan negara-
negara pantai untuk secara unilateral mengadakan berbagai macam klaim melalui
perundang-undangan nasional atas laut teritorial dan zona maritim lainnya semakin
klaim 3 mil laut teritorial dan 47 lainnya melakukan klaim seluas 12 mil. Menjelang Juni
9
1974 sebanyak 54 negara mengadakan klaim 12 mil, dan 9 negara melakukan klaim atas
200 mil laut teritorial. Hal-hal tersebut diatas menunjukkan bahwa perubahan-perubahan
di bidang politik, ekonomi, dan teknologi dari negara-negara pantai dan maritim
1958.
hukum kebiasaan internasional (customary international law) karena sudah terpenuhi dua
syarat penting, yaitu praktik negara-negara (state practice) dan opinio juris sive
necessitatis.
lautan begitu luas terutama dengan wawasan nusantara telah bertindak dengan sangat
berhati-hati. Kita memaklumi bahwa dengan prinsip ZEE maka berarti negara-negara
dan eksploitasi dibagian atau zona tertentu lautan tersebut. Dengan luasnya perairan
pedalaman (yang tadinya merupakan laut bebas yang memecah kesatuan wilayah negara),
yang kita miliki dengan dasar hukum wawasan nusantara itu, tampaknya sudah luas pola
lokasi lautan yang akan kita garap. Masalah Zona Ekonomi Eksklusif sangat penting
Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia adalah jalur di luar dan berbatasan dengan laut
10
tentang perairan Indonesia yang meliputi dasar laut, tanah di bawahnya dan air di atasnya
dengan batas terluar 200 (dua ratus) mil laut diukur dari garis pangkal laut wilayah
Indonesia. (Pasal 2) Apabila Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia tumpang tindih dengan
Pasal 3 ayat (1) Selama persetujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) belum
ada dan tidak terdapat keadaan-keadaan khusus yang perlu dipertimbangkan, maka batas
zona ekonomi eksklusif antara Indonesia dan negara tersebut adalah garis tengah atau
garis sama jarak antara garis-garis pangkal laut wilayah Indonesia atau titik-titik terluar
Indonesia dan garis-garis pangkal laut wilayah atau titik-titik terluar negara tersebut,
kecuali jika dengan negara tersebut telah dicapai persetujuan tentang pengaturan
sementara yang berkaitan dengan batas Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia tersebut.
Khusus tentang batas maritim terkait dengan ZEE dan landas kontinen banyak
negara mengisyaratkan bahwa penyelesaian batas ZEE dan landas kontinen adalah sama.
Akan tetapi untuk negara yang telah menyelesaikan batas landas kontinen sebelum ada
LOSC dan masih didasarkan pada Konvensi Jenewa 1958, maka ketika akan
menyelesaikan batas ZEE ada kemungkinan antara garis batas ZEE dan landas kontinen
berbeda (tidak berimpit). Kondisi ini tentu saja dapat dimaklumi disebabkan rezim landas
kontinen yang digunakan dalam Konvensi Jenewa 1958 berbeda dengan rezim landas
kontinen yang diatur dalam LOSC. Oleh karena itu dalam kasus Indonesia akan ditemukan
beberapa garis batas ZEE dan landas kontinen yang tidak berimpit, sebagai contohnya
batas maritim antara Indonesia dengan Australia. Pada perjanjian batas maritim tersebut
terdapat 2 (dua) garis batas maritim yang tidak berimpit yaitu garis batas landas kontinen
11
dengan Australia yang telah ditetapkan pada tahun 1971 dengan batas maritim tertentu
antara Indonesia dengan Australia yang disepakati pada tahun 1997. Pada batas maritim
tersebut terdapat wilayah dimana landas kontinennya berada dalam jurisdiksi Australia,
Hak dan kewajiban negara lain di zona ekonomi eksklusif diatur oleh Pasal 58
1. Di zona ekonomi eksklusif, semua negara, baik negara berpantai atau tak berpantai,
menikmati, dengan tunduk pada ketentuan yang relevan konvensi ini, kebebasan-
kebebasan pelayaran dan penerbangan, serta kebebasan meletakkan kebel dan pipa
bawah laut yang disebutkan dalam pasal 87 dan penggunaan laut yang berkaitan
dengan pengoperasian kapal, pesawat udara, dan kebel serta pipa di bawah laut, dan
2. Pasal 88 sampai pasal 115 dan ketentuan hukum internasional lain yang berlaku
diterapkan bagi zona ekonomi eksklusif sepanjang tidak bertentangan dengan bab
ini.
mestinya hak-hak dan kewajiban negara pantai dan harus mentaati peraturan
konvensi ini dan peraturan hukum internasional sepanjang ketentuan tersebut tidak
12
Hak-hak, jurisdiksi, dan kewajiban Indonesia pada Konvensi tersebut sudah ditentukan
pengelolaan sumber kekayayaan alam, baik hayati maupun non hayati, dari perairan di
atas dasar laut dan dari dasar laut dan tanah di bawahnya dan berkenaan dengan kegiatan
lain untuk keperluan eksplorasi ekonomi eksklusif zona tersebut, seperti produksi energy
berkenaan dengan :
mestinya hak-hak dan kewajiban negara lain dan harus bertindak dengan suatu cara
3. Hak-hak yang tercantum dalam pasal ini berkenaan dengan dasar laut dan tanah
Di zona ekonomi eksklusif setiap Negara pantai seperti Indonesia ini mempunyai
hak berdaulat untuk tujuan eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan mengelola sumber daya
13
alam baik hayati maupun nonhayati di perairannya, dasar laut dan tanah di bawahnya serta
untuk keperluan ekonomi di zona tersebut seperti produksi energi dari air, arus, dan
menggunakan pulau buatan, instalasi, dan bangunan, riset ilmiah kelautan, perlindungan
dan pelestarian lingkungan laut. Dalam melaksanakan hak berdaulat dan jurisdiksinya di
zona ekonomi eksklusif itu, Indonesia harus memperhatikan hak dan kewajiban Negara
lain. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah kewajiban menetapkan batas-batas zona
peta dan koordinat geografis serta menyampaikan salinannya ke Sekretaris Jenderal PBB.
Di zona ekonomi eksklusif Indonesia, semua Negara baik Negara pantai maupun
memasang kabel dan pipa bawah laut dan penggunaan sah lainnya menurut hukum
internasional dan Konvensi Hukum Laut 1982. Dalam melaksanakan hak-hak dan
Indonesia sebagai negara pantai yang mempunyai zona ekonomi eksklusif tersebut Negara
14
2. Kapal-kapal yang ditangkap dan awaknya kapalnya harus segera dibebaskan setelah
diberikan suatu uang jaminan yang layak atau bentuk jaminan lainya.
jika tidak ada perjanjian sebaliknya antara negara-negara yang bersangkutan, atau
4. Dalam hal penangkapan atau penahanan kapal asing negara pantai harus segera
tindakan yang diambil dan mengenai setiap hukuman yang kemudian dijatuhkan.
Indonesia adalah Perwira Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut yang ditunjuk oleh
yang daerah hukumnya meliputi pelabuhan dimana dilakukan penahanan terhadap kapal
dan/atau orang-orang.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan tentang Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) maka dapat
1. ZEE atau yang biasa dikenal dengan Zona Ekonomi Eksklusif adalah sebuah zona
yang lebarnya tidak lebih dari 200 mil laut dari garis pangkal yang sudah ditetapkan.
2. Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia adalah jalur di luar dan berbatasan dengan laut
tentang perairan Indonesia yang meliputi dasar laut, tanah di bawahnya dan air di
atasnya dengan batas terluar 200 (dua ratus) mil laut diukur dari garis pangkal laut
wilayah Indonesia.
3. Hak negara di ZEE diantaranya melakukan penelitian atas sumber daya alam,
melakukan eksploitasi sumber daya alam, melakukan konservasi sumber daya alam,
mendirikan dan mengatur pulau buatan, instalasi dan bangunan, Kewajiban suatu
kebutuhan akan keamanan dan keselamatan kapal pada jalur perdagangan yang antara
lain dapat dilakukan dengan pengerahan kekuatan militer di jalur perdagangan tersebut.
16
DAFTAR PUSTAKA
Aditya Taufan., 2014. Perlindungan Hukum Zona Ekonomi Eksklusif (Zee) Terhadap
Eksistensi Indonesia Sebagai Negara Maritim.
Buntoro, Kresno., 2013. Kegiatan Militer di ZEE dan Pelaksanaan Hot Pursuit Di Indonesia.
Irman dan Nugraha, Jurnal Opinio Juris. Vol. 12, hal 49-67.
M.John, dkk., 2007. Perlindungan Terhadap Tuna Sirip Biru Selatan (Southern Bluefin Tuna)
Dari Illegal Fishing Dalam ZEEI di Samudera Hindia. Jurnal Selat, Vol. 2 (1), hal 156-
167.
Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 1984 tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam Hayati di
Rivai, H. Sihaloho., 2013. Penetapan Garis Batas Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia dan India
Triatmodjo, Marsudi., 2014. Dasar Penetapan Perbatasan Laut. Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1983 Tentang Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia.
17