OLEH
IKRAWATI (J1B119008)
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan
hidayahnya saya mampu menyelesaikan makalah ini. Makalah dengan judul “ZONA
EKONOMI EKSKLUSIF” ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan
Kemaritiman.
Pada kesempatan ini juga saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
sekalian, semoga makalah ini dapat membawa manfaat khususnya bagi saya dan
orang lain yang telah membaca makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah yang saya susun ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun saya harapkan dengan tujuan
agar makalah ini selanjutnya akan lebih baik. Semoga bermanfaat.
Ikrawati
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…...……………………………………………………………1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………… 2
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang……………………………………………………………………3
B. Rumusan
masalah………………………………………………………………...5
C. Tujuan…………………………………………………………………………
….5
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Zona Ekonomi
Eksklusif…………………………………………......6
B. Sejarah Perkembangan ZEE di
Indonesia………………………………………..8
C. Kegiatan-kegiatan di ZEE
Indonesia……………………………………………13
D. Delimitasi terhadap
ZEE……………………………………………………......15
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..19
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran hukum laut bukam saja karena 70% atau 140 juta mil persegi dari permukaan
bumi terdiri dari laut, bukan saja karena laut merupakan jalan raya yang
menghubungkan suatu bangsa dengan bangsa yang lain ke seluruh pelosok dunia
untuk segala macam kegiatan, bukan saja karena kekayaannya dengan segala macam
jenis ikan yang vital bagi kehidupan manusia, tetapi juga dan terutama karena
kekayaan mineral yang terkandung di dasar laut itu sendiri.
Berdasarkan UNCLOS (United Nations Convention On The Law Of The Sea) 1982
Indonesia merupakan Negara kepulauan. Indonesia memiliki laut yang luas yaitu
lebih kurang 5,6 juta km 2 dengan garis pantai sepanjang 81.000 km, dengan berbagai
potensi sumber daya, terutama perikanan laut yang cukup besar. Indonesia memiliki
wilayah perairan laut yang sangat luas dan kurang terjaga sehingga mudah
mendatangkan ancaman sengketa batas wilayah dengan negara tetangga. Untuk
landas kontinen negara Indonesia berhak atas segala kekayaan alam yang terdapat di
laut sampai dengan kedalaman 200 meter. Batas laut teritorial sejauh 12 mil dari garis
dasar lurus dan perbatasan zona ekonomi ekslusif (ZEE) sejauh 200 mil dari garis
dasar laut.
3
Hal tersebut tidak terlepas dari semakin meningkatnya aktifitas pelayaran di wilayah
perairan Indonesia, Khususnya di laut territorial. peningkatan intensitas pelayaran,
sebagian diantaranya kapal barang dan penangkap ikan, tidak menutup kemungkinan
terjadinya kecelakaan laut. Selain itu Indonesia masih banyak mengalami sengketa
perbatasan dengan Negara tetangga. Untuk itu diperlukan peraturan yang baku
mengenai hukum laut Indonesia khususnya dilaut territorial yang sering dilalui oleh
kapal asing dan banyak menimbulkan konflik yang berkepanjangan dengan negara
tetangga. kurang seriusnya pemerintah dalam meyelesaikan sengketa perbatasan
mengenai laut territorial telah banyak menyebabkan lepasnya wilayah laut territorial
dari pangkuan Negara indonesia. selain itu kurangnya pengawasan terhadap laut
territorial diwilayah Indonesia telah banyak menyebabkan hilangnya kekayaan alam
yangterkandung didalamnya terutama potensi perikanan yang banyak dicuri nelayan
asing.Oleh karena itu diperlukan pemahaman mengenai laut territorial sehingga
pengelolaan dan pengawasan terhadap laut territorial benar benar bejalan optimal.
Laut teritorial atau perairan teritorial (Territorial sea) adalah wilayah kedaulatan suatu
negara pantai selain wilayah daratan dan perairan pedalamannya; sedangkan bagi
suatu negara kepulauan seperti Indonesia, Jepang, dan Filipina, laut teritorial meliputi
pula suatu jalur laut yang berbatasan dengannya perairan kepulauannya dinamakan
perairan internal termasuk dalam laut teritorial pengertian kedaulatan ini meliputi
ruang udara di atas laut teritorial serta dasar laut dan tanah di bawahnya dan,
kedaulatan atas laut teritorial dilaksanakan dengan menurut ketentuan Konvensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (United Nations Convention on the
Law of the Sea), lebar sabuk perairan pesisir ini dapat diperpanjang paling banyak
dua belas mil laut (22,224 km) dari garis dasar (baseline-sea).Zona Ekonomi
Eksklusif didefinisikan sebagai suatu wilayah laut diluar laut teritorial, dimana
negara-negara pantai memiliki kedaulatan atas semua sumber daya alam didalamnya.
Zona ini berada pada 200 mil dari garis pangkal laut teritorial. Sekiranya lebar laut
teritorial 12 mil, maka sebenarnya lebar zona ekonomi eksklusif adalah 200 mil - 12
mil = 188 mil.
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Zona Ekonomi Eksklusif ?
2. Bagaimana sejarah perkembangan ZEE di Indonesia ?
3. Kegiatan-kegiatan apa saja yang dapat dilakukan di ZEE Indonesia?
4. Bagaiman Delimitasi terhadap ZEE?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Zona Ekonomi Eksklusif
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan ZEE di Indonesia
3. Untuk mengetahui Kegiatan-kegiatan apa saja yang dapat dilakukan di ZEE
Indonesia
4. Bagaimana Delimitasi terhadap ZEE
5
BAB II
PEMBAHASAN
Zona Ekonomi Eklusif (ZEE) adalah zona yang luasnya 200 mil dari garis dasar
pantai, yang mana dalam zona tersebut sebuah negara pantai mempunyai hak atas
kekayaan alam di dalamnya, dan berhak menggunakan kebijakan hukumnya,
kebebasan bernavigasi, terbang di atasnya, ataupun melakukan penanaman kabel dan
pipa. Konsep dari ZEE muncul dari kebutuhan yang mendesak. Sementara akar
sejarahnya berdasarkan pada kebutuhan yang berkembang semenjak tahun 1945
untuk memperluas batas jurisdiksi negara pantai atas lautnya, sumbernya mengacu
pada persiapan untuk UNCLOS III.
6
Indonesia adalah jalur di luar dan berbatasan dengan laut wilayah Indonesia
sebagaimana ditetapkan berdasarkan undang-undang yang berlaku tentang perairan
Indonesia yang meliputi dasar laut, tanah di bawahnya dan air di atasnya dengan
batas terluar 200 (dua ratus) mil laut diukur dari garis pangkal laut wilayah
Indonesia”.
7
di wilayah perairan negara kita. Kapal asing tersebut datang untuk mengambil hasil
kekayaan laut Indonesia tanpa izin dari negara kita, mereka melakukan hal tersebut
secara ilegal. Oleh sebab itu, pemerintah berhak penuh untuk menggunakan
kebijakan-kebijakan hukum yang mengatur tentang hal tersebut.
Zona Ekonomi Ekslusif adalah pengaturan baru yang ditetapkan oleh konvensi
hukum laut 1982. Sebelum perang dunia ke-II dikenal beberapa perjanjian
internasional yang mengatur batas-batas perairan antara negara seperti perjanjian
perbatasan Norwegia-Swedia tahun 1909 dan perjanjian perbatasan Inggris-
Venezuela 1942 tentang perbatasan di teluk Paria antara Trinidad dan Amerika
Selatan. Kemudian proklamasi Presiden Truman tanggal 28 September 1945
membuka lembaran baru bagi negara-negara untuk melakukan klaim atas laut
territorial, landas kontinen, zona keamanan dan zona perikanan. Diantara negara-
negara tersebut tercatat negara-negara Latin Amerika yang mengadakan klaim 200
mil laut territorial, yaitu negara-negara Peru, Equador, Chili, Panama dan Brazil.
Negara-negara lain ingin mengadakan Zona Ekonomi Eksklusif atau zona sumber-
sumber kekayaan alam seluas 200 mil, dimana pada zona tersebut negara-negara
pantai mempunyai hak kedaulatan atas sumber-sumber yang dapat diperbaharui dari
dasar laut dan perairan di atasnya.
8
Kelompok negara-negara ini ialah Colombia, Mexico, Venezuela dan negara-negara
Karibi lainya. Zona ekonomi ini disebut juga sebagai Patrimonial Sea kelompok
negara-negara ini mengadakan konperensi tentang masalah lautan di Santo Domingo
tahun 1972 dimana mereka mengkoordinir kebijaksanaan tentang zona sumber-
sumber kekayaan alam dan menghasilkan Deklarasi Santo Domingo, yang kemudian
diserahkan kepada Komite Dasar Laut PBB (United Nations Seabed Committee).Di
samping itu terdapat pula negara-negara yang menginginkan tepian kontinennya
memanjang diluar 200 mil. Dalam kelompok ini termasuk India, Norwegia,
Argentina, Australia, Canada, Brazil dan New Zealand. Disini terlihat keinginan
negara-negara pantai untuk secara unilateral mengadakan berbagai macam klaim
melalui perundang-undangan nasional atas laut teritorial dan zona maritim lainnya
semakin bertambah banyak. Sebelum tahun 1970 sebanyak 34 negara-negara pantai
mengadakan klaim 3 mil laut teritorial dan 47 lainnya melakukan klaim seluas 12 mil.
Menjelang Juni 1974 sebanyak 54 negara mengadakan klaim 12 mil, dan 9 negara
melakukan klaim atas 200 mil laut teritorial. Hal-hal tersebut diatas menunjukkan
bahwa perubahan-perubahan di bidang politik, ekonomi, dan teknologi dari negara-
negara pantai dan maritim perwujudannya tidak mungkin lagi ditampung oleh
landasan Konvensi-konvensi Jenewa 1958.
Zona ekonomi eksklusif bagi negara berkembang seperti Indonesia adalah vital
karena di dalamnya terdapat kekayaan sumber daya alam hayati dan nonhayati,
sehingga mempuyai peranan sangat penting bagi pembangunan ekonomi bangsa dan
Negara. Zona ekonomi eksklusif adalah daerah di luar dan berdamping dengan laut
territorial yang tunduk pada rezim hukum khusus di mana terdapat hak-hak dan
jurisdiksi Negara pantai, hak dan kebebasan Negara lain yang diatur oleh Konvensi.
Sedangkan dalam undang-undang No 5 Tahun 1983 Tentang Zona Ekonomi
Eksklusif disebutkan bahwa Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia adalah jalur di luar
dan berbatasan dengan laut wilayah Indonesia sebagaimana ditetapkan berdasarkan
undangundang yang berlaku tentang perairan Indonesia yang meliputi dasar laut,
9
tanah di bawahnya dan air di atasnya dengan batas terluar 200 (dua ratus) mil laut
diukur dari garis pangkal laut wilayah Indonesia. Perkembangan Zona Ekonomi
Eksklusif (Exclusive Economic Zone) mencerminkan kebiasaan internasional
(international customs) yang diterima menjadi hukum kebiasaan internasional
(customary international law) karena sudah terpenuhi dua syarat penting, yaitu
praktik negara-negara (state practice) dan opinio juris sive necessitatis.
Lebar zona ekonomi eksklusif bagi setiap Negara pantai adalah 200 mil sebagaimana
ditegaskan oleh Pasal 57 Konvensi yang berbunyi Zona Ekonomi Eksklusif tidak
boleh melebihi 200 mil laut dari garis pangkal darimana lebat laut territorial di ukur.
Indonesia merupakan negara pantai mempunyai hak-hak, jurisdiksi, dan kewajiban di
zona ekonomi eksklusif karena sudah terikat oleh Konvensi Hukum Laut 1985
dengan UU No. 17/1985.
10
2. Didalam melaksanakan hak-hak dan memenuhi kewajiban berdasarkan
konvensi ini dalam zona ekonomi eksklusif, negara pantai harus memperhatikan
sebagaimana mestinya hak-hak dan kewajiban negara lain dan harus bertindak
dengan suatu cara sesuai dengan ketentuan konvensi ini.
3. Hak-hak yang tercantum dalam pasal ini berkenaan dengan dasar laut dan
tanah dibawahnya harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan bab VI.
Di zona ekonomi eksklusif setiap Negara pantai seperti Indonesia ini mempunyai hak
berdaulat untuk tujuan eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan mengelola sumber
daya alam baik hayati maupun nonhayati di perairannya, dasar laut dan tanah di
bawahnya serta untuk keperluan ekonomi di zona tersebut seperti produksi energi dari
air, arus, dan angin. Sedangkan jurisdiksi Indonesia di zona itu adalah jurisdiksi
membuat dan menggunakan pulau buatan, instalasi, dan bangunan, riset ilmiah
kelautan, perlindungan dan pelestarian lingkungan laut. Dalam melaksanakan hak
berdaulat dan jurisdiksinya di zona ekonomi eksklusif itu, Indonesia harus
memperhatikan hak dan kewajiban Negara lain. Hal yang tidak kalah pentingnya
adalah kewajiban menetapkan batas-batas zona ekonomi eksklusif Indonesia dengan
negara tetangga berdasarkan perjanjian, pembuatan peta dan koordinat geografis serta
menyampaikan salinannya ke Sekretaris Jenderal PBB.
Hak dan kewajiban negara lain di zona ekonomi eksklusif diatur oleh Pasal 58
Konvensi Hukum Laut 1982, yaitu sebagai berikut:
1. Di zona ekonomi eksklusif, semua negara, baik negara berpantai atau tak
berpantai, menikmati, dengan tunduk pada ketentuan yang relevan konvensi ini,
kebebasan-kebebasan pelayaran dan penerbangan, serta kebebasan meletakkan kebel
dan pipa bawah laut yang disebutkan dalam pasal 87 dan penggunaan laut yang
berkaitan dengan pengoperasian kapal, pesawat udara, dan kebel serta pipa di bawah
laut, dan sejalan dengan ketentuan-ketentuan lain konvensi ini.
11
2. Pasal 88 sampai pasal 115 dan ketentuan hukum internasional lain yang
berlaku diterapkan bagi zona ekonomi eksklusif sepanjang tidak bertentangan dengan
bab ini.
Di zona ekonomi eksklusif Indonesia, semua Negara baik Negara pantai maupun
tidak berpantai mempunyai hak kebebasan pelayaran dan penerbangan, kebebasan
memasang kabel dan pipa bawah laut dan penggunaan sah lainnya menurut hukum
internasional dan Konvensi Hukum Laut 1982. Dalam melaksanakan hak-hak dan
kebebasan tersebut, Negara lain harus menghormati peraturan perundang-undangan
Indonesia sebagai negara pantai yang mempunyai zona ekonomi eksklusif tersebut
Negara pantai dapat menegakan peraturan perundang-undangannya sebagaimana di
cantumkan dalam pasal 73 yaitu:
12
3. Hukuman negara pantai yang dijatuhkan terhadap pelanggaran peraturan
perundang-undangan perikanan di zona ekonomi eksklusif tidak boleh mencakup
pengurungan, jika tidak ada perjanjian sebaliknya antara negara-negara yang
bersangkutan, atau setiap bentuk hukuman badan lainya
4. Dalam hal penangkapan atau penahanan kapal asing negara pantai harus
segera memberitahukan kepada negara bendera, melalui saluran yang tepat, mengenai
tindakan yang diambil dan mengenai setiap hukuman yang kemudian dijatuhkan.
Masalah kegiatan-kegiatan ini diatur di dalam pasal 5 UU no.5 tahun 1983 tentang
Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia. Kegiatan untuk eksplorasi dan/atau eksploitasi
sumber daya alam atau kegiatan-kegiatan lainnya untuk eksplorasi dan/atau
eksploitasi ekonomis seperti pembangkitan tenaga dari air, arus dan angin di Zona
Ekonomi Eksklusif Indonesia yang dilakukan oleh warga negara Indonesia atau
badan hukum Indonesia harus berdasarkan izin dari Pemerintah Republik Indonesia.
Sedangkan kegiatan-kegiatan tersebut di atas yang dilakukan oleh negara asing, orang
atau badan hukum asing harus berdasarkan persetujuan internasional antara
Pemerintah Republik Indonesia dengan negara asing yang bersangkutan. Dalam
syarat-syarat perjanjian atau persetujuan internasional dicantumkan hak-hak dan
kewajiban-kewajiban yang harus dipatuhi oleh mereka yang melakukan kegiatan
13
eksplorasi dan eksploitasi di zona tersebut, antara lain kewajiban untuk membayar
pungutan kepada Pemerintah Republik Indonesia.
Sumber daya alam hayati pada dasarnya memiliki daya pulih kembali, namun tidak
berarti tak terbatas. Dengan adanya sifat-sifat yang demikian, maka dalam
melaksanakan pengelolaan dan konservasi sumber daya alam hayati, Pemerintah
Republik Indonesia menetapkan tingkat pemanfaatan baik di sebagian atau
keseluruhan daerah di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesi. Dalam hal usaha perikanan
Indonesia belum dapat sepenuhnya memanfaatkan seluruh jumlah tangkapan yang
diperbolehkan tersebut, maka selisih antara jumlah tangkapan yang diperbolehkan
dan jumlah kemampuan tangkap (capacity to harvest) Indonesia, boleh dimanfaatkan
oleh negara lain dengan izin Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan persetujuan
internasional. Misalnya jumlah tangkapan yang diperbolehkan ada 1.000 (seribu) ton
sedangkan jumlah kemampuan tangkap Indonesia baru mencapai 600 (enam ratus)
ton maka negara lain boleh ikut memanfaatkan dari sisa 400 (empat ratus) ton
tersebut dengan izin Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan persetujuan
internasional.
1. Batas luar
Batas dalam ZEE adalah batas luar dari laut teritorial. Zona batas luas tidak boleh
melebihi kelautan 200 mil laut dari garis dasar dimana luas pantai teritorial telah
ditentukan. Kata-kata dalam ketentuan ini menyarankan bahwa 200 mil laut adalah
batas maksimum dari ZEE, sehingga jika ada suatu negara pantai yang menginginkan
wilayahnya ZEE-nya kurang dari itu, negara itu dapat mengajukannya. Di banyak
daerah tentu saja negara-negara pantai tidak akan memilih mengurangi wilayahnya
ZEE kurang dari 200 mil laut, karena kehadiran wilayah ZEE negara tetangga.
14
Kemudian timbul pertanyaan mengapa luas 200 mil laut menjadi pilihan maksimum
untuk ZEE. Alasannya adalah berdasarkan sejarah dan politik: 200 mil laut tidak
memiliki geografis umum, ekologis, dan biologis nyata. Pada awal UNCLOS zona
yang paling banyak diklaim oleh negara pantai adalah 200 mil laut, diklaim negara-
negara Amerika Latin dan Afrika. Lalu untuk mempermudah persetujuan penentuan
batas luar ZEE maka dipilihlah figur yang paling banyak mewakili klaim yang telah
ada. Tetapi tetap mengapa batas 200 mil laut dipilih sebagai batas luar jadi
pertanyaan. Menurut Prof. Hollick, figur 200 mil laut dipilih karena suatu
ketidaksengajaan, dimulai oleh negara Chili.
Awalnya negara Chili mengaku termotivasi pada keinginan untuk melindungi operasi
paus lepas pantainya. Industri paus hanya menginginkan zona seluas 50 mil laut, tapi
disarankan bahwa sebuah contoh diperlukan. Dan contoh yang paling menjanjikan
muncul dalam perlindungan zona diadopsi dari Deklarasi Panama 1939. Zona ini
telah disalahpahami secara luas bahwa luasnya adalah 200 mil laut, padahal faktanya
luasnya beraneka ragam dan tidak lebih dari 300 mil laut.
2. Batasan
Dalam banyak wilayah negara banyak yang tidak bisa mengklaim 200 mil laut penuh,
karena kehadiran negara tetangga, dan itu menjadikan perlu menetapkan batasan ZEE
dari negara-negara tetangga, pembatasan ini diatur dalam hukum laut internasional.
3. Pulau-pulau
Pada dasarnya semua teritori pulau bisa menjadi ZEE. Namun, ada 3 kualifikasi yang
harus dibuat untuk pernyataan ini. Pertama, walau pulau-pulau normalnya bisa
menjadi ZEE, artikel 121(3) dari Konvensi Hukum Laut mengatakan bahwa, ” batu-
batu yang tidak dapat membawa keuntungan dalam kehidupan manusia atau
kehidupan ekonomi mereka, tidak boleh menjadi ZEE.”
15
Kualifikasi kedua berkaitan dengan wilayah yang tidak meraih baik kemerdekaan
sendiri atau pemerintahan mandiri lain yang statusnya dikenal PBB, dan pada wilayah
yang berada dalam dominasi kolonial. Resolusi III, diadopsi oleh UNCLOS III pada
saat yang sama pada teks Konvensi, menyatakan bahwa dalam kasus tersebut
ketentuan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban berdasarkan Konvensi harus
diimplementasikan untuk keuntungan masyarakat wilayah tersebut, dengan
pandangan untuk mempromosikan keamanan dan perkembangan mereka.
Sebelum zona ini lahir, negara-negara pada umumnya mengenal konsepsi zona
perikanan sehingga perjanjian yang dibuat adalah perjanjian batas zona perikanan
pula.perjanjian batas ZEE antar negara berdasarkan konvensi hukum laut 1982 masih
belum begitu banyak.Indonesia baru menetapkan perjanjian ZEE hanya dengan
australia melalui perjajian antara pemerintah republik Indonesia dengan pemerintah
Australia tentang penetapan batas Zona Ekonomi Ekssklusif dan batas-batas dasar
laut tertentu yang ditandatangani di Perth, pada tanggal 14 Maret 1997. Indonesia
masih harus membuat perjanjian ZEE dengan seluruh negara yang berbatasan laut
dengan Indonesia kecuali Australia.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Melihat begitu banyaknya aktivitas di zona ZEE, keberadaan rezim legal dari ZEE
dalam Konvensi Hukum Laut sangat penting adanya. Zona Ekonomi Eklusif adalah
zona yang luasnya 200 mil laut dari garis dasar pantai, yang mana dalam zona
tersebut sebuah negara pantai mempunyai hak atas kekayaan alam di dalamnya, dan
berhak menggunakan kebijakan hukumnya, kebebasan bernavigasi, terbang di
atasnya, ataupun melakukan penanaman kabel dan pipa. Konsep dari ZEE muncul
dari kebutuhan yang mendesak. Sementara akar sejarahnya berdasarkan pada
kebutuhan yang berkembang semenjak tahun 1945 untuk memperluas batas jurisdiksi
negara pantai atas lautnya, sumbernya mengacu pada persiapan untuk UNCLOS III.
B. Saran
17
Pemerintah harus benar-benar menjalankan aturan yang berlaku dan melakukan
pengawasan yang ketat serta jangan sampai lengah agar kesalahan pulau sipadan-
Lingitan tidak terualang kembali demi keutuhan NKRI.
DAFTAR PUSTAKA
https://hukummaritim.wordpress.com/2012/08/31/pengertian-sejarah-perkembangan-
zee-indonesia/
https://www.academia.edu/36963679/ZONA_EKONOMI_EKSLUSIF_DI_INDONE
SIA
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/laut/manfaat-dari-adanya-batas-zee
https://pelayananpublik.id/2019/08/01/zona-ekonomi-ekslusif-zee-pengertian-
manfaat-fungsi-dan-kegiatan-di-dalamnya/
18