Anda di halaman 1dari 13

WAWASAN SOSIAL BUDAYA MARITIM

“Pembangunan Benua Maritim Indonesia”

OLEH KELOMPOK 3 :
1. Sukma Tiara Khusnul Khotimah Said
2. Andi Nur Kintan Ramadhani
3. Aan Arfandi

DEPARTEMEN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan
hidayahnya kami diberikan kemudahan serta kesehatan untuk menyelesaikan tugas makalah
kami yang berjudul “Pembangunan Benua Maritim Indonesia” dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongannya kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Adapun maksud dan tujuan kami menyusun makalah ini ialah untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah wawasan sosial budaya maritim. Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih khususnya
kepada dosen yang telah membimbing kami dan pihak – pihak yang senantiasa memberikan
arahan kepada kami sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik diluar kekeliruan yang
murni kesalahan dari penulis.
Perlu disadari bahwa dengan segala keterbatasan kami, makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, dengan segala kerendahan hati kritik dan
saran yang konstruktif sangat kami harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan
memperbaiki pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
Kami sebagai penulis sangat berharap dengan adanya makalah yang sederhana dapat membantu
pembaca sekalian untuk memperoleh informasi – informasi baru yang bermafaat bagi pembaca
sendri untuk kedepannya. Kami mohon maaf sebesar – besarnya jika ada kata yang tidak
berkenan atau menyingung hati pembaca sekalian.

Makassar, 14 Maret 2020

Penulis

ii
Daftar ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
Daftar ISI......................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
A. Pembangunan Benua Maritim di Indonesia....................................................................3
B. Strategi Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia...................................3
C. Kendala dalam Mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.......................5
D. Solusi Untuk Mengatasi Kendala dalam Mewujudkan Indonesia sebagai Poros
Maritim Dunia............................................................................................................................6
BAB III...........................................................................................................................................8
PENUTUP......................................................................................................................................8
A. Kesimpulan..........................................................................................................................8
Daftar Pustaka...............................................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dimana memiliki lebih dari 17.499
pulau dengan garis pantai lebih dari 99.000 km, sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara
dengan garis pantai terpanjang ke dua di dunia setelah Kanada. Total wilayah Indonesia adalah
7,81 juta km2 yang terdiri dari 2,01 juta km2 daratan, 3,25 juta km2 lautan, dan 2,55 juta
km2.yang berarti 2/3 wilayah Indoensia adalah laut.
Letak geografis kita strategis, di antara dua benua dan dua samudra dimana paling tidak 7
0% an kutan barang melalui laut dari Eropa, Timur Tengah dan Asia Selatan ke wiilayah
Stasifik, dan sebaliknya, harus melalui perairan kita. wilayah laut yang demikian luas
memberikan akses pada sumber daya alam seperti ikan, terumbu karang dengan kekayaan
biologi, yang bernilai ekonomi tinggi, wilayah wisata bahari, sumber energi terbarukan
maupun minyak dan gas bumi, mineral langka dan juga media perhubungan antar pulau yang
sangat ekonomis Luas wilayah kelautan di Negara Indonesia ini yang melebihi dari daratan
membuktikan bahwa Indonesia memiliki kemewahan yang luar biasa dalam sektor kelautan.
Secara metereologis perairan nusantara menyimpan berbagai data metrologi maritim
yang amat vital dalam menentukan tingkat akurasi perkiraan iklim global. di perairan kita
terdapat gejala alam yang dinamakan arus Laut Indonesia (Arlindo) atau the
Indonesianthroughflow yaitu arus laut besar yang permanen masuk ke perairan Nusantara dari
Samudra Pasifik yang mempunyai pengaruh besar pada pola migrasi ikan pelagis dan
pembiakannya dan juga pengaruh besar pada iklim benua Australia.
Berdasarkan bangun wilayah laut Indoensia yang sangat luas, dan kepulauan Indoensia
menjadi salah satu tempat yang kaya akan gejala kebumian juga memiliki sejarah kemaritimian
dan sumber daya kemaritiman yang sangat besar maka muncullah gagasan Benua Maritim
Indonesia. Benua Maritim Indonesia ini lahir dari pertemuan tiga lempeng besar bumi yakni
Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Samudera Hindia-Australia.
BMI adalah bagian dari sistem planet bumi yang merupakan satu kesatuan alamiah antara
darat, laut. dan udara di atasnya, yang tertata secara unik dan menampilkan ciri-ciri benua
dengan karakteristik yang khas dari sudut pandang iklim dan cuaca (klimatologi dan
meteorologi), keadaan airnya (oseanografi), tatanan kerak bumi (geologi dan geofisika),
keragaman biota (biologi) serta tatanan sosial-budayanya (antropologi), yang menjadi wilayah
jurisdiksi negara kesatuan Republik Indonesia.

1
Hal inilah yang kemudian menarik untuk diketahui tentang bagaimana pembangunan Ben
ua Maritim Indonesia. Oleh karena itu penulis berusaha untuk memberikan pemahaman
tentang pertanyaan tersebut dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi jawaban dan
memberikan pemahaman terkait pertanyaan yang dikaji.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembangunan benua maritim Indonesia?
2. Bagaimana pelaksanaan strategi dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai poros
maritim dunia?
3. Apa saja kendala yang dapat menghambat Indonesia menjadi poros maritim dunia?
4. Apa solusi untuk mengatasi kendala dalam mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim
dunia?

C. Tujuan
1. Untuk memahami konsep pembangunan benu maritim Indonesia.
2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan strategi untuk mewujudkan Indonesia sebagai
poros maritim dunia.
3. Untuk mengidentifikasi kendala apa saja yang dapat menghambat Indonesia menjadi
poros maritim dunia.
4. Untuk mengetahui solusi apa saja yang bisa dilakukan untuk mengatasi kendala dalam
mewujudkan Indonesia menjadi poros maritim dunia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembangunan Benua Maritim di Indonesia


Indonesia merupakan Negara yang memiliki perairan yang luas dan memiliki beribu-ribu pulau
oleh karena itu Indonesia disebut Negara maritim. Istilah Benua Maritim (BM) sudah dipakai oleh para
pakar dalam bidang-bidang klimatologi, meteorologi, dan oseanologi setelah mengetahui adanya
keterkaitan langsung antara lautan dan atmosfera menjelang akhir tahun 70-an, sedangkan gerak-gerik
massa air dipengaruhi konfigurasi benua dan pulau-pulau (Philander, 1990).
Daerah yang disebut BM itu mencakupi kepulauan Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini
dan gugusan kepulauan di sebelah timur dan bagian Indonesianya disebut BMI dan merupakan bagian
terbesar di bawah satu pemerintahan.. Benua maritim Indonesia merupakan kesatuan wilayah daripada
perairan, pulau-pulau, udara di atasnya, serta biota-biota laut ada di dalam laut Indonesia. la menampilkan
ciri-ciri benua dengan karakteristik yang khas dari sudut pandang iklim dan cuaca (klimatologi dan
meteorologi), keadaan airnya (oseanografi), tatanan kerak bumi (geologi dan geofisika), keragaman biota
(biologi) serta tatanan sosial-budayanya (antropologi), yang menjadi wilayah jurisdiksi negara kesatuan
Republik Indonesia.
Perairan Indonesia bukan hanya laut, ikan dan terumbu karangnya saja melainkan banyak aspek-
aspek di sekeliling perairan Indonesia seperti iklim, cuaca, keadaan air, tatanan kerak bumi serta tatanan
sosial budayanya yang perlu diperhatikan juga oleh karena itu diperlukan pembangunan benua maritim di
Indonesia demi meningkatkan potensi kekayaan lautnya, potensi daripada ribuan pulau yang ada serta
potensi transportasi, laut, dan udaranya yang saling berhubungan melewati darat, laut ataupun udara
diatas lautan. Untuk membangun benua maritim Indonesia, diperlukan teknologi dan juga sains serta
sumber daya manusia yang ahli.
Teknologi yang sangat mutlak dibutuhkan untuk mengelelola dan membangun BMI adalah: (i)
sistem pengawasan wilayah luas (wide area surveillance system) untuk law enforcement melalui satelit,
kapalkapal udara-laut, dan stasiun-stasiun di darat dengan informasi real time; (ii) Telematika
(administrasi pemerintahan, sosial-ekonomi, pendidikan/teleeducation), dll; dan (iii) Teknologi angkutan
dan perhubungan darat- laut – udara. Kesemuanya itu ditujukan untuk memperkecil birokrasi dan
memperpendek jarak dalam rangka usaha mencapai kesejahteraan dan kehidupan yang lebih bermakna
dan untuk mewujudkan Kesatuan dan Persatuan (Zen, 2000).

B. Strategi Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia


Sudah sejak lama sumber daya yang terus dibangun di indnesia hanya dari darat saja
yaitu pertanian. Padahal yang perlu kita sadari dan manfaatkan dengan baik yaitu potensi
maritim Indonesia sangat besar, karena memiliki lebih banyak laut daripada daratannya.
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau, diapit oleh dua benua dan
dua samudera, merupakan Negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, dan juga
merupakan Negara yang berada tepat di garis khatulistiwa. Terlebih lagi jika kita melihat
kebelakang, nenek moyang Indonesia merupakan pelaut yang handal menjelajahi samudera dan

3
juga kerajaan-kerajaan besar yang ada di Indonesia merupakan kerajaan yang hebat di bidang
maritim.
Karena sadar akan banyak potensi Indonesia, pemerintah mulai mencanangkan pembangunan
pada aspek maritim yaitu dengan adanya konsep Indonesia sebagi poros maritime dunia. Pada
tanggal 13 November 2014 di Myanmar, pertama kalinya Presiden Jokowi memeberitahukan
dunia internasional tentang hal ini. Saat itu Presiden Joko Widodo berkata: “Pusat gravitasi
geoekonomi dan geopolitik dunia sedang bergeser dari Barat ke Asia Timur. Sekitar empat puluh
persen perdagangan dunia ada di kawasan ini. Negara-negara Asia sedang bangkit.” Dan lanjut
Presiden Joko Widodo: “Indonesia berada tepat ditengah-tengah proses perubahan strategis itu,
baik secara geografis, geopolitik, maupun geoekonomi.”.
Presiden Joko Widodo memaparkan lima pilar sebagai upaya untuk mewujudkan poros
maritim dunia itu, yaitu :
1. membangun kembali budaya maritim.
2. menjaga dan mengelola sumber daya laut dengan fokus membangun kedaulatan pangan
laut melalui pengembangan industri perikanan, dengan menempatkan nelayan sebagai
tiang utama.
3. pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun tol laut, deep
seaport, logistik, industri perkapalan, dan pariwisata maritim.
4. mengembangkan diplomasi maritim dengan bersama-sama menghilangkan sumber
konflik di laut.
5. membangun kekuatan pertahanan maritim.

Pengupayaan perwujudan poros maritime dunia ini dimulai dengan sikap tegas Indonesia
terhadap illegal fishing yaitu dengan tidak segan-segan menenggelamkan kapal asing. Presiden
Joko Widodo mengeluarkan Perpres 115 Tahun 2015 tentang Satuan Tugas Pemberantasan Ikan
Secara Ilegal (Illegal Fishing). Fakta di lapangan menunjukkan sudah banyak kapal-kapal yang
langsung ditenggelamkan oleh Indonesia. Hal ini dilakukan agar tidak ada lagi yang berani
mengganggu kedaulatan Indoensia. Juga dengan tidak adanya illegal fishing, nelayan tradisional
akan mendapat lebih banyak hasil tangkapan dan menaikkan penghasilan mereka. Hal lainnya
yang penting yaitu membangun infrastruktur kelautan untuk kelancaran lalu lintas perairan di
Indonesia yang sangat padat. Infrastruktur ini juga sangat penting untuk menghubungkan antar
pulau di Indonesia dan juga antara Indonesia dan Negara lain untuk keperluan ekonomi,
pariwisata, dll yang menguntungkan bagi Negara.
Berpijak dari cita-cita besar membangun Indonesia sebagai poros maritim dunia itulah,
pemerintah mengeluarkan kebijakan menggenjot pembangunan infrastruktur. Dalam konteks
infrastruktur kelautan, pemerintah menetapkan 24 pelabuhan strategis untuk merealisasikan
konsep Tol Laut. 5 pelabuhan hub nasional maupun internasional dan 19 pelabuhan pengumpan
(feeder). Pelabuhan yang menjadi hub Tol Laut ialah, Belawan/Kuala Tanjung, Tanjung Priok,
Tanjung Perak, Makassar, dan Bitung. Pelabuhan-pelabuhan tersebut direncanakan menjadi
jaringan pelabuhan terpadu yang terintegrasi dengan kawasan industri. sepanjang 2014-2018,
telah dilakukan pengembangan 5 pelabuhan hub nasional menuju hub internasional dan 19
4
pelabuhan pengumpan, dan yang tak kalah pentingnya ialah dibangunnya 162 pelabuhan perintis.
Tujuan pelabuhan perintis ialah memperbaiki konektivitas antarpulau-pulau khususnya di
Indonesia bagian timur.

C. Kendala dalam Mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia


Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar
menjadi poros maritim dunia. Poros maritim merupakan sebuah gagasan strategis yang
diwujudkan untuk menjamin konektivitas antar pulau, pengembangan industri perkapalan
dan perikanan, perbaikan transportasi laut, serta fokus pada keamanan maritim. Era
pemerintahan Presiden Joko Widodo sangat menekankan sektor maritim Indonesia untuk
perekonomian dan pertahanan bangsa Indonesia. Poros maritim ini dipercaya dapat
memperkuat jati diri negara Indonesia sebagai negara maritim dan dapat meningkatkan
kualitas perekonomian negara dan pertahanan Negara.
Namun, untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia terdapat berbagai
kendala nyata seperti penguasaan teknologi kelautan dan perikanan yang masih minim itulah
megapa maritim Indonesia tidak berkembang karena kemampuan teknologi yang masih
tertinggal dari Negara lain contoh saja Indeonsia merupakan produsen rumput laut terbesar
di dunia tetapi Indoensia belumm bisa mengelolanya sediri. Bahkan untuk mengetahui
semua isi air laut, biota laut, dasar laut, kandungan dasar laut, kondisi laut, kesehatan laut,
iklim laut, perilaku laut, keamanan dan keselamatan laut, serta segala sesuatunya yang
terkait dengan nilai tambah kawasan maritim Indonesia yang sangat luas itu masih sangat
sulit jika tidak dibantu oleh kemampuan teknologi yang kapasitas tinggi dan untuk
memenuhi penguasaan teknologi kelautan dan perikanan Indeosnia dibutuhkan biaya yang
banyak sedangkan Indoensia hanya menyediaakn 0,08 anggaran untuk kelautan dan
perikanan dari total seluruh anggar Indonesia.
Selain itu, potensi sumber daya alam laut Indonesia sangatlah tinggi namun tidak
berbanding lurus dengan ekspor. Menurut Jaleswari staf Presiden RI bahwa gerakan
konsumsi ikan masyarakat Indonesia masih sangat kurang dan tahun ini ditargetkan jumlah
masyarakat Indonesia mengonsumsi ikan 49 – 50 per kapita. Namun, target tersebut juga
masih kalah dibandingkan negara lain yang sudah menargetkan 70-80 kilogram per kapita.
Bahkan Jepang sudah menargetkam 100 kilogram per kapita padahal seperti yang kita
ketahui sumber daya laut Di Indoensia jauh lebih banyak.
Adapun menganai batas – batas wilayah dalam yang ampai saat ini negara belum
menetapkan batas-batas wilayah perairan dalam. Padahal, wilayah perairan dalam mutlak
menjadi kedaulatan bangsa Indonesia. Artinya tidak boleh ada satupun kapal asing boleh
masuk ke perairan dalam Indonesia tanpa izin juga lemahnya pertahanan dan ketahanan
negara dari sisi matra laut yang mencakup:

 belum optimalnya peran pertahanan dan ketahanan laut dalam menjaga keutuhan
bangsa dan negara;

5
 ancaman kekuatan asing yang ingin memanfaatkan perairan ZEEI;

 belum lengkapnya perangkat hukum dalam implementasi pertahanan dan ketahanan


laut;  masih terbatasnya fasilitas untuk melakukan pengamanan laut;

 makin meningkatnya kegiatan terorisme, perompakan, dan pencurian ikan di wilayah


perairan laut Indonesia; dan

 masih lemahnya penegakan hukum kepada pelanggar hukum.

Masalah lain terkait dengan banyaknya kasus pencurian ikan. Umumnya lokasi
pencurian tersebut berada di wilayah timur Indonesia dan perairan Pulau Natuna sebagai
akibat ketimpangan infrastruktur, terutama armada patroli laut Indonesia. Isu penting
lainnya terkait penghapusan atau pelarangan penggunaan alat tangkap yang dapat
menimbulkan kerusakan dasar laut, terumbu karang, dan menghambat serta merusak
pertumbuhan biota laut. Di sisi lain, terjadi penangkapan ikan secara berlebihan ( over
fishing).

Kendala lain yaitu permintaan pengguna jasa angkutan penyeberangan dikarenakan


pertumbuhan ekonomi dan stabilitas keamanan nasional. Namun, hal ini tidak ditunjang
dengan ketersediaan kapal yang memadai sementara pembangunan kapal memakan waktu
yang lama dan bila membeli kapal bekas, risiko yang timbul cukup besar. Kapal yang
tersedia pun memiliki ukuran yang tidak terlalu besar sehingga terkadang kapal akan
tertunda jadwal berangkatnya akibat kondisi cuaca dimana kapal tersebut tidak sanggup
melawan ombak yang tinggi.

D. Solusi Untuk Mengatasi Kendala dalam Mewujudkan Indonesia sebagai


Poros Maritim Dunia
Hal ini bermula dari mindset  masyarakat yang lebih berioentasi darat dari pada
lautan, begitupun kebijakan-kebijakan pemerintah yang melupakan sumber daya lautnya
sehingga tidak heran laut kita hanya dinikmati oleh bangsa asing yang tidak bertanggung
jawab. Hal pertama dan utama permerintah jelas harus mampu menyadarkan setiap elemen
masyarakat untuk kembali beralih mengedepankan sektor laut dalam pembangunan ekonomi
ke depan.
Sebagai contoh ketika hari ini Maluku sudah menjadi lumbung ikan nasional maka
perlu ditambah lumbung-lumbung baru sebagai salah satu strategi dalam mencerdaskan
masyarakat akan besarnya potensi negara maritim. Begitupun dengan bidang perikanan
tangkap, wisata bahari, tranportasi laut dan konservasi bahari yang harus terus dibenahi dan

6
ditingkatkan. Selain itu keselarasan mulai dari presiden sebagai pemegang kebijakan utama,
para menteri, gubernur, bupati dan walikota serta setiap elemen masyarakatan harus
memiliki satu frame yang sama akan wawasan kemaritiman Indonesia. Sehingga dengan
adanya kesadaran dan keselarasan ini tugas-tugas yang cukup banyak bisa dilakukan secara
bertahap dan terukur secara optimal.
Pembenahan infrastruktur maritim juga harus dilakukan dimulai dari kapal,
pelabuhan dan setiap hal yang menyangkut bidang maritim baik secara ekonomi maupun
pengawasan dan keamanan. Selanjutnya rencana pembuatan tol laut juga harus menjadi
pengawasan kita bersama yang mana pada akhirnya tol ini bisa menyambungkan pulau-
pulau di Indonesia dari barat sampai timur sehingga proses distribusi lebih efektif dan
efesien.
Memang untuk mewujudkan semua arah kebijakan di atas diperlukan anggaran yang
cukup besar. Anggaran ini harus dipikirkan jauh hari oleh pemerintah, transparansi jelas harus di
kedepankan. Pendanaan ini bisa diandalkan melalui APBN ataupun dengan mengoptimalkan
sektor mineral dan sumberdaya alam lain yang belum terjamah dengan baik. Pada akhirnya
kalaulah pemanfaatan potensi maritim Indonesia ini sudah berjalan maka secara material bisa
mencapai 1,2 trilyun dolar AS/tahun, lebih besar dari APBN yang dimiliki negara kita serta dapat
menyediakan lapangan pekerjaan untuk 40 juta orang.
Dalam pembuatan aturan pelarangan penggunaan alat tangkap juga perlu dilakukan
kajian secara spesifik mengenai kondisi sosial, budaya, ekonomi, sumber daya, dan
lingkungan. Aturan harus ditujukan pada pembatasan daerah tangkapan (fishing ground),
jalur-jalur tangkapan, ukuran kapal, kekuatan mesin kapal, dan spesifikasi alat tangkap
termasuk ukuran mata jaring dan alat pemisah ikan.
TNI AL bisa memulai dengan mempersenjatai diri dan mengoptimalkan pengawasan
perbatasan dengan alat navigasi termukhtakhir dan satelit.Petugas patroli laut harus selalu
siap siaga menjaga perbatasan dan memastikan kegiatan penangkapan ikan yang sesuai
dengan aturan yang berlaku.Pemerintah juga harus memaksimalkan operasi patroli udara
yang mempunyai jangkauan lebih luas. Penggunaan pesawat dapat meningkatkan efisiensi
dalam pengambilan data di seluruh Indonesia dengan waktu 51, 4 jam (dalam 7 hari).
Terlebih untuk melakukan detailisasi pada daerah dengan tingkat aktivitas ilegal tinggi
seperti Natuna dan Arafuru. Selain itu TNI AL harus meningkatkan daerah jangkauan
patroli dimana sampai saat ini patroli laut baru mencapai 70 mil laut dari zona ekonomi
eksklusif sepanjang 200 mil laut.
Angkatan Laut juga harus memperbaiki koordinasi dengan lembaga-lembaga
kelautan. Pembagian tugas harus dilakukan secara jelas tanpa mengurangi fungsi masing-
masing lembaga demi menghindari tumpang tindih kepentingan lembaga.Hal ini bisa
dilakukan dengan cara pembagian daerah patroli atau pengamanan terintegrasi dengan
semua lembaga dalam satu atap koordinasi. Selain itu penting untuk melakukan reformasi
birokrasi laut agar tidak terjadi kebocoran pengamanan melalui praktik suap dan pungutan
liar. Hal ini juga akan efektif jika dibarengi peningkatan kesejahteraan para petugas patroli
laut.
7
Tahap terakhir yang harus dilakukan pemerintah ke depan adalah mengevaluasi setiap
kebijakan yang sudah diambil dan mengkomunikasikannya secara jujur kepada seluruh elemen
bangsa demi keberlanjutan dan perbaikan bangsa Indonesia sebagai negara maritim yang kuat,
sejahtera, bermartabat dan berdaulat.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Indonesia merupakan


Negara kepulauan yang memiliki laut yang sangat luas dan juga lalu lintas perairan di
Indonesia padat sehingga Indonesia memiliki potensi yang besar utnuk menjadi poros
maritim dunia. Untuk mengoptimalkan konsep tersebut maka siperlukan pembangunan
benua maritim Indonesia. Pembangunan ini tentu memerlukan sains dan teknologi yang
modern juga sumber daya manusia yang ahli.
Untuk mewujudkan Indoenesia sebagai poros maritim dunia ada beberapa strategi
yang pemerintah canangkan. Strategi yang pertama yaitu melindungi kedaulatan Indonesia
dengan menindak tegas para pelaku illegal fishing dengan cara menenggelamkan kapal
merka. Strategi kedua yaitu dengan membangun infrastruktur kelatan yang lebih banyak dan
lebih modern.
Namun, dalam mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia terdapat berbagai
kendala yang dihadapi seperti terbatasanya penguasaan teknologi kelautan dan perikanan,
gerakan konsumsi ikan masyarakat Indonesia yang masih kurang, kurangny anggara yang
diberikan pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur kelautan, dan banyaknya illegal
fishing yang terjadi di Indonesia.
Solusi yang dapat kita tawarkan untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan
menyadarkan setiap elemen masyarakat untuk kembali beralih mengedepankan sektor laut
dalam pembangunan ekonomi ke depan, pembenahan infrastruktur maritim juga harus
dilakukan dimulai dari kapal, pelabuhan dan setiap hal yang menyangkut bidang maritim
baik secara ekonomi maupun pengawasan dan keamanan, angkatan laut mempersenjatai diri
dan mengoptimalkan pengawasan perbatasan dengan alat navigasi termukhtakhir dan satelit
serta harus memperbaiki koordinasi dengan lembaga-lembaga kelautan

8
Daftar Pustaka

Syafar, Asfar. “MAKALAH WSBB - PEMBANGUNAN BENUA MARITIM INDONESIA”.


https://www.academia.edu/5418541/MAKALAH_WSBB_-
_PEMBANGUNAN_BENUA_MARITIM_INDONESIA
Burhanu, Nurlaela. “PEMBANGUNAN BENUA MARITIM INDONESIA”.
https://www.academia.edu/8660927/PEMBANGUNAN_BENUA_MARITIM_INDONESIA
Nurhanisah, Yuli, 2019. “Mengenal Indonesia Sebagai Negara Maritim Dunia”.
http://indonesiabaik.id/infografis/mengenal-indonesia-sebagai-negara-maritim-dunia
Roza, Elviana, 2017. “Maritim Indonesia, Kemewahan Luar Yang Biasa”.
http://www2.kkp.go.id/artikel/2233-maritim-indonesia-kemewahan-yang-luar-biasav
Geomagz, 2016. “Benua Maritim Indonesia dan Wawasan Kebangsaan”.
http://geomagz.geologi.esdm.go.id/benua-maritim-indonesia-dan-wawasan-
kebangsaan/

Anonim, 2014. “Hambatan Indonesia Menjadi Poros Maritim Dunia”.


https://www.beritasatu.com/nasional/203842/nasional/203842-hambatan-indonesia-menjadi-
poros-maritim-dunia
Suestinigtyas, Nur Tri Aries, 2016. “Inilah Lima Tantangan Pengelolaan Kawasan
Maritim Indonesia”. http://lipi.go.id/berita/inilah-lima-tantangan-pengelolaan-kawasan-
maritim-indonesia/16053

Purnamasari, Deti Mega, 2019. “Indonesia Bem Bisa Jadi Poros Maritim Dunia, Ini
Alasannya”. https://nasional.kompas.com/read/2019/08/06/14512301/indonesia-belum-
bisa-jadi-poros-maritim-dunia-ini-kendalanya

Bayundara, Ketik, 2015. “Empat Tantangan Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim
Dunia”. https://marketeers.com/empat-tantangan-wujudkan-indonesia-jadi-poros-maritim-dunia/

Agatha, Sesilia Elisabeth, 2017. “Indonesia: Negara Maritim dan Segala Permasalahannya”.
https://www.qureta.com/post/indonesia-negara-maritim-dan-segala-permasalahannya
Baihaqi, Aa Habib, 2014. “Menuju Poros Maritim Dunia: Antara Solusi dan Ilusi”.
https://www.kompasiana.com/habib_baihaqi/54f477047455137e2b6c8c9e/menuju-poros-
maritim-dunia-antara-solusi-dan-ilusi

9
Bapennas, 2019. “Indonesia Poros Maritim Dunia”.
https://www.indonesia.go.id/narasi/indonesia-dalam-angka/ekonomi/indonesia-poros-maritim-
dunia

10

Anda mungkin juga menyukai