OLEH KELOMPOK 3 :
1. Sukma Tiara Khusnul Khotimah Said
2. Andi Nur Kintan Ramadhani
3. Aan Arfandi
Puji syukur kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan
hidayahnya kami diberikan kemudahan serta kesehatan untuk menyelesaikan tugas makalah
kami yang berjudul “Pembangunan Benua Maritim Indonesia” dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongannya kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Adapun maksud dan tujuan kami menyusun makalah ini ialah untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah wawasan sosial budaya maritim. Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih khususnya
kepada dosen yang telah membimbing kami dan pihak – pihak yang senantiasa memberikan
arahan kepada kami sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik diluar kekeliruan yang
murni kesalahan dari penulis.
Perlu disadari bahwa dengan segala keterbatasan kami, makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, dengan segala kerendahan hati kritik dan
saran yang konstruktif sangat kami harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan
memperbaiki pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
Kami sebagai penulis sangat berharap dengan adanya makalah yang sederhana dapat membantu
pembaca sekalian untuk memperoleh informasi – informasi baru yang bermafaat bagi pembaca
sendri untuk kedepannya. Kami mohon maaf sebesar – besarnya jika ada kata yang tidak
berkenan atau menyingung hati pembaca sekalian.
Penulis
ii
Daftar ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
Daftar ISI......................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
A. Pembangunan Benua Maritim di Indonesia....................................................................3
B. Strategi Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia...................................3
C. Kendala dalam Mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.......................5
D. Solusi Untuk Mengatasi Kendala dalam Mewujudkan Indonesia sebagai Poros
Maritim Dunia............................................................................................................................6
BAB III...........................................................................................................................................8
PENUTUP......................................................................................................................................8
A. Kesimpulan..........................................................................................................................8
Daftar Pustaka...............................................................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dimana memiliki lebih dari 17.499
pulau dengan garis pantai lebih dari 99.000 km, sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara
dengan garis pantai terpanjang ke dua di dunia setelah Kanada. Total wilayah Indonesia adalah
7,81 juta km2 yang terdiri dari 2,01 juta km2 daratan, 3,25 juta km2 lautan, dan 2,55 juta
km2.yang berarti 2/3 wilayah Indoensia adalah laut.
Letak geografis kita strategis, di antara dua benua dan dua samudra dimana paling tidak 7
0% an kutan barang melalui laut dari Eropa, Timur Tengah dan Asia Selatan ke wiilayah
Stasifik, dan sebaliknya, harus melalui perairan kita. wilayah laut yang demikian luas
memberikan akses pada sumber daya alam seperti ikan, terumbu karang dengan kekayaan
biologi, yang bernilai ekonomi tinggi, wilayah wisata bahari, sumber energi terbarukan
maupun minyak dan gas bumi, mineral langka dan juga media perhubungan antar pulau yang
sangat ekonomis Luas wilayah kelautan di Negara Indonesia ini yang melebihi dari daratan
membuktikan bahwa Indonesia memiliki kemewahan yang luar biasa dalam sektor kelautan.
Secara metereologis perairan nusantara menyimpan berbagai data metrologi maritim
yang amat vital dalam menentukan tingkat akurasi perkiraan iklim global. di perairan kita
terdapat gejala alam yang dinamakan arus Laut Indonesia (Arlindo) atau the
Indonesianthroughflow yaitu arus laut besar yang permanen masuk ke perairan Nusantara dari
Samudra Pasifik yang mempunyai pengaruh besar pada pola migrasi ikan pelagis dan
pembiakannya dan juga pengaruh besar pada iklim benua Australia.
Berdasarkan bangun wilayah laut Indoensia yang sangat luas, dan kepulauan Indoensia
menjadi salah satu tempat yang kaya akan gejala kebumian juga memiliki sejarah kemaritimian
dan sumber daya kemaritiman yang sangat besar maka muncullah gagasan Benua Maritim
Indonesia. Benua Maritim Indonesia ini lahir dari pertemuan tiga lempeng besar bumi yakni
Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Samudera Hindia-Australia.
BMI adalah bagian dari sistem planet bumi yang merupakan satu kesatuan alamiah antara
darat, laut. dan udara di atasnya, yang tertata secara unik dan menampilkan ciri-ciri benua
dengan karakteristik yang khas dari sudut pandang iklim dan cuaca (klimatologi dan
meteorologi), keadaan airnya (oseanografi), tatanan kerak bumi (geologi dan geofisika),
keragaman biota (biologi) serta tatanan sosial-budayanya (antropologi), yang menjadi wilayah
jurisdiksi negara kesatuan Republik Indonesia.
1
Hal inilah yang kemudian menarik untuk diketahui tentang bagaimana pembangunan Ben
ua Maritim Indonesia. Oleh karena itu penulis berusaha untuk memberikan pemahaman
tentang pertanyaan tersebut dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi jawaban dan
memberikan pemahaman terkait pertanyaan yang dikaji.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembangunan benua maritim Indonesia?
2. Bagaimana pelaksanaan strategi dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai poros
maritim dunia?
3. Apa saja kendala yang dapat menghambat Indonesia menjadi poros maritim dunia?
4. Apa solusi untuk mengatasi kendala dalam mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim
dunia?
C. Tujuan
1. Untuk memahami konsep pembangunan benu maritim Indonesia.
2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan strategi untuk mewujudkan Indonesia sebagai
poros maritim dunia.
3. Untuk mengidentifikasi kendala apa saja yang dapat menghambat Indonesia menjadi
poros maritim dunia.
4. Untuk mengetahui solusi apa saja yang bisa dilakukan untuk mengatasi kendala dalam
mewujudkan Indonesia menjadi poros maritim dunia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
juga kerajaan-kerajaan besar yang ada di Indonesia merupakan kerajaan yang hebat di bidang
maritim.
Karena sadar akan banyak potensi Indonesia, pemerintah mulai mencanangkan pembangunan
pada aspek maritim yaitu dengan adanya konsep Indonesia sebagi poros maritime dunia. Pada
tanggal 13 November 2014 di Myanmar, pertama kalinya Presiden Jokowi memeberitahukan
dunia internasional tentang hal ini. Saat itu Presiden Joko Widodo berkata: “Pusat gravitasi
geoekonomi dan geopolitik dunia sedang bergeser dari Barat ke Asia Timur. Sekitar empat puluh
persen perdagangan dunia ada di kawasan ini. Negara-negara Asia sedang bangkit.” Dan lanjut
Presiden Joko Widodo: “Indonesia berada tepat ditengah-tengah proses perubahan strategis itu,
baik secara geografis, geopolitik, maupun geoekonomi.”.
Presiden Joko Widodo memaparkan lima pilar sebagai upaya untuk mewujudkan poros
maritim dunia itu, yaitu :
1. membangun kembali budaya maritim.
2. menjaga dan mengelola sumber daya laut dengan fokus membangun kedaulatan pangan
laut melalui pengembangan industri perikanan, dengan menempatkan nelayan sebagai
tiang utama.
3. pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun tol laut, deep
seaport, logistik, industri perkapalan, dan pariwisata maritim.
4. mengembangkan diplomasi maritim dengan bersama-sama menghilangkan sumber
konflik di laut.
5. membangun kekuatan pertahanan maritim.
Pengupayaan perwujudan poros maritime dunia ini dimulai dengan sikap tegas Indonesia
terhadap illegal fishing yaitu dengan tidak segan-segan menenggelamkan kapal asing. Presiden
Joko Widodo mengeluarkan Perpres 115 Tahun 2015 tentang Satuan Tugas Pemberantasan Ikan
Secara Ilegal (Illegal Fishing). Fakta di lapangan menunjukkan sudah banyak kapal-kapal yang
langsung ditenggelamkan oleh Indonesia. Hal ini dilakukan agar tidak ada lagi yang berani
mengganggu kedaulatan Indoensia. Juga dengan tidak adanya illegal fishing, nelayan tradisional
akan mendapat lebih banyak hasil tangkapan dan menaikkan penghasilan mereka. Hal lainnya
yang penting yaitu membangun infrastruktur kelautan untuk kelancaran lalu lintas perairan di
Indonesia yang sangat padat. Infrastruktur ini juga sangat penting untuk menghubungkan antar
pulau di Indonesia dan juga antara Indonesia dan Negara lain untuk keperluan ekonomi,
pariwisata, dll yang menguntungkan bagi Negara.
Berpijak dari cita-cita besar membangun Indonesia sebagai poros maritim dunia itulah,
pemerintah mengeluarkan kebijakan menggenjot pembangunan infrastruktur. Dalam konteks
infrastruktur kelautan, pemerintah menetapkan 24 pelabuhan strategis untuk merealisasikan
konsep Tol Laut. 5 pelabuhan hub nasional maupun internasional dan 19 pelabuhan pengumpan
(feeder). Pelabuhan yang menjadi hub Tol Laut ialah, Belawan/Kuala Tanjung, Tanjung Priok,
Tanjung Perak, Makassar, dan Bitung. Pelabuhan-pelabuhan tersebut direncanakan menjadi
jaringan pelabuhan terpadu yang terintegrasi dengan kawasan industri. sepanjang 2014-2018,
telah dilakukan pengembangan 5 pelabuhan hub nasional menuju hub internasional dan 19
4
pelabuhan pengumpan, dan yang tak kalah pentingnya ialah dibangunnya 162 pelabuhan perintis.
Tujuan pelabuhan perintis ialah memperbaiki konektivitas antarpulau-pulau khususnya di
Indonesia bagian timur.
belum optimalnya peran pertahanan dan ketahanan laut dalam menjaga keutuhan
bangsa dan negara;
5
ancaman kekuatan asing yang ingin memanfaatkan perairan ZEEI;
Masalah lain terkait dengan banyaknya kasus pencurian ikan. Umumnya lokasi
pencurian tersebut berada di wilayah timur Indonesia dan perairan Pulau Natuna sebagai
akibat ketimpangan infrastruktur, terutama armada patroli laut Indonesia. Isu penting
lainnya terkait penghapusan atau pelarangan penggunaan alat tangkap yang dapat
menimbulkan kerusakan dasar laut, terumbu karang, dan menghambat serta merusak
pertumbuhan biota laut. Di sisi lain, terjadi penangkapan ikan secara berlebihan ( over
fishing).
6
ditingkatkan. Selain itu keselarasan mulai dari presiden sebagai pemegang kebijakan utama,
para menteri, gubernur, bupati dan walikota serta setiap elemen masyarakatan harus
memiliki satu frame yang sama akan wawasan kemaritiman Indonesia. Sehingga dengan
adanya kesadaran dan keselarasan ini tugas-tugas yang cukup banyak bisa dilakukan secara
bertahap dan terukur secara optimal.
Pembenahan infrastruktur maritim juga harus dilakukan dimulai dari kapal,
pelabuhan dan setiap hal yang menyangkut bidang maritim baik secara ekonomi maupun
pengawasan dan keamanan. Selanjutnya rencana pembuatan tol laut juga harus menjadi
pengawasan kita bersama yang mana pada akhirnya tol ini bisa menyambungkan pulau-
pulau di Indonesia dari barat sampai timur sehingga proses distribusi lebih efektif dan
efesien.
Memang untuk mewujudkan semua arah kebijakan di atas diperlukan anggaran yang
cukup besar. Anggaran ini harus dipikirkan jauh hari oleh pemerintah, transparansi jelas harus di
kedepankan. Pendanaan ini bisa diandalkan melalui APBN ataupun dengan mengoptimalkan
sektor mineral dan sumberdaya alam lain yang belum terjamah dengan baik. Pada akhirnya
kalaulah pemanfaatan potensi maritim Indonesia ini sudah berjalan maka secara material bisa
mencapai 1,2 trilyun dolar AS/tahun, lebih besar dari APBN yang dimiliki negara kita serta dapat
menyediakan lapangan pekerjaan untuk 40 juta orang.
Dalam pembuatan aturan pelarangan penggunaan alat tangkap juga perlu dilakukan
kajian secara spesifik mengenai kondisi sosial, budaya, ekonomi, sumber daya, dan
lingkungan. Aturan harus ditujukan pada pembatasan daerah tangkapan (fishing ground),
jalur-jalur tangkapan, ukuran kapal, kekuatan mesin kapal, dan spesifikasi alat tangkap
termasuk ukuran mata jaring dan alat pemisah ikan.
TNI AL bisa memulai dengan mempersenjatai diri dan mengoptimalkan pengawasan
perbatasan dengan alat navigasi termukhtakhir dan satelit.Petugas patroli laut harus selalu
siap siaga menjaga perbatasan dan memastikan kegiatan penangkapan ikan yang sesuai
dengan aturan yang berlaku.Pemerintah juga harus memaksimalkan operasi patroli udara
yang mempunyai jangkauan lebih luas. Penggunaan pesawat dapat meningkatkan efisiensi
dalam pengambilan data di seluruh Indonesia dengan waktu 51, 4 jam (dalam 7 hari).
Terlebih untuk melakukan detailisasi pada daerah dengan tingkat aktivitas ilegal tinggi
seperti Natuna dan Arafuru. Selain itu TNI AL harus meningkatkan daerah jangkauan
patroli dimana sampai saat ini patroli laut baru mencapai 70 mil laut dari zona ekonomi
eksklusif sepanjang 200 mil laut.
Angkatan Laut juga harus memperbaiki koordinasi dengan lembaga-lembaga
kelautan. Pembagian tugas harus dilakukan secara jelas tanpa mengurangi fungsi masing-
masing lembaga demi menghindari tumpang tindih kepentingan lembaga.Hal ini bisa
dilakukan dengan cara pembagian daerah patroli atau pengamanan terintegrasi dengan
semua lembaga dalam satu atap koordinasi. Selain itu penting untuk melakukan reformasi
birokrasi laut agar tidak terjadi kebocoran pengamanan melalui praktik suap dan pungutan
liar. Hal ini juga akan efektif jika dibarengi peningkatan kesejahteraan para petugas patroli
laut.
7
Tahap terakhir yang harus dilakukan pemerintah ke depan adalah mengevaluasi setiap
kebijakan yang sudah diambil dan mengkomunikasikannya secara jujur kepada seluruh elemen
bangsa demi keberlanjutan dan perbaikan bangsa Indonesia sebagai negara maritim yang kuat,
sejahtera, bermartabat dan berdaulat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
8
Daftar Pustaka
Purnamasari, Deti Mega, 2019. “Indonesia Bem Bisa Jadi Poros Maritim Dunia, Ini
Alasannya”. https://nasional.kompas.com/read/2019/08/06/14512301/indonesia-belum-
bisa-jadi-poros-maritim-dunia-ini-kendalanya
Bayundara, Ketik, 2015. “Empat Tantangan Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim
Dunia”. https://marketeers.com/empat-tantangan-wujudkan-indonesia-jadi-poros-maritim-dunia/
Agatha, Sesilia Elisabeth, 2017. “Indonesia: Negara Maritim dan Segala Permasalahannya”.
https://www.qureta.com/post/indonesia-negara-maritim-dan-segala-permasalahannya
Baihaqi, Aa Habib, 2014. “Menuju Poros Maritim Dunia: Antara Solusi dan Ilusi”.
https://www.kompasiana.com/habib_baihaqi/54f477047455137e2b6c8c9e/menuju-poros-
maritim-dunia-antara-solusi-dan-ilusi
9
Bapennas, 2019. “Indonesia Poros Maritim Dunia”.
https://www.indonesia.go.id/narasi/indonesia-dalam-angka/ekonomi/indonesia-poros-maritim-
dunia
10