Anda di halaman 1dari 15

Makalah Geografi

Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
❖ Adzra Hilmiya Ushaimah
❖ Fathia Rizki Putri
❖ Putri Athiyyah
❖ Putri Fransisca
❖ Siti Syifa Mutmainah
❖ Jessica Rahmawati
❖ Ahmad Alva Riziq
❖ Hilmi Putra Murdani

Guru Pembimbing : Riko Thomas, S.pd, M.si

TAHUN AJARAN 2021-2022


SEMESTER GANJIL
SMA NEGERI 4 PALEMBANG
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Laporan
ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Indonesia Sebagai Poros
Maritim Dunia
Laporan ini berisikan tentang pembahasan materi mengenai Indonesia Sebagai
Poros Maritim Dunia. Harapan kami semoga laporan ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki
bentuk maupun isi laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Kami
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Palembang, 28 Agustus 2022

Penyusun

1
Daftar Isi

Kata Pengantar .................................................................................... 1

Daftar Isi ............................................................................................. 2

Pendahuluan......................................................................................... 3
1.1. Latar belakang................................................................................
1.2. Rumusan masalah..........................................................................
1.3. Tujuan ...........................................................................................
1.4. Manfaat .........................................................................................
Pembahasan ........................................................................................ 4
Penutup ..............................................................................................
1.5. Keseimpulan ................................................................................
1.6. Saran ............................................................................................
Daftar Isi ........................................................................................... 14

2
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia akan menjadikan Indonesia sebagai negara
maritim yang besar, kuat, dan makmur melalui pengembalian identitas Indonesia sebagai
bangsa maritim, pengamanan kepentingan dan keamanan maritim, pemberdayaan seluruh
potensi maritim demi kemakmuran bangsa, pemerataan ekonomi Indonesia melalui tol
laut, dan melaksanakan diplomasi maritim dalam politik luar negeri Indonesia lima tahun
kedepan. Sehingga dapat dimengerti, bahwa untuk menuju negara Poros Maritim Dunia
akan mencakup praktek dan proses pembangunan maritime diberbagai aspek, seperti
politik, sosial-budaya, pertahanan, infrastruktur, dan terutama sekali ekonomi.

Posisi strategis Negara Kesatuan Republik Indonesia diantara persilangan samudra


Hindia dan samudra Pasifik secara otomatis memberikan banyak potensi sumber daya
ekonomi laut yang bisa dikelola dan dimanfaatkan untuk masa depan bangsa dan tulang
punggung pembangunan nasional, namun pemanfaatan potensi sumber daya laut secara
optimal haruslah diarahkan pada pendayagunaan sumber daya ikan dengan memperhatikan
.daya dukung yang ada dan kelestariannya guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Indonesia secara astronomis terletak pada 6ºLU- 11ºLS dan antara 95º BT- 141ºBT.
Letak secara astronomis berarti letak berdasarkan garis lintang dan bujur. Indonesia
menjadi Negara beriklim tropis, dengan curah hujan yang tinggi, menerima penyinaran
matahari sepanjang tahun, dan banyak penguapan sehingga kelembapan udara tinggi.

Indonesia secara geologis terletak di pertemuan antara dua lempeng yaitu lempeng
Eurasia, dan lempeng Indoaustralia yang mengakibatkan Indonesia sering terjadi gempa,
menjadi Ring of Fire, dan tanah menjadi subur

1.2 Rumusan Masalah


1. Menjelaskan letak, luas dan batas wilayah Indonesia
2. Bagaimana potensi kelautan Indonesia
3. Bagaimana penjelasan mengenai Potensi dan pengelolaan Sumber Daya kelautan
di Indonesia ?
4. Cara mewujudkan indonesia sebagai poros maritim dunia

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui Letak, luas dan batas berdasarkan jalur politik dan jalur fisik.
2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan jalur transportasi di Indonesia.
3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan jalur perdagangan internasional
di Idonesia.
4. Untuk mengetauhi bahwa Indonesia adalah poros maritim dunia.

3
5. Untuk mengetahui Karakteristik wilayah Daratan dan lautan Indonesia
6. Untuk mengetahui tentang wisata bahari

1.4 Manfaat
1. Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan yang kita miliki
2. Makalah ini dapat dijadikan sarana untuk menambah pengetahuan

BAB II PEMBAHASAN

INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM

2.1 Pengertian dan Tujuan Historis Poros Maritim

1. Pengertian Poros Maritim


Konsep poros maritim pada dasarnya berawal dari kondisi fisik negara Indonesia yang
wilayahnya sebagian besar berupa laut. Konsep poros maritim tersebut sejalan dengan kondisi
geografis, geostrategis, dan geoekonomi Indonesia yang dipengaruhi serta memengaruhi di
Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Landasan dari konsep poros maritim, yaitu potensi yang
dimiliki negara Indonesia. Konsep dari poros maritim memiliki arti bahwa poros maritim
menjadi visi atau cita-cita mengenai pembangunan. Konsep poros maritim ini melahirkan
berbagai kegiatan dalam pemanfaatan potensi kelautan yang selama ini pengembangannya
belum secara optimal.

2. Tinjauan Historis Poros Maritim


• Sejarah masa lampu; keberadaan Selat Malaka sebagai tanda bahwa dahulu Indonesia
sudah maju dalam bidang perdagangan laut terutama di Sleat Malaka dengan dunia
internasional.
• Keberadaan kerajaan dengan kekuatan laut terutama Kerajaan Sriwijaya yang
menggunakna kekuatan maritimnya untuk ekspansi hingga wilayah Thailand
• Jalur perdagangan internasional di selat selat Indonesia yang tertuang dalam ALKI
(Arus Kepulauan Laut Indonesia).
• Deklarasi Djuanda yang memberikan kesmepatan Indonesia mendapatkan luas perairan
seluas sekarang
Selain itu, terdapat 3 jalur perdagangan laut yang terkenal di Indonesia sejak zaman kuno, yaitu
jalur sutera, jalur emas, dan jalur rempah.

4
2.2 Kemaritiman Indonesia

Letak Indonesia
➢ Geografis : Indonesia diapit oeh dua benua dan dua samudra, yaitu benua Asia dan
Australia, samudra Hindia dan Pasifik
➢ Astronomis : 6° LU - 11° LS dan 95° BT - 141° BT

1. Kondisi Geografis Indonesia


Indonesia merupakan sebuah negara keoulauan yang terdiri atas daratan dan kepulauan. Luas
lautan Indonesia lebih luas daripada daratannya..
Luas Indonesia
➢ Daratan : 1,9 km²
➢ Lautan : 7,9 km²
➢ Seluruhnya : 9,8 km²

Hasil dari UNCLOS
a) Batas territorial
Adalah batas yang ditarik dari garis dasar pantai terendah pasa saat laut sedang surut. Panjang
garis yang ditarik kearah laut lepas sepanjang 12 mil.
b) ZEE
Adalah btas wilayah sepanjang 200 mil yang diukur dari pangklan laut
c) Landasan kontinen
Adalah kedalaman laut sejauh 150 mil

2. Potensi Kelautan Indonesia


Sebelas sektor ekonomi kelautan (Dahuri, 2015:34)
a. perikanan tangkap
b. perikanan budidaya
c. industri pengolahan hasil perikanan
d. industri bioteknologi kelautan
e. pertambangan dan energy
f. pariwisata baharj
g. hutan mangrove
h. peruhubungan laut
i. sumber daya pulau pulau kecil

5
j. industri dan jasa maritime
k. sumber daya alam nonkonvesional

a.Perikanan
Sumber daya perikanan laut dapat dibedakan menjadi empat kelompok besar :
1. ikan demersal, jenis ikan yang hidup di dasar peraiaran
2. ikan pelagis, jenis ikan yang hidup disekitar permukaann perairan
3. ikan pelagis besar, jenis ikan oseanik seperti tuna, cakalang, tenggiri, dsb
4. sumber daya udang dan biota laut nonikan lainnya seperti kuda laut
Potensi ekonomi sumber daya pada sector perikanan diperkirakan mencapai sekitae 82 miliar
dollar AS/tahun. Potensi tersbut merupakan akumulasi dari perikanan tangkap sekitar 15,1
milliar dollar AS/tahun.
Program pembangunan yg d terapkan pda sektor perikanan :
1. pengembangan 5000 unit armada kapal ikan nasional berukuran d atas 50GT dgn alat
tangkap yg efisien dan ramah lingkungan
2. meningkatkan etos kerja para nelayan
3. penyediaan sarana produksi seperti alat penangkap,BBM atau energi
terbarukan,es,beras,perbrkalan melaut lainnya d slurh pelabuhan dgn harga yg relatif murah
4. pemerintah menjamin pasar bagi seluruh ikan hasil tangkapan nelayan sesuai nilai
keekonomian
5. revitalisasi smua pelabuhan perikanan yg ada dan pembangunan pelabuhan perikanan yg
baru seduai dgn kebutuhan,sehingga seluruh pelabuhan perikanan seluruh wilayah NKRI
memenuhi persyaratan teknis,sanitasizhigienis baik nasional maupun internasional
6. setiap pelabuhan dan lokasi pendaratan ikan (pemukiman) nelayan harus ada pabrik es/could
storage sesuai kebutuhan
7. pengembangan kapal angkut ikan dari daerah" sentra produlsi perikanan tangkap (fishing
grounds) ke daerah" konsumen (pasar domestik)
8. pemerintah hrs menyediakan mata pecaharian alternatif pda saar nelayan tdk melaut (antara
3-4 bln dlm setahun) akibat paceljk ikan maupum cuaca yg bruk
9. peningkatan kapasitas dan etos kerja nelayan tentang cara" penangkapan ikan yg efisien ,rmh
lingkungan dan bertanggung jawab (responsible fisheries) dan cara cara menangani ikan dri
kapal hingga ke tempat pendaratan ikan/pelabuhan perikanan yg terbaik (beat handling
practies)
b. Sumber daya mineral dan energi kehidupan
Minyak dan gas
➢ sebagai pemenuhan kebutuhan energy dan bahan baku industri didalamnegara dan
penghasil devisa negarabPertambangan mineral

6
➢ seperti bijih besi, pasir besi, dan timah Garam laut
➢ Sebagai kepentingan konsumsi maupun industri . Sebelum tahun 2000, kebutuhan
garam untuk konsumsi bisa terpenuhi dengan produksi dalam negri.
Sumber daya energi terbarukan
➢ Dikelompokkan menjadi 3 jenis potensi fisik, yaitu energi pasang surut (tidal power),
energi gelombang (wave energy), dan energi panas laut (ocean thermal energy).

c. Transportasi
Di Indonesia, industry transportsi khususnya pelayaran masih kurang baik. Hal ini dikarenakan
sekitar 95% pelayaran diIndonesia dikuasai oleh kapal berbendera asing.
Faktor yang memengaruhi industri pelayaran di Indonesia, yaitu
1. Kurangnya modal dalam mengembangkan armada
2. Dukungan perbankan yang belum ada
3. Lemahnya investasi pada infrastruktur di bidang kelautan
4 Infrastruktur pelabuhan di Indonesia belum mampu melayani kapal berteknologi terkini

d. Parriwisata Bahari
Salah satu sektor pemasukan devisa yang perlu terus ditingkatkan. Pengembangan dari
pariwisata bahari diprediksi dapat menimbulkan efek berganda (multiplier effect), seperti
menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, mendatangkan devisa negara,
dan mendorong konservasi lingkungan serta mendorong negara maritim yang tangguh.

Berikut kawasan kepulauan wisata bahari :


1. Kepulauan Padaido, Biak, Papua. Sangat ideal untuk kegiatan diving dan wisata cruise
2. Kepulauan Bali dan Lombok. Sangat ideal untuk kegiatan menyelam, selancar
3. Balerang, Kepulauan Riau. Ideal untuk kegiatan cruise, yacht dan marina serta selancar
4. Kepulauan Seribu, Jakarta. Ideal untuk selancar, cruise regional, memancing.
Dsb.

e. Industri dan Jasa Kemaritiman


Perkembangan industri galangan kapal Indonesia belum berkembang. Jika dilihat, peranan
industri galangan kapal sangat besar karena memiliki rantai hulu-hilir yang panjang.

7
f. Industri Pengolahan Hasil Perikanan
Selain dipasarkan dalam kondisi segar atau hidup, untuk meningkatkan nilai ekonomis dan
mempertahankan kualitas hasil perikanan maka dilakukan pengolahan terhadap ikan
mentah/segar.
Berdasarkan data dari DKP 2008 dalam Dahuri 2012:40, baru sekitar 3,7% dari total produk
perikanan yang diolah secara modern. Selebihnya diolah secara tradisional

g. Sektor Industri Bioteknologi Perairan


Menurut Dahuri (2012:41), kegiatan industri bioteknologi perairan meliputi :
1. Ekstrasi natural product dari biota dari perairan laut dan perairan tawar
2. Rekayasa genetika (genetic engineering) untuk menghasilkan bibit dan benih unggul
3. Pembersihan lingkungan yang tercemar (polluted environment)

h. Sumber Daya Wilayah Pulau pulau Kecil


Pulau pulau kecil, memiliki banyak sekali potensi pembangunan yang cukup besar, yaitu :
1. Perikanan budidaya
2. Perikanan tangkap
3. Pariwisata bahari
4. Pertanian tanaman pangan
5. Hortikultura
6. Perkebunan
7. Kehutanan
8. Pertambangan dan energi
9. Pusat pengembangan industri manufaktur dan teknologi informasi

i. Sumber Daya Alam Nonkonvensional:


Segala kegiatan pada sektor ini memiliki sifat menunjang kegiatan-kegiatan di sektor ini
meliputi bidang Kelautan seperti jasa pelayanan, kegiatan pendidikan, penelitian
pengembangan pulau-pulau kecil, pemanfaatan benda berharga dasar laut jasa lingkungan,
pertahanan dan keamanan.

8
3. Kendala dan Permasalahan
Pembangunan nasional yang bertujuan mewujudkan Indonesia yang maju dan adil serta
makmur hingga saat ini masih memiliki banyak kendala dan permasalahan. Kendala dan
permasalahan makro struktural,yaitu kebijakan,program,dan hal-hal lain di luar kewenangan
sektor kelautan dan perikanan.
Berikut kendala makro struktural lainnya yang turut mengakibatkan kinerja sektor kelautan dan
perikanan masih jauh dari optimal:
a. Iklim investasi dan keamanan kurang kondusif
b. Lemahnya koordinasi antar lembaga pemerintahan
c. Euforia otonomi daerah
d. Pencemaran dan perusakan fisik ekosistem perairan tawar, pesisir, dan lautan yang
diakibatkan oleh sektor industri manufaktur, pertambangan dan energi, perkotaan, pertanian,
dan lainnya.
e. Penegakan hukum law enforcment) yang lemah dan tebang pilih (diskriminatif)

Berikut uraian kendala dan permasalahan dari beberapa sektor ekonomi kalautan
1. Kendala dan permasalahan perikanan tangkap sabagai berikut
➢ Sebagian besar nelayan Indonesia masih nelayan tradisional dengan
karakteristik sosial budaya yang memang belum kondusif untuk suatu
kemajuan. Tingkat pendidikan masih rendah.
➢ Armada penangkapan ikan yang digunakan masih skala kecil/tradisional
dengan kemampuan IPTEK masih rendah.
➢ Penggunaan teknologi penangkapan ikan yang merusak (destructive
fishing). Seperti bahan peledak, racun sianida, dan penggunaan pukat
harimau.
➢ Efisiensi penggunaan BBM sebagian besar kapal masih rendah.
➢ BBM, alat tangkap, mesin kapal, dan perbekalan serta logistik masih
mahal serta sukar didapatkan oleh para nelayan.
➢ Penanganan pasca panen hasil tangkapan ikan, sejak dari kapal hingga
pendaratan ikan (pelabuhan ikan) masih rendah.
2. Kendala dan permasalahan perikanan budidaya sebagai berikut.
➢ Para pembudidaya belum menerapkan praktik perikanan budidaya yang
baik (Good Aquaculture Practices).
➢ Ketersediaan benih unggul dan pakan berkualitas masih rendah. Sarana
dan prasarana pembenihan kurang mendukung serta manajemen
kesehatan lingkungan untuk menunjang perikanan budidaya yang
efisien dan berkelanjutan kurang memadai.
➢ Kawasan perikanan budidaya sangat rentan terhadap pencemaran yang
berasal dari kegiatan sektor industri pertambangan, energi, pemukiman
dan lainnya.
➢ Masih rendahnya tingkat pendidikan para pembudidaya perikanan.

9
3. Kendala dan permasalahan industri pengolahan hasil perikanan sebagai bberiku.
➢ Kemampuan penanganan dan pengolahan hasil perikanan masih rendah
➢ Belum memadainya prasarana ekonomi dan sarana transportasi serta
komunikasi untuk mendukung distribusi produk perikanan dari
produsen kepada konsumen secara tepat waktu, terutama di luar Pulau
Jawa dan Bali.
➢ Masih lemahnya semangat dan etos kerja (seperti kreativitas, inovasi,
Kerja keras, dan kemampuan mengembangkan pasar di dalam serta luar
negeri).
➢ Masih rendahnya dukungan perbankan dan lembaga keuangan lainnya
terhadap usaha industri pengolahan hasil perikanan.

4. Kendala dan permasalahan industri bioteknologi perairan sebagai berikut.


➢ Teknologi industri bioteknologi perairan belum berkembang, baik
berbasis pada Sumber daya hayati dari ekosistem laut maupun dari
ekosistem perairan tawar.
➢ Masih rendahnya mental para pengusaha di Indonesia yang hanya
mengandalkan barang impor. Padahal barang impor tersebut dapat
dikembangkan di Indonesia sehingga dapat mengangkat daya saing
ekonomi, kemajuan, dan kemakmuran bangsa.
➢ Masih kurangnya insentif ekonomi dan sosial baik dari pemerintah
maupun masyarakat bagi pengusaha industri bioteknologi perairan.

5. Kendala dan permasalahan sumber daya wilayah pulau-pulau kecil sebagai


berikut.
➢ Kurangnya pengetahuan dan kesadaran mengenai nilai strategis dan
ekonomis dari pulau-pulau kecil sebagai sumber daya wilayah.
➢ Belum adanya kesepakatan nasional mengenai konsep dan cara
membangun serta memakmurkan pulau-pulau kecil.
➢ Sangat tertinggalnya pembangunan infrastruktur, sumber daya manusia,
dan eonomi di hampir seluruh pulau-pulau kecil di Indonesia.

6. Kendala dan permasalahan sumber daya alam kelautan nonkonvensional


sebagai berikut.
➢ Kurang mendapat perhatian dari kebanyakan pemimpin dan elit negara
Indonesia, baik di lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, pengusaha,
maupun kalangan masyarakat madani pola pikimya sangat jangka
pendek, instan, dan reaktif. Jarang sekali yang memiliki pemikiran
jangka panjang demi kemakmuran dan kemajuan bangsa. Sehingga, hal-
hal yang manfaat (keuntungan ekonomi)nya baru bisa dirasakan dalam
waktu lama.
➢ Belum berkembangnya pemanfaatan teknologi sumber daya alam
nonkonvensional di Indonesia.

10
Mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia

Untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim, terdapat paradigma atau


model baru dan pendekatan holistik dalam tata kelola laut. Kedua hal tersebut, tentunya
harus diiringi oleh strategi dan kebijakan pembangunan kelautan yang memiliki daya
saing. Meningkatkan produktivitas, serta berkelanjutan.

Pembangunan Orientasi Laut (Ocean Based Development)


Untuk mewujudkan pembangunan orientasi laut tersebut terdapat beberapa faktor
sebagai berikut.
➢ Faktor Ekologis
Salah satu faktor yang dikaji dalam sektor kelautan, yaitu aspek ekologi. Hal ini
dikarenakan 71% permukaan bumi merupakan laut yang dibatasi oleh iklim dan
ekologinya. Apabila di bumi tidak terdapat reservoir untuk mengalir maka bumi
akan cepat mengalami kekeringan. Laut dapat mengatur iklim secara global
sebagai penyerap panas dan menampung CO2.
➢ Pendekatan holistik
Merupakan pendekatan yang mencakup pendekatan hukum. Pendekatan politik,
pendekatan budaya, dan pendekatan kesejahteraan. Berikut penjelasan
selengkapnya mengenai pendekatan-pendekatan tersebut.
1. Pendekatan hukum. Pembangunan kelautan memiliki sifat
kompleks. Untuk mengoptimalkan pengelolaan sumber daya
alam kelautan diperlukan instrumen hukum peraturan hukum ini
sangat dibutuhkan. Hal ini dikarenakan, sebagai dasar pengambil
kebijakan dalam mengeluarkan kebijakan terkait pengelolaan
kelautan sehingga mmiliki payung hukum dalam mengeluarkan
kebijakan terkait sektor ekonomi kemaritiman.
2. Pendekatan politik. Pendekatan ini berkaitan dengan kebijakan
anggaran dan politik luar negeri. Karena dalam mengembangkan
wilayah pesisir dan laut membutuhkan alokasi dana yang besar
dari APBN ataupun APBD. Sedangkan untuk politik luar negeri
berkaitan dengan adanya kepentingan negara-negara lain di
wilayah perairan Indonesia.
3. Pendekatan budaya. Pendekatan ini sangat penting karena
bertujuan untuk menguatkan kembali budaya bahari yang sudah
tergantikan oleh budaya agraris. Beberapa cara yang dapat
membangkitkan wawasan dan budaya bahari, yaitu pendidikan
dan penyadaran masyarakat mengenai kelautan melalui semua
jalur, jenis, dan jenjang pendidikan, melestarikan hukum adat
dan kearifan lokal di bidang kelautan, serta melindungi dan

11
mensosialisasikan peninggalan budaya bawah air melalui
preservasi, restorasi, dan konservasi.
4. Pendekatan kesejahteraan. Pendekatan ini sesuai dengan yang
tercantum dalam dasar negara Pancasila dan konstitusi (UUD
1945). Beberapa indikator kesejahteraan, yaitu tersedianya dan
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan primer pendidikan
kesehatan, dan rasa aman.

➢ Faktor Partisipasi Masyarakat


➢ Di dalam pembangunan kelautan, tidak hanya mengoptimalkan sumber daya
kelautan semata, tetapi pemberdayaan masyarakat di pesisir untuk
meningkatkan perekonomian bangsa. Secara umum, tujuan yang akan dicapai
dalam upaya pemberdayaan masyarakat pesisir, khususnya untuk nelayan dan
petani ikan di kawasan pesisir pulau besar maupun pulau kecil, di antaranya:
1. Tersedia dan terpenuhinya kebutuhan
dasar masyarakat yang terdiri atas
sandang,pangan, papan, kesehatan
dan pendidikan
2. Tersedianya sarana dan prasarana
produksi secara lokal yang
memungkinkan masyarakat dapat
memperolehnya dengan harga murah
dan kualitas yang baik.
3. Meningkatnya peran kelembagaan
masyarakat sebagai wadah aksi
kolektif untuk mencapai tujuan-
tujuan individu.
4. Terciptanya hubungan transportasi
dan komunikasi sebagai basis atau
dasar hubungan ekonomi antar
kawasan pesisir serta antara pesisir
dan pedalaman.
5. Terwujudnya struktur ekonomi
Indonesia yang berbasis pada
kegiatan ekonomi di wilayah pesisir
dan laut sebagai wujud pemanfaatan
dan pendayagunaan sumber daya
alam laut.

Strategi dan Kebijakan


Pemerintah dapat menerapkan dua model kebijakan kemaritiman, yaitu:

12
A. Berbagi kekuatan (power sharing) secara politik dan ekonomi
dengan negara-negara lain untuk mengatasi persoalan kemaritiman
yang bersifat internasional.
B. Berbagi peran dengan lembaga terkait yang meliputi organisasi
supransional, seperti lembaga swadaya masyarakat (LSM),
perguruan tinggi, swasta, dan pergerakan sosial lainnya yang ada
dalam masyarakat.

Penutup

Keseimpulan

Indonesia merupakan negara kepulauan; terdiri dari pulau-pulau dengan dikelilingi oleh
lautan yang luas. Terdiri dari sekitar 17.480 pulau, dengan luas daratan 2,1 juta km2, luas
perairan lautnya mencapai 7,9 juta km2 dan panjang pantainya mencapai 95.181 km. Oleh
karena itu Indonesia seharusnya dan sepantasnya disebut sebagai negara maritim bukan negara
agraris.
Banyaknya kendala yang akan menghadang kemajuan wisata bahari di Indonesia. Sehingga
untuk memajukan wisata bahari di Indonesia perlu langkah-langkah dan strategi yang
diharapkan secara garis besar dapat menciptakan dan mendorong pertumbuhan ekonomi selain
itu sebagai perwujudan untuk melestarikan kekayaan alam sehingga tetap tercapai
keseimbangan antara perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan yang lestari untuk diri kita,
masyarakat, bangsa, dan generasi penerus dimasa mendatang.
Untuk mencapai cita-cita Poros Maritim Dunia tentu tidak akan mudah. Terutama bagi
Indonesia yang sudah berpuluh tahun berorientasi ke darat, komitmen untuk mengelola
kekayaan maritime dan meningkatkan kekuatan Angkatan Laut pasti akan menemui tantangan
dan hambatan yang kebanyakan diantaranya mungkin sekali muncul dari internal Indonesia.
Selama ini Indonesia belum pernah mencoba membangun secara komprehensif dan
berkelanjutan ekonomi maritime. Sehingga Indonesia belum pernah menikmati keuntungan
dari maritime, baik dari segi kemakmuran maupun pengaruh di tingkat internasional. Namun
bagi pihak yang meragu, hendaknya dapat secara bijaksana menengok kesuksesan ekonomi
negara-negara maritime besar.
Bagi Indonesia, pengalaman pasang surut sistem ekonomi asing sejak merkantilisme (VOC),

13
etatisme ala tanam paksa, dan kapitalisme liberalisme, sangat membekas dan meninggalkan
luka-luka dan kerawanan yang sulit dilupakan. Pengalaman pahit getir sistem ekonomi ”asing”
yang semuanya menjajah dan menghisap rakyat Indonesia kita tolak melalui proklamasi
Indonesia merdeka. Aturan-aturan main asing yang hanya menguntungkan pihak asing kita
ganti dengan sistem ekonomi kekeluargaan, ”susunan” bangsa Indonesia sendiri.

Saran
Pada bagian akhir ini, peneliti berharap agar pemerintah lebih memperhatikan dan memperkuat
potensi maritim yang dimiliki Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, bahwa Indonesia adalah
negara maritim, dan dengan luasnya lautan Indonesia, maka sudah sepatutnya negara
memaksimalkan potensi yang ada sehingga kemaritiman sebagai kunci dalam melaksanakan
praktik diplomasi maritim tidak akan setengah-setengah, sehingga Indonesia akan diakui dan
bertambah eksistensinya dengan keaslian dari potensi kelautan dan aset maritimnya

Daftar Isi

Nurhasanah, amalia nia , Sejati lestari sri, Widawati. 2016. Buku siswa geografu
untuk SMA/MA XI Kelompok Ilmu Ilmu Peminatan:Depok

14

Anda mungkin juga menyukai