MAKALAH
LINGKUNGAN MARITIM
OLEH:
Kelompok 2
Ochlyn Vatricia Herso (J1A122282)
Putri Wahyuni (J1A122283)
Putri Mentary (J1A122284)
Qanita Luthfiyah Odesara (J1A122285)
Rahma Indira Sarah (J1A122286)
Rahmat Bahnan (J1A122288)
Resqi Nongri Anesta (J1A122290)
Ririn Ali Rahmin (J1A122291)
Kelas : F
PEMBIMBING :
Lade Albar Kalza, S.K.M., M.P.H.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Lingkungan Maritim ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Dosen mata
kuliah Wawasan Kemaritiman yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak yang ditimbulkan dari sampah,
dan juga bagaimana membuat sampah menjadi barang yang berguna. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia hidup dan berkembang di negeri kepulauan
sepanjang khatulistiwa, suatu pontensi yang sangat strategis yang
melintang di antara dua samudera besar, yaitu Samudera Hindia dan
Samudera Pasifik, dan diantara dua benua yaitu benua Asia dan Benua
Australia. Di samping itu bangsa Indonesia memiliki kekayaan alam yang
beraneka ragam, baik di darat maupun di laut.
Sebagai negara kepulauan, harusnya Indonesia juga disebut sebagai
negara maritim. Namun sayangnya, julukan Indonesia sebagai negara
maritim dipandang belum tepat. Alasan mendasar mengenai hal ini
dikarenakan paradigma pembangunan di Indonesia selama beberapa
dekade ini bias daratan. Akibatnya ketimpangan pembangunan antara
daratan dan lautan begitu terlihat.
Negara maritim adalah negara yang memanfaatkan secara optimal
wilayah lautnya dalam konteks pelayaran secara umum. Contoh negara
negara maritim diantaranya: Inggris, Amerika Serikat, Singapura, Cina,
dan Panama. Negara-negara tersebut dikategorikan sebagai negara
maritim, karena melakukan manajemen pembangunan wilayah perairan
lautnya secara sungguh-sungguh, komprehensif, terencana dan
berkesinambungan.
Berdasarkan latar belakang dan fakta sejarah, bangsa Indonesia
pernah berjaya dalam kemaritiman. Tercatat beberapa kerajaan yang
pernah ada di Indonesia dikenal sebagai penguasa maritim, seperti
Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, Demak, Bone dan lain-lain. Jejak fakta
sejarahnya bahkan ditemui di Madagaskar. Memang sudah seharusnya,
bangsa Indonesia untuk menata dan membangun laut khususnya
kemaritiman menjadi modal pembangunan menuju kemakmuran
bangsa.Namun sepertinya, jalan untuk mewujudkan hal tersebut masih
akan menemui berbagai persoalan. Mulai dari persoalan ego sektoral
dalam upaya penegakan hukum kemaritiman hingga persoalan sarana dan
prasarana yang merupakan pemenuhan infrstruktur yang memadai di
Indonesia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Pada dasarnya batas lingkungan maritim suatu negara adalah artifisial karena
pencemaran yang terjadi disuatu negara akan dirasakan juga oleh negara yang
berbatasan laut. Tumpahan minyak dari kapal tanker akan mencemari pula
perairan negara lain yang berbatasan. Seperti sudah dikenal sebelumnya konsep
tentang pencemaran oleh tindakan manusia dapat dibedakan atas dua macam
yakni :
1. Pollution Pay Principles. Prinsip ini secara tidak langsung memberi hak
kepada pencemar untuk melakukan pencemaran asalkan membayar
kompensasinya. Dalam lingkungan bisnis maritim konsep ini sudah mulai
ditinggalkan, pengenaan denda lebih dianggap sebagai hukuman bukan
sebagai kompensasi
2. Pollution Prevention Pays. Pada konsep ini pencemaran harus dicegah
secara proaktif, untuk itu perlu pengerahan dana untuk mencegah
terjadinya pencemaran. Konsep inilah yang dikembangkan oleh IMO
dalam konvensi-konvensi internasional tentang pencegahan pencemaran
lingkungan maritim seperti keharusan membuat konstruksi Double Hull
dan Segragated Ballast Tank untuk kapal tanker minyak mentah.
Dalam dunia maritim persyaratan mengenai pencegahan pencemaran laut
harus dipenuhi untuk dapat berlayar diperairan internasional atau memasuki
negara lain. Adanya peraturan dari IMO-PBB tentang MARPOL (Marine
Pollution) merupakan gambaran keterkaitan yang tidak dapat ditawar antara
keinginan mempertahankan ekologi dengan kepentingan bisnis.
Dewasa ini masalah lindungan lingkungan tidak semata-mata membicarakan
bagai mana menganggulangi pencemaran, tetapi sudah beralih kepada bagai mana
agar pencemaran tidak terjadi, bersifat proaktif(Pollution Prevention Pays).
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan lindungan lingkungan sudah di
internalisasikan menjadi anggaran operasi. Di Pertamina lindungan lingkungan
merupakan bagian yang tidak terpisah dengan kegiatan operasi perusahaan. Setiap
direktorat memiliki bagian yang bertanggung jawab terhadap Lindungan
Lingkungan (LK3).
B. Ekosistem Laut
1. Definisi ekosistem laut
Ekologi laut merupakan suatu kumpulan integral dari berbagai komponen
abiotik (fisika – kimia) dan komponen biotik (organisme hidup) yang berkaitan
satu sama lain, dan saling berinteraksi membentuk suatu unit fungsional.
Komponen-komponen secara fungsional dipisahkan satu sama lain dalam
ekologi laut yang terbagai atas lima ekosistem. Apabila terjadi suatu perubahan
dalam suatu ekosistem yang terdapat dalam ekologi laut maka akan
menyebabkan perubahan pada ekosistem lainnya. Ekologi laut merupakan ilmu
yang mempelajari tentang Ekosistem air laut. Ekosistem air laut dibedakan atas
lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang, dan padang lamun.
Sebagai salah satu ekosistem di dunia, merupakan suatu dunia sendiri, di
mana ada di dalamnya terdapat proses dan komponen-kompenen kehidupan
yang serupa dengan proses yang terjadi pada ekosistem daratan. Ekosistem air
laut luasnya lebih dari 2/3 permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan
potensinya yang sangat ekosistem bahari yang merupakan ekosistem yang
terdapat di perairan laut, terdiri atas ekosistem besar, ekosistem laut menjadi
perhatian banyak orang. Ekosistem laut disebut juga perairan dalam, em pantai
pasir dangkal/bitarol, dan ekosistem pasang surut
2. Ciri – ciri ekosistem laut
Adapun ciri-ciri dari habitat laut, yaitu:
a. Variasi temperature atau suhu bervariasi;
b. Kadar garam atau salinitas atau tingkat keasinan tinggi;
c. Penetrasi daeri cahaya matahari tinggi;
d. Ekosistem tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca alam sekitar;
e. Aliran atau aus laut terus bergerak karena perbedaan iklim, temperature
dan rotasi bumi;
f. Habitat di laut saling berhubungan atau berkaitan satu sama lain; dan
g. Komunitas air asin terdiri dari produsen, konsumen, zooplankton dan
decomposer.
Ciri-ciri lingkungan ekosistem air laut- Adanya hempasan gelombang air
laut maka di daerah pasang surut yang merupakan perbatasan darat dan laut
terbentuk gundukan pasir, dan jika menuju ke darat terdapat hutan pantai yang
terbagi menjadi beberapa wilayah, yaitu sebagai berikut.:
a. Formasi pescaprae, didominasi tumbuhan Vigna, Spinifex litorus, Ipomoea
pescaprae, Pandanus tectorius.
b. Formasi baringtonia, tumbuhan yang khas, misalkan Hibiscus tilliaceus,
Terminalia catapa, Erythrina sp.
c. Hutan bakau, tumbuhan yang khas adalah Rhizopora (bakau), dan
Acanthus.
A. Kesimpulan
1. Pemahaman maritim merupakan segala aktivitas pelayaran dan
perniagaan, perdagangan yang berhubungan dengan kelautan atau
disebut pelayaran niaga, sehingga dapat disimpulkan bahwa maritim
adalah terminologi kelautan dan maritim berkenaan dengan laut, yang
berhubungan dengan pelayaran, dan perdagangan di laut.
2. Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu
karang, dan padang lamun.
3. Potensi bidang kelautan cukup besar meliputi sektor perikanan,
pelayaran, pariwisata bahari, perkapalan, jasa pelabuhan serta
sumberdaya mineral bawah laut dimana potensi ini dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan ekonomi kelautan akan tetapi diperlukan
keterpaduan kebijakan publik di bidang kelautan.
B. Saran
Keamanan laut merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai
warga negara, kita harus ikut berperan serta dalam menjaga keamanan dan
kedaulatan wilayah NKRI. Namun yang mempunyai tanggung jawab
utama dalam menjaga keamanan dan pertahanan wilayah negara
khususnya bagi NKRI yaitu Tentara Negara Indonesia (TNI), khususnya
untuk wilayah laut yaitu TNI AL, untuk mengarahkan indonesia sebagai
negara kepulauan indonesia untuk menjadi satu negara maritim, bukan
sekedar negara maritim, tapi negara maritim indonesia yang besar, kuat,
dan makmur. Besar sudah jelas, kuat belum, makmur apalagi. Bicara
tentang kuat dan makmur inilah perlu adanya kebijakan yang tepat untuk
membangun negara maritim yang tangguh dalam perspektif politik,
ekonomi, sosial-budaya, pertahanan dan keamanan.
DAFTAR PUSTAKA
http://asfarsyafar.blogspot.com/2013/10/makalah-wawasan-sosial-budaya-
maritim.html
http://siradel.blogspot.com/2011/03/tentara-nasional-indonesia-angkatan.html
http://zeyacute.blogspot.com/2013/07/makalah-ketahanan-nasional.html