Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah guna memenuhi tugas

mata kuliah Wawasan Kemaritiman berjudul “Lingkungan Maritim”. Makalah ini membahas

tentang Lingkungan maritim, Ekosistem dilaut, Ciri Ekosistem dilaut, Pembagian ekosistem

dilaut, penyebab pencemaran dilaut, Cara penanggulangan pencemaran dilaut dan

Pemanfaatan Lingkungan Maritim. Dalam menyelesaikan makalah ini telah dilakukan untuk

mencapai hasil yang maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan pengetahuan,

pengalaman dan kemampuan yang dimiliki, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh

dari sempurna. Penulis berharap tulisan ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi

penulis pribadi dan mahasiswa pada umumnya. Semoga pembahasan yang dikemukakan

dapat menjelaskan setiap materi dengan baik, sehingga dapat diterima dan dimengerti oleh

pembaca. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dibutuhkan untuk memperbaiki

dan meningkatkan tulisan selanjutnya.

                                                                                    Kendari, 21 November 2020

                                                                                                Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 3

1.2 Tujuan ......................................................................................... 4

1.3 Rumusan Masalah ..................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Lingkungan Maritim ................................................................... 6

2.2 Ekosistem di Laut ....................................................................... 7

2.3 Ciri Ekosistem Di Laut................................................................. 8

2.4 Pembagian Ekosistem Laut.......................................................... 10

2.5 Penyebab Pencemaran Laut......................................................... 11

2.6Cara Menanggulangi Pencemaran Laut…………………………..16

2.7 Pemanfaatan Lingkungan Maritim……………………………… 17

BAB III PENUTUP

5.1 Kesimpulan.................................................................................. 22

5.2 Saran............................................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

 Sebagai negara kepulauan dengan 80 % wilayah laut dan 20 % wilayah darat, potensi

ancaman terhadap kedaulatan dan wilayah Indonesia berada di laut. Presentase ancaman ini

menjadi semakin tinggi karena posisi geografi Indonesia berada pada lalu lintas perdagangan

dunia. Setiap hari ratusan bahkan ribuan kapal baik kapal dagang maupun militer melintas di

perairan Indonesia melalui Sea Lanes of Communication (SLOC) serta Sea Lines of Oil

Trade (SLOT). Laut Indonesia memiliki arti yang sangat penting bagi Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI) yaitu, laut sebagai media pemersatu bangsa, laut sebagai media

perhubungan, laut sebagai media sumber daya, laut sebagai media pertahanan dan keamanan,

serta laut sebagai media diplomasi. Konsep pemikiran tersebut sangat diperlukan bangsa

Indonesia agar tidak menjadikan dan menganggap laut sebagai rintangan, kendala atau

hambatan sebagaimana dihembuskan oleh pihak-pihak asing yang tidak menginginkan

kemajuan bagi bangsa dan negara Indonesia.

Indonesia adalah negara kepulauan; istilah benua maritim yang belakangan ini

dipopulerkan, sementara sebenarnya tidak dapat menutupi kenyataan bahwa wilayah

Indonesia sesungguhnya terpisah satu sama lain oleh lautan dan selat yang demikian banyak.

Hasilnya, Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak kelompok etnis lengkap

dengan sistem sosial, budaya, dan bahasanya masing-masing.

Indonesia bagi banyak Indonesianis asing dari dulu sampai sekarang adalah

sebuah ‘mukjizat’ (miracle). Mengapa? Tidak lain karena bagi mereka sulit membayangkan

Indonesia yang begitu luas dan jarak bentangannya sama dengan antara London dan Istanbul,

bisa bertahan dalam satu kesatuan negara-bangsa. Lihat, berapa banyak negara-bangsa yang

ada di kawasan antara London dan Istanbul. Padahal, wilayah tersebut merupakan daratan

3
yang menyatu dengan masyarakat yang relatif homogen, baik secara kultural maupun agama.

Tidak hanya itu,

Dewasa ini kita mengetahui bahwa maritime berhubungan dengan laut. Dimana

segala sesuatunya dibahas tentang hal positif dan negative yang terjadi dalam dunia

maritim. Maritim merujuk kepada kata maritime yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti

navigasi atau maritim.Pemahaman maritim yaitu segala aktifitas pelayaran dan perniagaan

yang berhubungan dengan kelautan atau biasa disebut dengan pelayaran niaga. Berdasarkan

terminologi maritim berarti ruang/wilayah permukaan laut yang terdapat kegiatan seperti

pelayaran, lalu lintas, jasa-jasa kelautan, dan lain sebagainya.

Kemaritiman menjadi sangat penting bagi kelanjutan pertumbuhan dan perkembangan

bangsa Indonesia. Sebagaimana diketahui, dua periga atau 63% wilayah Indonesia adalah

laut, dengan panjang 81.000 Km. Laut merupakan potensisumber daya maritim yang sangat

kaya. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki wilayah laut seluas 5,8

juta km² yang terdiri dari wilayah teritorial sebesar 3,1 juta km² dan wilayah ZEEI 2,7 juta

km², mempunyai 17.480 pulau dan memiliki garis pantai sepanjang 95.181 km. Dengan

potensi yang sedemikian besar, secara otomatis terkandung keanekaragaman sumberdaya

alam laut baik hayati maupun non hayati menjadikan sektor kelautan sebagai penunjang

perekonomian penting bagi Indonesia.

Mengenai pembahasan diatas, memicu pemahaman saya untuk mengangkat masalah

yang berhubungan tentang Ilmu dan Teknologi Maritim

1.2 Tujuan

 Mahasiswa dapat mengetahui pengertian lingkungan maritim

 Mahasiswa dapat mengetahui Ekosistem – ekosistem yang ada di laut.

 Mahasiswa dapat mengetahui Pemanfaatan Lingkungan Maritim di Indonesia.

4
1.3 Rumusan Masalah

 Apa yang dimaksud dengan lingkungan maritime ?

 Apa saja ekosistem – ekosistem yang ada di laut ?

 Apa saja Ciri – ciri Ekosistem di laut?

 Apa yang di maksud Pembagian ekosistem dilaut?

 Apa saja Penyebab pencemaran laut?

 Bagaimana Cara penanggulangan pencemaran di laut?

 Bagaimana upaya-upaya pemanfaatan lingkungan maritim?

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN LINGKUNGAN MARITIM

Pada dasarnya batas lingkungan maritim suatu negara adalah artifisial karena

pencemaran yang terjadi disuatu negara akan dirasakan juga oleh negara yang berbatasan

laut. Tumpahan minyak dari kapal tanker akan mencemari pula perairan negara lain yang

berbatasan. Seperti sudah dikenal sebelumnya konsep tentang pencemaran oleh tindakan

manusia dapat dibedakan atas dua macam yakni :

Pollution Pay Principles. Prinsip ini secara tidak langsung memberi hak kepada

pencemar untuk melakukan pencemaran asalkan membayar kompensasinya. Dalam

lingkungan bisnis maritim konsep ini sudah mulai ditinggalkan, pengenaan denda lebih

dianggap sebagai hukuman bukan sebagai kompensasi.

Pollution Prevention Pays. Pada konsep ini pencemaran harus dicegah secara proaktif, untuk

itu perlu pengerahan dana untuk mencegah terjadinya pencemaran. Konsep inilah yang

dikembangkan oleh IMO dalam konvensi-konvensi internasional tentang pencegahan

pencemaran lingkungan maritim seperti keharusan membuat konstruksi Double Hull dan

Segragated Ballast Tank untuk kapal tanker minyak mentah.

Kalau kita tinjau apa yang dikemukakan oleh Naes (1989) tentang ekofilosofi yang

membedakan dua kelompok pencinta lingkungan hidup. Penganut ekologi dangkal (diarahkan

kepada kepentingan negara barat/maju semata) dan penganut ekologi mendalam, kelompok

ini berpendapat manusia adalah bahagian integral dari alam kehidupan dan makhluk hidup

mempunyai hak yang sama.

6
Dalam menyiasati lingkungan maritim global teori ini memang ada benarnya, negara-

negara maju/barat terlihat lebih banyak berfikir untuk kepentingan regional negara-negaranya

sendiri. Sebagai contoh kecelakaan kapal Torey Canyon di Alaska telah membuat para

pemikir disana untuk mengharuskan semua kapal yang memasuki wilayah Amerika dengan

konstruksi double hull. Begitu juga dengan kasus lainnya negara-negara barat dengan

mudahnya mengambil keputusan untuk membuang limbah nuklirnya ke kawasan Pasifik dan

tidak di Atlantik misalnya. Kalau kita bandingkan kecelakaan tanker yang terjadi diselat

Malaka beberapa waktu yang lalu, suatu lintasan laut terpadat di dunia belum membuat

negara-negara maju/barat untuk berbuat sesuatu untuk melindungi kawasan tersebut.

Contoh-contoh diatas merupakan pembenaran dari teori ekologi dangkal dari Naes.

Dalam dunia maritim persyaratan mengenai pencegahan pencemaran laut harus dipenuhi

untuk dapat berlayar diperairan internasional atau memasuki negara lain. Adanya peraturan

dari IMO-PBB tentang MARPOL (Marine Pollution) merupakan gambaran keterkaitan yang

tidak dapat ditawar antara keinginan mempertahankan ekologi dengan kepentingan bisnis.

Dewasa ini masalah lindungan lingkungan tidak semata-mata membicarakan bagai

mana menganggulangi pencemaran, tetapi sudah beralih kepada bagai mana agar pencemaran

tidak terjadi, bersifat proaktif(Pollution Prevention Pays). Biaya-biaya yang dikeluarkan

untuk keperluan lindungan lingkungan sudah di internalisasikan menjadi anggaran operasi.

Di Pertamina lindungan lingkungan merupakan bagian yang tidak terpisah dengan kegiatan

operasi perusahaan. Setiap direktorat memiliki bagian yang bertanggung jawab terhadap

Lindungan Lingkungan (LK3).

2.2.  Pengertian Ekosistem Laut

Ekosistem laut sebagai salah satu ekosistem di dunia, merupakan suatu dunia sendiri,

di mana ada di dalamnya terdapat proses dan komponen-kompenen kehidupan yang serupa

dengan proses yang terjadi pada ekosistem daratan. Ekosistem air laut luasnya lebih dari 2/3

7
permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan potensinya yang sangat besar, ekosistem laut

menjadi perhatian banyak orang. Ekosistem laut disebut juga ekosistem bahari yang

merupakan ekosistem yang terdapat di perairan laut, terdiri atas ekosistem perairan dalam,

ekosistem pantai pasir dangkal/bitarol, dan ekosistem pasang surut.

Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI-

mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di

daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi.

Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah

permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah

menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan

terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan

berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.

2.3 Macam – Macam Eko Sistem Laut

kosistem air laut memiliki ciri-ciri abiotik sebagai berikut. Memiliki kadar garam (salinitas)

yang tinggi. Tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.

Habitat air laut saling berhubungan antara laut yang satu dengan laut yang lain.

Memiliki variasi perbedaan suhu di bagian permukaan dengan di kedalaman laut. Terdapat

arus laut, yang pergerakannya dapat dipengaruhi oleh arah angin, perbedaan densitas (massa

jenis) air, suhu, tekanan air, gaya gravitasi, dan gaya tektonik batuan bumi.

Berikut ini macam-macam ekosistem air laut.

a. Ekosistem laut dalam

Ekosistem laut dalam terdapat di laut dalam atau palung laut yang gelap karena tidak dapat

ditembus oleh cahaya matahari. Pada ekosistem laut dalam tidak ditemukan produsen.

Organisme yang dominan, yaitu predator dan ikan yang pada penutup kulitnya mengandung

fosfor sehingga dapat bercahaya di tempat yang gelap.

8
b. Ekosistem terumbu karang

Ekosistem terumbu karang terdapat di laut yang dangkal dengan air yang jernih. Organisme

yang hidup di ekosistem ini, antara lain hewan terumbu karang (Coelenterata), hewan spons

(Porifera), Mollusca (kerang, siput), bintang laut, ikan, dan ganggang. Ekosistem terumbu

karang di Indonesia yang cukup terkenal di antaranya Taman Nasional Bawah Laut Bunaken.

c. Ekosistem estuari

Ekosistem estuari terdapat di daerah percampuran air laut dengan air sungai. Salinitas air di

estuari lebih rendah daripada air laut, tetapi lebih tinggi daripada air tawar, yaitu sekitar 5 –

25 ppm. Di daerah estuari dapat ditemukan tipe ekosistem yang khas, yaitu padang lamun

(seagrass) dan hutan mangrove.

d. Ekosistem pantai pasir

Ekosistem pantai pasir terdiri atas hamparan pasir yang selalu terkena deburan ombak air

laut. Di tempat ini angin bertiup kencang dan cahaya matahari bersinar kuat pada siang hari.

Vegetasi atau tumbuhan yang dominan adalah formasi pes-caprae dan formasi barringtonia.

Formasi pes-caprae terdiri atas tanaman berbatang lunak dan berbiji (terna), misalnya

Ipomoea pes-caprae, Vigna marina, danSpinifex littoreus. Formasi barringtonia terdiri atas

perdu dan pohon, misalnya Barringtonia asiatica, Terminalia catappa, Erythrina, Hibiscus

tiliaceus, dan Hernandia. Hewan yang hidup di pantai pasir, misalnya kepiting dan burung.

Pantai pasir antara lain terdapat di Bali, Lombok, Papua, Bengkulu, dan Bantul (Yogyakarta).

e. Ekosistem pantai batu

Sesuai dengan namanya, ekosistem pantai batu memiliki banyak bongkahan batu besar

maupun batu kecil. Organisme dominan di smi, yaitu ganggang cokelat, ganggang merah,

siput, kerang, kepiting, dan burung. Ekosistem ini banyak terdapat di pantai selatan Jawa,

pantai barat Sumatra, Bali, Nusa Tenggara dan Maluku.

9
2.4.  Ciri-Ciri Ekosistem Air Laut

Ciri-ciri lingkungan ekosistem air laut- Adanya hempasan gelombang air laut maka di daerah

pasang surut yang merupakan perbatasan darat dan laut terbentuk gundukan pasir, dan jika

menuju ke darat terdapat hutan pantai yang terbagi menjadi beberapa wilayah, yaitu sebagai

berikut.

1. Formasi pescaprae, didominasi tumbuhan Vigna, Spinifex litorus, Ipomoea pescaprae,

Pandanus tectorius.

2. Formasi baringtonia, tumbuhan yang khas, misalkan Hibiscus tilliaceus, Terminalia

catapa, Erythrina sp.

3. Hutan bakau, tumbuhan yang khas adalah Rhizopora (bakau), dan Acanthus.

Ciri-ciri lingkungan ekosistem air laut adalah sebagai berikut.

1. Salinitas tinggi terutama di daerah tropis, sedangkan di daerah dingin cukup rendah.

2. Ekosistem laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.

3. Arus laut yang selalu berputar timbul karena perbedaan temperatur dan perputaran

bumi.

4. Di daerah tropis, seperti di Indonesia, air permukaan laut mempunyai suhu lebih

tinggi dengan suhu air di bagian bawahnya sehingga air permukaan tidak dapat

bercampur dengan air di lapisan bawah. Batas antara lapisan tersebut dinamakan batas

termoklin.

Organisme yang hidup di daerah ekosistem air laut memiliki karakteristik tertentu, seperti

hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel kira-kira sama dengan

tekanan osmosis air laut maka itu adaptasinya tidak terlalu sulit. Sedangkan, hewan bersel

banyak, misalnya ikan, cara adaptasi yang dilakukan dengan cara melakukan banyak minum,

sedikit mengeluarkan urin, pengeluaran air dilakukan secara osmosis, sedangkan garam

mineral dikeluarkan secara aktif melalui insang.

10
2.5. Pembagian Daerah Ekosistem Air Laut

Pembagian zona laut berdasarkan kedalaman. Laut merupakan wilayah yang sangat luas,

lebih kurang dua pertiga dari permukaan bumi. Wilayah ekosistem laut sangat terbuka

sehingga pengaruh cahaya Matahari sangat besar. Daya tembus cahaya Matahari ke laut

terbatas, sehingga ekosistem laut terbagi menjadi dua daerah, yaitu daerah laut yang masih

dapat ditembus cahaya Matahari, disebut daerah fotik, daerah laut yang gelap gulita, disebut

daerah afotik. Di antara keduanya terdapat daerah remang-remang cahaya yang disebut

daerah disfotik.Berdasarkan jarak dari pantai dan kedalamannya ekosistem laut dibedakan

menjadi zona litoral, neritik, dan oseanik. Secara vertikal kedalaman dibedakan menjadi

epipelagik, mesopelagik, batio pelagik, abisal pelagik, dan hadal pelagik.

Komunitas ekosistem perairan dalam di Indonesia belum banyak diketahui secara pasti. Hal

ini dikarenakan belum dikuasainya perangkat teknologi untuk meneliti hingga mencapai

perairan dalam, tetapi secara umum keanekaragaman komunitas kehidupan yang ada pada

perairan dalam tersebut tidaklah setinggi ekosistem di tempat lain. Komunitas yang ada

hanya konsumen dan pengurai, tidak terdapat produsen karena pada daerah ini cahaya

Matahari tidak dapat tembus. Makanan konsumen berasal dari plankton yang mengendap dan

vektor yang telah mati. Jadi, di dalam laut ini terjadi peristiwa makan dan dimakan. Hewan-

hewan yang hidup di perairan dalam warnanya gelap dan mempunyai mata yang indah yang

peka dan mengeluarkan cahaya. Daur mineralnya terjadi karena gerakan air dalam pantai ke

tengah laut pada lapis atas. Perpindahan air ini digantikan oleh air dari daerah yang terkena

cahaya, sehingga terjadi perpindahan air dari lapis bawah ke atas.

Zona neritik/ekosistem pantai pasir dangkal

11
Zona neritik merupakan daerah sepanjang pantai. Daerah batas pasang surut disebut zona

litoral, sedangkan daerah dengan kedalaman lebih dari 200 meter dari daerah pasang surut

disebut zona sublitoral. Komunitas yang terdapat di daerah ini ialah produsen, plankton,

konsumen dan pengurai.Komunitas ekosistem pantai pasir dangkal terletak di sepanjang

pantai pada saat air pasang. Luas wilayahnya mencakup pesisir terbuka yang tidak

terpengaruh sungai besar atau terletak di antara dinding batu yang terjal/curam. Komunitas di

dalamnya umumnya didominasi oleh berbagai jenis tumbuhan ganggang dan atau

rerumputan.

Jenis ekosistem pantai pasirdangkal ada tiga, yaitu sebagai berikut.

 Ekosistem terumbu karang

 Ekosistem pantai batu

 Ekosistem pantai lumpur

Zona pelagik

Zona pelagik merupakan wilayah ekosistem laut lepas yang kedalamannya tidak dapat

ditembus cahaya Matahari sampai ke dasar, sehingga bagian dasarnya paling gelap.

Akibatnya bagian air dipermukaan tidak dapat bercampur dengan air dibawahnya, karena ada

perbedaan suhu. Batas dari` kedua lapisan air itu disebut daerah Termoklin, daerah ini banyak

ikannya.

Zona Laut Berdasarkan Kedalaman

Berdasarkan kedalamannya, zona laut dibagi menjadi tiga, yaitu zona litoral, zona neritik, dan

zona oseanik.

Zona litoral berbatasan langsung dengan daratan, paling dangkal, dan paling atas dari lautan.

Adapun hewan yang hidup di zona ini adalah bintang laut, bulu babi, cacing laut, kepiting,

dan udang.

12
Zona neritik disebut juga sebagai ekosistem pantai pasir dangkal karena letaknya sekitar 200

meter dari permukaan laut. Di sini, hidup beberapa ekosistem kecil, seperti ekosistem pantai

batu, ekosistem pantai lumpur, dan ekosistem terumbu karang. Selain itu, hidup juga berbagai

jenis ikan, ganggang, dan rerumputan laut.

Zona oseanik sebagai zona terdalam dari ekosistem air laut serta terbagi menjadi zona batial

dengan kedalaman 200-2.000 meter yang dihuni oleh nekton dan zona abisal dengan

kedalaman lebih dari 2.000 meter yang dihuni oleh detrivor, predator, dan pengurai.

Zona Laut Berdasarkan Intensitas Cahaya Matahari

Berdasarkan intensitas cahaya mataharinya, zona laut dibagi menjadi tiga, yaitu zona fotik,

zona twilight, dan zona afotik.

 Zona fotik memiliki kedalaman kurang dari 200 meter sehingga cahaya matahari

mudah masuk.

 Zona twilight memiliki kedalaman 200-2.000 meter sehingga cahaya matahari yang

masuk hanya sedikit.

 Zona afotik memiliki kedalaman lebih dari 2.000 meter sehingga cahaya matahari

tidak dapat masuk.

Zona Laut Berdasarkan Permukaan Secara Vertikal

Berdasarkan permukaan secara vertikal, zona laut dibagi menjadi lima, yaitu epipelagik,

mesopelagik, batiopelagik, abisalpelagik, dan hadalpelagik.

 Epipelagik berada di antara permukaan laut hingga kedalaman 200 meter.

 Mesopelagik berada di kedalaman 200-1.000 meter.

 Batiopelagik berada di kedalaman 200-2.500 meter.

 Abisalpelagik berada di kedalaman 4.000 meter.

 Hadalpelagik berada di kedalaman lebih dari 6.000 meter.

13
Itulah pembagian zona ekosistem air laut berdasarkan kedalamannya, berdasarkan intensitas

cahaya mataharinya, dan berdasarkan permukaan secara vertikalnya.

2.6. Pencemaran Laut

Pencemaran laut merupakan suatu peristiwa masuknya material pencemar seperti partikel

kimia, limbah industri, limbah pertanian dan perumahan, ke dalam laut, yang bisa merusak

lingkungan laut. Material berbahaya tersebut memiliki dampak yang bermacam-macam

dalam perairan\

alah satu penyebab pencemaran laut adalah kapal yang dapat mencemari sungai dan

samudera dalam banyak cara.

Kapal juga membuat polusi suara yang mengganggu kehidupan organisme perairan, dan air

dari balast tank yang bisa mempengaruhi suhu air sehingga menganggu kenyamanan

organisme yang hidup dalam air

Seperti halnya daratan, pencemaran juga bisa terjadi di laut. Lalu, apa sajakah faktor yang

bisa menyebabkan terjadinya pencemaran laut? Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Pembuangan Limbah Industri

Seperti sungai yang beresiko tercemar apabila dijadikan tempat untuk membuang limbah

industri, laut juga demikian. Limbah pabrik yang langsung dialirkan ke laut akan

menyebabkan terjadinya pencemaran pada air laut. Seperti yang kita tahu, limbah suatu

industri mengandung berbagai logam berbahaya seperti merkuri, arsenik, timbal, dan

sebagainya. Lihat pembahasan mengenai sifat-sifat logam.

Zat tersebut tidak bisa diurai dengan baik oleh organisme dekomposer yang hidup di dalam

laut. Hal inilah yang akhirnya menyebabkan pencemaran di laut. Sebagai dampaknya, akan

banyak anggota ekosistem laut yang mati.

14
Kalaupun ada yang bisa bertahan, mereka akan membawa bibit penyakit karena tubuhnya

telah terkontaminasi dengan zat berbahaya. Jika manusia mengkonsumsi ikan yang

mengandung merkuri, hal ini tentu akan menyebabkan gangguan kesehatan pada si

pengkonsumsi.

2. Pertambangan di Lepas Pantai

Pencemaran laut juga bisa terjadi akibat adanya aktivitas pertambangan lepas pantai. Ketika

pertambangan lepas pantai dilakukan, akan ada limbah yang dihasilkan. Karena berada di

tengah laut, satu-satunya tempat pembuangan dari limbah tersebut adalah di laut. Karena

mendapat tumpahan minyak, kondisi air laut akan berubah.

Seperti yang kita tahu, air dan minyak memiliki karakter yang berbeda serta tidak dapat

bercampur. Selain itu, limbah minyak juga mengandung zat berbahaya yang cukup mudah

mematikan ekosistem ikan di laut. Tidak hanya ikan, ekosistem terumbu karang juga bisa

rusak dan musnah ketika limbah pertambangan yang berupa minyak dibuang ke laut.

3. Eutrofikasi

Eutrofikasi merupakan istilah yang merujuk pada suatu kejadian dimana tumbuhan sejenis

alga hidup dan berkembang biak dengan cepat sehingga mendominasi perairan. Karena alga

merupakan tumbuhan yang hidup dan bernapas dari oksigen, terjadi penipisan kadar oksigen

di laut.

4. Tumpukan Sampah

Sampah tidak hanya menciptakan pencemaran di area sungai. Sampah yang terbawa arus

sungai bisa bermuara di laut. Jika setiap hari volume sampah yang mencemari laut

meningkat, kehidupan biota laut akan menjadi terganggu. Penyebab pencemaran laut oleh

sampah tidak hanya dari sejumlah sampah yang terbawa arus sungai melewati muara.

5. Eksploitasi Ikan

15
Eksploitasi ikan merupakan salah satu faktor yang bisa menyebabkan masalah pencemaran

laut. Para nelayan yang melakukan penangkapan ikan secara besar-besaran menggunakan

bahan peledak atau bahan berbahaya lainnya akan membuat regenerasi ikan laut terganggu.

Karena itu, sebaiknya hindari mengeksploitasi ikan dengan cara yang tidak dibenarkan hanya

demi meraup keuntungan. Bagaimanapun, menjaga kelestarian demi keberlangsungan hidup

anggota ekosistem laut adalah yang paling diutamakan.

Setelah mengetahui berbagai hal yang bisa menyebabkan masalah pencemaran laut tersebut,

semua pihak tentu harus memikirkan upaya-upaya yang tepat untuk mencegah dan mengatasi

masalah pencemaran lingkungan yang satu ini. Untuk mencegah tercemarnya air laut, ada

beberapa hal yang layak untuk diterapkan. Pertama, membuang sampah pada tempatnya.

Cara ini seharusnya bisa diterapkan oleh masing-masing individu.

2.7. Cara Menanggulangi Pencemaran Laut

Pencemaran laut adalah perubahan pada lingkungan laut yang terjadi akibat dimasukkannya

oleh manusia secara langsung ataupun tidak langsung bahan-bahan atau energi ke dalam

lingkungan laut (termasuk muara sungai) yang menghasilkan akibat yang demikian buruknya

sehingga merupakan kerugian terhadap kekayaan hayati, bahaya terhadap kesehatan manusia,

gangguan terhadap kegiatan di laut termasuk perikanan dan lain-lain, penggunaan laut yang

wajar, pemburukan dari pada kwalitas air laut dan menurunnya tempat tempat pemukiman

dan rekreasi.

Penanggulangan pencemaran laut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Melakukan proses bioremediasi, diantaranya melepaskan serangga untu menetralisir

pencemaran laut yang disebabkan oleh tumpahan minyak dari ledakan ladang minyak.

16
Fitoremediasi dengan menggunakan tumbuhan yang mampu menyerap logam berat juga

ditempuh. Salah satu tumbuhan yang digunakan tersebut adalah pohon api-api (Avicennia

marina). Pohon Api-api memiliki kemampuan akumulasi logam berat yang tinggi.

Melakukan pembersihan laut secara berkala dengan melibatkan peran serta masyarakat

Usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengurangi tingkat pencemaran laut

diantaranya adalah :

 Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya laut bagi kehidupan.

 Menggalakkan kampanye untuk senantiasa menjaga dan melestarikan laut beserta

isinya.

 Tidak membuang sampah ke sungai yang bermuara ke laut.

 Tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya seperti bom, racun, pukat harimau, dan

lain-lain yang mengakibatkan rusaknya ekosistem laut.

 Tidak menjadikan laut sebagai tempat pembuangan limbah produksi pabrik yang akan

mencemari laut.

Selain tercemar oleh sampah, laut juga dapat tercemar akibat tumpahan minyak bumi.

penanggulangan tumpahan minyak diantaranya in-situ burning , penyisihan secara mekanis,

bioremediasi,penggunaan sorbent, penggunaan bahan kimia dispersan, dan washing oil .

2.8. Pemanfaatan Lingkungan Maritim

Tiga per empat dari keseluruhan wilayah Indonesia adalah lautan. Di dalamnya

terdapat lebih dari 17.500 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km yang merupakan

garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Banyak sekali kekayaan laut yang

dimiliki negara kita.

Laut kita mengandung banyak sumber daya yang beragam baik yang dapat

diperbaharui seperti perikanan, terumbu karang, hutan mangrove, rumput laut, dan plasma

nutfah lainnya atau pun sumber daya yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak dan gas

17
bumi, barang tambang, mineral, serta energi kelautan seperti gelombang, angin, dan OTEC

(Ocean Thermal Energy Conversion) yang sedang giat dikembangkan saat ini.

Terdapat 7,5% (6,4 juta ton/tahun) dari potensi lestari total ikan laut dunia berada di

Indonesia. Kurang lebih 24 juta hektar perairan laut dangkal Indonesia cocok untuk usaha

budi daya laut (marine culture) ikan kerapu, kakap, baronang, kerang mutiara, dan biota laut

lainnya yang bernilai ekonomis tinggi dengan potensi produksi 47 ton/tahun.

Selain itu lahan pesisir (coastal land) yang sesuai untuk usaha budidaya tambak

udang, bandeng, kerapu, kepiting, rajungan, rumput laut, dan biota perairan lainnya

diperkirakan 1,2 juta hektar dengan potensi produksi sebesar 5 juta per tahun. Hampir 70%

produksi minyak dan gas bumi Indonesia berasal dari kawasan pesisir dan laut.

Selain itu, Indonesia juga memiliki keanekaragaman hayati laut pada tingkatan genetik,

spesies, maupun ekosistem tertinggi di dunia. Akan tetapi, saat ini baru 4 juta ton kekayaan

laut Indonesia yang dimanfaatkan. Jika kita telusuri kembali sebenarnya masih banyak

potensi kekayaan laut yang dimiliki Indonesia.

Prakiraan nilai ekonomi potensi dan kekayaan laut Indonesia yang telah dihitung para

pakar dan lembaga terkait dalam setahun mencapai 149,94 miliar dollar AS atau sekitar Rp

14.994 triliun.

Potensi ekonomi kekayaan laut tersebut meliputi perikanan senilai 31,94 miliar dollar

AS, wilayah pesisir lestari 56 miliar dollar AS, bioteknologi laut total 40 miliar dollar AS,

wisata bahari 2 miliar dollar AS, minyak bumi sebesar 6,64 miliar dollar AS dan transportasi

laut sebesar 20 miliar dollar AS.

70 persen permukaan Bumi kita terdiri dari lautan, dan telah sejak lama lautan memberikan

manfaat bagi manusia dan makhluk lain yang hidup di Bumi. Lebih dari itu, lautan ternyata

18
menyimpan segudang manfaat lain yang mungkin belum banyak orang ketahui, dan

tampaknya kita perlu menjaga laut untuk kelangsungan hidup di masa depan.

1. Membantu kita bernapas

Manfaat laut ada dalam organisme yang hidup di dalamnya, salah satunya adalah

fitoplankton. Organisme kecil ini bertanggung jawab atas setidaknya 50 persen oksigen yang

ada di Bumi.

Laiknya tanaman yang tumbuh di darat, fitoplankton juga mengandung klorofil untuk

menangkap sinar matahari guna fotosintesis, dan mengubahnya menjadi energi yang mereka

butuhkan. Mereka juga menghasilkan oksigen dari fotosintesis tersebut.

Selain itu, fitoplankton juga mengonsumsi karbon dioksida. Organisme ini mentransfer

sekitar 10 gigaton karbon dari atmosfer ke lautan di setiap harinya.

2. Laut membantu mengatur iklim

Lautan menyerap panas dalam jumlah besar yang dikeluarkan oleh matahari. Menurut

Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA), selama 50 tahun terakhir, lebih

dari 90 persen pemanasan yang terjadi Bumi berada di lautan.

Pemanasan itu cenderung terjadi di lautan dekat garis khatulistiwa. Arus laut lalu

menyebarkan panas itu ke seluruh dunia, ke utara dan selatan, hingga menuju kutub. Ketika

sebagian air laut menguap, maka air laut akan menjadi lebih padat dan lebih berat karena

kandungan garamnya yang relatif lebih tinggi. Hal ini menyebabkan pemanasan pada bagian

laut yang lebih dalam.

Beberapa arus laut juga bertanggung jawab langsung pada perubahan iklim tertentu. Salah

satu contohnya adalah Arus Teluk (Gulf Stream), yakni arus hangat dan cepat yang berasal

dari Teluk Meksiko lalu melintasi Atlantik dan kemudian menuju Eropa. Jika Arus Teluk

terganggu, bagian barat Eropa, termasuk Inggris, Irlandia, dan Prancis, akan mengalami suhu

udara yang lebih dingin.

19
3. Menjadi sumber makanan

Ikan dari laut telah menjadi menu makanan bagi miliaran orang di seluruh dunia. Ikan telah

menyumbang 16 persen dari semua protein hewani yang dikonsumsi secara global. Selain

ikan, ada juga makanan lain dari laut yang dapat dikonsumsi, misalnya tanaman ganggang

laut dan rumput laut.

4. Menjadi tempat hidup keanekaragaman hayati

Bukan hanya menjadi sumber makanan, lautan juga merupakan rumah bagi banyak

kehidupan. Saking banyaknya hewan yang hidup di sana, sampai saat ini belum diketahui

secara pasti berapa jumlah makhluk hidup yang ada di laut.

Menurut National Library of Medicine dari National Institutes of Health AS, 91 persen

spesies di lautan belum teridentifikasi. Hal ini disebabkan luas samudra yang mencakup 70

persen permukaan Bumi, dengan kedalaman mencapai 11.000 meter. Mereka memperkirakan

jumlah makhluk hidup yang belum ditemukan di laut diperkirakan mencapai jutaan.

5. Sumber mata pencaharian umat manusia

Menurut Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), pada tahun

2030 industri laut diperkirakan akan mempekerjakan lebih dari 40 juta orang di seluruh

dunia. Bagian terbesar dari pekerjaan itu kemungkinan ada di sektor perikanan, dan diikuti

oleh pariwisata.

Pada dasarnya, kesehatan ekonomi industri maritim berkaitan dengan kesehatan laut secara

keseluruhan. Di negara-negara berkembang, ekonomi laut menjadi hal yang sangat penting.

Sebab, sebagian besar masyarakat di negara berkembang menggantungkan dirinya kepada

laut sebagai mata pencaharian mereka.

20
Tantangan seperti perubahan iklim dan kurangnya kesadaran dalam mengelol laut telah

membahayakan sumber daya di dalamnya. Hal itu akan berdampak buruk pada potensi

kegiatan sosial ekonomi yang bergantung pada sumber daya alam di masa mendatang, serta

menghambat penghasilan masyarakat di masa sekarang.

Lautan memiliki peran dalam mengatur curah hujan dan kekeringan, menampung 97 persen

air di planet, dan menyerap CO2, serta membantu menjaga siklus karbon agar tetap

seimbang. Laut telah memberikan makanan hingga pekerjaan bagi miliaran orang di dunia.

Laut juga merupakan lingkungan alam yang indah untuk dinikmati, memberikan kebahagiaan

yang tak ternilai. Hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa menghabiskan waktu di alam

bisa menurunkan tingkat stres seseorang. Itulah beberapa alasan yang menjadikan laut laik

untuk dijaga dan dipertahankan, agar kita tetap bisa merasakan manfaat laut di masa depan

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Indonesia adalah negara kepulauan; istilah benua maritim yang belakangan ini

dipopulerkan, sementara sebenarnya tidak dapat menutupi kenyataan bahwa wilayah

Indonesia sesungguhnya terpisah satu sama lain oleh lautan dan selat yang demikian banyak.

Hasilnya, Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak kelompok etnis lengkap

dengan sistem sosial, budaya, dan bahasanya masing-masing

Lingkungan maritime yaitu lingkungan suatu negara yang artifisial karena

pencemaran yang terjadi disuatu negara akan dirasakan juga oleh negara yang berbatasan

laut. Tumpahan minyak dari kapal tanker akan mencemari pula perairan negara lain yang

berbatasan. Undang-undang yang mengatur tentang lingkungan maritime yaitu

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2010 Tentang Perlindungan

Lingkungan Maritim.

Organisasi yang bergerak di bidang lingkungan kemaritiman yaitu Organisasi Maritim

Internasional (IMO). Organisasi Maritim Internasional dibentuk pada tahun 1982 bermarkas

22
di London, Britania Raya. Sebelum IMO dibentuk, pada tahun 1948 diadakan konferensi

internasional di Jenewa yang menyepakati pembentukan suatu badan konsultasi maritim antar

pemerintahan yang disebut Inter-Govermental Maritime Consultative Organization, IMCO.

Konvensi IMCO (sekarang IMO) diberlakukan pada tahun 1958 dan Organisasi ini bertemu

untuk pertama kalinya pada tahun 1959. Badan-badan PBB lainnya juga dibentuk termasuk

Badan Pangan dan Pertanian (FAO) berkantor pusat di Roma, Kantor Buruh Internasional

(ILO) dan Organisasi Kesehatan Dunia, keduanya bermarkas di Jenewa. Kemudian pada

tahun 1982 IMCO dirubah namanya menjadi IMO.

Kemaritiman menjadi sangat penting bagi kelanjutan pertumbuhan dan perkembangan bangsa

Indonesia. Sebagaimana diketahui, dua periga atau 63% wilayah Indonesia adalah laut,

dengan panjang 81.000 Km. Laut merupakan potensisumber daya maritim yang sangat kaya.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki wilayah laut seluas 5,8 juta

km² yang terdiri dari wilayah teritorial sebesar 3,1 juta km² dan wilayah ZEEI 2,7 juta km²,

mempunyai 17.480 pulau dan memiliki garis pantai sepanjang 95.181 km. Dengan potensi

yang sedemikian besar, secara otomatis terkandung keanekaragaman sumberdaya alam laut

baik hayati maupun non hayati menjadikan sektor kelautan sebagai penunjang perekonomian

penting bagi Indonesia.

3.2 Saran

Lingkungan merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai warga negara , kita harus ikut

berperan serta dalam menjaga lingkungan maritim Pada dasarnya, kesehatan ekonomi

industri maritim berkaitan dengan kesehatan laut secara keseluruhan. Di negara-negara

berkembang, ekonomi laut menjadi hal yang sangat penting. Sebab, sebagian besar

masyarakat di negara berkembang menggantungkan dirinya kepada laut sebagai mata

pencaharian mereka. Sebagai kekayaan alam yang perlu dijaga,dikelola dan dilestarikan

untuk kegiatan ekonomi, sosial, parawisata

23
DAFTAR PUSTAKA

http://asfarsyafar.blogspot.com/2013/10/makalah-wawasan-sosial-budaya-maritim.html

http://siradel.blogspot.com/2011/03/tentara-nasional-indonesia-angkatan.html

http://zeyacute.blogspot.com/2013/07/makalah-ketahanan-nasional.html

Kumparan Sais 2019…5 alasankenapa laut sangat penting

Widyarini 2019……………………..Manfaat ekosistem laut dalam

24

Anda mungkin juga menyukai