Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENTINGNYA PENGELOLAAN KELAUTAN

Disusun Oleh :
Muh. Ikhsan R. Wattimena / 201972087

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puja dan Syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat limpahan Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini, saya akan
membahas mengenai “Pentingnya Pengelolaan Kelautan”.
Saya juga mengucapkan Terima Kasih kepada Bpk. Billy J. Camerling selaku dosen
pengampu mata kuliah Teknologi Kelautan yang telah memberikan tugas ini. Karena selain
menyelesaikan tugas yang diberikan, saya juga mendapatkan pengetahuan baru tentang
betapa pentingnya kelautan itu harus dijaga dan dikelola dengan baik.
Harapan saya semoga makalah ini bisa membantu menambah wawasan, pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
mendasar pada makalah ini, oleh karena itu saran serta kritik yang dapat membangun dari
pembaca sangat saya harapkan guna penyempurnaan penyusunan sehingga dapat lebih baik
pada tugas makalah yang akan diberikan selanjutnya.
Demikian makalah ini saya buat, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Ambon, Agustus 2022

Muh. Ikhsan R.
Wattimena

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

2.1 Pentingnya Pengelolaan Kelautan............................................................................3

2.2 Pengelolaan yang Diharapkan..................................................................................6

2.3 Cara Melakukan Pengelolaan Kelautan..................................................................7

BAB III PENUTUP..................................................................................................................9

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................9

3.2 Saran...........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengetahuan dan pemahaman kita tentang laut harus terus diasah karena laut bukan
hanya berisi kekayaan yang terkandung di dalamnya, tapi laut pula yang menyatukan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menjadi satu bangsa yang berdaulat.
Laut bukan saja merupakan masalah strategis bagi bangsa kepulauan, tapi juga
menawarkan berbagai potensi yang jika dikelola dengan baik dan benar akan memberi
konstribusi yang besar bagi pembangunan bangsa dan negara kita. Oleh karenanya, dapat
dipahami bahwa penetapan sektor kelautan sebagai prioritas pembangunan di bawah
kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, mendorong
munculnya pemikiran-pemikiran serta konsepsi pengembangan sektor kelautan oleh berbagai
kalangan.
Indonesia memiliki luas lautan lebih besar dibandingkan luas daratan. Hal ini menjadi
tantangan tersendiri bagi Indonesia untuk memajukan maritimnya. Luasnya lautan Indonesia
dapat dilihat dari adanya garus pantau di hampir setiap pulau di Indonesia (kurang lebih
81.000 kilometer). Dilansir dari situs Perusahaan Umum Perikanan Indonesia, dengan
memiliki luas lautan menjadikan Indonesia menempati urutan kedua setelah Kanada sebagai
negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Kejutan ini yang merupakan potensi
besar untuk memajukan perekonomian Indonesia di bidang maritim.
Eksplorasi Potensi Sumber Daya Laut Indonesia menjanjikan potensi komersial yang
sangat besar bagi bangsa Indonesia. Namun potensi tersebut akan tak berarti bila kita tidak
menyadari betapa pentingnya keterlibatan teknologi untuk mengeksplorasi potensi serta
sumber daya tersebut. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri
dari 2/3 bagiannya adalah lautan. Lautan di indonesia memiliki panjang garis pantai
mencapai 95.000 km persegi. Ditambah lagi dengan luas hamparan terumbu karang sebesar
24,5 juta Ha.1 Selain dari panjang garis pantai dan luas terumbu karang, negeri Indonesia
juga masih menyimpan potensi kelautan lainnya.
Dinamika dunia kelautan Indonesia menjadi bagian alamiah dari realitas negeri ini
sebagai negara maritim. Kenyataan itulah yang mendorong kesadaran untuk secara terus-
menerus “memperlakukan” laut sebagai sumber potensi kehidupan yang kuat. Berbagai
kebijakan kemudian terimplementasikan sebagai sikap pemerintah dalam mengelola laut,
untuk ditransformasikan menjadi sikap masyarakat.

1
2
Pembangunan sektor kelautan jelas bukan hanya tren yang dikemas sebagai janji
kampanye kepresidenan, namun kita pahami sebagai tuntutan nyata untuk menjawab
kegelisahan yang dirasakan yakni "dengan potensi sumber daya kelautan yang kita punyai,
sudah seharusnya masyarakat dapat meraih kesejahteraan ekonomi dan memperbaiki kualitas
kehidupannya".

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas, maka dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah yang
akan dibahas yaitu :
1. Seberapa pentingnya melakukan pengelolaan kelautan ?
2. Apa saja pengelolaan kelautan yang diharapkan ?
3. Bagaimana cara melakukan pengelolaan kelautan ?

1.3 Tujuan Penulisan


Dari rumusan masalah yang akan dibahas, maka dapat disimpulkan tujuan dari penulisan
makalah ini yaitu :
1. Dapat mengetahui seberapa pentingnya melakukan pengelolaan kelautan.
2. Dapat mengetahui pengelolaan kelautan yang diharapkan.
3. Dapat mengetahui cara melakukan pengelolaan kelautan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Pengelolaan Kelautan


Sumber daya kelautan merupakan segala sesuatu dari laut yang dapat dimanfaatkan
untuk memenuhi kebutuhan manusia, baik berupa sumber daya biotik maupun abiotik. Agar
dapat dirasakan manfaatnya, maka perlu dilakukan upaya pengelolaan sumber daya kelautan.
Oleh karena itu mengapa pengelolaan kelautan merupakan hal yang sangat penting karena
banyaknya potensi yang didapatkan dari laut yaitu:
1. Sumber Daya Ikan
Tak dapat dipungkiri lagi bahwa lautan Indonesia memiliki sumberdaya ikan yang
cukup kaya. Hal ini dapat dibuktikan dari luasnya lautan Indonesia dan tingginya
eksploitasi ikan di Indonesia. Dengan luas 1,9 juta kilometer persegi, Indonesia
merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Tak pelak, laut Nusantara yang
membentang dari barat ke timur sepanjang lebih dari 5000 kilometer, memberikan
kontribusi besar bagi perikanan dunia. United Nations Development Programme
(UNDP) bahkan menyebut perairan Indonesia sebagai habitat bagi 76 persen
terumbu karang dan 37 persen ikan karang dunia.
2. Tumbuhan Laut
Selain kelompok hewan yang hidup di laut terdapat pula kelompok tumbuhan yang
disebut tumbuhan laut yang juga banyak memiliki nilai gizi dan ekonomi. Salah satu
produk produk yang sudah diketahui manfaatnya adalah makro-algae laut yang
dikenal dalam dunia perdagangan dengan sebutan rumput laut. Rumput laut atau
lebih dikenal dengan sebutan seaweed merupakan salah satu sumber daya hayati
yang sangat melimpah di perairan Indonesia yaitu sekitar 8,6% dari total biota di
laut. Luas wilayah yang menjadi habitat rumput laut di Indonesia mencapai 1,2 juta
hektar atau terbesar di dunia. Potensi rumput laut perlu terus digali, mengingat
tingginya keanekaragaman rumput laut di perairan Indonesia.
3. Mineral dan Pertambangan
Laut tidak saja menyediakan bagi manusia sumber makanan dan obat-obatan tetapi
juga menyediakan kandungan mineral dan pertambangan di dasar laut. Indonesia
merupakan pertemuan tiga lempeng tektonik dunia yang menyebabkan timbulnya
gunung berapi yang kaya dengan meneral logam seperti emas, perak, timah, timbal,

4
tembaga, nikel. Dari 60 cekengan minyak dan gas di seluruh wilayah Indonesia, 70
% berada di laut, dan cadangan minyak bumi sebesar 9,1 mineral barel sebagian
besera berada di perairan lepas (off share).5 Ini menunjukkan bahwa betapa
besarnya potensi kelautan, khususnya minyak, gas bumi dan mineral yang berada di
wilayah Indonesia. Menurut data Kementerian (ESDM) Energi dan Sumber Daya
Mineral, menyatakan bahwa potensi energi yang dihasilkan dari arus laut di
Indonesia adalah yang terbesar di dunia. Potensi tersebut di antaranya energi laut
"Ocean Thermal Energy Conversion" (OTEC) yang merupakan terbesar di dunia.6
Potensi OTEC Indonesia merupakan terbesar di dunia, tersebar di 17 lokasi, dari
pantai barat Sumatra, Selatan Jawa, Sulawesi, Maluku Utara, Bali dan Nusa
Tenggara, yang diprediksi memiliki sekitar 41 GW. OTEC adalah merupakan bagian
dari energi baru terbarukan yang bersumber dari perbedaan temperatur air laut yang
mudah ditemukan pada perairan laut tropis. Energi ini akan menghasilkan listrik dan
air murni akibat penguapan air laut. Pemanfaatan OTEC akan berdampak positif
bagi perekonomian masyarakat sekitar di bidang perikanan karena akan memberikan
nutrisi pada biota laut di permukaan laut. Potensi energi panas laut di perairan
Indonesia diprediksi menghasilkan daya sekitar 240.000 MW. Indonesia bagian
timur memiliki nilai T (perbedaan suhu) lebih besar dari Indonesia bagian barat.
4. Lautan mengatur suhu Bumi
Lautan merupakan termostat atau pengatur suhu Bumi. Ketika sinar matahari
memanaskan garis ekuator (khatulistiwa) Bumi, sirkulasi dari bagian bumi lainnya
akan tetap hangat. Contohnya adalah arus teluk (Gulfstream) yang menghangatkan
benua Eropa yang jarang terkena sinar matahari.
5. Membantu mengurangi kadar karbondioksida di atmosfer
Dalam 100 tahun terakhir, kadar karbon dioksia (CO2) yang dihasilkan makhluk
hidup Bumi meningkat drastis. Untuk menyerap pekatnya karbondioksida di
atmosfer, Bumi membutuhkan laut dan pepohonan. Untuk diketahui, tanaman hijau
yang dimiliki Bumi hanya mampu menyerap sepertiga dari keseluruhan CO2.
Sementara sisanya diserahkan pada lautan. Jika lautan rusak, kesehatan seluruh
makhuk hidup Bumi juga akan berdampak.
6. Lautan Sebagai Sumber Air
Air yang kita gunakan sehari-hari merupakan hasil dari siklus yang panjang (siklus
hidrologi). Siklus ini dimulai dengan menguapnya air laut, mengembun di awan, dan
menghasilkan hujan. Air merupakan sumber kehidupan bagi seluruh makhluk hidup
5
di bumi, termasuk tumbuhan yang berada di gurun seperti kaktus sekalipun. Selain
itu, perlu diketahui jika manusia hanya dapat bertahan hidup tanpa air selama kurang
lebih tiga hari. Jika lebih dari itu, manusia akan mati akibat dehidrasi.
7. Lautan Mengurangi Potensi Bencana Alam
Manusia menghasilkan karbon dioksida jauh lebih banyak dibanding yang dapat
diserap oleh tanaman dan lautan. Saat produksi CO2 tak berbanding terbalik dengan
daya serap, maka suhu Bumi meningkat. Fenomena ini kita kenal dengan istilah
pemanasan global. Pemanasan global menyebabkan lapisan permukaan es mencair
dan permukaan laut naik. Ketika suhu Bumi meningkat, ada lebih banyak air yang
menguap, membentuk awan besar, dan angin lebih kencang bertiup. Faktor-faktor
tersebut menyebabkan bencana alam seperti badai dan angin topan.
8. Tranportasi dan Perhubungan
Dalam bidang transportasi, posisi laut Indonesia sangat strategis baik untuk kawasan
regional maupun dunia. Jumlah kepulauan Indonesia adalah terbesar di dunia, karena
memiliki wilayah seluas 7,7 juta Km2, dengan luas lautan 2/3 wilayah Indonesia,
dan garis pantai terpanjang ke empat di dunia sepanjang 95.181 km, serta memiliki
17.480 pulau.8 Dengan demikian, jasa transportasi laut (pelayaran) menjadi sebuah
potensi ekonomi yang besar, baik bagi Indonesia sendiri dengan konektivitas
antarpulau, maupun dengan negara lain.Supaya potensi tersebut nyata, maka salah
satu strategi percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi nasional adalah
dengan mengedepankan penguatan konektivitas antar pulau, terutama pulau-pulau
terluar. Konektivitas ini hanya bisa terwujud apabila transportasi laut di negara
kepulauan terus diperankan secara signifikan. Transportasi laut sangat vital
peranannya sebagai “Jembatan Nusantara” dan tidak tergantikan oleh transportasi
udara dan darat. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan ditinjau dari segi
daya saing, pangsa pasar angkutan laut baik antar pulau maupun antar negara masih
dikuasai oleh armada niaga berbendera asing. Kemampuan daya angkut armada
nasional untuk muatan dalam negeri baru mencapai 54,5 persen dan hanya 4 persen
untuk ekspor, selebihnya masih dikuasai oleh armada asing.Namun, persoalan bagi
Indonesia tidak sekadar bagaimana mengembangkan angkutan laut yang kompetitif,
tetapi juga bagaimana mengembangkan pelabuhan Indonesia agar dapat memenuhi
standar internasional. Inilah yang menjadi salah satu penyebab utama kurang
kompetitifnya ekonomi Indonesia sebab hampir 70 persen dari ekspor barang dan
komoditas Indonesia harus melalui Singapura.
6
9. Wisata Bahari Laut
Indonesia merupakan salah satu primadona dunia. Inilah pesona alam laut Indonesia
yang tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa di dunia. Selain dikenal dengan potensi
komoditas kelautan dan perikanan yang melimpah, laut Indonesia juga kaya dengan
terumbu karang yang cantik serta beragam spesies koral dan ikannya. Tidak heran
jika laut Indonesia juga memiliki potensi dalam daya tarik wisata. Itulah sebabnya
sejumlah laut Indonesia yang cantik banyak menjadi incaran wisata turis lokal
maupun asing. Seperti Taman Laut Bunaken, yakni taman laut yang terletak diujung
utara Sulawesi. Taman Laut Bunaken terkenal dengan rumah bagi sekitar 390
spesies koral dan berbagai jenis ikan dan mamalia, seperti hiu, pari, kuda laut, kura-
kura, ikan duyung, moluska dan lain sebagainya. Kemudian, Taman Laut Banda
yang terletak di Kabupaten Maluku Tengah. Merupakan salah satu taman laut
terindah di dunia yang memiliki 310 jenis karang pembentuk terumbu, 871 spesies
ikan, serta populasi hiu dan kerapu, termasuk beberapa jenis ikan dan kerang purba
yang disuakakan seperti ikan napoleon. Tak hanya itu, dari Sabang sampai Merauke,
laut Indonesia memiliki sejumlah keindahan yang mampu menarik perhatian para
diver dari mancanegara. Mulai dari Taman Laut Rubiah yang terletak di barat laut
Pulau Weh, Aceh, Taman Laut Karimunjawa, Taman Laut Kepulauan Derawan,
Taman Laut Kepulauan Togean, Taman Laut Takabonerate, Taman Laut Selat Pantar,
Taman laut Wakatobi, hingga Taman Laut Raja Ampat, Papua.

2.2 Pengelolaan yang Diharapkan


Berdasarkan pembahasan dan analisis pada pengelolaan sumber daya kelautan saat ini,
dan perkembangan lingkungan strategis yang menyimpulkan berbagai peluang dan kendala,
maka pengelolaan sumber daya kelautan yang diharapkan adalah pemanfaatan potensi laut
secara maksimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Seperti apa yang pernah berulangkali dikatakan oleh Presiden Soekarno agar kita
kembali menjadi bangsa pelaut kembali. Berulang kali pidato Bung Karno berusaha
menyadarkan kita sebagai bangsa untuk memperhatikan sektor kelautan negeri kita ini.
Menyadarkan bahwa pemanfaatan, pengelolaan, dan pemberdayaan sumber daya kelautan
harus dilakukan secara arif dan bijaksana agar bangsa Indonesia mampu berdiri sendiri dan
berani menjawab tantangan.
Di sisi lain, persoalan keamanan, keselamatan, dan penegakan hukum di laut masih
menjadi permasalahan di Indonesia sejak dahulu. Sejak akhir 2013, Indonesia belum mampu

7
menunjukkan eksistensinya dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan di laut secara
efektif dan efisien, karena penyelenggaraan keamanan laut sampai saat ini belum sesuai
dengan yang diharapkan dan belum efisien karena sumber daya untuk mencapai tujuan dinilai
tidak sebanding dengan hasil yang dicapai.
Mengacu pada estimasi yang dibuat oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip
Soetardjo, bahwa pada tahun 2014 nilai potensi laut Indonesia 171 miliar dollar AS dan
produk domestik bruto tahun itu sebesar 888,5 miliar dollar AS, jika pemanfaatan potensinya
bisa tergarap 50 persen atau sekitar 85,5 miliar dollar AS maka kontribusi sektor kelautan
terhadap PDB mencapai 9 persen.
Namun besarnya potensi yang ada di sektor kelautan, ternayata belum diimbangi dengan
kontribusinya terhadap pendapatan negara dari PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak).
Total target PNBP dari tahun 2005-2013 ditetapkan tak pernah lebih dari Rp 300 miliar,
namun realisasinya tidak pernah melebihi Rp 150 miliar. Terjadinya penurunan perahu motor
temple yang beroperasi diduga menjadi penyebab belum tercapainya PNBP perikanan.
Karena itu, sepatutnya Kementerian Kelautan dan Perikanan menata implementasi
kebijakannya untuk mendorong peningkatan PNBP sektor perikanan dan kelautan.

2.3 Cara Melakukan Pengelolaan Kelautan


Bila ditelaah, penurunan kualitas sumber daya alam dan lingkungan disebabkan oleh dua
faktor yaitu disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan ekonomi (economic requirement) dan
gagalnya kebijakan yang diterapkan (policy failure). Peningkatan kebutuhan yang tak terbatas
sering membuat tekanan yang besar terhadap lingkungan dan sumber daya yang ada,
kebutuhan akan ketersediaan kayu memaksa kita untuk menebang hutan secara berlebihan
dan terjadinya illegal logging, kebutuhan transportasi untuk mobilitas dan mendukung laju
perekonomian juga sering menimbulkan dampak terhadap kerusakan lingkungan seperti
pencemaran udara, dan kejadian di laut di mana akibat kebutuhan ekonomi memaksa nelayan
melakukan kegiatan tangkap berlebih (over fishing). Oleh karena itu percepatan
pembangunan ekonomi sudah selayaknya di barengi dengan ketersediaan sumber daya dan
lingkungan yang lestari.
1. Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan merupakan salah satu amanat dari pertemuan bumi
(Earth Summit) yang diselenggarakan tahun 1992 di Rio de Janeiro, Brazil. Dalam
forum global tersebut, pemahaman tentang perlunya pembangunan berkelanjutan
mulai disuarakan dengan memberikan definisi sebagai pembangunan yang bertujuan

8
untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang dengan tanpa mengabaikan
kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya. Pengelolaan
potensi sumber daya laut perlu diarahkan untuk mencapai tujuan pendayagunaan
potensi untuk meningkatkan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi nasional
dan kesejahteraan pelaku pembangunan kelautan khususnya, serta untuk tetap
menjaga kelestarian sumber daya kelautan khususnya sumber daya pulih dan
kelestarian lingkungan.
2. Pengelolaan Berbasis Masyarakat
Pendekatan pembangunan termasuk dalam konteks sumber daya kelautan, sering
kali meniadakan keberadaan organisasi lokal (local organization). Meningkatnya
perhatian terhadap berbagai variabel lokal menyebabkan pendekatan pembangunan
dan pengelolaan beralih dari sentralisasi ke desentralisasi yang salah satu turunannya
adalah konsep otonomi pengelolaan sumber daya kelautan. Dalam konteks ini pula,
kemudian konsep CBM (community based management) dan CM (Co-Management)
muncul sebagai “policy bodies” bagi semangat ”kebijakan dari bawah” (bottom up
policy) yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam. Hal ini diarahkan
sesuai dengan tujuan pengelolaan sumber daya kelautan yang dilakukan untuk
mencapai kesejahteraan bersama sehingga orientasinya adalah pada kebutuhan dan
kepentingan masyarakat sehingga tidak hanya menjadi objek, melainkan subjek
pengelolaan.
3. Pengelolaan Berbasis Teknologi
Salah satu contoh peran masyarakat terdidik yang sudah menjadi konsep matang
dalam menangani isu ini adalah penggunaan teknologi informasi berbasis radio atau
dinamakan Monitoring Control and Surveillance (MCS). Tekhnologi ini diharapkan
memberikan kontribusi dalam pengawasan wilayah laut. Monitoring Control and
Surveillance (MCS) merupakan sistem yang telah dipergunakan di banyak negara.
Di dunia internasional MCS ini dikelola secara bersama-sama sejak tahun 2001.
Organisasi MCS internasional mengkoordinasikan dan menjalin kerjasama diantara
anggotanya untuk saling mencegah, menghalangi dan menghapuskan IUU fishing.
Indonesia sendiri, telah merintis sistem MCS. Namun, masih bersifat parsial dalam
bagian-bagian yang berdiri sendiri-sendiri serta bersifat sektoral.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan Pengelolaan Kelautan adalah
penyelenggaraan kegiatan, penyediaan, pengusahaan, dan pemanfaatan Sumber Daya
Kelautan serta konservasi Laut. Dan cara untuk cara melakukan pengelolaan kelautan adalah
dengan melakukan eksplorasi, eksploitasi dengan menerapkan prinsip pembangunan
berkelanjutan, dan meningkatkan upaya konservasi laut.

3.2 Saran
Kenyataan yang ada adalah minimnya sumberdaya manusia yang konsisten dan
konsekuen dengan penggunaan teknologi ini. Padahal kebutuhan kita sebagai negara maritim
sudah sangat jelas dalam menjaga semua potensi kelautan yang kita miliki. Kembali
melakukan refleksi dan merubah mindset yang ada di masyarakat secepatnya agar kita dapat
dengan secepatnya pula menangani persoalan ini adalah salah satu rekomendasi yang
disampaikan penusli kepada seluruh pihak.

10
DAFTAR PUSTAKA

Puryono, S. (2016). Mengelola Laut Untuk Kesejahteraan Rakyat (A. M. Agus Widyanto,
Nila Ardhianie (ed.)). Penerbit Undip Press Semarang.
http://eprints.undip.ac.id/77817/1/Mengelola_Laut_untuk_Kesejahteraan_Rakyat_2018
.pdf
https://sains.kompas.com/read/2019/09/24/180000623/5-alasan-mengapa-kita-wajib-
menjaga-lautan?page=all#page2
https://kumparan.com/muhammad-fikko/pengelolaan-potensi-sumber-daya-laut-indonesia-
1umeMOamuDr
https://roboguru.ruangguru.com/forum/bagaimana-cara-mengelola-sumber-daya-kelautan-itu-
_FRM-S6PXFQ3K

11

Anda mungkin juga menyukai