Disusun Oleh :
Kelompok 4
2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................5
1.3 TUJUAN PENULISAN...........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................6
2.1 Pengertian Perikanan Berkelanjutan.............................................................................6
2.2 Aspek Pembangunan Perikanan Berkelanjutan.............................................................7
2.3 Tujuan Pembangunan Perikanan Berkelanjutan............................................................9
2.4 Permasalahan yang dihadapi dalam Pembangunan Perikanan Berkelanjutan............11
2.5 Upaya dalam menghadapi Masalah Pembangunan Perikanan Berkelanjutan.............14
BAB III PENUTUP..............................................................................................................16
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................16
3.2 SARAN..................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................17
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, penulis mengharapkan masukan, saran dan usul guna
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas wilayah laut
yang dapat dikelola sebesar 5,8 juta km2 yang memiliki keanekaragaman sumberdaya
kelautan dan perikanan yang sangat besar. Potensi lestari sumber daya ikan atau maximum
sustainable yield (MSY) di perairan laut Indonesia sebesar 6,5 juta ton per tahun, dengan
jumlah tangkapan yang diperbolehkan sebesar 5,2 juta ton/tahun (80% dari MSY).
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas wilayah laut
yang dapat dikelola sebesar 5,8 juta km2 yang memiliki keanekaragaman sumberdaya
kelautan dan perikanan yang sangat besar. Besarnya potensi perikanan tangkap di perairan
umum yang memiliki total luas sekitar 54 juta Ha, yang meliputi danau, waduk, sungai,
rawa, dan genangan air lainnya, diperkirakan mencapai 0,9 juta ton ikan/tahun. Sementara,
untuk perikanan budidaya, potensi yang dimilikinya adalah a) perikanan budidaya air laut
seluas 8,3 juta Ha (yang terdiri dari 20% untuk budidaya ikan, 10% untuk budidaya
kekerangan, 60% untuk budidaya rumput laut, dan 10% untuk lainnya), b) perikanan
budidaya air payau atau tambak seluas 1,3 juta Ha, dan c) perikanan budidaya air tawar
seluas 2,2 juta Ha (yang terdiri dari kolam seluas 526,40 ribu Ha, perairan umum (danau,
Fakta ini dapat memberikan gambaran bahwa potensi perikanan Indonesia sangat
besar, sehingga bila dikelola dengan baik dan bertanggungjawab agar kegiatannya dapat
berkelanjutan, maka dapat menjadi sebagai salah satu sumber modal utama pembangunan
di masa kini dan masa yang akan dating. Potensi perikanan yang sangat besar tersebut dapat
3
memberikan manfaat yang maksimal secara berkelanjutan bagi negara dan masyarakat
(UU RI) Nomor 45 tahun 2009 pasal 6 ayat 1 yang menegaskan bahwa pengelolaan
perikanan ditujukan untuk tercapainya manfaat yang optimal dan berkelanjutan, serta
Perikanan Nomor 31 Tahun 2004, dijelaskan bаhwа pengelolaan sumberdaya ikan аdаlаh
hayati perairan secara optimal dan terus menerus atau berkelanjutan (sustainable).
4
1.2 RUMUSAN MASALAH
2. Aspek apa saja yang terkandung dalam pembangunan perikanan yang berkelanjutan?
5. Upaya apa saja yang dilakukan untuk menghadapi permasalahan yang ada?
Indonesia
5
BAB II
PEMBAHASAN
memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan
datang. Kebutuhan yang dimaksud disini adalah kebutuhan untuk kelangsungan hidup
hayati dan kebutuhan untuk kehidupan manusia. Dengan demikian, pada prinsipnya konsep
fisheries) mulai dijadikan agenda dunia pada tahun 1995 dengan merumuskan konsep
pembangunan perikanan berkelanjutan oleh FAO dengan menyusun dokumen Kode Etik
Perikanan yang Bertanggung Jawab atau Code of Conduct for Responsible Fisheries
Salah satu lembaga yang terkait dengan pelaksanaan perikanan berkelanjutan, yakni
satu cara memproduksi ikan yang dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat berlangsung
terus menerus pada tingkat yang wajar dengan mempertimbangkan kesehatan ekologi,
ekosistem, serta dikelola dan dioperasikan secara adil dan bertanggung jawab, sesuai
6
dengan hukum dan peraturan lokal, nasional dan internasional untuk memenuhi kebutuhan
generasi sekarang dan generasi masa depan. Sementara, salah satu ahli perikanan dunia,
yaitu Hilborn (2005) dari University of Washington, menyatakan bahwa definisi perikanan
hasil produksi dalam jangka panjang, menjaga keseimbangan ekosistem antar generasi, dan
memelihara sistem biologi, sosial, dan ekonomi guna menjaga kesehatan ekosistem
tiga aspek utama, yaitu: ekologi, ekonomi, dan sosial. Tanpa keberlanjutan ekologi,
misalnya penggunaan teknologi yang merusak atau tidak ramah lingkungan, akan
menyebabkan menurunnya sumber daya ikan bahkan juga bisa punah, sehinggaakibatnya
kegiatan ekonomi perikanan akan terhenti dan tentu akan berdampak pula pada kehidupan
ekonomi dan sosial masyarakat yang terlibat kegiatan perikanan. Kemudian, tanpa
keberlanjutan ekonomi, misalnya rendahnya harga ikan yang tidak sesuai dengan biaya
operasional, maka akan menimbulkan eksploitasi besar-besaran untuk dapat menutup biaya
produksi yang dapat merusak kehidupan ekologi perikanan. Begitu pula tanpa
yang harus dipenuhi tetapi belum dapat dipenuhi dengan baik oleh masyarakat
7
perikanan dan mitra kerjanya untuk berlangsungnya model pembangunan
ikan tidak boleh melebihi kemampuan pulih, eksploitasi sumberdaya kelautan harus
dilakukan dengan cara-cara yang ramah lingkungan, dan pembuangan limbah yang
peran serta, transparansi, dan keutuhan budaya sebagai kunci untuk melaksanakan
Menurut Perman et al (1996), setidaknya ada dua alas an utama mengapa pembangunan
ekonomi harus berkelanjutan. Pertama, menyangkut alasan moral. Generasi kini yang
8
menikmati barang dan jasa yang dihasilkan dari sumber daya alam dan lingkungan
memiliki kewajiban moral untuk menyisakan layanan sumber daya alam tersebut untuk
generasi mendatang. Kewajiban moral tersebut mencakup tidak mengekstraksi sumber daya
mendatang untuk menikmati layanan yang sama. Kedua, menyangkut alasan ekologi.
Keanekaragaman hayati, misalnya, memiliki nilai ekologi yang sangat tinggi sehingga
aktivitas ekonomi semestinya tidak diarahkan pada hal yang mengancam fungsi ekologi
tersebut.
perikanan dan ekonomi namun juga pada keberlanjutan komunitas perikanan yang
inovatif dan alternatif untuk mencapai tujuan tersebut. Adapun tujuan Penerapan
ekonomi nasional.
c. Meningkatkan pendapatan.
9
2. Berkembangnya Diversifikasi dan Pangsa Pasar Produk Hasil Kelautan dan
b. Meningkatkan branding produk perikanan dan market share di pasar luar negeri.
tidak lepas dari memadukan tujuan dari tiga unsur utamanya, yakni dimensi ekonomi,
ekologi dan sosial. Pertama, tujuan pembangunan perikanan secara ekonomis dianggap
berkelanjutan, jika sektor perikanan tersebut mampu menghasilkan produk ikan secara
pelakunya, dan memberikan sumbangan devisa serta pajak yang signifikan bagi negara.
basis ketersediaan stok atau sumber daya ikannya dapat dipelihara secara stabil, tidak
terjadi eksploitasi berlebihan, dan tidak terjadi pembuangan limbah melampaui kapasitas
asimilasi lingkungan yang dapat mengakibatkan kondisi tercemar. Dan Ketiga, tujuan
10
distribusi pendapatan dan kesempatan berusaha secara adil; ada kesetaraan gender (gender
Isu strategis dan permasalahan umum yang menjadi kendala utama dalam
usaha perikanan. Masih lemahnya sistem pengelolaan perikanan merupakan isu strategis
dan permasalahan umum yang pokok dalam mewujudkan sektor perikanan berkelanjutan di
Indonesia. Hal ini telah diindikasikan dengan tidak meratanya tingkat pemanfaatan sumber
daya ikan di wilayah Indonesia. Maka dari itu, isu dan permasalahan terbagi menjadi dua
1. Perikanan Tangkap
Banyak perairan laut di kawasan barat dan tengah Indonesia sudah menunjukkan
gejala padat tangkap (overfishing), seperti Selat Malaka, perairan timur Sumatera, Laut
Jawa, dan Selat Bali. Sementara, di perairan laut kawasan timur Indonesia, tingkat
pemanfaatan sumberdaya ikannya belum optimal atau masih underfishing. Akibatnya, pada
nelayannya umumnya menjadi miskin, karena sulit mendapatkan ikan hasil tangkapan.
Selain itu pula, sangat rawan terjadinya konflik antar nelayan di perairan tersebut. Disisi
lain, pada daerah-daerah penangkapan ikan yang tingkat pemanfaatannya belum optimal
atau underfishing, sumber daya ikan yang bernilai tersebut terkesan dibuang begitu saja,
11
dari negara lain. Terdapat tiga isu beserta permasalahan dan dampak potensial yang terjadi
Secara umum petugas pengawas sumber daya kelautan dan perikanan (PSDKP)
belum berfungsi secara optimal. Selain itu di banyak daerah Kelompok Masyarakat
dengan baik. Sarana dan prasarana yang digunakan untuk penegakan hukum di laut sangat
kurang. Para pengawas belum dilengkapi dengan transportasi dan peralatan yang memadai.
Sehingga cenderung tidak dapat berbuat banyak walaupun melihat adanya pelanggaran di
negatif terhadap dua sektor penting yaitu lingkungan dan pendapatan negara. Dengan
adanya kegiatan IUU fishing sumberdaya ikan terkuras tanpa dimanfaatkan dengan baik
sehingga akan mengalami degradasi dan overfishing. Sedangkan dari sektor pendapatan
negara terjadi kehilangan nilai devisa dari sub sektor perikanan tangkap yang cukup besar
kecil dengan ukuran kapal kurang dari 5 GT yang beroperasi di hampir semua pesisir
Indonesia. Hal ini utamanya disebabkan kondisi sosial masyarakat peisisir yang memiliki
berbagai keterbatasan baik dari segi ekonomi maupun SDM. Permasalahan lainnya adalah
belum diterapkannya kebijakan “limited access” secara menyeluruh, sehingga hingga saat
12
ini belum terjadi pembatasan baik armada penangkapan, alat tangkap maupun jumlah dan
jenis tangkapan.
terganggunya ekosistem pantai yang merupakan sumber trophic level, sehingga dalam
jangka waktu tertentu akan menyebabkan kehancuran sumberdaya bahkan kepunahan ikan.
kehancuran lingkungan maka akan berdampak pula terhadap degradasi usaha perikanan
rakyat.
sisi sarana, SDM, maupun dana operasionalnya. Hal ini menjadi salah satu kendala untuk
melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal, apalagi dengan cakupan wilayah
perikanan tangkap yang sangat luas, tentu memerlukan kapasitas kelembagaan pengawasan
perikanan yang kuat. Kemudian, ditambah lagi dengan belum optimalnya koordinasi antar
instansi terkait dalam pengendalian sumber daya ikan, yang menyebabkan banyaknya celah
untuk terjadi pelanggaran di laut, baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya.
oleh oknum-oknum penguasa. Hal ini terjadi, karena Pemerintah belum memberikan
13
2.5 Upaya dalam menghadapi Masalah Pembangunan Perikanan Berkelanjutan
(fisheries management system), baik untuk perikanan tangkap maupun perikanan budidaya.
Pengelolaan perikanan yang lemah, baik secara langsung maupun tidak langsung, tentunya
akan menimbulkan ketidakteraturan dan tidak terkendalinya usaha perikanan nasional, yang
pada akhirnya akan menyebabkan aktivitas perikanan nasional menjadi tidak berkelanjutan.
Dengan demikian, agar perikanan yang berkelanjutan tersebut dapat segera terwujud, maka
tentunya harus diimbangi dengan regulasi dan kebijakan yang tepat dan efektif.
1. Menetapkan Batas wilayah : ada kejelasan batas wilayah yang kriterianya adalah
operasional seperti alat tangkap apa yang boleh dipakai, batas maksimal
3. Kejelasan Hak : seperangkat hak yang bersifat mengelompokkan hak akses orang-
14
5. Pemberian Sanksi : sanksi dibuat berdasarkan kesepakatan bersama dan bertujuan
15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang.
3. Perikanan yang berkelanjutan bukan hanya ditujukan semata pada kelestarian perikanan
dan ekonomi namun juga pada keberlanjutan komunitas perikanan yang ditunjang oleh
keberlanjutan institusi.
4.Masih lemahnya sistem pengelolaan perikanan merupakan isu strategis dan permasalahan
5.Diperlukan pendekatan manajemen yang inovatif dan alternatif untuk mencapai tujuan
tersebut. Oleh karena itu adanya upaya-upaya yang menunjang pembangunan perikanan
stabil.
3.2. SARAN
Dalam menyusun makalah, seharusnya diperlukan koordinasi yang baik antar anggota
kelompok agar tidak membuang waktu dalam mengerjakannya. Setiap anggota kelompok
16
DAFTAR PUSTAKA
Charles, A.T. 2001. Sustainable Fishery System. Blackwell Science Ltd. Oxford. 370 p.
[FAO] Food and Agriculture Organization. 1995. Code of Conduct For Responsible
Fisheries.Rome: FAO-United Nation. 41 p.
[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2014. Laporan Statistik Perikanan Tangkap
Tahun 2012. Jakarta.
17