Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PESP

EKONOMI PERIKANAN BERKELANJUTAN

Disusun Oleh :

Desfita Susanti L1A016004


Annisa Dian L1A016023
Yusril Mubiarto L1A016046
Ghina Anggita L1A016069
Nur Anisa L1A017023

Kelompok 4

Manajemen Sumberdaya Perairan

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


KEMENTERIAN, RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGGERI JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO

2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................5
1.3 TUJUAN PENULISAN...........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................6
2.1 Pengertian Perikanan Berkelanjutan.............................................................................6
2.2 Aspek Pembangunan Perikanan Berkelanjutan.............................................................7
2.3 Tujuan Pembangunan Perikanan Berkelanjutan............................................................9
2.4 Permasalahan yang dihadapi dalam Pembangunan Perikanan Berkelanjutan............11
2.5 Upaya dalam menghadapi Masalah Pembangunan Perikanan Berkelanjutan.............14
BAB III PENUTUP..............................................................................................................16
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................16
3.2 SARAN..................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................17

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas segala

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “Ekonomi Perikanan Berkelanjutan” ini tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan

tuntunan Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam

kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari

kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah

berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai

dengan baik dan oleh karenanya, penulis mengharapkan masukan, saran dan usul guna

penyempurnaan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Purwokerto, 15 Oktober 2018

Penulis

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas wilayah laut

yang dapat dikelola sebesar 5,8 juta km2 yang memiliki keanekaragaman sumberdaya

kelautan dan perikanan yang sangat besar. Potensi lestari sumber daya ikan atau maximum

sustainable yield (MSY) di perairan laut Indonesia sebesar 6,5 juta ton per tahun, dengan

jumlah tangkapan yang diperbolehkan sebesar 5,2 juta ton/tahun (80% dari MSY).

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas wilayah laut

yang dapat dikelola sebesar 5,8 juta km2 yang memiliki keanekaragaman sumberdaya

kelautan dan perikanan yang sangat besar. Besarnya potensi perikanan tangkap di perairan

umum yang memiliki total luas sekitar 54 juta Ha, yang meliputi danau, waduk, sungai,

rawa, dan genangan air lainnya, diperkirakan mencapai 0,9 juta ton ikan/tahun. Sementara,

untuk perikanan budidaya, potensi yang dimilikinya adalah a) perikanan budidaya air laut

seluas 8,3 juta Ha (yang terdiri dari 20% untuk budidaya ikan, 10% untuk budidaya

kekerangan, 60% untuk budidaya rumput laut, dan 10% untuk lainnya), b) perikanan

budidaya air payau atau tambak seluas 1,3 juta Ha, dan c) perikanan budidaya air tawar

seluas 2,2 juta Ha (yang terdiri dari kolam seluas 526,40 ribu Ha, perairan umum (danau,

waduk, sungai dan rawa) seluas 158,2 ribu Ha.

Fakta ini dapat memberikan gambaran bahwa potensi perikanan Indonesia sangat

besar, sehingga bila dikelola dengan baik dan bertanggungjawab agar kegiatannya dapat

berkelanjutan, maka dapat menjadi sebagai salah satu sumber modal utama pembangunan

di masa kini dan masa yang akan dating. Potensi perikanan yang sangat besar tersebut dapat

3
memberikan manfaat yang maksimal secara berkelanjutan bagi negara dan masyarakat

Indonesia, bila dikelola dengan baik dan bertanggungjawab.

Hal tersebut juga telah diamanatkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia

(UU RI) Nomor 45 tahun 2009 pasal 6 ayat 1 yang menegaskan bahwa pengelolaan

perikanan ditujukan untuk tercapainya manfaat yang optimal dan berkelanjutan, serta

terjaminnya kelestarian sumber daya ikan. Dijelaskan juga dalam Undang-Undang

Perikanan Nomor 31 Tahun 2004, dijelaskan bаhwа pengelolaan sumberdaya ikan аdаlаh

ѕеmuа upaya уаng dilakukan bertujuan mencapai kelangsungan produktivitas sumberdaya

hayati perairan secara optimal dan terus menerus atau berkelanjutan (sustainable).

4
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari Perikanan Berkelanjutan?

2. Aspek apa saja yang terkandung dalam pembangunan perikanan yang berkelanjutan?

3. Bagaimana tujuan Penerapan Pembangunan perikanan berkelanjutan di Indonesia?

4. Apa saja permasalahan yang dihadapi ekonomi perikanan berkelanjutan di Indonesia?

5. Upaya apa saja yang dilakukan untuk menghadapi permasalahan yang ada?

1.3 TUJUAN PENULISAN

  Bermula dari latar belakang masalah tersebut, penyusun akan menyampaikan

permasalahan antara lain :

1. Mengetahui pengertian dari Perikanan Berkelanjutan

2. Mengetahui aspek yang terkandung dalam Pembangunan Perikanan Berkelanjutan

3. Mengetahui tujuan Penerapan Pembangunan Perikanan Berkelanjutan

4. Mengetahui Permasalahan yang dihadapi ekonomi perikanan berkelanjutan di

Indonesia

5. Mengetahui upaya dalam menghadapi masalah perikanan berkelanjutan

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perikanan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai pembangunan yang dapat

memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan

datang. Kebutuhan yang dimaksud disini adalah kebutuhan untuk kelangsungan hidup

hayati dan kebutuhan untuk kehidupan manusia. Dengan demikian, pada prinsipnya konsep

pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang mengintegrasikan masalah ekologi,

ekonomi, dan sosial.

Pembangunan berkelanjutan ini tentunya mencakup semua sektor pembangunan,

termasuk didalamnya adalah sektor perikanan. Istilah perikanan berkelanjutan (sustainable

fisheries) mulai dijadikan agenda dunia pada tahun 1995 dengan merumuskan konsep

pembangunan perikanan berkelanjutan oleh FAO dengan menyusun dokumen Kode Etik

Perikanan yang Bertanggung Jawab atau Code of Conduct for Responsible Fisheries

(CCRF). Selanjutnya, dilakukan perumusan definisi terkait dengan perikanan

berkelanjutan, baik oleh lembaga-lembaga yang berkompeten maupun para ahli.

Salah satu lembaga yang terkait dengan pelaksanaan perikanan berkelanjutan, yakni

Marine Stewardship Council (MSC), mendefinisikan perikanan berkelanjutan sebagai salah

satu cara memproduksi ikan yang dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat berlangsung

terus menerus pada tingkat yang wajar dengan mempertimbangkan kesehatan ekologi,

meminimalkan efek samping yang mengganggu keanekaragaman, struktur, dan fungsi

ekosistem, serta dikelola dan dioperasikan secara adil dan bertanggung jawab, sesuai

6
dengan hukum dan peraturan lokal, nasional dan internasional untuk memenuhi kebutuhan

generasi sekarang dan generasi masa depan. Sementara, salah satu ahli perikanan dunia,

yaitu Hilborn (2005) dari University of Washington, menyatakan bahwa definisi perikanan

berkelanjutan adalah aktivitas perikanan yang dapat mempertahankan keberlangsungan

hasil produksi dalam jangka panjang, menjaga keseimbangan ekosistem antar generasi, dan

memelihara sistem biologi, sosial, dan ekonomi guna menjaga kesehatan ekosistem

manusia dan ekosistem laut.

2.2 Aspek Pembangunan Perikanan Berkelanjutan

Pada dasarnya pembangunan berkelanjutan, termasuk bidang perikanan, mencakup

tiga aspek utama, yaitu: ekologi, ekonomi, dan sosial. Tanpa keberlanjutan ekologi,

misalnya penggunaan teknologi yang merusak atau tidak ramah lingkungan, akan

menyebabkan menurunnya sumber daya ikan bahkan juga bisa punah, sehinggaakibatnya

kegiatan ekonomi perikanan akan terhenti dan tentu akan berdampak pula pada kehidupan

ekonomi dan sosial masyarakat yang terlibat kegiatan perikanan. Kemudian, tanpa

keberlanjutan ekonomi, misalnya rendahnya harga ikan yang tidak sesuai dengan biaya

operasional, maka akan menimbulkan eksploitasi besar-besaran untuk dapat menutup biaya

produksi yang dapat merusak kehidupan ekologi perikanan. Begitu pula tanpa

keberlanjutan kehidupan sosial para stakeholder perikanan maka proses pemanfaatan

perikanan dan kegiatan ekonominya akan menimbulkan berbagai konflik sosial di

masyarakat penggunanya. Ketiga Aspek-aspek tersebut dijelaskan sebagai berikut :

1. Aspek ekologi memandang bahwa terjaganya keutuhan ekosistem alami sebagai

syarat mutlak untuk menjamin keberlanjutan perkembangan kehidupan. Persyaratan

yang harus dipenuhi tetapi belum dapat dipenuhi dengan baik oleh masyarakat

7
perikanan dan mitra kerjanya untuk berlangsungnya model pembangunan

berkelanjutan diantaranya adalah keharmonisan ruang, pemanfaatan sumberdaya

ikan tidak boleh melebihi kemampuan pulih, eksploitasi sumberdaya kelautan harus

dilakukan dengan cara-cara yang ramah lingkungan, dan pembuangan limbah yang

tidak melebihi kapasitas asimilasi lingkungan laut.

2. Aspek sosial, memandang pentingnya penekanan demokratisasi, pemberdayaan,

peran serta, transparansi, dan keutuhan budaya sebagai kunci untuk melaksanakan

pembangunan yang berkelanjutan. Proses pemberdayaan, peran serta dan

transparansi saat ini masih menggunakan pola konvensional yang belum

dilaksanakan dengan seutuhnya. Intervensi pemerintah dan keengganan mitra kerja

dalam membangun sistem yang proporsional dan sistematis merupakan penghambat

dalam pembangunan yang berkelanjutan. Keterbukaan dan memberikan ruang bagi

pihak-pihak yang berperan serta sangat diperlukan dalam pembangunan yang

berkelanjutan, sehingga setiap komponen saling mengenali dan berperan aktif.

3. Aspek ekonomi, perlunya memfokuskan perhatian pada upaya peningkatan

kemakmuran semaksimal mungkin dalam batasan ketersediaan modal dan

kemampuan teknologi. Sumberdaya alam merupakan modal yang akan menjadi

langka dan menjadi kendala bagi upaya kemakmuran, sedangkan sumberdaya

manusia dengan kemampuan teknologinya akan menjadi tumpuan harapan untuk

melonggarkan batas dan mengubah kendala yang ada sehingga perkembangan

kemakmuran terus berlanjut.

Menurut Perman et al (1996), setidaknya ada dua alas an utama mengapa pembangunan

ekonomi harus berkelanjutan. Pertama, menyangkut alasan moral. Generasi kini yang

8
menikmati barang dan jasa yang dihasilkan dari sumber daya alam dan lingkungan

memiliki kewajiban moral untuk menyisakan layanan sumber daya alam tersebut untuk

generasi mendatang. Kewajiban moral tersebut mencakup tidak mengekstraksi sumber daya

alam yang merusak lingkungan sehingga menghilangkan kesempatan bagi generasi

mendatang untuk menikmati layanan yang sama. Kedua, menyangkut alasan ekologi.

Keanekaragaman hayati, misalnya, memiliki nilai ekologi yang sangat tinggi sehingga

aktivitas ekonomi semestinya tidak diarahkan pada hal yang mengancam fungsi ekologi

tersebut.

2.3 Tujuan Pembangunan Perikanan Berkelanjutan

Perikanan yang berkelanjutan bukan hanya ditujukan semata pada kelestarian

perikanan dan ekonomi namun juga pada keberlanjutan komunitas perikanan yang

ditunjang oleh keberlanjutan institusi. Disini diperlukan pendekatan manajemen yang

inovatif dan alternatif untuk mencapai tujuan tersebut. Adapun tujuan Penerapan

Pembangunan perikanan berkelanjutan di indonesia adalah :

1. Meningkatkan Produksi dan Produksivitas Usaha Kelautan dan Perikanan.

Pencapaian tujuan ini ditandai dengan:

a. Meningkatkan peran sektor kelautan dan perikanan terhadap pertumbuhan

ekonomi nasional.

b. Meningkatkan kapasitas sentra-sentra produksi kelautan dan perikanan yang

memiliki komoditas unggulan.

c. Meningkatkan pendapatan.

9
2. Berkembangnya Diversifikasi dan Pangsa Pasar Produk Hasil Kelautan dan

Perikanan. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan:

a. Meningkatkan ketersediaan hasil kelautan dan perikanan.

b. Meningkatkan branding produk perikanan dan market share di pasar luar negeri.

c. Meningkatkan mutu dan keamanan produk perikanan sesuai standar

3. Terwujudnya Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan secara

Berkelanjutan. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan:

a. Terwujudnya pengelolaan konservasi kawasan secara berkelanjutan.

b. Meningkatnya nilai ekonomi pulau-pulau kecil.

c. Meningkatnya luas wilayah perairan Indonesia yang diawasi oleh aparatur

pengawas Kementrian Kelautan dan Perikanan.

Dengan demikian, dalam melaksanakan pembangunan perikanan berkelanjutan

tidak lepas dari memadukan tujuan dari tiga unsur utamanya, yakni dimensi ekonomi,

ekologi dan sosial. Pertama, tujuan pembangunan perikanan secara ekonomis dianggap

berkelanjutan, jika sektor perikanan tersebut mampu menghasilkan produk ikan secara

berkesinambungan (on continuing basis), memberikan kesejahteraan finansial bagi para

pelakunya, dan memberikan sumbangan devisa serta pajak yang signifikan bagi negara.

Kedua, tujuan pembangunan perikanan dikatakan secara ekologis berkelanjutan, manakala

basis ketersediaan stok atau sumber daya ikannya dapat dipelihara secara stabil, tidak

terjadi eksploitasi berlebihan, dan tidak terjadi pembuangan limbah melampaui kapasitas

asimilasi lingkungan yang dapat mengakibatkan kondisi tercemar. Dan Ketiga, tujuan

pembangunan perikanan dianggap secara sosial berkelanjutan, apabila kebutuhan dasar

(pangan, sandang, kesehatan, dan pendidikan) seluruh penduduknya terpenuhi; terjadi

10
distribusi pendapatan dan kesempatan berusaha secara adil; ada kesetaraan gender (gender

equity), dan minim atau tidak ada konflik sosial.

2.4 Permasalahan yang dihadapi dalam Pembangunan Perikanan Berkelanjutan

Isu strategis dan permasalahan umum yang menjadi kendala utama dalam

mewujudkan kegiatan perikanan berkelanjutan di Indonesia adalah: 1) pengelolaan

perikanan (fisheries management); 2) penegakan hukum (law enforcement); dan 3) pelaku

usaha perikanan. Masih lemahnya sistem pengelolaan perikanan merupakan isu strategis

dan permasalahan umum yang pokok dalam mewujudkan sektor perikanan berkelanjutan di

Indonesia. Hal ini telah diindikasikan dengan tidak meratanya tingkat pemanfaatan sumber

daya ikan di wilayah Indonesia. Maka dari itu, isu dan permasalahan terbagi menjadi dua

yaitu 1. Perikanan tangkap dan 2. Perikanan Budidaya

1. Perikanan Tangkap

Banyak perairan laut di kawasan barat dan tengah Indonesia sudah menunjukkan

gejala padat tangkap (overfishing), seperti Selat Malaka, perairan timur Sumatera, Laut

Jawa, dan Selat Bali. Sementara, di perairan laut kawasan timur Indonesia, tingkat

pemanfaatan sumberdaya ikannya belum optimal atau masih underfishing. Akibatnya, pada

daerah-daerah penangkapan ikan tertentu yang mengalami over-exploitation, nelayan-

nelayannya umumnya menjadi miskin, karena sulit mendapatkan ikan hasil tangkapan.

Selain itu pula, sangat rawan terjadinya konflik antar nelayan di perairan tersebut. Disisi

lain, pada daerah-daerah penangkapan ikan yang tingkat pemanfaatannya belum optimal

atau underfishing, sumber daya ikan yang bernilai tersebut terkesan dibuang begitu saja,

bahkan di beberapa perairan, yang memanfaatkannya adalah kapal-kapal perikanan illegal

11
dari negara lain. Terdapat tiga isu beserta permasalahan dan dampak potensial yang terjadi

dalam kegiatan pengelolaan perikanan tangkap yang berkelanjutan di Indonesia yaitu :

a. Adanya IUU Fishing

Secara umum petugas pengawas sumber daya kelautan dan perikanan (PSDKP)

belum berfungsi secara optimal. Selain itu di banyak daerah Kelompok Masyarakat

Pengawas (POKMASWAS) belum berfungsi dan belum berkoordinasi dengan PSDKP

dengan baik. Sarana dan prasarana yang digunakan untuk penegakan hukum di laut sangat

kurang. Para pengawas belum dilengkapi dengan transportasi dan peralatan yang memadai.

Sehingga cenderung tidak dapat berbuat banyak walaupun melihat adanya pelanggaran di

laut terutama yang dilakukan oleh asing.

Kegiatan IUU fishing yang terjadi di perairan Indonesia memberikan dampak

negatif terhadap dua sektor penting yaitu lingkungan dan pendapatan negara. Dengan

adanya kegiatan IUU fishing sumberdaya ikan terkuras tanpa dimanfaatkan dengan baik

sehingga akan mengalami degradasi dan overfishing. Sedangkan dari sektor pendapatan

negara terjadi kehilangan nilai devisa dari sub sektor perikanan tangkap yang cukup besar

dan berkurangnya nilai PNBP perikanan tangkap.

b. Padat tangkap di perairan pantai

Sebagian besar kegiatan perikanan tangkap di Indonesia (89%) merupakan skala

kecil dengan ukuran kapal kurang dari 5 GT yang beroperasi di hampir semua pesisir

Indonesia. Hal ini utamanya disebabkan kondisi sosial masyarakat peisisir yang memiliki

berbagai keterbatasan baik dari segi ekonomi maupun SDM. Permasalahan lainnya adalah

belum diterapkannya kebijakan “limited access” secara menyeluruh, sehingga hingga saat

12
ini belum terjadi pembatasan baik armada penangkapan, alat tangkap maupun jumlah dan

jenis tangkapan.

Permasalahan yang terjadi di atas menyebabkan terjadinya dampak negative berupa

terganggunya ekosistem pantai yang merupakan sumber trophic level, sehingga dalam

jangka waktu tertentu akan menyebabkan kehancuran sumberdaya bahkan kepunahan ikan.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa keberlanjutan perikanan akan berhubungan

antara beberapa aspek, jika sumberdaya mengalami kehancuran yang merupakan

kehancuran lingkungan maka akan berdampak pula terhadap degradasi usaha perikanan

rakyat.

c. Lemahnya kapasitas kelembagaan pengawas dan penegakan hukum

Kemampuan kapasitas kelembagaan pengawas perikanan masih terbatas, baik dari

sisi sarana, SDM, maupun dana operasionalnya. Hal ini menjadi salah satu kendala untuk

melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal, apalagi dengan cakupan wilayah

perikanan tangkap yang sangat luas, tentu memerlukan kapasitas kelembagaan pengawasan

perikanan yang kuat. Kemudian, ditambah lagi dengan belum optimalnya koordinasi antar

instansi terkait dalam pengendalian sumber daya ikan, yang menyebabkan banyaknya celah

untuk terjadi pelanggaran di laut, baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya.

Kapasitas kelembagaan penegakan hukum di bidang perikanan tangkap juga belum

kuat, tegas, dan independent (mandiri), karena keputusannya seringkalimasih dipengaruhi

oleh oknum-oknum penguasa. Hal ini terjadi, karena Pemerintah belum memberikan

dukungan penuh kepada lembaga penegakan hukum tersebut, sehingga oknum-oknum

penguasa masih bisa dapat mempengaruhi dalam proses penegakan hukumnya.

13
2.5 Upaya dalam menghadapi Masalah Pembangunan Perikanan Berkelanjutan

Permasalahan paling utama yang menjadi penyebab perikanan di Indonesia belum

berjalan secara berkelanjutan adalah masih lemahnya sistem pengelolaan perikanan

(fisheries management system), baik untuk perikanan tangkap maupun perikanan budidaya.

Pengelolaan perikanan yang lemah, baik secara langsung maupun tidak langsung, tentunya

akan menimbulkan ketidakteraturan dan tidak terkendalinya usaha perikanan nasional, yang

pada akhirnya akan menyebabkan aktivitas perikanan nasional menjadi tidak berkelanjutan.

Dengan demikian, agar perikanan yang berkelanjutan tersebut dapat segera terwujud, maka

tentunya harus diimbangi dengan regulasi dan kebijakan yang tepat dan efektif.

Untuk menuju penerapan pembangunan perikanan berkelanjutan, Indonesia telah

melakukan beberapan upaya agar pengelolaan perikanan dapat dimanfaatkan secara

berkelanjutan antara lain :

1. Menetapkan Batas wilayah : ada kejelasan batas wilayah yang kriterianya adalah

mengandung sumber daya yang bernilai bagi masyarakat.

2. Perketat Peraturan : seperangakat aturan berisikan hal-hal yang diperbolehkan dan

yang dilarang. Peraturan tersebut termasuk didalamnya mengenai peraturan

operasional seperti alat tangkap apa yang boleh dipakai, batas maksimal

pemanfaatan sumberdaya, dsb.

3. Kejelasan Hak : seperangkat hak yang bersifat mengelompokkan hak akses orang-

orang terhadap sumberdaya sehingga mereka tidak bisa seenaknya memanfaatkan

bahkan mengeksploitasi sumberdaya yang ada.

4. Kewenangan pemegang otoritas merupakan lembaga yang dibentuk masyarakat

lokal, bersifat formal maupun informal.

14
5. Pemberian Sanksi : sanksi dibuat berdasarkan kesepakatan bersama dan bertujuan

untuk menghukum para pelanggar hak. Diterapkannya sanksi merupakan indikator

berjalan tidaknya suatu aturan.

6. Pemantauan dan pengawasan: Pengawasan tersebut dapat dilakukan oleh

masyarakat lokal dengan mekanisme pengawasan yang telah disepakati bersama.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai pembangunan yang dapat memenuhi

kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang.

2. Pada dasarnya pembangunan berkelanjutan, termasuk bidang perikanan, mencakup tiga

aspek utama, yaitu: ekologi, ekonomi, dan sosial.

3. Perikanan yang berkelanjutan bukan hanya ditujukan semata pada kelestarian perikanan

dan ekonomi namun juga pada keberlanjutan komunitas perikanan yang ditunjang oleh

keberlanjutan institusi.

4.Masih lemahnya sistem pengelolaan perikanan merupakan isu strategis dan permasalahan

umum yang pokok dalam mewujudkan sektor perikanan berkelanjutan di Indonesia.

5.Diperlukan pendekatan manajemen yang inovatif dan alternatif untuk mencapai tujuan

tersebut. Oleh karena itu adanya upaya-upaya yang menunjang pembangunan perikanan

keberlanjutan harus segera dilaksanakan agar terbentuk perekonomian perikanan yang

stabil.

3.2. SARAN

Dalam menyusun makalah, seharusnya diperlukan koordinasi yang baik antar anggota

kelompok agar tidak membuang waktu dalam mengerjakannya. Setiap anggota kelompok

harus mengerti dan mempelajari isi dari makalah yang dibahas.

16
DAFTAR PUSTAKA

Afriyani, A.Y. 2016 . Indonesia Menuju Pembangunan Perikanan Berkelanjutan.


http://bppp-tegal.com/mainte/indonesia-menuju-pembangunan-perikanan-
berkelanjutan/ (diakses pada 14 Oktober 2018 pukul 20:07)

Charles, A.T. 2001. Sustainable Fishery System. Blackwell Science Ltd. Oxford. 370 p.

[FAO] Food and Agriculture Organization. 1995. Code of Conduct For Responsible
Fisheries.Rome: FAO-United Nation. 41 p.

(diakses pada 11 Oktober 2018 pukul 23:46)

Kajian Strategi Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan. 2014 .Kementerian PPN / Bappenas


Direktorat Kelautan dan Perikanan
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.bappenas.go.id/files/7614/4401/4206/Strategi
_Pengelolaan_Perikanan_Berkelanjutan.pdf&ved=2ahUKEwiqnL3a-
ojeAhUMLo8KHad3AssQFjAAegQIAhAB&usg=AOvVaw2yvvbSb6pthfnMsYc1Te1t (diakses
pada 11 0ktober 2018 pukul 23:39)

[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2014. Laporan Statistik Perikanan Tangkap
Tahun 2012. Jakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai