Anda di halaman 1dari 17

Makalah Sosiologi Perikanan dan Penyuluhan

Peran Penyuluhan Dalam Pengembangan Kawasan


Minapolitan di Daerah Sedati

Disusun Oleh
Bagus Rizki Novianto
140911133 / 2009

Fakultas Perikanan dan Kelautan


Universitas Airlangga
Surabaya

DAFTAR ISI
Page
Halaman Judul... 1
Daftar Isi 2
Kata Pengantar...3
BAB I Pendahuluan... 4

1.1.

La
tar Belakang.

1.2.
juan..
1.3.
musan Masalah...

4
Tu
4
Ru
5

BAB II Tinjauan Pustaka...6


2.1. Pentingnya Penyuluhan.. 6
2.2. Definisi Penyuluhan... 6
2.3. Metode Penyuluhan 7
2.4. Materi Penyuluhan Perikanan.8
2.5. Pengertian Minapolitan.. 9
2.6. Keuntungan Kawasan Minapolitan... 10
BAB III Pengamatan Lapangan.11
3.1. Kondisi Masyarakat Perikanan di Sedati11
BAB IV Pembahasan.12
4.1. Hubungan Antara Sistem Penyuluhan dan Pengembangan Kawasan
Minapolitan....12
4.2. Pengembangan Kawasan Minapolitan di Daerah Sedati12
BAB V Penutup. 16
5.1. Kesimpulan.16
5.2. Saran... 16
Daftar Pustaka... 17
Lampiran18

Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikannya makalah ini. Makalah ini saya buat guna menambah pengetahuan

Page | 2

tentang kagiatan perikanan yang ada di daerah tempat tinggal saya, tepatnya
daerah Sedati yang ada si Kabupaten Sidoarjo. Selain itu makalah ini juga dibuat
guna melengkapi tugas pada mata kulia Sosiologi Perikanan dan Penyuluhan,
dimana saya mendapatkan tema yaitu Intersistem Model Penyuluhan Perikanan.
Oleh karena itu saya memilih judul Peranan Penyuluhan Dalam Pengembangan
Kawasan Minapolitan di Daerah Sedati.
Dalam makalah ini, saya menyajikan tentang penyuluhan yang ada di
daerah Sedati, selain itu juga membahas tentang keberlangsungan penyuluhan
tersebut serta dampak bagi masyarakat perikanan yang ada di daerah tersebut.
Dalam makalah ini juga dibahas peranan penyuluhan untuk mewujudkan kawasan
minapolitan yang merupakan salah satu program untuk memajukan perikanan di
Indonesia.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah
ini, masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
tetap saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini

Sidoarjo, November 2010


Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang

Page | 3

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki wilayah laut


yang sangat luas. Hal ini merupakan potensi sumber daya terpendam yang
sangat besar untuk dikembangkan. Sektor kelautan dan perikanan sangat
dibutuhkan perannya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk
nelayan dan keluarganya.
Sebagian besar kegiatan perikanan di Indonesia tidak memiliki
dasar teori maupun ilmu pengetahuan yang benar tentang dunia
perikanan. Untuk mengajarkan para pembudidaya dan nelayan tentang
dunia perikanan maka dibutuhkan proses penyuluhan yang baik. Dengan
adanya penyuluhan maka masyarakat perikanan dapat mendapatkan
keuntungan yang maksimal dari pekerjaan mereka yang berhubungan
dengan dunia perikanan.
Dalam kegiatan usaha perikanan, terlibat tiga unsur utama yaitu
komoditas perikanan, lingkungan dan manusia sebagai pengelolanya.
Upaya meningkatkan pendapatan rumah tangga nelayan dapat dilakukan
melalui perbaikan pengelolaan proses produksi dan pasca panen
perikanan tangkap maupun budidaya, penerapan teknologi yang tepat,
memperbaiki

keadaan

lingkungan,

serta

sangat

penting

untuk

meningkatkan kemampuan manajemen dan sumber daya manusianya.


1.2. Tujuan
Mengamati kegiatan perikanan yang ada di daerah Sedati serta
mengamati penyuluhan yang sudah dilakukan guna meningkatkan sumber
daya manusia pada bidang perikanan yang dilakukan sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh para nelayan dan petani ikan yang ada di daerah Sedati.
1.3. Rumusan Masalah
Banyaknya masyarakat perikanan yang belum mengetahui tentang
teori budidaya serta teori teori lainnya tentang dunia perikanan. Hal ini
menyebabkan pendapatan masyarakat perikanan tidak maksimal dan pada
akhirnya akan menyebabkan kemiskinan.
Untuk mengatasi masalah ini, harus dilakukan penyuluhan oleh
dinas perikanan maupun pihak lain yang memiliki pengetahuan tentang
perikanan. Penyuluhan tersebut harus dilakukan dengan langsung terjun

Page | 4

ke lapangan dan mempraktekkannya, sehingga masyarakat perikanan


yang menjadi peserta penyuluhan percaya dan mau melakukan segala
sesuatu yang diajarkan dalam penyuluhan tersebut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Tinjauan Pustaka
2.1. Pentingnya Penyuluhan
Suatu masyarakat tidak dapat maju dengan sendirinya tanpa adanya
pembangunan.

Pembangunan

itu

sendiri

akan

berlangsung

bila

masyarakat telah dapat lepas dari problema kehldupan yang dihadapi.


Sebagian besar masyarakat memiliki persoalan kehidupan yang spesifik.
Page | 5

Petani ikan dan nelayan memiliki persoalan kehidupan yang khas,


yang umumnya masih berkutat dengan persoalan peningkatan taraf hidup
dan kesejahteraan. Dengan semakin berkembangnya inovasi dan
teknologi di bidang peri kanan, maka diperlukan sebuah kegiatan untuk
melakukan perubahan-perubahan kepada masyarakat untuk mengatasi isu
yang dihadapi terlebih dahulu.
Guna melaksanakan perubahan tersebut, diperlukan kegiatan
penyuluhan yang merupakan wahana untuk melakukan perubahan.
Penyuluhan sangat diperlukan dalam pengembangan masyarakat tani dan
nelayan agar masyarakat mampu mandiri.
2.2. Definisi Penyuluhan
Penyuluhan berasal dari kata suluh yang berarti obor. Dalam hal ini
tentu dimaksudkan untuk memberikan informasi, wawasan, pengetahuan,
ketrampilan, teknologi, dan lain lain kepaada seseorang atau masyarakat
untuk menjadi tahu atau lebih tahu.
Menurut Claar Et al, mengartikan penyuluhan sebagai jenis
pendidikan pemecahan masalah yang berorientasi pada tindakan yang
mengajarkan sesuatu, mendemonstrasikan, memotivasi, tapi tidak
melakukan pengaturan dan juga tidak melaksanakan program yang
bersifat non-edukatif.
Dalam konteks yang ada di Indonesia, terutama dalam bidang
pertanian, definisi yang diberikan oleh Samsudin mungkin lebih sesuai,
yakni sebagai suatu usaha pendidikan non formal yang dimaksudkan
untuk mengajak orang sadar dan mau melaksanakan ide ide baru,
dengan tanpa adanya pemaksaan. Adapun Sayogo menyebutkan bahwa
penyuluhan adalah suatu proses untuk memberikan penerangan kepada
masyarakat tentang segala sesuatu yang belum diketahuinya dengan jelas
untuk dilaksanakan dalam rangka meningkatkan produksi dan pendapatan
yang ingin dicapai melalui suatu kegiatan. Lebih lanjut menurutnya harus
menggunakan falsafah tiga, yaitu teach, truth dan trust, yakni pendidikan,
kebenarana dan kepercayaan.
Secara terurai Mardikanto menyebutkan bahwa penyuluhan dapat
dipahami sebagai lima proses, yakni sebagai proses penyebaran informasi,
proses penerangan, proses perubahan perilaku, proses pendidikan dan
Page | 6

proses rekayasa sosial. Sehingga dalam penyuluhan perikanan, untuk


menafsirkannya dapat dilihat berdasarkan konteks permasalahan atau
materi yang sedang dibahas.
2.3. Metode Penyuluhan
Terdapat tiga metode penyuluhan yang dapat digunakan dalam
pelaksanaan program penyuluhan yaitu:
a) Pendekatan perorangan, misalnya kegiatan kunjungan perorangan,
konsultasi ke rumah, penggunaann surat atau telpon, dan magang.
b) Pendekatan kelompok, misalnya kursus tani-nelayan, demonstrasi cara
atau hasil, kunjungan kelompak, karyawisata, diskusi kelompok,
ceramah, pertunjukan film, slide, karyawisata, penyebaran brosur,
buletin, folder, liptan, asah terampil, sarasehan, rembug utama atau
madya, temu wicara, temu usaha, temu karya, temu lapang dll.
c) Pendekatan massal seperti pameran, Pekan Nasional (Penas), Pekan
Daerah (Peda), Pertunjukan film atau wayang, drama, penyebaran
pesan melalui Siaran radio, televisi, surat kabar, selebaran atau
majalah, pemasangan poster atau spanduk dan sebagainya.
Metode pendekatan penyuluhan dapat bersifat persuasif, edukatif,
komunikatif, akomodatif dan fasilitatif.

Persuasif
Mampu meyakinkan khalayak yang disuluh, sehingga mereka

merasa tertarik terhadap hal hal yang disampaikan

Edukatif
Penyuluh perikanan harus bersikap dan berperilaku sebagai
pendidik dengan penuh kesabaran dan ketekunan membimbing

masyaarakat
Komunikatif
Penyuluh perikanan

harus

mampu

berkomunikasi

dan

menciptakan iklim serta suasan sedemikian rupa sehingga


tercipta suasana yang akrab, terbuka serta timbal balik.

Akomodatif
Saat diajukannya permasalahan di bidang perikanan oleh
masyarakat,

penyuluh

mengakomodasikan,

perikanan

menampung,

harus
dan

mampu
memberikan

Page | 7

pemecahannya dengan sikap dan bahasa yang mudah dimengerti

dan dipahami oleh khalayak yang disuluh.


Fasilitatif
Penyuluh perikanan harus mampu memanfaatkan jejaring kerja
penyuluhan perikanan untuk menghubungkan antara khalayak
yang disuluh dengan pihak yang lain seperti sumer informasi,
akses pasar dan lain lain.

2.4. Materi Penyuluhan Perikanan


Materi penyuluhan dapat berupa salah satu atau lebih dari enam aspek
yaitu :

Aspek Teknologi
Berupa penerapan IPTEK di bidang perikanan atau bidang
lainnya untuk mengangkat produktivitas secara bertanggung

jawab.

Aspek Manajemen
Penerapan manajemen yang baik dalam rangka efektifitas dan
efisiensi untuk meningkatkan kinerja usaha perikanan.

Aspek Ekonomi
Pemanfaatan sumber daya ekonomi yang meliputi antara lain
penyediaan modal, saran produksi, informasi potensi sumber
daya, informasi prospek dan peluang usaha atau jaringan pasar
yang diperlukan untuk mengembangkan.

Aspek Ekologis
Pemahaman dan kesadaran tentang arti penting kelestarian
sumber daya alam agar usaha atau kegiatannya dapat
berkelanjutan dan menjadi lebih baik pada masa yang akan
datang, serta tidak merugikan masyarakat dan lingkungannya.

Aspek Sosial dan Budaya


Pengembangan kondisi sosial dan kesadaran kultural untuk
meningkatkan kemampuan dalam menyalurkan aspirasi serta
mengembangkan harkat kemanusiaan dan kesejahteraannya,
dengan mempertimbangkan adat positif setempat.

Aspek Hukum
Pemberian informasi tentang peraturan perundang undangan
sehingga

khalayak

yang

disuluh

menyadari

hak

dan

Page | 8

kewajibannya sebagai warga negara khususnya yang terkait


dengan bidang perikanan
2.5. Pengertian Minapolitan
Minapolitan adalah strategi pembangunan perikanan berbasis
kawasan. Program ini adalah program untuk memajukan perikanan
yang ada di Indonesia. Dengan adanya program ini diharapkan agar
sistem perikanan di Indonesia dapat maju pesat yang nantinya
diharapkan menjadi produsen ikan terbesar di dunia.
Kegiatannya mulai dari fasilitasi, pendampingan, pemberdayaan
masyarakat, teknologi, pembiayaan, serta pemasaran produk
perikanan dan kelautan
2.6. Keuntungan Kawasan Minapolitan
Kawasan minapolitan merupakan program dari pemerintah.
Tentunya, pembentukan kawasan ini memiliki manfaat dan
keuntungan bagi dunia perikanan yaitu dengan adanya kawasan
minapolitan maka:
Akan terbentuk keterkaitan kemakmuran antara wilayah
sinergis dan saling memperkuat sehingga nilai tambah yang
diperoleh akan terbagi secara adil dan proporsional

berdasarkan atas potensi sumber dayanya.


Akan terciptanya pembangunan yang berimbang secara
spatial secara makro akan menjadi prasyarat bagi
tumbuhnya perekonomian nasional yang lebih efisien,

berkeadilan dan berkelanjutan.


Akan terciptanya pertumbuhan yang seoptimal mungkin
dari potensi yang dimiliki oleh suatu wilayah sesuai dengan
kapasitasnya.

Page | 9

BAB III
PENGAMATAN LAPANGAN
3. Pengamatan Lapangan
3.1. Kondisi Masyarakat Perikanan Sedati
Masyarakat perikanan yang ada di Sedati melakukan berbagai
macam kegiatan perikanan seperti membudidayakan ikan, memngelola
usaha kolam pancing, melakukan penangkapan ikan, serta melakukan
kegiatan jual beli di tempat pelelangan ikan yang ada di Sedati. Tetapi
saat ditanya tentang cara budidaya ikan, mereka hanya menjawab
sekedarnya dan terkadang mereka tidak mengetahui tujuan dari cara
budidaya mereka itu.
Mereka tidak mengetahui dengan baik tentang cara budidaya.
Selain itu, mereka tidak mengetahui teori yang diterapkan dalam budidaya
tersebut. Dengan demikian, permasalahan yang dihadapi nelayan di Sedati
adalah:

Keterbatasan

dalam

pengetahuan

tentang

budidaya

perikanan
Belum adanya teknologi yang memadai dalam teknik

penangkapan ikan
Proses budidaya

belum

maksimal

karena

hanya

berdasarkan pada kebiasaan

Page | 10

BAB IV
PEMBAHASAN
4. Pembahasan
4.1. Hubungan antara Sistem Penyuluhan dan Pengembangan Kawasan
Minapolitan
Departemen Kelautan dan Perikanan memiliki beberapa tujuan
dalam rangka mengembangkan perikanan dan kelautan yang ada di
Indonesia

dan

salah

satu

tujuan

tersebut

adalah

dengan

pengembangan minapolitan. Pengembangan minapolitan ini juga


dilakukan melalui enam pendekatan yang salah satunya adalah
penyuluhan.
Penyuluhan merupakan salah satu syarat mutlak dalam kesuksesan
pengembangan kawasan minapolitan, karena melalui sistem
penyuluhan akan didapatkan :
Penguatan Kelembagaan
Pengembangan Jumlah Penyuluh
Berperan Sebagai Fasilisator
Berperan Sebagai Pendamping Penerapan Teknologi :
Penangkapan ikan
Budidaya ikan
Pengolahan hasil perikanan.
4.2. Pengembangan Kawasan Minapolitan di Daerah Sedati
4.2.1.
Melalui Sistem Penyuluhan
Daerah Sedati merupakan salah satu daerah yang akan
dijadikan kawasan Minapolitan. Oleh karena itu, dilakukan
berbagai

macam

penyuluhan

yang

ditujukan

untuk

mewujudkan suatu kawasan Minapolitan tersebut. Untuk

Page | 11

mewujudkannya,

maka

dilakukan

berbagai

macam

penyuluhan yang menyangkut peningkatan SDM dan


peningkatan mutu hasil perikanan tersebut.
Sistem penyuluhan yang dilakukan di daerah Sedati ini
dilaksanakan setiap minggu. Sistem penyuluhan tersebut
membahas

tentang

apa

yang

dibutuhkan

masyarakat

perikanan pada saat tersebut, jadi dengan kata lain


masyarakatlah yang menentukan topik apa yang akan dibahas
dalam penyuluhan tersebut. Sistem ini disebut dengan istilah
bottom up, ketika penyuluh tidak dapat memecahkan masalah
yang diajukan oleh masyarakat perikanan, maka penyuluh
tersebut akan bertanya pada instansi diatasnya hingga
permasalahan tersebut terpecahkan dan disampaikan kembali
pada masyarakat perikanan tersebut.
Penyampaian materi penyuluhan dilakukan dengan dua cara

yaitu :
Penyampaian materi dan praktek secara langsung
Biasanya hal ini dilakukan pada penyuluhan tentang

pengolahan dan budidaya.


Hanya penyampaian materi
Biasanya dilakukan pada penyuluhan tentang penangkapan
ikan, karena teknologi penangkapannya tidak berubah.
Masyarakat perikanan di Sedati pada umumnya
melakukan sistem budidaya polikultur. Budidaya polikultur
yang dilakukan adalah budidaya ikan bendeng dan juga
udang. Selain kedua budidaya ini, saat ini juga telah
dikembangkan budidaya rumput laut yang dilakukan oleh
masyarakat yang ada di daerah pesisir. Dengan sistem
budidaya yang seperti ini Departemen Kelautan dan
Perikanan telah melaksanakan beberapa aspek penyuluhan

yaitu :
1) Aspek Teknologi
Di bidang budidaya, para pembudidaya telah diberi penyuluhan
tentang bagaimana cara menebar benih, mengatasi hama dan
penyakit, melakukan pembesaran, melakukan penetasan,

Page | 12

melakukan panen dan penanganan setelah panen. Penyuluhan


ini ditujukan pada pembudidaya yang kebanyakan adalah kaum

laki laki.
Di bidang pengolahan, diberi penyuluhan tentang cara
mengolah hasil perikanan menjadi sesuatu yang baru yang
memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Penyuluhan ini lebih
ditujukan pada kaum wanita yang terbiasa mengolah bahan

mentah menjadi bahan yang siap saji.


Di bidang penangkapan, pemberian penyuluhan dilakukan
dengan cara memberi teknik penangkapan yang baik agar
mendapatkan hasil tangkapan yang maksimal. Selain itu, para
nelayan yang melakukan penangkapan bisanya dihimbau untuk
membawa es batu yang cukup banyak untuk menjaga kualitas
kesegaran dari hasil tangkapannya tersebut. Hal ini biasa

disebut sebagai rantai dingin.


2) Aspek Ekonomi
Dalam aspek ekonomi, para pembudidaya diberi bantuan dari
Departemen Kelautan dan Perikanan berupa bantuan dana dan
benih.
3) Aspek Sosial dan Budaya
Dalam aspek ini masyarakat perikanan diajarkan tentang
dinamika sosial yang ada dalam masyarakat. Hal ini
mengajarkan

bagaimana

masyarakat

perikanan

dapat

bersosialisasi dengan masyarakat yang lain sehingga dapat


melakukan kerja sama dalam kegiatan perikanan
4.2.2.

Melalui Bantuan Ekonomi


Selain dengan menggunakan penyuluhan program ini juga
memberikan beberapa bantuan kepada para pembudidaya yang
berupa :
Memberi bantuan dana yang berupa paket wirausaha bagi

pembudidaya polikultur.
Pemberian benih bandeng, udang, dan rumput laut beserta
biaya pengolahannya. Benih yang diberikan memiliki
jumlah yang berbeda beda.

Page | 13

o Pada benih bandeng diberikan sebanyak 1 Rean


( 5000 ekor ),
o Benih udang diberikan sebanyak 2 Rean ( 10000
ekor ).
o Benih rumput laun diberikan sebanyak 1 ton.

BAB V
PENUTUP
5. Penutup
Page | 14

5.1. Kesimpulan
Dari data yang telah diperolah, maka dapat disimpulkan bahwa
masyarakat perikanan di daerah Sedati telah mendapatkan banyak
penyuluhan tentang teknik budidaya, teknik pengolahan, serta teknik
penangkapan.
Seluruh

teknik

yang

diajarkan

tersebut

bertujuan

untuk

meningkatkan kualitas SDM masyarakat perikanan, karena nantinya


kawasan Sedati akan dijadikan kawasan Minapolitan. Kawasan ini
merupakan kawasan yang menguasai tentang perikanan yang memiliki
visi agar negara Indonesia menjadi produsen ikan terbesar di dunia.
Penyuluhan merupakan salah satu faktor penting yang sangat
berpengaruh pada pengembangan kawasan minapolitan, karena dengan
adanya penyuluhan maka akan memudahkan mesyarakat perikanan untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan yang benar tentang dunia perikanan yang
kemudian akan memberi efek pada peningkatan kualitas SDM.
5.2. Saran
Meskipun telah dilakukan penyuluhan, tetapi masyarakan
perikanan di daerah Sedati belum sepenuhnya mengerti tentang teknik
budidaya, penangkapan dan pengolahan yang benar. Oleh karena itu,
diharapkan agar kegiatan penyuluhan lebih sering dilakukan dan lebih
mendekat kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat lebih mudah
menerima ilmu yang diajarkan pada mereka.

DAFTAR PUSTAKA
Aminah S. (2003). Perencanaan Program Penyuluhan Perikanan di Desa
Anturan, Buleleng, Bali, IPB. Bandung
Samsudin S. (1977). Dasar Dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian,
Bina Cipta, Bandung.

Page | 15

Sayogo B. (1998). Laporan Penelitian Strategi Penyuluhan Suatu Studi Lkteratur


Tentang Strategi Penyuluhan Dalam Proses Difusi Inovasi, UGM, Depdikbud,
Yogyakarta.
Sri Rejeki N. Dan Herawati FA (1999). Dasar Dasar Komunikasi untuk
Penyuluhan, Universitas Atmajaya. Yogyakarta.
Suprapto T dan Fachrianoor (2004). Komunikasi Penyuluhan, Arti Bumi Intisari,
Yogyakarta.

LAMPIRAN
Gambar Tempat Pelelangan Ikan Juanda

Page | 16

Gambar Kolam dan Tambak

Gambar Perahu dan Kapal Untuk Menangkap Ikan

Page | 17

Anda mungkin juga menyukai