Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERIKANAN

“SISTEM PENYULUHAN PERIKANAN DALAM MENGANTISIPASI ERA

PERUBAHAN”

KELAS A07

KELOMPOK 1

KHOFIFA NUR AMALIAH (175080401111018)

SUIBATUL ASLAM F. (175080400111008)

GUSTI MAYA MAHARANI (175080400111014)

SUCI RACHMAWATI (175080401111028)

AGROBISNIS PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat

dankarunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Penulis menyadari bahwa

dalam penyusunan tugas ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi,

penulisan maupun kata-kata yang digunakan.

Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna

perbaikan laporan kerja praktek ini lebih lanjut, akan penulis terima dengan senang

hati. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan tugas ini.

Akhirnya, tiada gading yang tak retak, meskipun dalam penyusunan

makalah ini penulis telah mencurahkan semua kemampuan, namun penulis sangat

menyadari bahwa hasil penyusunan makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan

keterbatasan data dan referensi maupun kemampuan penulis. Oleh karena itu

penulis sangat mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari berbagai

pihak.

Malang, 20 November 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Definisi Penyuluhan.................................................................................... 3
2.2 Peran Penyuluh di Bidang Perikanan ......................................................... 4
2.3 Tantangan dan Peluang Penyuluhan di Bidang Perikanan ....................... 12
BAB 3 PENUTUP .............................................................................................. 22
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 22
3.2 Saran ....................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 24

iii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki

17.506 pulau, dengan garis pantai sepanjang 81.000 km, dan luas laut sekitar 3,1

juta km 2 yakni l0,3 juta dan 2 perairan teritorlal dan 2,8 juta dan 2 perairan

nusantara atau 62 % dari luas teritorialnya. Hal Ini merupakan potensi sumber

daya terpendam yang sangat besar untuk dikembangkan. Sektor kelautan dan

perikanan sangat dibutuhkan perannya untuk meningkatkan pertumbuhan

ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

termasuk nelayan dan keluarganya.

Sejak diimplementasikannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004,

mengartikan penyuluhan sebagai berikut: “proses pembelajaran bagi pelaku

utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan

mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,

permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan

produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta

meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.” Pada

hakekatnya, berbicara tentang penyuluhan setidaknya menyangkut lima unsur

yaitu: proses pembelajaran, ada subyek yang belajar, pengembangan kesadaran

dan kapasitas diri dan kelompok, pengelolaan sumberdaya dan diterapkannya

prinsip berkelanjutan dari sisi sosial, ekonomi, dan menerapkan fungsi kelestarian

lingkungan.

Penyuluhan di berbagai negara pun tak bisa dianggap remeh. Menurut

Amanah (2007), Konotasi istilah “penyuluhan” sebagai “penerangan” dipengaruhi


oleh istilah Bahasa Belanda yaitu voorlichting; voor berarti depan; dan lichting

berarti lampu atau suluh. Dari sini lahir istilah penyuluhan, dan pada jaman

penjajahan Belanda penyuluhan pertanian disebut landbouw voorlichting. Di

berbagai negara, terdapat beragam pengertian penyuluhan, yaitu aufklarung

(pencerahan) di Jerman, forderung (bimbingan pedesaan) di Austria, capacitation

(keinginan untuk meningkatkan kemampuan atau pelatihan) di Spanyol, dan

vulgarisation (Bahasa Perancis) berarti menyederhanakan pesan bagi orang

awam.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas ialah antara lain :

1. Definisi Penyuluhan

2. Peran Penyuluh Perikanan

3. Tantangan dan Peluang Penyuluhan di Bidang Perikanan

4. Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan Dalam Mengantisipasi Era

Perubahan

2
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Definisi Penyuluhan

Menurut Safrida, et. al. (2015), penyuluhan merupakan suatu proses aktif

yang memerlukan interaksi antara penyuluh dan yang disuluh agar terbangun

proses perubahan perilaku. Dengan kata lain kegiatan penyuluhan tidak terhenti

pada penyebarluasan informasi, dan memberikan penerangan. Akan tetapi,

merupakan proses yang dilakukan secara terus menerus, sekuat tenaga dan

pikiran, memakan waktu dan melelahkan, sampai terjadinya perubahan perilaku

yang ditunjukkan oleh penerima manfaat penyuluhan yang menjadi client

penyuluhan.

Menurut Amanah (2003), penyuluhan merupakan slstem pendidikan non-

formal untuk mengubah perllaku (pengetahuan, slkap, dan keterampilan) sasaran

agar mau dan mampu berperan sesuai dengan kedudukannya, untuk mengatasi

masalah yang dihadapinya. Diharapkan melalui perubahan perllaku, masyarakat

sasaran dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi. Masalah dislni adalah

keadaan yang tidak memuaskan yang menyebabkan keadaan baru yang

diinginkan tidak dapat tercapai. Perbedaan keadaan asal (aktual) dengan keadaan

yang diinglnkan (potensial) disebut kebutuhan. Penyuluhan umumnya ditujukan

kepada orang dewasa sebagai suatu proses pembelajaran yang dapat membantu

orang dewasa menemukan, memahami dan mendalami sesuatu sehingga dengan

demiklan akan menumbuhkan kesadaran seseorang akan sesuatu tersebut.

Tujuan penyuluhan adalah berubahnya perilaku seseorang yang

mencakup perubahan dalam hal pengetahuan atau hal yang diketahui, perubahan

dalam keterampilan atau kebiasaan dalam melakukan sesuatu dan perubahan


dalam sikap dan mental kearah yang lebih baik dengan tujuan akhir penyuluhan

adalah kesejahteraan hidup yang lebih baik.

2.2 Peran Penyuluh di Bidang Perikanan

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang

sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara

informal. Peran didasarkan pada preskripsi (ketentuan) dan harapan peran yang

menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi

tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan

orang lain menyangkut peran-peran tersebut. Peran dapat didefinisikan sebagai

“expectations about appropriate behavior in a job position (leader, subordinate)”.

Ada dua jenis perilaku yang diharapkan dalam suatu pekerjaan, yaitu: Role

perception: yaitu persepsi seseorang mengenai cara orang itu diharapkan ber-

perilaku; atau dengan kata lain adalah pemahaman atau kesadaran mengenai pola

perilaku atau fungsi yang diharapkan dari orang tersebut, dan Role expectation:

yaitu cara orang lain menerima perilaku seseorang dalam situasi tertentu. Dengan

peran yang dimainkan seseorang dalam organisasi, akan terbentuk suatu kom-

ponen penting dalam hal identitas dan kemampuan orang itu untuk bekerja. Dalam

hal ini, suatu organisasi harus memastikan bahwa peran-peran tersebut telah

didefinisikan dengan jelas (Hermansyah, 2015).

Menurut Fikri et al (2017), penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang

untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu

sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang

benar. Metode dalam penerapan penyuluhan antara lain metode penyuluhan

massa, metode penyuluhan kelompok, dan metode penyuluhan individu atau tatap

muka. Peranan utama penyuluhan di banyak negara pada masa lalu dipandang

4
sebagai ahli teknologi dari peneliti ke petani. Akan tetapi sekarang peranan

penyuluhan lebih dipandang sebagai proses membantu petani untuk mengambil

keputusan sendiri dengan cara menambah pilihan bagi mereka, dan dengan cara

menolong mengembangkan wawasan mengenai konsekuensi dari masing-masing

pilihan tersebut.

Segala bentuk peningkatan pengetahuan dan pengembangan wawasan

yang diperlukan oleh petani juga didapat dari diadakannya penyuluhan yang

dilakukan oleh peyuluh. Penyuluh sebagai salah satu inisiator dalam peningkatan

wawasan dan ilmu pengetahuan terhadap petani udang sehingga penyuluh

perikanan memiliki peran yang penting dalam pengimplementasiannya.

a. Peran Penyuluh Perikanan Dalam Penyampaian Informasi Perikanan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penyuluhan terhadap nelayan

dilakukan dengan metode ceramah dan metode demontrasi. Kegiatan penyuluhan

yang dilakukan terfokus pada memperkenalkan sarana melaut yang lebih modern

untuk dapat membantu kegiatan melaut mereka.

Selain agenda tetap, kegiatan penyuluhan biasanya juga disesuaikan

dengan kebutuhan nelayan dan petani tambak. Frekuensi kegiatan penyuluhan

formal kepada nelayan jarang dilakukan, yang disebabkan oleh kurangnya minat

nelayan dalam mengikuti kegiatan penyuluhan. Hasil penelitian menunjukkan 16

responden hanya mengikuti penyuluhan formal 1-3 kali selama mereka aktif dalam

kegiatan melaut. Salah satu penyebab kurangnya minat dari nelayan untuk

mengikuti penyuluhan adalah pemikiran negatif yang menganggap kegiatan

penyuluhan hanya menghabiskan waktu mereka untuk melaut. Para nelayan

menganggap bahwa metode dan cara yang mereka lakukan dalam kegiatan

melaut sudah memberikan hasil yang memuaskan. Sehingga mereka

menganggap informasi yang diberikan penyuluh merupakan hal yang tidak penting

dan tidak memberi dampak besar terhadap kegiatan melaut yang mereka jalankan.

5
Metode dan cara-cara yang telah digunakan nelayan sejak lama dan turun

menurun untuk melaut ini tidak mudah untuk diubah atau ditambah dengan

inovasi-inovasi yang dibawa oleh penyuluh. Hal ini mempengaruhi minat petani

tambak dan nelayan dalam mengikuti kegiatan penyuluhan.

Banyaknya waktu yang dihabiskan nelayan dalam kegiatan melaut juga

menjadi penyebab nelayan masih kurang berminat mengikuti kegiatan

penyuluhan. Waktu yang tersedia ketika nelayan pulang melaut biasanya

digunakan untuk menghitung hasil tangkapan mereka sendiri atau pembagian

hasil tangkapan dengan pemilik boat/kapal. Penyuluh hanya dapat memberi

masukan dan informasi kepada nelayan hanya ketika nelayan sedang bersiap-siap

untuk melaut dan waktu kosong yang tersisa dari segala kegiatan yang

berhubungan dengan melaut. Kondisi ini dipersulit lagi dengan sedikitnya nelayan

yang mau mendengar informasi tentang solusi dari masalah yang mereka hadapi

kepada penyuluh.

Menurut penyuluh kegiatan penyuluhan kepada para petani tambak masih

relatif lebih mudah untuk dilaksanakan. Minat yang cukup besar untuk budidaya

ikan darat dan udang membuat sebagian petani tambak memiliki minat untuk terus

belajar dan menerapkan inovasi yang diberikan para penyuluh untuk

mengembangkan usaha mereka. Upaya meningkatkan pengetahuan mengenai

kegiatan perikanan yang mereka lakukan, ketua kelompok petani tambak juga

mengikuti seminar-seminar dan pendidikan diluar daerah hingga ke luar negeri.

Keterbatasan dana tidak menyurutkan semangat mereka untuk berhenti belajar

demi memajukan kegiatan perikanan yang mereka lakukan. Dana untuk mengikuti

kegiatan seperti ini biasanya didapatkan dari kas kelompok tani bahkan dari

penyuluh yang membina kelompok tani tersebut. Bahkan diantara ketua kelompok

ini ada yang menjadi penyuluh swadaya.

6
Penyampaian informasi dengan metode ceramah dan metode demontrasi

memberi dampak positif bagi petani tambak dalam menerima informasi dan inovasi

yang diberikan penyuluh. Metode demontrasi ini dilakukan oleh penyuluh dengan

membuat lahan percontohan agar dapat dilihat dan dibuktikan langsung inovasi

yang diajarkan kepada petani tambak. Penerapan inovasi yang dilakukan oleh

nelayan maupun petani tambak harus tetap dimonitoring oleh para penyuluh

sebagai tanggung jawab mereka agar inovasi yang mereka ajarkan dapat berjalan

sesuai dengan yang diharapkan. Berbagai kesulitan yang dihadapi petani dalam

penerapan inovasi tersebut, dapat langsung dikomunikasikan kepada penyuluh.

b. Peran Penyuluh Perikanan Dalam Penyaluran Sarana Produksi

Peran penyuluh perikanan dalam penyaluran sarana produksi terdiri dari

penyaluran bibit ikan dan alat-alat perikanan. Dalam hal ini penyuluh akan

membantu petani dalam pemilihan bibit ikan yang akan dibudidaya oleh petani

tambak dan menentukan sarana produksi perikanan yang diperlukan untuk

menunjang kegiatan perikanan petani tambak.

Penyediaan bibit ikan unggul sangat membantu petani tambak, yang

terlihat dari pernyataan responden petani tambak bahwa penyuluh sangat

berperan dalam memperkenalkan bibit ikan unggul. Dengan penggunaan bibit

unggul, berdampak pada pemeliharaan ikan menjadi lebih mudah karena bibit

unggul lebih tahan terhadap penyakit dan mampu meningkatkan hasil panen.

Penyediaan sarana produksi perikanan mampu memberikan dampak

positif bagi nelayan dan petani tambak, dimana penyediaan sarana produksi

tersebut umumnya didasarkan pada permintaan ketua kelompok petani tambak

dan pengajuan penyuluh yang membina kelompok tersebut. Salah satu contoh

sarana produksi yang diperoleh nelayan adalah GPS (Global Positioing system),

yang membantu mereka mengetahui posisi ikan, dan memudahkan mereka dalam

kegiatan melaut sehingga mampu meningkatkan hasil tangkapan ikan. Berkaitan

7
hal ini, penyuluh perikanan berperan dalam memberikan penjelasan cara

penggunaan alat tersebut sehingga dapat digunakan dengan baik oleh para

nelayan. Penyediaan sarana produksi juga sangat besar manfaatnya bagi para

petani tambak, terutama dalam mengurangi penggunaan biaya produksi.

Penyediaan sarana produksi perikanan seperti penyediaan tempat peranakan ikan

dan keramba sangat memudahkan dan melancarkan proses produksi perikanan

yang mereka kerjakan.

Proses penyampaian informasi dan penyediaan sarana produksi yang

dilakukan oleh para penyuluh kepada nelayan dan petani tambak sangat sering

mengalami kendala dan masalah. Terbatasnya waktu yang dimiliki oleh para

nelayan dan petani tambak serta kurangnya kepercayaan terhadap inovasi-inovasi

yang diajarkan oleh penyuluh berpengaruh negatif terhadap minat nelayan dan

petani tambak untuk mengikuti kegiatan penyuluhan. Ditambah lagi dengan

banyaknya kelompok yang mengambil bantuan untuk dijual kembali, sehingga

mengakibatkan perkembangan sektor perikanan semakin lambat.

Terbatasnya tenaga penyuluh perikanan juga merupakan salah satu

penghambat kegiatan penyuluhan yang dilakukan. Jumlah ini masih dianggap

tidak mencukupi jika dibandingkan dengan semakin luasnya wilayah yang memiliki

potensi perikanan. Kurangnya tenaga penyuluh ini berdampak pada meningkatnya

kesulitan penyuluh dalam mengontrol kegiatan nelayan dan petani tambak.

c. Peran Penyuluh Perikanan Dalam Kegiatan Pengolahan Hasil dan

Pemasaran

Hasil penelitian memperlihatkankan bahwa penyuluh perikanan berperan

dalam kegiatan pasca panen dan pemasaran, khususnya untuk hasil produksi

petani tambak. Sementara hasil tangkapan nelayan umumnya langsung dijual ke

pasar atau ke pedagang pengumpul tanpa mengalami kesulitan, sehingga

8
penyuluh kurang berperan dalam membangun jaringan pemasaran hasil

tangkapan nelayan.

Penyuluh biasanya memberi informasi harga dan informasi pasar kepada

petani tambak saat menentukan kemana hasil panen akan dijual. Dari hasil

penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar petani tambak sangat merasakan

manfaat dari jaringan pemasaran yang dibangun oleh penyuluh. Informasi pasar

dan informasi harga sangat berguna bagi petani tambak dalam menjual hasil

perikanan sesuai dengan harga yang diinginkan.

Proses pengolahan hasil perikanan masih jarang dilakukan oleh nelayan

dan petani tambak. Kondisi ini disebabkan oleh anggapan petani tambak dan

nelayan bahwa pengolahan ikan hanya akan menambah waktu kerja dan

menimbulkan masalah-masalah baru dalam kegiatan perikanan yang mereka

lakukan. Proses pengolahan sebenarnya memiliki peranan penting dalam upaya

meningkatkan nilai jual dari produksi perikanan nelayan dan petani tambak.

Informasi-informasi mengenai proses pengolahan hasil perikanan diharapkan

dapat membuat nelayan dan petani tambak tertarik untuk melakukan proses

pengolahan pada hasil perikanan yang mereka dapatkan.

Proses pengolahan ini masih dilakukan oleh sebagian kecil nelayan dan

petani tambak dengat cara sangat sederhana sesuai dengan kemampuan dan

sarana produksi yang tersedia. Kecilnya minat untuk melakukan proses

pengolahan oleh nelayan dan petani tambak berdampak pada turunnya motivasi

penyuluh dalam memberikan informasi dan pelatihan mengenai proses

pengolahan.

d. Peran Penyuluh Sebagai Jembatan Penghubung

Peran penyuluh perikanan yaitu sebagai jembatan penghubung. Jembatan

penghubung merupakan penyuluh menjembatani antara satu pihak dengan pihak

lainnya. Jembatan penghubung yang dimaksud dan dilakukan oleh penyuluh

9
perikanan yaitu penyuluh menjadi jembatan penghubung antara pemerintah

kepada petani dan jembatan penghubung petani dengan tengkulak.

Penyuluh sebagai jembatan penghubung antara pemerintah dengan petani

dilakukan ketika adanya suatu classrom atau studi banding yang dipelopori oleh

pemerintah. Penyuluh memberitahukan dan mendatangi langsung petani yang

diikutsertakan dalam kegiatan clasroom atau studi banding tersebut. Peran

penyuluh perikanan sebagai jembatan penghubung juga menghubungkan antara

petani dengan tengkulak.

e. Peran Penyuluh Sebagai Fasilitator

Peran penyuluh perikanan dalam agribisnis perikanan rumah tangga salah

satunya yaitu sebagai fasilitator. Fasilitator mempunyai artian sebagai orang yang

menyediakan fasilitas yaitu memfasilitasi kebutuhan petani lain khususnya pada

kegiatan agribisnis perikanan rumah.

Petani yang tidak bisa membeli langsung ke tempat penjualan pakan dan

benur dapat memesan melalui penyuluh perikanan. Penyuluh perikanan swadaya

mendatangkan saprodi perikanan dari perusahaan dan ketika petani udang belum

mencukupi dalam pembayaran saprodi perikanan tersebut maka diberikanan

tenggang waktu pembayaran.

Penyuluh perikanan memfasilitasi dalam kegiatan agribisnis perikanan

mendatangkan saprodi perikanan seperti benur, pakan dan terpal didatangkan dari

perusahaan komersial. Pakan dan benur tidak bisa secara langsung didatangkan

dari perusahaan kepada petani udang, akan tetapi melalui petani yang dapat

dipercaya seperti penyuluh perikanan tersebut.

f. Peran Penyuluh Sebagai Motivator

Motivasi merupakan dorongan positif yang didapat dari dalam diri sendiri

maupun dari luar. Motivasi memberikan alasan untuk melakukan sesuatu. Petani

perikanan tentunya harus mendapat motivasi agar dapat melakukan kegiatan

10
agribisnis perikanan dengan ikhlas dan maksimal. Salah satu sumber motivasi

yang didapat dari luar oleh petani udang tersebut yaitu dari penyuluh perikanan

swadaya.

Penyuluh perikanan memiliki peran sebagai motivator, hal ini dapat

mendorong petani untuk lebih semangat dalam menerapkan kegiatan agribisnis

perikanan. Motivasi yang diberikan dengan cara yang tepat agar dapat mening-

katkan semangat dan mendorong kembali petani untuk melakukan kegiatannya.

Motivasi yang diberikan oleh penyuluh perikanan swadaya dilakukan secara

langung, yaitu dengan menceritakan kesuksesan dalam kegiatan agribisnis

perikanan.

g. Peran Penyuluh Sebagai Pemantau

Salah satu cara untuk melihat keberlangsungan, keberlanjutan dan

kemajuan dari kegiatan agribisnis perikanan yang dilakukan oleh petani udang

yaitu dengan cara pemantauan.

Pemantauan merupakan suatu aktifitas yang bertujuan untuk memberikan

informasi tentang sebab dan akibat dari kegiatan yang sebelumnya dilaksanakan.

Pemantauan diperlukan agar kesalahan awal bisa diketahui dan dapat dilakukan

tindakan perbaikan sehingga akan mengurangi risiko yang lebih besar.

Pemantauan yang dilakukan, secara tidak langsung akan terjadi

komunikasi antara penyuluh perikanan dengan petani, sehingga dari kegiatan

pamantauan terjadi sharing atau ngobrol bersama yang membahas kegiatan ag-

ribisnis perikanan. Pemantauan juga dilakukan secara estafet yaitu bergantian

antara petani satu dengan petani lainnya. Pemantauan yang dilakukan kepada

petani udang, apabila sudah mencapai dua atau tiga siklus budidaya maka

penyuluh perikanan mengurangi pemantauan kecuali adanya hal yang kritis di

lapangan.

h. Peran Penyuluh Sebagai Organisator

11
Organisator, yang harus mampu menjalin hubungan baik dengan segenap

lapisan masyarakat (terutama tokoh-tokohnya), mampu menumbuhkan kesadaran

dan menggerakkan berpartisipasi dari masyarakat, mampu berinisiatif bagi ter-

ciptanya perubahan-perubahan serta dapat memobilisasi sumberdaya,

mengarahkan da membina kegiatan kegiatan maupun mengembangkan

kelembagaan-kelembagaan yang efektif untuk melaksanakan perubahan-

perubahan yang direncanakan.

Peran pernyuluh perikanan sebagai organisator yaitu menumbuh gerakkan

partisipasi masyarakat dan mampu merubah masyarakat, perubahan perubahan

tersebut seperti pengangguran masyarakat yang berada di Kecamatan Kwanyar

sebagian kini beralih sebagai pekerja yang produktif.

2.3 Tantangan dan Peluang Penyuluhan di Bidang Perikanan

Menurut Amanah (2008), dilihat dari perspektif pemegang kebijakan,

terdapat harapan bahwa sektor kelautan dan perikanan dapat menjadi pilar

penggerak utama bagi pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial badi

rakyat. Untuk mewujudkan harapan itu diperlukan dukungan seluruh sub sistem

perikanan-kelautan (alam, manusia, dan kebijakan pengelolaan). Terlebih saat ini

sektor kelautan dan perikanan dihadapkan pada menurunnya kondisi sumber daya

alam, konflik kepentingan atas hak-hak sumber daya perikanan-kelautan, illegal-

unreported fishing, tuntutan mutu produk oleh negara-negara pengimpor produk

hasil perikanan yang sulit dipenuhi pelaku usaha, dan in-efisiensi biaya produksi.

Selain permasalahan di atas, dampak perubahan iklim juga mempengaruhi

kondisi laut, sumber daya ikan, dan lingkungan pesisir. Terjadi perubahan

lingkungan yang drastis yang berdampak pada volume hasil tangkapan,

keberhasilan budidaya ikan, dan kondisi permukiman nelayan kecil yang

memprihatinkan dibandingkan nelayan pemilik modal. Persoalan yang juga

12
dihadapi oleh komunitas di pulau-pulau terpencil dan pedesaan pesisir terpencil

adalah akses yang terbatas terhadap informasi, pendidikan, layanan kesehatan,

dan permodalan. Meski sudah ada LEPM3 dan lembaga keuangan lokal yang

berupaya memenuhi kebutuhan modal pelaku utama dan usaha, layanan tersebut

belum dapat dinikmati oleh segenap pelaku utama dan usaha. Mengantisipasi hal

ini, jika penyuluhan perikanan diselenggarakan sesuai kaidah yang benar, maka

potensi positif komunitas perikanan akan dapat dikembangkan melalui pendidikan

non formal dengan dukungan komunikasi inovasi yang berkelanjutan, guna

mewujudkan mutu kehidupan yang lebih baik. Penyuluhan sering disebut sebagai

ujung tombak dalam pelayanan kepada masyarakat sangat dipengaruhi oleh

pendekatan yang melandasi kegiatannya.

Dalam beragam tipe layanan penyuluhan, terlebih di sektor kelautan dan

perikanan yang dihadapkan pada Perubahan lingkungan baik fisik, sosial,

ekonomi, budaya dan perubahan kebijakan politik berdampak pada semakin

kompleksnya persoalan yang dihadapi pelaku utama dan pelaku usaha.

Atas dasar itu, peran penyuluh perikanan yang kompeten sangat

diperlukan bagi pengembangan mutu pelaku utama dan usaha. Persoalannya

adalah upaya kapasitasi penyuluh seringkali tersendat dan tidak berkelanjutan,

sehingga hal ini berpengaruh terhadap performance penyuluh di lapangan. Pelaku

utama dan usaha memerlukan figur penyuluh yang mampu memainkan peran

secara dinamik, artinya penyuluh diharapkan mampu berperan sebagai motivator,

partner, konsultan, fasilitator perubahan, dan penasehat. Hal lain yang diharapkan

oleh pelaku utama adalah penyuluh memiliki sifat jujur, terbuka, berani mengambil

resiko, inovatif, terampil, dan memiliki jaringan yang luas dan kuat, khususnya

dalam membantu distribusi atau pemasaran produksi pelaku utama.

Kendala merupakan suatu halangan maupun rintangan yang dapat

mencegah dan menghalangi suatu pencapaian tujuan. Kendala bisa dikatakan

13
sebagai segala hal atau sesuatu yang dapat menggagalkan suatu kesuksesan.

Kendala bisa dapat membatasi suatu aktivitas dari pencapaian kinerja yang lebih

baik dalam melakukan penyuluhan perikanan. Kendala saat melakukan

penyuluhan perikanan yang dilakukan oleh penyuluh perikanan memberikan

dampak terhadap keberhasilan penyuluhan yang sebelumnya sudah

direncanakan. Dampak tersebut dapat menghalangi berbagai informasi atau

wawasan yang disampaikan oleh komunikator (penyuluh) kepada komunikan

(petani udang).

Pada pembahasan ini akan di uraikan tentang kendala dalam

penyelenggaraan penyuluhan perikanan yang dilaksanakan oleh penyuluh

perikanan PNS dan penyuluh perikanan swadaya.

1. Kendala Penyuluh Perikanan PNS :

a. Jarak Tempuh

Penyuluh perikanan PNS terkena beberapa kendala saat melakukan

penyuluhan perikanan salah satunya yaitu kendala jarak tempuh. Jarak tempuh

dari kediaman penyuluh perikanan PNS cukup jauh dikarenakan berbeda

kecamatan antara rumah penyuluh dengan tempat penyuluhan yang berjarak

sangat jauh.

b. Waktu

Waktu merupakan kendala penyuluh perikanan PNS dalam melakukan ke-

giatan penyuluhan, jam kerja yang dimiliki penyuluh yaitu sampai sore hari. Petani

udang mayoritas bisa berkumpul pada waktu sore dan malam hari, dari terkenda-

lanya waktu tersebut memberikan dampak terhadap kegiatan penyuluhan,

sehingga tidak semua petani mengikuti kegiatan penyuluhan.

Penyuluh perikanan PNS ketika ingin melakukan penyuluhan merasa

waktu dinilai salah satu kendalanya. Setiap melakukan penyuluhan, petani yang

datang tidaklah semua hadir, dikarenakan ada suatu kepentingan, ada beberapa

14
petani yang bisa datang dan ada petani yang tidak bisa datang, bukannya petani

tersebut tidak mau datang apabila ada penyuluhan, akan tetapi pada waktu siang

hari terhalang oleh pekerjaan lainnya.

c. Fasilitas

Fasilitas merupakan salah satu kendala penyuluh perikanan PNS. Fasilitas

dalam melakukan kegiatan penyuluhan perikanan dapat mendorong keberhasilan

dan kesuksesan dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Penyuluh perikanan PNS

hanya memiliki jam kerja hingga sore hari dan mayoritas petani udang dapat

ditemui pada waktu sore dan malam hari. Penyuluh perikanan PNS dalam

menyiasati terkendalanya waktu tersebut berkeinginan untuk melakukan kegiatan

penyuluhan di malam hari dengan kendaraan operasional roda empat yang dapat

menjamin keamanan untuk menuju ke lokasi sasaran, akan tetapi fasilitas seperti

mobil belum di dapat oleh penyuluh. Penyuluh peikanan PNS menilai lebih aman

membawa mobil dikarenakan mobil dapat membawa orang banyak dan dapat

menampung alat alat penyuluhan seperti laptop, proyektor, microphone dan lain

sebagainya yang digunakan saat melakukan penyuluhan perikanan. Mobil juga

dinilai lebih aman untuk mencapai ke tempat sasaran, dikarenakan tempat sasaran

apabila berada di malam hari tidak terlalu aman untuk kendaraan roda dua.

d. Jumlah Penyuluh

Jumlah penyuluh perikanan PNS di Kecamatan Kwanyar dalam melakukan

penyuluhan hanya dilakukan oleh satu orang penyuluh perikanan PNS dan dibantu

oleh Penyuluh Perikanan Bantu (PPB) serta penyuluh lainnya. Penyuluh perikanan

bantu tidak permanen memegang daerah Kecamatan Kwanyar, akan tetapi lebih

kepada wilayah atau keseluruhan kecamatan yang berada di Kabupaten

Bangkalan.

e. Keilmuan

15
Satu penyuluh dirasa kurang efektif karena satu orang belum tentu dapat

menguasai segala bidang keilmuan kelautan dan perikanan. Bidang ilmu yang

diterapkan bukan hanya satu bidang perikanan saja, akan tetapi banyak bi dang,

seperti perikanan air tawar, perikanan air payau, perikanan air asin. Ilmu terapan-

nya masih terbagi lagi, seperti pada bagian penangkapan, budidaya dan

pengolahan. Spesifikasi ilmu tersebut hanya diatasi oleh satu orang penyuluh

perikanan PNS sedangkan ilmu yang diterapkan cukup banyak.

Latihan yang didapat oleh penyuluh perikanan PNS tidak rutin, sehingga

berdampak pada keilmuan yang didapat oleh penyuluh perikanan PNS. Keilmuan

tidak hanya satu ilmu penerapan akan tetapi banyak ilmu terapan yang harus

penyuluh perikanan PNS kuasai atau paling tidak diketahui, sehingga penyuluh

dapat mengetahui pemecahan masalah apabila ada masalah di lapangan saat

melakukan penyuluhan perikanan khusunya pada udang vaname. Pelatihan dalam

satu tahun bisa satu kali pelatihan, bahkan tidak ada pelatihan sama sekali.

Keilmuan dirasa kurang oleh penyuluh perikanan PNS terlebih dalam menangani

komoditas udang vaname.

2. Kendala Penyuluh Perikanan Swadaya

Penyuluh perikanan swadaya saat dilapangan terkena beberapa kendala

dalam melakukan penyuluhan. Kendala merupakan salah satu hal yang dapat

menggagalkan tujuan yang sebelumnya sudah direncanakan oleh penyuluh

perikanan swadaya, kendala tersebut memberikan dampak terhadap penerapan

dan keberlanjutan dalam kegiatan agribisnis perikanan.

a. Kendala Internal

Kendala penyuluh perikanan swadaya dalam melakukan penyuluhan

mengarah kepada pelaku utama kegiatan agribisnis perikanan rumah tangga yaitu

petani atau bisa dikatakan human error. Anggapan human error dikarenakan

16
petani terkadang tidak sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) yang

sudah dilakukan pembinaan sebelumnya.

b. Kendala Eksternal

Kendala eksternal yaitu adanya pihak luar yang mempunyai kepentingan

di dalam kegiatan agribisnis perikanan rumah tangga yang mengakibatkan ke-

berlanjutan kegiatan agribisnis perikanan tidak stabil. Pihak yang berkepentingan

yaitu ingin menguasai hal tertentu sesuai dengan keinginan pribadi. Penyuluh

perikanan swadaya memberikan tawaran untuk bekerja secara bersama-sama,

seperti dahulu. Adanya intervensi pihak luar mengakibatkan perpecahan.

2.4 Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan Dalam Mengantisipasi Era

Perubahan

Menurut Amanah (2008), sebagai sebuah sistem pendidikan nonformal,

peran penyuluhan perikanan sebagai kebijakan, strategi, program, dan kegiatan

untuk menghantar pelaku utama dan usaha ke arah yang diinginkan sangat

diperlukan. Peran strategis sistem penyuluhan perikanan dapat dilihat dari

tercapainya tujuan pembangunan perikanan yaitu Hal ini tercermin dalam visi

pembangunan kelautan dan perikanan: “pengelolaan sumber daya kelautan dan

perikanan yang lestari dan bertanggung jawab bagi kesatuan dan kesejahteraan

anak bangsa.” Atas dasar tersebut, peran strategis penyuluhan perikanan sebagai

bagian intergal dari pembangunan nasional, memiliki fungsi sosial, ekonomi,

budaya, politik, hukum, dan keamanan.

Sistem penyuluhan perikanan erat kaitannya dengan sistem penyuluhan

seperti dikemukakan pada uraian di depan (sistem ekosistem alam, manajemen

sistem, dan sistem humanistik). Perlu diidentifikasi para pihak yang terlibat dalam

masing-masing sub sistem, dan peran penyuluh perikanan ada pada setiap sub

sistem. Untuk itu, penyuluh perikanan dapat dikelompokkan secara berhirarki

17
berdasarkan tanggung jawab dan haknya. Penyuluh perikanan dapat

dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan, meliputi tingkat satu yang berfokus pada

lini terdepan dalam pelayanan penyuluhan; tingkat dua berfokus pada

pengembangan program dan merupakan penghubung antara kelompok penyuluh

di tingkat satu dan tiga, dan tingkat tiga merupakan penyuluh perikanan yang

berfokus pada kegiatan advokasi kebijakan pada lini atas.

Dengan demikian lingkup kerja penyuluh perikanan akan lebih jelas dan

beban yang diemban menjadi proporsional dengan kompensasi yang menjadi hak-

nya. Sebagai tenaga fungsional, maka lingkup kerja penyuluh didasarkan pada

fungsinya sebagai tenaga pendamping bagi komunitas nelayan/pembudidaya/

pengolah hasil perikanan dan pemasar. Secara mendasar, seluruh penyuluh

perikanan harus menguasai prinsip-prinsup penyuluhan terutama terkait dengan

kemampuan pengorganisasian masyarakat, komunikasi informasi-inovasi, dan

advokasi. Secara spesifik, penyuluh perikanan dapat mengembangkan

kekhususan sesuai bakat, minat, dan konsistensi bidang yang dimilikinya, bisa di

bidang budidaya perairan, teknologi penangkapan ikan, pengolahan, pemasaran

dan pengembangan kelembagaan sosial-ekonomi perikanan. Pada level

kepakaran, penyuluh perikanan memilih spesialisasi yang ditekuninya, misalnya

ahli pengembangbiakan kerapu tikus, ahli vaksin untuk pemberantasan virus pada

ikan mas, ahli budidaya ikan air deras, bahkan bukan tidak mungkin ada penyuluh

yang menguasai bidang pemuliaan.

Identifikasi Peran Strategis Penyuluhan Pembangunan

Dimensi Peran penyuluhan Prasyarat


Sosial Penguatan hubungan sosial antar Kesadaran untuk
pelaku utama dan pelaku usaha menumbuh kembangkan
melalui kelompok yang dibentuk kelompok berdasarkan
oleh kesadaran masyarakat sendiri kebutuhan dan
kesepakatan

18
Ekonomi Sebagai upaya memotivasi Keunikan produk (barang
masyarakat untuk dan jasa) yang akan
mengembangkan usaha ekonomi dihasilkan kelompok,
produktif dengan mendayagunakan dibutuhkan konsumen,
potensi yang ada, pengembangan adanya teknologi tertentu
jaringan kerja sama di sub sistem (lokalit), pemahaman akan
hulu (pemasok) dan hilir (pemasar) risiko dan ketidakpastian,
dari usaha yang dilakukan dan mampu menggalang
kerja sama dengan pihak
terkait
Inovasi, Sebagai media pengembangan Sistem penyuluhan
pengetahua inovasi pengetahuan dan teknologi dengan mekanisme
n dan perikanan spesifik lokasi, tepat delivery yang
teknologi guna, efisien, dan berwawasan berkesinambungan, setiap
lingkungan sub sistem penyuluhan
disokong oleh sumberdaya
manusia yang kompeten
Budaya Pengembangan nilai-nilai luhur Kesadaran akan karakter
pekerti bangsa dan dan pekerti bangsa,
mengintegrasikannya dalam integritas diri, dan
hubungan antar manusia yang kelestarian budaya,
harmonis pengembangan etos kerja
positif dalam pengelolaan
sumber daya perikanan
Politik Pengembangan kemandirian Pengambilan keputusan
dalam pengambilan keputusan atas pilihan yang ada dan
oleh subyek penyuluhan, mengetahui strategi
implementasi kebijakan dan mencapai tujuan,
strategi penyuluhan perikanan kebijakan dan komitmen
berpusat pada manusia politik akan pentingnya
penyuluhan perikanan
Hukum Pengembangan kesadaran akan Kekondusifan situasi,
hak dan kewajiban sebagai komitmen penegakkan
individu dan bagian dari sistem hukum oleh pemerintah
kemasyarakatan yang lebih luas dan masyarakat
Keamanan Diminimalisirnya masalah yang Pengembangan sistem
dapat memicu gangguan keamanan terpadu, baik di
keamanan , lintas wilayah di dalam dalam negeri, mau pun di
negeri, perbatasan pulau-pulau perbatasan pulau-pulau
terluar terluar

Komunitas yang berdiam di kawasan pesisir yang sebagian besar

merupakan nelayan, pembudidaya ikan, dan pengolah dengan skala usaha kecil.

Komunitas tersebut umumnya memiliki kesempatan yang terbatas dalam

mengakses pemenuhan kebutuhan dasarnya seperti pendidikan, kesehatan, dan

pemenuhan sarana produksi usahanya sehingga terkadang kondisi sosial

19
ekonominya relatif masih rendah. Sistem penyuluhan perikanan melalui penyuluh

perikanan dengan bekerja bersama masyarakat dan pihak swasta, seyogyanya

mampu turut membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi itu, baik dari

sisi ekologis, ekonomi, mau pun sosial.

Mempertimbangkan kompleksitas kondisi fisik-geografi, sosio-ekonomi

perikanan yang dihadapi masyarakat perikanan terutama di pesisir, bahwa pada

kasus yang dihadapi nelayan, situasinya jauh lebih kompleks daripada

pembudidaya. Komunitas nelayan dihadapkan pada aspek sumber daya

perikanan yang dinamis baik dari sisi biologi, ekologi, teknologi perikanan,

kerentanan akan konflik penguasaan sumber daya, hak-hak dalam mengakses

sumber daya, konflik kepentingan akan stakeholders (pemegang kebijakan), dan

kohesi sosial yang cenderung menurun keeratannya.

Jalan keluar yang ditawarkan adalah sistem insentif bagi pemerintah jika

mampu mengelola kompleksitas yang dihadapi oleh komunitas nelayan. Dari sudut

pandang peran penyuluh perikanan, maka untuk kondisi di Indonesia yang sangat

bervariasi antar masyarakat dan wilayah, dalam memfasilitasi masyarakat

nelayan, perlu ada dukungan sistem yang memungkinkan penyuluh dapat

melakukan tugasnya dengan baik. Hal ini dapat dilakukan misalnya melalui

kurikulum pendidikan dan latihan yang didalamnya tidak semata diisi dengan

substansi teknis perikanan –kelautan, namun harus ada substansi materi advokasi

masyarakat, pendekatan partisipatori dalam penyuluhan, dan pengembangan

kelembagaan dan jaringan sosial ekonomi di masyarakat nelayan. Selanjutnya,

untuk mendukung, penyuluh perlu distimulasi dengan sarana komunikasi dan

transportasi yang mendukung mobilitas mereka dalam bertugas, serta sistem

awards yang jelas.

Dengan demikian sistem penyuluhan perikanan yang dapat mengantisipasi

era perubahan perlu didasarkan perubahan. Perubahan dapat dilihat dari sisi sosio

20
budaya. Ada tiga tipe perubahan yang berkaitan dengan budaya yaitu evolusi,

difusi, akulturasi, sedangkan bentuk perubahan yang berkaitan dengan

masyarakat, meliputi revolusi, modernisasi, industrialisasi, urbanisasi dan

birokratisasi. Bahasan mengenai sistem penyuluhan perikanan, tentu tak cukup

ditinjau dari kedua bentuk perubahan itu, karena terkait pula dengan kondisi

spesifik sumber daya alam dan lingkungan. Terlebih di tahun 2000-an ini, kondisi

alam semakin menurun, antara lain karena perubahan iklim dan juga perilaku

manusia yang over-eksploitatif terhadap sumber daya perikanan dan laut.

Dengan demikian, sistem penyuluhan perikanan yang perlu dikembangkan

perlu didasarkan pada kondisi spesifik sumber daya yang dihadapi, baik sumber

daya alam mau pun manusia, kebijakan dan strategi pembangunan perikanan,

organisasi penyuluh dan dukungan kelembagaan penyuluhan (termasuk

mekanisme kerja, ketenagaan, penganggaran, dan sistem monitoring dan

evaluasi) pendidikan dan latihan untuk penyuluh (peningkatan wawasan dan

kompetensi), pengembangan teknologi dan inovasi perikanan yang efisien dan

berkelanjutan (dapat dihasilkan dari riset-riset berbasis potensi lokal), dan sistem

reward. Untuk mendukung penyelenggaraan penyuluhan perikananan yang dapat

menyokong tercapainya tujuan pembangunan perikanan maka diperlukan sistem

yang dapat mengintegrasikan komponen layanan penyuluhan.

21
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Penyuluhan merupakan suatu proses aktif yang memerlukan interaksi

antara penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan

perilaku. Dengan kata lain kegiatan penyuluhan tidak terhenti pada

penyebarluasan informasi, dan memberikan penerangan. Akan tetapi,

merupakan proses yang dilakukan secara terus menerus, sekuat tenaga

dan pikiran, memakan waktu dan melelahkan, sampai terjadinya

perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh penerima manfaat penyuluhan

yang menjadi client penyuluhan.

2. Peranan utama penyuluhan di banyak negara pada masa lalu dipandang

sebagai ahli teknologi dari peneliti ke petani. Akan tetapi sekarang peranan

penyuluhan lebih dipandang sebagai proses membantu petani untuk

mengambil keputusan sendiri dengan cara menambah pilihan bagi mere-

ka, dan dengan cara menolong mengembangkan wawasan mengenai

konsekuensi dari masing-masing pilihan tersebut.

3. Kendala saat melakukan penyuluhan perikanan yang dilakukan oleh

penyuluh perikanan memberikan dampak terhadap keberhasilan

penyuluhan yang sebelumnya sudah direncanakan. Dampak tersebut

dapat menghalangi berbagai informasi atau wawasan yang disampaikan

oleh komunikator (penyuluh) kepada komunikan. Adapun kendalanya

diantaranya adalah jarak tempuh, waktu, fasilitas, keilmuan, jumlah

penyuluh dan yang lainnya.


4. Sebagai tenaga fungsional, maka lingkup kerja penyuluh didasarkan pada

fungsinya sebagai tenaga pendamping bagi komunitas

nelayan/pembudidaya/ pengolah hasil perikanan dan pemasar. Secara

mendasar, seluruh penyuluh perikanan harus menguasai prinsip-prinsup

penyuluhan terutama terkait dengan kemampuan pengorganisasian

masyarakat, komunikasi informasi-inovasi, dan advokasi. Secara spesifik,

penyuluh perikanan dapat mengembangkan kekhususan sesuai bakat,

minat, dan konsistensi bidang yang dimilikinya, bisa di bidang budidaya

perairan, teknologi penangkapan ikan, pengolahan, pemasaran dan

pengembangan kelembagaan sosial-ekonomi perikanan. Pada level

kepakaran, penyuluh perikanan memilih spesialisasi yang ditekuninya,

misalnya ahli pengembangbiakan kerapu tikus, ahli vaksin untuk

pemberantasan virus pada ikan mas, ahli budidaya ikan air deras, bahkan

bukan tidak mungkin ada penyuluh yang menguasai bidang pemuliaan.

3.2 Saran

Hendaknya sebelum melakukan penyuluhan dilakukan persiapan yang

matang mengenai masalah yang dihadapi masyarakat, tujuan dari penyuluhan,

dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut sehingga penyuluhan yang

nantinya akan dilakukan benar-benar menjawab permasalah yang dihadapi oleh

masyarakat yang menjadi sasaran penyuluhan. Hendaknya masyarakat sasaran

juga dilibatkan dalam tahap perencanaan penyuluhan untuk memahami dengan

jelas permasalahan yang masyarakat tersebut hadapi.

23
DAFTAR PUSTAKA

Amanah, S. 2003. Perencanaan Program Penyuluhan Perikanan Di Desa


Anturan, Buleleng, Bali. Buletin Ekonomi Perikanan. 5 (1) : 1-20.

Amanah, S. 2007. Makna Penyuluhan dan Transformasi Perilaku Manusia.


Jurnal Penyuluhan. 3 (1) : 65-67.

Amanah, S. 2008. Sistem Penyuluhan Perikanan Dalam Mengantisipasi Era


Perubahan. Jurnal Penyuluhan. 4 (2) : 140-151.

Fikri, H, Subekti, Sofia. 2017. Peran Penyuluh Dalam Agribisnis Perikanan Air
Payau Di Kabupaten Bangkalan Madura. JSEP. Vol 10 (1) : 31-46.

Hermansyah. 2015. Peran Kepala Desa Dalam Pelaksanaan Pembangunan


Kecamatan Tana Lia Kabupaten Tana Tidung, (Studi Kasus di Desa
Tanah Merah dan Desa Sambungan). Vol. 3(2).

Safrida, T, Makmur dan Hafid. 2015. Peran Penyuluh Perikanan Dalam


Pengembangan Sektor Perikanan Di Kabupaten Aceh Utara. Agrisep.
Vol. 16(2).

24

Anda mungkin juga menyukai