Disusun oleh:
NIM : 1511103010053
BANDA ACEH
2016
1
KATA PENGANTAR
Banda Aceh, 25
Desember 2016
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..........................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN....................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................... 2
DAFTAR PUSTAKA........................................................14
3
DAFTAR GAMBAR
4
BAB I
PENDAHULUAN
1
(sumberdaya yang dapat pulih) tetapi bukan berarti tak terbatas
sehingga apabila tidak dikelola secara hati-hati, akan
memberikan dampak negatif terhadap ketersediaan sumberdaya
ikan dan lingkungan. Dalam usaha perikanan tangkap,
permasalahan yang sering terjadi adalah tingkat penangkapan
ikan di suatu wilayah yang melebihi potensi lestarinya (maximum
sustainable yield/MSY) sehingga terjadi fenomena tangkap lebih
(overfishing) yang berakibat pada penurunan hasil tangkapan
persatuan upaya (catch per unit effort) yang pada gilirannya
mengakibatkan penurunan pendapatan nelayan. Ketika
pemanfaatan (fishing effort) lebih besar dari pada tangkapan
optimum (MSY), maka akan terjadi pemanfaatan yang berlebihan
(over exploited).
2
ikan terbang. Bisa juga cumi-cumi. Bila memakai umpan tiruan,
ada umpan minow, konahead (cumi-cumian dari plastik), umpan
dari plastik lunak (palstic jig). Apabila memakai umpan ikan
hidup, timah bisa juga ditambahi pemberat agar posisinya ada di
bawah permukaan. Untuk pemancing ikan kuwe gerong
berukuran besar bisa juga menggunakan cara kasting dari pantai
(surf casting), dari tebing (rock casting), secara koncer (mancing
di atas kapal yang jangkarnya dilego dengan memakai umpan
ikan hidup), atau bisa juga mancing di atas kapal yang hanyut
oleh arus (drifting).
1.2 Tujuan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
perikanan biasanya harus mengalami perpindahan pemilikan dari
nelayan atau petani ikan sebagai produsen kepada penduduk
sebagai konsumen. Perpindahan pemilikan yang dimaksud terjadi
karena adanya pasar. Sebab itu pemasaran adalah mata rantai
yang penting dalam suatu pembangunan perikanan. Produksi
ikan bersifat musiman, terutama ikan laut. Dengan demikian,
pada suatu saat produksi ikan sangat melimpah, banyak ikan
yang tidak dimanfaatkan sehingga menjadi busuk. Hal ini sangat
merugikan bagi nelayan atau pengusaha yang berkecimpung
dalam dunia bisnis Perikanan. Ikan merupakan salah satu sumber
zat gizi penting bagi proses kelangsungan hidup manusia.
Manusia telah memanfaatkan ikan sebagai bahan pangan sejak
beberapa abad yang lalu. Sebagai bahan pangan, Ikan
mengandung zat gizi utama berupa protein, lemak, vitamin, dan
mineral (Junianto, 2003).
5
(surplus), sehingga apabila surplus ini dipanen (tidak lebih dan
tidak kurang), maka stok ikan mampu bertahan secara
berkesinambungan (sustainable). Dengan tercapainya tingkat
MSY maka akan tercapai produksi yang maksimum secara
ekonomi dan merupakan tingkat upaya yang optimal secara
sosial (Fauzi, 2008).
6
BAB III
7
Gambar 3. Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan di
Wilayah Kalimantan
8
Gambar 5. Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan di
Wilayah Papua dan Sekitarnya
9
penangkapan ikan yang menjadi gambaran umum letak titik
pusat daerah penangkapan mereka. Dilihat dari gambar peta
prakiraan daerah penangkapan di berbagai pulau besar
Indonesia yaitu Pulau Sumatera, Pulau Jawa dan sekitarnya,
Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, dan Pulau Papua mempunyai
daerah potensial ikan yang dilihat dari simbol ikan yang
berwarna hitam dan daerah penangkapan ikan yang dilihat dari
simbol ikan yang berwarna hitam. Hasil prakiraan tersebut
diambil pada tanggal 19-20 Desember 2016 yang dipublis oleh
Balai Penelitian dan Observasi Laut Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir Balitbang Kelautan
dan Perikanan. Peta prakiraan yang diinformasikan oleh Lembaga
Pusat Balitbang Kelautan dan Perikanan.
10
12
(surf casting), dari tebing (rock casting), secara koncer (mancing
di atas kapal yang jangkarnya dilego dengan memakai umpan
ikan hidup), atau bisa juga mancing di atas kapal yang hanyut
oleh arus (drifting).
13
tubuh tersebut akan memberikan kemudahan ikan dalam
menembus air sebagai media hidup. Bentuk tubuh tersebut
biasanya dikatakan sebagai bentuk tubuh ideal (fusiform).
14
Gambar 7. Daerah Sebaran Ikan Kuwe (Gnathanodon speciosus)
15
Dilihat dari tingkah lakunya ikan kuwe merupakan jenis ikan
predator yang hidup secara soliter atau membentuk gerombolan.
Ikan kuwe pada umumnya memangsa jenis crustacea seperti
kepiting dan lobster berduri, namun pada kondisi malam
memangsa ikan Ciguatoxic. Ikan kuwe merupakan ikan yang
melakukan migrasi dari satu perairan ke perairan lain untuk
mencari lingkungan yang sesuai untuknya. Reproduksi untuk
spesies ini terjadi pada musim panas bersamaan dengan
migrasinya dengan area bertelur adalah atol.
16
Gambar 8. Pola Migrasi Ikan Kuwe (Gnathanodon speciosus)
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
17
5. Ikan kuwe merupakan jenis ikan predator yang hidup
secara soliter atau membentuk gerombolan. Ikan kuwe
pada umumnya memangsa jenis crustacea seperti
kepiting dan lobster berduri, namun pada kondisi malam
memangsa ikan Ciguatoxic.
4.2 Saran
Semoga dengan adanya peta prakiraan daerah
penangkapan ikan yang diperoleh lewat website Lembaga Pusat
Kementerian Kelautan dan Perikanan, dapat memudahkan
kegiatan penangkapan ikan bagi para nelayan dalam
menemukan lokasi daerah penangkapan sehingga ikan atau
biota laut yang terdapat didalamnya bisa terjaga kelestarian
ekosistemnya dan keberlanjutan biotanya dengan waktu jangka
panjang.
18
DAFTAR PUSTAKA
19