Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Jenis Jenis Hasil Perikanan Penangkapan ikan yang Baik

Standar K3 dalam Kegiatan Penangkapan ikan

Disajikan Pada Mata Kuliah: Penanganan Dan Penyimpanan Hasil


Dosen Pengampu : Ir. Jenny I. Manenkey, M.Si

Oleh:
Kelompok 1:
1.Almansyah 21.2.01.054

2.Suraplin Dg Parani 21.2.01.089

3.Sai Agil Sofian 21.2.01.088

4.Ezra Rumengan 21.2.01.063

Kementerian Kelautan dan Perikanan Bitung


Program Studi Mekanisasi Perikanan

Tahun/2O22/2O23

KATA PENGANTAR

Assalamualaikm Wr.Wb.

Alhamdulillah. puji syukur kami haturkan atas kemurahan Allah SWT yang telah
memberi rahmat dan karunia yang tiada terputus serta yang telah memberi
kesehatan kepada kami, sehingga makalah yang berjudul "Standar Mutu Hasil
Perikanan Dan Penanganan Sesuai Standar Mutu. Shalawat dan salam tak lupa
kami sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Adapun tujuan
penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penanganan Dan
Penyimpanan Hasil.

Kami memohon maaf jika di dalam penulisan makalah masi banyak kesalaham
maupun kekeliruan, baik dalam penulisan kata ataupun kalimat yang masih rancu
dan kurang di mengerti. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagipara pembaca,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar dalam
pembuatan makalah berikutnya bisa lebih baik. Wassalamualaikum Salam Wr.Wb.

Bitung,Agustus 2023
BAB 1

Pendahuluan
1.2 Latar Belakang

Perikanan adalah salah satu sektor yang diandalkan untuk pembangunan nasional dan merupakan
potensi dan asset yang sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Potensi perikanan
yang dimiliki merupakan potensi ekonomi yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan
nasional. Potensi perikanan laut tersebut meliputi perikanan tangkap, budi daya laut, dan industri
bioteknologi kelautan. Oleh karena itu pengelolaan potensi perikanan ini perlu diarahkan pada
pendayagunaan sumber daya ikan dengan memperhatikan daya dukung yang ada dan
kelestariannya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, meningkatkan taraf hidup nelayan kecil
dan pembudi daya ikan kecil, meningkatkan penerimaan dari devisa negara, menyediakan
perluasan dan kesempatan kerja, meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan daya saing hasil
perikanan serta menjamin kelestarian sumber daya ikan, lahan pembudidayaan ikan serta tata
ruang (Undang-undang No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan).

Sejalan dengan itu pemerintah Indonesia melalui program Nawacita berusaha menjadikan
Indonesia sebagai poros maritim dunia (PMD) yakni sebuah Indonesia yang maju, sejahtera, dan
berdaulat berbasis pada ekonomi kelautan, hankam, dan budaya maritim. Sektor perikanan
tangkap menjadi andalan dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan dengan peran
strategis antara lain: (1) penyedia lapangan kerja khususnya bagi masyarakat di daerah pesisir
dan sekitar perairan umum daratan; (2) penyedia bahan pangan (protein hewani) bagi
masyarakat; (3) penghasil devisa bagi negara (melalui ekspor komoditas perikanan); (4)
pendorong tumbuhnya industri-industri lain terkait; dan (5) penggerak pertumbuhan ekonomi di
daerah.
1.2 Tujuan masalah

1. Mengetahui Jenis Perikanan

2. Mengetahui Tentang Perikanan

3. Mengetahui K3 Perikanan

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Jenis Jenis Perikanan

Indonesia merupakan salah satu negara maritim atau kepulauan yang sebagian besar wilayahnya
berupa perairan laut. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Badan Koordinasi Survei
dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), jumlah pulau-pulau yang tersebar di wilayah Indonesia
lebih dari 17.000 dengan ukuran besar dan kecil. Pulau-pulau tersebut dikelilingi oleh laut. Luas
wilayah laut Indonesia sampai batas teritorial mencapai 3,1 juta km2, sedangkan jika ditambah
dengan zona ekonomi eksklusif luasnya mencapai 5,8 juta km2. Wilayah perairan laut yang
sangat luas ini merupakan potensi sumber daya alam bahari yang tidak ternilai harganya. Kita
dapat memanfaatkan berbagai sumber daya yang terkandung di dalamnya, seperti beberapa jenis
bahan galian, gerakan air laut, maupun sumber daya sektor perikanan.

1. Perikanan Pantai
Perikanan pantai dilakukan di kawasan laut dangkal dengan jarak tempuh kurang dari 60 mil dari
pantai. Jenis penangkapan ikan ini biasa dilakukan oleh nelayan tradisional yang menggunakan
perahu dayung atau kapal motor tempel. Oleh karena peralatan yang digunakan sangat terbatas,
hasil tangkapannyapun kurang memuaskan. Jenis ikan yang sering ditangkap, antara lain
kembung, teri, petek, lemuru, dan beberapa jenis moluska, seperti cumi dan ubur-ubur.

2) Perikanan Laut Dalam


Perikanan laut dalam merupakan jenis penangkapan ikan di laut lepas atau samudra yang biasa
dilakukan oleh nelayan modern atau perusahaan perikanan dengan peralatan canggih. Mereka
biasa pergi menangkap ikan dengan kapal trawl serta alat penangkap ikan berupa pukat harimau.
Jala ikan jenis ini mampu menjaring ikan dalam jumlah yang banyak, mulai dari ikan-ikan besar
sampa yang ukurannya kecil. Komoditas yang menjadi andalan tangkapan adalah tuna dan
cakalang.

3) Perikanan Darat
Selain perikanan laut juga mengenal perikanan darat yang dilakukan di air tawar dan air payau.
Bentang perairan darat yang biasa dijadikan wilayah penangkapan atau pembudidayaan ikan
antara lain sungai, danau, empang atau kolam, sawah, dan bendungan (waduk atau danau
buatan). Budidaya ikan di sungai biasanya dilakukan dengan sistem arus deras (water running
system) yang memanfaatkan aliran sungai. Dengan pola ini pertumbuhan ikan relatif cepat, sebab
ikan senantiasa bergerak untuk menahan aliran air dan selalu terjadi pergantian air.

2.3 Penangkapan Ikan yang Baik

Penangkapan Ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan
dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk
memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau
mengawetkannya.

1.Dalam hal menangkap ikan, pelaku perikanan dalam hal ini para penangkap ikan wajib
bertanggung jawab dalam arti kegiatan penangkapan yang dilakukan senantiasa
mempertimbangkan perlindungan dan pengelolaan sumberdaya atas dasar pertimbangan
dukungan data yang baik serta pengetahuan lainnya tentang sumberdaya dan habitatnya.

2. Adanya upaya menjaga kualitas, keragaman dan ketersediaan sumberdaya perikanan dalam
jumlah yang cukup bagi generasi sekarang dan mendatang, yaitu dengan mencegah adanya
kondisi lebih tangkap, pemanfaatan yang seimbang sesuai dengan jumlah hasil tangkap yang
diperbolehkan.
3. Alat penangkap yang dioperasikan harus selektif terhadap sasaran ikan yang ditangkap (target
species).

4. Adanya upaya penanganan (handling) hasil tangkapan yang memadai dalam rangka
mempertahankan gizi, kualitas dan keamanan hasil olahan dan upaya memperkecil resiko
timbulnya pencemaran lingkungan dari hasil buangan baik dalam aktifitas penangkapan maupun
pada saat pengolahan.

5. Melakukan upaya konservasi terhadap pada habitat yang kritis, mangrove, perairan karang,
tempat memijah ikan dan lain-lain.

6. Memberikan peluang dan perlindungan yang semestinya terhadap perikanan rakyat berskala
kecil atas kelangsungan usaha, lapangan kerja, pendapatan dan kemanan serta kemudahan dalam
mendapatkan fishing groundKondisi ini untuk menyesuaikan antara upaya penangkapan (fishing
effort) dengan potensi sumberdaya ikan yang tersedia.

7. Usaha penangkapan ikan harus dilaksanakan dengan tetap mempertimbangkan dan


bertanggung jawab terhadap ekologi dan lingkungan untuk melindungi stock dan habitat lautan,
dan untuk memanfaatkan sosial ekonomi yang maksimal

2.4 Standar keselamatan (K3) kegiatan Penangkapan ikan

1. HT (Radio Dua Arah)

HT merupakan alat komunikasi yang biasa digunakan saat kondisi darurat di atas kapal. Adapun
alat ini biasanya berjumlah 3 buah yang masing-masing digunakan oleh ketua operator, ketua
penyelamatan dan Kepala Engine Department.
Jadi mereka akan saling berkomunikasi menggunakan HT atau radio dua arah untuk
mengabarkan situasi atau kondisi saat kondisi darurat, sehingga bisa meminimalisir adanya
korban.

2. SART (Search and Rescue Transponder)

SART adalah alat transmitter responder tahan air yang dirancang khusus untuk keadaan darurat
di laut untuk mengetahui keberadaan kapal yang mungkin hilang atau keberadaannya tidak
diketahui. Jadi dengan bantuan alat ini kita bisa mendeteksi titik koordinat kapal yang kita
tumpangi maupun kapal lain yang berada di sekitar kita

3. Rocket Parachute Signal

Rocket parachute signal adalah alat yang bisa memancarakan tanda minta bantuan
atau singnalling for help saat kondisi darurat di atas kapal.

Alat ini bentuknya mirip seperti tabung yang terdapat parachute di dalamnya dengan beban
tergantung di dalamnya. Adapun beban tersebut terbuat dari bahan phosphor yang mudah
terbakar sehingga bisa menyala sangat terang.
Cara kerjanya apabila alat ini dinyalakan maka akan ada pelontar yang melempar parasutnya ke
atas dengan ketinggian tertentu dan bahan phosphor tadi akan mulai terbakar yang menghasilkan
cahaya terang untuk memberikan tanda atau isyarat bahaya ke atas.

4. Life Jacket

Life Jacket atau baju pelampung adalah alat keselamatan yang sangat dibutuhkan di atas kapal
khususnya saat situasi bahaya. Adapun setiap awak kapal dan penumpang harus dilengkapi
dengan life jacket masing-masing agar saat terjadi bahaya bisa dengan cepat mengevakuasi diri
sendiri untuk meninggalkan kapal.

Fungsi dari baju pelampung ini yaitu untuk membantu korban atau pemakai (sadar atau tidak
sadar) bisa tetap mengapung di atas air dengan posisi hidung dan mulut berada di permukaan.
Alat ini memang sudah dirancang khusus sebagai alat keselamatan di kapal.

5. Immersion Suit

Immersion suit adalah jas kering tahan air yang bisa digunakan untuk melindungi pemakainya
dari penyakit hipotermia akibat dinginnya air laut saat kapal yang ditumpanginya tengelam atau
terbalik.

Selain itu immersion suits juga bisa digunakan saat terjadi kebakaran besar di kapal yang bisa
membahayakan awak kapal dan penumpang karena baju ini tidak mudah rusak, terbakar atau
meleleh karena api.
6. Ringbuoy (Ban Pelampung)

Ringbuoy atau ban pelampung adalah alat keselamatan di atas kapal yang digunakan untuk
membantu orang jatuh ke laut bisa tetap terapung. Jadi misalkan ada salah satu penumpang atau
awak kapal yang terjatuh ke air maka bisa dengan segera melemparkan ringbuoy ke area yang
bisa dijangkau untuk menyelamatkan korban.

7. Rescue Boat
ringbuoy tadi dilemparkan untuk menyelamatkan korban yang terjatuh agar tetap bisa
mengapung di atas air, maka rescue boat ini digunakan untuk menjemput korban untuk dibawa
ke atas kapal.

Rescue boat ini biasanya bertenaga mesin yang dapat dikendalikan untuk menghampiri korban
dan membawanya kembali ke tempat yang lebih aman

8. Muster List

Muster list adalah bagan atau gambaran daftar tugas seluruh awak kapal saat terjadi masalah
darurat di atas kapal. Jadi dengan adanya muster list ini masing-masing awak sudah mengetahui
apa saja tugas dan tanggung jawabnya serta langkah apa yang harus diambil untuk
meminimalkan korban jiwa.

9. Lifeboat (Sekoci)
Lifeboat atau sekoci adalah alat keselamatan yang digunakan untuk meninggalkan kapal utama
saat kondisi darurat. Adaun lifeboat ini merupakan kapal berukuran lebih kecil yang diletakkan
diatas kapal dan dapat diluncurkan dengan bantuan mekanik untuk melakukan penyelamatan
semua awak crew.

10. Inflatable Liferaft

Liferaft adalah sebutan untuk jenis perahu karet dengan tenda pelindung yang juga dilengkapi
dengan makanan dan minuman serta obat-obatan.
Liferaft merupakan alat keselamatan yang sengaja dirancang biasa digunakan saat kondisi
darurat agar pemakaianya bisa bertahan hidup selama seminggu sebelum akirnya datang regu
penolong untuk melakukan evakuasi.

12. Fire Retardant Bulkhead

Fire retardant bulkhead adalah sekat tahan api yang mampu mencegah atau membatasi
terjadinya penyebaran api ke ruangan sensitive lain seperti area akomodasi , ruang pompa, ruang
mesin, dll saat terjadi kebakaran.

13. Fire Door

Fire door adalah pintu anti api yang biasanya dipasang berkesinambungan dengan Fire Retardant
Bulkhead untuk memotong jalur oksigen saat terjadi kebakaran.

Jadi misalkan di area akomodasi terjadi kebarakan, maka dengan segera dipasang fire door untuk
memotong jalur masuknya oksigen dari luar yang bisa memperparah kobaran api.

14. Fire Pump

Fire Pump adalah pompa untuk memadamkan api saat terjadi kebakaran di atas kapal. Bahkan
sesuai dengan peraturan, alat keselamatan ini dan juga emergency power pump merupakan salah
satu perlengkapan wajib yang harus ada di setiap kapal yang beroperasi.

15. Fire Main Piping and Valves

Adalah jalur pipa utama yang menghubungkan antara pompa dan hidran. Adapun dengan jalur
ini kita bisa mengetahui hidran mana yang harus dibuka atau tidak untuk memadamkan kobaran
api.

16. Fire Hose and Nozzle


Adalah selang pemadam kebakaran di kapal yang memiliki panjang minimal 10 meter. Adapun
diameter dan jumlah selang telah ditentukan oleh lembaga produksi.  Jadi alat ini akan
menyemprotkan air yang telah di pompa dengan mode yang ada.

17. Fire Hydrant

Fire hydrant adalah alat yang mengontrol suplai air saat memadamkan api dengan menggunakan
fire pump. Bisa dibilang, alat ini yang mengatur besar kecilnya tekanan yang harus dikeluarkan
melalui selang yang ada.

18. Portable Fire Extinguisher

Portable fire extinguisher adalah alat pemadam kebakaran versi portable yang mudah untuk
dibawa dan di pindahkan. ALat ini ukurannya tidak terlalu besar dan ada berbagai macam tipe
yang berbeda sesuai dengan fungsinya masing-masing.

19. Fixed Fire Extinguisher

Fixed fire extinguisher adalah alat pemadam kebakaran yang mampu memadamkan api sangat
besar dengan campuran CO2, busa dan air. Alat ini biasanya ditempatkan di ruang-ruang vital
seperti kamar mesin maupun ruang muatan barang yang dapat dikendalikan jarak jauh.

20. Inert Gas System

Inert gas system adalah alat untuk mendeteksi kadar gas yang terlalu tinggi yang bisa memicu
terjadinya kebakaran. Jadi alat ini akan memunculkan suara alarm jika mendeteksi kadar gas
diatas rata-rata. Bisanya alat ini dipasang pada jenis kapal tanker minyak bermuatan diatas 2000
dwt.

21. Fire Detector and Alarm


Adalah jenis alat pendeteksi tanda-tanda terjadinya kebakaran seperti timbulnya percikan api
dengan membunyikan alarm untuk memberitahukan kepada seluruh awak kapal yang berjaga
atau bertugas.

22. Remote Shut and Stop System

Adalah alat yang berfungsi untuk menghentikan suplai bahan bakar ke mesin saat terjadi
kebakaran di atas kapal. Adapun tujuannya untuk meminimalisir terjadinya ledakan yang lebih
besar khususnya di ruang kamar mesin.

BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan

➢ Menjadikan Kelestarian lingkungan terjaga.

➢ hasil produksi penangkapan ikan meningkat.

➢ hingga pemanjaatan hasil laut yang dapat dinikmati oleh generasi


selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai