DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3. Metode…………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan…………………………………………………………….
Saran …………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Sebelum kita masuk kepada inti dari makalah ini kita harus mengetahui apa itu Sumber daya
Perikanan?.Dalam pengertian umum, sumber daya didefinisikan sebagai sesuatu yang
dipandang memiliki nilai ekonomi. Dan dapat juga dikatakan bahwa sumber daya adalah
komponen dari ekosistem yang menyediakan barang dan jasa yang bermanfaat bagi
kebutuhan manusia.Sedangkan Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan
pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan,jadi sumber daya perikanna
Menurut Insidewinme (2008), sumberdaya ikan adalah merupakan salah satu sumberdaya
kelautan dan perikanan yang tergolong dalam sumberdaya yang dapat diperbaharui
(renewable resources), artinya jika sumberdaya ini dimanfaatkan sebagian, sisa ikan yang
tertinggal mempunyai kemampuan untuk memperbaharui dirinya dengan berkembang biak.
Dan Potensi Sumberdaya Alam perikanan dan kelautan yang dimiliki Indonesia sangat
besar. 5.176.800 km² Dengan luas wilayah Perairan Indonesia yang mencapai 3.257.357 km²,
serta luas daratan yang mencapai 1.919.443 km², sehingga luas daratan dan perairan
Indonesia yang mencapai 5.176.800 km², seharusnya dengan potensi ini Indonesia menjadi
sebuah Negara yang penuh dengan swasembada pangan baik yang bersumber dari daratan
maupun dari perairan. Namun, potensi ini belum dikelola dan dimanfaatkan secara benar,
bertanggung jawab dan berkelanjutan demi kesejahteraan masyarakat. Hal ini disebabkan
masih kurangnya pengetahuan dan informasi para pelaku kegiatan akan pentingnya
memanfaatkan dan mengolah secara lestari dan berkesinambungan.
PEMBAHASAN
Karena penangkapan ikan telah lama menjadi industri yang digunakan oleh manusia, ada
beberapa alasan mengapa hal itu menjadi masalah saat ini. Beberapa penyebap overfishing
antara lain:
Kesulitan dalam mengatur wilayah penangkapan ikan karena kurangnya sumber daya
dan aktivitas pelacakan.
Sebagian besar wilayah di dunia sama sekali tidak memiliki pengawasan terkait dengan
industri perikanan mereka, yang berarti praktik dan aktivitas armada penangkapan ikan
tidak atau nyaris tidak dipantau.
Di perairan internasional, hampir tidak ada aturan tentang praktik penangkapan ikan,
yang berarti armada penangkapan ikan dapat melewati wilayah yang memang memiliki
peraturan.
Kurangnya pengetahuan tentang populasi dan kuota ikan dalam standar universal.
Masalah bea cukai dan impor yang tidak mempersoalkan asal usul ikan, menyebabkan
praktik sembunyi-sembunyi seperti menyebut satu jenis ikan dengan yang lain.
Penangkapan ikan yang tidak dilaporkan, yang hampir tidak mungkin dilacak.
Banyak negara memiliki subsidi untuk nelayan yang membuat jumlah mereka lebih
tinggi dari yang seharusnya (diperkirakan ada 2 kali lebih banyak armada dari yang
dibutuhkan).
Daerah penangkapan ikan sebagian besar tidak terlindungi – hanya sedikit di atas 1,5%
lautan telah dinyatakan sebagai daerah perlindungan, dan sebagian besar masih terbuka
untuk nelayan. Ini berarti bahwa daerah dapat dirugikan atau habis.
Dampak Overfishing
Berikut adalah beberapa efek utama dari penangkapan ikan yang berlebihan:
Bycatch mengarah pada penangkapan hewan laut yang tidak digunakan atau tidak
diperlukan. Hewan tersebut mungkin termasuk spesies yang dilindungi atau terancam punah
atau spesies yang bernilai ekonomi kecil atau tidak ada sama sekali. Jika tertangkap, mereka
biasanya dihancurkan dan dibuang di air atau di darat.
Jelas, dampak overfishing sangat luas, dan banyak dari mereka tidak akan diketahui sampai
mereka benar-benar berdampak negatif pada kehidupan manusia di planet ini. Ada sejumlah
kelompok konservasi di seluruh dunia yang berfokus pada cara membuat industri
perikanan lebih berkelanjutan dalam jangka panjang. Beberapa solusi yang digunakan antara
lain:
1. Perkuat Regulasi
Kurangnya peraturan dan kebijakan khusus, dan fakta bahwa penangkapan ikan telah menjadi
industri yang terkait dengan sejarah manusia dan peradaban, banyak kelompok, seperti Dana
Margasatwa Dunia, membantu negara-negara belajar menyiapkan protokol pengelolaan yang
memadai dan efektif.
4. Mengedukasi Pengecer
Cara lain yang coba dilakukan oleh para konservasionis untuk mengubah masalah
penangkapan ikan yang berlebihan adalah dengan bekerja sama dengan pengecer untuk
mendidik mereka tentang cara membeli makanan laut mereka dari perikanan berkelanjutan.
Harapannya adalah dengan membangun dukungan untuk tujuan di tingkat ini, lebih banyak
tekanan akan diberikan pada perikanan untuk memenuhi standar.
5. Pengurangan Subsidi
Banyak pemerintah mensubsidi industri perikanan dengan subsidi, dalam upaya untuk
menjaga industri ini berkembang. Persoalannya, hal itu justru mendorong nelayan untuk terus
berekspansi, yang berarti subsidi hanya berujung pada masalah overfishing.
1
merdeka.com (Dampak Overfishing, Penyebab, dan Cara Mengatasinya untuk Lestarikan Kehidupan Laut)
media.neliti.com Dampak Kelebihan Tangkap (Overfishing) Terhadap Pendapatan Nelayan di Kabupaten Rokan
Hilir (By : Ria Pika Wati)
B. Apa dampak pengambilan sumber daya perikanan secara berlebihan
Dampak yang akan ditimbulkan jika pengambilan sumber daya perikanan dilakukan secara
berlebihan dan tidak terkendali adalah merusak ekosistem perikanan yang ada di lingkunga
tersebut. Sehingga menyebabkan jumlah ikan setiap tahunnya akan menurun bahkan dapat
menyebabkan ikan menjadi langka di wilayah tersebut.
Sumber daya alam merupakan semua sumber daya yang dapat diperoleh langsung dari alam.
Sumber daya alam berdasarkan sumber mendapatkannya dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
Sumber daya alam biotik atau hayati yaitu jenis sumber daya alam yang diambil dari sumber
berupa makhluk hidup atau dari komponen biotik.
Sumber daya alam abiotik atau non hayati yaitu jenis sumber daya alam yang diambil dari
sumber berupa makhluk tak hidup atau dari komponen abiotik.
Setiap orang memiliki beberapa kewajiban yang harus ditunaikan terhadap sumber daya
alam seperti:
Setiap orang memilki kewajiban menggunakan sumber daya alam yang lebih ramah
lingkungan.
Setiap orang memilki kewajiban menggunakan sumber daya alam dengan hemat.
Setiap orang memilki kewajiban melestarikan sumber daya alam.
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP Muhammad Zaini Hanafi mengatakan, pihaknya
selalu berusaha mendorong kesejehateraan nelayan sebagai pelaku utama di subsektor ini.
Upaya peningkatan kesejahteraan tersebut di antaranya melalui program asuransi nelayan,
kelembagaan agar nelayan punya akses serta daya tawar lebih kuat, berbagai fasilitas
pendanaan, juga pelatihan diversifikasi usaha. Ia menegaskan, bahwa setiap bantuan yang
diberikan tersebut berdasarkan konsep bottom up (dari bawah ke atas) sehingga lebih tepat
sasaran.
"Sumber pendanaan untuk dukungan tersebut dapat berasal dari pendanaan gotong royong,
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang 'dikembalikan' kepada nelayan. Jadi nelayan
yang besar dapat berbagi, membantu, memberikan subsidi bagi nelayan-nelayan kecil," jelas
Zaini dalam Dialog Produktif Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN, Kamis (30/9).
Untuk mengubah pola pikir nelayan dalam hal pengelolaan keuangan, katanya, KKP juga
mencoba membiasakan nelayan menabung.
"Melalui program Kartu Kusuka (Kartu Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan) yang juga
berfungsi sebagai kartu ATM," tutur Zaini seraya menambahkan jika penghasilan nelayan
sebetulnya tidak kecil, namun terkendala pengelolaan keuangannya.Zaini tidak memungkiri,
bahwa perikanan Indonesia kaya, namun belum dioptimalkan. Dalam memanfaatkan
kekayaan alam ini penangkapan ikan harus dilakukan secara terukur dengan tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan."Jadi keseimbangan faktor ekologi dan ekonomi harus
tetap terjaga" tegasnya.
Terkait regenerasi nelayan, Zaini menjelaskan adanya program Bangga Menjadi Nelayan
untuk meyakinkan para generasi muda bahwa profesi nelayan dapat berpenghasilan besar dan
bergengsi.Kesejahteraan nelayan juga menjadi fokus utama kegiatan Himpunan Nelayan
Seluruh Indonesia (HNSI). Hal ini ditegaskan oleh Ketua Bidang Perikanan Tangkap dan
Budidaya DPP HSNI Toga Mahaji pada waktu yang sama.Sebagai perpanjangan tangan para
nelayan, Toga mengharapkan pemerintah dan pihak-pihak terkait dapat mendengarkan
masukan dan kebutuhan nelayan terutama para nelayan prasejahtera, serta
mempertimbangkan kondisi setempat. Tujuannya, supaya program dan bantuan kesejahteraan
nelayan yang diberikan dapat tepat sasaran..2
2
brainly.co.id. Apa dampak pengambilan sumber daya perikanan secara berlebihan dan tidak
terkendali.
CNN Indonesia. Pemerintah Komitmen Dorong Peningkatan Kesejahteraan Nelayan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Saat ini pemanfaatan sumberdaya cenderung berlebih dan tidak terkontrol, hal ini dapat
mengancam keanekaragaman dan keseimbangan sumberdaya alam hayati laut terkhusus
sumberdaya perikanan jadi kita juga harus tetap menjaga dan menjaga dan melestarikan laut
tempat dimana sumberdaya ikan dan terumbu karang dan makhluk hidup yang ada di laut
agar tetap terjaga dari ancaman lingkungan yang buruk. Untuk itu perlu dilakukan langkah
atau upaya pemantauan terhadap segala usaha pemanfaatan sumberdaya laut (sumberdaya
perikanan). Guna memperlambat laju penurunan potensi sumberdaya perikanan.Degan cara
ini kita juga masih bisa merasakan manfaat yang besar dari sumber daya perikanan hal ini
juga berdanpak besar bagi nelaya-nelayan kecil yang mata pencaharianya itu di laut agar bisa
meningkatkan kesejahteraan nelayan-nelayan kecil degan cara pengelolaan sumber daya yang
baik dari meperintah tetapi kita jua harus membantu melestarikan dan menjaga sumberdaya
perikanan.
B. Saran
pemerintah harus melakukan peningkatan patroli di wilayah perairan agar tidak ada
kapal asing yang sembarangan megambil sumber daya perikanan karna kalau kita
lalai akan hal itu maka akan berdanpak bagi negara dan juga masyarakatnya karena
kalau kita biarkan begitu saja maka itu akan sagat merugikan.
Meningkatkan kapasitas masyarakat. Masyarakat sebagai aktor utama dalam aktivitas
perikanan maupun pariwisata. Mereka sebagai informan kunci ketika aktivitas lokal
(pariwisata, perikanan,dan sebagainya) hanya aktif pada saat mendapatkan bantuan
dari pihak luar (LSM atau pemerintah) dan lembaga atau organisasi tersebut tidak
aktif saat bantuan dari pihak luar dihentikan. Oleh karena itu, pengelola diharapkan
dapat mendorong masyarakat untuk dapat lebih mandiri mengorganisir kelompoknya
baik dari sisi program maupun pengelolaan keuangan. Diperlukan juga peningkatan
kapasitas masyarakat dengan memberikan pemahaman tentang zonasi. Proses
pemahaman dapat dilakukan dengan memberikan pengetahuan tentang peraturan,
peta lokasi kawasan dan zonasi, serta manfaat kawasan. Dengan hal tersebut
diharapkan masyarakat dapat paham dan patuh terhadap peraturan yang berlaku. Hal
ini terkait dengan tingkat kepatuhan masyarakat terhadap aturan yang diterapkan
dalam kawasan.
DAFTAR PUSTAKA