ILLEGAL FISHING
Maraknya aktivitas illegal fishing di Indonesia disebabkan oleh beberapa hal
yaitu: (1) rentang kendali dan luasnya wilayah pengawasan tidak sebanding
dengan kemampuan pengawasan yang ada saat ini; (2) terbatasnya kemampuan
sarana dan armada pengawasan di laut; (3) lemahnya kemampuan SDM nelayan
Indonesia dan banyaknya kalangan pengusaha bermental pemburu rente ekonomi
atau broker; (4) masih lemahnya penegakan hukum; dan (5) lemahnya koordinasi
dan komitmen antar aparat penegak hukum berbagai kegiatan yang termasuk
kategori illegal fishing secara langsung merupakan ancaman bagi upaya
pengelolaan sumber daya ikan yang bertanggung jawab dan menghambat
kemajuan pencapaian perikanan tangkap yang berkelanjutan
2. Destructive Fishing
Penggunaan teknologi penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan hampir
terjadi di semua daerah di Indonesia. Teknologi penangkapan yang digunakan
pada umumnya menyebabkan kerusakan dan kehancuran sumber daya perikanan.
Teknologi tersebut misalnya, penggunaan alat tangkap trawl, potasium sianida,
dan penggunaan bom ikan.
SOLUSI
Potensi
Perlu di ketahui bahwa Indonesia itu punya wilayah kepulauan terbesar dan garis pantai
terpanjang kedua di dunia setelah kanada. Indonesia merupakan Negara maritime dengan
potensi dan kontribusi perikanan yang signifikan bagi dunia, bahkan 10% pemasok
komoditas perikanan dunia itu dari kita. Dengan komoditas utama yaitu Tuna, Rumput Laut,
Udang, dan Kepiting.
Pemerintah membangun sentra bisnis kelautan dan perikanan terpadu di kawasan perbatasan.
Selain untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kawasan ini diharapkan dapat
memperbaiki kesejahteraa masyarakat pesisir. Karena 8 juta penduduk miskin di Negara kita
itu bergantung dari laut.
pemanfaatan yang sangat tinggi tersebut tidak diikuti dengan upaya menjaga kelestarian
ekosistem laut dengan baik. Hal tersebut kemudian memicu banyaknya permasalahan yang
mengakibatkan kerusakan ekosistem laut.
Adanya degradasi lingkungan di pesisir Laut Jawa, salah satunya diakibatkan oleh
pembangunan yang dilakukan manusia. Pada prosesnya, dampak buruk dan limbah dari
pembangunan kemudian dibuang ke laut dan memicu pencemaran laut.
Beberapa tahun terakhir, perairan Laut Jawa yang masuk dalam wilayah pengelolaan
perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) 712 mendapatkan perhatian sangat besar
dari para pemangku kebijakan sektor kelautan dan perikanan. Penyebabnya, karena over-
exploitasi sehingga perairan Laut Jawa disebut-sebut sudah ‘kehabisan nafas’, dan diprediksi
isinya akan habis tak bersisa.
Selain sumber daya ikan (SDI) yang semakin sulit ditangkap oleh para nelayan, dalam
beberapa tahun terakhir daya dukung lingkungan juga terus mengalami penurunan. Hal
tersebut terjadi, karena pembangunan di sepanjang pantai terus bertambah banyak dari waktu
ke waktu. Kondisi tersebut juga diperparah dengan tidak dijalankannya program konservasi
untuk wilayah pesisir.
Hal yang kemudian menjadi perhatian adalah tentang kesehatan laut yang dinlai cukup rentan
terhadap berbagai kemungkinan pencemaran dan kerusakan. Selain terjadi di wilayah sendiri,
pencemaran juga dapat berupa hasil kiriman dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Bahkan tak sedikit limbah-limbah yang dihasilkan oleh Kapal penumpang maupun kapal
pengangkut barang terbuang diwilayah perairan di Jawa Tengah. Hal ini tentu menyebabkan
kesehatan terhadap laut semakin berkurang dan memerlukan perhatian lebih dari para
pemangku kebijakan beserta jajarannya.
Bagaimana dan seperti apa upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan Suistainable
Development Goals (SDGs14) khususnya terkait perlindungan lingkungan laut di Jawa
Tengah.
Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Menteri Nomor 75 tahun 2016 telah mengatur
bahwa tidak diperbolehkan membangun tambak baru pada lahan mangrove dan zona inti
kawasan konservasi.
Namun kenyataannya, saat ini hutan mangrove banyak tergusur untuk dialih fungsi lahannya
menjadi tambak udang dan lahan pertanian. Hilangnya hutan mangrove berarti hilangnya
fungsi daya dukung ekologi yang juga dapat menganggu keberlanjutan budidaya kedepannya.
Bagaimana meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya keberadaan hutan
mangrove. Mangrove sudah jelas menukung keberlanjutan tambak udang, dan berlaku
sebaliknya tambak udang harus mendukung keberlanjutan hutan mangrove.