Anda di halaman 1dari 4

AJENG ELLIYA MAULIDIA ADKHA

08211940000017

KUIS PERENCANAAN PESISIR KELAS A


1. Sebutkan 6 isu penting potensi yang perlu dikelola dalam perencanaan pesisir
terkait dengan kondisi eksisting pesisir dan pulau pulau kecil di Indonesia pasca
pandemi ini. Bisa dikaitkan dengan kondisi pesisir di kabupaten kota mu?
Jawab :
1. Terumbu karang
Terumbu karang merupakan ekosistem dinamis dengan kekayaan biodiversitas
yang tinggi, oleh karena itu terumbu karang mempunyai peran yang penting secara
ekologis. Selain itu, terumbu karang juga berpotensi untuk wisata bahari. Luas
terumbu karang di Indonesia adalah 18% dari seluruh dunia. Namun beberapa
terumbu karang telah mengalami kerusakan dikarenakan adanya aktivitas manusia
di kawasan pesisir. Pada masa pandemic ini, aktivitas manusia di kawasan pesisir
sudah dibatasi. Pembatasan aktivitas manusia tersebut menyebabkan
berkurangnya tekanan dan gangguan terhadap ekosistem terumbu karang. Hal
tersebut dapat menjadi potensi dalam pemuliha ekosistem terumbu karang
2. Hutan bakau/Mangrove
Luas ekosistem mangrove di Indonesia mencapai 75% dari total mangrove di Asia
Tenggara atau sekitar 27% dari total mangrove di dunia. Namun, luasan distribusi
mangrove di Indonesia mengalami penurunan dan degradasi dikarenakan adanya
konversi lahan yang digunakan menjadi budidaya/pertanian, pertanian, pariwisata,
pembangunan perkotaan, dan eksploitasi berlebih. Namun, pasca pandemic ini
beberapa kegiatan manusia menjadi dibatasi. Hal tersebut bisa menjadi potensi
pemulihan ekosistem mangrove. Selain itu, hutan bakau juga dapat menjadi dikelola
dan berpotensi menjadi ekowisata mangrove.
3. Sumber daya perikanan
90% tangkapan ikan di Indonesia berasal dari perairan pesisir dalam 12 mil dari
pantai. Sumber daya perikanan ini memiliki keunggulan komparatif karena ikan di
pesisir Indonesia tersedia dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam. Oleh
karena itu, sumber daya pada sector perikanan ini dapat digerakkan dan diperkuat
untuk memulihkan kondisi ekonomi di Indonesia pasca pandemi, khususnya di
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
4. Wisata bahari
Wisata bahari merupakan salah satu wisata unggulan yang dimiliki Indonesia.
Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan, Indonesia memiliki 20,87Juta
Ha kawasan konservasi perairan, pesisir, dan pulau-pulau kecil. Namun, kondisi
wisata bahari di Indonesia sekarang ini sedang mengalami penurunan. Hal ini
dikarenakan beberapa tempat wisata yang ditutup saat masa pandemic ini. Adanya
wisata bahari ini harus diimbangi dengan pelestarian dan pemeliharaan lingkungan
pesisir agar ekosisstemnya tetap terjaga. Apabila potensi ekowisata bahari di
Indonesia dikelola dengan baik, maka dapat menjadi pendorong dalam sector
ekowisata.
5. Migas
Menurut kementrian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia
memiliki potensi minyak dan gas bumi laut dalam yang cukup potensial untuk
dikembangkan, seperti yang terdapat di wilayah Indonesia bagian timur. Pada masa
AJENG ELLIYA MAULIDIA ADKHA
08211940000017
pandemic ini, produksi migas di Indonesia sedikit terhambat. Meski cadangan
migas konvensional di Indonesia menurun, masih terdapat banyak potensi migas di
laut dalam. Potensi migas yang ada di kawasan pesisir ini perlu dikelola dan
dieksplorasi lebih baik lagi mengingat adanya kondisi tersebut. Namun,
pengelolaan migas di wilayah laut ini perlu memperhatikan dampak lingkungan
sekitar.
6. Padang lamun
Padang lamun merupakan suatu ekosistem pesisir yang memiliki produktivitas
hayati tinggi. Menurut data LIPI, Indonesia memiliki padang lamun seluas 292 ribu
hektar. Padang lamun dapat memberikan indikasi kondisi dan potensi lamun secara
menyeluruh. Jika terjadi penurunan, berarti terdapat tekanan atau ancaman pada
ekosistem tersebut. Sebaliknya jika luasannya stabil atau naik, peluang padang
lamun untuk lestari semakin tinggi. Pada masa pandemic ini, pembatasan aktivitas
manusia dapat menjadi potensi pemulihan ekosistem padang lamun di Indonesia.
Apabila ekosistem ini dikelola dengan baik, maka dapat menunjang ekowisata di
kawasan pesisir.

2. Berikan 4 perundangan rujukan penyusunan produk perencanaan pesisir?


berikan penjelasan keterkaitan penganturan perundangan dengan bentuk
produk perencanaan yang disusun.
1. UU No. 27 Tahun 2007 dan No. 1 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil.
2. Permen Kelautan dan Perikanan No. 23/KP/2016 Tentang Perencanaan
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
3. UU No. 32 Tahun 2014 Tentang Kelautan
4. UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
Sesuai dengan amanat UU No 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, pengelolaan wilayah pesisir dan laut merupakan
sebuah rangkaian kegiatan perencanaan, pemanfaatan, pengendalian dan
pengawasan sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil terhadap interaksi manusia
dalam memanfaatkan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta proses
alamiah secara berkelanjutan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Selain itu, menurut UU No. 32 Tahun 2014 Tentang Kelautan,
penyelenggaraan kelautan ditujukan untuk memanfaatkan Sumber Daya Kelautan
secara berkelanjutan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan bagi generasi sekarang
tanpa mengorbankan kepentingan generasi mendatang. Oleh karena itu, agar
kawasan pesisir dapat dimanfaatkan dengan optimal tanpa mengganggu
kelestariannya, diperlukan produk-produk perencanaan untuk pengelolaan kawasan
pesisir yaitu rencana strategis WP3K (RSWP3K), rencana zonasi WP3K
(RZWP3K), rencana pengelolaan WP3K (RPWP3K), dan rencana aksi pengelolaan
WP3K (RAPWP3K).
Dalam perencanaannya, diperlukan Permen KP No. 23/KP/2016 Tentang
Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sebagai pedoman
bagi Pemerintah Daerah provinsi dalam melakukan penyusunan Perencanaan
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil dan mewujudkan pengelolaan
kawasan pesisir yang terpadu. Selain itu, agar tercipta sinergi antara pemerintah
AJENG ELLIYA MAULIDIA ADKHA
08211940000017
pusat dan pemerintah daerah provinsi dalam pelaksanaan dan perencanaan produk-
produk perencanaan, harus mengacu pada UU No. 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintah Daerah.

3. Jelaskan keterkaitan urgensi data oseanografi dalam penyusunan Rencana zonasi


Wilayah pesisir dan pulau pulau kecil ?
Rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil merupakan rencana yang
menentukan arah penggunaan sumber daya tiap-tiap satuan perencanaan disertai
dengan penetapan struktur dan pola ruang pada kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil
yang memuat kegiatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan serta kegiatan
yang hanya dapat dilakukan setelah memperoleh izin. Untuk menentukan arah
penggunaan sumber daya dan kegiatan apa saja yang boleh dilakukan di kawasan
pesisir, maka diperlukan peninjauan data oseanografi. Oseanografi secara umum
merupakan cabang ilmu kebumian yang mempelajari samudra/lautan yang terdiri dari
data mengenai arus, pasang surut, kecerahan, gelombang, suhu, dissolve O2, pH, dan
salinitas. Oseanografi disini merupakan suatu kepastian pengaturan peruntukan laut
agar potensi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dapat dikelola dengan optimal dan
tepat sasaran dengan penetapan struktur dan pola ruang. Sehingga data oseanografi ini
digunakan untuk menentukan alokasi ruang yang cocok.

4. Jelaskan data apa saja yang dipertimbangan dalam menyusun kesesuaian alokasi
ruang laut di ekosistem pesisir? Jelaskan penggunaannya
1. Arus
Arus air laut adalah pergerakan massa air secara vertikal dan horizontal sehingga
dapat mencapai keseimbangan. Data mengenai arus air laut dapat digunakan
sebagai indikator migrasi ikan dan faktor penentuan arah migrasi ikan. Selain itu,
data arus dapat digunakan untuk pencegahan dari abarasi pantai.
2. Gelombang
Gelombang merupakan fenomena alam berupa kenaikan dan penurunan air secara
periodik. Data gelombang ini dapat digunakan untuk menentukan jenis kegiatan
yang boleh dilakukan di suatu laut, misalnya kegiaan wisata selam, snorkelig, dan
jetski. Selain itu, data gelombang juga dapat digunakan untuk menentukan jenis
budidaya sumber daya laut yang sesuai (misalnya kerapu, tambak udang, terumbu
karang, kerang, dan mutiara).
3. Pasang surut
Pasang-surut (pasut) yakni suatu gerakan vertikal (naik turunnya air laut secara
teratur dan berulang-ulang). Data pasang surut digunakan dalam perencanaan
Rekayasa Kelautan (pelabuhan, bangunan penahan gelombang, jembatan laut,
pemasangan pipa bawah laut, dan lain-lain). Selain itu, data pasang surut juga
digunakan untuk pertimbangan dalam membangun bangunan pantai, kawasan
penangkapan ikan, dan olahraga bahari.
4. Kecerahan
Kecerahan adalah suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan cahaya untuk
menembus lapisan air pada kedalaman tertentu. Data mengenai kecerahan ini dapat
digunakan untuk menentukan lokasi budidaya ikan dan biota laut. Misalnya untuk
AJENG ELLIYA MAULIDIA ADKHA
08211940000017
budidaya ikan kerapu dan terumbu karang membutuhkan kecerahan dari sinar
matahari yang cukup.
5. PH
Nilai pH menggambarkan seberapa besar tingkat keasaman atau kebasaan suatu
perairan. Derajat keasaman (pH) mempunyai pengaruh yang besar terhadap
kehidupan tumbuhan dan hewan perairan sehingga dapat digunakan sebagai
petunjuk untuk menilai kondisi suatu perairan sebagai lingkungan tempat hidup.
Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme air laut pada umumnya berkisar
antara 7 sampai 8.5.
6. Salinitas
Salinitas menggambarkan kandungan garam dalam suatu perairan dan besarannya
dinyatakan dalam per mil. Data mengenai salinitas ini digunakan untuk menentukan
kawasan yang cocok untuk dijadikan industri garam. Selain itu, salinitas juga
digunakan untuk menentukan lokasi yang sesuai untuk budidaya ikan laut.
7. Dissolved Oxygen
Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO) dibutuhkan oleh semua mahluk hidup
untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian
menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Kegunaan data ini dalam
perencanaan adalah untuk menentukan tingkat kualitas air yang akan berpengaruh
terhadap ekosistem laut (kandungan >5 mg/l). Selain itu, data ini juga digunakan
untuk menentukan jenis budidaya ikan laut sesuai dengan kadar Dissolved Oxygen
yang ada sehingga produksi ikan memiliki kualitas yang baik dan dengan kuantitas
yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai