Yayasan Mattirotasi
LAPORAN AKHIR
YAYASAN MATTIROTASI
Jl. AP.Pettarani VIII No. 37 Makassar, Tlp. 0411446526
Sulawesi Selatan 90231
2006
Yayasan Mattirotasi
BAB I. PENDAHULUAN
dengan
memanipulasi
laju
pertumbuhan,
mortalitas
dan
organisme
laut
agar
teknik
pemeliharaan
atau
Yayasan Mattirotasi
Kegiatan
yang
dapat
disesuaikan
dengan
permintaan
yang
ada
atau
pemanfaatannya
Budidaya laut dengan segala aspek-aspeknya merupakan salah satu
fokus kegiatan COREMAP II di Kabupaten Selayar.
latar
belakang
ini,
Yayasan
Mattirotasi
akan
materi
pelatihan
yang
menekankan
pada
peningkatan
solusi
kepada
masyarakat
yang
menghadapi
Yayasan Mattirotasi
Persiapan.
Penyusunan laporan.
Yayasan Mattirotasi
kesinambungan
produksi.
Usaha
budidaya
laut
Meningkatnya kemakmuran
Yayasan Mattirotasi
dunia juga menuntut adanya variasi baru dari makanan laut, sehingga
budaya untuk membeli hasil laut yang segar, bahkan dalam keadaan
hidup, semakin besar (Cholik, Dr.F. 1995).
Usaha peningkatan produk laut melalui budidaya perlu mendapat
perhatian karena budidaya merupakan kegiatan yang mempunyai sifat
pengelolaan yang berbeda dengan pola menangkap atau mengambil dari
alam yang dibatasi oleh produk lestari.
Kegiatan
yang
dapat
disesuaikan
dengan
permintaan
yang
ada
atau
Yayasan Mattirotasi
tiga bagian, yaitu : budidaya di tambak atau bak beton, budidaya dalam
karamba jaring apung dan budidaya di dalam teluk atau perairan semi
tertutup. Budidaya ikan dalam karamba dibagi lagi atas budidaya ikan
dengan pemberian pakan dan tanpa pemberian pakan. Diantara ketiga
jenis budidaya laut dan pantai tersebut, budidaya yang telah berkembang
dengan baik adalah budidaya ikan di tambak dan jaring. Budidaya ikan
yang dilakukan di teluk atau perairan semi tertutup belum dapat
dilakukan, dan masih dalam tahap penelitian dan pengembangan, antara
lain karena terhambat oleh konflik kepemilikan lahan dan penguasaan
teknologinya, disamping terkait dengan kebutuhan investasi yang sangat
besar (Dianthani, dkk. 2003)
Kabupaten Selayar yang memiliki garis pantai yang mengelilingi
wilayah administratif Kabupaten ini sangat potensial untuk pengembangan
budidaya perikanan, baik budidaya perikanan darat maupun budidaya
perikanan laut.
Kegiatan Budidaya di di daerah ini terdiri dari Kegiatan Budidaya
Laut dan Kegiatan Budidaya Air Payau (Tambak). Kegiatan Budidaya
Laut umumnya belum dikembangkan secara maksimal, ini tergambar dari
produksi yang masih sangat jauh dibandingkan dengan luas areal yang
tersedia, Sehingga produksi hasil laut sangat didominasi oleh hasil
tangkapan.
Tabel 1.
No
Data Dasar
857,8
379,5
640,4
500,05
Yayasan Mattirotasi
Yayasan Mattirotasi
menyediakan patok kayu dan tali, produksi dapat mencapai 2,5 ton kering
per Ha dalam waktu 45 hari (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2001).
Salah satu sumberdaya hayati laut Indonesia yang cukup potensial
adalah rumput laut atau dikenal dengan sebutan lain ganggang laut,
seaweed atau atau agar-agar. Salah satu dari jenis rumput laut yang
sudah dibudidayakan secara intensif adalah Eucheuma sp di wilayah
perairan pantai.
NAMA PULAU
Selayar
Polassi
Tambolongan
Kayuadi
LOKASI
Perairan pantai Appatana
Perairan sebelah utara dan selatan
Perairan sebelah timur dan barat
Perairan sebelah utara dan selatan
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Jampea
Kalao
Bonerate
Kalaotoa
Madu
Karompoang
Rajuni Kecil
Tarupa Kecil
Jinato
Latondu Besar
Pasitallu Timur
Pasitallu Barat
Yayasan Mattirotasi
sebenarnya
mempunyai
potensi
lebih
besar
10
apabila
Yayasan Mattirotasi
II.3. Teripang
Ekspor dan pasar dalam negeri komoditas teripang semakin
meningkat.
dibudidayakan
karena
nilai
ekonomi
maupun
metode
Sehingga dalam
11
Yayasan Mattirotasi
Konsep dan
Persiapan pelatihan
12
dijalankan.
Yayasan Mattirotasi
adalah komoditas laut yang memiliki nilai ekonomis penting dan mudah
pembudidayaannya. Materi pelatihan terdiri dari:
1. Teknik budidaya Rumput Laut.
2. Teknik Budidaya teripang
3. Pengolahan Hasil Rumput Laut dan Teripang.
4. Pemasaran Rumput Laut dan Teripang.
Penyampaian materi dilakukan dengan cara ceramah, diskusi dan
demontrasi contoh alat dan bahan untuk budidaya rumput laut dan
teripang. Dalam kegiatan ini, pendekatannya lebih banyak menggunakan
metode diskusi dengan atau antar peserta karena dianggap peserta telah
memiliki pengetahuan mengenai rumput laut dan teripang. Istilah-istilah
yang digunakan akan disesuaikan dengan pemahaman peserta. Dalam
penyampaian materi juga ditekankan pada pengetahuan masyarakat
tentang pentingnya pelestarian laut dan terumbu karang. Peserta yang
mengikuti pelatihan ini diberikan buku panduan materi pelatihan serta
dijelaskan dengan slide yang menggunakan fasilitas komputer (laptop)
dan LCD, serta gambar-gambar yang lebih memudahkan pemahaman
peserta.
2. Kegiatan Out-door
Praktek lapang (field trip) adalah pemberian materi out-door yang
merupakan rangkaian kegiatan melihat langsung lokasi yang cocok untuk
budidaya rumput laut dan teripang serta cara budidaya laut oleh
masyarakat.
13
Yayasan Mattirotasi
ini
menerapkan
konsep
pelatihan
yang
dapat
yang
langsung
dapat
diterapkan
oleh
peserta
dan
14
Yayasan Mattirotasi
yang
dipilih
dalam
pelatihan
budidaya
laut
adalah
15
Yayasan Mattirotasi
Semua
16
Yayasan Mattirotasi
Panitia
pelaksanaan
program
melalui
MCS
(monitoring,
17
Yayasan Mattirotasi
peserta
untuk
memberikan
tanggapan
berdasarkan
18
Setelah
Yayasan Mattirotasi
Panen dapat
budidaya.
disebabkan oleh musim hujan dan air laut yang tenang. Pada kondisi
ini, waktu penanaman harus diperhatikan oleh petani rumput laut.
Sedangkan serangan predator dapat diantisipasi melalui penanaman
rumput laut dalam jumlah besar atau penggunaan waring untuk
melindungi rumput laut.
b. Teknik Budidaya Teripang : Ir. Rustam, M.Si
Di Indonesia ditemukan tiga genus teripang, yaitu :
Holothuria,
19
Yayasan Mattirotasi
teripang putih atau teripang kapur (teripang susu). Teripang putih ini
banyak ditemukan diperairan jernih dengan dasar berpasir, hancuran
batu karang dan disekitar terumbu karang.
Pemilihan lokasi yang tepat merupakan salah satu syarat yang cukup
menentukan keberhasilan usaha budidaya. Hal ini disebabkan karena
lokasi atau tempat pemeliharaan teripang adalah habitat yang secara
langsung mempengaruhi kehidupan (laju pertumbuhan dan sintasan)
dari organisme yang dipelihara.
memisahkan
teripang
mempermudah panen.
berdasarkan
ukuran
serta
untuk
sekitar 6 7 bulan.
Hasil Diskusi
Pertanyaan peserta adalah konstruksi wadah budidaya, pengolahan
hasil panen serta jenis teripang yang memiliki harga tinggi. Jawaban
pemateri
adalah
memberikan
penjelasan
kembali
secara
rinci
20
Yayasan Mattirotasi
peserta
adalah
penanganan
pascapanen
untuk
Sebagian cara
sudah
memiliki
nilai
pasar.
Pasar
sangat
menentukan
21
Yayasan Mattirotasi
jual lebih tinggi jika dibandingkan dengan biaya budidaya. Pasar yang
akan diperkenalkan kepada peserta adalah pasar lokal di Makassar,
pasar nasional serta permintaan ekspor dari luar negeri. Olehnya itu
dalam
pelatihan
ini,
materi
pemasaran
hasil
perikanan
juga
pemasaran.
Melalui
kegiatan-kegiatan
COREMAP,
dapat
menanamkan
modalnya
karena
telah
memiliki
lain
22
Yayasan Mattirotasi
laut
menjelaskan
bahwa
bentangan
sebelah
Petani
barat
Peserta
23
Yayasan Mattirotasi
3. Penutupan Kegiatan
Penutupan dilaksanakan setelah field trip yang dilaksanakan di Desa
Parak. Semua komponen pelatihan bertukar informasi dan kontak person
untuk memperluas jaringan, utamanya untuk penyebar luasan informasi
budidaya laut dan pemasaran. Dalam penutupan ini, beberapa fasilitator
dan SETO hadir.
Sambutan yang diberikan panitia dalam penutupan ini adalah ucapan
terima kasih atas kerjasama dari semua komponen pelatihan serta
permohonan maaf atas segala kekurangan yang terjadi selama pelatihan.
COREMAP
II
ini
mendapatkan
modal
usaha
meningkatkan
pengetahuan
dapat
memfasilitasi
serta
dan
Peserta mengharapkan
masyarakat
untuk
pelatihan
untuk
masyarakat
untuk
memberikan
keterampilan
tersebut
dianggap
peluang
oleh
peserta
untuk
Hasil
diskusi lain yang berkembang adalah peluang potensi ikan hias laut.
Peserta sangat tertarik dengan usaha ini, karena dengan modal kecil serta
masyarakat yang sudah memiliki keterampilan menangkap ikan, dapat
menjalankan usaha ini. Yayasan Mattirotasi sebagi pelaksana kegiatan
yang sudah berpengalaman dalam usaha penangkapan ikan hias laut,
dapat membantu masyarakat untuk mengembangkan usaha ini, mulai dari
pengadaan alat sampai pemasarannya.
24
Yayasan Mattirotasi
V.1. Kesimpulan
Setelah melaksanakan kegiatan pelatihan budidaya laut ini, maka
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
-
Dalam pelatihan ini, pemateri, peserta dan panitia serta komponen lain
dari pelatihan ini dapat berinteraksi dengan baik dalam kegiatan indoor dan kegiatan out-door.
25
Yayasan Mattirotasi
V.2. Saran
Saran-saran yang dapat diberikan untuk lebih mengefektifkan hasil
pelatihan ini adalah :
-
Pelatihan ini harus dilaksanakan secara rutin atau dibuat per angkatan
sehingga dapat mengcover lebih banyak masyarakat, serta disertai
dengan percontohan dan pendampingan.
26
Yayasan Mattirotasi
PENUTUP
instansi
untuk
meregulasi
pemanfaatannya.
Kekayaan
dan pesisir
dieksploitasi
sedemikian rupa dan mulai mengalami kerusakan. Sejak awal tahun 1990an, fenomena degradasi
biogeofisik
sumberdaya
pesisir
semakin
tingkat
yang
mengkhawatirkan.
Rusaknya
ekosistem
27
alam
lain
dan
kerusakannya.
Yayasan Mattirotasi
mengeliminir
faktor-faktor
yang
menyebabkan
Hal dapat
Hal ini juga didukung oleh potensi alam Indonesia yang memiliki
sekitar 81.000 km garis pantai dan penduduk yang telah terbiasa dengan
budaya pantai dengan segala pernik-perniknya. Kegiatan budidaya laut
berpeluang besar menjadi tumpuan bagi sumber pangan hewani di masa
depan, karena peluang produksi perikanan tangkap yang terus menurun.
Di beberapa daerah, kegiatan budidaya laut berkembang dengan berbagai
sistem budidaya.
Yayasan
Mattirotasi
sebagai
mitra
dukungan
berupaya
sumberdaya
pesisir
dan
laut
secara
28
berkelanjutan,
Yayasan Mattirotasi
DAFTAR PUSTAKA
Kanisius,
29
Yayasan Mattirotasi
30