Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MATA KULIAH

RANCANGAN PENELITIAN DAN PENGOLAHAN DATA PERIKANAN

TUGAS 1

Dosen : Dr. HUTWAN SYARIFUDIN, MP.

NAMA : M Harry Valdi


NIM : E1E018076

PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2021
TUGAS
1. Apa yang dimaksud dengan Rancangan Penelitian
2. Apa kegunaan dari rancangan penelitian
3. Berikan 2 contoh dari rancangan penelitian dan pengolahan data perikanan
4. Buat lah contoh suatu penelitian dibidang perikanan tangkap, sumber dari jurnal,
skripsi, tesis, disertasi, dll

1. Judul Penelitian
2. Masalah Penelitian
3. Tujuan Penelitian
4. Metode Penelitian
-Tempat dan Waktu Penelitian
-Bahan dan Alat Penelitian
-Pengumpulan Data termasuk parameter yang diamati
-Metode Analisis Data (Rancangan Penelitian yang digunakan untuk menjawab tujuan
penelitian)

Tugas dikirim ke alamat: hutwan_syarifuddin@unja.ac.id

Tugas paling lambat dikumpulkan pada akhir bulan Maret 2021


Gunakan kertas A4
Jawab :
1. Rancangan penelitian adalah kerangka atau sketsa yang didesain oleh peneliti sebagai
rencana penelitian (research plan). Rancangan penelitian yang diajukan untuk
mendapatkan persetujuan melakukan penelitian biasa disebut proposal penelitian.
Rancangan penelitian merupakan sebagai model pendekatan penelitian yang sekaligus
juga merupakan rancangan analisis data. Di samping itu dengan adanya rancangan
penelitian, penentuan sampel sudah diberi arah oleh rancangan penelitiannya

2. Rancangan penelitian merupakan sebuah rencana


Di dalam sebuah rancangan penelitian terkandung pokok-pokok rencana dari sebuah
penelitian yang akan dilakukan.

Rancangan Penelitian Merupakan Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian adalah mendapatkan suatu rumusan hasil dari suatu penelitian melalui
proses mencari, menemukan, mengembangkan serta menguji suatu pengetahuan. Dengan
ini, maka seorang peneliti akan memperoleh arahan serta petunjuk yang dianggap paling
sesuai saat melaksanakan proses penelitian berlangsung. Sehingga dapat terpusat dengan
objek yang tepat sasaran.

Rancangan Penelitian Berguna Untuk Struktur


Sesuatu hal yang disusun secara terstruktur pasti akan memberikan hasil yang baik. Begitu
pula dengan rancangan penelitian yang memerlukan strukturisasi dari sebuah penelitian.
Yaitu rancangan penelitian akan tergambar di dalam sebuah paradigma ataupun model
operasional variabel. Ini dapat mengidentifikasi jenis serta sifat variabel yang digunakan

Rancangan Penelitian Akan Memberikan Gambaran Tentang Kesulitan Penelitian


Dengan adanya rancangan penelitian ini, maka dapat diambil sikap serta keputusan yang
baik untuk mengatasi masalah penelitian yang akan dilakukan nantinya. Sehingga
kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi akan tergambarkan dan akan siap untuk
mengatasinya.
Rancangan Penelitian Sebagai Penentu Batasan Penelitian
Dengan menyusun sebuah rancangan penelitian maka desain dapat disusun guna
menentukan batas penelitian dengan lebih tegas dan jelas. Sehingga dapat dipusatkan pada
usaha serta arah tujuan yang lebih efektif dan juga lebih nyata

Rancangan Penelitian Untuk Memberi Pegangan Yang Jelas Bagi Peneliti


Adapun hal-hal yang harus diperhatikan saat membuat rancangan penelitian seperti
metode sampling yang akan dipilih, besar kecilnya ukuran sampel, bagaimana prosedur
pengumpulan sampel. Juga cara yang digunakan untuk menganalisis data, pemakaian
statistik yang sesuai prosedur dan bagaimana cara membuat kesimpulan dan sebagainya.

Rancangan Penelitian Berguna Sebagai Strategi


Strategi ini sangat penting digunakan untuk dapat mengelola dan memanajemen
pelaksanaan sebuah penelitian. Untuk mengelola kondisi saat ini dan juga melakukan
proyeksi kondisi pada masa depan, maka perancangan yang strategis adalah sebuah
petunjuk yang dapat digunakan oleh peneliti dari awal hingga akhir penelitian nanti.

Rancangan Penelitian untuk Membuktikan Hipotesis


Manfaat menyusun rancangan penelitian yang terakhir adalah sebuah rancangan penelitian
akan berguna dan menjadi sangat penting khususnya untuk membuktikan hipotesis. Hal ini
sebagai konfirmasi kebenaran hipotesis sehingga permasalahan yang ditimbulkan dapat
ditemukan solusi terbaiknya. Permasalahan ini dapat dihadapi dengan menggunakan
sebuah teori, fakta yang diperoleh saat penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Juga
asumsi peneliti yang kemudian akan mengembangkan kerangka yang teoritik untuk
mendasari rumusan hipotesis tersebut.

3. Desain Penelitian Deskrptif


Sebuah balai perikanan yang hendak mengevaluasi sikap para pembudidaya tentang
penggunaan teknologi dalam proses budidaya ikan. Dengan mengerjakan survei dan
meneliti keefektifitasan pembudidaya memakai teknologi dalam proses budidaya ikan
melewati metode observasi
Ada pula sejumlah contoh permasalahn yang mengarah pada desain riset deskriptif
misalnya:
1. Peneliti pasar yang hendak mengamati kelaziman konsumen
2. Balai perikanan yang hendak mengevaluasi hasil kerja para pembudidaya setelah
menggunakan teknnologi yang lebih modern dalam pembudidayaan ikan.
3. Suatu balai perikanan yang hendak memahami apakah konsumen lebih tertarik dengan
hasil budidaya yang menggunakan teknologi atau dengan cara budidaya intensif.

Desain Penelitian Eksperimental


Pembudidaya perikanan ingin mengetahui keefektifitasan pemberian pakan alami pada
budidaya ikan untuk meminimalisir penggunaan pakan buatan seingga modal yang
diperlukan akan lebih sedikit.
Beberapa kolam budidaya perikanan diberikan pakan alami seperti maggot dan lain lain,
dan kolam lainnya diberikan hanya pakan buatan saja. Eksperimen ini akan
mengindikasikan hasil seberapa efektif pakan alami dalam pembesaran budidaya ikan
dapat meminimalisir penggunaan pakan buatan.

Desain Penelitian Diagnostik


Pembudidya ikan yang berfokus pada pengembangan dan penyelidikan hama dan
penyakit ikan guna mengevaluasi kesehatan ikan dan mencegah masuknya hama dan
penyakit dalam suatu proses budidaya ikan.

4. Potensi Lestari Perikanan Tangkap sebagai Basis Pengelolaan Sumberdaya di


Kabupaten Pangandaran

PENDAHULUAN
Potensi dari sumberdaya perikanan merupakan modal dasar pembangunan nasional
yang dapat memberikan sumber devisa bagi Negara dari sektor non migas melalui
peningkatan ekspor. Disamping itu, perikanan sebagai sumberdaya, juga rentan terhadap
pemanfaatan oleh manusia secara berlebihan Perairan Pangandaran mempunyai potensi
sumberdaya hayati laut yang cukup besar, namun, dalam perkembangan kegiatan
penangkapan ikan terdapat beberapa isu diantaranya adanya gejala penangkapan ikan yang
berlebih (overfishing), Penangkapan yang berlebih menguras sumberdaya dan berdampak
pada hilangnya sumber mata pencaharian nelayan (Monintja, 2000). Pemerintah melalui
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendapat mandat dalam mengatur perikanan
tangkap untuk mencegah terjadinya penangkapan berlebih, sehingga mencegah
terkurasnya sumberdaya dan atau memaksimalkan keuntungan jangka panjang dari
nelayan (Daduk, 2009).
Peningkatan kegiatan intensitas penangkapan ikan akan dapat memberikan dampak
positif dan negatif. Dampak positif adalah adanya suatu peningkatan produksi yang pada
akhirnya memberikan keuntungan, sedangkan dampak negatif adalah apabila intensitas
penangkapan yang dilakukan tidak seimbang dengan potensi sumberdaya ikan. Hal ini
akan mengakibatkan pengurangan stok dan pada akhirnya akan terjadi penurunan produksi
hasil tangkapan (Hulaifi, 2011). Dengan demikian suatu pengelolaan sumberdaya
perikanan menjadi sangat kompleks dengan berbagai macam permasalahan yang
memerlukan penyelesaian sangat hati-hati dan berdimensi jangka panjang atau strategis.
Penelitian ini bertujuan untuk mencapai hal-hal berikut:
1. Mengetahui sebeberapa jauh aspek penangkapan yang meliputi jumlah alat tangkap
optimal, Catch per unit effort atau CPUE, potensi maksimum lestari atau MSY dan
Total Allowable Catch atau TAC (Bengen, 2000).
2. Mengetahui tingkatan pemanfaatan sumberdaya komoditi ikan di perairan Kabupaten
Pangandaran

BAHAN DAN METODE


Penelitian telah dilaksanakan di Kabupaten Pangandaran Jawa Barat pada bulan
Agustus - Oktober 2015.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei. Metode survei
merupakan metode penelitian dimana unit dan aspek yang dikaji banyak serta jumlah
populasi cukup besar (Nazir, 1983). Data yang telah dikumpulkan mencakup data primer
dan data sekunder. Metode pengambilan data yaitu dengan cara melakukan pengamatan
langsung di lapangan dan wawancara.
Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung dan wawancara
dengan para pelaku kegiatan penangkapan ikan (stakeholders). Data sekunder diperoleh
dari instansi terkait seperti Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pangandaran, Unit
Pelaksana Teknis Daerah PPI Pangandaran, KUD dan TPI. Data tersebut meliputi :
1) Volume kegiatan produksi perikanan di Kabupaten Pangandaran 13 tahun terakhir
2) Jumlah para nelayan di Kabupaten Pangandaran
3) Jumlah perahu dan kapal yang beroperasi di daerah wilayah perairan pangandaran
4) Jumlah dan jenis alat tangkap yang beroperasi di perairan Pangandaran
5) Keadaan umum perairan Pangandaran, letak geografis, topografi, luas wilayah, keadaan
iklim, musim dan cerah hujan.
Metode analisis yang digunakan adalah sebagai berikut (Ayodhya, 1981):
1. Hasil tangkap per-upaya penangkapan (CPUE).
Analisis CPUE dihitung berdasarkan total hasil tangkapan dari suatu alat tangkap
dengan jumlah total upaya penangkapan (effort) dalam satuan unit. CPUE dihitung

CATCHit
dengan formula sebagai berikut : CPUEit =
EFFORTit
Keterangan:
𝐶𝑃𝑈𝐸𝑖𝑡 = 𝐶𝑎𝑡𝑐h 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑒𝑓𝑓𝑜𝑟𝑡 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝 𝑘𝑒 𝑖 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒 𝑡 𝐶𝐴𝑇𝐶𝐻𝑖𝑡 =
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝 𝑘𝑒 𝑖 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒 𝑡 𝐸𝐹𝑂𝑅𝑇𝑖𝑡
= 𝑈𝑝𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝 𝑘𝑒 𝑖 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒 t
2. Potensi Maksimum Lestari ( MSY )
Upaya tangkap optimum (fopt) dan MSY dapat dihitung dengan cara menggunakan
persamaan Schaefer. Upaya optimum (fopt) dihitung dengan menggunakan persamaan

a a2
𝑓𝑜𝑝𝑡 = . MSY dihitung dengan menggunakan persamaan 𝑀𝑆𝑌 = dimana a
2b 4b'
adalah intersept dan b adalah slope pada persamaan regresi linear
3. Jumlah tangkapan yang diperbolehkan (Total Allowable Catch = TAC). Jumlah
tangkap ikan yang diperbolehkan (TAC) dihitung sebagai TAC = 80% MSY.

Anda mungkin juga menyukai