Anda di halaman 1dari 15

PETUNJUK PRAKTIKUM

BIOEKONOMI PERIKANAN
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
KATA PENGANTAR

Buku Petunjuk Praktikum Bioekonomi Perikanan disusun dengan tujuan


membantu mahasiswa/i agar lebih mudah dan memahami materi dan teori
bioekonomi perikanan yang telah disampaikan dalam kegiatan perkuliahan.
Buku praktikum ini sebagai pedoman mahasiswa dalam melakukan praktikum.
Buku ini berisikan tentang penjelasan mengenai analisis bioekonomi perikanan
berdasarkan data yang diperoleh di lapangan.
Buku Petunjuk Praktikum ini belum bisa mencakup keseluruhan aspek
dan analisa seluruh model bioekonomi perikanan. Namun setidaknya
diharapkan dapat memberikan gambaran pengertian dan pemahaman
kepada praktikan mengenai beberapa analisis melalui pendekatan
bioekonomi perikanan dan manfaatnya dalam bidang perikanan.
Kami menyadari sepenuhnya kekurangan dalam buku ini, untuk itu
saran dari semua pihak sangat dihargai guna penyempurnaan buku petunjuk
praktikum yang akan datang.

Balunijuk, Maret 2021


Dosen Koordinator Praktikum,

Siti Aisyah, S.Pi. M.Si.


TIM PRAKTIKUM BIOEKONOMI PERIKANAN

Dosen MK Bioekonomi Perikanan : Siti Aisyah, S.Pi., M.Si.


Koordinator Asisten : Dersi Herka Mayu, S.Pi.
TATA TERTIB PRAKTIKUM
BIOEKONOMI PERIKANAN

1. Praktikan wajib mengikuti seluruh rangkaian kegiatan Praktikum sesuai


dengan jadwal yang ditentukan.
2. Sebelum Praktikum dimulai, praktikan harus sudah membaca Buku
Petunjuk Praktikum dan mengetahui apa yang akan dikerjakan.
3. Praktikan datang tepat waktu dan siap di tempat Praktikum 5 menit
sebelum Rangkaian Praktikum dimulai (asistensi, pretest, praktikum,
response/Ujian Akhir Praktikum).
4. Praktikan menggunakan pakaian rapi dan sopan sesuai dengan
ketentuan dan peraturan akademik yang berlaku di lingkungan
Universitas Bangka Belitung.
5. Alat-alat Praktikum yang dibawa sendiri (kelompok dan individu) serta
yang disediakan dosen/asisten disiapkan di lokasi/meja masing-masing
(kuesioner, laptop, dll)
6. Praktikan bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapihan diri sendiri
dan lingkungan Praktikum.
7. Praktikan wajib menjaga keamanan dan ketertiban tempat Praktikum.
8. Praktikan yang hendak meninggalkan tempat harus meminta izin asisten.
9. Praktikan yang melanggar ketentuan acara Praktikum akan dikenakan
sanksi.
10. Hal–hal lain yang belum diatur dalam Tata Tertib ini, akan ditetapkan
kemudian.
Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara kepulauan dimana dua pertiga wilayah
Indonesia adalah perairan laut yang terdiri dari laut pesisir, laut lepas, teluk
dan selat. Keseluruhannya merupakan bagian dari perairan teritorial dengan
luas sekitar 3,1 juta km2. Indonesia memiliki hak pengelolaan dan
pemanfaatan ikan di Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE), dengan itu diharapkan
Indonesia dapat memanfaatkan sumber daya alam hayati dan non hayati di
perairan yang luasnya sekitar 5,8 juta km2.
Luasnya perairan Indonesia yang dapat dimanfaatkan serta salahnya
pemahaman mengenai rejim kepemilikan sumberdaya perairan
menimbulkan suatu masalah yaitu penangkapan lebih (overfishing) yang
mengakibatkan stok ikan berkurang. Fenomena overfishing sudah terjadi
pada sebagian besar wilayah perairan Indonesia seperti pada Laut Jawa,
Selat Malaka dan Laut Flores yang menunjukkan gejala tangkap lebih
(overfishing) bagi jenis-jenis ikan yang tinggi nilai ekonomisnya. Untuk itu
diperlukan pengelolaan yang tepat serta kerjasama dari semua pihak sangat
diperlukan.
Pengelolahan sumberdaya perikanan bersifat multi disiplin ilmu, baik
secara teknis perikanan maupun sosial ekonomi. Saat ini ada analisis
bioekonomi yang merupakan salah satu alternatif pengelolaan sumberdaya
perikanan secara berkelanjutan dengan pertimbangan biologi dan ekonomi.

Tujuan
Tujuan dari penyelenggaraan praktikum mata kuliah Bioekonomi
Perikanan ini antara lain adalah:
1. Mengetahui nilai potensi lestari sumberdaya perikanan di wilayah perairan
Bangka;
2. Mengetahui nilai potensi ekonomi sumberdaya perikanan di wilayah
perairan Bangka;
3. Mengetahui tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan yang berada di
wilayah perairan Bangka; dan
4. Memberikan solusi atau rekomendasi didalam status pemanfaatan
perikanan yang berada di wilayah perairan Bangka.

Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum ini dilakukan pada bulan Maret hingga April 2021. Bertempat
di Ruang D2 Gedung D Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi. Praktikum
lapangan di lakukan pada 3 (tiga) tempat sentra perikanan di wilayah
perairan Bangka yaitu:
1. Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sungailiat
2. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Batu Belubang
3. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kurau

Metode Praktikum

Responden praktikum yang digunakan dalam praktikum Bioekonomi


Perikanan ini adalah nelayan pada usaha penangkapan ikan di tempat
potensial pendaratan ikan di wilayah perairan Bangka. Metode yang
digunakan dalam praktikum ini adalah metode deskriptif yang bersifat studi
kasus. Metode penelitian survei deskriptif adalah penelitian yang mengambil
sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai pengumpul
data. Metode studi kasus bertujuan untuk mengetahui nilai Catch Per Unit
Effort (CPUE), Maximum Suistainable Yield (MSY), Maximum Economic Yield
(MEY) dan Open Access Equilibrium (OAE) pada sumberdaya ikan di wilayah
perairan Bangka.

Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam praktikum Bioekonomi Perikanan ini berasal


dari data primer dan data sekunder. Data primer dan data sekunder tersebut
sebagai berikut:
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara secara
langsung kepada para responden. Responden yang diwawancara ini adalah
nelayan berdasarkan penggunaan alat tangkap tertentu. Pengumpulan data
primer menggunakan metode diantaranya:

a) Metode Survei
Sangadji dan Sopiah (2010), metode survey merupakan metode
pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan lisan dan tulisan dengan
komunikasi antara peneliti dengan responden. Metode survey ini dilakukan
untuk mengetahui kondisi lapangan tehadap kegiatan perikanan tangkap di
wilayah perairan Pulau Bangka. Kondisi lapangan terkait yaitu aktivitas
nelayan, sarana dan prasarana, hasil tangkapan nelayan dan produk olahan
hasil perikanan sumberdaya ikan. Survei dilakukan pada setiap Kabupaten
yang terdapat kegiatan perikanan tangkap seperti Pangkalan Pendaratan
Ikan (PPI) Kurau, Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sungailiat dan Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) Batu Belubang.
Teknik pengambilan respoden menggunakan metode proposional
purposive sampling, yaitu dengan mengutamakan pertimbangan suatu
karekteristik yang ditentukan. Bentuk pertimbangan yang dimaksud
diantaranya jumlah nelayan, dan jumlah penduduk di setiap Kabupaten.
Kategori responden nelayan harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya:
ü Merupakan rumah tangga perikanan tangkap/nelayan aktif
ü Berdomisili/menetap lebih dari 6 bulan dan bermukim di lokasi dimana
pengambilan data responden penelitian sedang berlangsung
ü Menggunakan alat tangkap dengan hasil tangkap utama/target ikan:
Jaring Pari (Ikan Pari), Jaring Tenggiri (Ikan Tenggiri), Bagan Tancap (Cumi,
Teri, Ciu) dan Pancing Ulur (Cumi).

b) Metode Wawancara
Nazir (2014), purposive sampling metode wawancara adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan peneliti dengan cara tanya jawab,
sambil bertatap muka antara si penanya atau pewancara dengan si
penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan
interview guide (panduan wawancara). Pertanyaan kuisioner meliputi biaya
yang dikeluarkan pada pengoperasian alat tangkap yang sudah ditentukan,
yaitu:
Ø Komposisi dan jumlah jenis hasil tangkapan per trip;
Ø Konstruksi alat tangkap serta kapal dan teknik pengoperasiannya;
Ø Daerah penangkapan; dan
Ø Biaya, modal, harga ikan, keuntungan dan pendapatan.

c) Metode Dokumentasi
Praktikum ini juga melakukan dokumentasi, yang mana setiap kegiatan
praktikum didokumentasikan yang hasilnya dalam bentuk foto. Kegiatan
penelitian yang didokumentasikan yaitu wawancara dengan responden, alat
tangkap, hasil tangkapan, kapal, alat bantu penangkapan pada saat di
tempat dilakukannya praktikum lapangan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari informasi yang telah
dikumpulkan oleh pihak lain. Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi
terkait seperti Dinas Kelautan dan Perikanan setempat dan/atau PPN/PPI/TPI
setempat.

Metode Analisis Data


Analisis data yang digunakan dalam praktikum ini menggunakan model
Bioekonomi statis Gordon & Schaefer (1954).
Ø MODEL BIOLOGI
1. Menghitung fishing power index (FPI)
Alat tangkap yang dijadikan standar dipilih alat tangkap yang memiliki
data lengkap secara runtut waktu (time series) serta mempunyai CPUE
terbesar. Hitung FPI dari masing – masing alat tangkap. Nilai faktor daya
tangkap atau FPI dari alat tangkap yang dijadikan standar adalah 1,
sedangkan FPI dari alat tangkap lain bervariasi dengan alat tangkap standar
dijadikan sebagai pembanding.
Nilai FPI dapat diperoleh melalui persamaan Gullan (1983):
CPUE r = Catch r / Effort r
CPUE s = Catch s / Effort s
FPI i = CPUE r / CPUE s
Dimana:
CPUEr = Total hasil tangkapan per upaya tangkap dari alat tangkap yang
distandarisasi.
CPUEs= Total hasil tangkapan per upaya tangkap dari alat tangkap yang
dijadikan standar.
FPIi = Fishing power index dari alat tangkap ke i

2. Menghitung CPUE standar


Nilai FPI i selanjutnya digunakan untuk menghitung total upaya standar
yaitu:
i
E= å FPIi.Ei
i =1

Dimana:
E = Total effort atau jumlah upaya tangkap dari alat tangkap yang di
standarisasi dan alat tangkap standar
Ei = Effort dari alat tangkap yang distandarisasi dan alat tangkap standar

3. Standarisasi Penangkapan

Secara umum setiap jenis unit penangkapan mampu menangkap


berbagai jenis ikan di suatu daerah penangkapan. Namun kemampuan
masing-masing unit penangkapan berbeda-beda dalam menghasilkan hasil
tangkapan. Standarisasi upaya penangkapan perlu dilakukan sebelum
melakukan perhitungan catch per unit effort (CPUE), yaitu dengan cara
membandingkan hasil tangkapan per upaya penangkapan masing-masing
unit penangkapan. Unit penangkapan yang dijadikan sebagai standar
adalah jenis unit penangkapan yang paling dominan menangkap jenis-jenis
ikan tertentu di suatu daerah (mempunyai laju tangkapan rata-rata per CPUE
terbesar pada periode waktu tertentu) dan memiliki nilai faktor daya tangkap
(fishing power indeks) sama dengan satu. FPI dari masing-masing unit
penangkapan lainnya dapat diketahui dengan cara membagi laju
tangkapan rata-rata masing-masing unit penangkapan dengan laju
tangkapan rata-rata unit penangkapan yang dijadikan standar.
Perhitungan FPI adalah sebagai berikut:
SE = FPIi x FEi
Dimana:
CPUEs = Catch per unit effort atau jumlah hasil tangkapan per satuan upaya
unit penangkapan standar pada tahun ke-i;
CPUEi = Catch per unit effort atau jumlah hasil tangkapan per satuan upaya
jenis.

Penangkapan yang akan distandarisasi adalah:


HTs = Jumlah hasil tangkapan (catch) jenis unit penangkapan yang
dijadikan standar pada tahun ke-i;
HTi =Jumlah hasil tangkapan (catch) jenis unit penangkapan yang akan
distandarisasi pada tahun ke-i;
Fes = Jumlah upaya penangkapan (effort) jenis unit penangkapan ikan
yang dijadikan standar pada tahun ke-i;
Fei = Jumlah upaya penangkapan (effort) jenis unit penangkapan ikan
yang akan distandarisasi pada tahun ke-i;
FPIs = Fishing power indeks atau faktor daya tangkap jenis unit
penangkapan standar pada bulan ke-i;
FPI i = Fishing power indeks atau faktor daya tangkap jenis unit
penangkapan yang akan distandarisasi pada tahun ke-i;
SE = Upaya penangkapan (effort) hasil standarisasi pada tahun ke-i

Ø MODEL EKONOMI

OAE terjadi pada saat TR – TC = 0 atau TR=TC, yaitu impas maka:


TR = p.C…………………………………………………………………………………… (1)
TC = c.E………………………………………………………………………………….... (2)
TR = TC maka p(αE – βE2) = cE……………………………………………………….. (3)
pαE – pβE2 = cE………………………………………………………………………..... (4)
apabila persamaan kedua sisi dibagi dengan E, maka:
pα – pβE = c……………………………………………………………………………... (5)
pβE = pα – c……………………………………………………………………………... (6)
Maka rumus EOAE dan COAE adalah sebagai berikut:
EOAE = pα – c / pβ……………………………………………………………………..... (7)
COAE = α(EOAE) – β(EOAE)2………………………………………………………………. (8)
MEY terjadi pada saat keuntungan berada pada titik puncak, dengan
syarat turunan pertama dari keuntungan terhadap E sama dengan 0 (first
order condition atau FOC) dan turunan kedua C terhadap E bernilai negatif
(second order condition atau SOC). Berikut turunan pertama keuntungan
terhadap E sama dengan nol:
TR = p(αE – βE2)…………………………………………………………………..………. (9)
TC = c.E…………………………………………………………………………………... (10)
dπ dTR dTC
dE
= dE
− dE
= 0………………………………………………………………………. (11)
pα – 2pβE - c = 0………………………………………………………………………... (12)
pα – c = 2pβE………………………………………………………………………….... (13)
Maka rumus EMEY dan CMEY adalah sebagai berikut:
EMEY = pα – c / 2pβ……………………………………………………………….......... (14)
CMEY = α(EMEY) – β(EMEY)2………………………………………………………............ (15)
Dimana:
c = biaya per upaya penanangkapan (Rp)
p = harga ikan (price) (Rp)
C = jumlah produksi (kg)
E = upaya penangkapan (trip)
TR = total penerimaan (Rp)
TC = total pengeluaran (Rp)
π = keuntungan
Berdasarkan rumus tersebut dapat diaplikasikan kedalam analisis model
bioekonomi Gordon-Schaefer. Model fungsi logistik tersebut dikombinasikan
dengan prinsip ekonomi, yaitu dengan cara memasukan faktor harga per
satuan hasil tangkapan dan biaya per satuan upaya pada persamaa
fungsinya. Terdapat tiga kondisi keseimbangan dalam model Gordon-
Schaefer yaitu Maximum Sustainable Yield (MSY), Maximum Economic Yield
(MEY) dan Open Access Equillibrium (OAE).
Selain menggunakan model biologi, bioekonomi odel ekonomi
menjelaskan tentang bagaimana permintaan terhadap sumberdaya
perikanan dan keuntungan dari kegiatan perikanan tersebut. perikanan juga
menggunakan model ekonomi. Pendekatan mAnalisis bioekonomi berbasis
model Gordon-Schaefer dapat dilakukan dengan metode regresi linier,
dengan persamaan sebagai berikut:
Rumus regresi linier: Y = a+bX dapat dipergunakan pada rumus
bioekonomi CPUE = α-βE, dimana Y = CPUE, a = α, b = β dan X = E. Sedangkan
rumus yang dipergunakan dalam analisis bioekonomi statis antara lain
sebagai berikut:
CPUE = α – βE
Dimana CPUE adalah C/E. Dalam regresi linier sederhana, rumus dasarnya
adalah sebagai berikut:
Y = a + bx
ΣY $ΣX2 % - ΣX ΣXY
a=
nΣX2 -(ΣX2 )
nΣXY - ΣX ΣY
b=
nΣX2 -(ΣX2 )

Dimana:
Y : variabel tidak bebas
X : variabel bebas
a : nilai intercept (konstan)
b : koefisien arah regresi

Parameter ekonomi yang mempengaruhi analisis bio-ekonomi usaha


perikanan tangkap model Statik Gordon-Schaefer adalah biaya
penangkapan (c) dan harga hasil penangkapan (p). Biaya penangkapan
dihitung berdasarkan nilai rata-rata biaya operasional penangkapan
ditambah dengan biaya tenaga kerja yang ditetapkan berdasarkan sistem
bagi hasil. Biaya operasional penangkapan meliputi biaya untuk bahan bakar,
es dan perbekalan. Rata-rata biaya operasional penangkapan dihitung
dengan menggunakan rumus :
c = ∑ ci
n
Dimana ;
c = Biaya penangkapan rata-rata
ci = Biaya penangkapan responden ke-i
n = Jumlah responden
Variabel harga ikan demersal (p) ditentukan berdasarkan rata-rata
harga nominal di tingkat responden. Rata-rata harga ikan demersal dihitung
berdasarkan
rumus sebagai berikut:
p = ∑ pi
n
Dimana :
p = rata-rata harga nominal ikan demersal
pi = harga nominal ikan demersal menurut responden ke-i

Sehingga didapatkan rumus untuk menghitung tiga kondisi


keseimbangan yaitu:
Tabel 1. Rumus Analisis Bioekonomi Statis
MSY MEY OAE
C (kg/unit) α /4β
2 αEMEY – β(EMEY)2 αEOAE – β(EOAE)2
E (unit/tahun) α/2β (pα – c)/(2pβ) (pα – c)/(pβ)
TR (Rp/tahun) CMSY . P CMEY . P COAE . P
TC (Rp/tahun) c. EMSY c. EMEY c. EOAE
π (Rp/tahun) TRMSY - TCMSY TRMEY - TCMEY TROAE – TCOAE
Sumber: Wijayanto, 2008
Keterangan:
c = biaya per upaya penangkapan (Rp/unit/tahun)
p = harga ikan (price) (Rp/kg)
C = jumlah produksi (kg)
E = upaya penangkapan (unit)
TR = total penerimaan (Rp)
TC = total pengeluaran (Rp)
π = keuntungan

Asumsi-asumsi dalam penelitian ini adalah:


1. Lokasi penelitian mewakili tempat pangkalan pendaratan ikan di wialayah
Pulau Bangka
2. Nelayan di perairan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih termasuk
nelayan tradisional dengan usaha penangkapan 1-3 hari trip
penangkapan.
3. Armada penangkapan ikan yang beroperasi masih dibawah <10 GT dan
penggunakan alat tangkap yang masih tradisional dan ramah lingkungan.

Dalam penggunakan metode ini, menggunakan konsep dan batasan:


1. Analisis bioekonomi merupakan suatu analisis terpadu dari aspek biologi
dan ekonomi dalam upaya pemanfaatan sumberdaya ikan demersal;
2. Upaya pemanfaatan sumberdaya ikan demersal, yaitu upaya
penangkapan ikan demersal yang dilakukan nelayan yang berbasis di
Kabupaten Kendal dengan daerah penangkapan di perairan Kendal;
3. Upaya penangkapan (effort), dihitung berdasarkan jumlah hari operasi;
4. Harga nominal ikan demersal adalah harga pasar ikan demersal di tempat
pendaratan ikan Kendal, menurut responden; dan
5. Hasil tangkapan adalah volume ikan demersal yang didaratkan di Kendal
oleh nelayan yang berbasis di Kendal.
Asumsi dan keterbatasan model statik Gordon-Schaefer adalah:
1. Populasi ikan demersal di daerah penangkapan menyebar secara merata;
2. Pengaruh upaya penangkapan di luar daerah penangkapan (fishing
ground) terhadap kelimpahan populasi di daerah penangkapan, relatif
kecil dan bisa diabaikan;
3. Ukuran kapal dan teknologi penangkapan yang digunakan relative sama
dan adanya standarisasi alat tangkap;
4. Harga ikan per satuan hasil tangkap bersifat konstan;
5. Biaya operasi penangkapan per unit upaya penangkapan adalah
konstan; dan
6. Seluruh unit upaya penangkapan aktif melakukan usaha penangkapan.

Menurut Ningrum (2018), asumsi-asumsi pada model Gordon-Schaefer adalah


sebagai berikut:
1. Harga per satuan output (p) (Rp/kg) diasumsikan konstan atau kurva
permintaan elastis sempurna.
2. Biaya per satuan upaya (c) dianggap konstan.
3. Spesies sumberdaya ikan bersifat tunggal.
4. Struktur pasar bersifat kompetitif.
5. Hanya faktor penangkapan yang diperhitungkan
Lampiran 1. Kuisioner
Status Responden: Lokasi Daerah Lokasi Kuesioner:
Pemilik/Nahkoda/ABK Penangkapan Ikan: Kabupaten:
Tanggal:…../………../2021
No. Identitas Responden Keterangan
1. Nama
2. Umur
3. Pendidikan
4. No HP/WA
5. Pekerjaan Utama …………… Thn
6. Pekerjaan Sampingan
7. Alamat Rumah
8. Ukuran Muatan Kapal .……………GT
9. Alat Tangkap

I. Biaya Ekonomi Usaha Penangkapan Ikan


Biaya Tetap (fixed cost)
No Unit Penangkapan Harga (Rp) Umur Ekonomis (thn)
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Biaya Sarana dan Prasarana


No. Sarana dan Jumlah Harga Satuan Total Umur
Prasarana (Unit) (Rp) (Rp) Ekonomis
(thn)
1. Alat Tangkap
2. Kapal
3. Box/Peti es
4. Mesin
5.
6.

Biaya Pemeliharaan
No. Sarana Prasarana Biaya Frekuensi Pemeliharaan
1. Alat Tangkap
2. Mesin
3. Kapal
4.
5.
6.

Biaya Administrasi
No. Jenis Biaya Biaya (Rp) Keterangan
1. Retribusi
2. Pajak Kapal
3. Izin SIUP
4. Biaya TPI
5.
Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)
No. Jenis Biaya Jumlah Harga (Rp)
1. BBM (L)
Solar (L/Teng)
Bensin (L)
Oli (L/btl)
2. Batu Es (Balok/Butir)
3. Air Bersih (L/Gallon)
4. Ransum (org)
5. Rokok (bks)
6. Upah ABK (org)

II. Usaha Penangkapan Ikan


1. Dalam setahun berapa bulan tidak melaut :
2. Musim Penangkapan (bln) :
Musim Puncak :
Musim Biasa :
Musim Paceklik :
3. Waktu Pengoperasian AT Pagi/siang/malam
4. Jumlah Trip :
5. Hasil Tangkapan (kg) :
Musim Puncak :
Harga Jual :
Musim Biasa :
Harga Jual :
Musim Paceklik :
Harga Jual :

III. Indikator Lainnya


1. Hasil tangkapan yang diperoleh apakah semakin menurun?
2. Apa saja jenis ikan yang termasuk komoditas hasil tangkapan utama?
3. Apakah hasil tangkapan per trip yang diperoleh semakin meningkat/ menurun?
4. Apakah kegiatan penangkapan ikan dilakukan secara musiman?
5. Apakah pekerjaan nelayan merupakan sumber pendapatan utama keluarga?
6. Apakah kegiatan pertambangan memberikan pengaruh terhadap hasil
penangkapan ikan?
7. Apakah Sdr mendapatkan pembinaan dan bantuan dari Pemerintah?
8. Apa harapan terhadap sektor perikanan kedepannya?

Anda mungkin juga menyukai