Anda di halaman 1dari 29

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM

BIOEKONOMI PERIKANAN

TIM ASISTEN
BIOEKONOMI PERIKANAN

NAMA :
NIM :
KELAS :

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan Buku

Panduan Praktikum Mata Kuliah Bioekonomi Perikanan. Adapun buku panduan

ini dibuat sebagai salah satu sarana pendukung kegiatan Praktikum Mata Kuliah

Bioekonomi Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas

Brawijaya.

Besar harapan kami agar kiranya buku panduan praktikum Mata Kuliah

Bioekonomi Perikanan ini bermanfaat bagi mahasiswa dan institusi serta

memberikan kontribusi pada pengelolaan sumberdaya perikanan. Buku Panduan

praktikum ini berisi tentang bagaimana memperoleh data-data yang dapat

digunakan dalam menentukan tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan dan

pendugaan stok ikan.

Malang, September 2018

Tim Pengampu

MK Bioekonomi Perikanan

Prodi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................... 2
2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 3
2.1 Standarisasi Alat Tangkap ........................................................................... 3
2.2 Pendugaan Potensi Lestari ......................................................................... 3
2.2.1 Model Schaefer 1954 ........................................................................... 3
2.2.2 Model Fox 1984 ..................................................................................... 4
2.2.3 Walter-Hilborn 1976 ............................................................................. 4
2.2.4 Model Bioekonomi Gordon-Schaefer.............................................. 4
3. METODE PENGOLAHAN DATA ................................................................. 6
3.1 Model Schafer 1954 ....................................................................................... 6
3.2 Model Fox 1970 ............................................................................................... 9
3.3 Walter-Hilborn 1976 ..................................................................................... 11
3.4 Model Bioekonomi Gordon-Schaefer ..................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 25

iii
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumberdaya ikan merupakan sumberdaya yang dapat pulih, namun jika

penangkapan ikan tidak dikontrol maka dapat berdampak pada status

sumberdaya tersebut, pembaharuan sumberdaya ikan tersebut tergantung pada

ikan itu sendiri dan juga pihak - pihak yang memanfaatkan sumberdaya ikan

tersebut. Isu yang telah terjadi pada tahun-tahun terkahir adalah sumberdaya

perikanan di perairan laut Indonesia. Menurut Nugraha, et al. (2012), produksi

perikanan di perairan yang mengalami peningkatan akan menyebabkan

sumberdaya perikanan dalam status overfishing atau terjadi penurunan jumlah

hasil tangkapan pada tahun berikutnya. Jika overfishing dan kepunahan stok

terjadi, maka akan menimbulkan permasalahan dalam pembangunan perikanan

juga dapat mengurangi jumlah produksi serta pendapatan nelayan.

Pengelolaan perikanan merupakan suatu integrasi dari proses

penganalisisan kondisi nyata yang ada dilapang, menyusun rencana-rencana

yang dapat membuat sumberdaya ikan yang ada diperairan efektif dan efisien,

dengan mengonsultasikan pada pihak-pihak yang memahami kondisi nyata

sumberdaya perikanan, dan membuat keputusan yang tepat dalam

pengelolaannya. Keberlanjutan sumberdaya perikanan yang ada di perairan

sangat penting untuk dijaga, untuk keberlangsungan hidup para manusia di

kehidupan kedepannya. Mengingat sumberdaya perikanan lah yang paling

berpotensi untuk menyokong penghidupan kedepan.


1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum Bioekonomi Perikanan antara lain :

1) Agar mahasiswa dapat mengerti cara mengelola sumberdaya perikanan


yang baik dengan melalui pendekatan pendugaan nilai stok sumberdaya
ikan yang ada di perairan.
2) Agar mahasiswa mengetahui model-model yang dapat digunakan untuk
menduga nilai stok lestari sumberdaya perikanan.
3) Agar mahasiswa mengerti pengaplikasian model – model pendekatan
pendugaan nilai stok lestari baik tangkap maupun cadangan.
4) Agar mahasiswa mampu menganalisa status sumberdaya perikanan
diperairan.
5) Agar mahasiswa mengetahui model yang digunakan untuk pendugaan

bioekonomi.

1.3 Waktu dan Tempat

Praktikum Matakuliah Bioekonomi Perikanan dilaksanakan dalam 6

(enam) sesi, yakni pada tanggal 21 September, 28 September, 5 Oktober, 19

Oktober, 26 Oktober, dan 2 November 2018. Waktu praktikum terbagi menjadi 2

shift, shift pertama pukul 07.30-09.00 WIB dan shift kedua pukul 09.30-11.00

WIB. Praktikum dilaksanakan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Universitas Brawijaya.

2
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Standarisasi Alat Tangkap

Standarisasi alat tangkap merupakan Penyeragaman upaya

penangkapan terhadap beberapa jenis alat tangkap. Cara yang dipakai untuk

menyatukan satuan effort ke dalam satu bentuk satuan alat tangkap yang

dianggap standar. Umumnya merupakan pre-treatment terhadap data upaya

penangkapan (effort) sebelum digunakan untuk analisis lanjutan, misal estimasi

MSY.

Standarisasi alat tangkap dilakukan karena alat tangkap yang digunakan

oleh nelayan untuk menangkap target sumberdaya perikanan beragam, di

daerah tropis seperti Indonesia, alat tangkap memiliki sifat multi gear dan multi

species. Artinya, bahwa satu alat tangkap dapat menangkap banyak spesies ikan

dan satu spesies ikan dapat tertangkap oleh berbagai alat tangkap yang memiliki

produktivias tinggi. Serta setiap alat tangkap memiliki perbedaan konstruksi dan

metode pengoperasian yang berimbas pada perbedaan efisiensi penangkapan

(catchability).

2.2 Pendugaan Potensi Lestari

2.2.1 Model Schaefer 1954

Model Schaefer merupakan sebuah persamaan parabola yang memiliki

nilai maksimum dari hasil tangkapan dan potensi lestari pada suatu tahap upaya.

Model Schaefer menyatakan satu tingkatan upaya dapat dicapai pada nilai

CPUE sama dengan nol. Hubungan antara hasil tangkapan per unit upaya dan

upaya pada model Schaefer akan menghasilkan garis lurus (Sparre dan

Venema, 1999).

3
2.2.2 Model Fox 1984

Model Fox 1970 merupakan sebuah model yang menghasilkan garis

lengkung bila CPUE secara langsung di plot terhadap upaya. Model Fox

merupakan kurva yang tidak simetris dengan puncaknya sebagai titik MSY, dan

terlihat jelas kemiringan curam pada sisi kiri dan terlihat adanya penurunan

secara bertahap pada sisi kanan dari puncak. Model ini mengatakan bahwa nilai

CPUE selalu lebih besar dari nol untuk seluruh nilai upaya (Sparre dan Venema,

1999).

2.2.3 Walter-Hilborn 1976

Potensi stok cadangan (Be) pada suatu daerah dapat dihitung dengan

menggunakan model Walter Hilborn. Model ini dapat memberikan dugaan

masing-masing parameter fungsi produksi surplus yaitu r, q dan k dari ketiga

koefisien regresi. Nilai (r) merupakan laju pertumbuhan intrinsic dari ikan meliputi

pertambahan panjang, berat, serta matang gonad, nilai q merupakan koefisien

penangkapan yaitu banyaknya upaya penangkapan untuk mengeksploitasi suatu

sumberdaya, serta nilai k merupakan daya dukung lingkungan alami yaitu

kemampuan sumberdaya ikan untuk memperbarui diri. Persamaan ini dapat

didefiniskan dengan persamaan Walter-Hilborn cara satu dan Walter-Hilborn cara

dua.

2.2.4 Model Bioekonomi Gordon-Schaefer

Analisis bioekonomi model Gordon-Schaefer merupakan salah satu

analisis untuk pengusahaan sumberdaya perikanan tangkap yang pendekatan

yang memadukan kekuatan ekonomi yang mempengaruhi industri penangkapan

dan faktor biologi yang menentukan produksi dan suplai ikan. Analisis

bioekonomi ditujukan untuk menentukan tingkat pengusahaan maksimum bagi

4
pelaku perikanan. Model bioekonomi digunakan untuk mengestimasi aspek

potensi sumberdaya (MSY), aspek ekonomi dalam usaha penangkapan ikan

(MEY), dan aspek social (OA).

5
3. METODE PENGOLAHAN DATA

3.1 Model Schafer 1954

Langkah-langkah perhitungan dalam model schaefer adalah sebagai

berikut:

1) Input data Catch dan Effort yang telah distandarisasi sebelumnya yang

dibuat dalam bentuk tabel seperti dibawah ini,

kemudian hitung nilai CPUE (Catch per Unit Effort) dengan rumus:

Dimana:

CPUEi = Hasil tangkapan per upaya penangkapan yang telah disatandarisasi

dalam tahun ke-i

Catchi = Hasil tangkapan dalam tahun ke-i

Efforti = Upaya penangkapan dalam tahun ke-i

2) Mencari nilai intercept (a) dan slope (b) dengan meregresikan variabel X

(effort) dan Y (Catch) pada microsoft excel. Dengan cara memilih menu data

kemudian memilih data analysis, dan terdapat beberapa menu untuk

menganalisis, pilih regresi. Masukkan data CpUE sebagai Y dan Effort

sebagai X.

6
3) Setelah diketahui nilai a dan b, selanjutnya dapat ditentukan beberapa

persamaan dalam model schaefer 1954 untuk menentukan nilai tangkapan

maksimum lestari dan upaya penangkapan optimum. Hubungan antara

CPUE (Y/ f) dengan total fishing effort (f) dan hasil tangkapan atau yield (Y)

mengikuti persamaan regresi sebagai berikut

................. (1) untuk mengetahui nilai Catch estimasi (C est)

Dimana,

Nilai kemiringan (b) harus bernilai negatif apabila tangkapan per unit upaya

(CPUE) menurun untuk setiap peningkatan upaya penangkapan (f), sedangkan

nilai intersep (a) harus positif karena nilai a adalah nilai CPUE yang didapatkan

sesaat setelah kapal pertama kalinya melakukan upaya penangkapan pada

suatu stok ikan sehingga model persamaan berubah menjadi persamaan,

Kemudian nilai Y yang dijabarkan menjadi Y/f sehingga menjadi akan

persamaan,

Sehingga,

................ (2)

Pada titik fishing effort maksimum (fmax), maka hasil tangkapan ikan akan

sama dengan nol. Fishing effort optimum (fmsy) dapat dihitung dengan Y dianggap

sama dengan nol dan fishing effort optimum ini berada pada setengah tingkat

fishing effort maksimum (fmax). Sehingga:

7
................. (3)

Maximum Sustainable Yield (MSY) dapat diperoleh dengan mensubstitusikan

nilai upaya optimum (fmsy) kedalam persamaan (2), sehingga diperoleh rumus

( ) ( )

( ) ..................... (4)

4) Menghitung jumlah hasil tangkapan yang diperbolehkan (JTB) dengan rumus:

………………(5)

Pendugaan nilai fJTB dengan menggunakan model Schaefer 1954

menggunakan rumus sebagai berikut :


……………Persamaan (6)

Keterangan,

fJTB : Jumlah trip alat tangkpa yang diperbolehkan

a : Intersep pada persamaan regresi

b : Slope pada persamaan regresi

c : YJTB

5) Menghitung tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan dengan rumus :

…………….(7)

6) Membuat grafik model schaefer

8
7) Menganalisis hasil melalui grafik tersebut tentang status sumberdaya ikan

yang telah ditentukan di perairan.

3.2 Model Fox 1970

Model FOX merupakan modifikasi dari model Scheafer antara hasil

tangkap per trip upaya / CPUE dan upaya penangkapan (effort). Dimana c dan d

adalah konstanta yang berbeda dengan a dan b dalam model Scheafer.

1) Persiapkan Ms.Excel sebagai alat bantu dalam pengolahan data

2) Persiapkan data statistik sebagai bahan yang akan diolah. Data yang

diperlukan adalah data produksi ikan (misal : kembung lelaki) dalam satuan

ton, data upaya penangkapan dalam satuan trip yang sudah di standarisasi.

3) Apabila data telah siap. Maka langkah selanjutnya yaitu input data catch dan

effort (X) per tahun.

9
4) Selanjutnya menghitung CpUE. CpUE didapatkan dengan memasukkan

rumus yang ada, seperti pada perhitungan CpUE pada model Schaefer 1954.

Dari hasil CpUE tersebut kita dapat mengetahui hasil dari ln CpUE (Y).

5) Kemudian lakukan regresi linier dengan memplotkan nilai effort (X) dengan ln

CpUE (Y) untuk mengetahui nilai c dan d. Berikut cara regresi pada Ms.Excel

6) Setelah menghitung regresi data yang telah ditentukan dan didapatkan nilai c

(intercept) dan d (slope), kemudian menghitung U est (CpUE estimasi) yaitu

dengan rumus sebagai berikut,

Uest = Exp (c + d*f), atau dapat ditulis sebagai berikut,

Ln( ) = c + d*f(i)

7) Menghitung nilai hasil tangkapan estimasi (Y est) dapat menggunakan rumus

sebagai berikut,

Y est = f * Exp (c+d*f),

8) Persamaan Fox 1970 juga dapat digunakan untuk menghitung nilai hasil

tangakapan maksimum lestari (YMSY) dan jumlah upaya penangkapan

maksimum lestari (fMSY), yaitu dengan persamaan sebagai berikut,

YMSY = -(1/d)*exp(c-1)

fMSY = (1/d)

9) Setelah menghitung semua yang diperlukan, kemudian membuat grafik

hubungan antara catch (C) dan upaya penangkapan (f). kemudian analisis

dari grafik tersebut, bagaimana kondisi sumberdaya perikanan khususnya

ikan yang telah ditentukan berdasarkan nilai – nilai estimasi yang telah

didapatkan sebelumnya.

Contoh grafik pada model FOX :

10
3.3 Walter-Hilborn 1976

Langkah-langkah pengolahan data pada model WalterHilborn 1976

adalah sebagai berikut :

A. Pendugaan Stok Cadangan Lestari

 CARA KE – 1

Persamaan model Walter – Hilborn 1976 cara ke – 1 secara umum dapat

dituliskan sebagai berikut:

Y = b0 + b1*X1 + b2*X2, atau dapat ditulis sebagai berikut,

( )

Keterangan:

b0 = intersep pada persamaan regresi

b1 = slope pertama pada persamaan regresi

b2 = slope kedua pada persamaan regresi

r = laju pertumbuhan intrinsic

q = koefisien penangkapan

k = daya dukung lingkungan alami

Be = potensi cadangan lestari

11
1) Hampir sama dengan model – model sebLangkahelumnya (Schaefer 1954

dan Fox 1970), langkah yang pertama yaitu menginput data hasil tangkapan

ikan (ton) dan jumlah effort (trip) yang sudah distandarisasi.

2) Kemudian menghitung nilai CpUE (Ut) dengan rumus :

Ut = (ton/trip).

3) Kemudian menghitung variable Y sebagai bahan untuk regresi linier, dengan

persamaan sebagai berikut,

Y = (Ut+1/Ut) – 1

4) Kemudian melakukan regresi linier pada data yang telah dihitung dengan

variable yang dipengaruhi (Y) dan yang mempengaruhi (X1 = Ut; X2 = ft).

5) Setelah mengetahui hasil regresi data tersebut, kemudian menghitung nilai

b0; b1; b2; k dan nilai Be.

b0 = r = a (intercept)

b1 = = X variable 1

b2 = q = X variable 2

k =

Be = k/2

 CARA KE – 2

Persamaan model Walter-Hilborn cara ke – 2 dapat ditulis dengan

persamaan berikut,

Y = b1* X1 + b2*X2 + b3*X3, atau dapat ditulis dengan persamaan berikut,

12
(U(t+1) – Ut) = r * Ut – ( *Ut – q * Ut * ft

Keterangan :

b1 = slope pertama pada persamaan regresi

b2 = slope kedua pada persamaan regresi

b3 = slope ketiga pada persamaan regresi

1) Perhitungan Walter-Hilborn dengan menggunakan cara ke – 2 hampir sama

dengan cara ke – 1, jika telah menginput data hasil tangkapan (c) dan effort

(trip) yang telah distandarisasi sebelumnya maka menghitung CpUE

(Catchper Unit Effort; Ut) dengan rumus sebagai berikut,

Ut = ;

Dimana : Ut didalam persamaan Walter – Hilborn cara ke – 2 sebagai variable

yang mempengaruhi (X) ke – 1.

2) Kemudian menghitung variable yang dipengaruhi (Y) yaitu dengan

persamaan sebagai berikut,

Y = Ut+1 – Ut

3) Kemudian menghitung variable yang mempengaruhi (X) ke – 2 yaitu CpUE

kuadrat (Ut2), atau sebagai berikut,

X2 = Ut2

4) Kemudian menghitung variable yang mempengaruhi (X) ke – 3 yaitu sama

dengan jumlah Catch, atau dapat dihitung dengan rumus berikut,

C = Ut*ft

13
5) Setelah dilakukan perhitungan variable – variable data, kemudian dilakukan

regresi linier terhadap variable – variable tersebut, dengan langkah yang

sama dengan cara meregresi pada persamaan Walter – Hilborn cara ke – 1.

6) Setelah mengetahui hasil regresi dari perhitungan diatas, maka selanjutnya

menghitung nilai sebagai berikut,

b1 = r = X variable 1 pada hasil regresi

b2 = ( ) = X variable 2 pada hasil regresi

b3 = q = X variable 3 pada hasil regresi

k =(

Be = k/2

B. Menentukan Nilai Cadangan Stok Tahun Tertentu

1) Untuk menentukan stok cadangan tahun tertentu dapat menggunakan

persamaan Walter – Hilborn cara satu dan dua, dengan membandingkan

nilai r (laju pertumbuhan intrinsik ikan), kemudian memilih salah satu yang

nilai r (b1) yang terbesar diantara cara satu dan dua, untuk digunakan nilai b2,

b3 (q), k dan Be sebagai dasar untuk menghitung nilai stok cadangan ikan

dari tahu ke tahun.

2) Setelah menentukan nilai – nilai tersebut maka membuat tabel sebagai

berikut

3) Menginput data hasil tangkapan ikan serta effort yang telah

distandarisasikan,

14
4) Menghitung nilai biomasa ikan saat tidak ada penangkapan (B unfish)

dengan rumus sebagai berikut,

B unfish (t+1) = Bt + Pt

Keterangan:

B unfish (t+1) : nilai biomassa pada tahun ke – i

Bt : nilai biomassa ikan sebelum tahun ke – i

Pt : nilai produksi ikan sebelum tahun ke – i

Dimana persamaan,

Pt = r * b - (r/k) * b2 (berlaku untuk Pd unfish maupun Pd fish)

Jadi persamaan tersebut dapat ditulis sebagai berikut,

B unfish (t+1) = Bt + (r * b) – (r/k)*b2

Note : nilai biomassa pada tahun pertama sama dengan Be, misal nilai B unfish

maupun B fish tahun 1989 = nilai Be

5) Menghitung nilai biomasa saat adanya penangkapan ikan (B fish) dengan

menggunakan rumus,

B fish (t+1) = Bt + Pt + C

Keterangan :

C : hasil tangkapan pada tahun sebelum ke i

B fish (t+1) : nilai biomassa pada tahun ke – i

Bt : nilai biomassa ikan sebelum tahun ke – i

Pt : nilai produksi ikan sebelum tahun ke – I (berlaku rumus Pt diatas)

6) Setelah menghitung kategori diatas, kemudian membuat grafik dari setiap

kategori, dengan variable Y (B unfish, Pd unfish, B fish, Pd fish, Catch) dan

variable X (tahun).

15
Biomass tanpa penangkapan
60000
50000
40000
Biomass

30000
Biomasa
20000
Produksi
10000
0
1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020
Tahun

Biomasa ada penangkapan


50000
45000
40000
35000
30000
Biomass

25000 biomasa
20000 Produksi
15000
10000 Catch
5000
0
1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020
Tahun

7) Analisis perkembangan biomasa dan produksi ikan yang berada di perairan

melalui grafik yang telah didapatkan.

8) Untuk menduga perkembangan sumberdaya perikanan pada tahun – tahun

berikutnya sama dengan perhitungan diatas, namun pada data hasil

tangkapan yang diinput pada tabel adalah diasumsikan sama pada tahun

terakhir perhitungan.

16
3.4 Model Bioekonomi Gordon-Schaefer

Sebelum menuju model bioekonomi Gordon-Schaefer, kita perlu

mengetahui harga ikan dan biaya operasional. Harga ikan dapat diketahui dari

nilai produksi dan biaya operasional dapat diketahui dengan cara wawancara

menggunakan kuisioner.

- Untuk mengetahui biaya operasional atau biaya per trip dapat dihitung

menggunakan rumus

C=

Dimana :

c = Biaya operasional penangakapan per trip

ci = biaya penagkapan nominal responden ke-i

n = Jumlah responden

- Untuk mengetahui harga ikan dapat dihitung menggunakan rumus

p=

Dimana:

p = harga ikan

a. Indeks Harga Konsumen

Indeks harga konsumen digunakan untuk mencerminkan pergerakan

harga berbagai jenis barang. Perhitungan IHK digunakan untuk mengurangi

pengaruh dari kenaikan dan penurunan harga barang.

Indeks Harga Tak Tertimbang

-Tidak Memperhatikan ukuran barang

-HANYA memperhatikan jenis dan

kualitas barang

17
- Metode Perhitungan

. Metode Sederhana

. Metode Agregatif Sederhana

- Indeks Harga Tertimbang

Membedakan Jenis dan ukuran barang

yang dibeli/dijual

- Metode Perhitungan

-Metode Sederhana

-Indeks Laspeyres

- Indeks Paasche

b. Harga riil dan biaya operasional

Untuk mengetahui harga sebenarnya dan biaya operasional dapat

menggunakan rumus berikut:

Indeks Paasche =

Dimana

pt = Harga pada pada tahun-t

qt = Quota atau produksi pada tahun-t

p0 = Harga pada tahun dasar

q0 = Quota atau produksi pada tahun dasar

Prt =

Prt = Harga riil per tahun

Pnt = Harga barang per tahun

IHK = IHK per tahun

18
19
C. Gordon-Schaefer

Pada teori ini digunakan beberapa asumsi sebagai berikut:

1. harga ikan konstan dan tidak bergantung pada seluruh penjualan

2. marginal cost dari sebuah unit effort adalah konstan

3. Catch proporsional dengan ukuran stok (Y = q f B)

Keuntungan
dan biaya
operasi (Rp)

Jumlah effort
(trip)

20
- Perhitungan Penerimaan (Revenue, R) dan Biaya (Cost, C)

TR = p * Y
TC = c * f
Π = TR-TC
Dimana
TR = Total penerimaan
p = harga per satuan berat
Y = hasil tangkap
TC = Total cost (biaya)
c = cost (biaya)
f = Unit alat tangkap
Π = manfaat ekonomi = keuntungan

- Keseimbangan Bioekonomi (BEP)

Π= TR – TC
Apabila Π= 0 maka TR = TC
P (a-bf) f = cf
a c FOA
fo  
b bp

Y0 = a.f0 – b. f02

ac c 2
Yo  
bp bp 2
c. f (
Yo  0 YOA
p

21
- Perhitungan Maximum Economic Yield (MEY)

max   p * a * f  p * b * f 2  c * f


 p.a  2 p.b. f  c  0 ap  c 1
f f MEY   fo
2bp 2

Y  a f b f
2

a2 c2
YMEY  a f MEY  b f MEY  
2
YMEY
4b 4bp 2

22
- Hasil pengolahan data bioekonomi

Hasil - Income
Tangkapan -
MEY MSY OA
TC Keterangan:
FMEY
-
MSY
MSY MEY : Maximum Economic
F1 Yield
- MSY : Maximum Sustainable
Yield
OA : Open Access
TC : Total Cost
TR : Total Revenue

Upaya
EMEY EMSY EOA Penangkapan
TR
MSY

23
- Tingkat Pemanfaatan dan Pengusahaan Perikanan

 Tingkat Pemanfaatan

f 5th
TPf  *100%
fdp

Effort dasar perhitungan (fdp) : fJTB, fMSY, fMEY, fOA

 Tingkat Pengusahaan

Y 5th
TPy  *100%
Ydp

Effort dasar perhitungan (fdp): yJTB, yMSY, yMEY, yOA

Setalah mengetahui tingkat pemanfaatan maka dapat diketahui status

pemanfaatan perikanan. Pembagian status perikanan adalah sebagai berikut:

1. un exploited, (TP < 25%)


2. lightly exploited, (TP 25-50%)
3. Moderately exploited, (TP 50-75%)
4. Fully exploited, (TP 75-100%)
5. over exploited (TP 100-150%)
6. Depleted (TP >150%)

24
DAFTAR PUSTAKA

Nugraha, E., B. Koswara., Yuniarti. 2012. Potensi Lestari dan Tingkat


Pemanfaatan Ikan Kurisi (Nemipterus japonicus) di Perariran Teluk Banten.
Jurnal Perikanan dan Kelautan. 3 (1): 91-98.

Sparre, P. dan S. C. Venema. 1999. Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis Buku
1: Manual (Edisi Terjemahan). Organisasi Pangan dan Pertanian
Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perikanan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta. 438
hlm.

25
DAFTAR ASISTEN

No Nama No HP e-mail

1. CINDI KARTIKASARI 089681000530 cindikartika25@gmail.com

M.IMRON RIZA imronriza13@gmail.com


2. 085879642397
KURNIAWAN

3. SHOFIATUL KHOLISHOH 081216200604 shofiatul.kh@gmail.com

jazylahr@gmail.com
4. RIZQA ADLIN JAZYLAH 081334304033

5. AF'IDATUL MU'ASYAROH 085813140397 afidatul1403@gmail.com

26

Anda mungkin juga menyukai