KATA PENGANTAR
Segala puji syukur ke hadirat Allah SWT atas kesempatan yang diberikan untuk
selesainya penyusunan buku petunjuk praktikum Biologi Rumput Laut ini. Modul praktikum ini
disusun berdasarkan kebutuhan mahasiswa Bioteknologi Universitas Teknologi Sumbawa
khususnya untuk para mahasiswa yang menempuh mata kuliah Biologi Rumput Laut.
Modul praktikun ini terdiri dari beberapa bagian tetapi secara garis besar berisi dasar-
dasar praktikum yang dilakukan dalam bioteknologi baik bioteknologi konvensional maupun
bioteknologi modern. Sebagai dasar praktikum maka diharapkan modul praktikum ini
memberikan ketrampilan dasar bagi para mahasiswa khususnya mahasiswa yang menempuh
mata kuliah Biologi Rumput Laut. Saran dan kritik untuk pengembangan lebih lanjut guna
penyempurnaan buku petunjuk ini diharapkan dan semoga bermanfaat.
Sumbawa , 914November
Desember2022
2023
Penyusun
PETUNJUK UMUM
TATA TERTIB
1. Peserta harus hadir 5 menit sebelum waktu praktikum yang ditetapkan dimulai dengan
mengisi daftar hadir, dan bagi yang terlambat tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan tidak diperkenankan mengikuti acara praktikum.
2. Peserta harus menggunakan pakaian praktikum yang bersih dan rapi dan harus tetap menjaga
ketertiban dan kesopanan selama acara praktikum berlangsung.
3. Sebelum acara praktikum dimulai, peserta harus sudah siap membaca petunjuk praktikum
yang selalu dibawa setiap acara praktikum.
4. Praktikan diwajibkan menguasai cara kerja dari materi yang akan dipraktikumkan
5. Praktikan berhak bertanya tentang hasil pengamatan kepada asisten mahasiswa
6. Praktikan tidak diperkenankan meninggalkan ruang praktikum saat praktikum berlangsung
tanpa seijin asisten atau dosen yang berwenang.
7. Praktikan tidak diperkenankan membuat keonaran saat praktikum berlangsung
8. Alat-alat harus digunakan secara hati-hati, dan kerusakan adalah tanggung jawab praktikan
secara individual atau secara kelompok.
9. Penggunaan bahan kimia yang berbahaya harus hati-hati dan ikuti petunjuk yang disiapkan
untuk itu, dan kalau ragu-ragu minta bimbingan asisten.
10. Setelah selesai praktikum setiap mahasiswa diwajibkan membuat laporan sementara sesuai
dengan format (Lampiran pada tiap unit) dan mendapatkan tanda asistensi oleh asisten atau
dosen, dan dilampirkan pada laporan resmi (berupa jurnal).
11. Semua alat-alat yang digunakan dalam acara praktikum dibersihkan dan disusun kembali
pada tempatnya secara rapi
12. Pretest diadakan sebelum praktikum di mulai dan Post test diadakan setelah kegiatan
praktikum bertujuan untuk mengevaluasi pemahaman praktikan terhadap materi praktikum.
13. Setelah praktikum selesai setiap mahasiswa merapikan meja kursi dan peralatan lainnya.
14. Praktikan ikut bertanggungjawab terhadap kebersihan lingkungan tempat praktikum.
15. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum harus membuat surat sebelumnya atau
segera setelah absen dan diserahkan kepada dosen penanggungjawab praktikum.
16. Laporan paling lambat dikumpulkan satu minggu setelah praktikum berlangsung
UNIT I
IDENTIFIKASI JENIS-JENIS RUMPUT LAUT DI SUMBAWA
A. Tujuan :
1. Mengetahui karakteristik morfologis rumput laut yang terdapat di Sumbawa
2. Mengetahui karakteristik mikroskopis rumput laut yang terdapat di Sumbawa
B. Teori Dasar
Rumput laut adalah kelompok organisme yang hidup baik di perairan laut dan perairan
air tawar. Alga ada yang bersifat uniseluler dan multiseluler. Seperti tumbuhan darat, alga
mengandung pigmen fotosintesis sehingga alga menjadi produsen bagi biota laut. Namun
berbeda dengan rumput laut, lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang
dapat tumbuh dengan baik dalam lingkungan laut dangkal. Semua lamun adalah tumbuhan
berbiji satu (monokotil) yang mempunyai akar, rimpang (rhizoma), daun, bunga dan buah seperti
halnya dengan tumbuhan berpembuluh yang tumbuh di darat. Jadi sangat berbeda dengan rumput
laut (algae).
Menurut habitatnya maka alga dapat dibedakan menjadi 4 diantaranya habitat aerial,
habitat terestrial, habitat akuatik, dan habitat yang tidak biasa (tidak umum, abnormal) seperti di
air panas dan salju. Kriteria yang digunakan untuk membedakan kelompok alga didasarkan pada
analisis biokimia, fisiologi dan mikroskopis diantaranya adalah
a. Pigmen fotosintesis
b. Produk penyimpanan makanan
c. Komponen penyusun dinding sel
d. Penyusun sel
e. Flagella
batang atau daun, sedangkan keseluruhan rumput laut disebut thallus yang terdiri dari holdfast,
stipe, dan blade.
Holdfast menyerupai akar pada tumbuhan tingkat tinggi namun fungsinya bukan untuk
penyerapan nutrisi tetapi untuk penempelan pada substrat. Holdfast dapat berbentuk discoidal,
rhizoidal, dan bulbous atau bercabang bergantung pada substrat penempelan. Stipe menyerupai
batang pada tumbuhan tingkat tinggi tetapi fungsi utamanya adalah untuk mendukung blade
untuk fotosintesis dan penyerapan nutrisi disekitarnya. Blade menyerupai daun pada tumbuhan
tingkat tinggi dan memiliki bentuk yang bervariasi (mulus, berlubang, bersegmen dan lain-lain).
Fungsi penting dari Blade adalah fotosintesis dan penyerapan nutrisi.
5. Mikropipet
6. Penggaris
Bahan :
1. Berbagai jenis rumput laut yang ditemukan pada daerah Sumbawa (pantai luk, sungai dan
kolam)
D. Cara Kerja
a) Membuat transek pengambilan sampel makro alga
Laut
5m
10 m
Garis pantai
E. Tugas praktikum
1. Mengamati Rumput laut makroalga dan mikroalga yang berhasil ditemukan pada
lokasi yang telah ditentukan
2. Melakukan identifikasi jenis rumput laut yang telah ditemukan dengan mencocokan
dengan kunci determinasi yang telah diberikan oleh asisten praktikum
3. Menyimpan sampel makro alga untuk digunakan pada praktikum Unit II
4. Mengisi lembar pengamatan sesuai dengan format yang telah disediakan di lampiran
5. Membuat laporan sesuai dengan hasil pengamatan
UNIT II
KLASIFIKASI RUMPUT LAUT
A. Tujuan : Mengetahui jenis-jenis rumput laut berdasarkan pigmen pada rumput laut
Mengetahui keragaman jenis makroalga yang tersebar di sekitar pesisr pantai sumbawa
B. Teori Dasar
Makroalga berfotosintesis sehingga bersifat autotrop, hal ini dikarenakan pada rumput
laut terdapat klorofil, selain itu terdapat pula pigmen warna pada rumput laut diantaranya
karoten, fikobilin, dan xantofil. Berdasarkan pigmen warna tersebut rumput laut dibedakan
menjadi 4 kelas yaitu
1. Clorophyta (alga hijau)
2. Phaeophyta (alga coklat)
3. Rhodophyta (alga merah)
4. Cyanophyta (alga biru-hijau)
Indonesia kaya dengan berbagai makroalgae, antara lain adalah jenis Gracilaria sp., Gelidium
sp., Eucheuma sp. (Rhodophyta), Sargassum sp., Turbinaria sp., Padina sp. (Phaeophyta), dan
Ulva sp. (Chlorophyta). Rhodophyceae ditemukan melimpah di sekitar pesisir yang mana
mengandung fikobilin yang terdiri dari fikoeritrin sehingga rumput laut tampak berwarna merah
dan fikosianin (warna biru).
dan nutrisi untuk hewan maupun manusia. Kalsifikasi pada salah satu sampel rumput laut yang
banyak ditemukan di Indonesia sebagai berikut
Kelas : Rhodophyceae
Bangsa: Gigartinales
Suku : Solierisceae
Marga: Eucheuma
Jenis : Eucheuma cottoni
Rumput laut jenis E.cottonii termasuk dalam kelas Rhodophyceae (ganggang merah)
penghasil karaginan. Karaginan sangat penting peranannya sebagai stabilisator (pengatur
keseimbangan), thickener (bahan pengental), pembentuk gel, pengemulsi, koloid pelindung,
penggumpal dan pencegah kristalisasi. Sifat ini sangat dimanfaatkan dalam industri makanan,
obat-obatan, kosmetik, tekstil, cat, pasta gigi dan industri lainnya. Alga merah merupakan
kelompok alga yang jenis-jenisnya memiliki berbagai bentuk dan variasi warna. Salah satu
indikasi dari alga merah adalah terjadi perubahan warna dari warna aslinya menjadi ungu atau
merah apabila alga tersebut terkena panas atau sinar matahari secara langsung.
D. Cara Kerja
1. Kumpulkan berbagai jenis rumput laut yang ditemukan pada wadah yang telah disiapkan
2. Bersihkan dengan air laut
3. Jemur hingga kering dan diamati perubahan warna yang terjadi pada rumput laut setelah
kering
4. Kelompokkan berdasarkan warna yang teramati
5. Dicatat kelompok dan jenis-jenisnya serta jumlah spesies yang ditemukan berdasarkan
hasil pengamatan
E. Tugas Praktikum
1. Klasifikasi makroalga yang ditemukan pada praktikum unit I dengan mengikuti
instruksi pada unit II
2. mengisi lembar pengamatan
3. menghitung jumlah spesies yang ditemukan kemudian dibuat pie chart dari hasil
perhitungan tersebut
4. Membuat laporan sesuai hasil pengamatan dan menghitung
UNIT III
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI DARI RUMPUT LAUT
A. Tujuan :
1. Mengetahui bakteri yang terdapat pada rumut laut yang terserang ice-ice dan rumput laut
yang normal (Sehat)
2. Mengetahui faktor fisika, kimia dan biologi air laut sekitar rumput laut
B. Teori Dasar
Tehnik isolasi bakteri merupakan suatu tehnik pemisahan beberapa jenis bakteri yang
tumbuh pada suatu substrat atau media sehingga diperoleh biakan yang terdiri hanya dari satu
jenis mikroorganisme atau biakan murni. pada praktikum ini akan dilakukan isolasi bakteri
beasal dari Kappaphycus alvarezii merupakan suatu spesies rumput laut yang dikenal juga
dengan nama Euchema cottonii dengan klasifikasi sesuai dengan Tabel 1. Sementara
penampakan fisik dari spesies ini ditunjukkan oleh Gambar 2.di bawah ini
Kingdom Plantae
Kelas Rhodophyta
Ordo Rhodophyceae
Famili Soliraceae
Penyakit ice-ice merupakan penyakit pada rumput laut yang diakibat oleh bakteri. Beberapa
bakteri y a n g m e n y e b a b k a n thallus rumput laut Kappaphycus alvarezii terserang
penyakit ice-ice, yaitu Vibrio alginolyticus, Pseudomonas cepacia, Flavobacterium
meningosepticum, Pseudomonas diminuta dan Plesiomonas shigelloides. Penyakit ice-ice
menyebabkan thallus rumput laut menjadi putih seperti es. Penyakit ice-ice pada rumput laut
disebabkan oleh kombinasi faktor biotik dan abiotik. Selain itu, perubahan pada kualitas air yang
disebabkan oleh perubahan temperature, intensitas cahaya, salinitas, arus air, polusi dan sirkulasi
nutrisi merupakan kondisi lingkungan yang dapat memicu rumput laut terserang penyakit ice-ice.
Rumput laut yang terinfeksi penyakit ice-ice memiliki gejala yang diawali dengan timbulnya
bercak-bercak merah pada thallus dan berubah menjadi kuning pucat kemudian berubah warna
menjadi putih pada beberapa cabang thallus dan kemudian membusuk sehingga thallus menjadi
mudah rapuh dan patah (Santoso, 2007). Seperti yang terlihat pada gambar 3 di atas.
D. Cara Kerja
a) Uji fisik dan kimia air laut
1. Pengukuran Suhu Air
- Pengukuran dapat dilakukan secara seri
- Untuk kedalaman kurang dari 2 meter, pengukuran dilakukan di permukaan dan di dasar
- Ulangi percobaan ini hingga 3 kali atau lebih dan dihitung rata-ratanya
-
-
Gambar 6. Pengukuran kecepatan aliran
UNIT IV
TEHNIK BUDIDAYA RUMPUT LAUT
A. Tujuan :
1. Mengetahui kondisi lahan yang cocok untuk budidaya rumput laut
2. Mengetahui berbagai tehnik dan metode dalam budidaya rumput laut
B. Teori Dasar
Rumput laut (seaweed) adalah salah satu komoditas unggulan di daerah NTB, terutama
Sumbawa besar. Luasnya perairan laut Indonesia menjadi potensi untuk mengembangkan
usaha budidaya rumput laut selain itu rumput laut memiliki banyak manfaat diantaranya
dapat digunakan sebagai produk pangan, kosmetik, farmasi dan produk-produk lainnya.
Daerah Sumbawa memiliki beberapa jenis rumput laut budidaya yaitu Eucheuma sp. dan
Gracilaria sp. Perkembangan dan pertumbuhan dan penyebaran rumput laut dipengaruhi
oleh faktor-faktor fisika, kimia dan biologi serta dinamika air laut. Rumput laut dapat
ditemukan pada daerah perairan yang dangkal (intertidal dan sublitorral) dengan kondisi
perairan berpasir, sedikit lumpur atau keduanya.
Kebutuhan akan rumput laut baik dari dalam negeri dan luar negeri semakin meningkat
dikarenakan industri berbahan baku rumput laut semakin pesat dan berkembang. Untuk
memenuhi kebutuhan rumput laut dengan tidak bergantung kepada persediaan sumberdaya
alam maka perlu dilakukan budidaya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada budidaya
rumput laut pada daerah pantai yaitu
1. Pemilihan Lokasi / Lahan budidaya, pada pemilihan lahan budidaya perlu
memperhatikan beberapa kriteria yaitu kualitas air (suhu, salinitas, pH dan
kejernihan), lahan budidaya jauh dari sumber air tawar, substrat, terlindung dari arus
besar, pergerakan air lancar, kedalaman 30-60cm, bebas dari pencemarah oleh limbah
pabrik
2. Uji penanaman
3. Menyiapkan areal budidaya
4. Memilih metode budidaya (metode dasar, metode jaring (net method), dan metode
apung)
5. Penyediaan bibit
6. Penanaman bibit
7. Perawatan selama pemeliharaan
8. Pemanenan
9. Pengeringan hasil panen
Pemilihan lokasi yang tepat untuk budidaya sangat mempengaruhi keberhasilan budidaya
rumput laut, selanjutnya dilakukan pemilihan metode budidaya. Keduanya saling berhubungan
antara lahan budidaya dengan metode yang tepat digunakan pada lahan-lahan tertentu. Pada
daerah dengan perairan dangkal maka dapat digunakan metode jaring (net method) dan metode
apung (floating method). Metode jaring terdapat dua jenis yaitu metode apung bambu dan
metode mangrove dan net (mangrove stakes and net). Tehnik-tehnik dalam budidaya rumput laut
dapat dilihat pada gambar 4. Di bawah ini
(a)
(b) (c)
Gambar 7. Metode budidaya rumput laut a) metode apung (floating monoline method), b)
Metode Jaring (floating bamboo method), c ) Metode dasar (Bottom monoline method)
Budidaya rumput laut dapat dilakukan di laut dan di tambak atau kolam. Keperluan untuk
budidaya diantaranya peralatan budidaya yaitu tali sebagai media yang mengikat rumput laut
dan media untuk budidaya seperti bambu, jaring, dan kayu.
D. Cara Kerja
1. Dilakukan kunjungan ke daerah sekitar pantai Sumbawa yang memiliki budidaya rumput
laut
2. Dilakukan wawancara mengenai jenis rumput laut yang di budidaya, tahapan-tahapan
dalam budidaya, hasil budidaya dan pengolahan hasil budidaya.
3. Catat dan dokumentasikan (foto dan video) kunjungan ke wilayah-wilayah budidaya
rumput laut
E. Tugas Praktikum
1. Merangkum hasil wawancara dan membuat laporannya
2. Meriew jurnal berkaitan dengan budidaya rumput laut
Nama :
Nim :
Kelompok :
Lampiran. Unit I
Gambar Pengamatan Morfologi makro alga
No Jenis alga Gambar Keterangan gambar
1.
2.
3.
1.
2.
3.
Nama :
Nim :
Kelompok :
Gambar Pengamatan mikroskopis mikroalga
No Jenis alga Gambar Keterangan gambar
1.
2.
3.
1.
2.
3.
Lampiran Unit 1
Tabel perhitungan jumlah individu Makro alga
Sub Stasiun 1
No kelas Nama spesies Kelompok 1 kelompok 2
1
dst
Total
Nama :
Nim :
Kelompok :
Lampiran. Unit II
Gambar Pengamatan Morfologi makroalga
No Jenis alga Nama spesies Penampakan awal Penampakan
(warna yang teramati) setelah perlakuan
Nama :
Nim :
Kelompok :
Lampiran. Unit III
Lembar Pengamatan
Kegiatan Tujuan Hasil
Nama :
Nim :
Kelompok :
Lampiran. Unit IV
Lembar Pengamatan
Kegiatan Tujuan Hasil
B. Penilaian Praktikum
Komponen penilaian pada praktikum terdiri dari:
1. kehadiran 25 %
2. nilai pretest dan posttest 25%
3. nilai laporan 40 %
4. lampiran 10%
DAFTAR ISI
Dhargalkar. V.K and Devanand Kavlekar. 2004. Seaweeds a field manual. National Institute of
Oceanography. Dona Paula. Goa.
Doty M.S. 1985. Biotechnological and Economic Approaches to Industrial Development
Based on Marine Algae In Indonesia. Makalah dalam Workshop on Marine Algae
in Biotechnology. Nation Academy Press. Washington D.C. hal 31-43
Priono, B. 2013. Budidaya Rumput Laut Dalam Upaya Peningkatan Industrialisasi Perikanan.
Media Akuakultur vol 8 (1).
Juneidi. A.W.2004. Tehnik Budidaya Rumput Laut. Departmen Pendidikan Nasional.
Utomo. S.W dan Chalif S.A. Modul Praktikum Ekologi. http: www/biol4442MI.PDF diakses 22
November 2017