Oleh:
Tim Praktikum Biologi Laut
26010111130023
Anggota
Nurannisa Isnaeni
26010111130037
26010111130049
Estherina Magdalena
26010111140087
Rio Januardi
26010112130016
Muzakir Ismunandar
26010112190112
Reinaldi Abiyoga
26010112130079
Nur Latifah K
26010112140057
KATA PENGANTAR
Penyusun
Kompetensi dasar
Mahasiswa PS Manajemen Suberdaya Perairan semester III mampu mampu
mengenali berbagai ekosistem penting di daerah intertidal dengan mempelajari
keragaman biota laut, baik flora maupun fauna, adaptasi dan asosiasi biota pada
ekosistem tersebut.
Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum Biologi Laut antara lain adalah :
1. Mengukur parameter kualitas air (fisika dan kimia) pada berbagai ekosistem
penting di intertidal
2. Mengamati kehidupan dan menghitung keragaman biota pada berbagai
ekosistem penting di intertidal
3. Mengamati bentuk adaptasi dan asosiasi biota pada berbagai ekosistem
penting di intertidal
Metode
Penyampaian materi diberikan dalam bentuk asistensi di dalam kelas,
melakukan pengamatan serta pengukuran langsung di lapangan dimana data dianalisa
di laboratorium untuk kemudian dipresentasikan dalam diskusi hasil antar kelompok
di kelas.
Pelaksanaan Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada :
Hari
Tanggal
Tempat:
MANGROVE
Tujuan
1. mengetahui parameter fisika dan kimia pada ekosistem mangrove;
2. mengetahui tipe akar, bentuk daun, bunga dan buah dari mangrove;
3. mengetahui asosiasi biota yang hidup pada ekosistem mangrove.
Prosedur Kerja
a. Alat dan Bahan
Tali rafia 2x2 m, stopwatch, termometer, bola arus, sechi disk, plastik kilo,
cetok pasir, saringan tepung, papan data.
b. Metode
1. Menentukan 2 stasiun pengamatan pada lokasi sampling dengan
menggunakan 2 x 2 m kuadran transek;
2. Mengukur parameter fisika (kecepatan arus, temperatur, kedalaman,
kecerahan) dan parameter kimia (salinitas, pH);
3. Mengamati jenis mangrove yang terdapat di lokasi pengamatan :
Menghitung jumlah tegakan mangrove pada tiap stasiun pengamatan;
Mengukur diam dan tinggi tumbuhan mangrove;
Mengamati jenis substrat dan biota di sekitar mangrove;
Mengamati dan menggambar bentuk akar, bunga, buah dan daun;
Mengamati dan menghitung jumlah pneumatopohore per akar.
4. Menghitung indeks keanekaragaman dan keseragaman biota pada
ekosistem mangrove.
Indeks Keanekaragaman
H = - Pi Ln Pi
Indeks Keseragaman
'
maks
Keterangan :
H : Indeks Keanekaragaman
e : Indeks Keseragaman
d : Indeks Dominasi
P:
e=
Indeks Dominasi
d = Pi2
Lembar Hasil Pengamatan Mangrove
a.
Tabel ............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Stasiun
Salinita
s (0/00)
pH
Kec. Arus
(m/s)
Temperatur
(0C)
Udara
Air
Kedalaman
(cm)
Kecerahan
(cm)
Stasiun
c.
Jenis mangrove
Jml tegakan
Diam (cm)
Tinggi (cm)
Hasil Pengamatan Bentuk Akar, Batang, Buah, Bunga, Daun dari Tumbuhan
Mangrove
Akar
Keterangan
Daun
Keterangan
Bunga
Keterangan
Buah
Keterangan
d.
Tabel ............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Jenis / Genus
Stasiun
1
2
Pi
(Pi)2
LnPi
-Pi Ln Pi
Jumlah
Perhitungan (H, e, d)
e.
Asosiasi Biota pada Ekosistem Mangrove
Gambar ........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Dorsal
Ventral
Pembahasan
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Nilai
Catatan
TERITIP
Pengantar Teori Praktikum
Teritip atau Barnacle adalah satu-satunya jenis Crustacea yang bersifat
sessille, biasanya hidup melekat secara terbalik pada batu, badan kapal atau tiangtiang yang terpancang di laut, bahkan pada cangkang atau badan ikan paus sehingga
merupakan gangguan dan diikenal sebagai fouling organisme. "Cirripedia" adalah
nama lainnya dari bahasa Latin yang bartinya "kaki bergulung".
Tubuh teritip tertutup oleh 6 conical shells (1 dorsal carina, 2 carino lateral, 2
rostro lateral, 1 ventral rostrum) yang tersusun dari calcareous wall plate yang keras
dan tajam. Shell bagian apex terbuka, tapi bagian dalam terdapat operculum yang tdd
2 pasang movable plate (scutum dan tergum).
Tersebar di seluruh dunia dengan jumlah melimpah pada pantai berbatu mulai
dari rata-rata surut terendah sampai pada zona pasang tertinggi bahkan seringkali
sampai ke zona supra intertidal. sehingga membentuk garis putih di pasang tinggi
Tujuan
1. Mengetahui parameter fisika dan kimia perairan tempat hidup teritip;
2. Mengetahui sebaran dan kelimpahan teritip pada tiang pancang darmaga
berdasarkan perbedaan kedalaman.
Prosedur Kerja
a. Alat dan Bahan
Paku beton, bola arus, stopwatch, palu, secchi disk, benang kasur, termometer,
gergaji besi, jangka sorong, papan data
b. Metode
1. Menentukan 3 lokasi sampling pada tiang pancang beton dermaga;
2. Mengukur parameter fisika di tempat yang sudah ditentukan;
3. Mengamati habitat teritip pada tiang beton dermaga dan mengukur batas
teratas sampai batas terbawah tempat ditemukannya teritip;
4. Membedakan teritip yang hidup dan yang mati;
5. Mengukur diam basal teritip dan menghitung jumlah teritip per satuan luas
(100 cm2) dengan rumus :
KV = SD x 100%
x
KR = Pi x 100%
Keterangan : KV
SD
x
KR
Pi
: Koefisien Variansi
: Standar Deviasi
: Rata-rata ukuran diam basal teritip
: Kelimpahan Relatif
: Jumlah total individu
10cm x 10 cm
Tabel ............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Stasiun
b.
Salinita
s (0/00)
pH
Kec. Arus
(m/s)
Temperatur
(0C)
Udara
Air
Kedalaman
(cm)
Kecerahan
(cm)
Tabel ............................................................................................................................
............................................................................................................................
Stasiun
Diam
Ulangan
1
2
3
Diam
Ulangan
1
2
3
x-x
2
x-x
2
(x-x)2
2
(x-x)2
2
(x-x) 2SD KV
2.
Stasiun
(x-x) 2SD KV
3.
Gambar............................................................................................
Gambar............................................................................................
Gambar ............................................................................................
d. Gambar Teritip
Individu
Keterangan
bagian Cangkang
Keterangan
Perhitungan
Pembahasan
Kesimpulan
Daftar pustaka
Nilai
Catatan
LAMUN
Pengantar Teori Praktikum
Lamun (seagrass) merupakan satu-satunya tumbuhan berbunga
(Angiospermae) yang dapat menyesuaikan diri untuk hidup, tumbuh dan berkembang
dalam lingkungan laut. Umumnya hidup di perairan laut tropis yang dangkal dan
jernih dengan sirkulasi air yang baik pada hampir semua tipe substrat, mulai dari
substrat berlumpur sampai berbatu.
Faktor lingkungan yang
mempengaruhi komposisi dan
distribusi lamun adalah
substrat dasar, kedalaman,
temperatur, salinitas dan
gelombang. Salinitas
berpengaruh terhadap
biomassa, produktivitas,
kerapatan, lebar daun dan
kecepatan pulih lamun,
sedangkan kedalaman
mempengaruhi kerapatan dan
pertumbuhan lamun.
Padang lamun dapat melindungi pantai dari erosi dan abrasi serta menangkap
sedimen yang dibawa oleh air laut, juga merupakan tempat berlindung, mencari
makan, bertelur, dan daerah asuhan beberapa jenis ikan. Berbagai jenis biota laut
lainnya juga hidup berasosiasi dengan lamun seperti teripang, bintang laut, bulu babi,
kerang, udang dan kepiting.
Tujuan
1.
2.
3.
4.
Prosedur Kerja
a. Alat dan Bahan
Line transek, papan data, kuadran transek, secchi disk, bola arus, stopwatch,
termometer.
b. Metode
1. Menentukan lokasi sampling;
2. Memasang 3 line transek sepanjang 25 m tegak lurus dari garis pantai
3.
4.
5.
6.
dengan jarak 5 m
Mengukur parameter fisika perairan setiap 1 m;
Menghitung kerapatan lamun di sepanjang line transek;
Mengambil setiap jenis lamun yang berbeda di sepanjang line transek;
Menganalisa data dari hasil yang diperoleh.
Salinita
s (0/00)
pH
Kec. Arus
(m/s)
Temperatur
(0C)
Udara
Air
Kedalaman
(cm)
Kecerahan
(cm)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Tabel ............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Meter
ke-
Salinita
s (0/00)
pH
Kec. Arus
(m/s)
Temperatur
(0C)
Kedalaman
(cm)
Kecerahan
(cm)
Udara
Air
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Tabel ............................................................................................................................
......................................................................................................................................
Meter
ke-
Salinita
s (0/00)
pH
Kec. Arus
(m/s)
Temperatur
(0C)
Udara
Air
Kedalaman
(cm)
Kecerahan
(cm)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
b. Hasil Pengamatan Kerapatan Lamun
Tabel . ..........................................................................................................................
............................................................................................................................
Stasiun
Jenis lamun
Ki
KR
(%)
P (m2)
PR
(%)
FR
(%)
Jumlah
Perhitungan
Jenis : .............................
Keterangan
Jenis : .............................
Keterangan
Ventral
Pembahasan
Kesimpulan
Daftar pustaka
Nilai
Catatan
KARANG
Pengantar Teori Praktikum
Karang (coral) merupakan hewan dari filum Cnidaria, ordo Scleractinia. Tiap
individu karang yang disebut polip menempati mangkuk kecil yang dinamakan
koralit yang mempunyai beberapa septa berbentuk daun yang tumbuh keluar dari
dasar koralit, dimana septa ini menjadi dasar penentuan spesies karang. Ada dua jenis
koral, yaitu soft coral yang hidup bersifat individu dan hard coral yang bersifat
individu maupun koloni. Koloni karang hermatipik membentuk terumbu dari
endapan-endapan masif kalsium karbonat (CaCO3) yang dihasilkan dari simbiosis
dengan zooxantellae.
Perubahan parameter lingkungan
hidup, terutama suhu, salinitas, kecerahan
dan arus sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembang-biakan
karang, Terumbu karang membutuhkan
kondisi lingkungan hidup yang optimal,
yaitu pada suhu hangat sekitar di atas 20oC,
oleh karenanya karang banyak ditemukan di
daerah tropis.
Bentuk karang dipengaruhi oleh gerakan air, dimana branching coral banyak
ditemukan pada arus yang keras, sedangkan pada perairan dengan arus tenang dan
perairan dalam banyak ditemukan bentuk pipih seperti piring. Secara umum zonasi
terumbu karang ada tiga macam yaitu rataan terumbu (Reef flat), puncak terumbu
(Reef crest) danlLereng terumbu (Reef slope).
Ekosistem terumbu karang mempunyai berbagai fungsi antara lain pelindung
pantai dari hempasan ombak dan arus kuat dari laut. sebagai habitat, tempat mencari
makanan, tempat asuhan dan pembesaran, dan tempat pemijahan berbagai biota yang
hidup di terumbu karang atau sekitarnya.
Tujuan :
1. mengetahui parameter fisika dan kimia perairan pada ekosistem terumbu
karang;
2. mengetahui penutupan karang yang berada di perairan pulau Panjang.
3. mengetahui asosiasi biota yang terdapat pada ekosistem terumbu karang.
Prosedur kerja
a. Alat dan Bahan
Line transek, roll meter, secchi disk, bola arus, stopwatch, termometer, papan
data
b. Metode
1. Menentukan lokasi sampling;
2. Menarik garis 50 m dari garis pantai, dan memasang 3 line transek
sepanjang 25 m dengan jarak 5 m setiap linenya;
3. Mengukur parameter fisika dan kimia;
4. Menghitung penutupan karang yang terdiri dari karang hidup, karang mati,
pecahan karang, dan pasir di sepanjang garis transek ;
5. Mengolah data dari hasil yang diperoleh
Penutupan karang :
Salinita
s (0/00)
pH
Kec. Arus
(m/s)
Temperatur
(0C)
Udara
Air
Kedalaman
(cm)
Kecerahan
(cm)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Tabel ............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Meter
ke-
Salinita
s (0/00)
pH
Kec. Arus
(m/s)
Temperatur
(0C)
Udara
Air
Kedalaman
(cm)
Kecerahan
(cm)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Tabel ............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Meter
ke-
Salinita
s (0/00)
pH
Kec. Arus
(m/s)
Temperatur
(0C)
Udara
Air
Kedalaman
(cm)
Kecerahan
(cm)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
b.
Hasil Pengamatan Penutupan Karang per stasiun
Tabel .................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................
No
Jenis
Penutupan
1.
KH
2.
KM
3.
PK
4.
Jarak (cm)
1
1
0
11
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
4
25
Tabel .................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................
No
Jenis
Penutupan
1.
KH
2.
KM
3.
PK
4.
Jarak (cm)
1
1
0
11
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
4
25
Tabel .................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................
No
Jenis
Penutupan
1.
KH
2.
KM
3.
PK
4.
Jarak (cm)
1
1
0
11
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
4
25
Tabel ............................................................................................................................
.............................................................................................................................
No
Jenis Penutupan
1.
KH
2.
KM
3.
PK
Stasiun
2
Jumlah
Dorsal
4.
Tabel ............................................................................................................................
.............................................................................................................................
No
1.
Jenis Penutupan
KH
2.
KM
3.
PK
4.
Persentase (%)
Ventral
c.
Gambar.........................................................................................................................
............................................................................................................................
Perhitungan
Pembahasan
Kesimpulan
Daftar pustaka
Nilai
Catatan