Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN LENGKAP PRAKTEK LAPANG

EKOLOGI PERAIRAN

OLEH :

NAMA : MUH TRI PUTRA


I1D120025

Laporan Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Pada


Mata Kuliah Ekologi Perairan

JURUSAN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Lengkap Ekologi Perairan


Laporan Lengkap : Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Pada Mata
Kuliah Ekologi Perairan
Nama : Muh.Tri Putra
Stambuk : I1D120025
Kelompok : 4 (Empat)
Program studi : Manajemen Sumber Daya Perairan
Fakultas : Perikanan Dan Ilmu Kelautan

Laporan Lengkap ini


Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh :

Koordinator Praktek Lapang Asisten Pembimbing

Nama Lengkap Nama Lengkap


NIP.

Mengetahui,
Koordinator Mata Kuliah
Ekologi Perairan

Nama Lengkap
NIP.

Kendari , Desember 2021


Tanggal Pengesahan
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Desa Tanjung Tiram merupakan kawasan pesisir di Kecamatan Moramo Utara,

Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara yang memiliki mangrove yang cukup

tinggi. Namun, komunitas mangrove di kawasan tersebut telah mengalami kerusakan di

beberapa tempat. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian ini memberikan penyuluhan

tentang pelestarian ekosistem mangrove dan pelatihan pemanfaatan buah mangrove

menjadi berbagai produk yang bernilai ekonomi. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang pembuatan berbagai

produk olahan berbahan dasar buah mangrove sehingga ekosistem mangrove di kawasan

tersebut lebih terjaga kelestariannya. Metode dan pendekatan yang digunakan dalam

kegiatan ini adalah penyuluhan dan pelatihan. Kegiatan pengabdian masyarakat di desa

Tanjung Tiram dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya

pelestarian ekosistem mangrove dan pemanfaatan buah mangrove hingga 100%.

Pelatihan pengolahan buah mangrove yang diberikan kepada masyarakat juga mampu

meningkatkan keterampilan masyarakat dalam mengolah buah mangrove menjadi tepung,

sirup, dan kosmetik lulur hingga 75% et al (2016).

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas perairan melebihi luas

daratan. Perairan Indonesia mempunyai beragam karakteristik. Berdasarkan kadar garam

dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu perairan asin, payau, dan tawar. Perairan tawar

terdiri dari sungai, rawa, dan danau. Indonesia mempunyai beberapa wilayah perairan

estuaria dengan tipe perairan peralihan antara perairan laut dan tawar.

Indonesia merupakan salah satu negara maritim yang terletak di kawasan tropik.

Indonesia memiliki ekosistem pesisir yang komplit dan kompleks, terutama di daerah

yang landai dan terlindung dari hempasan ombak. Pada umumnya, ekosistem pesisir
tersebut terdiri dari tiga komponen utama yaitu hutan mangrove, padang lamun dan

terumbu karang. Pada ekosistem pesisir akan terjadi pertukaran materi dan transformasi

energi dari ketiga komponenbaik dlilhat dari aspek biologi, kimia dan fisika.

Hutan mangrove yang merupakan salah satu komponen utama dari ekosistem pesisir,

adalah yang terluas di dunia, dan diperkirakan sekitar 27 % atau sekitar 4,25 juta hektar.

Selain itu, hutan mangrove dikenal sebagai ekosistem yang unik dan kompleks, serta

memiliki nilai ekologis dan ekonomis yang cukup tinggi. Fungsi ekologis hutan yang kita

kenal adalah sebagai “spawning grounds, nursery grounds, feeding grounds” bagi biota

laut, serta mampu berperan sebagai proteksi terhadap abrasi.

Mangrove yang paling tinggi terdapat di Indonesia, yaitu 3,112,989 ha atau 22.6% total

luas mangrove dunia bahkan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Australia (7.1%) dan

Brazil (7.0%). Akan tetapi lebih dari 30% luasan mangrove di Indonesia telah hilang

dalam kurun waktu tahun 1980 – 2005. Degradasi hutan mangrove di Indonesia

disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu: alihfungsi hutan mangrove menjadi berbagai

kegiatan pembangunan, antara lain sebagai daerah pertumbuhan pemukiman, bangunan

dermaga dan talud; sebagai areal pertanian dan perkebunan; serta untuk kegiatan

eksplorasi minyak dan gas bumi. Myers & Patz (2009) menyatakan kebutuhan dan

ketergantungan akan sumber daya alam di kawasan pesisir yang semakin tinggi menjadi

tekanan untuk kelestarian ekosistem pesisir.

Padang lamun merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem pesisir.

Ekosistem tersebut memiliki peran yang penting dan saling terkait di wilayah pesisir

sehingga kerusakan pada satu ekosistem kemungkinan dapat memberikan dampak negatif

pada ekosistem lainnya.

Lamun adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang hidup terendam dalam

kolom air dan berkembang dengan baik di perairan laut dangkal dan estuari. Tumbuhan

lamun terdiri dari daun dan seludang, batang menjalar yang biasanya disebut rimpang

(rhizome), dan akar yang tumbuh pada bagian rimpang. Di Indonesia terdapat 13 jenis
lamun yang tersebar di hampir seluruh perairan Indonesia, dengan perkiraan luas 30.000

Km2.

Untuk mengetahui jenis-jenis ekosistem pesisir, diperlukan praktek lapangan

ekologi perairan. Agar kita dapat bisa mengetahui ekosistem mangrove dan ekosistem

lamun.

B. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari praktek lapang ekologi perairan ini adalah agar mahasiswa dapat

meningkatkan pengetahuan terhadap ekosistem pesisir dan mengetahui apa saja

organisme yang berada di dalamnya, dan dapat pula meningkatkan keterampilan efektif

seperti kemampuan bekerja sama. Adapun manfaat dari praktek lapang ekologi perairan

ini adalah mahasiswa dapat mengetahui ekosistem parairan pesisir khususnya mangrove

dan lamun.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Ekosistem Mangrove

Hutan mangrove merupakan hutan tumbuhan tingkat tinggi yang beradaptasi

dengan sangat baik di wilayah intertidal maupun pada wilayah dengan tinggi permukaan

pasangsurut rata-rata sampai pada wilayah dengan pasang tertinggi (Alongi dalam

Dharmawan & Pramudji, 2014) Komunitas tumbuhan mangrove tumbuh baik pada

wilayah tropis dan mampu beradaptasi pada kondisi lingkungan yang ekstrem, seperti:

suhu tinggi, salinitas tinggi, pasang surut ekstrem, sedimentasi tinggi, serta kondisi

substrat tumbuh yang miskin oksigen dan atau tanpa oksigen (Dharmawan dan Pramudji,

2014)

Menurut Supriharyono dalam Senoaji (2016), Ekosistem mangrove (bakau)

adalah ekosistem yang berada di daerah tepi pantai yang dipengaruhi oleh pasang surut

air laut sehingga lantainya selalu tergenang air. Ekosistem mangrove berada di antara

level pasang naik tertinggi sampai level di sekitar atau di atas permukaan laut rata-rata

pada daerah pantai yang terlindungi.

B. Pengertian Ekosistem Lamun

Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang dapat

tumbuh dengan baik dalam lingkungan laut dangkal. Semua lamun adalah

tumbuhan berbiji satu (monokotil) yang mempunyai akar, rimpang (rhizoma),

daun, bunga dan buah seperti halnya dengan tumbuhan berpembuluh yang tumbuh

di darat. Jadi sangat berbeda dengan rumput laut (algae). Lamun tumbuh

berkerumunan dan biasanya menempati perairan laut hangat yang dangkal dan
menghubungkan ekosistem mangrove dengan terumbu karang. Wilayah perairan

laut yang ditumbuhi lamun disebut padang lamun, dan dapat menjadi suatu

ekosistem tersendiri yang khas.

Lamun merupakan tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang memiliki

kemampuan beradaptasi secara penuh di perairan yang memiliki fluktuasi salinitas

tinggi, hidup terbenam di dalam air dan memiliki rhizoma, daun, dan akar sejati.

Berbeda dengan rumput laut (seaweed), lamun memiliki akar, batang dan daun

sejati sehingga dikategorikan sebagai tumbuhan tingkat tinggi. Lamun juga

berbunga, berbuah dan menghasilkan biji. Selain itu lamun dikenal sebagai

tumbuhan berrumah dua, yaitu dalam satu tumbuhan hanya ada bunga jantan saja

atau bunga betina saja Sistem pembiakan generatifnya cukup khas karena mampu

melakukan penyerbukan di dalam air dan buahnya terendam di dalam air.

Menurut Philips dan Menez dalam Rustam (2015) ekosistem lamun adalah

salah satu ekosistem bahari yang produktif di perairan dangkal yang berfungsi

untuk menstabilkan sedimen dari arus dan gelombang (sediment trap),

memberikan perlindungan terhadap hewan di padang lamun, membantu

organisme epifit yang menempel pada daun, memiliki produktifitas yang tinggi,

menfiksasi karbon di kolom air sebagian masuk ke sistem rantai makanan dan

sebagian tersimpan dalam biomassa dan sedimen.


III. METODE PRAKTEK

A. Waktu dan Tempat

Praktek lapang ekologi perairan dilaksanakan pada hari sabtu , 27 November 2021
pukul 08.00-selesai. Temapat pelaksanaan dilakukan di Desa Tanjung Tiram ,
Konawe Selatan.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktek lapang ekologi perairan dapat dilihat
pada tabel berikut :

Tabel 1. Alat dan bahan praktek lapang ekologi perairan

NO Alat dan Bahan Kegunaan


.
A. Alat
1. Tali rafia Sebagai transek tegak lurus
2. Meteran roll Mengukur jarak transek
3. Kertas tabel Menamai sampel
4. Plastik sampel Menyimpan sampel
5. Alat tulis Mencatat hasil pengamatan
6. Kamera/Handphone Mendokumentasiakn pengamatan

C. Prosedur Kerja

1. Ekosistem Mangrove

1. Menyiapkan alat dan bahan


2. Melakukan perhitungan jumlah pohon,anakan, dan semai setiap transek
3. Mengidentifikasi semua jenis mangrove di setiap transek
4. Mengamati dan mengidentifikasi organisme yang bersosiasi pada mangrove
5. Mengambil sampel daun , buah , dan foto akan mangrove

2. Ekosistem lamun

1. Menyiapkan alat dan bahan


2. Mengidentifikasi semua jenis lamun di setiap transek
3. Mengamati dan mengidentifikasi organisme yang bersosisasi dengan
ekosistem lamun
4. Mengambil dokumentasi lamun
D. Analisis Data

Adapun analisis data pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut.

1. Kerapatan Jenis ( Di ) adalah jumlah tegakan jenis ke-i dalam suatu unit

area. Rumus :

Di= ¿
A
Keterangan :
 Di = kerapatan ke-i ( ind/m2)

 Ni = jumlah total individu dari jenis ke-i (ind)

 A = Luas area total pengambilan contoh (m2)

2. Kerapatan Relatif ( Rdi ) adalah perandingan jumlah tegakan jenis ke-i

dalam suatu unit area. Rumus :

¿ x 100 %
Rdi =
∑n
Keterangan:
 Rdi = Kerapatan relatif ( % )

 Ni = jumlah individu jenis ke-i ( ind )

 ∑n = jumlah selruh individu ( ind )

3. Keanekaragaman ( H’ ) adalah perhitungan indeks shannon weiner.


Rumus
H ' =−∑ pi x log pi
Keterangan :
 H’ = Indeks keanekaragaman

 Pi = ni/N

 ni = Jumlah individu setiap jenis


 N = jumlah individu seluruh jenis

4. Indeks kemerataan atau keseragaman.


Rumus :
H'
e=
¿5
Keterangan :
 e = nilai keseimbangan antar jenis

 H’= Indeks keanekaragaman shannon wiener

 S = Jumlah jenis

5. Indeks Dominasi.
Rumus :
D=( ∑ Pi ) 2

Keterangan :
 D = indeks dominasi

 Pi = ni/N

 ni = jumlah total individu jenis ke-i

 N = jumlah total individu dari seluruh jenis

Anda mungkin juga menyukai