DISUSUN OLEH
2019
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan critical jurnal review yang berjudul
“ekologi ”.
Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah crtical journal review ini berkat
bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak terlepas dari bantuan dan dari berbagai
pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terimakasih yang
sebesar – besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Penulis
menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan baik materi
maupun cara penulisannya.
Namun demikian, saya telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, saya dengan rendah hati dan
dengan tangan terbuka menerima masukan saran, usul, guna penyempurnaan CJR ini. Penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Penyusun
IDENTITAS JURNAL
Jurnal pertama :
LEBAK, BANTEN
RINGKASAN JURNAL
Menurut Noor dkk., (2006), hutan mangrove adalah tumbuhan yang hidup di sepanjang
areal pantai yang dipengaruhi oleh pasang tertinggi sampai daerah mendekati ketinggian ratarata
air laut yang tumbuh di daerah tropis dan sub-tropis. Hutan mangrove merupakan komunitas
tumbuhan yang tumbuh di daerah tropis dan didominasi oleh tumbuhan yang mempunyai akar
napas (Pneumatofora) dan mempunyai kemampuan untuk tumbuh di daerah perairan asin atau
zona terluar (Indriyanto, 2006).
Sonneratia alba adalah salah satu tanaman mangrove dalam famili Lythraceae, dikenal
luas di pesisir pantai Indonesia dengan nama Pidara Putih dan terdistribusikan secara luas di
daerah pesisir Asia Tenggara dan Samudera Hindia (Azuma et al., 2002). Tanaman ini telah
digunakan secara tradisional di masyarakat pesisir Indonesia untuk pengobatan luka, diare, dan
demam (Noor et al., 2006).
Disamping itu, beberapa jenis tumbuhan mangrove seperti Rhizophora sp., Bruguiera sp.
dan Ceriops sp. mampu berkembang dengan menggunakan buah (propagul) yang sudah
berkecambah sewaktu masih menempel pada pohon induknya atau disebut sebagai vivipar.
Namun sebagaimana halnya dengan jenis tumbuhan lainnya, tumbuhan mangrove ini tetap
membutuhkan air tawar secara normal, unsur hara dan oksigen.
Cara Kerja
1. Pengambilan dan Pengukuran Parameter Kimia-Fisik Air
2. Teknik Pengambilan Analisis Vegetasi Mangrove
3. Analisis Vegetasi Mangrove
HASIL
Kondisi Fisik Kimia Ekosistem Mangrove
Pengukuran parameter fisik dan kimia perairan ekosistem mangrove dilakukan di setiap
stasiun. Parameter yang diukur adalah suhu, derajat keasaman (pH), kadar oksigen terlarut (DO),
turbiditas, dan arus air. Berikut hasil pengukuran parameter fisik kimia perairan ekosistem
mangrove di Pantai Sawah Kabayan Binuangeun Indah, Lebak, Banten
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa pengujian faktor fisik-
kimia sesuai dengan toleransi untuk pertumbuhan mangrove. Vegetasi mangrove yang
ditemukan di Pantai Sawah Kabayan Binuangeun Indah adalah Sonneratia alba, Aegiceras
corniculatum dan Avicennia officianalis. Jenis mangrove yang mendominasi adalah Sonneratia
alba karena memiliki nilai Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi pada kategori pancang dan pohon
yaitu sebesar 164,11% dan 122,64%.