Abstract
___________________________________________________________________
Semarang has mangrove ecosystem in the areal of Tapak Tugurejo. The ecosystem is surrounded
by various industries and most probably these plants discharge the sewage to the environment. This
might impact on the living creatures in the water. The research was aimed to investigate
makrozoobenthos diversity as the indicators water quality. The purposive sampling was used to
select 9 stations to collect the samples. The samples were taken three times with the interval of two
weeks. Data were analyzed for the diversity index, evenness index, and dominance index. Result
find that there were 15 species of macrozoobenthos, Cerithidea cingulata is dominated. The diversity
index in mangrove ecosistem is low (0,86). The water quality in mangrove ecosystem include in
criteria water quality class II.
47
J Afif dkk./Unnes Journal of Life Science 3 (1) (2014)
48
J Afif dkk./Unnes Journal of Life Science 3 (1) (2014)
50
J Afif dkk./Unnes Journal of Life Science 3 (1) (2014)
5,27 mg/L. Kadar BOD yang sedikit di atas tercemar. Tingginya kadar COD dapat
kriteria mutu air kelas II menunjukkan bahwa disebabkan tingginya aktivitas penguraian
perairan ekosistem mangrove wilayah Tapak oksidasi senyawa organik perairan tersebut.
dalam kondisi tercemar. Tingginya kadar BOD Wardhana (1995) menyatakan, dengan
diduga karena banyaknya bahan organik pada mengukur COD akan diperoleh nilai yang
perairan tersebut. Bahan organik alami dapat menyatakan jumlah oksigen yang dibutuhkan
berasal dari sisa dekomposisi serasah mangrove, untuk proses oksidasi terhadap total senyawa
atau berasal dari buangan limbah industri yang organik yang diuraikan secara biologis.
terletak disekitar hulu sungai Tapak sehingga
mencemari ekosistem mangrove Tapak. Tabel 3. Kualitas air yang diperoleh pada
stasiun penelitian di Ekosistem
Tabel 2. Nilai H, e dan D makrozoobentos per Mangrove.
pengambilan sampel.
Kriteria Mutu
Faktor Air
Jumlah total individu Kisaran
No Taksa Lingkungan Berdasarkan
pada pengambilan ke-- Stasiun I IX
Abiotik Kelas II (PP
1 2 3 No. 82/2001)
Gastropoda Suhu air (oC) 31-33 -
1 Bellamya javanica 0 10 8 Suhu Substrat -
2 Cerithidea cingulata 8 26 38 28-30
(oC)
3 Marginella 3 10 8 pH air 6-7 6-9
quinqueplicata pH substrat 6-8 -
4 Murex trapa 0 1 0 DO (mg/L) 4,12-5,62 4
5 Nassarius 0 0 1 BOD (mg/L) 3,11-5,27 2
margaritifer COD (mg/L) 25,13-30,33 25
6 Oliva oliva 0 4 5 Salinitas () 0-23 -
7 Strombus canarium 0 0 1 Substrat dasar Lumpur -
8 Telescopium 2 10 11
telescopium Struktur substrat dasar akan menentukan
9 Vexilla lineate 0 14 9
Bivalvia kemelimpahan dan komposisi jenis hewan
10 Arca granulosa 0 5 2 makrozoobentos (Barnes 1987). Substrat dasar
11 Cayatis inflata 0 0 1
12 Hysteroconcha affinis 0 0 1 pada penelitian rata-rata berupa lumpur (Tabel
13 Mytilis viridis 0 0 1 3), kecuali pada stasiun V yang merupakan
14 Scapharca 0 1 0
inaequivalvis
muara sungai memiliki substrat dasar berupa
Crustacea lumpur berpasir. Nybakken (1992) menyatakan
15 Uca demani 0 7 5 bahwa substrat dasar yang berbeda-beda
13 88 91
Spesies 3 10 13 menyebabkan perbedaan fauna atau komunitas
H' 0,40 0.86 0.83 makrozoobentos.
E 0,27 0.86 0.42
Salinitas yang diperoleh berkisar 1-23 .
C 0,41 0,15 0.21
Keterangan : Pengambilan sampel pertama tanggal 24 Keadaan salinitas akan mempengaruhi
Januari 2013, kedua tanggal 7 Februari penyebaran organisme, baik secara vertikal
2013, dan ketiga tanggal 28 Februari maupun horizontal. Salinitas yang tinggi
2013.
mempengaruhi komposisi ekosistem. Stasiun V
Kadar COD yang didapatkan saat memiliki salinitas tertinggi (20-23)
penelitian berkisar 25,13-30,33 mg/L. Sama dibandingkan stasiun lainnya, hal ini
dengan BOD, tinggi kadar COD yang sedikit di dikarenakan stasiun V terletak pada muara
atas kriteria mutu air kelas II pada perairan sungai yang berbatasan secara langsung dengan
menunjukkan bahwa perairan tersebut sedikit
51
J Afif dkk./Unnes Journal of Life Science 3 (1) (2014)
laut. Spesies yang ditemukan pada stasiun V Nybakken JW. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan
merupakan spesies yang hidup pada habitat laut. Ekologis. Jakarta : PT Gramedia.
Odum EP. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Edisi ketiga.
Dari hasil pengamatan, dapat
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
disimpulkan keanekaragaman jenis Ruswahyuni. 2008. Struktur Komunitas
makrozoobentos dipengaruhi oleh parameter Makrozoobentos Yang Berasosiasi Dengan
fisika dan kimia lingkungan perairan. Pada Lamun Pada Pantai Berpasir Di Jepara. Jurnal
Saintek Perikanan. 3(2): 33-36.
kesembilan stasiun, tampak bahwa faktor
Setiawan D. 2010. Studi Komunitas Makrozoobentos
lingkungan yang paling berpengaruh adalah Di Perairan Sungai Musi Sekitar Kawasan
jenis substrat dasar, kandungan oksigen terlarut Industri Bagian Hilir Kota Palembang.
(DO), dan kandungan BOD. Interaksi antar Prosiding Seminar Nasional Limnologi. 5: 217-
228.
semua komponen ekosistem dalam ekosistem
Taqwa A. 2010. Analisis Produktivitas Primer
mangrove memungkinkan terjadinya proses Fitoplankton Dan Struktur Komunitas Fauna
daur ulang secara alami terhadap bahan Makrobenthos Berdasarkan Kerapatan
pencemar tidak bernilai menjadi bahan bernilai. Mangrove Di Kawasan Konservasi Mangrove
Dan Bekantan Kota Tarakan Kalimantan
Timur (Tesis) Semarang: Universitas
SIMPULAN Diponegoro.
Wardhana AW. 1995. Dampak Pencemaran
Keanekaragaman makrozoobentos di Lingkungan. Yogyakarta: Andi Offest.
Wibisono WS. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Jakarta:
wilayah ekosistem mangrove Tapak Tugurejo Grasindo.
Kecamatan Tugu Kota Semarang tergolong Wijayanti H. 2007. Kajian kualitas perairan di pantai
rendah. Kualitas perairan di ekosistem kota Bandar Lampung berdasarkan komunitas
mangrove wilayah Tapak Tugurejo Semarang hewan makrobenthos (Tesis). Semarang :
Universitas Diponegoro.
berdasarkan keanekaragaman makrozoobentos Yusuf M & Gentur H. 2004. Dampak Pencemaran
termasuk kriteria mutu air kelas II (PP No.28 Tehadap Kualitas Perairan Dan Strategi
Tahun 2008, Peraturan Menteri LH RI). Adaptasi Organisme Makrobenthos Di
Perairan Pulau Tirangcawang Semarang. Ilmu
Kelautan. 9 (1): 12-42.
DAFTAR PUSTAKA
52