KELOMPOK 3 ADI MULIADI MUHAMMAD NUR ADNAN SYAEFUL BAHRI NUR FADHILAH RAHIM FIRDAWATI FITRIANI CHALIK BADRIANI RAMLI NURMASHITA
FAKTOR LINGKUNGAN
SUHU
Suhu berperan penting dalam reproduksi ikan Smallmouth bass, yaitu waktu pemijahan, pematangan gonad dan keberhasilan pemijahan. Pada ikan ini fluktuasi suhu mempengaruhi tempat pembuatan sarang, jumlah telur yang menetas dan tingkah laku menjaga anaknya. Suhu yang tidak stabil mendorong induk ikan Smallmouth bass melakukan penjagaan terhadap anak-anaknya yang baru menetas (Cookea et al., 2003).
Pada ikan Medaka (Oryzias latipes) lama waktu sintesis DNA tahap dini dalam leptotene spermatocyte sampai spermatid tahap awal pada suhu 25C adalah 5 hari, sedangkan pada suhu 15C memerlukan waktu 12 hari. Lama perkembangan spermatid awal sampai spermatozoa adalah 7 hari (pada suhu 25C) dan 8 hari (pada suhu 15C). Pada ikan Guppy lama waktu perkembangan leptotene tahap awal menjadi spermatozoa adalah 125 hari pada suhu 25C (Nagahama, 1987 dalam Tang dan Affandi, 2001).
MAKANAN
Perkembangan gonad ikan Channel catfish sangat berhubungan dengan keseimbangan komposisi nutrisi pakan. Komposisi protein merupakan komposisi esensial yang dibutuhkan untuk pematangan gonad (Lovell, 1988). Kebutuhan vitamin E untuk reproduksi berbeda untuk setiap spesies ikan. Ikan red sea bream memerlukan 42 mg/kg pakan (Watanabe et al., 1985) dan ikan bandeng 40 mg/kg pakan (Prijono et al., 1997).
Untuk meningkatkan daya reproduksi induk dan sebagai pakan larva ikan, diperlukan nutrient antara lain protein, lemak, asam lemak esensial, asam amino esensial, kalsium dan phosphor (Syandri et al. 2007).
HORMON
Nagahama et al., (1993) menyatakan bahwa kematangan oosit pada ikan diatur oleh 3 faktor, yaitu : GTH, MIH, dan MPF.
Aktivitas GTH dalam mempengaruhi kematangan oosit bersifat tidak langsung karena diperantarai oleh produksi MIH dari sel folikel ovari. Adanya reseptor MIH pada permukaan oosit diyakini karena adanya faktor sitoplasma yang berfungsi sebagai perantara aktivitas MIH. Faktor ini dinamakan MPF yang dideteksi pertama kali pada telur amphibia yang tidak dibuahi, telur tersebut kemudian diinjeksi dengan MPF sehingga dapat menyebabkan oosit menjadi matang.