PENDAHULUAN
1,0 mm yang hidup di lumpur, pasir, batu, kerikil, maupun sampah organik di
permukaan substrat.
sekecil apapun akan direspon oleh makrozoobenthos. Maka dari itu perubahan
dagingnya merupakan makanan yang enak seperti spesies tertentu dari moluska
dan gastropoda. Beberapa jenis dari makrozoobenthos juga bisa di olah menjadi
masyarakat pesisir yang makin terhimpit secara ekonomi, keadaan ini membuat
menunjukkan bahwa adanya kehidupan yang dinamik yang terjadi interaksi antara
sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam aliran energi dan siklus dari
alga sampai konsumen tingkat tinggi. Keberadaan hewan benthos pada suatu
perairan, sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, baik biotik maupun
Tegakan daun lamun yang rapat berperan penting untuk mengurangi energi
Sumatera Barat antara lain di perairan Pantai Nirwana dan Perairan Pulau
Panjang. Pulau Panjang merupakan salah satu dari pulau-pulau kecil yang terdapat
di sekitar perairan laut Sumatera Barat sehingga dampak dari aktivitas manusia
tidak terlalu besar. Berbeda dengan perairan Pulau Panjang, perairan Pantai
Nirwana yang berada daratan Sumatera tepatnya di dekat Kota Padang, sehingga
dampak yang diakibatkan oleh aktivitas manusia terhadap biota yang berasosiasi
memiliki hamparan ekosistem lamun yang cukup luas yaitu sekitar 23.75 Ha
dengan tutupan >50-75%. Pantai Nirwana memiliki perairan yang sangat jernih
dengan hamparan pasir putih sepanjang pantai. Pantai Nirwana merupakan salah
satu lokasi wisata. Pantai Nirwana berada di sebelah barat dari Padang atau dengan
3
jarak sekitar 14 km dari pusat kota dan dekat dengan pelabuhan teluk bayur. Pantai
Nirwana juga digunakan oleh masyarakat setempat untuk menyandarkan perahu beukuran
Sungai Beremas dengan luas sekitar 220 Ha. Pulau panjang juga sering dikatakan
sebagai surga kecil yang tersembunyi karena belum banyak wisatawan yang
mengetahui tentang pesona dari Pulau Panjang tersebut. Pulau Panjang merupakan
satu-satunya Pulau yang berpenghuni dari sembilan pulau yang terdapat di sekitar
perairan tersebut. Pulau panjang memiliki air yang jernih dan tenang dan juga
satu dar pulsu-pulsu kecil dan terpisah dari daratan Sumatera, selain menjadi
nelayan masyarakat di Pulau Panjang juga banyak bekerja sebagai pembuat kapal
suatu ekosistem maka suatu ekosistem tersebut juga memiliki tingkat ketersediaan
makanan yang tinggi bagi biota-biota lain nya yang menjadi ancaman bagi
dasar perairan, dan merupakan bagian dari rantai makanan yang keberadaannya
gastropoda yang ditemukan di perairan Pulau Panjang sebanyak tiga spesies yaitu
kelangsungan hidup organisme air lainya maka dari itu penelitian tentang
perairan Pantai Nirwana dan perairan Pulau Panjang, Sumatera Barat” perlu
dilakukan. Sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai acuan dan informasi dalam
dan perairan Pulau Panjang, Sumatera Barat, yang meliputi jenis, kelimpahan,
lainnya seperti tipe sedimen, bahan organik sedimen dan kualitas perairan pada
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai media informasi terkait
I.5. Hipotesis
lamun antara perairan Pantai Nirwana dengan perairan Pulau Panjang, Sumatera
Barat.
lamun antara perairan Pantai Nirwana dengan perairan Pulau Panjang, Sumatera
Barat.
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Makrozoobenthos
suatu perairan (Roy dan Gupta, 2010).Karena hidupnya yang cenderung menetap
(Trisnawaty et al., 2013) pada sedimen dasar perairan (Purnami et al., 2010) baik
substrat lunak maupun substrat keras (Lumingas et al., 2011), memiliki sifat
al., 2013), mudah di tangkap dan memiliki kelangsungan hidup yang panjang
perairan adalah dari taksa crustacean, moluska, insect, chaetopoda. Benthos tidak
perairan (Vyas dan Bhawsar, 2013) dan memegang peranan penting seperti proses
mineralisasi dalam sedimen dan siklus material organik (Vyas et al., 2012), serta
berperan dalam transfer energi melalui bentuk rantai makanan (Roy dan Gupta.,
baik yang sesil, merayap maupun menggali lubang. Makrozoobentos hidup dan
sertatingkah laku hewan bentik. Hal tersebut berkaitan dengan karakteristik serta
dinamik terjadi interaksi antar lamun dan biota-biota laut, terutama saling
yang hidup menetap (sesile) dan memiliki daya adaptasi yang bervariasi terhadap
berdasarkan ukuran tubuh yang bisa melewati lubang saring yang dipakai untuk
kelompok hewan yang lebih besar dari 1,0 mm. Kelompok ini adalah hewan
bentos yang terbesar. Mesobentos adalah kelompok bentos yang berukuran antara
0.1 mm – 1.0 mm. Hewan ini adalah hewan kecil yang dapat ditemukan di pasir
atau lumpur.Hewan yang termasuk kelompok ini adalah moluska kecil, cacing
kecil dan crustacea kecil. Mikrobentos yaitu kelompok bentos yang berukuran
lebih kecil dari 0.1 mm. Kelompok ini merupakan hewan yang terkecil.Hewan
berukuran 0,1- 1,0 mm, dan mikrozoobenthos berukuran < 0,1 mm. Ukuran
makrozoobenthos untuk Asia Tenggara adalah lebih besar dari 0,55 mm, karena
ukuran organisme benthik di daerah ini lebih kecil dari pada di daerah sedang dan
jenis, melainkan sifat komunitas yang ditentukan oleh banyaknya jenis serta
daerah tersebut. Namun pada kenyataannya, ekosistem yang wajar dicirikan oleh
keanekaragaman komunitas yang tinggi, tidak ada dominansi spesies serta jumlah
memberikan timbal balik atau peranan yang besar untuk menjaga keseimbangan
terhadap kejadian yang merusak ekosistem. Oleh karena itu, setiap masukan yang
berlebihan (buangan sampah dan limbah) yang tidak selalu hanya terdiri dari
unsur hara tetapi terdapat pula senyawa beracun di dalamnya tetap akan
bahwa nilai indeks keanekragaman (H’) terbesar didapatkan jika semua individu
10
nilai kecil atau sama dengan 0, jika suatu individu berasal dari suatu atau hanya
beberapa jenis.
tidak akan turut mempengaruhi kehidupan suatu organisme yang hidup suatu
1975).
berat.
sedang.
komunitas jasad akuatik yang diamati, terdapat pola dominansi oleh satu atau
keseragamannya, semakin kecil nilai suatu indeks keseragaman (E) semakin kecil
individu tidak sama ada kecendrungan didominansi oleh jenis tertentu. Suatu
menduga kualitas perairan secara tepat melalui penggunaan komunitas biota perlu
organisme harus lebih merupakan fungsi kualitas air daripada faktor ekologis.
yang cukup lama, bukan hanya pada saat sampling. Perlu diperhatikan bahwa
12
identifikasi dan pengolahan data harus dilakukan secara baik dan benar.
penting karena merupakan salah satu mata rantai makanan. Selain itu, keberadaan
jenis “steno” merupakan indikator yang lebih baik daripadajenis “eury”. Jenis
besar biasanya merupakan indikator yang lebih baik daripada jenis kecil karena
biomassa atau standing crop yang lebih besar dan lebih mantap dapat ditunjang
dengan arus energi tertentu.Sebelum meyakini satu jenis tunggal atau golongan
diantara jenis, populasi dan seluruh komunitas sering kali memberikan indikator
yang lebih dapat dipercaya daripada satu jenis tunggal karena integrasi keadaan
Makrozoobenthos
pengaruhi oleh beberapa faktor fisika dan kimia perairan.Sifat fisika perairan
seperti suhu, kedalaman, kecepatan arus dan salinitas. Sifat kimia antara lain pH
13
dan DO. Sifat-sifat fisika-kimia air berpengaruh langsung maupun tidak langsung
dapat menimbulkan akibat yang merugikan terhadap populasi bentos yang hidup
hampir semua organisme laut hanya dapat hidup pada daerah yang mempunyai
sirkulasi air, penguapan, curah hujan dan aliran sungai.Tinggi rendahnya salinitas
air laut salah satu penyebabnya yaitu dipengaruhi oleh faktor cuaca, pada saat
musim panas salinitas akan meningkat dan sebaliknya salinitas dapat turun dratis
apabila tingginya curah hujan yang terjadi. Seperti yang terjadi di laut Mediterania
dan laut merah salinitasnya akan mencapai 39% hingga 40% (Sukandarrumidi,
2009).
Oksigen adalah gas yang amat penting bagi hewan. Perubahan kandungan
dapat mempengaruhi kehidupan tumbuhan dan hewan air.pH tanah atau substrat
Penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air,
berbunga yang memiliki daun, batang, dan akar sejati yang telah beradaptasi
biologis di daerah pantai dan estuaria. Disamping itu juga mendukung aktifitas
Cambridge, 2008).
kepiting, udang, bulu babi dan hewan lain yang juga mencari makan dan
penunjang kehidupan banyak organisme membuat ekosistem ini perlu dijaga dan
dilestarikan (Trialfhianty, 2013). Satu jenis lamun atau beberapa jenis lamun
15
lamun memiliki berbagai macam fungsi antara lain, sebagai media untuk filtrasi
laut, termasuk biota laut yang bernilai ekonomis, seperti ikan baronang/lingkis,
berbagai macam kerang, rajungan atau kepiting, teripang dll. Keberadaan biota
pemeliharaan anakan berbagai jenis biota laut. Pada saat dewasa, anakan tersebut
bagi berbagai macam biota laut, terutamaduyung (Dugong ) dan penyu yang
sebagai penstabil sedimen sehingga mampu mencegah erosi di pesisir pantai dan
Padang lamun menjadi habitat bagi banyak organisme laut, banyaknya epifit
yang menempel pada daun lamun, yang juga berkonstribusi dalam meningkatkan
kompleks dan lebih panjang menjadikan padang lamun sebagai habitat utama
yang sangat penting bagi organisme laut untuk mencari makan, kawin, memijah,
berlindung dan berkembang. Selain itu lamun juga memberikan jasa perlindungan
(mitigasi) dari ancaman abrasi pantai, jasa pendukung kehidupan dan kenyamanan
bagi manusia serta jasa penyedia sumberdaya alam (Hafidz et al., 2014).
16
Asosiasi biota laut dengan ekosistem lamun akan membentuk suatu system
ekologi dan bila ekosistem lamun mengalami penurunan maka akan terjadi
ekologis pun dapat terganggu pula dan pada akhirnya akan menurunkan fungsi
kehidupan biota yang berasosisasi dengan lamun baik dalam jumlah maupun
Sumatera Barat.
tabel 1.
diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik serta dibahas secara
penelitian ini.
metode purposive sampling. Pada penelitian ini stasiun I terdapat pada perairan
Panjang Pasaman Barat. (Lampiran 1). Pada setiap stasiun terdapat tiga transek
19
dimana pada masing-masing transek terdapat tiga plot. Skema penempatan transek
dengan tiga kali pengulangan pada saat surut menggunakan plot 1 m x 1 m dan
yang ditemukan. Sampel lalu dibersihkan dari substrat dan di masukan ke dalam
kantong plastik yang telah diberi tanda label berdasarkan stasiun, plot dan
pengulangan. Identifikasi biota air terbatas pada karakter morfologi eksternal dari
dalam Tabel 2.
III.4.3.1. Suhu
V = s/t
Keterangan :
V = Kecepatan Arus
s = Jarak
t = Waktu
III.4.3.3. Kecerahan
III.4.3.4. Salinitas
dari makrozoobenthos.
III.5.1.Kelimpahan Makrozoobenthos
Kelimpahan mengacu pada jumlah spesies atau suatu jenis struktur dalam
suatu komunitas. Kelimpahan dari suatu spesies dinyatakan dalam persentase dari
a
K=
b
Keterangan :
K =Kelimpahan spesies untuk spesies ke-i
a =Jumlah makrozoobenthos yang dihitung (ind)
b =Luas bukaan plot (m2)
III.5.2.Keanekaragaman Makrozoobenthos
Keterangan:
H’ = Indeks Keanekaragaman
pi = ni/N (Proporsi spesies ke-i)
ni = Jumlah individu spesies ke- i
N = Jumlah total individu semua spesies
S = Jumlah taksa
Semakin besar nilai indeks keanekaragaman maka semakin tinggi
III.5.3.Keseragaman Makrozoobenthos
Keterangan:
E = Indeks keseragaman jenis
H’ = Indeks keanekaragaman jenis
S = Jumlah jenis organisme
III.5.4.Dominansi
C=Σ ¿ ²
N ( )
Keterangan :
C = Indeks Dominansi
ni = Jumlah individu spesies ke-i
N = Jumlah total individu spesies ke-i
Legendre and Legendre (1983), membagi kriteria dominansi ke
III.5.5.Pola Distribusi
( Σx ²)
Id=n
N ( N −1)
24
Keterangan:
Id = Indeks dispersi Morisita
n =Jumlah plot
x =Jumlah individu pada tiap plot
N =Jumlah total individu biota.
III.5.6.Indeks Kesamaan Komunitas
(Maguran, 2004)
2C
IS= x 100 %
A +B
Keterangan ;
IS = Indeks kesamaan Sorensen (nilai antara 0-1)
C = Jumlah jenis yang ditemukan pada kedua stasiun
A = Jumlah jenis yang ditemukan pada stasiun a
B = Jumlah jenis yang ditemukan pada stasiun b
III.6. Asumsi
sampel.
25
4.1 hasil
salinitas dan derajat keasaman (pH) dapat dilihat pada tabel …..
penelitian
Dfdkjfsnsjk
……
Fgsf
……fgdf
Fgd
DAFTAR PUSTAKA
Barus, T.A., 2004. Pengantar Limnologi Studi tentang Ekosistem Air Daratan.
Medan: USU Press.
Brower, J., J. Zar, C.V. Ende, K. Kane., 1990.Field and laboratory methods for
general ecology.Edisi ke-3. America: Wm. C. Brown Publishers.
Lalli, CM. and TR. Parsons, 1993. Biological Oceanography And Introduction.
Pergamon Press, New York
Roy S, A. Gupta, 2010. Molluscan diversity in River Barak and its Tributaries,
Assam, India.Biology Environment Science, 5 (1): 109-113.
Susetiono., 2004. Fauna Padang Lamun Tanjung Merah Selat Lembeh. Jakarta:
Pusat Penelitian Oseanografi, LIPI.
Tim Peneliti Dosen Muda., 1991. Identifikasi dan Koleksi Fauna DAS Ciliwung
serta Prospek Pemanfaatannya (Plankton dan Benthos). Laporan Akhir
Penelitian. Departemen Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam.Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Trisnawaty, FN, Emiyarti dan LOA Afu., 2013. Hubungannya kadar logam berat
merkuri (Hg) pada sedimen dengan struktur komunitas makrozoobenthos di
Perairan Sungai TahiIte, Kecamatan Rarowatu, Kabupaten Bombana. Mina
Laut Indonesia, 3 (12): 68-80.
Tuwo, A., 2011. Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut – Suatu Pendekatan
Ekologi, Sosial-Ekonomi, Kelembangaan, dan Sarana Wilayah. Brilian
Internasional. Surabaya.
32
Zaleha, K., D.M.F. Farah, S.R. Amira dan A. Amirudin., 2009. Benthic
Community Of The Sungai Pulai Seagrass Bed, Malaysia. Malaysian
Journal of Science, 28 (2) : 143 – 159.
LAMPIRAN
34
Pasang
tertinggi
Surut
terendah
36
NIM : 1504115116
2. DOSEN PEMBIMBING I
3. DOSEN PEMBIMBING II
2020
No Kegiatan
Juli Agustus September Oktober
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan
* * * * * * * * *
Proposal
2 Seminar
*
Proposal
3 Pelaksanaan
* *
Penelitian
4 Penyusunan
*
Hasil
5 Revisi Hasil *
6 Seminar
*
Hasil
7 Ujian
*
Sarjana
38
Rp. 450.000
2. Pelaksanaan Penelitian
Rp. 2.500.000
Rp. 1.300.000
Total Rp.5.250.000
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I.PENDAHULUAN
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Makrozoobenthos
2.1.1. Habitat
2.1.2. Morfologi
2.2. Keanekaragaman Makrozoobenthos
2.3.Makrozoobenthos Sebagai Indikator Kualitas Perairan
2.4. Faktor-Faktor Lingkungan Yang Menpengaruhi Makrozoobenthos
2.5. Keanekaragaman, Keseragaman dan Domiinansi
2.6. Lamun
3.4.3.3. Kedalaman
3.4.3.4. Salinitas
3.4.3.5. pH (Derajat Keasaman)
3.5. Pengolahan Data
3.5.1. Kelimpahan
3.5.2. Keanekaragaman
3.5.3. Keseragaman
3.5.4. Dominansi
3.5.5. Pola Distribusi
3.6. Analisis Data
3.7. Asumsi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1....................................................................................................Hasil
IV.2. Pembahasan
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN