Anda di halaman 1dari 10

1.

1 latar belakang

Wilayah Indonesia sebagian besar terdiri dari lautan, yaitu sekitar 70 % dari total luas
wilayah Indonesia keseluruhannya. Disamping itu, Indonesia juga mempunyai garis pantai
sepanjang 81.000 km dan merupakan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada
dengan memiliki 17.508 pulau (Dahuri et al, 2001). Sebagai negara kepulauan, indonesia terletak
diantara samudera pasifik dan samudera hindia dan mempunyai tatanan geografis yang rumit
dilihat dari topografi dasar lautnya. Dasar perairan Indonesia di berbagai tempat, terutama di
kawasan barat, menunjukkan bentuk yang sederhana atau rata dan hampir seragam, tetapi di
tempat lain, terutama dikawasan timur, menunujukkan bentuk-bentuk yang lebih majemuk tidak
teratur dan rumit. (Feliatra et al, 2003).
Ekosistem pesisir dan laut merupakan ekosistem alamiah yang produktif, mempunyai nilai
ekologisdannilaiekonomisyangtinggi.Selainmenghasilkanbahandasaruntukpemenuhankebutuhan
pangan,keperluanrumahtangga,industri,ekosistempesisirdanlautjugamemilikifungsifungsiekologis
pentingantaralainsebagaipenyedianutrien,sebagaitempatpemijahan,tempatpengasuhandantumbuh
besarsertatempatmencarimakananbagiberagambiotalaut.Disampingituekosistempesisirdanlaut
berperanpulasebagaipelindungpantaiataupenahanabrasibagiwilayahdaratanyangberadadibelakang
ekosistem(Bengen,2002).MenurutBengen(2002), Zonaintertidaladalahdaerahpantaiyangterletak
diantarapasangtertinggidansurutterendah.Daerahinimerupakandaerahperalihandarikondisilautan
ke kondisi daratan. Walaupun luas daerah ini sangat terbatas, tetapi disini terdapat variasi faktor
lingkungan yang sangat besar jika dibandingkan daerah bahari lainnya. Di daerah ini terdapat
keanekaragamankehidupanyangsangatbesardaripadadidaerahsubtidalyanglebihluas.

Secara Geografis Pantai Sungai Nipah terletak pada posisi1000 32 1000 47 BT dan 10
22,70LS, Dimana Pantai Sungai Nipahberada di dalam Wali Nagari PainanSelatan. Luas Wali
Nagari Painan Selatan yaitu 32,56 Km2 . dengan Jumlah Penduduk 5.610 Jiwa. (Trivianti, et al
2014). Pantai Sungai Nipah memiliki potensi yang sangat bagus dan bisa dijadikan salah satu
objek wisata di Sumatera Barat. PantaiSungai Nipah memiliki keindahan pantai yang masih asri
dimana pantai ini terdiri pasir putih, ombak yang kecil, air bening, vegetasi pantai yang
didominasi pohon kelapa, sumberdaya ikan, karang dan bermacam-macam ekosistem pantai
lannya yang menambah keindahan lautnya.

Berdasrkan penjelasan diatas, tingginya keanekaragaman hayati di daerah zona intertidal

memiliki peran yang sangat penting didalam ekosistem perairan. Oleh karena itu, praktikum pada

kali ini sangatlah penting dilaksanakan mengingat betapa pentingnya hal tersebut sebagai
bioindikator dan lain sebagainya. Praktikum lapangan ini akan praktikan laksanakan di kawasan

perairan pantai sungai nipah kabupaten pesisir selatan provinsi sumatera barat.

1.2 tujuan dan manfaat

TERLAMPIR DI BUKU CETAK HARAP DI FOTO


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pantai Sungai Nipah

Secara Geografis Pantai Sungai Nipah terletak pada posisi1000 32 1000 47 BT dan 10
22,70LS, Dimana Pantai Sungai Nipahberada di dalam Wali Nagari PainanSelatan. Luas Wali
Nagari Painan Selatan yaitu 32,56 Km2 . dengan Jumlah Penduduk 5.610 Jiwa. (Trivianti, et al
2014). Pantai Sungai Nipah memiliki potensi yang sangat bagus dan bisa dijadikan salah satu
objek wisata di Sumatera Barat. PantaiSungai Nipah memiliki keindahan pantai yang masih asri
dimana pantai ini terdiri pasir putih, ombak yang kecil, air bening, vegetasi pantai yang
didominasi pohon kelapa, sumberdaya ikan, karang dan bermacam-macam ekosistem pantai
lannya yang menambah keindahan lautnya.

Berdasarkan penilaian kondisi perairan di lokasi penelitian, Pantai Sungai Nipah memiliki
kualitas fisika-kimia oseanografi yang cukup baik. Tidak ditemukan indikasi bahwa perairan
Pantai Sungai Nipah berada pada keaadaan tercemar dari 1 titik stasiun yang diukur. Suhu
perairan berkisar antara 29-30, nilai tersebut tergolong baik untuk aktivitas berenang, snorkeling
dan diving sesuai dengan pernyataan Ministry of Planning and Development Govenment of
Trinidad and Tobago dalam Zulkariman (2013).

Salinitas perairan adalah 31ppt tergolong baik untuk aktivitas snorkling (BSDL, dalam
Zulkariman (2013). Nilai pH berkisar antara 8 tergolong tidak tercemar dan baik
untuk aktivitas berenang, snorkeling dan diving. Kecerahan perairan berkisar antara 12,00 m,
kecerahan tersebut termasuk dalam kategori sedang untuk kegiatan berenang, snorkling dan
diving (BSDL, dalam Zulkariman (2013).) . Kondisi arus perairan Pantai Sungai Nipah berkisar
antara 0,07 m/s. Pada umumnya kondisi kecepatan arus Pantai Sungai Nipah termasuk dalam
kategori sedang (di sisi utara, timur dan barat) dan cocok digunakan untuk aktivitas berenang,
snorkling dan diving.

Pantai Sungai Nipah merupakan pantai yang memiliki panjang 3,1 Km. Pantai Sungai Nipah
memiliki substrat berpasir yang berwarna putih kekuningkuningan, dimana tepi perairan terdapat
karang dan batuan gunung, dihiasi oleh deretan pohon kelapa. Ekosistem pantai yang terdapat
seperti padang lamun dan terumbu karang berada disepanjang Pantai Sungai Nipah bagian utara.
Ekositem terumbu karang ditemukan hampir setengah badan pantai, tapi yang dominan
berada di bagian utara pantai.

Kedalaman rata-rata Pantai Sungai Nipah ini berkisar 2-3 Meter. Sedangakan kemiringan Pantai
Sungai Nipah yaitu 8,69%.Substrat berpasir dapat ditemukan pada hampir semua sisi pantai di
Pantai Sungai Nipah kecuali sisi utara yang didominasi oleh pantai berbatu dan berkarang.
Pantai Sungai Nipah beriklim tropis, dengan temperatur 21-300 C. Curah hujan di daerah ini
yaitu 2.000 3.000 Mm/tahun.
2.2 EkologiZonaIntertidal

Ekologi biasa didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang interaksi faktor

faktor biotik dan abiotik, selanjutnya dikatakan bahwa ekologi biotik yang dipelajari adalah

organisme,populasikomunitasdanekosistem(Prajitno.A.2009.).SedangkanSuprapto(2011)

mendefinisakanbahwaekologisebagaiilmuyangmempelajaritentanghubungantimbalbalik

antaraorganismedenganlingkungan.

Berdasarkan kedua pengertian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

interaksiorganismedanlingkunganbaikfaktorbiotikmaupunabiotikadalahorganismesebagai
individu,sebagaisuatuspesiesyanghidupdalamsuatudaerahdanmembentuksuatupopulasi

dari beberapa populasi spesies yang cenderung hidup bersama membentuk suatu komunitas

ekologi.Selanjutnyasuatukomunitasdalaminteraksinyaakanmembentuksuatuekosistemdan

membentuksuatukesatuanyangpalingkompleksdansalingmempengaruhi.

Menurut Bengen(2002), Zona intertidal adalahdaerahpantai yangterletak diantara pasang

tertinggi dan surut terendah.Daerah ini merupakan daerah peralihan dari kondisilautan ke kondisi

daratan.Walaupunluasdaerahinisangatterbatas,tetapidisiniterdapatvariasifaktorlingkunganyang

sangatbesarjikadibandingkandaerahbaharilainnya.Didaerahiniterdapatkeanekaragamankehidupan

yang sangat besar dari pada di daerah subtidal yang lebih luas. Menurut Prajitno.A (2009.)

keanekaragaman kehidupan organisme pada zona intertidal dipengaruhi oleh faktorfaktor

lingkunganseperti:

1.PasangSurut

2.Suhu

3.GerakanOmbak

4.Salinitas

5.Substrat

MenurutPrajitno.A(2009.)Organisme intertidal memilki kemampuan untuk beradaptasi

dngan kondisi lingkungan yang dapat berubah secara signifikan, pola tersebut meliputi,
a). Daya Tahan terhadap Kehilangan air

b). Pemeliharaan Keseimbangan Panas

c). Tekanan mekanik

d). Pernapasan

e). Cara Makan

f ) Tekanan Salinitas

g) Reproduksi

2.3 biota pada Zona Intertidal

Menurut Suprapto (2011) lingkungan laut khususnya di intertidal, Spesies yang berumur

panjang cenderung terdiri dari berbagai hewan invertebrata. Hewan-hewan intertidal dominan

yang menguasi ruang selain Mytilus californianus yang terdapat dalam jumlah banyak dipesisir

pasifik adalah teritip Balanus cariogus dan Balanus glandula. Dua spesies tersebut terdapat

melimpah di wilayah intertidal walaupun kenyataanya mereka bersaing dengan Mytilus

californianus hal ini menyebabkan pertumbuhan teritip dapat berlangsung dengan baik.

Pisaster Ochraceus merupakan predator kerang yang rakus sehingga secara efektif mencegah

kerang menempati seluruh ruang.

Pantai yang terdiri dari batu-batuan merupakan tempat yang sangat baik bagi hewan-hewan

atau tumbuha-tumbuhan yang dapat menempelkan diri pada lapisan ini. Golongan ini termasuk

banyak jenis gastropoda, molusca, dan tumbuhan-tumbuhan yang berukuran besar. Dua

spesies Uttorina undulata dan Tectarius malaccensis, tinggal dan hidup di bagian batas atas

dari pantai dibawahnya berturut-turut di tempati oleh jenis spesies lain Monodonta labio dan

Nerita undata. Kemudian oleh Cerithium molrus dan Turbo intercostalis. Akhirnya pada batas

yang paling bawah terdapat lambis-lambis dan Trochus gibberula (Hutabarat, 2008).
III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Biologi Laut yang berjudul Keanekaragaman dan kepadatan organisme zona

intertidal Pantai Sungai Nipah Provinsi Sumatera Barat yang dilaksanakan pada hari kamis

tanggal 27 April 2017 bertempat di kawasan perairan Pantai Sungai nipah Provinsi Sumatera

barat dan pengidentifikasian dilakukan pada hari jumat tanggal 12 Mei 2017 di Laboratorium

Biologi Laut Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat-alat yang digunakam dalam praktikum ini terbagi menjadi 2 yaitu alat untuk

melaksanakan praktikum lapangan dan alat untuk melaksanakan praktikum di laboratorium. Alat

yang digunakan ketika praktikum lapangan terdiri dari peralatan untuk membuat plot kuadrat

berupa tali nilon atau tali rafia, patok, palu, meteran, dan rol meter, alat tulis yang terdiri dari ball

point, pensil, buku, penggaris dan juga saringan serta kantong plastik untuk penyimpanan

sampel. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan terbagi menjadi 2 yaitu bahan praktikum

berupa makrozoobenthos dan bahan pengawet sampel seperti formalin 10%.

3.3 Metode Praktikum

Metode yang digunakan pada praktikum kali ini ialah metode transek plot garis (line plot

sampling) yang dilakukan dengan cara membuat plot-plot (ukuran 1 m x 1m) dengan jarak

tertentu pada garis transek. Pada stasiun pengamatan di tetapkan 5 (lima) transek garis dari

pinggir pantai ke arah laut. Sepanjang garis diletakkan petak contoh (1 m x 1 m) sebanyak paling

5 (lima) petak. Pada setiap petak dideterminasi setiap jenis makrozopbenthosnya dan hitung

jumlah individu setiap jenisnya


3.4 Prosedur Praktikum

LIHAT PADA BUKU PENUNTUN, SCEPATNYA DI FOTO


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

LIHAT DI BUKU

4.2 Pembahasan

NANTI DI CARI BODOH


v. kesimpulan dan saran

5.1 kesimpulan

Praktikum mengenai Keanekaragaman dan kepadatan organisme zona intertidal di Pantai Sungai
Nipah Provinsi Sumatera Barat menunjukkan hasil yang begitunya sesuai dengan yang di
dapatkan ketika di lapangan. Hasil yang menunjukkn tingkat keragaman, keseragaman dan
keanekaragaman yang masih tergolong rendah. Tingkat kepadatan populasi juga tergolong dalam
kepadatan yang masih rendah. Hal ini di sebabkan kurangnya pemasukan nutrient ke dalam
perairan pantai sungai nipah. Kurangnya pemasukan nutrient di perairan menjadi menjadi sebuah
penyebab terjadinya indeks dominansi di suatu perairan tinggi, hanya biota-biota yang kuat serta
mampu bertahan sahaja yang masih menetap di daearah tersebut sebagiannya mengalami
mortalitas atau pun imi/emigrasi. Mangrove sebagai penyedia nutriet terbaik bagi perairan sangat
jarang di temukan di daerah pantai sungai nipah, dan ini menjadi salah satu penyebab dari
kurangnya pemasukan nutrient ke perairan.
DAFTAR PUSTAKA

Cases

Bengen, D.G. 2002. Ekosistem dan sumberdaya alam pesisir dan laut serta prinsip
pengelolaannya. Sinopsis. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. IPB
BSDL.

BSDL. Dalam Zulkariman. 2013, Editor. Laporan Tugas Akhir: Kajian Potensi Ekowisata Bahari
Pulau Cingkuak Provinsi Sumatera Barat, Pekanbaru. 108 Hal.

Dahuri, R., J. Rais, S. P. Ginting dan J. Sitepu. 2001. Pengelolaan Sumberdaya wilayah Pesisir dan Lautan
Secara Terpadu. P.T. Pradnya Paramita. Jakarta................................................................1

Feliatra et al. 2003. Pengantar Perikanan dan Ilmu Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Riau. Pekanbaru....................................................................................... 1

Hutabarat,s dan Steward,M.E.2008.Pengantar oseanografi.Universistas Indonesia.Jakarta......5

Ministry of Planning and Development Govenment ofTrinidad and Tobago. Dalam Zulkariman.
2013, Editor. Laporan Tugas Akhir: Kajian Potensi Ekowisata Bahari Pulau Cingkuak Provinsi
Sumatera Barat, Pekanbaru. 108 Hal.

Prajitno.A.2009.BiologiLaut.UniversitasBrawijaya.Malang.......................................................4

Suprapto,Joko.2011.EkofsisiologiBivalvia,EkologidanKonsumsiOksigen.UndipPress,
UniversitasDiponegoro,Semarang............................................................................4, 5

Trivianti, et al 2014. Kajian Potensi Ekowisata Bahari Pantai Sungai Nipah Kecamatan IV Jurai
Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat. JURNAL TERUBUK

Anda mungkin juga menyukai