Anda di halaman 1dari 11

PAPER PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR

PERAN PENTING KONSERVASI PADA SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM


PESISIR

DISUSUN OLEH

SARAH SIJABAT

2104126058

ILMU KELAUTAN

Dosen pengampu

Prof. Dr. Ir. Thamrin, M.Sc

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS RIAU

2023
I. PENDAHULUAN

1. latar belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan, yang secara geografis memiliki Panjang pesisir
lebih kurang 81.000kilometer dan luas lautan 5,8 juta kilometer persegi dengan kekayaan sumber
daya alam baik yang terbaharui maupun tidak terbaharui. Letak Indonesia yang stategis yaitu
diapit oleh lautan hindia, laut cina Selatan dan lautan pasifik menunjukkan wilayah Indonesia
sangat baik dari segi politik maupun ekonomi dunia. Wilayah laut dan pesisir dimasa yang akan
datang akan menjadi pusat pertumbuhan baru dan harapan bagi keberlanjutan pembangunan,
pemanfaatan sumber daya alam semakin bergeser dari wilayah daratan ke wilayah pesisir dan
lautan. Hal ini terjadi karena penduduk yang terus berkembang dan memanfaatkan sumber daya
alam didaratan.

Wilayah pesisir dan laut dikenal dengan keragaman hayati (biodiversity) yang cukup tinggi
seperti hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun, rumput laut, hasil perikanan serta
kekayaan bahan tambang dan mineral. Secara ekologis sumber daya alam yang terdapat di
wilayah pesisir saling berkaitan satu sama lain, bahkan dengan perilaku dan aktivitas manusia
yang terdapat didalamnya. Seperti misalnya ekosistem hutan mangrove merupakan tempat hidup
bagi berbagai jenis hewan seperti udang, kepiting. serta sebagai penahan abrasi di tepi Pantai.
Ekosistem ini harus dijaga dengan baik kegiatan yang mengakibatkan kerusakan atau perubahan
pada salah satu ekosistem dapat memberikan dampak terhadap ekosistem lainnya.

Dari waktu ke waktu petambahan jumlah penduduk semakin meningkat dengan berabagi
aktivitasnya tidak hanya menggunakan lahan untuk tempat tinggal tetapi juga meningkatnya laju
pemanfaatan sumber daya alam guna memenuhi kebutuhan pangan serta aktivitas sosialnya.
Pemanfaatan sumber daya alam yang tidak terkendali dapat mengancam ekosistem yang terdapat
dialam. Karena itu, dalam Upaya pemanfaatan sumber daya alam pesisir dan laut perlu dilakukan
penekanan dan menghindari kegiatan seperti penebangan hutan mangrove yang tidak terkendali
untuk pembukaan lahan tambak dan pemukiman, penangkapan ikan yang berlebihan, serta
pencemaran perairan oleh limbah industri. Kegiatan yang menyebabkan kerusakan seperti yang
sudah dijelaskan harus dapat diatasi, dengan cara pengelolaan potensi sumber daya alam dan
pesisir dan laut salah satu hal yang dapat dilakukan dengan memberikan pembekalan mengenai
konservasi Konservasi wilayah pesisir ialah upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan
serta ekosistemnya untuk menjamin keberadaan dan kesinambungan sumberdaya pesisir dengan
tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman hayati. Dengan
pembekalan ini diharapkan pemanfaatan sumber daya alam dapat terkendali, keseimbangan
eksosistemnya terpelihara dan dapat dilindungi dari kerusakan. Oleh kerena itu paper ini akan
menyajikan peran penting konservasi dalam sumber daya alam dan ekosistem pesisir.

Rumusan masalah

1. Apa masalah yang terjadi pada sumber daya alam dan wilayah pesisir?

2. Apa peran konservasi berkelanjutan dalam menjaga kelestarian sumber daya alam dan
ekosistem pesisir?

3. Apa dampak upaya konservasi yang sedang berlangsung terhadap keanekaragaman hayati dan
ekosistem pesisir?

4. Bagaimana konservasi berkelanjutan dapat mendukung penghidupan masyarakat lokal yang


bergantung pada sumber daya alam pesisir?

Tujuan dan manfaat

Untuk mengetahui peran konservasi dalam pelestarian sumber daya alam dan menjaga
lingkungan pesisir supaya dapat terawatt dengan baik dan benar
II. PEMBAHASAN

1. Ancaman sumber daya alam dan wilayah pesisir

Wilayah pesisir merupakan daerah peralihan antara daratan dengan lautan yang sangat
dinamis dan produktif, habitat dan jenis biotanya beradaptasi secara khusus terhadap
lingkungannya. Pada wilayah pesisir terdapat berbagai ekosistem khas yaitu ekstuaria, hutan
mangrove, padang lamun, terumbu karang dan Pantai intertidal. Seiring dengan pertumbuhan
penduduk yang semakin hari meningkat, eksploitasi seumber daya alam juga terjadi secara besar-
besaran.

Wilayah pesisir Sebagai penyedia sumber daya hayati dan non hayati seperti pangan,
tambang mineral dan energi serta media transportasi dan rekrasi atau pariwisata bagi kehidupan
manusia hal ini menyebabkan Ekosistem wilayah pesisir mengalami degradasi yang cenderung
terus memburuk, meningkatnya kegiatan aktivitas manusia disekitar wilayah pesisir
mengahsilkan limbah domestik sederhana hingga yang kompleks dan beracun. Kegiatan tersebut
dapat menyebabkan hilangnya dan menurunnya produktivitas dan keanekaragaman hayati yang
dimiliki (Sains, 2004).

Pencemaran menyebabkan mutu lingkungan meluas dan terus menerus dilihat dari
hilangnya beberapa jenis ikan atau karang ataupun menurunnya daya dukung alami dari
ekosistem tersebut. perairan Pantai sangat rentan terhadap pencemaran yang terjadi. Masyarakat
pesisir merupakan salah satu penyumbang limbah yang berada disekitar pesisir hal ini dapat
merusak pemandangan dan menyebarkan polutan ke laut.

Wilayah pesisir tergolong sumberdaya milik bersama, harus tetap lestari dan berkelanjutan.
Dengan telah terjadinya perubahan kondisi lingkungan berupa erosi dan pencemaran akan dapat
mengancam keanekaragaman hayati dan sumberdaya alam. Sumberdaya yang ada di wilayah
pesisir sebagai sumberdaya milik bersama memiliki manfaat ekologis yakni (1) nilai guna
langsung; (2) nilai guna tidak langsung; (3) nilai guna pilihan; dan (4) nilai guna nonkonsumtif
(Wiratno dalam Besar, 2012). ancaman utama pada keanekaragaman hayati di wilayah pesisir
adalah terjadinya kerusakan lingkungan dan kepunahan habitat. Oleh karena itu, cara yang paling
baik untuk melindungi keanekaragaman hayati yaitu dengan cara melakukan konservasi.
2. Peran Konservasi

Pesisir memiliki Kawasan hutan mangrove, padang lamun dan terumbu karang. Ketiga
ekosistem ini menyediakan sumber daya alam yang dibutuhkan bagi kehidupan dan lingkungan
hidup (katili et al, 2017). Pengelolaan sumber daya alam oleh masyarakat dalam pemenuhan
kebutuhan telah dilakukan sejak lama dengan berbagai keterbatasan ilmu maupun teknologi.
Namun, kecepatan eksploitasi sumber daya alam ini mengakibatkan berkurangnya kapasitas
sumber daya alam hayati untuk pulih kembali. Konservasi sumber daya alam merupakan hal
mutlak diperlukan untuk memulihkan ekosistem pesisir. Konservasi menjadikan bumi dan
sumber daya alamnya produktif dan bermanfaat bagi kesejahteraan manusia secara berkelanjutan
(Basuni, 2012).

Konservasi diartikan sebagai upaya pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana
dengan berpedoman pada asas pelestarian. Sumber daya alam adalah unsur-unsur hayati yang
terdiri dari sumber daya alam nabati (tumbuhan) dan sumber daya alam hewani (satwa) dengan
unsur non hayati di sekitarnya yang secara keseluruhan membentuk ekosistem. Konservasi
wilayah pesisir di sini mengacu pada konsep pembangunan berkelanjutan. Pembangunan yang
berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan generasi saat ini dan
kebutuhan generasi mendatang. Pembangunan yang berkelanjutan dilaksanakan tanpa
mengurangi fungsi lingkungan hidup. Lingkup pembangunan berkelanjutan meliputi aspek
lingkungan, ekonomi, dan sosial yang diterapkan secara seimbang serasi selaras dengan alam.
Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 32 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup pasal 1 ayat 3, bahwa pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan
terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial dan ekonomi.

Peran konservasi dalam menjaga sumber daya alam dan wilayah pesisir seperti konservasi
lingkungan juga meliputi berbagai hal seperti Melindungi flora dan fauna yang terancam punah,
Melindungi dan menjaga ekosistem agar tetap indah, menarik, dan unik, Mempertahankan
kualitas lingkungan sekitar supaya tetap terjaga, Merawat kekayaan ekosistem alam serta
memelihara proses ekologi dan keseimbangan ekosistem secara berkelanjutan, Melindungi dan
menjaga ekosistem dari kerusakan yang disebabkan oleh faktor alam, mikro organisme, dan lain-
lain. Kegiatan ini tidak dapat berjalan dengan baik bila hanya dilakukan oleh beberapa pihak saja
untuk itu konservasi daerah pesisir telah dilaksanakan oleh beberapa elemen masyarakat, mulai
dari kelompok peduli lingkungan, Lembaga Swadaya Mayarakat (LSM), Perguruan Tinggi,
instansi pemerintah hingga swasta agar kegiatan konservasi di suatu wilayah dapat berjalan
dengan baik. Peran masyarakat dalam konservasi wilayah pesisir yaitu pengawasan, monitoring
dan mengevaluasi sumber daya alam. partisipasi masyarakat dalam melakukan pengawasan
konservasi sumber daya alam yang paling banyak salah satunya adalah melakukan pengamatan
dalam penangkapan ikan, mulai penggunaan alat tangkap dan jenis ikan yang ditangkap. Bentuk
pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat dalam menjalankan kegiatannya sebagai pengawas
berupa penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan dan bersifat Destructive fishing
seperti penggunaan racun potasium, penggunaan payang yang mata jaring kurang dari 1 inchi,
dan penggunaan bom untuk menangkap ikan. dalam proses pengelolaan sumber daya alam,
pelanggaran yang terjadi adalah perusakan sumber daya laut dengan aktivitas-aktivitas untuk
merusak kelestarian sumber daya laut. Peran aktif Masyarakat dalam mengamati pelanggaran
yang marak terjadi diharapkan dapat menjamin keberlangsungan sumber daya laut dan perikanan
sehingga pembangunan yang berkelanjutan terus dapat dipertahankan di wilayah tersebut.

Setiap daerah memiliki tingkat kesulitan tersendiri dalam pengelolaan pembangunan


wilayah, salah satu wilayah yang memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi dalam melakukan
penglolaan wilyahnya adalah wilayah pesisir. Wilayah pesisir memiliki lebih dari satu system
lingkungan dan sumber daya pesisir yang menyebabkan pengelolaan yang akan direalisasikan
harus lebih memperhatikan sistem lingkungan dan sumber daya yang ada. Untuk itu peran
pemerintah dalam konservasi diperlukan untuk membuat kebijakan serta pemerintah diperlukan
dalam hal mengelola sumberdaya perikanan karena alasan administrasi. Di sisi lain, asumsi dan
fakta menyatakan bahwa hanya pemerintah yang berhak menjalankan administrasi dengan
otoritas dan kemampuannya.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengatur mengenai kewenangan daerah untuk


mengelola sumber daya di wilayah laut yang meliputi:

a. eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut;

b. pengaturan administratif;

c. pengaturan tata ruang;


d. penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh daerah atau yang
dilimpahkan kewenangannya oleh Pemerintah;

e. ikut serta dalam pemeliharaan keamanan; dan

f. ikut serta dalam pertahanan kedaulatan negara.

Kewenangan untuk mengelola sumber daya di wilayah laut tersebut paling jauh 12 mil laut
diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan untuk provinsi dan
1/3 dari wilayah kewenangan provinsi untuk kabupaten/kota yaitu 0-4 mil.

3. Dampak konservasi

Kawasan konservasi perairan adalah kawasan perairan yang dilindungi, dikelola dengan
sistem zonasi, untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya ikan dan lingkungannya secara
berkelanjutan. Penetapan zona inti merupakan bagian dari kegiatan penentuan zonasi disuatu
daerah tertentu guna menjaga dan terpeliharanya sumberdaya ikan yang ada pada zona inti yang
ditetapkan. Konvervasi bermanfaat dengan tersedianya stok ikan dan habitat ikan terlindungi.
Manfaat tersebut berdampak dalam jangka panjang sehingga dapat dirasakan oleh masyarakat.

Dampak konservasi yaitu Terjaganya ekosistem perairan pada salah satu penelitian
menyatakan bahwa hasil laut akan berlimpah dan berdampak pada pendapatan nelayan Pulau
Mapur dan sekitarnya yang akan meningkat. Hasil tangkapan nelayan tradisional yang
melakukan penangkapan di perairan Pulau Mapur ini mengalami kenaikan sebanyak 30%, dari
hasil tersebut dapat diketahui bahwa pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan berdampak
positif bagi kesejahteraan ekonomi nelayan, sehingga pada tahun 2020 kawasan konservasi
perairan (KKP) akan bertambah dari satu kawasan menjadi tujuh kawasan. Hal ini dapat kita
ketahui dari hasil focus group discussion pada bulan Desember 2019. Kawasan ini dapat
dimanfaatkan setelah 5 tahun sampai dengan 10 tahun penetapan Kawasan konservasi perairan
tersebut.

Dampak Upaya konservasi bagi kehidupan sebagai berikut

a. Pemulihan dan Pelestarian Spesies: Upaya konservasi berkontribusi pada pemulihan dan
pelestarian spesies yang terancam punah, termasuk flora dan fauna pesisir yang penting. Dengan
melindungi dan memulihkan populasi ekosistem pesisir tersebut dapat tetap seimbang.
b. Pemeliharaan habitat: konservasi membantu menjaga dan memelihara habitat alami pada
ekosistem pesisir seperti hutan bakau, terumbu karang, lahan basah, Hal ini penting karena
habitat ini berperan dalam menyediakan tempat bagi berbagai jenis makhluk hidup untuk hidup,
berkembang biak, dan berkembang biak.

c. Pengendalian polusi: upaya konservasi membantu mengendalikan polusi di ekosistem pesisir.


Melalui peraturan dan upaya pencemaran dari sumber seperti limbah dan limbah pertanian dapat
dikurangi, yang pada akhirnya dapat menjaga kualitas air dan tanah.

d. Pangan dan sumber daya ekonomi: ekosistem pesisir menyediakan makanan dan mata
pencaharian bagi banyak manusia. Upaya konservasi yang bijaksana dapat membantu
memastikan berlanjutnya eksploitasi sumber daya ini, yang pada gilirannya mendukung mata
pencaharian lokal dan keamanan.

e. Keseimbangan ekosistem: konservasi membantu menjaga ekosistem pesisir, yang tidak hanya
bermanfaat bagi keanekaragaman hayati tetapi juga manusia. Ekosistem yang sehat dan
berkelanjutan lebih tahan terhadap bencana seperti angin topan dan tsunami.

f. Ekowisata: Ekosistem pesisir yang terpelihara dengan baik seringkali menjadi daya tarik
ekowisata. Pendapatan ekowisata dapat membantu mendukung konservasi dan memberikan
insentif ekonomi untuk perlindungan lingkungan.

Penting untuk mengingat bahwa upaya konservasi harus berkelanjutan dan melibatkan partisipasi
aktif masyarakat lokal, pemerintah, dan organisasi lingkungan hidup.

4. konservasi yang berkelanjutan

Kerusakan lingkungan telah terjadi di wilayah pesisir yang diakibatkan oleh perilaku
manusia di wilayah pesisir dan di daerah sekitarnya. Kerusakan lingkungan tersebut dapat
mengancam fungsi lingkungan hidup wilayah pesisir. Fungsi lingkungan hidup akan mengancam
kelestarian tipologi ekosistem pesisir, yang meliputi ekosistem yang tidak tergenang air dan
ekosistem yang tergenang air. Konservasi wilayah pesisir sebagaimana telah diuraikan
sebelumnya adalah upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan serta ekosistemnya untuk
menjamin keberadaan dan kesinambungan sumberdaya pesisir dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman hayati (Departemen Kelautan dan Perikanan,
2007: 3)

Strategi Konservasi Wilayah Pesisir yang Berkelanjutan

Untuk melaksanakan konservasi wilayah pesisir yang berkelanjutan, diajukan beberapa strategi
sebagai berikut.

1) Strategi pemanfaatan secara lestari dengan cara:

a Merumuskan kebijakan pemanfaatan wilayah pesisir yang berkelanjutan:

(1) Membuat aturan atau ketentuan dalam pemanfaatan wilayah pesisir.

(2) Menerapkan kearifan lokal masyarakat adat dalam pemanfaatannya.

(3) Memberikan insentif dan disinsentif dalam pemanfaatan.

b Membuat mekanisme kordinasi antara perencanaan dan pemanfaatan wilayah pesisir:

(1) Membuat analisis situasi wilayah pesisir.

(2) Membuat perencanaan program pemanfaatan

(3) Membuat rencana pemanfaatan wilayah pesisir.

(4) Monitoring dan evaluasi kesesuaian antara perencanaan dan pemanfaatan.

c Mengembangkan kemitraan dalam pemanfaatan pesisir:

2) Strategi perlindungan dengan cara:

a Menetapkan wilayah pesisir yang membutuhkan perlindungan mendesak (urgen):

(1) Identifikasi tipologi wilayah pesisir yang telah mengalami kerusakan;

(2) Merumuskan langkah-langkah berkelanjutan dalam melindungi wilayah pesisir.

b Menetapkan zonasi perlindungan wilayah pesisir

(1) Memetakan wilayah pesisir yang membutuhkan perlindungan;

(2) Menetapkan spesies tumbuhan dan hewan yang dilindungi


3) Strategi pelestarian yang diajukan:
a. Menerapkan kebijakan insentif dan disinsentif dalam pelestarian.
b. Membangun sarana dan prasarana pelestarian in situ untuk melestarikan keanekaragan hayati
wilayah pesisir.
c. Meningkatkan apresiasi dan kesadaran nilai dan kebermaknaan keanekaragaman hayati
wilayah pesisir:
(1) Membangun kesadaran masyarakat tentang nilai keanekaragaman hayati dalam budaya
kontemporer
(2) Menggunakan sistem pendidikan formal di dalam kelas
(3) Menggunakan kegiatan-kegiatan di luar sekolah
Berdasarkan uraian di atas, konservasi wilayah pesisir yang berkelanjutan dapat
dilaksanakan dengan menggunakan stategi yang tepat. Strategi pemanfaatan yang lestari antara
lain merumuskan kebijakan konservasi wilayah pesisir yang berkelanjutan, membuat mekanisme
kordinasi antara perencanaan dan pemanfaatan wilayah pesisir dan mengembangkan kemitraan
dalam pemanfaatan pesisir; Strategi perlindungan, meliputi menetapkan wilayah pesisir yang
membutuhkan perlindungan mendesak (urgen), dan menetapkan zonasi perlindungan; serta
Strategi pelestarian antara lain menerapkan kebijakan insentif dan disinsentif dalam pelestarian,
membangun sarana dan prasarana pelestarian in situ untuk melestarikan keanekaragaman hayati
wilayah pesisir dan meningkatkan apresiasi dan kesadaran nilai dan kebermaknaan
keanekaragaman hayati wilayah pesisir.
Untuk melaksanakan strategi konservasi wilayah pesisir yang berkelanjutan, harus
didukung komitmen dari stakeholder (pihak-pihak yang terkait) wilayah pesisir diiringi dengan
penerapan etika lingkungan berdasarkan prinsip ekosentrisme. Sebagaimana yang diungkapkan
Keraf (2010: 93) bahwa prinsip ekosentrisme lebih memfokuskan kepada komunitas ekologis
secara holistik. Termasuk didalamnya pengembangan prinsip moral untuk kepentingan seluruh
komunitas ekologis.
Oleh karena itu, keberhasilan dalam menerapkan strategi konservasi wilayah pesisir perlu
didukung penerapan cara pandang, nilai dan perilaku hidup berdasarkan prinsip ekosentrisme.
Dengan demikian, gaya hidup yang kita lakukan semestinya selaras, serasi dengan alam,
sehingga kesadaran pentingnya ramah lingkungan harus terus dikumandangkan diberbagai
kesempatan, kegiatan dan secara merata di berbagai pelosok wilayah.
III. PENUTUP
Berbagai kegiatan yang dilakukan manusia sangat berpotensi mengancam sumberdaya
alam dan wilayah pesisir. Untuk itu perlu dilakukan pelindungan terhadap sumberdaya alam dan
wilayah pesisir salah satu yang dapat dilakukan yaitu melakukan Konservasi wilayah pesisir
mencakup pemanfaatan, perlindungan, pelestarian, serta terjaminnya ekosistem yang
berkesinambungan. Konservasi wilayah pesisir di sini mengacu pada konsep pembangunan
berkelanjutan. Pembangunan yang berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat memenuhi
kebutuhan generasi saat ini dan kebutuhan generasi mendatang.
Untuk melaksanakan strategi konservasi wilayah pesisir yang berkelanjutan, harus
didukung komitmen dari stakeholder (pihak-pihak yang terkait) wilayah pesisir diiringi dengan
penerapan etika lingkungan berdasarkan prinsip ekosentrisme

DAFTAR PUSTAKA

Basuni. 2012. Paradigma Baru Pembangunan Konservasi Sumber daya Alam Hayati.
Disampaikan pada Rapat Koordinasi Rencana Penelitian Integratif Puslitbang Konservasi
dan Rehabilitasi Tahun 2012 Unit Penelitian Teknis Lingkup Badan Litbang Kehutanan.
Jakarta, 16 Februari 2012
Besar, P. P. G. 2012. Strategi Konservasi Wilayah Pesisir Yang Berkelanjutan.
Katili, A.S., R. Utina, E. Nusantari, dan Y. Tamu. 2017. Potensi Ekosistem Pesisir sebagai Bahan
Pembelajaran Biologi di Sekolah Wilayah Pesisir. Seminar Nasional dan Kongres PBI
XXI. Manado 25 Agustus 2017.
Keraf A Sony. Etika Lingkungan Hidup. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, Oktober, 2010.
Sains, F., Tarumingkeng, I. R. C., dan Coto, I. Z. 2004. Ancaman Terhadap Su Mberdaya Alam
Pesisir.
Utina, R., Nusantari, E. M., Katili, A. S., dan Tamu, Y. 2018. Ekosistem dan Sumber Daya Alam
Pesisir Penerapan Pendidikan Karakter Konservasi. Yogyakarta: Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai