Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MAKALAH SUMBER DAYA ALAM HAYATI


UPAYA PENANGANAN PEMBABATAN HUTAN MANGROVE DENGAN
KONSERVASI DAN PEMANFAATAN BERKELANJUTAN

Disusun oleh:
1. Bani M Asror (23030234137)
2. Citra Nur Maulidiyah (23030234152)
3. Deasya Aulia Frisky Santoso (23030234166)
KE 2023

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Rasional
Sumber Daya Alam (SDA) merupakan aset yang tak ternilai bagi kehidupan
manusia. Dari hutan hujan yang menyimpan keanekaragaman hayati yang luar biasa
hingga lahan pertanian yang subur yang menyediakan pangan bagi jutaan orang,
SDA memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan
menyokong keberlangsungan kehidupan manusia. Namun, pengelolaan SDA yang
tidak berkelanjutan telah menimbulkan dampak serius terhadap lingkungan, sosial,
dan ekonomi.
Sumber daya alam Indonesia meliputi beragam kekayaan alam yang
terdapat di daratan, perairan, dan wilayah lautnya. Sebagai negara kepulauan
terbesar di dunia, Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat beragam dan
melimpah. Dari segi keanekaragaman hayati, Indonesia merupakan salah satu
negara terkaya di dunia dengan jumlah spesies flora dan fauna yang tinggi.
Indonesia, sebagai negara maritim dengan garis pantai yang panjang,
memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, termasuk hutan mangrove.
Mangrove merupakan ekosistem pesisir yang penting karena memiliki peran
strategis dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan menyediakan berbagai
manfaat bagi kehidupan manusia serta keberlangsungan ekosistem laut.
Hutan mangrove di Indonesia tersebar luas di sepanjang pesisir pulau-pulau
besar seperti Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Papua. Indonesia
memiliki sekitar 3,4 juta hektar hutan mangrove, yang merupakan salah satu yang
terluas di dunia. Keberadaan hutan mangrove di Indonesia memberikan kontribusi
penting dalam menyediakan habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna, termasuk
ikan, burung, dan mamalia laut.
Selain itu, hutan mangrove juga berperan dalam melindungi pantai dari
abrasi, badai, dan gelombang tinggi, serta menyediakan layanan ekosistem lainnya
seperti penyimpanan karbon, penyediaan kayu bakar dan bahan bangunan, serta
sumber pendapatan bagi masyarakat lokal melalui kegiatan perikanan, pariwisata,
dan budidaya kerang.
Namun, hutan mangrove di Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang
mengancam keberlangsungannya. Praktik penebangan ilegal, konversi lahan untuk
pembangunan industri atau pemukiman, pencemaran air laut dan sungai, serta
perubahan iklim menjadi permasalahan utama yang mengancam keberlangsungan
hutan mangrove.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja jenis sumber daya alam hayati di Indonesia?


2. Apa saja manfaat sumber daya alam hayati bagi kehidupan manusia?
3. Bagaimana upaya-upaya konservasi, rehabilitasi, dan pengelolaan
berkelanjutan dapat dilakukan untuk melindungi dan memulihkan hutan
mangrove serta manfaat-manfaatnya bagi lingkungan dan masyarakat
setempat?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui jenis sumber daya alam hayati di Indonesia
2. Mengetahui manfaat sumber daya alam hayati bagi kehidupan manusia
3. Memahami upaya-upaya konservasi, rehabilitasi, dan pengelolaan
berkelanjutan dapat dilakukan untuk melindungi dan memulihkan hutan
mangrove serta manfaat-manfaatnya bagi lingkungan dan masyarakat
setempat

1.4 Manfaat
Makalah ini dibuat agar pembaca dapat meningkatkan kesadaran tentang
krisis lingkungan dan pentingnya keberlanjutan dalam pemahaman kompleksitas
serta multidimensi masalah ini. Diharapkan pula meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan untuk analisis dan penelitian
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Manfaat Sumber Daya Alam Hayati


Sumber daya alam merupakan segala sesuatu yang sudah tersedia di alam
semesta terdiri atas daya hayati dan daya non-hayati yang secara keseluruhan
membentuk ekosistem dan dapat diperoleh manfaatnya untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi dari lingkungan
hidupnya (Dharmawibawa, 2019). Sumber daya alam hayati mencakup beragam
organisme,ekosistem, dan proses ekologis yang menopang kehidupan di bumi.
Berdasarkan jenisnya, sumber daya alam dibedakan menjadi dua jenis yaitu sumber
daya alam non-hayati yang mencakup benda-benda mati (abiotik) seperti; tanah,
air, mineral, dan bahan tambang. Jenis sumber daya alam yang kedua yaitu sumber
daya alam hayati, sumber daya ini mencakup makhluk hidup seperti tumbuh-
tumbuhan, mikroba dan hewan (Hendarni dan Rahman, 2019).
Sumber daya alam hayati merupakan segala kekayaan alam yang dihasilkan
oleh makhluk hidup (biotik) dan dapat dimanfaatkan untuk mendukung
keberlangsungan hidup manusia.Indonesia memiliki sekitar 74 sistem ekosistem
yang khas, dimulai dari ekosistem laut, pantai,mangrove, ekosistem dataran
termasuk hutan, gambut, danau hutan pegunungan bawah,hutan pegunungan atas.
Menurut data National Geographic Indonesia tahun 2019 yang dikutip oleh Agus
setiawan dalam Indonesian Journal of Conservation, peringkat keanekaragaman
hayati daratan Indonesia menempati nomor peringkat kedua setelah Brazil.Jika
keanekaragaman tersebut ditambahkan dengan keanekaragaman hayati lautannya,
maka Indonesia menjadi negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia.
Indonesia memiliki 1.750 jenis tumbuhan yang telah dipertemukan, 15 spesies
mamalia, 1.500 spesies burung, 600 spesies reptil, dan 270 spesies amphibi serta 97
spesies ikan terumbu karang dan 1.400 spesies ikan air tawar yang hanya terdapat
di Indonesia (Setiawan, 2022).
Sumber daya alam hayati memberikan banyak manfaat bagi
keberlangsungan hidup manusia, manfaat tersebut antara lain;
1. Sebagai bahan pangan
Salah satu manfaat utama sumber daya alam hayati adalah sebagai
bahan pangan bagi manusia. Tumbuhan Merupakan makhluk yang dapat
memproduksi makanannya sendiri melalui fotosintesis, hal ini menjadikan
tumbuhan sebagai produsen pada rantai makanan yang nantinya dapat
dikonsumsi oleh manusia dan hewan. Bahan pangan yang berasal dari
tumbuhan disebut nabati, bahan nabati antara lain; sayuran, buah-buahan,
biji-bijian, umbi-umbian, rimpang, santan, dan lain-lain. Bahan pangan
nabati mengandung banyak zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh seperti
sumber karbohidrat yang didapatkan dari kentang, beras, ketela. Vitamin
dari berbagai jenis buah-buahan, serta serat dari sayuran.
Bahan pangan yang berasal dari hewan disebut bahan pangan
hewani, salah satu produk hewani adalah daging, telur, susu, keju. Bahan
pangan hewani mengandung banyak manfaat bagi tubuh manusia, protein
dalam telur, kalsium pada susu, omega-3 pada ikan.
2. Sebagai bahan sandang
Selain makanan, pakaian merupakan kebutuhan kebutuhan primer manusia.
Sumber daya alam hayati juga dapat dijadikan sebagai bahan utama
pembuatan pakaian seperti kapas, ulat sutra, bulu domba.
3. Bahan pembuatan obat
Sumber daya alam hayati turut menyumbang peran penting untuk
menunjang dunia kesehatan. Tanaman yang sering dijadikan sebagai obat
adalah kencur, kunyit, temulawak, jahe, kumis kucing dan masih banyak
lagi. Tanaman obat sangat penting sebagai bahan baku industri jamu
tradisional dan farmasi.
4. Bahan kayu olahan
Sumber daya alam nabati juga termasuk sumber komoditas kayu
olahan yang diperoleh dari hutan. Indonesia dikenal sebagai wilayah tropis
yang menyimpan banyak kayu hutan, rotan, damar, dan pinus. Bahan kayu
banyak digunakan dalam pembuatan perabotan rumah tangga, rotan
digunakan sebagai bahan pembuatan kursi, serta damar sebagai bahan korek
api.
Sumber daya alam memiliki banyak manfaat bagi manusia, namun
pemanfaatan sumber daya alam tidak dapat dilakukan dengan sembarangan
dan harus mempertimbangkan beberapa prinsip berikut;
1. Selektif
Selektif dilakukan dengan membuat perancangan matang dalam
pemanfaatan sumber daya alam dan menggunakannya sesuai kebutuhan.
2. Kelestarian
Sumber daya alam akan digunakan dalam jangka waktu panjang, oleh
karena itu pengambilan sumber daya alam harus memperhatikan
kelestariannya.
3. Penghematan
Dalam pengambilan sumber daya alam harus sesuai kebutuhan sehingga
tidak terjadi pemborosan yang berakibat pada kerusakan kuantitas sumber
daya alam hayati.
4. Memperbaharui
Kegiatan yang dapat digunakan untuk memperbaharui sumber daya alam
hayati antara lain; reboisasi dan penangkaran hewan/tumbuhan.
Sikap yang baik dalam pemanfaatan sumber daya alam hayati akan
membantu mempertahankan kestabilan ekosistem sehingga sumber daya alam akan
bertahan dalam waktu yang panjang.
2.2. Kasus
1. Pembabatan hutan mangrove di Batam

Gambar 1. pembabatan hutaan mangrove di Batam (Saturi, 2023)

Hutan mangrove, yang merupakan hutan rawa pantai yang tumbuh di daerah
pasang surut di sepanjang garis pantai tropis dan subtropis, memiliki peran yang
sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir. Namun, dalam
beberapa dekade terakhir, hutan mangrove menghadapi berbagai tantangan yang
mengancam keberlangsungannya. Salah satu permasalahan utama adalah
penebangan ilegal dan konversi lahan untuk pembangunan industri atau
pemukiman. Praktik-praktik ini mengakibatkan hilangnya luas hutan mangrove
yang signifikan setiap tahunnya, menyebabkan degradasi habitat dan kerusakan
ekosistem. Di Kampung Tua Tiangwangkang, Tembesi, Kecamatan Sagulung,
Kota Batam, misal, Oktober lalu Balai Penegakan Hukum (Gakkum) KLHK
menemukan pembabatan hutan mangrove di kawasan tersebut yang
mengakibatkan hilangnya mangrove dengan skala yang cukup besar.
Kerusakan hutan mangrove memiliki dampak yang luas, baik secara
ekologis maupun sosial ekonomi. Hilangnya habitat bagi spesies yang bergantung
pada ekosistem mangrove dapat mengancam keberlangsungan populasi dan
keragaman hayati, sementara hilangnya manfaat ekosistem seperti perlindungan
pantai dan penyangga terhadap bencana alam dapat meningkatkan risiko kerugian
bagi masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah pesisir.
Oleh karena itu, perlindungan, konservasi, dan rehabilitasi hutan mangrove
menjadi sangat penting untuk memastikan keberlangsungan ekosistem ini. Upaya-
upaya tersebut mencakup pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan,
penegakan hukum terhadap aktivitas ilegal, serta edukasi dan partisipasi
masyarakat dalam upaya konservasi. Dengan demikian, dapat diharapkan bahwa
hutan mangrove akan tetap berperan sebagai penyangga penting bagi ekosistem
pesisir dan menyediakan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan.
2.3. Solusi
Setiap komponen penyusun ekosistem memegang peranan penting dalam
menjaga stabilitas dan ketahanan kehidupan di bumi. Ketika suatu komponen
terganggu atau hilang maka akan mengakibatkan efek domino dengan dampak yang
luas, mengganggu stabilitas ekosistem yang ada dan secara langsung maupun tidak
langsung akan berdampak pada kehidupan manusia. Oleh karena itu diperlukan
adanya konservasi sumber daya hayati, konservasi merupakan upaya memelihara,
mendukung, melestarikan lingkungan secara seimbang untuk mewujudkan
kelestarian sumber daya alam hayati sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
dan mutu kehidupan manusia (Rukmini et al., 2021). Dalam praktiknya, konservasi
melibatkan seluruh komponen dalam masyarakat. Konservasi sumber daya alam
hayati melibatkan pendekatan multifaset yang mencakup penelitian ilmiah, praktik
berkelanjutan, inisiatif kebijakan dan tanggung jawab individu (Fitri, 2023).

Adapun langkah konservasi yang dapat diambil dalam menangani kasus


pembabatan hutan mangrove adalah sebagai berikut:
1. Melakukan rehabilitasi
Jika sebelumnya lahan yang akan direhabilitasi pernah ditumbuhi
pohon mangrove maka tujuan rehabilitasi adalah memfasilitasi kehadiran
kembali tumbuhan mangrove di tempat tersebut. Hal yang semestinya
adalah bahwa lahan mangrove yang telah mengalami kerusakan bila
kemudian tidak terjadi pemulihan alamiah maka harus segera diintervensi
dengan cara merehabilitasinya. Jika tidak dilakukan maka kita akan
semakin sulit merehabilitasinya karena perubahan ekstrim pada kondisi
fisik lahan, dan kemungkinan terburuk yang dapat terjadi adalah kita akan
kehilangan lahan tersebut selamanya.
2. Melakukan penanaman kembali
Setelah melakukan survei rehabilitasi, maka langkah selanjutnya
adalah melakukan penanaman artifisial di kawasan hutan mangrove yang
mengalami pembabatan.
3. Melakukan penegakan hukum
Salah satu aspek penting dalam mengatasi permasalahan
lingkungan, khususnya terhadap menurunnya keanekaragaman hayati
adalah dengan penegakan hukum. Penegakan hukum merupakan suatu
proses upaya untuk menegakkan norma-norma hukum secara nyata
sebagai pedoman perilaku dalam hubungan hukum kehidupan
bermasyarakat.
4. Konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan
Upaya konservasi mangrove merupakan sebuah keharusan karena
kehadiran ekosistem ini sangatlah penting, baik secara langsung dapat
dimanfaatkan dan perannya sebagai penyanggah produktivitas ekosistem
lainnya di wilayah pantai maupun pelindung pantai dari kerusakan fisik,
atau secara tidak langsung terkait dengan mitigasi bencana melalui
kemampuannya menyimpan karbon.
2.4. Upaya Konservasi
1. Rehabilitasi hutan mangrove
Hal yang harus dilakukan dalam rehabilitasi adalah survei. Survei
awal penilaian lahan menjadi hal penting yang harus dilakukan secara
cermat karena hasilnya akan digunakan dalam pengambilan keputusan
rencana rehabilitasi yang akan dilakukan termasuk aspek pendekatan teknis
yang tepat. Hal yang harus diperhatikan dalam survei adalah:
● Penyebab terjadinya kerusakan pada lahan mangrove
Kronologis kejadian penebangan atau kerusakan penting
untuk diungkap karena dapat dihubungkan dengan fakta-fakta lain
yang berkaitan seperti kebijakan, cara pandang masyarakat terhadap
manfaat dan fungsi mangrove, atau mungkin fenomena-fenomena
alam tertentu seperti kekeringan.
● Kondisi kesehatan dan struktur komunitas mangrove alami
Identifikasi semua spesies mangrove yang menyusun
komunitas mangrove yang diamati secara langsung di lapangan bila
memungkinkan atau dengan mengoleksi spesimen dan
mengidentifikasinya secara morfologi menggunakan beberapa buku
panduan identifikasi mangrove (contoh: Van Stennis, 1955-58; Ding
Hou, 1958; Percival and Womersley, 1975; Fernando and Pancho,
1980; Blasco, 1984; Tomlinson, 1986; Mabberley dkk., 1995; Noor
dkk., 2006)
● Kondisi fisik substrat permukaan
Lahan mangrove yang telah terbuka oleh karena sesuatu
sebab pada umumnya akan menampilkan karakter tertentu. Pada
kebanyakan kasus, substrat permukaan lahan menampilkan corak-
corak tertentu yang perlu diperhatikan di lapangan saat survei.
● Topografi/landscape permukaan lahan
Lahan mangrove alami pada umumnya memiliki permukaan
yang tidak kasar/bergelombang dengan kemiringan yang semakin
meningkat ke arah darat. Kehadiran gundukan tanah dengan
ketinggian tertentu atau turunnya permukaan tanah hingga
kedalaman tertentu akan menyulitkan anakan mangrove untuk
tumbuh.
● Sistim hidrologi
Gangguan sirkulasi massa air pada suatu lahan mangrove
biasanya berkaitan dengan perubahan pada topografi lahan,
terbentuknya aliran-aliran air baru atau genangan saat surut.
● Ancaman aksi gelombang, abrasi atau sedimentasi
Aksi gelombang yang aktif menghempas lahan mangrove
(dan pergerakan arus susur pantai yang kuat dan proses sedimentasi
yang cepat, semuanya merupakan faktor ancaman fisik yang dapat
secara langsung menyebabkan kerusakan pada lahan mangrove
termasuk benih maupun tegakan mangrove yang tumbuh alami.
2. Penanaman Artifisial
Langkah-langkah dalam penanaman artifisial adalah sebagai berikut;
● Penyediaan bibit
Bibit yang digunakan dapat berupa ankan yang sudah berkecambah
dan masih menggantung, biji yang sudah jatuh dekat pohon induk, dan
anakan yang sudah berkecambah.
● Persemaian
Media persemaian dapat berupa kantong plastik bila tersedia, atau
menggunakan kulit batang pisang, atau ditanam langsung di bedeng-
bedeng yang telah disiapkan. Tanah sebaiknya berasal dari lokasi
tempat pengumpulan bibit atau anakan. Penambahan pupuk kandang
dapat mempercepat pertumbuhan bibit.
● Penanaman
Umur anakan yang sudah dapat dipindahkan pada umumnya, anakan
dengan jumlah daun 4 – 6. Anakan harus ditanam cukup kuat agar tidak
hanyut.
● Pemeliharaan lahan
Lahan hutan mangrove sebaiknya dijauhkan dari aktivitas manusia
maupun hewan yang berpotensi merusak kawasan hutan.
3. Penegakan hukum
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri
Pertanian dan Menteri Kehutanan dibuat pada tahun 1984 Nomor KB
550/246/KPTS/1984 dan Nomor 082/KPTS-II/1984, menghimbau
pelestarian jalur hijau selebar 200 meter sepanjang pantai, melarang
penebangan mangrove di Jawa, serta melestarikan seluruh mangrove yang
di pulau-pulau kecil berukuran kurang dari 1000 ha. Jalur hijau diperkuat
dengan lahirnya SK Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung, dan di dalamnya termuat jalur mangrove pantai minimal
130 kali rata-rata pasang yang diukur ke darat dari titik surut terendah.
4. Konservasi dan pemanfaatan mangrove berkelanjutan
Apabila digunakan secara bijaksana mangrove dapat dimanfaatkan
untuk berbagai hal antara lain; beberapa jenis pohon mangrove dapat
digunakan sebagai tanaman obat. Tanin yang merupakan bahan yang
diekstrak dari kulit kayu beberapa jenis mangrove tertentu, yang memiliki
beragam manfaat antara lain untuk bahan pembuatan tinta, plastik dan
perekat, bahan pencelup untuk pengawet jala ikan serta bahan penyamak
kulit. Hutan mangrove berguna sebagai penyedia unsur hara bagi ekosistem
mangrove itu sendiri, tempat berlindung dan asuhan bagi anak-anak ikan,
dan mendukung secara ekstensif jenis-jenis organisme akuatik lain
(Djamaluddin, 2018)
Kesimpulan
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang sudah ada di alam
semesta dan terdiri dari daya hayati dan non – hayati yang membentuk
ekosistem dan bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia
dengan menjaga kelestarian lingkungan. Sumber daya alam dibedakan
menjadi dua jenis yaitu, hayati yang mencangkup mahluk hidup dan non –
hayati yang mencangkup benda mati. Sumber daya alam hayati digunakan
sebagai bahan makanan,pakaian, obat – obatan, dan bahan kayu.
Penggunaan sumber daya alam harus dilakukan dengan prinsip selektif,
kelestarian, penghematan, dan regenerasi.
Sumber daya alam hayati, khususnya hutan mangrove, sangat
berharga untuk menjaga ekosistem pesisir dan kesejahteraan manusia.
Namun, hutan mangrove saat ini menghadapi berbagai ancaman seperti
penebangan ilegal dan konservasi lahan. Kerusakan hutan mangrove
memiliki dampak yang luas baik secara ekologis maupun sosial ekonomi,
seperti hilangnya habitat, penurunan keanekaragaman hayati, dan
meningkatnya resiko kerugian bagi masyarakat.
Karenanya, perlindungan, konservasi, dan rehabilitas hutan
mangrove sangatlah penting untuk memastikan kelangsungan ekosistem ini.
Upaya – upaya tersebut meliputi rehabilitas, penanaman kembali,
penegakan hukum terhadap aktivitas ilegal, dan juga konservasi serta
pemanfaatan yang berkelanjutan. Dengan langkah – langkah ini, diharapkan
hutan mangrove dapat terus berfungsi sebagai penyangga penting bagi
ekosistem pesisir dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat
dan lingkungan.
Referensi

Dharmawibawa, I. D. (2019). Kearifan Lokal Masyarakat Desa Seloto


Dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam Di Danau Lebo, 01(Juni 2019), 29-
35.
Djamaluddin, R. (2018). Mangrove Biologi, Ekologi, Rehabilitasi, Dan
Konservasi. Mangrove Biologi, Ekologi, Rehabilitasi, Dan Konservasi.
Fitri, D. A. (2023). Merangkul Konservasi Untuk Masa Depan Sumber
Daya Alam Hayati. Preprint
Hendarni, D., & Rahman, D. A. (2019). Sumber Daya Alam Dan
Lingkungan Hidup.
Rukmini, Sn, S., & Ade, A. M. (2021). Inovasi Dan Teknologi Kreatif
Konservasi Sumber Daya Alam. Penerbit Samudra Biru.
Saturi, S. (2023). Hutan Mangrove Batam Terus Terbabat, Berikut Foto
Dan Video. Mongabay. Retrieved February 14, 2024
Setiawan, A. (2022). Keanekaragaman Hayati Indonesia: Masalah Dan
Upaya Konservasinya. Indonesian Journal Of Conservation, 1, 13-21. Doi
10.15294/Ijc.V11i1.34532

Anda mungkin juga menyukai